You are on page 1of 15

BAB V

KOMPLEKSOMETRI
5.1.

Tujuan Percobaan
- Memahami prinsip-prinsip dasar titrasi kompleksometri.
- Menentukan kesadahan air.
5.2.
Tinjauan Pustaka
Kompleksometri merupakan jenis titrasi dimana titran dan titrat saling
mengkompleks, membentuk hasil berupa kompleks. [31] Kompleks yang dimaksud di sini
adalah kompleks yang dibentuk melalui reaksi ion logam, sebuah kation, dengan sebuah
anion atau molekul netral.[24] Ligan adalah molekul/ion yang mengelilingi logam ion
kompleks, harus memiliki PEB (pasangan elektron bebas). Interaksi antar atom logam
dan ligam dapat dibayangkan bagaikan reaksi asam basa-lewis. [23] Reaksi-reaksi
pembentukan kompleks atau yang menyangkut kompleks banyak sekali dan
penerapanya juga banyak, tidak hanya dalam titrasi. Karena itu perlu pengertian yang
cukup luas tentang kompleks, sekalipun disini pertama-tama akan diterapkan pada
titrasi.[31] Senyawa kompleks adalah senyawa yang mengandung paling tidak satu ion
kompleks. Ion kompleks terdiri dari satu atom pusat (central metal cation) berupa
logam transisi ataupun logam pada golongan utama, yang mengikat anion atau molekul
netral yang disebut ligan dengan ikatan koordinasi. Ion kompleks dideskripsikan sebagai
ion logam dan beberapa jenis ligan yang terikat olehnya. Struktur dari ion kompleks
tergantung dari 3 karakteristik, yaitu bilangan koordinasi, geometrid dan banyaknya
atom penyumbang setiap ligan.[23] contoh reaksi kompleksometri:[25]
Ag+ + 2 CNAg(CN)2
Hg2+ + 2ClHgCl2
(perak) (sianida)

(perak sianida)

(merkuri) (klorida)

(merkuri klorida)

Titrasi kompleksometri meliputi reaksi pembentukan ion-ion kompleks atau


pun pembentukan molekul netral yang terdisasosiasi dalam larutan. [3] Titrasi
kompleksometri juga dikenal sebagai reaksi yang meliputi reaksi pembentukan ion-ion
kompleks ataupun pembentukan molekul netral yang tersisosiasi dalam larutan.
Persyaratan mendasar terbentuknya kompleks demikian adalah tingkat kelarutan tinggi.
Selain titrasi komplek biasa seperti di atas, dikenal pula kompleksometri yang dikenal
sebagai titrasi kelatometri, seperti menyangkut penggunaan EDTA. [31] Titrasi
kompleksometri umumnya dilakukan secara langsung untuk logam yang dengan cepat
membentuk senyawa kompleks, sedangkan yang lambat membentuk senyawa kompleks
dilakukan titrasi kembali.[25]
Kelatometri adalah nama lain dari titrasi kompleksometri dimana reaksi antara
bahan yang dianalisis dan titrat akan membentuk suatu senyawa kompleks. Senyawa ini
disebut kelat dan terjadi akibat titran dan titrat yang saling mengkompleks. Kelat yang
terbentuk melalui titrasi terdiri dari dua komponen yang membentuk ligan dan
tergantung pada titran serta titrat yang hendak diamati.[24] Digunakan untuk menentukan

34

35

kandungan garam-garam logam. Etilen diamin tetra asetat (EDTA) merupakan titran
yang sering digunakan.[24]
Tidak semua reaksi kompleks dapat digunakan untuk titrasi. Syarat-syarat
yang harus diperhatikan antara lain:
- Kompleks yang terbentuk harus stabil. K stabilitas makin besar, maka kompleks
makin stabil.
- Reaksi yang terjadi harus kuantitatif, sehingga dapat diukur.
- Tidak mempunyai reaksi samping. Bila memiliki dua atau lebih tingkat
kesetimbangan reaksi, maka perbedaan antara K stabilnya harus cukup besar.
- Pembentukan kompleks tidak terlalu lama, kompleks yang terbentuk tidak boleh
mengendap.
- Ada perubahan nyata yang dapat diamati, baik dengan indikator visual maupun
dengan potensiometri.
- Adanya indikator yang dapat menunjukan perubahan tersebut, dan bekerja pada
kondisi yang sama dengan reaksi kompleksasi yang terjadi.[34]

1
Gambar 5.2.1 Rumus Struktur EDTA[2]

Asam etilen diamin tetra asetat atau yang lebih dikenal dengan EDTA,
merupakan salah satu jenis asam amina polikarboksilat. EDTA sebenarnya adalah ligan
seksidentat yang dapat berkoordinasi dengan suatu ion logam lewat kedua nitrogen
dan keempat gugus karboksil-nya atau disebut ligan multidentat yang mengandung
lebih dari dua atom koordinasi permolekul, misalnya asam 1,2-diaminoetana tetra
asetat (asametilenadiaminatetraasetat, EDTA) yang mempunyai dua atom nitrogenpenyumbang dan empat atom oksigen penyumbang dalam molekul.[25]
EDTA akan membentuk kompleks 1:1 yang stabil dengan semua logam kecuali
logam alkali seperti natrium dan kalium. Logam-logam alkali tanah seperti kalsium dan
magnesium membentuk kompleks yang tidak stabil dengan EDTA pada pH rendah,
karenanya titrasi logam-logam ini dengan EDTA dilakukan pada larutan buffer
ammonia pH 10. Persamaan reaksi umum pada titrasi kompleksometri adalah:
Mn+ + Na2EDTA
(MEDTA)n-4 + 2H+[2]

36

Faktor-faktor EDTA sebagai titrimetri sebagai berikut:


- Selalu membentuk kompleks ketika direaksikan dengan ion logam
- Kesetabilanya dalam membentuk kelat sangat konstan sehingga reaksi berjalan
sempurna (kecuali logam alkali)
- Dapat bereaksi cepat dengan banyak jenis ion logam
- Telah dikembangkan indikatornya secara khusus
- Mudah diperoleh bahan baku primernya
- Dapat digunakan baik sebagai bahan yang dianalisis maupun sebagai bahan untuk
standardisasi.[28]

Gambar 5.2.2. Kurva titrasi kompleksometri[31]

Kurva titrasi untuk titrasi kompleksometri dapat di buat dan analog dengan
kurva untuk titrasi asam-basa. Kurva semacam itu terdiri dari suatu alur min logaritma
konsentrasi ion logam (pM) terhadap milliliter titran. Seperti pada titrasi asam basa,
kurva-kurva ini membantu mempertimbangkan kelayakan suatu titrasi dan memilih
indiator yang tepat. Bentuk kurva pada gambar 5.2.1. dikenal baik, dengan kenaikan
nilai pCa yang tajam pada titik kesetaraan. Dalam gambar itu pula ditunjukkan kurvakurva untuk titrasi yang dilakukan pada pH= 8 dan pH= 12. Dalam larutan-larutan ini
2,6
4,9
8
nilai Kef (sama seperti K untuk titrasi) masing-masing adalah
10 dan
1010.
Perhatikan bahwa kurva sama sampai titik kesetaraan. Kenaikan pCa besar diperoleh
pada pH yang tinggi, karena Kef lebih besar pada konsentrasi hidrogen yang rendah.
Pada pH rendah, Kef menjadi sedemikian kecilnya sehingga titrasi tidak layak.[2]
Penetapan titik akhir titrasi digunakan indikator logam, yaitu indikator yang
dapat membentuk senyawa kompleks dengan ion logam. Ikatan kompleks antara
indikator dan ion logam harus lebih lemah dari pada ikatan kompleks antara larutan titer
dan ion logam. Larutan indikator bebas mempunyai warna yang berbeda dengan larutan
kompleks indikator.

36

37

Indikator yang banyak digunakan dalam titrasi kompleksometri adalah:


- Hitam eriokrom
Indikator ini peka terhadap perubahan kadar logam dan pH larutan. Pada pH 8-10
senyawa ini berwarna biru dan kompleksnya berwarna merah anggur. Pada pH 5
senyawa itu sendiri berwarna merah, sehingga titik akhir sukar diamati, demikian
juga pada pH 12. Umumnya titrasi dengan indikator ini dilakukan pada pH 10.
- Jingga xilenol
Indikator ini berwarna kuning sitrun dalam suasana asam dan merah dalam suasana
alkali. Kompleks logam-jingga xilenol berwarna merah, karena itu digunakan pada
titrasi dalam suasana asam.
- Biru Hidroksi Naftol
Indikator ini memberikan warna merah sampai lembayung pada daerah pH 12-13 dan
menjadi biru jernih jika terjadi kelebihan edetat.[25]
- Murexide
Merupakan indikator ion logam pertama yang digunakan dalam titrasi EDTA.
Berwarna ungu kemerahan dengan pH antara 9 sampai 11 dan biru diatas pH 11.
- Kalmagit
Indikator ini memiliki perubahan warna yang sama dengan hitam solokrom. Tetapi
warnanya lebih jelas dan tajam. Larutan indikator ini stabil hampir tanpa batas
waktu.
- Kalsikrom
Mempunyai struktur lingkaran dan sangat selektif untuk kalsium. Zat ini sebenarnya
tidak begitu sesuai sebagai indikator EDTA.[34]
Sebagian besar titrasi kompleksometri mempergunakan indikator yang juga
bertindak sebagai pengompleks dan tentu saja kompleks logamnya mempunyai warna
yang berbeda dengan pengompleksnya sendiri. Indikator demikian disebut indikator
metalkromat. Indikator jenis ini contohnya adalah Eriochrome black T; pyrothechol
violet; xylenol orange; calmagit; 1-(-2-piridil-azonaftol), PAN, zincon, asam salisilat,
metalfalein dan calcein blue.
Ada lima syarat suatu indikator ion logam dapat digunakan pada pendektesian
visual dari titik-titik akhir yaitu
- Reaksi warna harus sedemikian sehingga sebelum titik akhir, bila hampir semua ion
logam telah berkompleks dengan EDTA,larutan akan berwarna kuat.
- Kedua, reaksi warna itu haruslah spesifik (khusus), atau sedikitnya selektif.
- Ketiga, kompleks-indikator logam itu harus memiliki kesetabilan yang cukup, kalau
tidak karena disosiasi, tak akan diperoleh perubahan warna yang tajam.
- Keempat, kompleks-indikator logam itu harus kurang stabil dibanding kompleks
logam-EDTA untuk menjamin agar pada titik akhir, EDTA memindahkan ion-ion
logam dari kompleks-indikator logam ke kompleks harus tajam dan cepat

38

EDTA mempunyai keunggulan yaitu:


- Mudah larut dalam air
- Dapat diperoleh dalam keadaan murni, sehingga EDTA banyak dipakai dalam
melakukan percobaan kompleksometri[25]
Macam-macam titrasi kompleksometri:
- Titrasi langsung yaitu titrasi yang biasa digunakan untuk ion-ion yang tidak
mengendap pada pH titrasi, reaksi pembentukan kompleksnya berjalan cepat.
Contoh penentuannya ialah untuk ion-ion Mg, Ca, dan Fe.
- Titrasi kembali yaitu titrasi yang digunakan untuk ion-ion logam yang mengendap
pada pH titrasi,reaksi pembentukan kompleksnya berjalan lambat. Contoh
penentuannyaialah untuk penentuan ion Ni3+
- Titrasi penggantian atau titrasi substitusi adalah titrasi yang ini digunakan untuk ionion logam yang tidak bereaksi sempurna dengan indikator logam yang membentuk
kompleks EDTA yang lebih stabil daripada kompleks ion-ion logam lainnya, contoh
penentuannya ialah untuk ion-ion Ca dan Mg4+
- Titrasi tidak langsung Titrasi ini dilakukan dengan cara, yaitu:
- Titrasi kelebihan kation pengendap (misalnya penetapan ion sulfat, danfosfat).
- Titrasi kelebihan kation pembentuk senyawa kompleks (misalnya penetapan ion
sianida).[27]
Kesadahan adalah istilah yang digunakan pada air yang mengandung kation
penyebab kesadahan. Pada umumnya kesadahan disebabkan oleh adanya logam-logam
atau kation-kation yang berfalensi 2, seperti Fe, Sr, Mn, Ca dan Mg, tetapi penyebab
utama kesadahan adalah Kalsium (Ca) dan Magnesium (Mg).[35] Kesadahan air adalah
kandungan mineral-mineral tertentu di dalam air, umumnya ion kalsium (Ca) dan
magnesium (Mg) dalam bentuk garam karbonat. Air sadah atau air keras adalah air yang
memiliki kadar mineral yang tinggi, sedangkan air lunak adalah air dengan kadar
mineral yang rendah. Selain ion kalsium dan magnesium, penyebab kesadahan juga bisa
merupakan ion logam lain maupun garam-garam bikarbonat dan sulfat. Metode paling
sederhana untuk menentukan kesadahan air adalah dengan sabun. Dalam air lunak,
sabun akan menghasilkan busa yang banyak. Pada air sadah, sabun tidak akan
menghasilkan busa atau menghasilkan sedikit sekali busa. Kesadahan air total
dinyatakan dalam satuan ppm berat per volume (w/v) dari CaCO3.[28]
Air sadah atau air keras adalah air yang memiliki kadar mineral yang tinggi,
sedangkan air lunak adalah air dengan kadar mineral yang rendah. Air yang
kesadahanya tinggi biasanya terdapat pada air tanah di daerah yang bersifat kapur.
Kesadahan ada dua macam yaitu: [26]
- Kesadahan Sementara
Air sadah sementara adalah air sadah yang mengandung ion bikarbonat
(HCO3-), atau boleh jadi air tersebut mengandung senyawa kalsium bikarbonat
(Ca(HCO3)2) dan atau magnesium bikarbonat (Mg(HCO 3)2).[22] Mengandung
Ca(HCO3)2 dan Mg(HCO3)2 yang menghilangkanya dengan cara dipanaskan
hingga garam karbonatnya mengendap, reaksinya[26]

39

2 Ca(HCO3)2 (aq)
(kalsium bikarbonat)
2 Mg(HCO3)2 (aq)
(magnesium bikarbonat)

2 CaCO3 (s)
(kalsium karbonat)
MgCO3 (s)
(magnesium karbonat)

H2O (l)

(air)

+ H2O (l) +
(air)

2CO2 (g)
(karbon dioksida)
2CO2 (g)
(karbon dioksida)

Kesadahan Tetap
Air sadah tetap adalah air sadah yang mengadung anion selain ion bikarbonat,
misalnya dapat berupa ion Cl-, NO3- dan SO42-. Berarti senyawa yang terlarut boleh jadi
berupa kalsium klorida (CaCl2), kalsium nitrat (Ca(NO3)2), kalsium sulfat (CaSO4),
magnesium klorida (MgCl2), magnesium nitrat (Mg(NO3)2), dan magnesium sulfat
(MgSO4).[22] Mengandung garam sulfat (CaSO4 atau MgSO4) terkadang juga
mengandung garam klorida (CaCl2 atau MgCl2) menghilangkanya dengan cara,
mereaksikan dengan soda Na2CO3 dan kapur Ca(OH)2.[26]
CaCl2 (aq) + Na2CO3 (aq)
CaCO3 (s)
+
2NaCl (aq)
(kalsium klorida) (natrium karbonat)
Mg(NO3)2 (aq) + K2CO3 (aq)
(magnesium nitrat) ( kalium karbonat)

(kalsium karbonat)
MgCO3 (s)
+
(magnesium karbonat)

(natrium klorida)
2KNO3 (aq)
(kalium nitrat)

Dengan terbentuknya endapan CaCO3 atau MgCO3 berarti air tersebut telah terbebas
dari ion Ca2+ atau Mg2+ atau dengan kata lain air tersebut telah terbebas dari kesadahan.
[28]

Derajat kesadahan air dapat dinyatakan dalam satuan mg/L CaCO3 atau ppm
CaCO3. Air berdasarkan tingkat kesadahanya dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu air
lunak, air agak sadah, air sadah, dan air sangat sadah, seperti yang ditunjukan pada tabel
berikut:
Tabel 5.2.1. Derajat kesadahan air
Derajat kesadahan
Ca (ppm)
Mg (ppm)
CaCO3 mg/L
Lunak
<50
<5,9
1-75
Agak sadah
50-100
2,9-5,9
75-150
Sadah
100-200
5,9-11,9
150-300
Sangat sadah
>200
>11,9
>300
[34]
Tabel 5.2.2. Batas kesadahan air
Indonesia
Maksimum
Maksimum
yang
yang
dianjurkan diperbolehkan
6,5-8,5
6,5-8,5

WHO
Maksimum
Maksimum
yang
yang
dianjurkan diperbolehkan
7,0-8,5
7,0-8,5

Unsurunsur

Satuan

pH

mg/l

Ca

mg/l

75

200

75

200

Mg

mg/l

30

150

50

150

Keuntungan dari metode kompleksometri adalah:


- Waktu pengerjaannya lebih sederhana dibandingkan gravimetri dan spektrometer.[32]
- EDTA yang stabil, mudah larut, dan menunjukan komposisi kimiawi yang tertentu.
- Selektivitas kompleks dapat diatur dengan pengendalian pH.[36]

40

Kerugiannya adalah:
- Penentuan titik akhir susah ditentukan, karena sangat dipengaruhi oleh pH dan bahan
yang digunakan cukup banyak dibandingkan dengan metode lain yaitu larutan baku,
indikator, larutan dapar, dan larutan asam atau basa.
Aplikasi Titrasi kompleksometri ini digunakan untuk:
- Di dalam dunia farmasi, metode ini banyak digunakan dalam penetapan kadar suatu
senyawa obat yang mengandung ion logam Misalnya penentuan kadar MgSO4 yang
digunakan sebagai laksativum atau ZnO yang digunakan sebagai antiseptik.[33]
- Dalam pengawetan bahan pangan yang berisi lemak atau minyak
- Dalam kedokteran EDTA dipakai sebagai penawar keracunan
- Detergen sintetis mungkin juga diberi tambahan EDTA
Penanggulangan air sadah, yaitu dengan cara :
- Elektrodialisis
Elektrodialisis, pelunakan dengan cara ini air dilewatkan diantara dua plat dengan
muatan listrik. Metal-metal di dalam air ditarik ke plat dengan muatan negatif
sementara yang non metal ditarik ke plat dengan muatan positif. Kedua jenis ion ini
dapat ditangani dengan plat. Elektrodialisis sering digunakan pada air yang sangat
sadah, dengan kesadahan lebih dari 500 mg/L sebagai CaCO3[37].
- Penyulingan/Pemanasan
Penyulingan (Distilation). Pelunakkan dengan cara ini dilakukan dengan penguapan
air. Air yang diuapkan meninggalkan semua senyawa kesadahan, sehingga air yang
dihasilkan menjadi lunak[38].
2 Ca(HCO3)2 (Dipanaskan)
2 CaCO3
+ H2O + 2CO2
(kalsium bikarbonat)
(kalsium karbonat)
(air)
(karbon dioksida)
2 Mg(HCO3)2 (Dipanaskan)
2 MgCO3
+ H2O + 2 CO2
(magnesium bikarbonat)

(magnesium karbonat) (air)

(karbon dioksida)

Proses soda kapur


Pada proses ini sadah direaksikan dengan soda Na2CO3 dan kapur Ca(OH)2 sehingga
ion Mg2+ dan ion Ca2+ diendapkan[21]. Reaksinya :
Ca(HCO3)2 (aq) + Ca(OH)2 (aq)
2CaCO3 (s)
+ 2H2O (l)
(kalsium bikarbonat)

(kalsium hidroksida)

MgSO4 (aq)

Ca(OH)2 (aq)

(magnesium sulfat)
sulfat)

CaSO4 (aq)
(kalsium sulfat)
sulfat)

(kalsium hidroksida)

Na2CO3 (aq)
(natrium karbonat)

(kalsium karbonat)

Mg(OH)2 (s)

(magnesium hidroksida)

CaCO3 (s)

(air)

CaSO4 (aq)
(kalsium

+ Na2SO4 (aq)

(kalsium karbonat)

(natrium

Larutan penyangga adalah larutan yang bersifat mempertahankan pH-nya, jika


ditambahkan sedikit asam atau sedikit basa atau diencerkan. Larutan penyangga
merupakan campuran asam lemah dengan basa konjugasinya atau campuran basa lemah
dengan asam konjugasinya[27].
Pada praktikum digunakan larutan buffer pH 10. Larutan buffer adalah larutan
yang digunakan untuk mempertahankan nilai pH tertentu agar tidak banyak berubah
selama reaksi kimia berlangsung. Sifat yang khas dari larutan penyangga ini adalah pHnya hanya berubah sedikit dengan pemberian sedikit asam kuat atau basa kuat.[32]

41

5.3.

Tinjauan Bahan
A. Aquadest
- Rumus molekul
- Berat molekul
- Bentuk fisik
- Titik beku
- Titik didih
- pH
B. Amonia
- Rumus molekul
- Berat molekul
- Bentuk fisik
- Titik lebur
- Titik didih
- Kepadatan
C. Amonium Klorida
- Rumus molekul
- Berat molekul
- Bentuk fisik
- Titik lebur
D. EDTA
- Rumus molekul
- Berat molekul
- Titik lebur
E. Natrium hidroksida
- Rumus molekul
- Berat molekul
- Bentuk fisik
- Titik lebur
- Titik didih
F. Natrium klorida
- Rumus molekul
- Berat molekul
- Bentuk fisik
- Titik lebur
- Titik didih
G. Seng sulfat
- Rumus molekul
- Berat molekul
- Bentuk fisik
- Titik lebur

: H2O
: 18,02 gram/mol
: cairan tak berwarna dan tidak berbau
: 0 oC
: 100 oC
:7
: NH3
:17,031 gram/mol
: tidak berwarna, gas dengan karakteristik pedas bau
: -77,73 C, 195 K, -108 F
: -33,34 C, 240 K, -28 F 100 oC
: 0,86 kg / m 3
: NH4Cl
: 53,491 gram/mol
: Putih solid, tanpa bau
: 338 C
: C10H12N2Na4O8.2H2O
: 416.23 gram/mol
: 237-245 C, 510-518 K, 459-473 F
: NaOH
: 39,9971 gram/mol
: zat padat putih
: 318 C (591 K)
: 1390 C (1663 K)
: NaCl
: 58,44 gram/mol
: Tidak berwarna/berbentuk kristal putih
: 801 C (1074 K)
: 1465 C (1738 K)
: ZnSO4
: 161,47 gram/mol
: putih bubuk
: 680 C

42

H. Murexide
- Rumus molekul
- Berat molekul
- Titik leleh
I. Eriochorome Black T
- Rumus molekul
- Berat molekul
- Bentuk fisik
5.4.
Alat dan Bahan

: C8H8N6O6
: 284,19 gram/mol
: 300oC (572oF)
: C20H12N3O7 SNA
: 461,381 gram/mol
: merah tua / coklat bubuk

A. Alat-alat yang digunakan


- batang pengaduk
- beakerglass
- botol aquadest
- corong kaca
- Erlenmeyer
- gelas arloji
- karet penghisap
- kertas saring
- buret
- labu ukur
- neraca analitik
- pipet ball
- pipet tetes
- pipet volume
- statif dan klem
- termometer

5.6.

B. Bahan-bahan yang digunakan


- air sampel 1 (air PDAM)
- air sampel 2 (air sumur)
- amonia (NH3)
- ammonium klorida (NH4Cl)
- aquadest (H2O)
- EDTA(C10H12N2Na4O8.2H2O)
- indikator EBT-NaCl
- indikator Murexide (NH4C8H4N5O6)NaCl
- natrium hidroksida (NaOH)
- seng sulfat (ZnSO4)
- natrium klorida (NaCl)
5.5.

Prosedur Percobaan
A. Preparasi larutan
- membuat larutan seng sulfat 0,02 M sebanyak 100 mL
- membuat larutan buffer pH 10 sebanyak 100 mL (6,75 gram ammonium
klorida ditambahkan dengan 57 mL larutan ammonia pekat)
- membuat larutan natrium hidroksida 1 M sebanyak 100 mL
- membuat larutan EDTA 0,01 M sebanyak 500 mL
- membuat campuran EBT-NaCl dan murexide-NaCl.

5.7.
5.8.
5.9.
5.10.

43

B. Standarisasi larutan EDTA 0,01 M


- memipet 25 mL larutan seng sulfat 0,02 M, masukkan ke dalam Erlenmeyer
250 mL
- menambahkan kurang lebih 75 mL aquadest dan 2 mL larutan buffer pH 10
- kocok lalu tambahkan sedikit indikator EBT-NaCl sampai warna larutan merah
anggur
- menitrasi dengan larutan EDTA 0,01 M sampai warna larutan menjadi biru
- mengulangi percobaan sampai 3 kali.
C. Menentukan kesadahan total
- memipet 25 mL larutan contoh, memasukkan ke dalam Erlenmeyer
- menambahkan 20 tetes larutan NaOH 1 M dan sedikit indikator murexide-NaCl
- menitrasi dengan larutan EDTA 0,01 M sampai terjadi warna merah anggur
- melakukan percobaan sampai 3 kali
D. Menentukan kesadahan tetap
- memipet 25 mL larutan contoh, masukkan ke dalam Erlenmeyer
- menambahkan 20 tetes larutan NaOH 1 M dan 5 mL larutan buffer pH 10 serta
sedikit indikator EBT-NaCl
- menitrasi dengan larutan EDTA 0,01 M sampai terjadi perubahan warna larutan
dari merah anggur menjadi biru
- melakukan percobaan sampai 3 kali.
5.11. Data Pengamatan
A. Tabel 5.6.1. Data pengamatan standarisasi larutan EDTA 0,01 M
5.15. I
5.12. Keterangan
5.13. I 5.14. II
II
5.16. Volume larutan yang dititrasi sampel 5.17. 2 5.18. 2 5.19. 2
(mL)
5 mL
5 mL
5 mL
5.21. 4 5.22. 3 5.23. 4
5.20. Volume larutan EDTA peniter (mL)
1 mL
9,2 mL
0 mL
5.24. Volume rata-rata EDTA peniter (mL)
5.25. 40,06 mL
B. Tabel 5.6.2. Data pengamatan penentuan kesadahan total
5.26.
Tabel 5.6.2.1. Untuk sampel air PDAM
5.30. I
II
5.31. Volume larutan yang dititrasi sampel 5.32. 2 5.33. 2 5.34. 2
(mL)
5 mL
5 mL
5 mL
5.36. 1 5.37. 1, 5.38. 1
5.35. Volume larutan EDTA peniter (mL)
,8 mL
6 mL
,7 mL
5.39. Volume rata-rata EDTA peniter (mL)
5.40. 1,7 mL
5.27.

5.41.
5.42.
5.43.
5.44.
5.45.
5.46.

Keterangan

5.28.

I 5.29.

II

44

5.47.

Tabel 5.6.2.2. Untuk sampel air sumur

5.51. I
II
5.52. Volume larutan yang dititrasi sampel 5.53. 2 5.54. 2 5.55. 2
(mL)
5 mL
5 mL
5 mL
5.57. 3 5.58. 2, 5.59. 2
5.56. Volume larutan EDTA peniter (mL)
mL
5 mL
,75 mL
5.60. Volume rata-rata EDTA peniter (mL)
5.61. 2,75 mL
5.48.

Keterangan

5.49.

I 5.50.

II

C. Tabel 5.6.3. Data pengamatan penentuan kesadahan tetap


5.62.
Tabel 5.6.3.1. Untuk sampel air PDAM
5.66. I
II
5.67. Volume larutan yang dititrasi sampel 5.68. 2 5.69. 2 5.70. 2
(mL)
5 mL
5 mL
5 mL
5.72. 4 5.73. 3, 5.74. 3
5.71. Volume larutan EDTA peniter (mL)
mL
6 mL
,8 mL
5.75. Volume rata-rata EDTA peniter (mL)
5.76. 3,8 mL
5.63.

5.77.

Keterangan

5.64.

I 5.65.

II

Tabel 5.6.3.2. Untuk sampel air sumur

5.81. I
II
5.82. Volume larutan yang dititrasi sampel 5.83. 2 5.84. 2 5.85. 2
(mL)
5 mL
5 mL
5 mL
5.87. 6 5.88. 4, 5.89. 5
5.86. Volume larutan EDTA peniter (mL)
,3 mL
8 mL
,2 mL
5.90. Volume rata-rata EDTA peniter (mL)
5.91. 5,43 mL
5.78.

5.93.
-

5.92.
Persamaan reaksi
Standarisasi larutan EDTA
5.94.
Zn2+ +
5.95.

(seng)

5.96.

5.99. (kalsium)

Ca2+ +

ZnY

(hidrogen EDTA)

(kalsium EDTA)

CaY

4H+

(hidrogen)

CaIn2- +

(magnesium) (hidrogen EDTA)

H4Y
HIn

Mg2+
Mg2+

(kalsium EDTA) (magnesium)

5.107.

(kalsium EDTA) (magnesium)

MgIn

Mg2+
Mg

(hidrogen)

2+

5.106.

2+

H+

CaY

5.105. (kalsium) (magnesium EDTA)

5.108.

(hidrogen)

(kalsium EDTA)

H4Y

(kalsium) (magnesium EDTA)

Ca2+ +

4H+

CaIn- +

Menentukan Ca dan Mg
5.102. Ca2+ +
MgY2+
5.104.

H+

(hidrogen)

(seng EDTA)

HIn2-

2+

5.103.

II

2+

5.101. (kalsium ) (hidrogen EDTA)

I 5.80.

ZnIn- +
(seng EDTA)

(hidrogen EDTA)

Ca2+ +

5.100.

HIn2-

H4Y

Menentukan kandungan Ca

5.98.

5.79.

(hidrogen EDTA)

Zn2+ +

5.97. (seng )

Keterangan

2-

MgIn- +

4H+

(magnesium EDTA) (hidrogen)

MgIn- +

H+

44

5.109.

5.110.
5.111.

(magnesium) (hidrogen EDTA)

(magnesium EDTA)

(hidrogen)

45

5.112. Pembahasan
- Standarisasi larutan EDTA
5.113.Pada proses standarisasi seng sulfat digunakan sebagai larutan baku
primer karena konsentrasi dari seng sulfat sudah diketahui. Sedangkan EDTA
digunakan sebagai larutan baku sekunder karena konsentrasinya belum
diketahui dan dicari melalui titrasi ini. Kemudian ditambahkan larutan buffer
pH 10 pada larutan seng sulfat untuk menaikkan pH larutan menjadi basa.
Setelah itu penambahan sedikit indikator EBT pada larutan. Setelah
ditambahkan EBT-NaCl warna larutan menjadi merah anggur. Kemudian
larutan dititrasi dengan EDTA sampai warna biru jernih. Didapatkan
konsentrasi EDTA sebesar 0,1248 M. Hal ini berbeda dengan konsentrasi
EDTA yang diinginkan yaitu 0,01 M. Perbedaan ini dikarenakan ketidak
telitian dalam penimbangan bahan, pembacaan volume titrasi tidak akurat,
pengenceran larutan yang kurang sempurna serta penambahan indikator yang
terlalu berlebihan.
- Menentukan kesadahan total
5.114.Pada penentuan kesadahan total penambahan NaOH 1 M untuk
menaikkan pH larutan menjadi basa dan kemudian ditambahkan murexideNaCl sebagai indikator pembatas terjadinya titik ekuivalen dan titik akhir
titrasi. Setelah larutan ditambahkan murexide-NaCl warna larutan berubah
menjadi warna merah muda. Kemudian larutan contoh dititrasi sampai terjadi
perubahan warna dari warna merah muda menjadi warna ungu pekat. Dari hasil
pengamatan dan perhitungan didapatkan kadar Mg2+ dan Ca2+ untuk sampel air
PDAM sebesar 189,696 ppm, sedangkan kadar Mg2+ dan Ca2+ untuk sampel air
sumur sebesar 271,0656 ppm. Sehingga kedua sampel termasuk air dengan
kategori sadah sesuai dengan tabel derajat kesadahan.
- Menentukan kesadahan tetap
5.115.Pada penentuan kesadahan tetap ditambahkan 20 tetes NaOH dan buffer
pH 10. Kemudian ditambahkan sedikit EBT-NaCl sebagai indikator pembatas
terjadinya titik ekuivalen dan titik akhir titrasi. Setelah penambahan indikator
EBT, larutan berubah menjadi warna merah anggur. Kemudian dititrasi dengan
EDTA sampai warna menjadi warna biru. Dari hasil pengamatan dan
perhitungan didapatkan kadar Ca2+ untuk air PDAM adalah 33,9456 ppm,
untuk kadar Ca2+ untuk air sumur adalah 56,496 ppm sedangkan kadar Mg 2+
untuk air PDAM adalah 37,38 ppm, kadar Mg2+ untuk air sumur adalah 51,49
ppm.
5.116.
5.117.
5.118.
5.119.
5.120.
5.121.

46

5.122. Kesimpulan
- Kompleksometri adalah jenis titrasi dimana titran dan titrat saling
mengompleks, jadi membentuk hasil berupa senyawa kompleks.
- Pada umunya kesadahan disebabkan oleh adanya ion logam atau kation-kation
yang bervalensi 2. Dari hasil pengamatan dan perhitungan didapatkan kadar
Ca2+ untuk air PDAM adalah 33,9456 ppm, untuk kadar Ca 2+ untuk air sumur
adalah 56,496 ppm sedangkan kadar Mg2+ untuk air PDAM adalah 37,38 ppm,
kadar Mg2+ untuk air sumur adalah 51,49 ppm
5.123.
5.124.

You might also like