Professional Documents
Culture Documents
Makalah ini disampaikan dalam agenda kaderisasi formal Latihan Kader Muda
(Lakmud) PAC IPNU-IPPNU Kec. Badegan yang dilaksanakan pada hari JumatSenin, 28 Juni 01 Juli 2013.
Mantan Anggota Bidang Litebang DKR Gerakan Pramuka Kec. Badegan Tahun
2005-2008, Mantan Sekretaris Umum DKR Gerakan Pramuka Kec. Badegan 20082011, Andalan Ranting Urusan Pembinaan Pramuka Penggalang Kwartir Ranting
Gerakan Pramuka Kec. Badegan 2011-2014, Mantan Sekretaris Umum domisioner
PR. IPNU Watubonang Kec. Badegan Masa Khidmad 2010 s.d 2012, Dewan
Penasihat PR. IPNU Watubonang Kec. Badegan Masa Khidmad 2012-2014, Mantan
Koord. Departemen Pengelolaan Data dan Informasi PAC. IPNU Kec. Badegan Masa
Khidmad 2010-2012, Mantan Sekretaris Umum domisioner PAC. IPNU Kec.
Badegan Masa Khidmad 2010 s.d 2012. Sekretaris BPD Desa Watubonang periode
2012-2016, Mahasiswa Fakultas Tarbiyah Jurusan Pendidikan Agama Islam INSURI
Ponorogo, Koord. Bidang Tekpram Racana Sunan Giri (UKM Pramuka) Badan
Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa INSURI Ponorogo 2012-2013, Koord.
Domisioner Departemen Pengembangan Jaringan & Informasi Pengurus Rayon
Tarbiyah Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) PK. INSURI Ponorogo 20132014, Anggota Satkorcab Banser Ponorogo 2011-sekarang, Ketua Umum PAC. GP.
ANSOR Kec. Badegan Masa Khidmad 2013 s.d 2016.
Agar
dapat lebih rendah hati, setiap orang menghargai
kekurangan dan kelebihan masing-masing, yang akhirnya
menciptakan suasana terbuka dalam berorganisasi.
D. PEMBAHASAN
d.1 Sekilas tentang Manusia
Dalam hidup sebagai individu, Sigmund Freud membagi watak
dan kesadaran manusia dalam tiga bentuk. ID (naluri), EGO
(saya/aku), dan SUPEREGO (norma). Ketiga hal ini akan
membantu manusia untuk beradaptasi dengan lingkungan
hidupnya.
1. ID
Id merupakan kodrat makhluk. Id adalah naluri makhluk hidup
dalam rangka mempertahankan eksistensinya di muka bumi.
Id pada manusia termasuk naluri untuk berkembang biak,
mempertahankan diri dari ancaman, naluri untuk bebas dari
rasa lapar dan haus seperti halnya makhluk lain. Id pada
manusia adalah bagian dari system yang menghasilkan
kecenderungan untuk agresif dan terfokus pada pemenuhan
kebutuhan jasmani. Id seluruhnya berada pada alam bawah
sadar. Id sering ditafsirkan sebagai instink seperti pada
hewan. Namun instink berbeda dengan id. Oleh freud id
disebut sebagai Triebe atau dalam arti literalnya drive
(dorongan).
Dorongan
inilah
yang
menurut
Freud
mengendalikan dan menentukan kemampuan, kualitas dan
kapasitas seseorang. Kalau id seseorang itu tinggi, maka
kualitas orang tersebut secara keseluruhan dengan sendirinya
akan tinggi. Begitu pula sebaliknya.
2. EGO
Ego (pribadi) merupakan inti dari kesatuan manusia, dan bila
terjadi ancaman terhadap ego hal ini merupakan ancaman
terhadap tulang punggung (eksistensi) manusia. Sehingga
kegagalan/kekecewaan terhadap pencapaian hal tersebut,
atau terusiknya ego manusia, salah satunya diungkapkan
dengan marah. Selain sebagai bentuk ekspresi emosi, marah
juga merupakan satu bentuk komunikasi. Adakalanya orang
lain baru mengerti maksud yang ingin kita sampaikan ketika
Opportunities
Threats
KECEMASA
N
Bergabung Dalam
Kelompok
Kita sekarang bergabung dalam kelompok dengan ikatan
kecemasan.
Dalam kelompok / organisasi ini kita bercermin pada apa yang
dikatakan orang lain tentang diri kita. Hal ini dapat mengukur
kemampuan dan kekurangan kita dengan melihat dan
membandingkan kepribadian orang lain di dalam kelompok.
Semua itu pada hakikatnya kita sedang mengenali diri kita
sendiri. Selain itu di dalam kelompok, kita perlu memberikan
sumbangsih atau andil sesuai dengan kapasitas pribadinya
masing-masing mulai dari pendapat, gagasan, serta mobilitas
personal. Hal itu semua merupakan karya personal dalam
berkarya dan ikut andil dalam kelompok atau organisasi.
Sikap dan tingkah laku yang ditampilkan dalam rangka berkarya
tersebut ternyata hampir semua orang dihadapkan dua pilihan
terkait dengan sikap berkarya dalam kelompok atau organisasi.
DITERIMA dan
DITOLAK
Selanjutnya kita sebagai bagian dari kelompok yang ingin
berkarya mempunyai kebebasan untuk menentukan pilihan.
BEBAS PILIH
Kita sebagai individu dapat menentukan sikap bebas memilih.
Apakah karena ditolak dan tidak senang itu kita melakukan BELA
DIRI atau HADAP DIRI.
Kemungkinan pertama adalah hadap diri.
HADAP DIRI
Apabila pendapat atau karya kita dalam kelompok / organisasi
ditolak oleh kelompok / organisasi kita bisa hadap diri. Dalam
arti akan menghadapi segala penolakan tersebut dengan rendah
hati dan diri terbuka yang dilanjutkan dengan melakukan
perenungan mendalam terdahap sisi positif penolakan tersebut.
Proses selanjutnya setelah kita melakukan evaluasi terhadap
sikap penolakan kelompok terkait dengan karya kita, maka kita
memasuki tahap berikutnya yakni :
TAHU
DIRI
Tahap ini kita telah menemukan jawaban komprehensif terhadap
penolakan tersebut, sehingga kita akan tahu bahwa apa yang
menurut kita baik belum tentu baik untuk kelompok dan semua
orang sehingga kita mengetahui posisi diri kita dalam persoalan
ini.
Tahap berikutnya dari tahu diri, maka kita akan memasuki tahap
terima diri.
TERIMA
DIRI
TANAM ANDIL
Karena dengan demikian berarti kita telah memberikan
pegangan pada kelompok, agar masing-masing mengetahui apa
dan siapa yang dihadapinya. Dengan mengenal betul siapa yang
dihadapinya, kelompok tahu bagaimana menjalin kerjasama.
Dan bila kita mengenal diri kita, keta tahu hal-hal apa yang perlu
ditingkatkan.
Sumbangan yang kita berikan dengan segala keterbatasan itu
pada hakikatnya adalah keterbukaan diri. Dan keterbukaan itu
selalu mengandung resiko, apakah orang lain mendekati dan
menerima apa adanya atau menjauhi kita. Tetapi, yang jelas
sumbangan atau andil yang kita berikan selalu memperkaya
kelompok dan diri kita. Sehingga dengan melakukan andil kita
akan mengahdapi kecemasan tasi. Dan begitu seterusnya
sehingga pertumbuhan atau perkembangan manusia merupakan
spiral yang tidak berujung pangkal. Dengan hadap diri yang
menjerumus ke tahu diri dan terima diri pada hakikatnya adalah
keterbukaan diri yang berarti:
o Tahu kekuatan diri
o Menyadari kelemahan
o Mau merubah kebiasaan yang kurang baik berarti pribadi
berkembang.
Kemungkinan Kedua
Bila pendapat kita ditolak oleh kelompok / peers groups,
seseorang dapat memilih kemungkinan kedua yaitu bela diri.
BELA
DIRI
TIPU
DIRI
Karena pribadi tipu diri tidak pernah mawas diri, tidak pernah
melihat dirinya sendiri, salalu melihat penyebab kesalahan ada
diluar dirinya. Akibat tidak dapat atau tidak mau melihat
kelemahan-kelemahan pada dirinya.
Pada akhirnya pribadi seperti ini
pada essensinya adalah
menolak dirinya sendiri.
TOLAK
DIRI
Artinya tidak mau menerima dirinya sendiri, yang pada akhirnya
tidak akan pernah puas dengan dirinya sendiri. Akibat pribadipribadi demikian akan lari dari kenyataan dan keadaan
sebenarnya dan menjadi frustasi.
LARI
Pribadi-pribadi demikian kalaupun masih bergabung dalam
kelompok, segala tindakannya akan cenderung merusak, bukan
kearah yang lebih baik, bela diri menjurus tipu diri dan tolak diri.
Berarti kita tinggal pilih bagian yang mana ketika kita
menghadapi permasalahan serupa. Kita semua pasti
akan
menghadapi kecemasan oleh karena itu kita hendaknya selalu
mawas diri. Sehingga mari kita coba untuk melakukan hal-hal
sebagai berikut:
o Membuat daftar kekuatan dan kelemahan diri kita, kemudian
renungkan apakah kelemahan itu dapat diperbaiki?
o Setelah itu silahkan untuk berbicara berpasangan dengan
teman sebelahnya. Dalam pembicaraan itu silahkan saling
mengemukakan isi daftar kekuatan dan kelemahan yang
sudah anda buat.
Bertekat bulat bersatu di bawah kibaran panji IPNU