Professional Documents
Culture Documents
mqwertyuiopasdfghjklzxcvb
nmqwertyuiopasdfghjklzxcv
bnmqwertyuiopasdfghjklzxc
AWAN DAN AEROSOL
MATERI MATA KLUIAH FISIKA
vbnmqwertyuiopasdfghjklzx
ATMOSFER
cvbnmqwertyuiopasdfghjklz
xcvbnmqwertyuiopasdfghjkl
zxcvbnmqwertyuiopasdfghj
klzxcvbnmqwertyuiopasdfg
hjklzxcvbnmqwertyuiopasdf
ghjklzxcvbnmqwertyuiopas
dfghjklzxcvbnmqwertyuiopa
sdfghjklzxcvbnmqwertyuiop
asdfghjklzxcvbnmqwertyuio
pasdfghjklzxcvbnmqwertyui
opasdfghjklzxcvbnmqwerty
uiopasdfghjklzxcvbnmqwert
yuiopasdfghjklzxcvbnmqwe
rtyuiopasdfghjklzxcvbnmrty
JURUSAN FISIKA FMIPA UNP
. Paket udara tersebut memindahkan sebuah volume yang sama dari udara
lingkungan yang mempunyai temperatur T ' dan densitas ' . Gaya ke bawah pada
parsel sama dengan gaya ke bawah dari udara yang dipindahkan = V p / z . Jadi
gaya apung parsel udara kea rah atas = ' gV gV = Vg ( ' ) . Sehingga gaya
apung per satuan massa-nya adalah:
FB =
Vg ( ' )
( ' )
(T T ' )
= g
= g
.(1.1.)
V
= FB = g
(T T ' )
= gB..(1.2.)
T
di mana:
T,T ' : temperature parsel udara dan temperature udara lingkungan
: percepatan gravitasi
: factor apung =
T
T'
Jika air terkondensasi berada bersama dengan parsel udara dalam bentuk tetes awan
atau tetes hujan, maka tetes akan melakukan gaya ke bawah pada paket udara dengan
berat yang sama dengan berat tetes. Sehingga factor apung B menjadi:
B=
T
T'
(1 ) (1.3.)
T
T
'
(1 ' ) (1 ) (1.4.)
di mana:
' : perbandingan campuran kondensat dalam udara lingkungan
2
es(r) = es (~) exp
rR
v LT
(1.5.)
: jejari tetes
: densitas tetes
: temperature
Rv
es(~)
Jika tekanan uap lingkungan e > es(r), maka tetes dengan jari-jari r akan tumbuh,
sebaliknya jika e < es(r), maka tetes akan meluruh. Ukuran kritis tets (r c) dapat
ditentukan dengan persamaan:
e - es(rc) = 0
atau
e = es(rc), subtitusikan pada persamaan (1.5), diperoleh
2
e = es(~) exp
rc R v L T
e
= exp
e s (~)
2
r R T
c v L
atau
2
Ln S =
r
R
c v LT
atau
rc =
2
.(1.6.)
Rv L T ln S
Agar tetes yang terbentuk stabil, maka tetes harus tumbuh pada jejari dengan besar
lebih dari rc.
c. Zat larut
Jika jejari tetes larutan r tidak terlalu kecil, maka persamaan tekanan uap jenuh tetes
larutan es ' (r) dapat didekati dengan persamaan:
e ' (r )
a b
a b
1 3 atau S = 1 3 .(1.7.)
e s (~)
r r
r r
Dalam hal ini, a/r dapat disebut suku lengkungan yang menyatakan kenaikan rasio jenuh
sebuah tetes terhadap permukaan datar. Suku b/r3 disebut suku larutan yang
menunjukkan penurunan tekanan uap akibat adanya zat terlarut. Secara numeric, nilai a
dan b masing-masing adalah:
a=
3,3 xM s
3,3 x10 5
(cm 3 )
(cm) dan b =
ms
T
Nilai jejari kritis rc dan rasio jenuh kritis Sc dapat diturunkan dari persamaan (1.7) dengan
mendeferensiasi S terhadap r kemudian disamadengankan nol.
a b
dS
0 dengan S = 1 3 , sehingga diperoleh:
dr
r r
rc =
3b
a
dan Sc = 1+
4a 3
(1.8)
27b
d. Mikrostruktur awan
Jenis sebuah awan tumbuh secara kontinu, maka puncak awan melewati isotherm 0 OC.
Meskipun demikian sebagian tetes awan berbentuk cair yang disebut tetes awan
kelewat dingin, dan sebagian lagi berbentuk padat atau Kristal-kristal es bila tetes
bertemu dengan inti pembekuan. Tetes kelewat dingin yang tidak menemukan inti
pembekuan akan menjadi beku pada temperature sekitar -40 OC atau lebih rendah. Di
bawah ketinggian isotherm 0OC, semua tetes awan berbentuk cair. Mikrostruktur awan
seperti terlihat pada gambar di bawah ini.
: kadar air cair awan dalam satuan mass ape satuan volume
R,r
u(R), u(r)
E adalah nilai rata-rata efektif efisiensi koleksi atau factor koreksi untuk populasi
butiran,
yaitu
perkalian
efisiensi
kolisi/tumbukan
(E1)
dengan
efisiensi
(1 ) 2 (u ( R ) u (r )) ..(1.10)
dt
4 L
R
Untuk R >> r, maka (u(R) >> u(r)), sehingga persamaan (1.10) menjadi:
dR
EM
u ( R ) ..(1.11)
dt
4 L
Distribusi ukuran tetes (kecuali untuk ukuran yang sangat kecil), dapat didekati dengan
persamaan:
N(D) = N0 e D .(1.12)
N(D) dD adalah jumlah tetes per satuan volume dengan diameter antara D dan D+
(R) = 41 R0,21
mempunyai satuan cm-1 dan R (intensitas hujan) dalam mm/jam dan N0 = 0,08 cm-4
***ooo****
Sumber: awan dan aerosol disarikan dari: buku Meteorologi Terapan (Bayong Tjasyono
HK, Penerbit ITB, tahun 2008), Cloud Dynamics (Steven Rutledge, bahan presentasi
remote sensing symposium, tahun 2009) dan materi-materi lain mengenai cloud
micropysics.