Professional Documents
Culture Documents
Polisulfida
Komposisi
Pasta Dasar
Polysulphide Polimer (-
Bahan utama
SH)
Zinc Sulfat atau
Memberikan kekuatan
Titanium dioksida
Pasta Katalis
Plasticizer: Dibutyl
Memberikan viskositas
pthalate
yang tepat
Sulfur
Mempercepat reaski
PbO2(Lead dioksida)
Mengontrol kecepatan
reaksi
Reduktor PbO2
Menginisiasi
polimerisasi dengan
memperpanjang ikatan
rantai
Kegunaan:
(1) Pembuatan gigi tiruan penuh dan lepasan
(2) Pembuatan gigi tiruan mahkota dan jembatan yang butuh
keakuratan dan elastomer yang adekuat
(3) Pembuatan tambalan inlay karena butuh bahan yang cair agar dapat
mengalir ke semua celah dari kavitas
Keuntungan:
(1) Stabilitas dimensi baik
(2) Mudah dimanipulasi
(3) Shelf life baik
(4) Mudah dibersihkan
(5) Bebas bau
Kerugian:
(1) Sangat kaku setelah mengeras
(2) Warna kurang bagus
(3) Perlu adhesive untuk merekatkan bahan cetak ke tray
Bahan Utama
Silikon Kondensasi
Silikon Adisi
Polydimetil siloksan
Polymethylhydrosiloxane
atau divinylpolysiloxane
Crosslinking Agent
Katalis
Kekurangan
Garam platina
Ada produk sampingan
-hidrofobik (harus
ditambah nonionic
surfactant)
-sensitif sulfur dari latex
glove. Sulfur menghambat
setting dan membuat
permukaan cetakan tidak
sempurna
Polyether
Komposisi:
Base Paste
Polyether
Plasticizer: glikoeter/phthalate
Inert filler: koloidal silika
Activator Paste
Aromatic sulfonate eter: alkylaromatic- sulfonate
Plasticizer: glikoeter/phthalate
Inert filler: koloidal silika
Pengadukan
Setting
time(menit)
SILIKON
SILIKON
KONDENSASI
ADISI
Mudah
Mudah
Mudah
10-20
6-7
6-10
6-8
Sederhana
Bagus
Tidak bagus
Bagus
Sangat
Sederhana
Tinggi
tinggi
3-6
2-3
30-60
30-45
Tidak nyaman
Nyaman
Nyaman
Nyaman
60
30-45
30-60
30-45
POLISULFIDA
POLIETER
Sederhana
Dimensi
stabilitas
setelah
dicetak
Stiffness
Working Time
(menit)
Bau dan rasa
Mixing
Time(detik)
Rendah
Tinggi
Alginat
Komposisi Alginat:
-
Reaksi
(1) Sodium fosfat bereaksi dengan kalsium sulfat yang menyediakan
waktu pengerjaan yang adekuat
2Na3PO4 + 3CaSO4 -> Ca3 (PO4)2 + 3Na2SO4
(2) Setelah sodium fosfat telah bereaksi, sisa kalsium sulfat bereaksi
dengan sodium alginat membentuk kalsium alginat yang tidak
larut, yang dengan air akan membentuk gel
Na alginat + CaSO4 -> Ca alginat + Na2SO4
Sifat-sifat Alginat
Sifat
Working time
Setting time
Flexibility
Strength
1-5 menit
14%
Compressive: 0,5-0,9 MPa
Tear: 0,4-0,7 kN/m
Manipulasi Alginat:
-
Mempersiapkan pengadukan
Campurkan bubuk alginat yang telah ditakar dengan air sesuai
takaran pada bowl. Kemudian lakukan pengadukan dengan cara
gerakan membentuk angka delapan kemudian menekan bahan ke
dinding bowl searah 180 derajat. Pengadukan sekitar 45detik
sampai 1 menit.
Membuat cetakan
INLEI WAX
Tipe Wax
1) Tipe I: Medium wax yang digunakan pada teknik direk
2) Tipe II: Soft wax yang digunakan pada teknik indirek
Perbedaan utama kedua tipe diatas adalah tipe I memiliki daya alir yang
lebih rendah pada saat suhu diberikan dibandingkan dengan tipe II, karena
ia harus cukup saat dipindahkan dari gigi pada temperatur mulut.
Paraffin 60%
Beeswax 5%
Ceresin 10%
Carnauba 25%
Candelila wax
Inlay
Crown
Bridge
GIPSUM
Gipsum yang dihaislkan untuk tujuan kedokteran gigi adalah kalsium
sulfat dihidrat murni (CaSO4 . 2H2O) yang dipanaskan pada suhu 1101200C sehingga terbentuk kalsium sulfat hemihidrat (CaSO4 . H2O).
Proses pengerasan gipsum terdiri dari dua tahap, yaitu tahap pertama
berupa larutnya hemihidrat dan tahap kedua berupa presipitasi dihidrat
yaitu kristal dihidrat mulai terbentuk hingga seluruh aodnan dipenuhi oleh
kristal dihidrat.
Kegunaan gipsum:
-
Bahan cetak
Bahan tanam
Refractory investment
Pencatatan oklusal
Karakteristik Gipsum
-
Perubahan Dimensi
Perubahan dimensi dipengaruhi oleh setting ekspansi dari gipsum.
Semakin tinggi atau besar nilai setting ekspansi maka perubahan
dimensi semakin besar. Normalnya toleransi setting ekspansi untuk
gipsum keras adalah 0,08% sampai dengan 0,1%.
Kekuatan kompresi
Setting time
Hidrasi gipsum dipengaruhi oleh banyaknya kandungan air.
Penambahan air pada pemanipulasian gipsum berguna untuk proses
pengerasan gipsum, namun bila kandungan air terlalu besar akan
menyebabkan setting time menjadi panjang.
Setting ekspansi
Selama proses pengerasan gipsum, seluruh tipe gipsum akan
mengalami ekspansi, namun hal ini harus dihindari semaksimal
mungkin dalam pembuatan model gigitiruan karena dapat
mempengaruhi perubahan dimensi gipsum. Cara yang paling
efektif dalam mengontrol setting ekspansi adalah dengan
penambahan bahan kimia. Setting ekspansi dapat dikurangi dengan
menambahkan K2SO4, NaCl atau boraks.
Manipulasi Gipsum:
Rasio air bubuk mempengaruhi konsistensi campuran, kekuatan
material, setting time dan setting expansi. Oleh karena itu, proporsi
air dan bubuk yang benar sangat penting. Tindakan mencampur
bubuk dan air bersama-sama disebut pengadukan. Pengadukan
bahan gipsum dapat dilakukan dengan tangan atau mekanis. Bahan
plaster biasanya diaduk dengan tangan dalam mangkuk karet
fleksibel. Bahan stone dapat diaduk secara mekanis atau dengan
tangan, namun bahan dental stone high- strength hampir selalu
dengan metode pengadukan mekanis. Saat gipsum diaduk dengan
tangan, bubuk dan air diaduk menggunakan spatula dengan
kecepatan sekitar 2 putaran per detik selama sekitar 1 menit. Jika
gipsum dicampur dengan mixer, operator harus mengaduk bubuk
dan air dengan tangan selama beberapa detik untuk memastikan
bahwa pengadukan mekanik akan bekerja secara efektif. Terlepas
dari metode yang digunakan untuk mencampur bahan, vibrator
hampir selalu digunakan untuk membantu menghilangkan
gelembung yang terbentuk selama pencampuran. Biasanya,
campuran tersebut digetarkan selama 10 sampai 15 detik untuk
memaksa gelembung ke atas campuran. Getaran juga digunakan
untuk memudahkan memindahkan gipsum ke bahan cetak atau
wadah lainnya.
Ada beberapa metode umum untuk menuangkan model atau cor.
Metode pertama, lembaran lilin lunak yang disebut boxing wax
dilekatkan di pinggir cetakan kira-kira 1 cm di luar sisi jaringan
hasil cetakan untuk memberikan dasar pada model. Metode kedua
dimulai dengan menuangkan gipsum pada gigi dan permukaan
jaringan lunak hasil cetakan. Cetakan yang telah diisi kemudian
dibuatkan basis modelnya dengan cara menempatkan cetakan pada
tumpukan campuran gipsum yang diletakkan di atas permukaan
nonabsorbent seperti kaca. Metode ketiga untuk menuangkan
INVESTMENT
Material investment adalah material keramik yang cocok untuk pembuatan
mould (cetakan yang dibuat untuk membuat gigi tiruan dalam rongga)
dengan pengecoran logam. Investment merupakan material yang tahan
dengan pemanasan tinggi (refractory material).
1) Silica Bonded Investment
Bahan-bahan ini terdiri dari bubuk quartz (kuarsa) atau kristobalit yang
terikat oleh gel silika. Pada pemanasan, gel silika berubah menjadi silika
sehingga mould merupakan massa padat partikel silika. Silica merupakan
pengikat, berasal dari ethyl silicate atau dispersi dari cairan colloidal
silica. Terdapat 2 tipe : Salah satu investment terdiri dari silica refactory,
yang terikat oleh hidrolisis ethyl silicate dalam asam hydrochloric. Produk
dari hidrolisis adalah bentuk colloidal solution dari asam silicic dan etil
alkohol. Binder solution umumnya berasal dari pencampuran etil silikat
atau salah satu dari oligomer dengan campuran asam klorida encer dan
Asam silikat (sol) membentuk gel silika pada pencampuran dengan bubuk
kuarsa atau kristobalit dalam kondisi basa. pH basa dicapai dengan
adanya magnesium oksida dalam bubuk. Agar material memiliki kekuatan
yang cukup saat pengecoran maka harus memasukkan sebanyak mungkin
bubuk ke dalam binder solution. Proses ini dibantu oleh gradasi partikel
yang kecil di antara ukuran partikel yang besar sehingga campuran
menjadi tebal lalu digetarkan untuk mendorong partikel semakin dekat
dan menghasilkan kekuatan investment yang maksimal. Shrinkage kecil
terjadi selama tahap awal dari pemanasan investment sebelum
pengecoran. Hal ini disebabkan hilangnya air dan alkohol dari gel.
Properties :
a. Thermal stability
Silica-bonded investment memiliki kekuatan pada suhu tinggi
yang digunakan untuk casting base metal alloys.
b. Porosity
Silica-bonded investment so closely packed sehingga bebas
porositas.
Namun tercipta back pressure yang akan menyebabkan mould
incompletely dan casting tersebut keropos. Masalah ini diatasi
dengan
membuat
ruang/ventilasi
pada
investment
untuk
d. Application
Silica-bonded
digunakan
investment
untuk
casting
jarang
karena
pembuatan
yang
lama.
Refractory Fillers
Berupa Silica 80% dari berat dalam bentuk Cristoballite,
Quartz, atau pencampuran keduanya. Tujuannya agar ada
resistensi thermal shock (refractoriness) dan thermal
expansion yang tinggi. Ukuran partikel nya dari submicronfine sand. Sifat ukuran partikel ini tidak berpengaruh
terhadap kehalusan (smoothness) ataupun kesulitan melepas
casting dan investments.
ii.
Binder Materials
Terdiri dari MgO (Magnesium Oxide) dan Asam Fosfat.
Namun penggunaan asam fosfat sudah mulai digantikan
dengan monoammonium fosfat (sebab bisa berikatan dengan
powder investment)
iii. Modifier
bisa
membuat
rapuh.
Walaupun
investment
content
melebihi
critical
point,
phosphate
Colloidal Silica
Karena beberapa alloys yang mengandung emas dan alloys
lain yang digunakan untuk restorasi metal-keramik punya
melting temperature ranges yang lebih tinggi dibanding
traditional gold alloys, maka dibutuhkan kontraksi selama
solidifikasi yang lebih besar, maka itu dibutuhkan ekspansi
yang lebih besar, maka suspensi colloidal silica yang
menggantikan air yang benenficial untuk mencampur
phosphate investment.
Setting Reaction
Chemical reaction yang membuat phosphate-based binder
system mengeras
Produk
multimolecular
secara
adalah
predominan
(NH4MgPO46H2O)n
agregat
colloidal
di
sekitar
reaction
seharusnya
menghasilkan
shrinkage.
set
yang
lebih
Efisiensi
mixing
seperti
Quartz,
tridymite,
atau
cristobalite
atau
semua sifat
yang
diperlukan dan
kecil
Contohnya,
untuk
sejumlah
memodifikasi
kecil
klorida
berbagai
atau
sifat
fisik.
asam
borat
Ekspansi
yang
terjadi
bila
investment
mold
di