Professional Documents
Culture Documents
GEMELLI
Oleh
EMMI ROSITA S.Ked
Pembimbing :
dr. ARMANSYAH HARAHAB Sp.OG
dr. ADYANUR MUNIRA Sp.OG
Identitas Pasien:
Nama
: Habibah
Umur
: 43 tahun
Umur
Pekerjaan
: swasta
Suku
: Aceh
: 38 tahun
: IRT
Status
: menikah
Suku
: Aceh
Alamat
ANAMNESA
Keluhan utama :
Keluar lender dan darah dari kemaluan
Keluhan tambahan:
Pasien datang dengan keluhan keluar darah bercampur lendir sejak tadi pagi
dengan jumlah yang sedikit,mual (-), muntah (-), bengkak di kedua kaki (+),
umur kehamilan 37-38 minggu, HPL akhir bulan
kehamilan ketiga pasien mengeluh berat badan makin meningkat dari pada
2
Riwayat ginekologi
Sering keputihan sejak UK 34 minggu , berwarna putih, tidak gatal dan tidak
berbau.
Riwayat KB
(-)
Riwayat keturunan kembar (+) > dari keluarga bapak ada 2 riwayat kelahiran
kembar yaitu
G3P2A0
I > laki-laki / BBL lupa / hidup / partus pervaginam / saat ini usia 10 tahun
II > perempuan / 3100 gram/ hidup / partus pervaginam / saat ini usia 3 tahun
PEMERIKSAAN FISIK
Primary Survey
A
: clear
: clear
+/+
STATUS OBSTETRIC
Inspeksi : perut tampak besar, striae gravidarum (+), his jarang
Palpasi :
L I : TFU 44 cm, teraba 1 bagian besar, bulat dan melenting dan teraba 1
bagian besar, bulat, lunak dan tidak melenting.
L II : bagian memanjang seperti papan disebelah kanan dan kiri, kesan
punggung janin ganda.
L III: dibagian bawah teraba bulat, lunak dan tidak melenting dan teraba
bagian bulat, keras dan melenting.
L IV : belum masuk PAP
Vaginal Toucher :
Pembukaan 2 cm, hodge 1, pendataran serviks 50%, ketuban utuh,
presentasi 1 kepala, ke II bokong, promontorium tidak teraba, spina
ischiadika tidak menonjol dan sakrum mobile.
Status Generalis:
Keadaan umum : baik
Kesadaran : kompos mentis
Vital sign:
TD
: 120/77 mmHg.
: 83x/menit
RR
: 22 x/menit
: 36,7 C
Kepala
Anemis (-)
Ikterus (-)
Refleks cahaya +/+
Leher
Pembesaran KGB (-)
Pembesaran kelenjar thyroid (-)
Thorax
Simetris kanan dan kiri, retraksi (-).
C/ S1 S2 tunggal, murmur (-), gallop (-).
5
Vital Sign:
Vital Sign:
Ku : sedang ,
Ku : sedang ,
TD :100/80 mmHg, RR : 20
x/m, P:80 x/m, T : 36,5C.
TD :100/80 mmHg, RR : 20
x/m, P:80 x/m, T : 36,5C.
TD:100/80 mmHg.
DJJ 1: 140 x/m, DJJ II:
151 x/m.
Instruksi: SC cyto
Bayi II JK pr. BB: 2500
gram
Infus RL
6
Ceftriakson 1 g/ml
Metronidazol 500 gr
Alin F 1 A
Ketorolac 1 A
BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Kehamilan kembar adalah satu kehamilan dengan dua janin. Kehamilan tersebut
selalu menarik perhatian wanita itu sendiri, dokter dan masyarakat. Kehamilan kembar
dapat memberikan resiko yang lebih tinggi terhapap bayi dan ibu. Oleh karena itu,
dalam menghadapi kehamilan kemmbar harus dilakukan pengawasan hamil yang lebih
intensif. Frekuensi kehamilan kembar mengikuto rumus dari Herlin, yaitu 1:89-untuk
hamil kembar, 1:89 pangkat dua untuk kehamilan tiga sedangkan kuadranplet 1:89
pangkat tiga.
Frekuensi kehamilan kembar juga meningkat dengan paritas ibu. Dari angka 9,8
per 1000 persalinan untuk primipara frekuensi kehamilan kembar naik sampai 18,9 per
1000 untuk oktipara. Keluarga tertentu mempunyai kecenderungan untuk melahirkan
bayi kembar, walaupun pemindahan sifat heriditer kadang-kadang berlangsung secara
paternal, tetapi biasanya hal itu disini terjadi secara maternal dan pada umumnya
terbatas pada kehamilan dizigotik.
Insiden kehamilan kembar adalah sekitar satu dalam setiap 80 kelahiran, dan
kehamilan kembar tiga adalah 80 kalinya, yaitu dalam setiap 6400 kelahiran karena
meningkatnya penggunaan obat-obatan penyubur dan prosedur fertilisasi secara in vitro.
Kehamilan kembar khususnya kehamilan kembar dua fraternal, dimana fertilisasi terjadi
pada dua ovum. Cenderung terdapat pada sebuah keluarga. Kehamilan kembar ini
diturunkan lewat kedua orang tua dengan acapkali melewatkan satu generasi. Kehamilan
kembar dua lebih sering ditemukan pada seorang ibu yang usianya lebih dari 35 tahun.
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri) yang telah cukup
bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir atau melalui jalan lain
dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI
Menurut Federasi Obstetri Ginekologi Internasional, kehamilan didefinisikan
sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum kemudian dilanjutkan
dengan nidasi atau implantasi. Kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40
minggu atau 9 bulan menurut kalender Internasional (Wiknjosatro, 2007: 286).
Kehamilan merupakan hal fisiologis yang terjadi pada seorang wanita. Meskipun
demikian, semua jenis kehamilan memiliki resiko terjadinya komplikasi pada masa
persalinan atau bahkan masa kehamilan itu sendiri. Salah satu contoh wanita yang
beresiko selama kehamilan adalah wanita yang hamil kembar.
8
Kehamilan kembar ialah suatu kehamilan dengan dua janin atau lebih yang ada
didalam kandungan selama proses kehamilan. Bahaya bagi ibu tidak begitu besar, tetapi
wanita dengan kehamilan kembar memerlukan perhatian dan pengawasan khusus bila
diinginkan hasil yang memuaskan bagi ibu janin (Wiknjosastro, 2007:286). Sedangkan
menurut Mochtar Rustam (2012:259) kehamilan ganda atau kembar adalah kehamilan
dengan dua jenis janin atau lebih.
Jadi, kehamilan kembar adalah suatu kehamilan dengan dua jenis janin atau lebih
yang ada didalam kandungan selama proses kehamilan.
EPIDEMIOLOGI
Greulich (1930) melaporkan frekuensi kehamilan kembar pada 121 juta persalinan
sebagai berikut, Kehamilan multipel dapat berupa :
1. Gemelli
1 : 85
2. Triplet
1 : 7.629
3. Kuadruplet
1 : 670.743
4. Quintiplet
1 : 41.600.000 dan seterusnya dengan frekuensi kejadian yang
semakin jarangsesuai dengan hukum Hellin.
Angka tersebut kira-kira sesuai dengan hukum Hellin yang menyatakan bahwa
perbandingan antara kehamilan kembar dan tunggal adalah :
1. Gemelli(2)
1 : 89
2. Triplet(3)
1 : 892
3. Kuadruplet(4)
1 : 893
4. Quintuplet(5)
1 : 894
5. Sextuplet(6)
1: 895
Kehamilan tersebut selalu menarik perhatian wanita itu sendiri, dokter dan
masyarakat pada umumnya. Morbiditas dan mortalitas mengalami peningkatan yang
9
nyata pada kehamilan dengan janin ganda, oleh karena itu mempertimbangkan
kehamilan ganda sebagai kehamilan dengan komplikasi bukanlah hal yang berlebihan.
ETIOLOGI
Menurut Mellyna (2007:64) kehamilan gemelli dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor
antara lain:
a. Faktor-faktor yang mempengaruhi adalah : bangsa, umur dan paritas sering
mempengaruhi kehamilan 2 telur.
b. Faktor obat-obat induksi ovulasi profertil, domid dan hormon gonadotropin dapat
menyebabkan kehamilan dizigotik dan kembar lebih dari dua.
c. Faktor keturunan
d. Faktor yang lain belum diketahui
Bangsa, hereditas, umur dan paritas hanya mempunyai pengaruhterhadap
kehamilan kembar yang berasal dari 2 telur, juga hormon gonadotropin yang
dipergunakan untuk menimbulkan ovulasi dilaporkan menyebabkan kehamilan
dizigotik. Faktor-faktor tersebut dan mungkin pula faktor lain dengan mekanisme
tertentu menyebabkan matangnya 2 atau lebih folikel de graff atau terbentuknya 2 ovum
atau lebih dalam satu folikel. Kemungkinan pertama dibuktikan dan ditemukan 21
korpora lutea pada kehamilan kembar. Pada fertilisasi in vitro dapat pula terjadi
kehamilan kembar, jika telur-telur yang diperoleh dapat dibuahi lebih dari satu, jika
semua embrio yang kemudian dimasukan kedalam rongga rahim ibu tumbuh
berkembang lebih dari satu. Pada kembar yang berasal dari satu telur, faktor bangsa,
hereditas, umur dan paritas tidak atau sedikit sekali mempengaruhi kehamilan kembar
itu. Diperkirakan disini sebabnya ialah faktor penghambat pada masa pertumbuhan dini
hasil konsepsi.
Faktor penghambat yang mempengaruhi segmentasi sebelum blastula terbentuk,
menghasilkan kehamilan kembar dengan 2 amnion, 2 korion dan 2 plasenta seperti pada
kehamilan kembar dizigotik.
10
PATOFISIOLOGI
Menurut Manuaba (2007:464) kehamilan kembar dibagi menjadi dua.
Monozigot, kembar yang berasal dari satu telur dan dizigot kembar yang berasal dari
dua telur. Dari seluruh jumlah kelahiran kembar, sepertiganya adalah monozigot.
Kembar dizigot berarti dua telur matang dalam waktu bersamaan, lalu dibuahi oleh
sperma. Akibatnya, kedua sel telur itu mengalami pembuahan dalam waktu bersamaan.
Sedangkan kembar monozigot berarti satu telur yang dibuahi sperma, lalu membelah
dua. Masa pembelahan inilah yang akan berpengaruh pada kondisi bayi kelak.
Masa pembelahan sel telur terbagi dalam empat waktu, yaitu 0 72 jam, 4 8
hari, 9-12 dan 13 hari atau lebih. Pada pembelahan pertama, akan terjadi diamniotik
yaitu rahim punya dua selaput ketuban, dan dikorionik atau rahim punya dua plasenta.
Sedangkan pada pembelahan kedua, selaput ketuban tetap dua, tapi rahim hanya punya
satu plasenta.
Pada kondisi ini, bisa saja terjadi salah satu bayi mendapat banyak makanan,
sementara bayi satunya tidak. Akibatnya, perkembangan bayi bisa terhambat. Lalu, pada
pembelahan ketiga, selaput ketuban dan plasenta masing-masing hanya sebuah, tapi bayi
masih membelah dengan baik.
Pada pembelahan keempat, rahim hanya punya satu plasenta dan satu selaput
ketuban, sehingga kemungkinan terjadinya kembar siam cukup besar. Pasalnya waktu
pembelahannya terlalu lama, sehingga sel telur menjadi berdempet. Jadi kembar siam
biasanya terjadi pada monozigot yang pembelahannya lebih dari 13 hari. Dari keempat
pembelahan tersebut, tentu saja yang terbaik adalah pembelahan pertama, karena bayi
bisa membelah dengan sempurna. Namun, keempat pembelahan ini tidak bisa diatur
waktunya. Faktor yang mempengaruhi waktu pembelahan, dan kenapa bisa membelah
tidak sempurna sehingga mengakibatkan dempet, biasanya dikaitkan dengan infeksi,
kurang gizi, dan masalah lingkungan.
KLASIFIKASI
Kehamilan kembar dibagi menjadi 3 macam, menurut Mochtar, Rustam (2012:260-261)
adalah sebagai berikut:
11
Gambar 2.1
Plasenta dan selaput janin kembar dizigotik. (A): 2 plasenta, 2 korion,2 amnion. (B): 2
plasenta (menjadi satu), 2 korion, 2 amnion(Wiknjosastro, 2007:390).
b. Gemelli monozigotik = kembar satu telur, homolog, uniovuler, identik
dapat terjadi karena :
1) Satu telur dengan 2 inti, hambatan pada tingkat blastula :
2) Hambatan pada tingkat segmentasi
12
Gambar 2.1
Plasenta dan selaput janin kembar monozigotik. (A): 2 plasenta, 2korion (melekat menjadi satu),
2 amnion. (B):2 plasenta (menjadi satu), 2 korion (melekat menjadi satu), 2 amnion. (C): 1
plasenta, 1 korion, 2 amnion (melekat menjadi satu) (D): 1 plasenta, 1 khorion, 1 amnion
(Wiknjosastro, 2007)
13
Gambar 2.2
Jenis kembar monozigotik berhubungan dengan waktu terjadinya faktor penghambat
(Corner): Hambatan dalam tingkat segmentasi (2-4 hari). (B). Hambatan dalam tingkat
blastula (4-7 hari). (C)Hambatan setelah amnion dibentuk tetapi sebelum primitif streak.
(Wiknjosastro, 2007:388)
14
maka dua embrio, dua amnion serta dua chorion akan terjadi dan kehamilan
diamnionik dan di chorionik. Kemungkinan terdapat dua plasenta yang
berbeda atau suatu plasenta tunggal yang menyatu.
Apabila pembelahan terjadi antara hari ke-4 dan ke-8:
maka dua embrio akan terjadi, masing-masing dalam kantong yang terpisah,
dengan chorion bersama, dengan demikian menimbulkan kehamilan kembar
diamnionik, monochorionik.
Apabila terjadi sekitar 8 hari setelah pembuahan dimana amnion telah terbentuk:
maka pembelahan akan menimbulkan dua embrio dengan kantong amnion
bersama, atau kehamilan kembar monoamnionik, monochorionik.
Apabila pembuahan terjadi lebih belakang lagi, yaitu setelah lempeng embrionik
terbentuk;
maka pembelahannya tidak lengkap dan terbentuk kembar yang menyatu.
15
Berat badan satu janin kehamilan kembar rata-rata 1000 gr lebih ringan dari janin
tunggal.
(b) Berat badan bayi baru lahir biasanya pada kembar dua di bawah 2500 gr, triplet di
bawah 2000 gr, quadriplet di bawah 1500 gr, dan quintuplet dibawah 1000 gr.
16
(c)
Berat badan masing-masing janin dari kehamilan kembar tidak sama, umumnya
berselisih antara 50 sampai 1000 gram, dan karena pembagian sirkulasi darah
tidak sama, maka yang satu lebih kurang tumbuh dari yang lainnya.
d. Auskultasi lebih dari satu denyut jantung yang terdengar jelas dan berbeda
(nonmaternal) lebih dari 10 denyut/menit. Kecurigaan meningkat jika keluarga
memiliki riwayat kehamilan kembar
e. Penggunaan stimulator ovulasi
f. Kebutuhan ibu akan zat-zat makanan pada kehamilan kembar bertambah sehingga
dapat menyebabkan anemia dan penyakit defisiensi lain.
g. Frekuensi hidramnion kira-kira sepuluh kali lebih besar pada kehamilan kembar
daripada kehamilan tunggal.
h. Frekuensi pre-eklamsia dan eklamsia juga dilaporkan lebih sering pada kehamilan
kembar.
i. Solusio plasenta dapat terjadi kemudian seperti sesak nafas, sering kencing, edema
dan varises pada tungkai bawah dan vulva.
18
19
6. Elektrokardiogram fetal : diperoleh dua EKG yang berbeda dari kedua janin.
20
7. Reaksi kehamilan :Karena pada hamil kembar umumnya plasenta besar atau ada dua
plasenta" maka produksi HCG akan tinggi; jadi reaksi kehamilan titrasi bisa positif
kadang-kadang sampai 1/200. Hal ini dapat meragukan den Pengaruh Terhadap Ibu dan
janin.
KOMPLIKASI
Dibandingkan dengan kehamilan tunggal, kehamilan multipel lebih mungkin
terkait dengan banyak komplikasi kehamilan. Komplikasi obstetrik yang sering
didapatkan pada kehamilan kembar meliputi polihidramnion, hipertensi yang diinduksi
oleh kehamilan ketuban pecah dini, presentasi janin abnormal, dan prolaps tali pusat.
Secara umum, komplikasi tersebut dapat dicegah dengan perawatan antenatal yang baik
(Eisenberg,2004:168).
Terhadap ibu:
a. Kebutuhan akan zat-zat bertambah sehingga dapat menyebabkan anemia dan defi
siensi zat-zat lainnya.
b. Frekuensi hidramnion bertambah 10 kali lebih besar.
c. Frekuensi pre-eklamsi dan eklamsi lebih sering.
d. Karena uterus yang besar, wanita mengeluh: sesak nafas, sering miksi, edema dan
varises pada tungkai dan vulva.
e. Dapat terjadi: inersia uteri, perdarahan postpartum dan solusio plasenta dan sesudah
anak pertama lahir..
Terhadap janin:
21
o Usia kehamilam tambah pendek dengan jumlah janin pada kehamilan kembar : 25%
pada gemelli, 50% pada triplet dan 75% pada quadruplet akan lahir 4 minggu sebelum
cukup bulan. Jadi bayi premature akan tinggi.
o Bila sesudah bayi pertama lahir terjadi solusio plasenta, angka kematian bayi kedua
tinggi.
o Sering terjadi kesalahan letak janin, yang juga akan mempertinggi angka kematian
janin.
22
teknologi
ultrasonografi
memungkinkan
dilakukannya
studi
sonografik pada awal gestasi yang memperlihatkan bahwa insiden kembar trimester
pertama jauh lebih tinggi daripada insiden kembar saat lahir. Kehamilan kembar
sekarang diperkirakan terjadi pada 12 persen di antara semua konsepsi spontan, tetapi
hanya 14 persen di antaranya yang bertahan sampai aterm. Pada sebagian kasus, seluruh
kehamilan lenyap, tetapi pada banyak kasus, satu janin yang meninggal atau sirna
(vanish) dan kehamilan berlanjut sebagai kehamilan tunggal. Pada 21-63% konsepsi
kembar meninggal atau sirna (vanish) pada trimester kedua. Keadaan ini dapat
menyebabkan kelainan genetik atau kelainan neurologik/defek neural tube pada janin
yang tetap bertahan hidup.
f. Kelainan Kongenital/Akardia/Rangkaian Perfusi Balik Arteri pada Janin
Kembar (twin reverse-arterial-perfusion/TRAP)
Pada plasenta monokorionik, vaskularisasi janin biasanya tergabung, kadang-kadang
amat kompleks. Anastomosis vaskular pada plasenta monokorionik dapat dari arteri ke
arteri, vena ke vena atau arteri ke vena. Biasanya cukup berimbang dengan baik
sehingga tidak ada salah satu janin yang menderita. Pada TRAP terjadi pirau dari arteri
ke arteri plasenta, yang biasanya diikuti dengan pirau vena ke vena. Tekanan perfusi
pada salah satu kembar mengalahkan yang lain, yang kemudian mengalami pembalikan
aliran darah dari kembarannya. Darah arteri yang sudah terpakai dan mencapai kembar
resipien cenderung mengalir ke pembuluh-pembuluh iliaka sehingga hanya memberi
23
(resipien)
sedemikian
rupa
sehingga
donor
menjadi
anemik
dan
24
DIAGNOSIS BANDING
(a) Hidramnion.
Hidramnion dapat menyertai kehamilan kembar, kadang-kadang kelainan hanya
terdapat pada satu kantong amnion, dan yang lainnya oligohidramnion. Pemeriksaan
ultrasonografi daspat menentukan apakah pada hidramnion ada kehamilan kembar atau
tidak.
(b) Kehamilan dengan mioma uteri atau kistoma ovarii.
Tidak terdengarnya 2 denyut jantung pada pemeriksaan berulang, bagian besar dan
kecil yang sukar digerakkan, lokasinya yang tak berubah, dan pemeriksaan rontgen
dapat membedakan kedua hal tersebut. Dewasa ini dengan ultrasonografi.
PENATALAKSANAAN
Untuk kepentingan ibu dan janin perlu diadakan pencegahan terhadap preeklamsia dan eklamsia, partus prematurus dan anemia. Pemeriksaan antenatal perlu
diadakan lebih sering. Sehingga tanda-tanda pre-eklamsia dapat diketahui dini dan
penanganan dapat dikerjakan dengan segera.
Menurut Varney (2004:661) pemeriksaan antenatal dapat dilakukan antara lain:
a. Pemeriksaan kehamilan setiap 2 minggu pada usia kehamilan 34 36 minggu
b. Pemeriksaan kehamilan setiap minggu pada usia kehamilan >36 minggu
c. Pertumbuhan janin dipantau dengan USG setiap 3 4 minggu yang dimulai pada usia
kehamilan 20 minggu. Istirahat baring dianjurkan lebih banyak karena hal itu
menyebabkan aliran darah ke plasenta meningkat, sehingga pertumbuhan janin lebih
baik.
25
1) Perawatan prenatal yang baik untuk mengenal kehamilan kembar dan mencegah
komplikasi yang timbul, dan bila diagnosis telah ditegakkan pemeriksaan ulangan harus
lebih sering (1 seminggu pada kehamilan lebih dari 32 minggu)
2) Setelah kehamilan 30 minggu, koitus dan perjalanan jauh sebaiknya dihindari, karena
akan merangsang partus prematurus.
3) Pemakaian korset gurita pada perut yang tidak terlalu ketat diperbolehkan, supaya
terasa lebih ringan.
4) Periksa darah lengkap, Hb, dan golongan darah
B. Selama Persalinan
Bila anak pertama letaknya membujur, kala 1 diawasi seperti biasa, ditolong
seperti biasa dengan episiotomi medio lateralis.
Setelah itu waspada, lakukan periksa luar, periksa dalam, untuk menentukan
keadaan anak ke dua.
Biasanya dalam 10-15 menit his akan kuat lagi. Bila anak ke dua terletak
membujur >pimpin anak kedua seperti biasa.
Waspada perdarahan post partum > pasang infus profilaksis.
Bila ada kelainan letak pada anak kedua, misalnya melintang atau terjadi prolaps
tali pusat dan solusio plasenta, maka janin dilahirkan dengan cara operatif
obstetrik:
a. pada letak lintang coba versi luar, atau lahirkan dengan cara versi dan
ekstraksi
b. pada letak kepala, persalinan dipercepat dengan menggunakan ekstraksi
vakum atau forceps
c. pada letak bokong atau kaki, ekstraksi bokong atau kaki
VERSI LUAR
o Tehnik :
o Versi Luar harus dilakukan di rumah sakit dengan fasilitas tindakan SC
emergensi dan dilakukan atas persetujuan penderita setelah
mendapatkan
o Tahapan versiluar :
o Tahap mobilisasi :mengeluarkan bagian terendah janin dari panggul
o Ibu berbaring telentang atau posisi Trendelenburg ringan dengan posisi tungkai
dalam keadaan fleksi pada sendi paha dan lutut.
o Perut ibu diberi bedak (talcum) atau jelly.
o Penolong berdiri disamping kanan dan menghadap kearah kaki ibu.
o Dengan kedua telapak tangan diatas simfisis menghadap kebagian kepala ibu,
bokong anak dibawa keluar dari panggul.
o Tahap eksenterasi :membawa bagian terendah ke fossa iliaca
o Setelah diluar panggul, bokong ditempatkan pada salah satu dari fossa iliaca agar
radius putaran tidak terlalu jauh.
o Tahap rotasi :memutar janin kekutub yang dikehendaki
o Pada waktu akan melakukan rotasi, penolong menghadap kearah muka ibu.
o Satu tangan memegang bokong (bagian terendah) dan tangan lain memegang
kepala ;dengan gerakan bersamaan dilakukan rotasi sehingga janin berada
presentasi yang dikehendaki.
27
Syarat :
Tangan operator yang sesuai dengan bagian kecil janin dimasukkan jalan lahir
secarao bstetrik. (gambar a)
Dengan tangan yang berada dalam uterus, bagian terendah janin disisihkan
kelateral (ke fossa iliaca) kearah yang berlawanan dengan bagian kecil/kaki anak
28
Mobilisasi bagian terendah janin dibantu dengan tangan penolong yang berada
pada dinding abdomen.
Kedua kaki anak dicari dan dipegang diantara jari telunjuk, tengah dan jari manis
Seiring dengan gerakan menurunkan kaki anak, tangan penolong diluar menolak
kepala anak kearah fundus uteri : (gambar b)
Catatan :
Harus dibedakan antara tangan dan kaki dimana mobilitas pergelangan tangan
lebih besar dibandingkan pergelangan kaki.
Panjang jari-jari kaki kurang lebih sama.
Bila didapatkan kesulitan untk mendaatkan kedua kaki, maka kaki anak yang
dipegang adalah kaki depan.
Setelah kaki anak sebatas lutut diluar vulva, isitrahat beberapa saat agar janin
terbisa dengan keadaan tersebut. (gambar c)
Proses persalinan selanjutnya adalah seperti pada ekstraksi kaki. (gambar d)
29
30
31
PROGNOSA
Menurut Zach (2006:154-155) komplikasi pada ibu akibat kehamilan kembar
lebih sering dari pada kehamilan tunggal. Masalah masalah yang sering didapatkan
meliputi polihidramnion, hiperemesis gravidarum, preeklampsi, vasa previa, insersi
seperti selaput tali pusat, kelainan presentasi dan sebagian besar kembar dilahirkan
prematur.
Walaupun
ada
kenaikan
yang
bermakna
pada
mortalitas
perinatal
kembar
Monokorionik, namun tidak ada perbedaan yang bermakna antara angka mortalitas
neonatus kelahiran kembar dan tunggal pada kelompok berat badan yang seimbang.
Tetapi karena kebanyakan kembar adalah prematur, mortalitas keseluruhannya menjadi
lebih tinggi daripada mortalitas kelahiran tunggal. Mortalitas perinatal kembar sekitar 4
kali lipat mortalitas anak tunggal.
Kembar monoamniotik mempunyai kemungkinan lebih tinggi untuk terjerat tali
pusat, yang dapat menyebabkan asfiksia. Jika salah satu janin mengalami maserasi,
kembaran yang hidup biasanya dilahirkan lebih dulu. Secara teoritis, kembaran yang
kedua lebih mungkin menjadi sasaran anoksia daripada yang pertama karena plasenta
dapat terlepas sesudah kelahiran kembar pertama dan sebelum kembar kedua lahir.
Lagipula persalinan kembar kedua kemungkinan lebih sulit karena ia mungkin berada
dalam presentasi abnormal, mungkin kontraksi uterus menurun, atau serviks mulai
menutup pasca kelahiran kembar pertama.
Kembar dengan retardasi pertumbuhan intrauterin (IUGR) beresiko tinggi untuk
mengalami hipoglikemia. Perbedaan ukuran pada kembar monozigotik yang dapat
dilihat pada saat lahir biasanya menghilang pada saat bayi berumur enam bulan.
Mortalitas untuk kehamilan multipel dengan 4 5 janin lebih tinggi untuk masingmasing janin.
32
DAFTAR PUSTAKA
33
34