Professional Documents
Culture Documents
PADA KOLESISTITIS
OLEH :
NANDA PUTRI WIJAYANTI
PEBRIANSYAH
SHARAH BALQIA
PENDAHULUAN
Kolesistitis adalah inflamasi/peradangan akut
maupun kronik kandung empedu yang biasanya
berhubungan dengan batu empedu (kolelithiasis)
yang tersangkut pada duktus sistikus dan
menyebabkan distensi kandung empedu dengan
keluhan nyeri perut kanan atas, nyeri tekan dan
demam.
90% berkaitan dengan kolelithiasis (Kolesistitis
Calculi), 10 % lain-lain/Kolesistitis Acalculi (pasca
bedah, trauma berat, sepsis, infeksi pada AIDS)
Wanita > Laki-laki, sering terjadi pada usia tua,
obesitas, mengkonsumsi obat-obatan, kehamilan.
TINJAUAN
PUSTAKA
ANATOMI DAN
FISIOLOGI
Infeksi
Stasis Cairan
Empedu
FAKTOR RESIKO :
Female, Fourty, Fat,
Fertile
DIAGNOSIS
BANDING
Kolelithiasis
Abses hepar
Pakreatitis akut
Perforasi ulkus peptikum
Peritonitis
DIAGNOSIS
GAMBARAN
RADIOLOGI PADA
KOLESISTITIS
Ultrasonografi
(USG)
Pemeriksaan dengan USG merupakan
pemeriksaan dengan sensitivitas antara 90-95%
dan spesifisitas 80-85% untuk kolesistitis
Bila batu >2mm, sensitifitas dan spesifisitas USG
meningkat menjadi 95%
Sangat baik untuk melihat besar, bentuk,
penebalan dinding kandung empedu, dan batu
empedu
Hasil pemeriksaan USG yang menunjukkan
Kolesistitis: Adanya cairan perikolesistik
(pericholecystic fluid), penebalan dinding
kandung empedu (hingga >4mm), Sonografi
Murphy Sign (+), serta batu empedu
Gb 3.3 Kolesistitis Akut dengan pembesaran kandung empedu 5-12 cm. A: Tampak
gambaran kandung empedu secara longitudinal dalam posisi Lateral Dekubitus Kiri (LLD)
menunjukkan adanya endapan (sl) dan batu (s) pada fundus kandung empedu serta
penebalan sedang dinding kandung empedu (tanda panah). B : Potongan longitudinal
dengan posisi tegak lurus menunjukkan adanya endapan (sl) dan batu (s) yang berpindah,
serta tampak batu yang menyumbat duktus sistikus/leher kandung empedu (tanda panah).
Foto Polos
Abdomen
Foto Polos Abdomen tidak dapat
memperlihatkan gambaran kolesistitis
akut. Hanya pada 15 % pasien
kemungkinan dapat terlihat batu tidak
tembus pandang (radiopak) oleh karena
mengandung kalsium cukup banyak
CT Scan Abdomen
Sensitifitas dan spesifisitas CT scan abdomen
dan MRI dilaporkan lebih besar dari 95%.
Pada kolesistitis akut dapat ditemukan: cairan
perikolestik, penebalan dinding kandung
empedu lebih dari 4 mm, edema subserosa
tanpa adanya ascites, gas intramural dan
lapisan mukosa yang terlepas.
Pemeriksaan dengan CT scan dapat
memperlihatkan adanya abses perikolesistik
yang masih kecil yang mungkin tidak terlihat
pada pemeriksaan USG.
Magnetic Resonance
Imaging (MRI)
MRI bukan merupakan pemeriksaan utama pada
pasien dengan nyeri kuadran kanan atas dan
kolesistitis.
USG lebih banyak digunakan selain ketersediaannya
yang banyak serta lebih murah dan sangat akurat
untuk mendiagnosis kolesistitis. Pada keadaan
dimana USG tidak dapat menentukan diagnosis, MRI
dapat digunakan.
Temuan MRI : batu pada leher kandung empedu atau
duktus sistikus, penebalan dinding kandung empedu
>3mm, edema dinding kandung empedu, distensi
kandung empedu (diameter >40), terdapat cairan
perikolesistik serta cairan disekitar hati. Selain itu
dapat juga ditemukan adanya peninggian mukosa
sebagai salah satu indikasi adanya inflamasi.
Koleskintigrafi
Menggunakan zat/bahan radioaktif HIDA
(Hepatobiliary Imunodiacetic Acid) atau
Technetium (99m Tc).
Normalnya gambaran kandung empedu,
duktus biliaris komunis dan duodenum
terlihat dalam 30-45 menit setelah
penyuntikan zat warna.
Terlihatnya gambaran duktus koledokus
tanpa adanya gambaran kandung empedu
pada pemeriksaan kolesistografi oral atau
scintigrafi sangat menyokong kolesistitis
akut.
KESIMPULAN
Kolesistitis merupakan peradangan pada dinding
kandung empedu yang ditandai dengan trias
gejalanya yakni nyeri perut kuadran kanan atas,
demam dan leukositosis.
Penegakkan diagnosis untuk kolestitis adalah dengan
anamnesa, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
penunjang.
Terdapat beberapa modalitas penunjang diagnostik
yang dapat dilakukan pada kolesistitis diantaranya
foto polos abdomen, USG abdomen, CT scan abdomen,
MRI serta Koleskintigrafi namun pemeriksaan USG
merupakan pemeriksaan penunjang utama yang
dilakukan karena sensitifitasnya mencapai 95%.
TERIMA KASIH