Professional Documents
Culture Documents
ANGGOTA KELOMPOK:
1. Testi Kurnia F. H0606033
2. Winantri H0606035
3. Widhi Cahyani H0606073
4. Kinanthi Diah C. H0606085
A. Pendahuluan
Dalam beberapa tahun terakhir produksi kedelai Indonesia terus
merosot sehingga belum mampu memenuhi kebutuhan. Padahal Indonesia
memiliki berbagai jenis kacang-kacangan yang berpotensi untuk
menggantikan atau paling tidak mendampingi penggunaan kacang kedelai
sebagai bahan pangan. Salah satu kacang-kacangan di Indonesia yang belum
begitu banyak dimanfaatkan sebagai sumber pangan layaknya kedelai adalah
kacang gude. Kacang gude mengandung protein, karbohidrat, lemak, dan
vitamin yang cukup tinggi (Harian Pikiran Rakyat, 2001 dalam Kunia, 2008).
Bahkan Anonim (1997) menyebutkan bahwa kandungan proteinnya hingga
22%. Selain itu, tanaman kacang gude mudah sekali tumbuh dan sangat
produktif. Tanaman kacang gude membutuhkan sedikit air atau penyiraman
karena akarnya yang masuk sangat dalam ke tanah (Jose, 2009).
Di Indonesia kacang gude memiliki dikenal dengan nama lain: kacang
hiris (Sunda), kacang bali, ritik lias (Sumatera); Kacang gude, gude, kacang
kayu (Jawa), kance (Bugis); Kacang bali, ritik lias (Sumatera); kacang kaju
(Madura); Kekace, undis (Bali); lebui, legui, kacang iris, kacang turis; Puwe
jai (Halmahera), dan fou hate (Ternate, Tidore) (Rensisca, 2008).
Di luar negeri kacang gude dikenal sebagai: shu tuo (China), kagios,
kalios, kadios, gablas (Tagalog); straucherbse (Jerman), pigeon pea (Inggris)
(Rensisca, 2008). Kacang gude ini merupakan salah satu makanan tradisional
di Puertorico. Dan di India kacang gude merupakan sumber makanan utama.
Demikian pula di Afrika Selatan dan Amerika Tengah kacang gude sudah
cukup populer (Harian Pikiran Rakyat, 2001 dalam Kunia, 2008).
Dengan melihat pemanfaatan kacang gude yang sudah ada di
Indonesia, serta membandingkan dan mempelajari pemanfaatannya di negara-
negara lain, diharapkan dapat membuka wawasan kita tentang potensi lama
yang perlu dioptimalkan serta potensi baru yang bisa ditemukan dari kacang
gude.
Kacang Gude
Direndam 1 malam
Diinokulasikan kapang
Koji
Dikeringkan
Moromi
Disaring
Dikentalkan
Kecap
Dipanen
Dibersihkan
Didinginkan
Dihaluskan
Dikeringkan
Disangrai
Dihaluskan
Diayak
G. Penutup
Tanaman kacang gude mudah tumbuh dan sangat produktif karena
memiliki toleransi yang tinggi pada kondisi lingkungan yang buruk. Kacang
gude mengandung protein tinggi sekitar 22% serta memiliki kombinasi gizi
yang optimal. Polong muda kacang gude dapat langsung dimakan. Sedangkan
polong tua diolah menjadi berbagai jenis makanan olahan pengganti kedelai
yaitu tempe dan kecap. Kacang gude juga dapat diolah menjadi kopi dan
tepung. Kacang gude punya peluang dikembangkan menjadi pangan
fungsional.
Daftar Pustaka
Anonim, 1997. Cajanus cajan (L.) Millsp (Center for New Crops and Plants
Products).http://www.hort.purdue.edu/newcrop/duke_energy/Cajanus_ca
jan. Diakses pada Senin, 14 September 2009.
. 2006. Kecap Bebas Kanker. www.lipi.go.id/www.cgi?
berita&1143211824. Diakses pada Senin, 14 September 2009.
. 2008. Alternatif Kacang-kacangan Non Kedelai untuk Tahu dan Tempe.
www.litbang.deptan.go.id/berita/one/597/. Diakses 8 September 2009.
. 2009. Cajanus cajan (L.) Millsp. Pigeonpea.
http://plants.usda.gov/java/profile?symbol=CACA27. Diakses 8
September 2009.
Acta R. D. 2008. Kacang Gude Sebagai Bahan Pangan Alternatif.
http://trias.blog.unair.ac.id/2008/10/14/tugas-epg/. Diakses 8 September
2009.
Agron, Edmon. 2009. Promoting Pigeon Pea Coffee as A Nutritious Alternative
Beverage Explored. Bureau Agricultural Research Chronicle A Monthly
Publication. Vol. 10 No. 7 July 2009. http://www.bar.gov.ph/
barchronicle/latest_issue/jul2009_news4.asp. Diakses pada Senin, 14
September 2009.
Atmojo L.D. 2007. Pengaruh Subtitusi Tepung Tempe Dan Penggunaan Minyak
Goreng Terhadap Kualitas Organoleptik Dan Nilai Gizi Bolu Kukus.
http://digilib.unnes.ac.id/gsdl/collect/skripsi.1/import/3073.pdf. Diakses 8
September 2009.
Burgess, Ann dan Peter Glasauer. 2004. The Family Nutrition Guide.
http://www.fao.org/docrep/007/y5740e. Diakses pada Rabu, 30 September
2009.
John K. 2002. Cajanus cajan (L.) Millsp. (Pigeon Pea).
www.fs.fed.us/global/iitf/pdf/shrubs/Cajanus%20cajan.pdf. Diakses pada
Senin, 14 September 2009.
Kazuma, 2009. [List] Tanaman Obat. http://forum.al-ulama.net/viewtopic.php?
f=20&t=47&start=80&sid=9e52b32156d5e046a15b5d88d3fcce18.
Diakses 8 September 2009.
Kunia, Pabean. 2008. Potensi Kacang Hiris untuk Obat dan Pangan.
http://kabelan-kunia.blogspot.com/2008/11. Diakses pada Sabtu, 3
Oktober 2009
Odeny, Damaris Achieng. 2007. The potential of pigeonpea (Cajanus cajan (L.)
Millsp.) in Africa. Natural Resources Forum 31 (2007) 297–305.
http://www.zef.de/module/register/media/63c0_narf_157.pdf. Diakses 29
September 2009.
Puras, Jose. 2009. Gandules / Pigeon Peas.
www.caribbeanseeds.com/gandules.htm. Diakses 8 Sepetember 2009.
Purwoko, Tjahjadi dan Noor Soesanti Handajani. 2007. Kandungan Protein
Kecap Manis Tanpa Fermentasi Moromi hasil Fermentasi Rhizopus
oryzae dan R. oligosporus. Biodiversitas. Vol/No: 8/2. Pg: 223-227.
http://www.unsjournals.com. Diakses 4 Oktober 2009.
Singh, Faujdar dan B. Diwakar. 1993. Nutritive Value and Uses of Pigeonpea and
Groundnut. International Crops Research Institute for the Semi-Arid
Tropics. India. http://www.icrisat.org/Training/sds.14.pdf Diakses 4
Oktober 2009
Syarief, R. dan Anies I. 1988. Pengetahuan Bahan untuk Industri Pertanian. PT
Mediyatama Sarana Perkasa. Jakarta
Taylor, Leslie. 2005. Tropical Plant Database: GUANDU (Cajanus cajan).
www.rain-tree.com/guandu.htm. Diakses pada Senin, 14 September 2009.
Torres, Alexia; J. Frias; M. Granito; and C. Vidal-Valverde. 2006. Fermented
Pigeon Pea (Cajanus cajan) Ingredients in Pasta Products. Journal of
Agricultural and Food Chemistry. Vol/No: 54/18. Pg: 6685–6691.
http://pubs.acs.org/doi/abs/10.1021/jf0606095. Diakses pada Senin, 14
September 2009.
. 2007. Germinated
Cajanus cajan Seeds As Ingredients in Pasta Products: Chemical,
Biological and Sensory Evaluation. Journal of Food Chemistry. Vol/No:
101/1. Pg: 202-211. http://www.sciencedirect.com/science. Diakses pada
Senin, 14 September 2009.
Tranggano, Sutardi, dan Bambang Kuswijayanto. 1992. Aktivitas Tripsin
Inhibitor Selama Proses Pembuatan Tempe Kara Benguk (Mucuna
pruriens), Kacang Tolo (Vigna ungulgulata), Dan Gude (Cajanus cajan).
http://i-lib.ugm.ac.id/jurnal/download.php?dataId=3501. Diakses 8
September 2009.
Widowati, S dan K.A Buckle. 1991. Sifat Fisik dan Mikroskopis Pati Gude
(Cajanus cajan (L) Millsp). Agritech Vol/No: 11/2. Hal: 2-5.
Lampiran