You are on page 1of 2

Nama/No: Fitria Dwi Astuti/15

Judul Novel

; Swarna Alor

Pengarang

: Dyah Prameswarie

Jumlah Halaman

: 282

Penerbit

: Tiga Serangkai Pustaka Mandiri

Sinopsis

Novel ini mengisahkan dua orang sahabat bernama Lilo dan Mbarep mereka
berdua sedang melakukan perjalanan ke Pulau Alor tepatnya di Kampung Hula yang
terkenal sebagai surga dunia .Namun ternyata keadaan kampung Hula tidak sesuai
harapan mereka .Mereka harus tinggal bersama Mama Sariat di rumah yang kecil dan
terpencil.Mereka diajarkan cara menenun yang menurut mereka tidak mengasyikan
dan membosankan. Selain itu mereka juga melakukan program magang yang tidak
sesuai dengan harapan. Program magang yang mereka jalani adalah berburu teripang
dengan Mama Sariat dan Kamala atau yang sering di panggil Suarez cilik di Laut
Alor, mereka juga menemani fotomodel profesional berfoto dan hal-hal sepele
lainnya. Lilo dan Mbarep ingin melakukan pengalaman yang lebih menarik dan
mengasyikkan dari itu. Sesuatu yang dapat mengasah keterampilan mereka dan
mendekatkan mereka dengan impian mereka sebagai desainer dan fotomodel yang
profesional.
Lilo dan Mbarep merasa sangat kecewa akan hal tersebut dan kemudian
mereka dengan semangat yang sangat tinggi merencanakan dan melakukan tindakan
bodoh sebagai bentuk protes mereka. Ternyata kelakuan buruk mereka mempersulit
kondisi yang ada. Lebih parah lagi mereka mengganggu keberlangsungan hidup
keluarga Mama Sariat dan masyarakat Alor sehingga mereka merasa terancam.
Dikarenakan rasa bersalah dan terbatasnya waktu yang mereka miliki karena mereka

harus pulang ke Jakarta dalam waktu dekat, Lilo dan Mbarep berjuang untuk menebus
kesalahan yang telah mereka lakukan sebelumnya. Meskipun perjuangan mereka
sangat berat, tidak semudah dari apa yang mereka pikirkan dan berpotensi
menjauhkan impian dan harapan mereka namun ternyata terdapat banyak pelajaran
berharga di dalamnya. Hal itulah yang menjadi bagian penting dalam proses
penemuan jati diri mereka.
Dan ternyata perjalanan mereka ke Alor mengubah pandangan hidup dan
tingkah laku mereka. Dulu, Lilo gadis manja yang selalu mangeluh kini sudah
berubah. Lilo yang sekarang adalah Lilo yang mau belajar tentang mimpi. Sekarang
kadar kemanjaanya sudah turun 50%. Sedangkan Mbarep juga dapat melakukan hal
yang baik yang tidak pernah ia diduga sebelumnya. Perjalanan memang kerap
mengubah seseorang. Mereka juga mendapatkan banyak kesempatan yang dapat
mendekatkan mereka kepada impian mereka. Pada akhirnya, hanya perjalanan
panjang yang bisa memahamkan di posisi mana arti kehadiran kita apakah sekedar
remah atau senyata emas. Yang terpenting bukan hanya tujuan namun apa dan siapa
yang kita temukan dalam perjalanan menuju tujuan kita.

You might also like