Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1,2
Terdapat banyak penyakit atau kelainan yang dapat terjadi pada jaringan
lunak seperti tumor jaringan lunak atau sarcoma, rupture tendon, ligamentum,
infeksi, kelainan metabolik, kelainan kongenital dan lain sebagainya. Tumor
jaringan lunak adalah tumor yang berasal dari jaringan mesoderm, sebagian besar
tumor jaringan lunak mengenai semua usia dan insidennya meningkat seiring
dengan bertambahnya usia. Hasil penelitian di Instalasi Patologi Anatomi Rumah
Sakit Dr. Saiful Anwar Malang periode Januari 2008-Desember 2010 menunjukan
terdapat 1087 kasus dari tumor jaringan lunak.3,4
Penegakkan diagnosis tumor jaringan lunak dan kelainan pada jaringan
lunak lainnya bukan hanya dapat ditegakkan dengan pemeriksaan laboratorium,
fine needle aspiration biopsy (FNAB), dan pemeriksaan Patologi Anatomi lainnya
tetapi juga dengan melakukan pemeriksaan radiologi yang meliputi pemeriksaan
foto Rontgen, Ultrasonografy (USG), CT-scan dan Magnetic Resonance Imaging
(MRI). 4,5,6
Pemeriksaan radiologi merupakan alat penunjang diagnostik yang penting
dan sering merupakan gold standart dalam mendiagnosis kelainan pada jaringan
lunak. Teknik radiografi untuk memperlihatkan jaringan lunak dibuat dengan
teknik khusus. Teknik radiografi jaringan lunak dikenal dengan istilah Soft-
Tissue Technique. Aspek radiologi pada kelainan jaringan lunak penting untuk
diketahui dan dipahami agar penegakan diagnosis pada kelainan-kelainan jaringan
lunak dapat ditegakan secara cepat, tepat dan akurat.5,7,8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
ekstraseluler
nonfibril
(substansi
dasar).
Jaringan
fibrosa
Jaringan lemak dibagi menjadi 2 tipe utama yaitu : white fat, yang
utamanya terletak di jaringan subkutan, mediastinum, abdomen dan
retropenium, dan brown fat, yang terkonsentrasi di regio interscapular, leher,
mediastinum, aksila, dan retropenium (khususnya regio perirenal). White fat
terdiri dari lipocytes, yang merupakan sel berbentuk bulat atau lonjong yang
memiliki sebagian besar sitoplasma yang terdiri dari lipid besar tunggal yang
mendorong nukleus berbentuk sabit ke tepi. Brown fat cells berukuran lebih
kecil dengan sitoplasma multivakuola acidophilic dengan inti terletak di pusat
yang menunjukkan lekukan halus dan terdapat mitokondria yang banyak di
tingkat ultrastruktural.
membedakan dari serat ini adalah adanya myofibril, yang terdiri dari 2
mikrofilament yaitu: tipis (tersusun dari aktin) dan tebal (tersusun dari
myosin).
pembuluh darah dibagi menjadi 2 tipe utama yaitu: sel endotelial (terletak ke
arah lumen) dan kelompok yang terdiri dari sel perisit, sel otot polos, dan sel
glomus (terletak di sebelah luar). Sel endotel biasanya dikenal dengan
mudah karena bentuk dan lokasinya, akan tetapi kedua sel tersebut dapat
berubah dalam kondisi neoplastik, oleh karena itu harus terdapat keberadaan
gambaran
lain untuk
mengidentifikasinya.
dengan organel dan dianggap sebagai komponen spesifik terhadap tipe sel
ini dan terbukti mengandung faktor von Willebrand (faktor VIII antigen
terkait). Sedangkan, sel perisit, sel otot polos, dan sel glomus
dikarakteristikkan secara ultrastruktural dengan mikrofilamen sitoplasma
yang menunjukkan
focal condensation,
Pembuluh limfe yaitu pembuluh getah bening yang dilapisi oleh sel
endotel yang menunjukkan pewarnaan jauh lebih lemah untuk FVIII-RA dari
sel-sel endotel di pembuluh darah namun memiliki derajat serupa dari
reaktivitas untuk ulex dan thrombomodulin.
Sistem saraf perifer dibentuk oleh akson, sel schwan, sel perineural
dan fibroblas. Sebagian besar fibroblas terletak di epineurium, yang lapisan
terluarnya penuh dengan
sel
saraf yang
sel perineural
yang
negatif terhadap protein S-100. Sel schwan terlihat agak mirip dengan
fibroblas pada tingkat mikroskopis ringan namun dengan mudah dapat
dibedakan dari fibroblas secara imunohistokimia karena immunoreactivity
yang
kuat
ultrastruktural
S-100
dan
secara
Gambar 7. A. Gas gangrene, B. Fracture ankle dengan udara di sendi dan jaringan
lunak ( Sutton, David; Textbook of radiology and imaging Ed. 7th)
B. Lemak
Lipoma merupakan salah satu kelainan yang paling umum terjadi
yang berasal dari jaringan lemak, lipoma juga merupakan salah satu tumor
pada jaringan lunak. Gambaran yang dapat dilihat seperti bayangan lucent
yang jelas karena terdapat jaringan lemak yang banyak disekitar jaringan
lunak. Namun terkadang Lipoma juga memiliki kandungan serat yang tinggi
sehingga tampak bayangan yang kurang translusen, kalsifikasi jarang
terbentuk didaerah yang mengalami nekrosis iskemik.
Ada beberapa kelainan jaringan lunak yang berhubungan dengan
kontraktur, fraktur tulang, amputasi congenital dan dislokasi tulang panggul.
Setelah terjadi fraktur tulang yang melibatkan sendi maka darah dan lemak
akan dilepaskan dari sumsum tulang kedalam sendi dan membentuk
lipomarthrosis, dengan sinar secara horizontal pada foto maka lapisan lemak
dan cairan mungkin akan terlihat seperti lapisan lemak mengambang di atas
darah atau cairan, bagian tubuh yang paling sering terjadi adalah bahu dan
lutut, bergesernya lapisan lemak disekitar sendi terutama siku adalah tanda
lain yang menunjukkan adanya perdarahan ke dalam sendi akibat fraktur
tulang.
C. Edema
Edema pada jaringan lunak menyebabkan peningkatan ketebalan dan
menonjolnya septa fibrosa yang memberikan gambaran reticular kasar serta
menghilangnya lapisan jaringan.
acromegaly dan yang paling jelas terlihat yaitu di tangan dan lapisan tumit.
Gambar 9. Celulitis tungkai bawah dan menghilangnya lapisan
jaringan ( Sutton, David; Textbook of radiology and imaging
Ed. 7th)
10
Armilifer
11
yang
lunak
(Sutton,
David;
12
reaksi
periostteal makan akan terdapat gambaran yang bisa sulit untuk dibedakan
dengan sarcoma parosteal pada foto polos.
Nekrosis jaringan lunak dapat terjadi karena suntikan atau bentuk
lain dari trauma, luka bakar. Setelah trauma maka akan di hasilkan jaringan
lemak yang nekrosis berbentuk kalsifikasi massa bulat dan kasar
Calcinous circumscripta berhubungan dengan scleoderma dan
Raynaud disease. Tampak kalsifikasi padat di daerah tangan dan kadangkadang mempengaruhi sendi-sendi besar. Dermatomiositis adalah suatu
kondisi dimana terdapat degenerasi jaringan kolagen yang mengakibatkan
plak subkutan secara difus atau nodul klasium atau kalsifikasi reticular dan
seringkali dengan ulserasi diatasnya.
Sindrom Ehler-Danlos merupakan gangguan herediter dengan gejala
sendi yang lemah, kulit rapuh dan pembuluh darah yang elastis serta nodul
subkutan. Nodul terjadi dan menonjolkan tulang tampak seperti cincin
dengan ukuran 2-10 mm. kelainan ini perlu dibedakan dengan pheboliths dan
parasit. Penebalan kulit tangan dan kaki dengan hilangnya massa otot dan
penuaan dini merupakan gejala dari sindrom Werner. Kalsifikasi arteri dalam
tangan dan kaki, serta kalsifikasi dan tonjolan pada tulang merupakan tanda
yang sering ditemukan.
13
Gambar15.
Calcinosis
tumoral
14
Gambar16.
Myositis
ossificans
E. Tumor
Pada tumor jaringan lunak foto polos tidak terlalu berkontribusi dalam
menegakkan diagnosis namun mungkin dapat terlihat pembengkakan jaringan
lunak, peningkatan kepadatan secara difus dan distrosi dari jaringan lemak
dengan destruksi tulang jika terdapat keganasan atau terjadi pergeseran dari
jaringan lemak dan sclerosis jika masih bersifat jinak. MRI merupakan
pemeriksaan pilihan atau juga diperlukan CT-scan untuk melihat adanya
kalsifikasi.
15
16
17
gambar
T1
dan
T2
serta
T-weighted.
19
20
tanpa penebalan atau abnormalitas pada tendon. Cairan tidak ditemukan pada
tendon yang normal kecuali terdapat cairan yang sedikit disekitar tendon
pergelangan kaki dan pergelangan tangan.
21
Gambar 24.
22
Gambar 25.
hernia dari vastus lateralis ( Sutton, David; Textbook of radiology and imaging Ed.
7th)
Blood product
Oxyhaemoglobin
Deoxyhaemoglobin
Methaemoglobin
T1 signal intensity
Intermediate
Intermediate
High
T2 signal intensity
High
Low
Low
Subacute-late
(intracellular)
Methaemoglobin
High
High
Chronic late
(extracellular)
Haemosiderin
Low (void)
Low (void)
23
Imflammatory
myopathies
(pyomyositis,
necrotizing
fasciitis,
25
26
yaitu
fibrosarcoma,
ewing
sarcoma,
angiosarcoma,
27
Gambar 33.
( Sutton, David;
Slighted increased SI
Neurofibroma/schwannoma
Ganglion
Subacute haematoma
Haemangioma
Lymphocoele
Haemangioma
Abscess
Cystic hygroma
Well-differentiated
liposarcoma
Solid malignancies
Myxoma
Myxoid sarcoma
Intralesional
haemorrhage
Lipoma arborescens
28
Elastofibroma
Fibrolipohamartoma
Melanoma
Table 3. Signal intensitas pada T2
Low signal SI on T2
Fibrous lesions-plantar fibroma
-Morton's neuroma
aggressive fibromatosis (desmoid)
Some malignant fibrous histiocystoma (MFH)
Some malignant peripheral nerve sheath tumour (MPNST)
Pigmented villonodular synovitis (PVNS)
Giant cell tumour of tendon sheath
Aneurysms/vascular malformation
Chronic haematoma
Amyloid
Gouty tophus
D. Infeksi
Pemeriksaan MRI sangat berguna untuk dilakukan pada pada pasien
yang memiliki gejala klinis infeksi pada jaringan lunak, namun infeksi
jaringan lunak tidak dapat dibedakan dengan inflamasi , trauma jaringan
lunak non-infektif atau perubahan pasca operasi dengan hanya melakukan
pemeriksaan MRI saja. Cellulitis, abses, sinus tract, septic arthritis dan
osteomyelitis dapat dibedakan dengan baik dengan menggunakan kontras.
29
paha kiri ( Sutton, David; Textbook of radiology and imaging Ed. 7th)
30
Gambar 36. Lipoma, massa hyperechoic (dikutip dari : kinare, arun dkk. 2007.
Ultrasound of musculoskeletal soft tissue masses )
B. Ganglion
Sekitar 50-70 % dari masa jaringan lunak didaerah pergelangan tangan
adalah ganglion, meskipun dapat juga terjadi pada pergelangan kaki, siku,
pinggul, bahu dan lutut.
Gambaran pada USG adalah anechoic atau hypoechoic dengan massa
terlihat jelas berbentuk oval atau bulat. Sering terlihat anechoic pada duktus
dan mengarah kea rah persendian.
31
Gambar 37. Ganglion. Cystis mass pada 1st metacarpal (dikutip dari : kinare, arun
dkk. 2007. Ultrasound of musculoskeletal soft tissue masses )
C. Hemangioma
Ada 2 jenis utama dari hemangioma yaitu cavernosa dan kapiler. Dan
lebih sering terjadi pada orang dewasa. Muscular hemangioma sering
ditemukan tumor.
32
Gambar 38. Hemangioma A. hypoechoic pada m. gastrocnemius, B. beberapa echorich foci, C,D : low velocity venous flow pada masa (dikutip dari : kinare, arun dkk.
2007. Ultrasound of musculoskeletal soft tissue masses )
33
Gambar 39. Gluteus maximus abses (dikutip dari : kinare, arun dkk. 2007.
Ultrasound of musculoskeletal soft tissue masses )
E. Nerve tumor
Neurofibroma dan schwannoma merupakan dua tumor saraf yang
sering terjadi. Mereka sering tanpa gejala, keganasan harus diduga kuat jika
USG menunjukkan margin yang tidak jelas dan terdapat perlengketan ke
struktur disekitarnya. Kedua tumor hypoechoic pada USG dan relative
avaskuler pada Doppler, schwannomas dapat menunjukkan daerah kistik
akibat degenerasi dan focus hyperechoic tergantung pada distribusi jaringan
kolagen didalamnya.
Neurofibroma pada jaringan lunak biasanya sering terlihat pada anakanak dan orang dewasa muda, pada gambaran USG terdapat lesi yang
memiliki komponen hyperechoic dan lebih besar, margin tidak jelas, lebih
vaskuler.
34
Gambar 40. Subcutaneous neurofibroma (dikutip dari : kinare, arun dkk. 2007.
Ultrasound of musculoskeletal soft tissue masses )
F. Plantar fibromatosis
Plantar fibromatosis adalah kondisi jinak yang berhubungan dengan
permukaan plantar fasia, dengan pembentukan massa yang mendasari
jaringan fibrosa. Pada USG, lesi memiliki bentuk memanjang dan meruncing
diujungnya, biasanya hypoechoic dengan ukuran rata-rata 5-10 mm,
meskipun juga campuran echogenicity dapat terlihat dalam beberapa kasus.
G. Gout
Sendi kecil dari jari tangan dan kaki adalah lokasi yang bisanya tophi
gout dapat terbentuk. Tophi dapat echogenic dan hypogenic serta dikelilingi
rim echogenic, saat echogenic mereka dapat sulit untuk dibedakan dengan
jaringan fibrofaty disekitarnta terutama di kaki, band hyperechoic tidak
teratur dapat dilihat ditepi tulang rawan dan ini merupakan tanda dari double
contour sign
35
Gambar 41. Gout, A. Transerse, B. Longitudinal (dikutip dari : kinare, arun dkk.
2007. Ultrasound of musculoskeletal soft tissue masses )
H. Tumor malignant
Satu-satunya peran USG pada tumor ganas adalah untuk menentukan
tingkat dan hubungan massa dengan struktur disekitarnya. Metastasis ke otototot dan jaringan subkutan jarang ditemukan, karakteristik massa tergantung
pada tumor primer, ketika gambaran hypoechoic dan tumor primer tidak
terlihat kemungkinan massa merupakan hematoma atau lymphoma, terutama
jika terletak pada dinding anterior abdomen.
36
Gambar 42. Metastasis pada m. rectus abdominis (dikutip dari : kinare, arun dkk.
2007. Ultrasound of musculoskeletal soft tissue masses )
37
BAB III
KESIMPULAN
Jaringan lunak terdiri dari jaringan fibrosa, jaringan lemak, otot
rangka, pembuluh darah dan pembuluh limfe serta sistem saraf perifer.
Terdapat banyak penyakit atau kelainan yang dapat terjadi pada jaringan
lunak seperti tumor jaringan lunak atau sarcoma, kista, hematoma, rupture
tendon dan ligamentum, infeksi, kelainan metabolik, kelainan congenital dan
sebagainya.
Jaringan lunak selalu dapat divisualisasikan pada foto polos,
kebanyakan foto polos digunakan untuk memvisualisasikan gambaran
struktur tulang dan dibutuhkan pencahayaan yang terang untuk melihat
jaringan lunak dengan baik. Dalam penggunaannya secara klinis, pmeriksaan
CT-scan dapat menunjukkan lokasi, ukuran dan luas dari massa jaringan
lunak dan dapat mengidentifikasi karakteristik dari jaringan lemak atau
kepadatan dari suatu kalsifikasi pada beberapa lesi. MRI digunakan untuk
melihat abnormalitas berupa tumor atau penyempitan jalur jaringan lunak,
seperti otot, tendon, dan tulang rawan. USG dapat membedakan diantara
solid dan cystic tumor, dan pemeriksaan ini baik untuk biopsy, dapat
memonitor progress dari massa atau tumor jinak seperti hematoma,
Tidak semua massa dapat diidentifikasi dengan USG dan juga foto
polos tidak terlalu berkontribusi dalam menegakkan diagnosis kelainankelainan pada jaringan lunak seperti tumor jaringan lunak, oleh karena itu
MRI merupakan pemeriksaan pilihan utama atau juga diperlukan CT-scan
untuk melihat adanya kalsifikasi pada kelainan-kelainan jaringan lunak.
38
DAFTAR PUSTAKA
1. Bergman,
Ronald, Afifi,
adel
K.atlas
anatomy
http
://
www.
anatomyatlases.org/MicroscopicAnatomy/Section03/Plate0340.shtml diakses
tanggal 03 April 2014.
2. Rosai, J. 2011. Rosai and Ackermans Surgical Pathology vol.2, 10th Ed.,
Elsivier Mosby, Philadelphia, USA, hal. 2106-2107.
3. Norahmawati, Eviana dkk. 2011. Akurasi Diagnosa FNAB ( Fine Needle
Aspiration Biopsy ) Tumor Jaringan Lunak di Instalasi Patologi Anatomi
Rumah Sakit Umum Dr. Saiful Anwar Malang Periode Tahun 2008 2010.
Malang
4. Toro JR, Travis LB, Wu HJ, Zhu K, Fletcher CD, Devesa SS. Incidence
patterns of soft tissue sarcomas, regardless of primary site, in the surveillance,
epidemiology and end results program, 1978-2001: An analysis of 26,758
cases. Int J Cancer. Dec 15 2006.
5. Eastman, George W dkk. 2006. Getting Started in Clinical Radiology From
Image to Diagnosis. Thieme Stuttgart. NewYork
6. Syahrir, dkk, 2001, Radiologi Diagnostik, Jakarta. Bag.Radiologi FKUI
7. Sutton, David. 2003. Textbook of radiology and imaging Ed. 7 th. Elsevier
science. Churchil livingstone
8. Bontrager Kenneth L, 2000, Textbook of
39
India.
(Online)
at
http://www.ijri.org/article.asp?issn=0971-
3026;year=2007;volume=17;issue=3;spage=201;epage=208;aulast=Kinare#to
p diakses: 03 April 2014.
40