You are on page 1of 27

MATERIAL PENUNJANG UNTUK PEMBUATAN RESTORASI INDIREK

(Bahan Cetak, Inlei Wax, Gypsum, dan Investment)

1. Material Cetak Kedokteran Gigi


Bahan cetak kedokteran gigi terdiri dari dua jenis yaitu bahan cetak elastis
dan non elastis. Bahan cetak elastis terdiri dari hidrokoloid material dan
elastomer impression material. Bahan yang bersifat non elastis adalah
impression compound, impression wax, plaster of paris dan zinc oxide
eugenol impression material.
1) Bahan Cetak Elastomer
Elastomer adalah bahan cetak bersifat elastis yang apabila digunakan
dan dikeluarkan dari rongga mulut akan tetap bersifat elastis dan
fleksibel. Bahan cetak ini memiliki keakuratan yang tinggi dan
memiliki kemampuan mencetak detail yang baik.
Bahan cetal elastomer terdiri dari polisulfida, polieter, silikon
kondensasi, dan silikon adisi.
-

Polisulfida
Komposisi
Pasta Dasar

Polysulphide Polimer (-

Bahan utama

SH)
Zinc Sulfat atau

Memberikan kekuatan

Titanium dioksida

Pasta Katalis

Plasticizer: Dibutyl

Memberikan viskositas

pthalate

yang tepat

Sulfur

Mempercepat reaski

PbO2(Lead dioksida)

Memberi warna coklat

Stearic acid (Oleic acid)

Mengontrol kecepatan

reaksi
Reduktor PbO2

Menginisiasi
polimerisasi dengan
memperpanjang ikatan
rantai

Reaksi dipengaruhi oleh suhu dan kelembaban dimana kondisi yang


lembab dan panas dapat mempercepat setting.

Kegunaan:
(1) Pembuatan gigi tiruan penuh dan lepasan
(2) Pembuatan gigi tiruan mahkota dan jembatan yang butuh
keakuratan dan elastomer yang adekuat
(3) Pembuatan tambalan inlay karena butuh bahan yang cair agar dapat
mengalir ke semua celah dari kavitas

Keuntungan:
(1) Stabilitas dimensi baik
(2) Mudah dimanipulasi
(3) Shelf life baik
(4) Mudah dibersihkan
(5) Bebas bau

Kerugian:
(1) Sangat kaku setelah mengeras
(2) Warna kurang bagus
(3) Perlu adhesive untuk merekatkan bahan cetak ke tray

Silikon Adisi dan Kondensasi


Silikon kondensasi berbentuk base paste dan low-viskositas katalis
yang berbentuk liquid. Kondensasi silicon dapat juga berbentuk
two-putty sistem. Silikon kondensasi tersedia dalam beberapa
tingkat viskositas, mulai dari putty, heavy, medium, hingga light
bodied. Bahkan ada material silicon kondensasi yang memiliki
viskositas rendah. Karena memiliki banyak tingkat viskositas,
pengaplikasian bahan ini dapat menggunakan teknik yang
bervariasi. Namun, perbedaan viskositas antara activator dan base
paste dapat menyebabkan material yang tercampur tidak homogen.

Bahan Utama

Silikon Kondensasi

Silikon Adisi

Polydimetil siloksan

Polymethylhydrosiloxane
atau divinylpolysiloxane

Crosslinking Agent

Tetra ethyl Silicate


(TES): akan
mengahsilkan produk
sampingan berupa ethyl
alkohol Atau Hydrogen
siloksan: menghasilkan
pitting pada permukaan
dental stone

Katalis
Kekurangan

Garam platina
Ada produk sampingan

-hidrofobik (harus
ditambah nonionic
surfactant)
-sensitif sulfur dari latex
glove. Sulfur menghambat
setting dan membuat
permukaan cetakan tidak
sempurna

Polyether
Komposisi:
Base Paste

Polyether
Plasticizer: glikoeter/phthalate
Inert filler: koloidal silika

Activator Paste
Aromatic sulfonate eter: alkylaromatic- sulfonate
Plasticizer: glikoeter/phthalate
Inert filler: koloidal silika

Perbedaan Sifat-Sifat Bahan Cetak Elastomer

Pengadukan
Setting
time(menit)

SILIKON

SILIKON

KONDENSASI

ADISI

Mudah

Mudah

Mudah

10-20

6-7

6-10

6-8

Sederhana

Bagus

Tidak bagus

Bagus

Sangat

Sederhana

Tinggi

tinggi

3-6

2-3

30-60

30-45

Tidak nyaman

Nyaman

Nyaman

Nyaman

60

30-45

30-60

30-45

POLISULFIDA

POLIETER

Sederhana

Dimensi
stabilitas
setelah
dicetak
Stiffness
Working Time
(menit)
Bau dan rasa
Mixing
Time(detik)

Rendah

Tinggi

Alginat
Komposisi Alginat:
-

Sodium atau Potassium Alginate Salt untuk membuat bubuk


menjadi larut dalam air

Natrium fosfat untuk membuat proses gelasi tidak terlalu cepat

Diatomaceuous earth atau Silicate semacam ganggang untuk


mengontrol konsistensi

Potasium sulfat untuk mengurangi efek inhibisi

Organic Glycol untuk melindungi bubuk supaya tidak terlalu


berterbangan ketika dikeluarkan (dustless)

Quartenary Ammonium untul Self-disinfection

Wintergreen , pepermint untuk perasa

Pigmen sebagai pewarna

Reaksi
(1) Sodium fosfat bereaksi dengan kalsium sulfat yang menyediakan
waktu pengerjaan yang adekuat
2Na3PO4 + 3CaSO4 -> Ca3 (PO4)2 + 3Na2SO4

(2) Setelah sodium fosfat telah bereaksi, sisa kalsium sulfat bereaksi
dengan sodium alginat membentuk kalsium alginat yang tidak
larut, yang dengan air akan membentuk gel
Na alginat + CaSO4 -> Ca alginat + Na2SO4
Sifat-sifat Alginat
Sifat
Working time

Fast set: 1,25-2menit


Dengan pencampuran bubuk-air: 45 detik
Regular set: 3-4,5 menit dengan pencampuran bubuk
air 60 detik

Setting time
Flexibility
Strength

1-5 menit
14%
Compressive: 0,5-0,9 MPa
Tear: 0,4-0,7 kN/m

Manipulasi Alginat:
-

Mempersiapkan pengadukan
Campurkan bubuk alginat yang telah ditakar dengan air sesuai
takaran pada bowl. Kemudian lakukan pengadukan dengan cara
gerakan membentuk angka delapan kemudian menekan bahan ke
dinding bowl searah 180 derajat. Pengadukan sekitar 45detik
sampai 1 menit.

Membuat cetakan

Permukaan harus mencapai konsistensi tertentu sehingga tidak


mengalir keluar sendok cetak. Ketebalan cetakan alginat antara
sendok cetak dan jaringan harus sekurang-kurangnya 3mm.

INLEI WAX
Tipe Wax
1) Tipe I: Medium wax yang digunakan pada teknik direk
2) Tipe II: Soft wax yang digunakan pada teknik indirek
Perbedaan utama kedua tipe diatas adalah tipe I memiliki daya alir yang
lebih rendah pada saat suhu diberikan dibandingkan dengan tipe II, karena
ia harus cukup saat dipindahkan dari gigi pada temperatur mulut.

Komposisi dental wax:


1) Synthetic wax
Diperoleh dari proses penyatuan molekul natural wax. Synthetix wax
lebih homogen daripada natural wax
2) Natural wax (paraffin, carnauba wax, candelila wax, dan resin).
Natural wax diperoleh dari mineral, tumbuhan, dan binatang.
-

Paraffin 60%

Beeswax 5%

Ceresin 10%

Carnauba 25%

Candelila wax

Dental wax mengandung 40%-60% dari beratnya berupa paraffin.


Dammar Resin digunakan untuk meningkatkan kehalusan saat molding
dan dapat menghindari terjadinya cracking dan flaking. Selain itu juga
dapat meningkatkan toughness dari wax dan meningkatkan kehalusan dan
dapat mengkilapkan permukaan. Carnauba wax memiliki melting point
yang tinggi. Carnauba wax dikombinasi bersama paraffin untuk
mengurangi kelarutan pada temperatur mulut. Carnauba wax juga dapat
membuat permukaan wax lebih glossy dibandingkan dengan dammar
resin. Candelilla wac dapat digunakan sebagai pengganti carnauba wax.
Sifat Dental wax:
1) Daya alir dental wax
Pada Tipe I, temperatur yang diperlukan untuk mendapatkan daya alir
yang cukup agar diperoleh detail yang baik dari objek(gigi yang telah
di preparasi) harus tidak mengganggu vitalitas gigi dan jaringan
sekitarnya. Pada tipe II, temperatur tersebut dapat lebih rendah untuk
mendapatka daya alir yang cukup. Jika daya alir tidak adekuat, wax
tidak akan bisa merekam detail yang baik pada permukaan kavitas.
Inlay wax akan mudah ditempatkan dengan baik tanpa adanya
kerusakan jaringan pada temperatur 45oC.
2) Termal ekspansi
Termal ekspansi pada inlay wax akan meningkat sebanyak 0,6% ketika
temperaturnya dinaikan dari 25oC ke 37oC, walaupun kebanyakan wax
hanya mengalami peningkatan termal ekspansi sebesar 0,3%.

Grafik Termal Ekspansi pada inlay wax( Phillips, R,W., Science of


Dental Materials 7th ed, W.B Saunders Co, Philadelphia, 1973:403)
Pendinginan dan pengerasan wax dimulai dengan kehilangan panas
yang cepat pada temperatur kamar. Kemudian terlihat sedikit tahanan
pada temperatur 420C dengan penurunan kecepatan pendinginan
sehubungan dnegan keluarnya energi oleh karena menyusun kembali
molekul-molekul di dalam wax. Kemungkinan kembalinya struktur
kristal-kristal tersebut disebabkan oleh adanya perubahan temperatur.
3) Distorsi pada inay wax
Penyebab utama terjadinya distorsi adalah relaksasi daripada tekanan
yang diberikan selama pemanipulasian. Misalnya wax dibentuk seperti
tapal kuda akan berusaha kembali ke bentuk semula. Hal ini terjadi
karena adanya internal stress pada wax tersebut untuk melawan stress
yang diberikan padanya disebabkan adanya penyusunan kembali
kristal-kristal molekul tadi.

Sifat-Sifat Yang Diinginkan Pada Inlay Wax


-

Bila melunak harus homogen

Warna harus kontras dengan bahan die atau gigi

Tidak mudah pecah atau mempunyai permukaan yang kasar saat


dimanipulasikan

Harus dapat dicarving sampai menjadi lapisan yang tipis sekali

Tidak meninggalkan sisa (residu) dalam mould

Harus benar-benar kaku (rigid) dan memiliki kestabilan dimensi


yang baik sampai pembuangannya

Kegunaan inlay wax

Inlay

Crown

Bridge

GIPSUM
Gipsum yang dihaislkan untuk tujuan kedokteran gigi adalah kalsium
sulfat dihidrat murni (CaSO4 . 2H2O) yang dipanaskan pada suhu 1101200C sehingga terbentuk kalsium sulfat hemihidrat (CaSO4 . H2O).
Proses pengerasan gipsum terdiri dari dua tahap, yaitu tahap pertama
berupa larutnya hemihidrat dan tahap kedua berupa presipitasi dihidrat
yaitu kristal dihidrat mulai terbentuk hingga seluruh aodnan dipenuhi oleh
kristal dihidrat.

Kegunaan gipsum:
-

Model dan die

Bahan cetak

Bahan tanam

Refractory investment

Pencatatan oklusal

Klasifikasi menurut ADA No. 25:


1) Tipe I Impression Plaster
Digunakan untuk mencetak daerah edentulus, perbaikan gigi tiruan,
dan pencatatan oklusal. Gipsum tipe ini dicampur dengan rasio air
bubuk yang yang lebih besar. Gipsum ini memerlukan konsistensi yang
lebih tebal dan kaku sehingga menurunkan kemungkinan gipsum
mengalir keluar dari sendok cetak saat dimasukkan ke dalam mulut.
2) Tipe II Model Plaster
Gipsum tipe ini digunakan untuk menyatukan model kerja dengan
artikulator. Gipsum tipe II dihasilkan dari gipsum yang dipanaskan
pada suhu 1100-1200C sehingga menghasilkan kristal -hemihidrat
yang poreus, mempunyai bentuk yang sangat tidak teratur dan jarak
antar partikel yang besar sehingga menyebabkan reaksi pengerasan
memerlukan banyak air.
3) Tipe III Dental Stone
Gipsum tipe III biasanya digunakan sebagai model kerja dan sebagai
lawan dari gigi tiruan pada artikulator dalam pembuatan gigi tiruan
sebagian lepasan. Gipsum tipe III ini dihasikan dari gipsum yang
dipanaskan pada suhu 125oC dibawah tekanan atmosfer sehingga
mengalami dehidrasi dan kandungan airnya berkurang. Setelah melalui
proses dehidrasi, maka akan dihasilkan kristal -hemihidrat yang lebih
padat, kecil dan seragam. Kekuatan kompresi gipsum tipe III adalah
20,7 MPa (3000 psi) sampai 34,5 MPa (5000 psi). Gipsum tipe III
lebih kuat dan tahan terhadap abrasi dibandingkan dengan gipsum tipe
II.

4) Tipe IV Die Stone: High Strength


Gipsum tipe IV digunakan sebagai die. Gipsum tipe IV dihasilkan
dengan memanaskan gipsum kedalam larutan CaCl2 30% pada suhu
120o-1300C yang terkandung didalamnya sehingga dihasilkan kristal hemihidrat yang lebih padat, lebih bedar dan lebih kuboidal daripada
gipsum tipe III. Pada pencampuran gipsum tipe IV ini penggunaan air
lebih sedikit dibandingkan dengan gipsum tipe III sehingga kekerasan
gipsum ini lebih besar dari gipsum tipe III.
5) Tipe V Die stone: High Strength, High expansion
Gipsum tipe V merupakan gipsum yang memiliki ekspansi yang lebih
besar yaitu sekitar 0,1%-0,3% yang digunakan sebagai die untuk
mengimbangi pengerutan casting logam pada saat pendinginan setelah
pemanasan pada suhu tinggi. Proses pembuatan gipsum tipe IV dan V
adalah sama, yang membedakannya adalah pada gipsum tipe IV
dilakukan penambahan garam tambahan untuk mengurangi setting
ekspansinya. Gipsum tipe V mempunyai kekuatan kompresi yang lebih
tinggi dibandingkan dengan gipsum tipe IV. Partikel gipsum tipe V
sangat halus dan memiliki rasio air bubuk yang lebih rendah sehingga
dihasilkan kekuatan kompresi gipsum yang lebih tinggi.

Karakteristik Gipsum
-

Perubahan Dimensi
Perubahan dimensi dipengaruhi oleh setting ekspansi dari gipsum.
Semakin tinggi atau besar nilai setting ekspansi maka perubahan
dimensi semakin besar. Normalnya toleransi setting ekspansi untuk
gipsum keras adalah 0,08% sampai dengan 0,1%.

Kekuatan kompresi

Kerapuhan gipsum disebabkan oleh pengerutan volume gipsum


selama proses hidrasi dan kandungan air yang terlalu banyak.
Model gigi tiruan harus menggunakan gipsum yang tahan terhadap
fraktur dan abrasi.
-

Setting time
Hidrasi gipsum dipengaruhi oleh banyaknya kandungan air.
Penambahan air pada pemanipulasian gipsum berguna untuk proses
pengerasan gipsum, namun bila kandungan air terlalu besar akan
menyebabkan setting time menjadi panjang.

Rasio air dan bubuk(W/P)


Rasio air bubuk tiap jenis gipsum berbeda-beda tergantung pada
jarak, ukuran dan bentuk dari kristal kalsium sulfat hemihidratnya.
Gipsum tipe II membutuhkan lebih banyak air pada pengadukan
dikarenakan bentuk partikel gipsum tipe II tidak beraturan dan
lebih porus. Gipsum tipe III membutuhkan lebih sedikit air
daripada gipsum tipe II namun gipsum tipe III membutuhkan lebih
banyak air dari pada gipsum tipe IV. Jika air yang ditambahkan
terlalu banyak, adonan menjadi lebih tipis dan lebih mudah dituang
ke dalam mold tetapi setting time akan lebih panjang dan gipsum
cenderung lebih lemah.

Setting ekspansi
Selama proses pengerasan gipsum, seluruh tipe gipsum akan
mengalami ekspansi, namun hal ini harus dihindari semaksimal
mungkin dalam pembuatan model gigitiruan karena dapat
mempengaruhi perubahan dimensi gipsum. Cara yang paling
efektif dalam mengontrol setting ekspansi adalah dengan
penambahan bahan kimia. Setting ekspansi dapat dikurangi dengan
menambahkan K2SO4, NaCl atau boraks.

Manipulasi Gipsum:
Rasio air bubuk mempengaruhi konsistensi campuran, kekuatan
material, setting time dan setting expansi. Oleh karena itu, proporsi
air dan bubuk yang benar sangat penting. Tindakan mencampur
bubuk dan air bersama-sama disebut pengadukan. Pengadukan
bahan gipsum dapat dilakukan dengan tangan atau mekanis. Bahan
plaster biasanya diaduk dengan tangan dalam mangkuk karet
fleksibel. Bahan stone dapat diaduk secara mekanis atau dengan
tangan, namun bahan dental stone high- strength hampir selalu
dengan metode pengadukan mekanis. Saat gipsum diaduk dengan
tangan, bubuk dan air diaduk menggunakan spatula dengan
kecepatan sekitar 2 putaran per detik selama sekitar 1 menit. Jika
gipsum dicampur dengan mixer, operator harus mengaduk bubuk
dan air dengan tangan selama beberapa detik untuk memastikan
bahwa pengadukan mekanik akan bekerja secara efektif. Terlepas
dari metode yang digunakan untuk mencampur bahan, vibrator
hampir selalu digunakan untuk membantu menghilangkan
gelembung yang terbentuk selama pencampuran. Biasanya,
campuran tersebut digetarkan selama 10 sampai 15 detik untuk
memaksa gelembung ke atas campuran. Getaran juga digunakan
untuk memudahkan memindahkan gipsum ke bahan cetak atau
wadah lainnya.
Ada beberapa metode umum untuk menuangkan model atau cor.
Metode pertama, lembaran lilin lunak yang disebut boxing wax
dilekatkan di pinggir cetakan kira-kira 1 cm di luar sisi jaringan
hasil cetakan untuk memberikan dasar pada model. Metode kedua
dimulai dengan menuangkan gipsum pada gigi dan permukaan
jaringan lunak hasil cetakan. Cetakan yang telah diisi kemudian
dibuatkan basis modelnya dengan cara menempatkan cetakan pada
tumpukan campuran gipsum yang diletakkan di atas permukaan
nonabsorbent seperti kaca. Metode ketiga untuk menuangkan

model ini mirip dengan metode kedua tetapi menggunakan wadah


yang disebut rubber base untuk membentuk dasar cetakan. Model
dan die dapat didesinfeksi dengan semprotan iodophor sesuai
instruksi pabrik atau dengan cara merendamnya dalam larutan
natrium hipoklorit 5% dengan pengenceran 1:10 selama 30 menit.
Model yang telah didesinfeksi harus diperiksa dengan cermat untuk
melihat kerusakan permukaan, karena tidak semua desinfektan
kompatibel dengan produk gipsum.

INVESTMENT
Material investment adalah material keramik yang cocok untuk pembuatan
mould (cetakan yang dibuat untuk membuat gigi tiruan dalam rongga)
dengan pengecoran logam. Investment merupakan material yang tahan
dengan pemanasan tinggi (refractory material).
1) Silica Bonded Investment

Bahan-bahan ini terdiri dari bubuk quartz (kuarsa) atau kristobalit yang
terikat oleh gel silika. Pada pemanasan, gel silika berubah menjadi silika
sehingga mould merupakan massa padat partikel silika. Silica merupakan
pengikat, berasal dari ethyl silicate atau dispersi dari cairan colloidal
silica. Terdapat 2 tipe : Salah satu investment terdiri dari silica refactory,
yang terikat oleh hidrolisis ethyl silicate dalam asam hydrochloric. Produk
dari hidrolisis adalah bentuk colloidal solution dari asam silicic dan etil
alkohol. Binder solution umumnya berasal dari pencampuran etil silikat
atau salah satu dari oligomer dengan campuran asam klorida encer dan

industrial spirit. Industrial spirit tersebut meningkatkan pencampuran etil


silikat dan air yang belum tercampur. Terbentuk reaksi hidrolisis lambat
dari etil silikat yang menghasilkan asam silikat (sol) dengan pembebasan
etil alkohol sebagai produk sampingan.

Asam silikat (sol) membentuk gel silika pada pencampuran dengan bubuk
kuarsa atau kristobalit dalam kondisi basa. pH basa dicapai dengan
adanya magnesium oksida dalam bubuk. Agar material memiliki kekuatan
yang cukup saat pengecoran maka harus memasukkan sebanyak mungkin
bubuk ke dalam binder solution. Proses ini dibantu oleh gradasi partikel
yang kecil di antara ukuran partikel yang besar sehingga campuran
menjadi tebal lalu digetarkan untuk mendorong partikel semakin dekat
dan menghasilkan kekuatan investment yang maksimal. Shrinkage kecil
terjadi selama tahap awal dari pemanasan investment sebelum
pengecoran. Hal ini disebabkan hilangnya air dan alkohol dari gel.
Properties :
a. Thermal stability
Silica-bonded investment memiliki kekuatan pada suhu tinggi
yang digunakan untuk casting base metal alloys.

b. Porosity
Silica-bonded investment so closely packed sehingga bebas
porositas.
Namun tercipta back pressure yang akan menyebabkan mould
incompletely dan casting tersebut keropos. Masalah ini diatasi
dengan

membuat

ruang/ventilasi

pada

investment

untuk

memungkinkan udara melarikan diri dari cetakan sehingga


mencegah kenaikan tekanan.
c. Compensating expansion
Kekuatan casting bergantung pada kemampuan bahan investment
untuk mengimbangi shrinkage dari paduan yang terjadi selama
pengecoran. Compensating expansion merupakan kombinasi dari
setting expansion, thermal expansion, dan ekspansi yang terjadi
ketika silika mengalami inversi pada suhu tinggi. Silicabondedinvestment mangalami sedikit kontraksi selama tahap awal
pemanasan yang disebabkan oleh reaksi alami dari kehilangan air
dan alkohol dari bubuk. Saat pemanasan berlanjut maka akan
menyebabkan ekspansi besar karena sifat close packed dari
partikel silica. Ekspansi linier maksimum sebesar 1,6% pada suhu
6000 C.

a. Compressive strength: 1.5 mPa/min


b. Thermal expansion :1.5-1.8% (investment ini dapat menahan suhu
antara 1090-11800 C).

d. Application
Silica-bonded
digunakan

investment

untuk

casting

jarang
karena

kurang nyaman akibat adanya etanol


yang terbakar saat pemanasan pada
suhu tinggi, kompleks dan memakan
waktu

pembuatan

yang

lama.

Biasanya digunakan untuk highfusing base metal partial denture


alloys.
c. Keuntungan :
i. Low setting expansion
i. Digunakan pada suhu tinggi
ii. Material ini kurang padat sehingga lebih permeabel dan dapat
membentuk smooth casting
iii. Investment lebih tahan api (refractory materials).
d. Kerugian :
a. Masa simpan cairan terbatas.
b. Pembuatan kompleks dan memakan waktu.
c. Sangat mahal.
d. Mengeluarkan komponen yang mudah terbakar selama setting.
e. (C2H5OH) akan shrinkage pada suhu kamar karena kekuatan
rendah dan ekspansi termal besar

f. Mudah terbentuk retakan saat pemanasan dilakukan terlalu


cepat.
2) Phospat Bonded Investment

Pertumbuhan cepat dalam penggunaan prostheses metal-keramik dan


prostheses hot-pressed keramik berimbas juga pada peningkatan
penggunaan phosphate-bonded/silicate-bonded investments. Walaupun
investments lebih sulit untuk dilepas dari castings daripada gypsumbased investments, masalah ini sudah bisa dikurangi dan phosphatebonded investment lebih menunjukkan kepuasan conventional gold
alloys.
Sekarang lebih banyak digunakan dibanding gypsum-bonded
investment, karena harganya yang lebih murah.
Komposisi
i.

Refractory Fillers
Berupa Silica 80% dari berat dalam bentuk Cristoballite,
Quartz, atau pencampuran keduanya. Tujuannya agar ada
resistensi thermal shock (refractoriness) dan thermal
expansion yang tinggi. Ukuran partikel nya dari submicronfine sand. Sifat ukuran partikel ini tidak berpengaruh
terhadap kehalusan (smoothness) ataupun kesulitan melepas
casting dan investments.

ii.

Binder Materials
Terdiri dari MgO (Magnesium Oxide) dan Asam Fosfat.
Namun penggunaan asam fosfat sudah mulai digantikan
dengan monoammonium fosfat (sebab bisa berikatan dengan
powder investment)

iii. Modifier

Berupa Carbon yang digunakan menghasilkan clean castings


dan membantu melepaskan casting dari investment mold.
Tambahan ini cocok untuk casting alloy nya yang emas. Ada
ketidaksetujuan terhadap efek carbon pada phosphate
investments digunakan untuk casting silver-palladium atau
palladium-silver atau base-metal alloys, karena dianggap
karbon

bisa

membuat

rapuh.

Walaupun

investment

dipanaskan ke temperature yang bisa membakar karbon tadi.


Banyak bukti yang menyatakan palladium bereaksi dengan

carbon pada temperature di atas 1504 derajat celcius. Oleh


karena itu jika casting temperature alloy dengan high
palladium

content

melebihi

critical

point,

phosphate

investment tanpa karbon harus digunakan.


iv. Air
v.

Colloidal Silica
Karena beberapa alloys yang mengandung emas dan alloys
lain yang digunakan untuk restorasi metal-keramik punya
melting temperature ranges yang lebih tinggi dibanding
traditional gold alloys, maka dibutuhkan kontraksi selama
solidifikasi yang lebih besar, maka itu dibutuhkan ekspansi
yang lebih besar, maka suspensi colloidal silica yang
menggantikan air yang benenficial untuk mencampur
phosphate investment.

Setting Reaction
Chemical reaction yang membuat phosphate-based binder
system mengeras

Magnesium amonium fosfat yang dihasilkan


polymeric.

Produk

multimolecular

secara

adalah

predominan

(NH4MgPO46H2O)n

agregat

colloidal
di

sekitar

kelebihan MgO dan fillers. Pada saat pemanasan, binder set


investment terjadi reaksi thermal.
Hasil dari reaksi produksi terhadap phosphate-bonded
investments adalah Crystalline Mg2P2O7 kelebihan MgO, dan
secara esensial quartz tidak diubah, cristoballite atau
keduanya. Tambahannya Mg3(P2O4)2 dibuat jika investment
itu dibuat overheated atau jika metal mencair berkontak
dengan mold cavity.
Setting dan Thermal Expansion
Setting

reaction

seharusnya

menghasilkan

shrinkage.

Namun pada kenyataannya ekspansi sebenarnya terjadi


meskipun hanya sedikit, dengan begitu ditingkatkan dengan
menggunakan colloidal silica solution (biasanya disebut
dengan special liquid) dibanding dikatakan sebagai bagian
dari air. Bisa digunakan untuk meng-expand dibanding
kecenderungan menyusut. Pada gambar ini terlihat efek
peningkatan penggunaan liquid berbanding lurus dengan
thermal expansion dan setting expansion.

Working dan Setting Time


Dipengaruhi oleh Temperatur. The Warmer The Faster It Sets.
Reaksi setting nya mengeluarkan panas, dan lebih jauh lagi
mempercepat rate of setting.
menghasilkan

set

yang

lebih

Waktu mixing lebih lama


cepat.

Efisiensi

mixing

mempengaruhi smoothness dan accuracy casting. L/P berbanding


lurus dengan working time.

Surface of Case Metals


Peningkatan rasio special liquid/air digunakan untuk mix meningkatkan
casting surface smoothness.
3) Calcium Sulfate-Bonded Investment
Investments dengan calcium sulfate hemihydrate sebagai pengikat
relatif mudah untuk memanipulasi, dan efek aditif yang berbeda, serta

berbagai kondisi manipulatif tersedia untuk jenis ini dibandingkan


jenis lainnya, seperti silikat atau fosfat sebagai binder.
Calcium sulfat-bonded investment biasanya terbatas pada pengecoran
emas dan tidak dipanaskan di atas 7000C . Porsi kalsium sulfate
investment terurai menjadi sulfur dioksida dan sulfur trioksida pada
temperature lebih dari 7000C, cenderung embrittle pada pengecoran
logam. Oleh karena itu, jenis pengikat kalsium sulfat ini umumnya
tidak digunakan dalam investment untuk pembuatan casting pada
logam dengan titik lebur yang tinggi seperti palladium atau base metal
alloys.
Komposisi
Umumnya, investment merupakan campuran 3 material yang berbeda
yaitu refractory material, binder material dan material kimia lainnya.
i. Refractory Material
Refractory material umumnya berbentuk silicon dioksida, (6065%)

seperti

Quartz,

tridymite,

atau

cristobalite

atau

campurannya. Refractory material terkandung di semua


investment, baik pada pengecoran emas atau alloy dengan titik
lebur yang tinggi.
ii. Binder Material
Karena refractory material sendiri tidak berbentuk massa solid
yang jelas, banyak jenis pengikat yang dibutuhkan. Umumnya
bahan penikat yang digunakan untuk dental casting gold alloy
yaitu -calcium sulfate hemihydrate. Selain itu kalsium sulfat
berguna untuk menambahkan kekuatan cetakan atau mold dan
menyebabkan ekspansi cetakan /mold karena adanya sifat
setting expansion yang terjadi. Sifat setting expansion ini sangat
berguna untuk mengimbangi adanya sifat kontraksi atau
shrinkage dari logam atau alloy dari suhu pengecoran ke suhu
pendinginan.
iii. Material kimia lainnya

Biasanya campuran refractory material dan binder tidak cukup


untuk menghasilkan

semua sifat

yang

diperlukan dan

diinginkan dari suatu investment. Bahan kimia lainnya, seperti


sodium kloride, boric acid, potassium sulfate, graphite, copper
powder, atau magnesium oksida, sering ditambahkan dalam
jumlah

kecil

Contohnya,

untuk
sejumlah

memodifikasi
kecil

klorida

berbagai
atau

sifat

fisik.

asam

borat

meningkatkan thermal expansion pengikat investment oleh


kalsium sulfat.
Sifat
ANSI / ADA speciffication no. 126 (ISO 7490) untuk gypsum-bonded
casting inverstment berlaku untuk tiga jenis investment yang cocok
untuk pengecoran dental gold alloys yaitu :
Tipe 1: Inlay thermal
Tipe II: Inlay hygroscopic
Tipe III : Partial Denture thermal
Ketiga jenis memiliki kalsium sulfat sebagai bahan pengikat. Sifat fisik
yang termasuk dalam spesifikasi ini adalah penampilan bubuk,
fluiditas pada waktu kerja, setting time,compressive strength, linear
setting expansion, dan linear thermal expansion.
1. Setting time
Untuk Dental inlay casting investment : 5-25 menit
Material investment modern : 9-18 menit
2. Setting expansion: 0,1-0,5% (di udara)
Tipe III maksimal 0,4
Berguna untuk mengimbangi pengerutan /shrinkage logam yang
terjadi dari suhu pengecoran ke suhu kamar (pendinginan).
3. Hygroscopic expansion : Didalam air
Tipe II Minimal :1,2%, maksimal 2,2%

Ekspansi

yang

terjadi

bila

investment

mold

di

masukkan/berkontak dengan air saat mengalami initial set.


4. Thermal expansion
Ekspansi material inverstment yang dihasilkan saat dilakukan
pemanasan mold sampai suhu pengecoran.
Tipe 1: TE:0,1%-1,6% pada suhu 7000C
Tipe II: TE:0,0%-0,6% pada suhu 5000C
Tipe III: TE:1,0%-1,5% pada suhu 7000C
5. Compressive Strength
Menurut ADA spesifikasi No.2 besarnya kekuatan kompresi
inverstment tipe gypsum bonded tidak boleh kurang dari 2,4
MPa pada 2 jam setelah pengerasan, tetapi bila yang dibuat
adalah model dengan mold lebih besar seperti gigi tiruan
kerangka logam, diperlukan inverstment tipe III yang
mempunyai kekuatan yang lebih besar.
Manipulasi
1. Membuat pola malam (wax pattern) menggunakan blue inlay
wax sesuai bentuk restorasi gigi yang dibutuhkan.
2. Selanjutnya pola malam tersebut di tanam di dalam casting ring
dan dituangkan adonan material inverstment ke dalam casting
ring. Tindakan ini disebut investing
3. Setelah adonan material mengeras inverstment mengeras,
casting ring yang berisi pola malam di di panaskan sampai pola
malam meleleh dan menguap sempurna, sehingga akan
terbentuk rongga cetakan tuang (mold) yang bersih dari sisasisa malam ataupun kotoran lainnya. Tindakan ini disebut wax
elimination
4. Pemanasan dan pencairan logam, yang segera diikuti
memasukkan logam cair ke dalam rongga cetakan (mold)

menggunakan casting machine. Tahap ini disebut sebagai


casting.
5. Setelah casting ring dingin pada suhu kamar, material
inverstment dipecahkan/separasi akan diperoleh suatu bentuk
alat restorasi yang terbuat dari logam cor/tuang.

You might also like