Professional Documents
Culture Documents
VITAMIN
A. TUJUAN
1. Mengidentifikasi vitamin A, D, E,dan C secara kualitatif dengan reaksi
warna.
2. Menjelaskan reaksi kimia yang mendasari identifikasi vitamin dalam
makanan.
B. LANDASAN TEORI
Vitamin adalah senyawa organik yang diperlukan tubuh dalam jumlah
yang sangat kecil dan harus disuplai dari makanan karena tubuh tidak dapat
menyintesisnya. Suatu vitamin minimal menunjukkan satu fungsi metabolik
khusus. Istilah vitamin digunakan oleh Casimir Funk pada tahun 1912 yang
meneliti tentang penyakit beri- beri. Vita menunjukkan senyawa yang
diperlukan oleh tubuh, sedangkan amine berarti mengandung nitrogen, maka
kemudian istilah amine diganti dengan amin, sehingga lebih dikenal dengan
vitamin (Muchtadi, 2009).
Vitamin merupakan bahan makanan bukan penghasil energi, sehingga
harus diberikan dalam makanan sehari-hari untuk mendapatkan kesehatan
yang optimal. Vitamin merupakan senyawa-senyawa organik yang memegang
peranan penting dalam berlangsungnya berbagai proses vital di dalam tubuh.
Masing-masing vitamin memegang peranan yang spesifik yang pada akhirnya
dapat mepengaruhi organisme keseluruhannya. Vitamin memiliki peran
sangat penting untuk peertumbuhan, pemeliharaan kesehatan, dan fungsifungsi tubuh lainnya agar metabolisme berjalan normal (Sirajuddin, 2012).
Vitamin adalah komponen tambahan makanan yang berperan sangat
penting dalam gizi manusia. Banyak vitamin tidak stabil pada kondisi
pemprosesan tertentu dan
vitamin berfungsi sebagai koenzim yang tanpa vitamin itu enzim tersebut
tidak efektif sebagai biokatalis (deMan, 1997).
Dikatakan bahwa pada umumnya vitamin tidak dapat disintesis di dalam
tubuh, sehingga harus disediakan dari luar, biasanya dengan makanan.
Ternyata hal ini tidak mutlak benar. Ada beberapa vitamin yang dapat dibuat
di dalam tubuh, dengan mengubahnya dari ikatan organik lain. Ikatan organik
yang tidak bersifat vitamin, tetapi dapat diubah menjadi vitamin setelah
dikonsumsi, disebut provitamin (Sediaoetama, 2012).
Vitamin bukanlah sumber energi, tetapi vitamin melakukan fungsi
regulator (pengatur). Vitamin bekerja sama dengan enzim dalam beberapa
reaksi kimia. Vitamin juga penting untuk pertumbuhan, pemeliharaan
kesehatan, dan reproduksi. Vitamin harus ada dalam tubuh manusia walaupun
hanya dalam jumlah kecil karena memiliki fungsi khusus dan tidak dapat
digantikan (Pratiwi, 2007).
Prekursor (pembentuk) vitamin dikenal dengan sebutan provitamin, yaitu
senyawa yang secara kimia mirip dengan bentuk aktif biologisnya (yaitu
vitamin), tetapi tidak dapat berfungsi sebelum tubuh mengubahnya menjadi
bentuk aktifnya. Konversi (perubahan) provitamin menjadi vitamin terjadi
pada bagian tubuh yang berbeda pula, tergantung pada jenis vitamin efesiensi
yang berbeda pula, tergantung pada jenis vitamin masing-masing. Sebagai
contoh, betakaroten diubah menjadi vitamin A di dalam dinding usus (dengan
cara memecah molekulnya menjadi dua bagian). Prekursor vitamin D yang
terdapat di dalam kulit (7-dehidrokolesterol) dibah menjadi vitamin D yang
aktif pertama-tama karena aksi sinar ultraviolet dari matahari, kemudian
diubah dalam tubuh (pertama-tama dalam hati kemudian di dalam ginjal).
Asam amino triptofan (prekursor niasin), diubah menjadi niasin di dalam hati
atas bantuan vitamin B6.
Ada dua golongan vitamin, yaitu vitamin yang larut dalam lemak dan
vitamin yang larut dalam air. Vitamin yang larut dalam lemak dan tidak larut
dalam air adalah vitamin A, D, E, dan K. Sedangkan vitamin yang larut dalam
air adalah B (thiamin, riboflavin, niacin, piridoksin, asam pantothenat, biotin,
sianokobalamin, choline, inositol) dan vitamin C. Kedua golongan vitamin ini
mempunyai sifat umum yang berbeda-beda. Ada beberapa senyawa yang
berhubungan dengan vitamin, yaitu antivitamin, yang kerjanya dapat merusak
struktur vitamin, dan antagonis vitamin, yang kerjanya dapat dapat
berkompetisi dengan vitamin (Proverawati dan Kusumawati, 2011).
Vitamin yang larut dalam lemak memiliki sifat-sifat, yaitu larut dalam
lemak dan pelarut lemak, dapat disimpan dalam tubuh, dieksresikan sedikit ke
dalam asam empedu, gejala defisiensi lambat munculnya, tidak harus disuplai
tiap hari dalam makanan, mempunyai prekursor atau provitamin. Hanya
mengandung elemen C, H, dan O, diserap oleh usus dan diteruskan ke dalam
sistem limfatik, beracun dalam dosis relatif rendah. Sedangkan vitamin yang
dapat larut dalam air memiliki sifat, di antaranya adalah larut dalam air,
disimpan dalam jumlah yang sedikit, dieksresikan ke dalam urin, gelaja
defisiensi cepat terlihat, harus disuplai setiap hari dalam makanan, umumnya
tidak mempunyai prekursor, mengandung elemen C, H, O, dan N (serta Co
dan S), diserap oleh usus dan diteruskan ke dalam sistem aliran darah, dan
beracun dalam dosis yang relatif tinggi (Muchtadi, 2009).
1. Vitamin yang tidak larut dalam air tetapi larut dalam lemak
a) Vitamin A
Vitamin A (akseroftol) digunakan untuk menamakan dua jenis senyawa;
yaitu retinol (vitamin A1) dan 3-dehidroretinol (vitamin A2). Selain itu, juga
dikenal vitamin A1 aldehida yang lebih sering disebut retinal (retinen).
Sumber vitamin A adalah jaringan hewan dan tidak terdapat pada jaringan
tanaman. Karotena sebagai provitamin A atau vitamin A inaktif terdapat
dalam tanaman bersama-sama klorofil. Sumber karotena yang penting bagi
manusia dan hewan adalah semua sayuran yang berwarna kuning atau hijau,
misalnya wortel, selada, bayam, dan kubis. Minyak kelapa sawit juga
banyak mengandung karotena (Sumardjo, hlm: 352, 2009).
dan
pendedahan
terhadap
cahaya
merusak
n
Gambar I.1 Alat-alat Percobaan
Keterangan :
a) Tabung reaksi
b) Pipet ukur 1 ml
c) Pipet ukur 5 ml
d) Lumpang dan alu porselen
e) Spatula
f) Beaker glass 100 ml
g) Penangas spiritus
h) Penjepit
i) Ballfiller
j) Gelas arlogi
k) Timbangan
l) Pipet tetes
m) Gelas ukur 10 ml
n) Kaki tiga
1. Bahan
a)
b)
c)
d)
e)
f)
g)
h)
i)
j)
k)
Minyak ikan
Serbuk SbCl3
Larutan CHCl3
Vitamin A
Larutan H2O2
Kapsul Nature E
Alkohol 95
Asam Nitrat
Vitamin C
Fehling A dan Fehling B
Aquades
D. PROSEDUR KERJA
A. Vitamin A
Minyak ikan
Vitamin A
Campuran
Reagen Carr-Price
Campuran
Hasil
Gambar I.3 Skema Kerja Vitamin A
B. Vitamin D
Minyak ikan
Larutan H2O2
Dipanaskan hingga
gelembung tidak ada tapi
belum mendidih
Campuran
Reagen Carr-Price
Campuran
Hasil
Gambar I.4 Skema Kerja Vitamin D
C. Vitamin E
Vitamin E
Alkohol
Campuran
Campuran
Asam Nitrat
Hasil
Gambar I.5 Skema Kerja Vitamin E
D. Vitamin C
Vitamin C
Fehling
Campuran
dipanaskan
Hasil Reaksi
Hasil
Gambar I.6 Skema Kerja Vitamin C
E. DATA PENGAMATAN
Tabel I.7 Data Pengamatan Uji Vitamin
NO
1
Perlakuan
Vitamin A
Pembuatan Carr Price
2,5752 gram SbCl3 + 5 ml
Pengamatan
Larutan Carr Price berwarna putih keruh
larutan CHCl3
Gerus vitamin A dan
masukkan ke dalam
tabung reaksi yang diberi
minyak ikan
Dan ditambahkan 1 ml
reagen Carr Price
Vitamin D
Masukkan minyak ikan ke
dalam tabung reaksi
Ditambahkan 5 ml larutan
H2O2 dan dipanaskan
hingga tidak ada
gelembung
Didinginkan dengan air
kran yang mengalir
Tambahkan 1 ml Carr
Price
Vitamin E
Masukkan sampel vitamin
E ke dalam tabung reaksi
Ditambahkan 0,5 ml
etanol dan kocok baikbaik
Tambahkan 1 ml HNO3
Vitamin C
Vitamin C yang digerus
dimaksukan kedalam
gelas ukur ditambah 5 ml
aquades
Fehling (fehling A +
fehling B)
Masukkan vit C ke tabung
reaksi dan ditambah
dengan reagen fehling
Kocok dan panaskan
dalam penangas
DAFTAR PUSTAKA
Saifuddin.
2012. Penuntun
Praktikum
Biokimia.
Makassar:
Universitas Hasanuddin.
Odland, D. dan Eheart, M.S. 1975. Ascorbic acid, mineral and quality retention in
frozen broccoli blanched in water, steam and ammonia steam. J. Food Sci. 40,
1004-1007.