Professional Documents
Culture Documents
Oleh:
Nur Qomariyah
12030194040
DAFTAR ISI
BAB I.......................................................................................................................3
PENDAHULUAN...................................................................................................3
A. Latar Belakang Masalah................................................................................3
B. Rumusan Masalah.........................................................................................5
C. Tujuan Penelitian..........................................................................................5
D. Manfaat Penelitian........................................................................................5
BAB II......................................................................................................................6
LANDASAN TEORI...............................................................................................6
A. Landasan Teori..............................................................................................6
1.
Pengertian Belajar.....................................................................................6
2.
Pembelajaran.............................................................................................8
3.
Pembelajaran Konstruktivisme..................................................................9
4.
Pembelajaran Aktif..................................................................................10
5.
6.
7.
potensi
dirinya
untuk
memiliki
kekuatan
spiritual
pengetahuan
yang
menuntut
siswa
terlibat
aktif
dalam
pembelajaran, salah satunya adalah kimia. Kimia merupakan ilmu pengetahuan yang membahas tiga aspek yang saling terkait satu dengan yang lain,
yaitu asepek makroskopis, sub-mikroskopis dan simbolik (Johnstone dalam
Chittelborough, 2007). Aspek makroskopik merupakan fenomena nyata dan
dapat diobservasi (dilihat, dirasakan, dicium) misalnya fenomena nyata yang
dialami
siswa
dalam
kehidupan
sehari-hari,
aspek
sub-mikroskopik
metode ini, siswa akan terlibat aktif dalam pembelajaran, baik antar sesama
siswa maupun siswa dengan guru. Selain menggunakan metode, salah satu
cara meningkatkan motivasi siswa untuk belajar sehingga meningkatkan hasil
belajarnya yaitu media permainan. Meier (2002) menyatakan bahwa jika
permainan dapat dimanfaatkan secara tepat dapat menghilangkan rasa stres
dalam lingkungan belajar, menggugah dan meningkatkan semangat siswa
untuk terlibat secara penuh dalam proses pembelajaran. Salah satu media
permainan yang dapat digunakan adalah kartu soal. Kartu soal merupakan
kartu yang berisi soal-soal yang harus dijawab oleh siswa. Melalui kartu soal,
siswa dilatih untuk mengerjakan latihan-latihan soal sambil berdiskusi dengan
kelompoknya sehingga dapat meningkatkan pemahaman siswa tentang materi
yang disajikan oleh guru (Qurniawati, 2013).
Berdasarkan kenyataan tersebut, peneliti bermaksud melakukan
penelitian tindakan kelas yang berjudul Peningkatan Minat dan Hasil Belajar
Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Berbantuan Kartu
Soal Pada Materi Sifat Koligatif Larutan Kelas XII IPA-6 SMA Negeri 11
Surabaya
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang, masalah yang akan diselesaikan dalam
penelitian tindakan kelas ini adalah:
1. Apakah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD berbantuan
kartu soal pada materi sifat koligatif larutan dapat meningkatkan minat
belajar siswa Kelas XII IPA-6 di SMA Negeri 11 Surabaya?
C. Pemecahan Masalah
A. Kajian Teori
1. Model Pembelajaran Kooperatif
Model pembelajaran kooperatif merupakan teknik-teknik kelas
praktis yang dapat digunakan oleh guru setiap hari untuk membantu siswa
mempelajari setiap mata pelajaran, mulai dari keterampilan-keterampilan
dasar sampai pemecahan masalah yang kompleks (Nur, 2011). Model
pembelajaran kooperatif dapat memotivasi siswa, memanfaatkan seluruh
energi sosial siswa, saling mengambil tanggung jawab. Hal ini
pembelajaran
kooperatif
yang berbeda.
Sistem penghargaan yang berorientasi kelompok.
Model pembelajaran kelompok dikembangkan untuk mencapai
sedikitnya tiga tujuan penting, yaitu prestasi akademik, sikap toleransi dan
menerima perbedaan dan meningkatkan keterampilan sosial (Arends,
2012). Meskipun pembelajaran kooperatif meliputi berbagai tujuan sosial,
model pembelajaran kooperatif juga bertujuan untuk meningkatkan kinerja
siswa pada saat diberikan tugas akademik yang penting. Menurut Slavin
(1996), pembentukan kelompok dalam model pembelajaran kooperatif
dapat mengubah norma budaya anak muda sehingga model pembelajaran
kooperatif lebih mudah diterima dalam pemberian tugas akademik. tujuan
kedua model pembelajaran kooperatif adalah meningkatkan toleransi dan
Guru
tujuan
Fase 2: Menyampaikan
untuk belajar.
Guru menyajikan informasi kepada siswa
informasi
Fase 3:
Guru
belajar
Fase 5: Evaluasi
kelompok.
Guru menilai
membimbing
kelompok-kelompok
pengetahuan
siswa
dan
pekerjaan kelompokknya
Guru menghargai upaya maupun hasil
penghargaan
lingkungan,
dilakukan
melalui
proses
penginterpretasian
pengalaman-pengalaman
baru
dalam
masalah
tanpa
pertolongan
orang
lain.
Belajar
yang
dapat
digunakan
untuk
n
V
Dengan:
M=
gr
Mr V
= molaritas (M)
( gram
mol )
b. Molalitas (m)
Molalitas menyatakan jumlah mol zat terlarut dalam 1 kg pelarut.
Molaritas didefinisikan dalam persamaan berikut ini:
n
p
M=
M=
gr
Mr p
Dengan:
M
= molaritas (M)
( gram
mol )
c. Fraksi mol ( X )
Fraksi mol ( X ) menyatakan perbandingan jumlah mol zat
terlarut atau pelarut terhadap jumlah mol larutan. Jika jumlah mol zat
pelarut
np
nt
, maka fraksi
mol pelarut dan zat terlarut didefinisikan dalam persamaan berikut ini:
X p=
np
n p + nt
dan
Xt=
nt
n p +nt
Persen
berat=
berat
dapat
dilambangkan
berdasarkan
persamaan:
gr zat terlarut
100
gr larutan
Xt
P= X t P
Keterangan :
P0 = tekanan uap zat cair murni
P = tekanan uap larutan
2) Kenaikan Titik Didih
Titik didih zat cair adalah suhu tetap pada saat zat cair
mendidih. Pada suhu ini, tekanan uap zat cair sama dengan tekanan
udara di sekitarnya. Hal ini menyebabkan terjadinya penguapan di
seluruh bagian zat cair. Titik didih zat cair diukur pada tekanan 1
atmosfer. Dari hasil penelitian, ternyata titik didih larutan selalu
lebih tinggi dari titik didih pelarut murninya Hal ini disebabkan
adanya
partikel-partikel
menghalangi
peristiwa
zat
terlarut
penguapan
dalam
suatu
larutan
partikel-partikel
pelarut.
Tb
T b=m K b .
Kb
4) Tekanan Osmosis
Osmosis adalah perpindahan molekul encer menuju ke
molekul yang pekat melalui selaput semipermeabel. Selaput
permeabel adalah selaput yang dapat dilewati molekul kecil, tetapi
tidak dapat dilewati molekul besar. Jika dua jenis larutan yang
memiliki konsentrasi yang berbeda dipisahkan dengan selaput
semipermeabel, pelarut dari larutan encer akan mengalir ke larutan
pekat. Hal ini akan terus terjadi sampai konsentrasi pelarut di kedua
larutan sama.
Tekanan osmosis adalah tekanan yang diberikan pada larutan
yang mampu menghentikan perpindahan molekul-molekul pelarut
ke dalam larutan melalui membran semi-permeabel (proses
osmosis).Menurut Vant hoff tekanan osmosis mengikuti hukum
gas ideal: PV = nRT. Karena tekanan osmosis sama dengan ,
maka : V = nRT sehingga = M R T. melambangkan tekanan
osmosis (atmosfir), M merupakan molaritas, R
merupakan
Daftar Pustaka
Suprijono, Agus. Cooperative Learning: Teori dan Aplikasi PAIKEM. 2013.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Sumardi Subrata. 1987. Kurikulum Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Oemar Hamalik. 2003. Guruan Guru: Berdasarkan Pendekatan Kompetensi.
Jakarta: Bumi Aksara.
Aunurrahman. 2011. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
Komalasari, Kokom. 2011. Pembelajaran Kontekstual. Bandung: Refika Aditama.
Sugiono. 2013. Metode Penelitian Guruan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,
dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sugiono. 2001. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta.
LAMPIRAN
Waktu : .
Aktivitas
1.
Mempersiapkan
2.
pelajaran.
Menduduki atau menempati tempat yang telah
3.
4.
5.
buku
catatan
0
dan
buku
ditetapkan/bangku masing-masing.
Mengikuti dengan seksama segala sesuatu
yang sedang disampaikan.
Siswa menyimak pertanyaan atau isu yang
terkait dengan pelajaran.
Siswa dianjurkan untuk bersikap kritis dalam
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
menyimak
pertanyaan-pertanyaan
atau
menjawab
pertanyaan-pertanyaan
yang
diajukan guru.
Memperhatikan dengan sungguh-sungguh atau
mencatatnya.
Melakukan diskusi aktif dengan pasangannya.
Mencoba mengemukakan pendapat sendiri
mengenai
apa
yang
dipikirkannya,
juga
14.
15.
yang
sama
diantara
anggota
kelompoknya.
Siswa akan dikenakan evaluasi atau diberikan
reward yang juga akan dikenakan untuk semua
anggota kelompok.
Siswa berbagi kepemimpinan dan mereka
membutuhkan keterampilan untuk belajar
Skor
1
2
Nilai
diminta
Surabaya, . 2015
Observer,
Waktu :
Skor
No
Aktivitas
0
1.
Ket
sebagai
2.
untuk
menanggapi
dengan
sehari-hari.
Penutup (Kegiatan Akhir)
j. Membimbing siswa untuk
menyimpulkan
pembelajaran.
k. Tindak lanjut dan member tugas untuk di
rumah.
Jumlah
Rata-rata
Surabaya, . 2015
Observer,