You are on page 1of 11

ANALISA DIRI1

Oleh: Topo Widadi2


A. PENGERTIAN ANALISA DIRI
Sebelum membahas lebih jauh tentang Analisa Diri, maka
sebaiknya dan setepatnya kita harus tau apa to analisa itu,
dalam bahasa jawa analisa disebut enek lisone porato?
sedangkan Diri itu sendiri dalam bahasa jawa disebut awae
dewe, jadi kalau dua point ini kita gabungkan bisa dibuat
kesimpulan
bahwa
Analisa
Diri
adalah
sebuah
koreksi/kupasan/uraian tentang pribadi diri kita.
B. MAKSUD
Mengenal diri atau akan keinginan diri, sadar akan kekurangan
dan kelebihan diri dan orang lain serta sadar akan perlunya
keterbukaan dalam hidup berkelompok atau berorganisasi.
C. TUJUAN

Makalah ini disampaikan dalam agenda kaderisasi formal Latihan Kader Muda
(Lakmud) PAC IPNU-IPPNU Kec. Badegan yang dilaksanakan pada hari JumatSenin, 28 Juni 01 Juli 2013.
Mantan Anggota Bidang Litebang DKR Gerakan Pramuka Kec. Badegan Tahun
2005-2008, Mantan Sekretaris Umum DKR Gerakan Pramuka Kec. Badegan 20082011, Andalan Ranting Urusan Pembinaan Pramuka Penggalang Kwartir Ranting
Gerakan Pramuka Kec. Badegan 2011-2014, Mantan Sekretaris Umum domisioner
PR. IPNU Watubonang Kec. Badegan Masa Khidmad 2010 s.d 2012, Dewan
Penasihat PR. IPNU Watubonang Kec. Badegan Masa Khidmad 2012-2014, Mantan
Koord. Departemen Pengelolaan Data dan Informasi PAC. IPNU Kec. Badegan Masa
Khidmad 2010-2012, Mantan Sekretaris Umum domisioner PAC. IPNU Kec.
Badegan Masa Khidmad 2010 s.d 2012. Sekretaris BPD Desa Watubonang periode
2012-2016, Mahasiswa Fakultas Tarbiyah Jurusan Pendidikan Agama Islam INSURI
Ponorogo, Koord. Bidang Tekpram Racana Sunan Giri (UKM Pramuka) Badan
Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa INSURI Ponorogo 2012-2013, Koord.
Domisioner Departemen Pengembangan Jaringan & Informasi Pengurus Rayon
Tarbiyah Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) PK. INSURI Ponorogo 20132014, Anggota Satkorcab Banser Ponorogo 2011-sekarang, Ketua Umum PAC. GP.
ANSOR Kec. Badegan Masa Khidmad 2013 s.d 2016.

Agar
dapat lebih rendah hati, setiap orang menghargai
kekurangan dan kelebihan masing-masing, yang akhirnya
menciptakan suasana terbuka dalam berorganisasi.
D. PEMBAHASAN
d.1 Sekilas tentang Manusia
Dalam hidup sebagai individu, Sigmund Freud membagi watak
dan kesadaran manusia dalam tiga bentuk. ID (naluri), EGO
(saya/aku), dan SUPEREGO (norma). Ketiga hal ini akan
membantu manusia untuk beradaptasi dengan lingkungan
hidupnya.
1. ID
Id merupakan kodrat makhluk. Id adalah naluri makhluk hidup
dalam rangka mempertahankan eksistensinya di muka bumi.
Id pada manusia termasuk naluri untuk berkembang biak,
mempertahankan diri dari ancaman, naluri untuk bebas dari
rasa lapar dan haus seperti halnya makhluk lain. Id pada
manusia adalah bagian dari system yang menghasilkan
kecenderungan untuk agresif dan terfokus pada pemenuhan
kebutuhan jasmani. Id seluruhnya berada pada alam bawah
sadar. Id sering ditafsirkan sebagai instink seperti pada
hewan. Namun instink berbeda dengan id. Oleh freud id
disebut sebagai Triebe atau dalam arti literalnya drive
(dorongan).
Dorongan
inilah
yang
menurut
Freud
mengendalikan dan menentukan kemampuan, kualitas dan
kapasitas seseorang. Kalau id seseorang itu tinggi, maka
kualitas orang tersebut secara keseluruhan dengan sendirinya
akan tinggi. Begitu pula sebaliknya.
2. EGO
Ego (pribadi) merupakan inti dari kesatuan manusia, dan bila
terjadi ancaman terhadap ego hal ini merupakan ancaman
terhadap tulang punggung (eksistensi) manusia. Sehingga
kegagalan/kekecewaan terhadap pencapaian hal tersebut,
atau terusiknya ego manusia, salah satunya diungkapkan
dengan marah. Selain sebagai bentuk ekspresi emosi, marah
juga merupakan satu bentuk komunikasi. Adakalanya orang
lain baru mengerti maksud yang ingin kita sampaikan ketika

kita marah. Dalam hal ini, tentunya juga berkaitan dengan


masalah budaya. Dalam budaya masyarakat tertentu, suatu
bentuk ekspresi seseorang akan dianggap sebagai bentuk
ekspresi marah sedangkan dalam budaya masyarakat lain
dianggap biasa-biasa saja, salah satu contoh konkretnya
adalah logat bahasa.
3. SUPEREGO
Superego merupakan pengendali dari ego dan id yang bukan
berasal dari dalam diri tetapi dari penyerapan standar aturan
dan pranata dari pendidikan orang tua. Superego merupakan
bagian kepribadian yang berhubungan dengan etika, standar
moral dan aturan. Superego berkembang selama 5 tahun
pertama kehidupan sebagai respon dari pendidikan orang tua.
Perkembangan superego menyerap tradisi dari keluarga dan
lingkungan sekitar. Superego berfungsi sebagai pengendali
perilaku atau penyaring rangsangan sosial yang tidak
memenuhi standar perilaku. Dalam bahasa sederhana,
Superego sering diterjemahkan sebagai conscience atau suara
hati. Pelanggaran terhadap suara hati atau standar superego
menghasilkan perasaan bersalah, kegelisahan dan rasa
khawatir.
Freud melihat adanya kebutuhan manusia pertama kali adalah
adanya identitas; who am I? dari sini kita dapat terbantu
menjawab atau menunjukkan siapa kita sebagai manusia.
Bahwa, sejak kelahirannya, manusia telah memiliki hasrat dan
dorongan atas keinginannya. Misalnya rasa lapar dan hasrat
seksual. Dalam etika Spinoza, kita dapat menyebutnya sebagai
efek pasif (hasrat) dan efek aktif (aksi). Dimana setiap manusia,
menurut Hegel, memiliki potensi yang inhern (sangat erat)
terhadap seluruh standar internalisasi atas potensinya.
Sering kali kita mendengar istilah BAKAT TERPENDAM, Istilah
tersebut terlontar ketika seseorang melakukan sesuatu dengan
baik tanpa diduga oleh orang lain dan pelakunya sendiri karena
sebelumnya dia tidak pernah melakukan hal tersebut, atau kita
juga sering mendengar penilaian seseorang terhadap orang lain
yang dianggap berlebihan dalam melakukan sesuatu padahal
semua orang dapat menilai bahwa kemampuannya tidak seperti
yang dilakukannya atau yang diceritakannya biasanya

diungkapkan dengan ungkapan SOk seperti sok tahu, sok pinter,


sok cakep, etc
Realita yang terjadi di lingkungan terdekat Saya memang seperti
itu, memberikan penilaian terhadap orang lain jauh lebih mudah
daripada menilai diri sendiri, walaupun pada kenyataannya
menilai orang lain secara Objective dari satu sudut pandang
tertentu dibutuhkan latihan yang terencana, sistematis dan
terkontrol supaya penilaian terhadap orang lain tidak melebar
dan menjurus ke NGEGOSIP walaupun ngegosip itu emang
sip.
Jika menilai orang lain sulit apalagi MENILAI DIRI SENDIRI
untuk menyadari POTENSI yang ada dalam diri kita, mungkin
karna sulitnya menilai diri sendiri inilah para peramal laku keras
mencarikan potensi diri dari nama, tanggal lahir, aura dan lainlain. Kenapa tidak mencoba menggunakan analisis SWOT saja?
d.2 APA ANALISIS SWOT ITU?
Saya yakin bahwa analisis SWOT bukan suatu yang asing,
namun tidak ada salahnya mengingatkan kembali untuk
mencoba menggali potensi diri.
ANALISIS SWOT adalah sebuah cara menganalisa suatu
permasalahan dari 4 sudut berbeda yang terbagi dari 2 aspek,
yaitu aspek internal dan aspek eksternal, SWOT adalah
singkatan bahasa
Inggris dari
"kekuatan"/Strengths,
"kelemahan"/Weaknesses, "kesempatan"/Opportunities, dan
"ancaman"/Threats. Metode ini pada awalnya digunakan
oleh Albert
Humphrey,
yang
memimpin
proyek
riset
pada Universitas Stanford pada dasawarsa 1960-an dan 1970-an
untuk mengevaluasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan
ancaman dalam suatu proyek atau suatu spekulasi bisnis. Proses
ini melibatkan penentuan tujuan yang spesifik dari spekulasi
bisnis atau proyek dan mengidentifikasi faktor internal dan
eksternal yang mendukung dan yang tidak dalam mencapai
tujuan tersebut.
Belakangan analisis SWOT digunakan berbagai lembaga yang
berorientasi bisnis maupun lembaga-lembaga pemerintahan dan
sekolah, dengan tujuan yang sama, ialah peningkatan mutu
lembaga tersebut. Analisis SWOT juga dapat diterapkan pada
individu apapun status dan profesinya dengan tujuan yang sama

yaitu mendapatkan sebuah rekomendasi dari hasil analisis


tersebut

Opportunities

Threats

LANGKAH-LANGKAH ANALISIS SWOT


Langkah awal dalam analisis SWOT adalah menjawab
pertanyaan pertanyaan kunci pada setiap aspek dengan jujur
(tidak menutupi kekurangan atau tidak melebih lebihkan
peluang dan kekuatan) untuk mendapatkan rekomendasi yang
benar dan bermanfaat
ASPEK INTERNAL
Artinya aspek aspek yang sudah ada/sudah kita miliki baik
Strengths/Kekuatan maupun Weaknesses/Kelemahan
ASPEK EKSTERNAL
Artinya aspek-aspek yang sangat dekat/erat kaitannya dengan
tujuan
kita
namun
berada
di
luar
diri
kita
baik
kesempatan/peluang/Opportunities
yangmenguntungkan/mendukung
tujuan
kita,
maupun
Thrests/Ancaman yang akan merugikan bahkan menggagalkan
tujuan kita, jika kita tidak pandai mensiasatinya.

Setelah seluruh aspek terisi langkah selanjutnya adalah


menentukan strategi untuk mencapai tujuan berdasarkan
data yang diperoleh pada tahap sebelumnya
1. Startegi SO dengan mengembangkan suatu strategi dalam
memanfaatkan kekuatan (S) untuk mengambil manfaat dari
peluang (O) yang ada.
2. Strategi WO yaitu mengembangkan suatu strategi dalam
memanfaatkan peluang (O) untuk mengatasi kelemahan (W)
yang ada.
3. Strategi ST yaitu dengan mengembangkan suatu strategi
dalam memanfaatkana kekuatan (S) untuk menghindari
ancaman (T).
4. Strategi WT yaitu dengan mengembangkan suatu strategi
dalam mengurangi kelemahan (W) dan menghindari ancaman
(T).
Langkah Terakhir dalam analisis SWOT menentukan langkah
kongkrit yang akan dilakukan berdasarkan 4 strategi tadi
berdasarkan tujuan yang ingin dicapai untuk kemudian dibuat
program berdasarkan waktu / jadwal sehingga analisa tersebut
tidak sis-sia karena kita tindaklanjuti dengan tindakan-tindakan
yang terarah untuk mencapai tujuan yang dikehendaki.
Setiap orang memiliki target tertentu dalam hidupnya, Jika
target terebut sudah jelas dan ditindaklanjuti dengan usaha
yang terencana. Kita tinggal menunggu waktu tercapainya
tujuan tersebut, tapi jangan lupa berdo'a.
Esensi Analisa Diri Dalam Berorganisasi
Mengenal diri sendiri, terbuka untuk mengenal kelemahan dan
kelebihan yang kita miliki ataupun orang lain sangat berkaitan
dengan keinginan seseorang dalam berproses di suatu
organisasi. Untuk itu, mari kita melakukan sebuah analisa
terhadap diri kita bertahap demi tahap dengan menggunakan
Spiral Pertumbuhan

KECEMASA
N

Didasari haikat bahwa manusia sebagai makhluk sosial, maka


setiap orang memiliki rasa cinta dan ingin bergabung dalam
peer groups atau sebuah organisasi sehingga hal tersebut
merupakan keinginan berkarya dalam kelompok.

Bergabung Dalam
Kelompok
Kita sekarang bergabung dalam kelompok dengan ikatan
kecemasan.
Dalam kelompok / organisasi ini kita bercermin pada apa yang
dikatakan orang lain tentang diri kita. Hal ini dapat mengukur
kemampuan dan kekurangan kita dengan melihat dan
membandingkan kepribadian orang lain di dalam kelompok.
Semua itu pada hakikatnya kita sedang mengenali diri kita
sendiri. Selain itu di dalam kelompok, kita perlu memberikan
sumbangsih atau andil sesuai dengan kapasitas pribadinya
masing-masing mulai dari pendapat, gagasan, serta mobilitas
personal. Hal itu semua merupakan karya personal dalam
berkarya dan ikut andil dalam kelompok atau organisasi.
Sikap dan tingkah laku yang ditampilkan dalam rangka berkarya
tersebut ternyata hampir semua orang dihadapkan dua pilihan
terkait dengan sikap berkarya dalam kelompok atau organisasi.

DITERIMA dan
DITOLAK
Selanjutnya kita sebagai bagian dari kelompok yang ingin
berkarya mempunyai kebebasan untuk menentukan pilihan.

BEBAS PILIH
Kita sebagai individu dapat menentukan sikap bebas memilih.
Apakah karena ditolak dan tidak senang itu kita melakukan BELA
DIRI atau HADAP DIRI.
Kemungkinan pertama adalah hadap diri.

HADAP DIRI
Apabila pendapat atau karya kita dalam kelompok / organisasi
ditolak oleh kelompok / organisasi kita bisa hadap diri. Dalam
arti akan menghadapi segala penolakan tersebut dengan rendah
hati dan diri terbuka yang dilanjutkan dengan melakukan
perenungan mendalam terdahap sisi positif penolakan tersebut.
Proses selanjutnya setelah kita melakukan evaluasi terhadap
sikap penolakan kelompok terkait dengan karya kita, maka kita
memasuki tahap berikutnya yakni :

TAHU
DIRI
Tahap ini kita telah menemukan jawaban komprehensif terhadap
penolakan tersebut, sehingga kita akan tahu bahwa apa yang
menurut kita baik belum tentu baik untuk kelompok dan semua
orang sehingga kita mengetahui posisi diri kita dalam persoalan
ini.
Tahap berikutnya dari tahu diri, maka kita akan memasuki tahap
terima diri.

TERIMA
DIRI

Terima diri bukan berarti kita menerima segala sesuatu tanpa


kritis dan pemikiran, tapi menerima dalam batas-batas
kemampuan diri, batas-batas kemungkinan yang ada pada
keadaan tertentu. Dalam kasus pada karya yang ditolak, kita
menerima
kenyatan
misalnya
bahwa
ketrampilan
menyampaikan masih terbatas, atau ada pendapat (karya) yang
lebih baik dai tu dan kita bisa belajar pada hal-hal yang lebih
baik tersebut.
Dengan diterima diri kita dapat mengakui kelemahan atau
keterbatsan kita sendiri, serta sejauh mana kemampuan kita.
Dengan segala keterbatsan tetap memberi andil untuk
kelompok.

TANAM ANDIL
Karena dengan demikian berarti kita telah memberikan
pegangan pada kelompok, agar masing-masing mengetahui apa
dan siapa yang dihadapinya. Dengan mengenal betul siapa yang
dihadapinya, kelompok tahu bagaimana menjalin kerjasama.
Dan bila kita mengenal diri kita, keta tahu hal-hal apa yang perlu
ditingkatkan.
Sumbangan yang kita berikan dengan segala keterbatasan itu
pada hakikatnya adalah keterbukaan diri. Dan keterbukaan itu
selalu mengandung resiko, apakah orang lain mendekati dan
menerima apa adanya atau menjauhi kita. Tetapi, yang jelas
sumbangan atau andil yang kita berikan selalu memperkaya
kelompok dan diri kita. Sehingga dengan melakukan andil kita
akan mengahdapi kecemasan tasi. Dan begitu seterusnya
sehingga pertumbuhan atau perkembangan manusia merupakan
spiral yang tidak berujung pangkal. Dengan hadap diri yang
menjerumus ke tahu diri dan terima diri pada hakikatnya adalah
keterbukaan diri yang berarti:
o Tahu kekuatan diri
o Menyadari kelemahan
o Mau merubah kebiasaan yang kurang baik berarti pribadi
berkembang.
Kemungkinan Kedua
Bila pendapat kita ditolak oleh kelompok / peers groups,
seseorang dapat memilih kemungkinan kedua yaitu bela diri.

BELA
DIRI

Ini berarti kita merasa dirinya benar dan beranggapan kesalahan


ada pada orang lain.
Orang yang selalu bela diri pada dasarnya adalah menipu diri
sendiri.

TIPU
DIRI
Karena pribadi tipu diri tidak pernah mawas diri, tidak pernah
melihat dirinya sendiri, salalu melihat penyebab kesalahan ada
diluar dirinya. Akibat tidak dapat atau tidak mau melihat
kelemahan-kelemahan pada dirinya.
Pada akhirnya pribadi seperti ini
pada essensinya adalah
menolak dirinya sendiri.

TOLAK
DIRI
Artinya tidak mau menerima dirinya sendiri, yang pada akhirnya
tidak akan pernah puas dengan dirinya sendiri. Akibat pribadipribadi demikian akan lari dari kenyataan dan keadaan
sebenarnya dan menjadi frustasi.

LARI
Pribadi-pribadi demikian kalaupun masih bergabung dalam
kelompok, segala tindakannya akan cenderung merusak, bukan
kearah yang lebih baik, bela diri menjurus tipu diri dan tolak diri.
Berarti kita tinggal pilih bagian yang mana ketika kita
menghadapi permasalahan serupa. Kita semua pasti
akan
menghadapi kecemasan oleh karena itu kita hendaknya selalu
mawas diri. Sehingga mari kita coba untuk melakukan hal-hal
sebagai berikut:
o Membuat daftar kekuatan dan kelemahan diri kita, kemudian
renungkan apakah kelemahan itu dapat diperbaiki?
o Setelah itu silahkan untuk berbicara berpasangan dengan
teman sebelahnya. Dalam pembicaraan itu silahkan saling
mengemukakan isi daftar kekuatan dan kelemahan yang
sudah anda buat.
Bertekat bulat bersatu di bawah kibaran panji IPNU

Ilmu kucari, Amal ku beri untuk Agama bangsa Negeri


Ayunkan langkah pukul genderang, segala rintangan
mundur semua

You might also like