Professional Documents
Culture Documents
JUDUL
IMPLEMENTASI METODE FORWARD CHAINING PADA
SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT GIGI DAN MULUT
OLEH:
A. HARDIANTI
102904085
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan adalah hal yang sangat penting dan utama bagi manusia.
Menjaga dan memelihara kesehatan haruslah merupakan prioritas utama karena
terganggunya kesehatan akan mempengaruhi aktivitas, kinerja dan produktivitas
manusia. Kesehatan membawa dampak yang sangat besar dalam semuanya aspek
kehidupan. Namun, pada kenyataannya masih banyak masyarakat yang
mengabaikan kesehatan mereka. Salah satunya adalah rendahnya kesadaran
masyarakat akan pentingnya menjaga kesehatan gigi dan mulut.
Gigi dan mulut merupakan organ yang vital bagi manusia. Oleh karena itu,
menjaga kesehatan kedua organ tersebut sangat penting namun kepedulian dan
persepsi masyarakat terhadap penyakit gigi dan mulut masih sangat rendah. Hal
ini ditandai dengan tingginya prevalensi karies dan penyakit periodontal di
Indonesia. Penyakit tersebut sudah sangat meluas di kehidupan masyarakat,
sehingga kebanyakan masyarakat menerima keadaan ini sebagai sesuatu yang
tidak terhindari. Kurangnya perhatian pada kesehatan gigi dan mulut dapat
menyebabkan penyakit yang lebih serius serta dapat menggangu kesehatan organ
tubuh lainnya. Meskipun bukan tergolong penyakit mematikan, namun infeksi
yang terjadi pada gigi jika tidak ditangani dengan benar dapat memicu penyakit
sistemik seperti penyakit diabetes militus, penyakit jantung koroner, defisisensi
nutrisi dan stroke. Infeksi yang terjadi pada rongga mulut juga dapat menjadi
sumber infeksi bagi organ tubuh lainnya yang disebut fokal infeksi seperti
pneumonia dan penyakit saluran pencernaan lainnya. Bila masalah ini tidak segera
ditangani, maka efek yang ditimbulkannya tidak hanya di sekitar rongga mulut
saja, tetapi juga berimbas kepada kesehatan secara umum dan bahkan fungsi
mental.
Penelitian menunjukkan bahwa penyakit gigi dan mulut merupakan
penyakit yang paling banyak dikeluhkan oleh masyarakat Indonesia. Penyakit ini
menduduki urutan pertama dari 10 jenis penyakit yang paling banyak dikeluhkan
yang jumlahnya mencapai 60% dari total masyarakat secara keseluruhan (SKRTSURKESNAS., 2001). Selain itu, data Riset Kesehatan Dasar (Rikesda)
Kementerian Kesehatan (2007) menunjukkan 72% masyarakat Indonesia
mempunyai pengalaman karies (gigi berlubang) serta 46,5% diantaranya
merupakan karies aktif yang belum dirawat. Hal ini lebih diperparah oleh
rendahnya motivasi masyarakat untuk berobat ke dokter gigi. Penduduk yang
mengeluh sakit gigi hanya 13% yang berobat jalan, 69,3% memilih mengobati
sendiri dan sisanya tidak melakukan pengobatan. Keadaan ini menunjukkan masih
rendahnya kesadaran dan kemampuan masyarakat untuk berobat ke pakar yang
tepat (Depkes RI.,2007).
Perkembangan salah satu bidang teknologi informasi yaitu kecerdasan
buatan (artificial intelegence) yang telah merambah ke berbagai bidang kehidupan
dapat dimanfaatkan untuk mengatasi masalah ini. Bagian dari kecerdasan buatan
yaitu sistem pakar (expert system) dapat diterapkan untuk membuat sistem yang
dapat membantu masyarakat dalam mengetahui kesehatan gigi dan mulut serta
prediksi awal tentang penyakit gigi dan mulut yang dideritanya. Menurut Martin
dan Oxman (seperti dikutip Kusrini, 2006: 11) sistem pakar merupakan sistem
berbasis komputer yang menggunakan pengetahuan, fakta, dan teknik penalaran
dalam memecahkan masalah yang biasanya hanya dapat dipecahkan oleh seorang
pakar. Sistem pakar ini dapat menyimpan pengetahuan dari seseorang atau
beberapa orang pakar dalam suatu basis pengetahuan (knowledge base) dan
menggunakan sistem penalaran yang menyerupai seorang pakar dalam
memecahkan masalah.
Dalam perancangan suatu sistem pakar terdapat beberapa metode inferensi,
salah satunya adalah metode forward chaining. Metode ini melakukan
pemprosesan berawal dari sekumpulan data kemudian melakukan inferensi sesuai
dengan aturan yang ditetapkan sehingga ditemukan kesimpulan yang optimal.
Mesin inferensi akan terus melakukan looping pada prosesnya untuk mencapai
hasil keputusan yang sesuai. Metode ini sangat tepat digunakan pada sistem yang
prosesnya berjalan mulai dari penelusuran yang berupa pertanyaan seputar gejalagejala yang dialami user sampai pada pemberian kesimpulan dari jawaban yang
diberikan dari user.
Berdasarkan beberapa permasalahan tersebut, penulis membuat tugas akhir
dengan judul Implementasi Metode Forward Chaining Pada Sistem Pakar
Diagnosa Penyakit Gigi dan Mulut. Aplikasi sistem pakar ini diharapkan dapat
membantu dan memberikan informasi yang cukup bagi pasien sebelum
melakukan konsultasi dengan pakar dalam hal ini dokter gigi. Aplikasi ini hanya
merupakan alat bantu dan pendamping bagi pasien untuk memberikan informasi
awal tentang penyakit gigi dan mulut yang dideritanya mengingat kompleksitas
bidang kedokteran gigi yang tidak hanya menyangkut gejala-gejala yang dapat
dirasakan oleh pasien tetapi juga gejala yang perlu melakukan pengecekan dan tes
laboratorium. Oleh sebab itu tugas akhir ini hanya dibatasi sebagai prediksi awal
penyakit gigi dan mulut yang gejalanya dapat dirasakan dan diamati oleh pasien
selanjutnya pasien diarahkan untuk menghubungi dokter gigi untuk melakukan
pemeriksaan lebih lanjut.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian sebelumnya, maka rumusan masalah pada penelitian
ini adalah bagaimana merancang dan membangun sistem pakar diagnosa penyakit
gigi dan mulut dengan menggunakan metode inferensi forward chaining?
C. Batasan Masalah
Adapun batasan masalah pada sistem pakar diagnosa penyakit gigi dan
mulut ini adalah sebagai berikut:
1. Sistem pakar ini dibuat untuk mendiagnosa penyakit gigi dan mulut pada
manusia.
2. Sistem pakar ini menggunakan metode forward chaining sebagai mesin
inferensi untuk menarik kesimpulan.
3. Interaksi antara user dan sistem berupa pertanyaan gejala penyakit yang harus
dijawab oleh user kemudian berakhir pada suatu kesimpulan.
4. Output dari sistem pakar ini berupa prediksi penyakit gigi dan mulut beserta
solusi pengobatannya.
5. User yang dapat mengakses sistem adalah user yang sebelumnya telah
mendaftar terlebih dahulu.
6. Administrator mempunyai hak akses untuk melakukan penambahan,
penghapusan dan pengeditan semua rule-rule sistem.
7. Pakar hanya sebagai sumber pengetahuan sehingga pakar tidak mempunyai
hak akses terhadap sistem jika pakar tidak bertindak sebagai admin.
8. Perancangan sistem menggunakan bahasa pemprograman PHP dengan basis
data MySQL dan desain aplikasi menggunakan Macromedia Dreamweaver
CS3.
D. Tujuan Rancang Bangun
Tujuan perancangan sistem pakar penyakit gigi dan mulut adalah untuk
membangun dan membangun suatu sistem pakar yang dapat membantu pasien
atau user dalam mengetahui tentang kesehatan gigi dan mulut serta prediksi awal
tentang penyakit gigi dan mulut yang dideritanya.
E. Manfaat
Manfaat dari pembuatan aplikasi sistem pakar diagnosa gigi dan mulut
adalah:
1. Bagi Pengguna/Pasien
Sistem pakar diagnosa gigi dan mulut dapat membantu masyarakat untuk
mengetahui tentang kesehatan gigi dan mulut dan penyakit gigi dan mulut yang
dideritanya. Sistem pakar ini juga memberi informasi awal tentang penyakit gigi
dan mulut yang diderita pasien sebelum melakukan konsultasi ke dokter gigi.
2. Bagi Penulis
Dapat dijadikan sebagai media latihan untuk mengaplikasikan kembali
teori-teori yang pernah dipelajari selama mengikuti perkuliahan.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori
1.
Sistem Pakar
Sistem pakar merupakan cabang dari Artificial Intelegence (AI) yang
mulai dikembangkan pada pertengahan 1960. Sistem pakar yang muncul pertama
pengetahuan
manusia
ke
komputer, agar
komputer
dapat
menyelesaikan masalah seperti biasa dilakukan oleh para ahli. Sedangkan menurut
Marimin (1992), sistem pakar adalah sistem perangkat lunak komputer yang
menggunakan ilmu, fakta, dan teknik berpikir dalam pengambilan keputusan
untuk menyelesaikan masalah-masalah yang biasanya hanya dapat diselesaikan
oleh tenaga ahli dalam bidang yang bersangkutan.
Penyusunan sistem pakar mengkombinasikan kaidah-kaidah penarikan
kesimpulan (inference rules) dengan basis pengetahuan tertentu yang diberikan
oleh satu atau lebih pakar dalam bidang tertentu. Kombinasi dari kedua hal
tersebut disimpan dalam komputer, yang selanjutnya digunakan dalam proses
pengambilan keputusan untuk penyelesaian masalah tertentu.
4) Inferensi (Inference)
Inferensi adalah sebuah prosedur (program) yang mempunyai
kemampuan untuk penalaran. Inferensi ditampilkan pada suatu komponen
yang disebut mesin inferensi yang mencakup prosedur-prosedur mengenai
pemecahan masalah. Pengetahuan yang dimiliki oleh seorang pakar disimpan
pada basis pengetahuan oleh sistem pakar. Tugas mesin inferensi adalah
mengambil kesimpulan berdasarkan basis pengetahuan yang dimilikinya.
5) Aturan-Aturan (Rules)
Sistem berbasis rule (rule based systems) adalah salah satu
representasi pengetahuan yang menghubungkan premis dangan konklusi yang
10
(development
environment)
oleh
pembuat
environment)
(Turban,
sistem
2001).
pakar
dan
lingkungan
Lingkungan
untuk
konsultasi
pengembangan
membangun
komponen-
11
Gambar 2.1
Arsitektur Sistem Pakar (Turban, 2001)
Komponen-komponen yang terdapat dalam sistem pakar seperti yang
digambarkan pada gambar 2.1, adalah sebagai berikut :
1) Akusisi Pengetahuan
Akusisi pengetahuan (knowledge acqusition) adalah akumulasi,
transfer dan transfer dan transformasi keahlian dalam menyelesaikan masalah
dari sumber pengetahuan ke dalam program komputer (Desiani, 2005). Tahap
akuisisi pengetahuan ini dikerjakan oleh seorang knowledge engineer.
Knowledge engineer adalah seorang yang memiliki latar belakang
pengetahuan tentang komputer dan mengerti cara pengembangan sistem
12
memformulasikan,
dan
menyelesaikan
masalah.
Basis
13
terjadi. Sistem pakar membutuhkan blackboard, yaitu area pada memori yang
berfungsi sebagai basis data.
5) Antarmuka Pengguna (User Interface)
Antamuka pengguna atau user interface merupakan mekanisme yang
digunakan oleh pengguna dan sistem pakar untuk berkomunikasi. User
interface atau antamuka pengguna menerima informasi dari pemakai dan
mengubahnya kedalam bentuk yang dapat diterima oleh sistem. Selain itu,
antarmuka pengguna menerima informasi dari sistem dan menyajikannya
kedalam bentuk yang dapat dimengerti oleh pemakai. Perancangan user
interface haruslah memenuhi prinsip user friendly, yaitu mudah digunakan
oleh user dan sejelas mungkin agar tidak terjadi adanya salah interpretasi.
14
d. Representasi Pengetahuan
Representasi pengetahuan (knowledge representation) adalah cara untuk
menyajikan pengetahuan yang diperoleh ke dalam suatu skema/diagram tertentu
sehingga dapat diketahui relasi antara suatu pengetahuan dengan pengetahuan
yang lain dan dapat dipakai untuk menguji kebenaran penalaran. Teknik ini
membantu knowledge engineer dalam memahami struktur pengetahuan yang akan
dibuat sistem pakarnya. Terdapat beberapa teknik representasi pengetahuan yang
15
biasa digunakan dalam pengembangan suatu sistem pakar, yaitu representasi logika,
jaringan semantik, frame, script, dan aturan produksi.
merupakan
representasi
pengetahuan
yang
digunakan
untuk
dari simpul-simpul
sedangkan
script
menggambarkan
urutan
peristiwa.
Dalam
16
inferensi
yang
dimulai
dengan
sekumpulan
fakta-fakta
17
Gambar 2.2
Algoritma forward chaining (Durkin, 1994)
18
bekerja. Mesin inferensi menelusuri basis pengetahuan sesuai data atau fakta yang
diberikan untuk menghasilkan suatu kesimpulan akhir.
Gambar 2.3
Proses Forward Chaining (Arhami, 2005)
Pada teknik forward chaining pencarian dimulai dengan fakta yang
diketahui, kemudian mencocokkan fakta-fakta tersebut dengan bagian if dari rules
if-then. Bila ada fakta yang cocok dengan bagian if, maka rule tersebut dieksekusi.
Bila sebuah rule dieksekusi, maka sebuah fakta baru ditambahkan ke dalam
database. Setiap kali pencocokan, dimulai dari rule teratas. Setiap rule hanya
boleh dieksekusi sekali saja. Proses pencocokan berhenti bila tidak ada lagi rule
yang bisa dieksekusi. Berikut salah satu penerapan teknik
dalam bentuk aturan IF-THEN :
IF gusi bengkak AND
Gusi licin dan mengkilap AND
Gusi merah muda AND
Gusi mudah berdarah AND
Terdapat endapan plak AND
AND terdapat karang gigi
19
forward chaining
Gambar 2.4
Strategi Pencarian Depth First Search (Arhami, 2005)
20
Gambar 2.5
Strategi Pencarian Breadth First Search (Arhami, 2005)
21
Gambar 2.6
Strategi Pencarian Best First Search
2. Diagnosa
Diagnosa adalah identifikasi sifat-sifat penyakit atau kondisi atau
membedakan satu penyakit atau kondisi dari yang lainnya. Penilaian dapat
dilakukan melalui pemeriksaan fisik, tes laboratorium, atau sejenisnya, dan dapat
dibantu oleh program komputer yang dirancang untuk memperbaiki proses
pengambilan keputusan.
Menurut Thondike dan Hagen (1955) diagnosis dapat diartikan sebagai :
22
a. Upaya atau proses menemukan kelemahan atau penyakit apa yang dialami
seseorang dengan melalui pengujian dan studi yang seksama mengenai
gejala-gejalanya.
b. Studi yang seksama terhadap fakta tentang suatu hal untuk menemukan
karakteristik atau kesalahan-kesalahan dan sebagainya yang esensial.
c. Keputusan yang dicapai setelah dilakukan suatu studi yang seksama atas
gejala-gejala atau fakta tentang suatu hal.
Pekerjaan diagnostik bukan hanya sekedar mengidentifikasi jenis dan
karakter, latar belakang dari suatu kelemahan atau penyakit tertentu saja, akan
tetapi mengimplikasikan suatu upaya untuk memprediksikan kemungkinan dan
menyarankan tindakan pemecahannya
3. Penyakit Gigi dan Mulut
a. Pengertian Gigi dan Mulut
Mulut merupakan suatu rongga terbuka tempat masuknya makanan dan
minuman. Dalam bahasa Latin, mulut dikenal dengan nama oral atau oris.
Komponen organ yang menyertai mulut antara lain: gigi, bibir sebagai pembatas
sebelah depan, lidah sebagai pembatas sebelah bawah, faring sebagai pembatas
sebelah belakang, pipi sebagai pembatas sebelah samping dan palatum (langitlangit) sebagai pembatas sebelah atas (Martawiansyah, 2008 : 2).
Gigi merupakan bagian keras yang terdapat dalam rongga mulut. Pada
umumnya manusia memiliki struktur, bentuk dan jumlah yang sama. Pada anakanak terdapat 20 buah gigi sulung, dimana tiap-tiap rahang terdiri atas 4 gigi seri,
2 gigi taring, dan 4 gigi geraham. Untuk gigi dewasa, memiliki 32 buah gigi tetap,
23
pada tiap rahangnya terdiri atas 4 gigi seri, 2 gigi taring, 4 gigi geraham kecil, dan
6 gigi geraham besar (Martawiansyah, 2008 : 3). Struktur gigi terdiri dari tiga
bagian yaitu mahkota gigi merupakan bagian yang menonjol di atas gusi, akar gigi
yang merupakan bagian terpendam dalam tulang rahang, dan leher gigi yang
merupakan pembatas bertemunya mahkota dan akar gigi.
Gambar 2.7
Penampang gigi ( http://medicastore.com)
Gigi memiliki tiga bagian utama yang penting yaitu: email, dentin, dan
pulpa. Email merupakan bagian terluar gigi yang paling tipis, berwarna putih
mengkilap namun agak transparan (translucent) dan keras. Kekerasan email gigi
ini dimungkinkan oleh bahan pembentuk email itu sendiri yang berupa struktur
kristalin (kristal hidroksiapatit) dimana 96% terdiri dari bahan anorganilk, 1%
organik dan sisanya adalah air. Bagian kedua gigi setelah email adalah dentin.
Berbeda dengan email, dentin berwarna kekuningan dan merupakan bagian
terbesar dari gigi. Komposisi dentin juga berbanding terbalik dengan email
dimana dentin terdiri dari 85% material organik, ini sebabnya dentin bersifat
sedikit lebih lunak dari email. Bentuk dentin yang berpori karena tersusun dari
24
tubuli dentin menyebabkan dentin lebih sensitif terhadap rangsang suhu maupun
kimia. Sedangkan pulpa merupakan sebuah ruangan di tengah-tengah gigi. Pada
ruang pulpa ini terdapat pembuluh darah kecil serta syaraf-syaraf gigi. Hal
tersebut menyebabkan merasakan sakit yang luar biasa saat terdapat karies (gigi
berlubang).
a. Macam-Macam Penyakit Gigi dan Mulut
Berikut ini adalah macam-macam penyakit gigi dan mulut :
1) Abses Periodontal
Periodontitis abses ialah suatu inflamasi yang mengandung nanah
dijaringan periodontal, bersifat kronis atau akut, sering kali abses menjadi kronis
dan abses kronis menjadi akut. Periodontal abses terlihat adanya pengumpulan
pus sepanjang akar gigi disebabkan infeksi jaringan periodontal dan gigi masih
vital, periodontal abses terjadi akibat adanya factor iritasi, seperti plak, kalkulus,
infaksi bakteri, infaksi makanan atau trauma jaringan. Keadaan ini dapat
menyebabkan kerusakan tulang alveolar, sehingga terjadi gigi goyang.
2) Gingivitis
Gingivitis adalah salah satu gangguan gigi berupa pembengkakan atau
radang pada gusi (gingiva). Radang gusi adalah bentuk pertama penyakit pada
selaput periodontal yang menjadi awal rusaknya jaringan pendukug gigi, antara
lain gusi, selaput periodontal, dan tulang gigi. Penyakit ini disebabkan oleh
25
timbunan plak berkepanjangan. Plak adalah material yang terdiri dari bakteri,
lendir dan sis makanan yang menempel pada gigi bagian luar.
3) Karies Gigi
Karies Gigi (Kavitasi) adalah daerah yang membusuk di dalam gigi, yang
terjadi akibat suatu proses yang secara bertahap melarutkan email (permukaan
gigi sebelah luar yang keras) dan terus berkembang ke bagian dalam gigi. Hal-hal
yang mendukung terjadinya karies gigi adalah gigi yang peka, yaitu gigi yang
mengandung sedikit fluor atau memiliki lubang, lekukan maupun alur yang
menahan plak, bakteri, mulut mengandung sejumlah besar bakteri serta sisa-sisa
makanan. Jika pembusukan berhenti sebelum mencapai dentin, maka email bisa
membaik dengan sendirinya dan bintik putih di gigi akan menghilang.
Jika pembusukan telah mencapai dentin, maka bagian gigi yang membusuk harus
diangkat dan diganti dengan tambalan (restorasi). Mengobati pembusukan pada
stadium dini bisa membantu mempertahankan kekuatan gigi dan memperkecil
kemungkinan terjadinya kerusakan pulpa.
4) Periodontitis
Periodontitis adalah peradangan dari gingivitis yang menyebar sampai ke
struktur penyangga gigi. Periodontitis merupakan salah satu penyebab utama
lepasnya gigi pada dewasa dan penyebab lepasnya gigi pada lanjut usia. Sebagian
besar periodontitis merupakan akibat dari penumpukan plak dan karang gigi
diantara gigi dan gusi.
5) Anodonsia
26
7) Trench Mouth
27
Trench Mouth adalah suatu infeksi gusi yang tidak menular. Infeksi ini
menyebabkan rasa nyeri, demam dan kelelahan. Istilah trench mouth berasal dari
Perang Dunia I dimana banyak serdadu yang tinggal di bedeng (trench) menderita
infeksi ini. Hal yang mendukung terjadinya penyakit ini adalah kebersihan mulut
yang jelek, stres fisik maupun stres emosional, diet, dan kurang istirahat.
Biasanya, trench mouth dimulai secara tiba-tiba berupa nyeri gusi, gelisah dan
kelelahan. Ujung-ujung gusi yang terletak diantara dua gigi mengalami pengikisan
dan tertutup oleh jaringan mati yang berupa lapisan berwarna abu-abu. Kelenjar
getah bening di bawah rahang seringkali membengkak dan timbul demam ringan.
Pengobatan dilakukan dengan pembersihan, dimana semua jaringan gusi yang
mati dan karang gigi dibuang.
8) Gigi Bernanah (Abses Gigi)
Abses gigi adalah kumpulan nanah yang disebabkan oleh infeksi bakteri di
bagian dalam gigi. Abses gigi biasanya terjadi sebagai akibat dari rongga gigi
tidak diobati, atau retak pada gigi yang memungkinkan bakteri masuk ke bagian
dalam gigi. Pengobatan untuk abses gigi dengan mengeringkan abses dan
membersihkan daerah infeksi. Gigi itu sendiri dapat dipertahankan dengan
perawatan saluran akar, tetapi dalam beberapa kasus mungkin perlu dicabut.
Meninggalkan abses gigi yang tidak diobati dapat menyebabkan hal serius,
bahkan mengancam jiwa dan terjadi komplikasi.
9) Abrasi Gigi
28
Abrasi Gigi adalah hilangnya struktur atau terkikisnya bagian luar gigi
(enamel), dan bahkan terkadang struktur bagian dalam gigi juga ikut terkikis. Hal
ini terjadi disebabkan oleh seringnya menyikat gigi terlalu keras tetapi juga dapat
disebabkan oleh terlalu banyak banyak makan makanan yang bersifat asam, asam
refluks . Penyebab abrasi gigi juga bisa terjadi akibat adanya gesekan antar gigi
atas dan gigi bawah. Atau mungkin anda terbiasa mengigit benda benda yang agak
keras seperti menggit bolpen atau benda lainnya, hal ini tanpa anda sadari sedikit
demi sedikit dapat mengikis gigi anda.
10) Bruxism
Bruxism adalah suatu kebiasaan yang terlihat dalam mulut berupa suatu
ritme yang tidak disadari dan tidak disengaja atau gerakan nonfungsional dalam
menggertakan gigi, menggerus gigi, dan mengepalkan gigi, biasanya terjadi
selama waktu tidur, dimana hal ini dapat menimbulkan rasa sakit pada kepala dan
kerusakan gigi yang nantinya dapat menyebabkan terjadinya traumatik oklusi.
29
terjadi sobek di gusi anda kemudian tulang rahang terlihat langsung dari luar.
Kondisi penyakit ini adalah tidak menyatunya jaringan gusi dalam menutupi
lubang bekas gigi yang dicabut sehingga tulang di bagian dalam rongga tersebut
tidak tertutupi. Tulang yang tidak tertutupi ini akan mengalami rangsangan yang
menyebabkan sakit seandainya ada benda asing yang mengenainya.
Perawatan dry socket hanya dapat dilakukan oleh dokter gigi. Perawatan
untuk penyakit ini adalah membersihkan rongga gigi dari sisa-sisa makanan dan
partikel asing dengan cairan hidrogen peroksida serta menempelkan perban
anestetik ke dalam rongga untuk melindungi rongga bekas pencabutan, yang harus
diganti dalam 1-2 hari selama seminggu.
12) Parit Mulut
Parit mulut adalah bentuk parah yang menyebabkan radang gusi
menyakitkan, infeksi, pendarahan gusi dan ulcerations. Penyakit ini biasa terjadi
di negara-negara berkembang dengan gizi buruk dan kondisi kehidupan
masyarakat miskin. Tanda dan gejala pada penyakit ini adalah gusi sakit parah,
pendarahan dari gusi, gusi bengkak, sakit ketika makan atau menelan, luka antara
gigi dan gusi, rasa busuk dalam mulut, bau mulut, demam, serta embengkakan
kelenjar getah bening di sekitar kepala, leher atau rahang.
13) Hipersensitivitas Dentin
Hipersensitivitas dentin adalah rasa yang tidak nyaman atau nyeri yang
disebabkan rangsangan termal, kimiawi dan mekanik pada satu atau lebih gigi.
30
Rasa sensitif ini terjadi apabila dentin terbuka yang disebabkan oleh resesi
gingiva, abrasi, erosi, penyakit periodontal, kerusakan restorasi, atau karies.
Tubulus pada daerah yang sensitif lebih lebar dan banyak daripada di area yang
tidak sensitif. Daerah sensitif biasanya terletak pada permukaan servikal margin
gigi.
31
No
Simbol-simbol
Keterangan
Kesatuan luar (Eksternal Entity) adalah
lingkungan luar system yang dapat berupa
1.
2.
3.
proses,
menunjukkan
suatu
4.
Penyimpanan
data,
digunakan
untuk
32
Simbol-simbol
Keterangan
merupakan representasi
Entitas,
sebuah
1.
objek
tempat
dimana
dari
sistem
menyimpan data.
Atribut, merupakan data yang dihubungkan
dengan
2.
entitas.
menjelaskan,
Digunakan
mengedintifikasi
untuk
,
dan
c. Flowchart
Flowchart
adalah
bagan-bagan
yang
mempunyai
arus
yang
33
Tabel 2.3
Simbol Flowchart
Bagan
Nama
Terminator
Flow
Fungsi
Awal atau akhir program
Preparation
Proces
inisialisasi/pemberian nilai
awal
Proses/pengolahan data
Input/Output
Data
input/output data
Sub Program
sub program
Decision
On Page
Connector
34
alamat
dari
web
server,
mengidentifikasi
halaman
yang
35
MySQL adalah salah satu perangkat lunak sistem manajemen basis data
(data base) SQL atau sering disebut dengan DBMS (Database Management
System) (Hirin dan Virgi, 2011).
MySQL merupakan database relasional dimana informasi dibagi menjadi
beberapa data yang terpisah secara logis. Data-data yang terpisah tersebut
diletakkan dalam bentuk tabel. Tabel menyimpan informasi dan pengambilannya
(retrieval). Ketika informasi sudah tersimpan di tabel-tabel yang terpisah,
pengguna dapat melihat (view), mengedit (edit), menambah (add), dan menghapus
(delete) informasi dengan berbagai metode. Keunggulan menggunakan database
relasional terletak pada kurangnya redundansi data. Konsekuensinya tidak hanya
ruang penyimpanan hardisk menjadi berkurang, tetapi kecepatan pemprosesan
data juga berkurang (Tim Penulis Wahana Komputer, 2010:3)
Keunggulan MySQL adalah kemampuannya dalam menyediakan berbagai
fasilitas atau fitur-fitur yang dapat digunakan oleh bermacam-macam user.
Sebagai sebuah manajemen system database server, MySQL mampu menangani
beberapa instruksi sekaligus dari beberapa user dalam satu waktu serta merekam
semua data user di dalam sistemnya dalam tabel user.
c. Adobe Dreamweaver
Macromedia Dreamweaver adalah sebuah HTML editor profesional untuk
mendesain secara visual dan mengelola situs web maupun halaman web.
36
B. Kerangka Pikir
37
Kerangka pikir dalam sistem pakar penyakit gigi dan mulut dijabarkan
sebagai berikut:
Gambar 2.8
Kerangka Pikir
BAB III
METODE PENELITIAN
38
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian rancang bangun sistem pakar
diagnosa penyakit gigi dan mulut dengan metode inferensi forward chaining.
B. Rancangan Penelitian
Pengembangan suatu sistem merupakan suatu pengembangan yang
terstandarisasi yang dapat mendefinisikan suatu set aktivitas, metode, praktik
terbaik, dan perangkat terotomatisasi yang digunakan pengembang sistem dan
untuk mengembangkan suatu sistem.
Pengembangan sistem pakar penyakit gigi dan mulut ini, menggunakan
metode pengembangan Expert System Developtment Life Cycle (ESDLC) Durkin
(1994) dimana metode ini mempunyai enam tahap pengembangan yaitu penilaian
(assesment),
akuisisi
pengetahuan,
desain,
pengujian,
dokumentasi
dan
39
Gambar 3.1
Tahap Pengembangan Sistem Pakar (Durkin, 1994)
1. Penilaian (Assessment)
Merupakan proses untuk menentukan kelayakan dan justifikasi atas
permasalahan yang akan diambil. Setelah proyek pengembangan dianggap layak
dan sesuai dengan tujuan, maka selanjutnya ditentukan fitur-fitur penting dan
ruang lingkup proyek serta sumber daya yang dibutuhkan. Sumber pengetahuan
yang diperlukan diidentifikasi dan ditentukan persyaratan persyaratan proyek.
40
2. Akuisisi Pengetahuan
Proses
akuisisi
pengetahuan,
seorang
perekayasa
pengetahuan
didesain
antarmuka
maupun
teknik
penyelesaian
masalah
dapat
diimplementasikan ke dalam sistem pakar. Tahap desain ini, seluruh struktur dan
organisasi dari pengetahuan harus ditetapkan dan dapat direpresentasikan kedalam
sistem. Sebuah sistem prototype di bangun pada tahap design. Tujuan dari
pembangunan prototype tersebut adalah untuk memberikan pemahaman yang
lebih baik atas masalah.
4. Pengujian
Tahap ini dimaksudkan untuk menguji apakah sistem pakar yang dibangun
telah sesuai dengan tujuan pengembangan maupun kesesuaian kinerja sistem
41
mendokumentasikan
prosedur
penelusuran
inferensinya.
42
masalah
dalam
mesin
6. Pemeliharaan
Setelah sistem digunakan dalam lingkungan kerja, maka selanjutnya
diperlukan pemeliharaan secara berkala. Pengetahuan itu sifatnya tidak statis
melainkan terus tumbuh dan berkembang. Pengetahuan dari sistem perlu
diperbaharui atau disempurnakan untuk memenuhi kebutuhan saat ini.
C. Tahap Penelitian
Adapun tahap penelitian dalam perancangan sistem pakar diagnosa gigi
dan mulut ini adalah sebagai berikut:
43
Gambar 3.2
Tahap Penelitian
1. Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah merupakan tahap awal dari penyusunan penelitian ini
untuk menentukan masalah dan mencaei jalann alternatif dari pemecahan
masalah. Dalam perancangan sistem pakar ini, penulis membahas tentang
penyakit gigi dan mulut yang umum terjadi pada masyarakat, gejala-gejala yang
ditimbulkan oleh penyakit tersebut serta memberikan solusi pengobatannya.
Untuk bahasa pemprograman penulis menggunakan bahasa pemprograman PHP
dengan basis data MySQL, selain iu penulis juga menggunakan metode inferensi
forward chaining.
2. Pengumpulan Data
Pada tahap pengumpulan data terlebih dahulu dilakukan studi pustaka dan
wawancara seorang pakar yang merupakan dokter spesialis penyakit gigi dan
mulut. Tahap ini dilakukan untuk mengetahui informasi yang dibutuhkan secara
akurat.
3. Akuisisi Pengetahuan
Akuisisi pengetahuan merupakan proses transfer informasi dari pakar
untuk mengambil pengetahuan. Hal ini dilakukan untuk mengembangkan sistem
pakar dengan menggunakan basis pengetahuan penyakit gigi dan mulut untuk
44
menghasilkan sebuah aplikasi sistem pakar yang dapat digunakan oleh user
setelah uji validitasnya oleh pakar.
4. Representasi Pengetahuan
Representasi pengetahuan merupakan tahapan repesentasi yang dapat
dilakukan setelah akuisisi data, yaitu berupa:
a. Teknik Inferensi
Teknik inferensi digunakan untuk mencapai kesimpulan yang sesuai
dengan gejala-gejala penyakit yang dialami oleh pasien. Dalam hal ini, teknik
yang digunakan adalah metode inferensi forward chaining yang memulai
penelusurannya dari sekumpulan fakta atau data yang berakhir pada satu
kesimpulan.
b. Teknik Penelusuran
Teknik penelusuran yang digunakan adalah metode depth first search, yaitu
teknik pencarian yang yang menelusuri teknik penelusuran dari node ke node
bergerak menurun ke tingkat dalam yang berurutan. Dengan kata lain teknik
penelusuran ini mencari pada kedalaman sebelah kiri terlebih dahulu, kemudian
bila belum ditemuakan goalnya dilanjutkan ke sisi sebelah kanan dan seterusnya
sampai ditemukan target/goal.
c. Kaidah Produksi
45
46
Kumpulan program yang telah diintegrasikan perlu diuji coba kembali untuk
melihat apakah suatu program dapat menerima input dan memproses data dengan
baik serta dapat memberikan output pada program. Metode pengujian yang
digunakan pada perancangan sistem pakar penyakit gigi dan mulut adalah black
box testing. Black box testing adalah pengujian yang difokuskan pada persyaratan
fungsional atau kebenaran input dan output yang dihasilkan dari perangkat lunak
yang dibangun. Pengujian black box ini akan dilakukan dengan cara memberi
input dari pengguna kepada sistem yang sudah berjalan dan mengamati hasil
output dari sistem. Pengujian tersebut akan dilakukan pada setiap use case untuk
mengetahui kesesuaian fungsi dari perangkat lunak.
7. Implementasi
Tahap implementasi dapat dilakukan setelah design bebas dari bug atau
error di dalam program tersebut. Kemudian dibuatlah proses dokumentasi yang
berfungsi sebagai petunjuk pembuatan dan pelaksanaan pengoperasian program
tersebut.
8. Dokumentasi
Apabila semua tahapan yang dimulai dari penelitian hingga pada
pengujian sistem dan evaluasi sistem sudah sesuai dan tidak terjadi kesalahan,
maka tahap akhir melakukan dokumentasi dan penulisan laporan hasil penelitian.
D. Kebutuhan Sistem
47
Alat dan bahan yang digunakan untuk perancangan perangkat lunak ini
adalah sebuah PC/laptop dengan spesifikasi sebagai berikut:
1. Perangkat keras yang digunakan yaitu:
a. Processor
: Intel Core i5 @ 2.30 GHz
b. RAM
: 2 GB
c. Hard Disk
: 500 GB
2. Perangkat lunak yang digunakan yaitu:
a. Sistem Operasi Windows 7
b. Web browser
c. Adobe Dreamweaver CS3 sebagai desain aplikasi
d. MySQL, digunakan sebagai manajemen data base.
e. Appserv, untuk web server localhost.
f. Bahasa pemrograman PHP, HTML, CSS dan
JavaScript untuk
mengembangkan aplikasi.
E. Prosedur Rancang Bangun
Adapun prosedur rancang bagun sistem pakar diagnosa gigi dan mulut
adalah dengan terlebih dahulu mengumpulkan data-data yang diperlukan. dalam
bentuk basis pengetahuan. Basis pengetahuan diperoleh dari kegiatan akusisi
pengetahuan. Akuisisi pengetahuan merupakan suatu proses untuk mengumpulkan
data-data pengetahuan mengenai suatu masalah. Bahan pengetahuan ini dapat
diambil dari literatur-literatur yang berkaitan dengan masalah, seperti misalnya
buku-buku, jurnal, artikel dan lain sebagainya. Setelah melakukan pengumpulan
48
data dan analisis terhadap basis pengetahuan tahap selanjutnya adalah melakukan
perancangan database, interface dan coding program.
1. Basis Pengetahuan
Langkah
pertama
dalam
mengembangkan
sistem
pakar
adalah
Nama Penyakit
Abses Periodontal
Abses Periapikal
Alveolar Osteitis
Anodonsia
Abrasi Gigi
Bruxism (Gigi Gemerutuk)
Gangguan Gigi Bungsu
Gingivitis
Gigi Bernanah
Gigi Berlubang
Gigi Sensitif (Hipersensitivitas Dentin)
Parit Mulut
Periodontitis
Trench Mouth
49
Gejala
G1
G2
G3
G4
G5
G6
G7
G8
G9
G10
G11
G12
G13
G14
G15
Sulit mengunyah
Terjadi pembengkakan pada gusi atau kemerahan
Bau busuk yang keluar dari mulut
Rahang terjadi pembengkakan
Demam
Rasa sakit atau nyeri pada atau disekitar gusi (bila atau tanpa disentuh)
Gusi atau gigi bernanah
Pembengkakan kelenjar getah bening
Rasa sakit ketika membuka mulut
Gigi terasa sakit atau berdenyut
Gigi terasa ngilu dan lebih sensitif
Gusi mudah berdarah
Luka atau adanya kantong antara gigi dan gusi
Sensitif pada rasa manis
Bentuk gusi agak membulat (unstippling)
Hilangnya seluruh atau sebagian bekuan darah di lokasi bekas
pencabutan gigi
Terlihatnya tulang dalam daerah bekas pencabutan
Tidak tumbuhnya semua atau beberapa gigi, baik gigi susu maupun gigi
permanen
Bentuk gigi tampak terkikis
Sakit Telinga
Insomnia atau merasa gelisah
Sakit Kepala
Konsistensi gusi menjadi lebih lunak
Pipi bengkak.
Adanya noda putih atau kecoklatan pada permukaan gigi.
Permukaan gigi kasar
Gigi tampak lebih panjang dari normal
Gigi Goyah
Ujung gusi diantara 2 gigi mengalami pengikisan dan tertutup oleh
G16
G17
G18
G19
G20
G21
G22
G23
G24
G25
G26
G27
G28
G29
50
P1
G1
G2
G3
G4
G5
G6
G7
G8
G9
G10
G11
G12
G13
G14
G15
G16
G17
v
v
v
v
v
v
V
V
V
V
V
V
V
v
V
V
V
V
v
V
v
V
V
V
V
V
V
V
V
V
v
V
v
V
v
V
V
v
v
v
v
G18
v
G19
V
G20
v
G21
v
G22
V
G23
v
G24
V
G25
V
G26
v
G27
G28
G29
2. Perancangan Entity Relationship Diagram (ERD)
51
v
v
v
Gambar 3.3
Entity Relationship Diagram (ERD)
3. Perancangan Data Flow Diagram (DFD)
52
a. DFD Level 0
Gambar 3.4
DFD Level 0
b. DFD Level 1 Proses 1.0
Gambar 3.5
53
Gambar 3.6
DFD Level 1 Proses 2.0
Gambar 3.7
54
Gambar 3.8
DFD Level 2 Proses 1.2
4. Perancangan Basis Data
Dalam perancangan basis data sistem pakar ini, penulis membuat beberapa
buah tabel yang saling berelasi. Tabel-tabel tersebut terdiri dari tabel admin, tabel
data user, tabel gejala, tabel penyakit, dan tabel hasil diagnosa. Adapun struktur
dan deskripsi dari masing-masing tabel sebagai berikut:
a. Tabel Admin
55
Tabel ini digunakan untuk menyimpan data admin yang terdiri dari
username, password, pertanyaan dan jawaban. Dalam tabel ini, yang menjadi
primary key adalah id_admin. Adapun struktur tabelnya dapat dilihat pada tabel
3.4.
Tabel 3.4
Tabel Data Pakar
Atribute
id_admin
username
password
Tipe Data
Varchar
Varchar
Varchar
Panjang
10
20
50
Keterangan
Primary Key
b. Tabel Gejala
Tabel ini berisi data gejala untuk setiap penyakit ya n g berupa
kode_gejala, nama_gejala, ifyes, ifno. Dalam tabel ini kode_gejala sebagai
primary key. Adapun struktur tabelnya dapat dilihat pada tabel 3.6.
Tabel 3.5
Tabel Gejala
Atribute
kode_gejala
nama_gejala
ifyes
ifno
gambar
kode_penyakit
Tipe Data
varchar
varchar
varchar
varchar
longblob
varchar
Panjang
4
100
4
4
Keterangan
Primary Key
Foreign Key
c. Tabel Penyakit
Tabel
ini
berisi
data
penyakit
yang
berupa
kode_penyakit,
kode_penyakit sebagai primary key. Adapun struktur tabelnya dapat dilihat pada
tabel 3.7.
Tabel 3.6
Tabel Penyakit
Atribute
kode_penyakit
nama_penyakit
definisi
gambar
pengobatan awal
pencegahan
Tipe Data
varchar
varchar
varchar
longblob
varchar
varchar
Panjang
4
50
500
Keterangan
Primary Key
500
500
yang
Tipe Data
int
varchar
varchar
datetime
57
Panjang
5
10
4
Keterangan
Primary Key
Foreign Key
Foreign Key
Perancanagn struktur menu berisikan menu dan sub menu yang berfungsi
untuk memudahkan user di dalam menggunakan sistem.
a. Struktur Menu Sistem
Struktur menu pada sistem terdiri dari halaman utama, informasi, login
dan registrasi.
Gambar 3.9
Struktur Menu Sistem
f. Struktur Menu Pakar
Struktur menu pakar terdiri dari halaman utama, bantuan, informasi, ubah
password serta pengolahan basis data pengetahuan yang terdiri dari daftar
penyakit, daftar gejala dan daftar user. Struktur menu pakar ditampilkan pada
gambar berikut ini.
58
Gambar 3.10
Struktur Menu Pakar
g. Struktur Menu User
Struktur menu user terdiri dari halaman utama/home, informasi, profil,
diagnosa dan lihat hasil diagnosa. Sebelum melakukan konsultasi tentang
diagnosa gigi dan mulut, user terlebih dahulu harus melakukan registrasi. Jika
proses registrasi berhasil, maka user dapat melakukan login sesuai dengan
username serta password user. Struktur menu user ditampilkan pada gambar
berikut ini.
59
Gambar 3.11
Struktur Menu User
b. Perancangan Antar Muka
Perancangan antar muka bertujuan untuk memberikan gambaran tentang
aplikasi
yang
akan
dibangun
sehingga
akan
mengimplementasikan aplikasi.
a. Perancangan Halaman Utama Sistem
Gambar 3.12
Halaman Utama Sistem
b. Perancangan Halaman Diagnosa
60
mempermudah
dalam
Gambar 3.13
Halaman Diagnosa
F. Teknik Analisis dan Teknik Pengumpulan Data
Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
deskriptif analitis, yaitu masalah yang diteliti diuraikan dan dianalisis. Hal
tersebut dimulai dari pengedentifikasian masalah hingga analisis yang dilakukan
terhadap kebutuhan data dan kebutuhan sistem. Teknik ini akan menggambarkan
semua data yang ada kemudian dianalisis dan dibandingkan berdasarkan
kenyataan yang sedang berlangsung dan selanjutnya mencoba mencari pemecahan
masalahnya.
Data yang diperoleh dianalisis oleh knowledge engineer dan pakar pada
proses akusisi pengetahuan untuk memperoleh basis pengetahuan sistem pakar.
Proses selanjutnya adalah data yang diperoleh dalam bentuk basis pengetahuan
direpresentasikan dalam format yang dapat digunakan dalam sistem pakar
meliputi metode inferensi dan teknik penelusuran gejala hingga diperoleh hasil
diagnosis penyakit gigi dan mulut. Metode inferensi merupakan mekanisme
berfikir dan pola penalaran yang digunakan sistem untuk mencapai suatu
kesimpulan. Penelitian ini menggunakan metode inferensi forward cahaining
dengan melakukan penalaran dari suatu masalah menuju solusinya. Penalaran
yang dilakukan dimulai dengan mencocokan kaidah-kaidah dalam
basis
pengetahuan dengan fakta-fakta yang ada dalam basis data. Sedangkan untuk
penulusuran gejala menggunakan teknik depth first search pencarian yang
61
dilakukan dari node awal secara mendalam hingga yang paling terakhir (deadend) atau sampai ditemukan solusi.
Metode Pengumpulan Data merupakan teknik atau cara yang dilakukan
untuk mengumpulkan data. Sumber data terbagi menjadi dua yaitu data primer
dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh peneliti secara
langsung (dari tangan pertama), sementara data sekunder adalah data yang
diperoleh peneliti dari sumber yang sudah ada. Penelitian ini menggunakan
metode studi pustaka untuk memperoleh data sekunder dan metode wawancara
berupa tanya jawab langsung dengan dokter gigi untuk mendapatkan data primer.
1. Studi Pustaka
Menurut Miller dkk (2010) tinjauan pustaka adalah bagian penting dari
proyek penelitian yang baik, dan jika tidak dilakukan dengan benar proyek dapat
berakhir sia-sia. Metode ini dilakukan untuk mendapatkan data literatur tambahan
dari buku acuan mengenai sistem pakar berbasis komputer dan metode forward
chaining. Sumber yang digunakan berupa buku, jurnal, karya ilmiah, dan situssitus penunjang lainnya yang dapat membantu dalam penyelesaian laporan
penelitian ini.
2. Wawancara
Salah satu objek penelitian adalah wawancara. Menurut Jogiyanto (2007)
wawancara adalah komunikasi dua arah untuk mendapatkan data dari responden.
Wawancara dapat berupa wawancara personal, wawancara intersep dan
wawancara telepon. Dalam penelitian ini penulis melakukan wawancara secara
62
langsung dengan pakar yaitu dokter spesialis penyakit gigi dan mulut. Diharapkan
dari hasil wawancara tersebut, dapat diperoleh penjelasan tentang jenis dan gejala
penyakit gigi dan mulut serta apa saja pengobatannya.
DAFTAR PUSTAKA
63
Ireversibel, dan
Oleh
64
65
66
Lampiran
67
2.
NAMA
GEJALA
PENYAKIT
Abses
Sulit mengunyah
Periodontal
Terjadi
pembengkakan pada
gusi atau kemerahan
Gusi atau gigi
bernanah
Rasa sakit ketika
membuka mulut
DEFINISI
Periodontitis abses ialah
suatu inflamasi yang
mengandung nanah di
jaringan periodontal.
Abses periodontal
disebabkan infeksi pada
jaringan periodontal. Abses
merupakan suatu nanah
yang terjadi pada gusi
(gingiva). Terjadi karena
faktor iritasi, seperti plak,
kalkulus, invasi bakteri,
impaksi makanan atau
trauma jaringan. Terkadang
pula akibat gigi yang akan
tumbuh.
PENJELASAN LANJUT
Perawatan terdiri dari insisi untuk pembuatan drenase. Aplikasi arteri klem
untuk membesarkan lubang drenase harus mencapai dasar poket. Tindakan ini
dikerjakan setelah pasien dilindungi dengan antibiotika dulu sebelumnya
untuk mencegah penyebaran infeksi ke tulang alveolar dan penyebaran
infeksi menjadi septikemi. Jika fase akut telah reda, apabila gigi masih dapat
dipertahankan, karena kerusakan tulang hanya pada satu dinding alveolar,
dilakukan kuretase dan perawatan periodonsium lanjutan. Namun apabila
tulang alveolar sudah rusak lebih dari satu dinding maka pilihan utama ialah
pencabutan gigi.
68
3.
Alveolar
Osteitis/ Dry
socket
69
Anodonsia
5.
Abrasi Gigi
Tidak tumbuhnya
semua atau beberapa
gigi, baik gigi susu
maupun gigi
permanen
Gigi terasa ngilu dan
lebih sensitif
Bentuk gigi tampak
terkikis
Anodonsia adalah
kelainan genetik
(keturunan) berupa tidak
tumbuhnya gigi karena
tidak adanya benih gigi.
Abrasi Gigi adalah
hilangnya struktur atau
terkikisnya bagian luar
gigi (enamel), dan bahkan
terkadang struktur bagian
dalam gigi juga ikut
terkikis. Hal ini terjadi
disebabkan oleh
seringnya menyikat gigi
terlalu keras tetapi juga
dapat disebabkan oleh
terlalu banyak banyak
makan makanan yang
bersifat asam, asam
Tidak ada pengobatan untuk anodonsia, biasanya pasien dibuatkan gigi tiruan
agar fungsi dan estetis rongga mulut tetap terjaga.
70
Sulit mengunyah
Sensitif pada rasa
manis
Sakit Telinga
Insomnia atau merasa
gelisah
6.
Bruxism (Gigi
Gemerutuk)
7.
refluks .
Bruxism adalah suatu
kebiasaan yang terlihat
dalam mulut berupa suatu
ritme yang tidak disadari
dan tidak disengaja atau
gerakan
nonfungsional
dalam menggertakan gigi,
menggerus gigi, dan
mengepalkan
gigi,
biasanya terjadi selama
waktu tidur, dimana hal
ini dapat menimbulkan
rasa sakit pada kepala dan
kerusakan
gigi
yang
nantinya
dapat
menyebabkan terjadinya
traumatik oklusi.
71
8.
Gingivitis
9.
Gigi Bernanah
Demam
Gusi atau gigi
bernanah
Gigi terasa sakit atau
berdenyut
Pipi bengkak.
10.
Pemeriksaan yang akan dilakukan oleh dokter gigi adalah pemeriksaan klinis,
disertai dengan pemeriksaan radiografik bila dibutuhkan, tes sensitivitas pada
gigi yang dicurigai sudah mengalami nekrosis, dan tes perkusi untuk melihat
apakah infeksi sudah mencapai jaringan penyangga gigi.
Pencegahan
Sikat gigi dengan pasta gigi berfluoride dua kali sehari, pada pagi hari setelah
sarapan dan malam hari sebelum tidur.
Lakukan flossing sekali dalam sehari untuk mengangkat plak dan sisa
makanan yang tersangkut di antara celah gigi-geligi.
Hindari makanan yang terlalu manis dan lengket, juga kurangi minum
minuman yang manis seperti soda.
Lakukan kunjungan rutin ke dokter gigi tiap 6 bulan sekali.
Perhatikan diet pada ibu hamil dan pastikan kelengkapan asupan nutrisi,
karena pembentukan benih gigi dimulai pada awal trimester kedua.
Penggunaan fluoride baik secara lokal maupun sistemik.
73
11
Gigi Sensitif
Gigi terasa ngilu dan
(Hipersensitivita
lebih sensitif
s Dentin)
sisa makanan.
Hipersensitivitas dentin
adalah rasa yang tidak
nyaman atau nyeri yang
disebabkan rangsangan
termal, kimiawi dan
mekanik pada satu atau
lebih gigi. Rasa sensitif
ini terjadi apabila dentin
terbuka yang disebabkan
oleh resesi gingiva,
abrasi, erosi, penyakit
periodontal, kerusakan
restorasi, atau karies.
Tubulus pada daerah yang
sensitif lebih lebar dan
banyak daripada di area
yang tidak sensitif.
Daerah sensitif biasanya
terletak pada permukaan
servikal margin gigi.
Pencegahan
Bahan makanan yang bersifat erosif seperti buah-buahan yang asam, jus buah yang
asam, dan minuman beralkohol memegang peranan dalam dentin hipersensitif. Asam
yang timbul dari lambung pada orang dengan masalah pencernaan juga rentan untuk
mengalami dentin hipersensitif. Selain itu, menyikat gigi dengan pasta gigi yang
abrasif juga dapat mengabrasi permukaan dentin di daerah leher gigi. Oleh karena
itu, tidak dianjurkan untuk menyikat gigi langsung setelah mengkonsumsi
makanan/minuman yang asam untuk mengurangi efek merusak dari asam dan abrasi.
Sebaiknya diberi jeda waktu antara 2-3 jam. Menyikat gigi juga tidak perlu dengan
tekanan berlebihan dan lakukan dengan arah vertikal dari atas ke bawah.
Perawatan Rumah
Pasien dapat mengurangi hipersensitivitas dentin di rumah dengan
menggunakan pasta gigi dan obat kumur yang mengandung bahan aktif
tertentu. Telah dilakukan penelitian yang menguji efektifitas pasta gigi yang
mengandung potassium citrate. Ion potassium diyakini dapat berdifusi ke
tubuli dentin dan mengurangi kemungkinan terstimulasinya syaraf, sehingga
hipersensitivitas dentin berkurang. Banyak pasta gigi yang juga mengandung
bahan aktif lain seperti fluoride dan bahan antiplak. Aplikasi fluor topikal
membuat adanya penghalang di permukaan gigi dengan terbentuknya
presipitat kalsium florida (CaF2) sehingga tubuli dentin tertutup. Akibatnya
hipersensitivitas dentin dapat berkurang. Cara menyikat gigi juga patut
diperhatikan. Kebanyakan orang banyak berkumur-kumur setelah menggosok
gigi. Sebetulnya kumur-kumur tidak perlu terlalu banyak karena kumur
dengan air dapat menyebabkan bahan aktif menjadi larut dan terbuang dari
mulut sehingga efektifitas dari pasta gigi menjadi berkurang.
Perawatan Dokter Gigi
74
Parit Mulut
13.
Periodontitis
Sulit mengunyah
Terjadi
pembengkakan
pada gusi atau
kemerahan
Bau busuk yang
keluar dari mulut
Demam
Rasa sakit atau
nyeri pada atau
disekitar gusi (bila
atau tanpa disentuh)
Pembengkakan
kelenjar getah
bening
Luka atau adanya
kantong antara gigi
dan gusi
Bentuk gusi agak
membulat
(unstippling)
Terjadi
pembengkakan
pada gusi atau
Periodontitis adalah
peradangan dari gingivitis
yang menyebar sampai ke
kemerahan
Rasa sakit atau
nyeri pada atau
disekitar gusi (bila
atau tanpa disentuh)
Gusi atau gigi
bernanah
Luka atau adanya
kantong antara gigi
dan gusi
periodontitis.
14
Trench Mouth
Sulit mengunyah
Bau busuk yang
keluar dari mulut
Rahang terjadi
pembengkakan
Demam
Rasa sakit atau
nyeri pada atau
disekitar gusi (bila
atau tanpa disentuh)
Gusi mudah
berdarah
Hilangnya seluruh
atau sebagian
bekuan darah di
lokasi bekas
pencabutan gigi
77