You are on page 1of 24

ANATOMI SISTEM URINARIA

TRACTUS URINARIUS,
Ren = Ginjal
Ureter
Vesica urinaria = Blaas
Urethra
REN = NEPROS = GINJAL LETAKNYA = RETROPERITONEAL
Ginjal Kanan
Atas
setentang dengan vertebra thoracal 1
Bawah setentang dengan vertebra lumbal 2
Ginjal Kiri
Atas
setentang dengan vertebra thoracal 2
Bawah setentang dengan vertebra lumbal 3
Bentuknya seperti kacang
Ukuran 7,5 x 5 x 2,5 cm
Berat 150 gr (laki laki) & 125 gr perempuan)
CAPSULA RENALIS (PEMBUNGKUS GINJAL)
Pembungkus terdiri atas
Capsula fibrosa letaknya paling luar
Capsule adiposa jaringan lemak fungsi menahan pada tempatnya
Fascia renalis yang langsung membungkus ginjal
HILUS RENALIS
Adalah suatu saluran yang keluar masuk ke ginjal organ organ tersebut antara lain :
Vena
Areteri
Ductus ureter
STRUKTUR GINJAL
Kapsul Ginjal
Korteks Ginjal daerah luar, bewarna coklat dengan ukuran kurang lebih 1cm
Medulla Ginjal daerah dalam, dijumpai : strial, 6 pyramis renalis yang ujungnya
disebut papilla renalis, columna renalis
Pelvis Ginjal saluran pengumpul
VASCULARISASI
Berasal dari arteri renalis yang sifatnya End arteri
Vaskularisasi : A. suprarenalis, A. phrenica, dan A. Renalis
V. Suprarenalis kanan bermuara kedalam V. cava inverior

V. Suprarenalis kiri bermuara kedalam V. renalis


Innervasi : berasal dari serabut Ganglia Coeliaca
SIRKULASI RENAL
A. Renalis Aa. Interlobulares Aa. Arcuata Aa. Interlobaris Aa. Glomularis afferens
Arteriol glomerularis afferent Vv. Interlobularis Vv. Arcuata Vv. Interlobulares
URETER
Adalah saluran antara ginjal dengan kandung kemih, berjumlah sepasang.
Fungsi : membawa urin dari ginjal ke kandung kemih (mengalirkan urine ke vesica urinaria)
Panjangnya 25 cm mempunyai 3 penyempitan yaitu :
1. Pada pelvic Ureter Junction
2. Pada waktu ureter menyilang A. Iliaca Communis
3. Pada waktu masuk Vesica urinaria
VESICA URINARIA = KANDUNG KENCING
Terletak dibelakang os pubis
Vesica urinaria yang kosong berbentuk limas yang mempunyai puncak (apex),
permukaan dorsal (sebagai dasar), dinding superiordan dua dinding lateroinferior
Jika vesica urinaria terisi penuh, permukaan atasnya akan menonjol ke rongga perut, dan
berbentuk ovoid
Otot otot serabutnya mengandung otot polos disebut Decrussor urine. Diperdarahi oleh A.
vesiculo superior dan inferior dan di innevasi oleh serabut saraf plexus vesicalis rostatico.
Bagian Bagiannya :
Apex vesica urinaria terletak dibelakang pinngir atas syphsis pubis basis atau permukaan
postirior, vesica urinaria berbentuk segitiga. Sudut superalatera merupakan muara ureter dan
sudut inferior membentuk uretra
URETHRA
Pria : panjangnya 20 cm terbentang dari collum vesica urinaria sampai orificium urethra
externum pada gland penis
Wanita : panjangnya 3,8 cm, terbentang dari collum vesica urinaria sampai vesitubulum, kurang
lebih 2,5 cm dibawah clitoris

INFEKSI SALURAN KEMIH (ISK)


Penyakit yang disebabkan oleh karena akibat terbentuknya koloni kuman mencapai saluran
kemih melalui hematogen dan ascending. Sering ditemukan dipraktek umum (30%)

KLASIFIKASI
BERDASARKAN ADA / TIDAK KOMPLIKASI
ISK SEDERHANA
(UNCUMPLICATED TYPE)
ISK BERKOMPLIKASI
(COMPLICATED TYPE)
BERDASARKAN LOKASI
ISK BAWAH
WANITA (SISTITIS,SYND URETRA AKUT)
PRIA (SISTITIS, PROSTATIS)
ISK ATAS
PIELONEFRITIS AKUT/ KRONIK
Diagnosa anamnese berdasarkan:
Isk atas : nyeri pinggang, demam, mengigil, mual, muntah dan hematuri
Isk bawah : polakisuria, disuria, nyeri suprapubik
Pemeriksaan fisis : Febris, nyeri tekan supra pubik, nyeri ketok sudut kostovertebra
Laboratorium : Darah rutin (LEUKOSITOSIS), urin rutin (LEUKOSITURIA)
Pemeriksaan penunjang : DPL, kultur urin dan tes resistensi kuman, foto BNO-IVP dan USG
ginjal
Diagnosa Banding : ISK sederhana, ISK berkomplikasi, batu saluran kemih
PENATALAKSANAAN
Non Farmakologis:
Banyak minum (bila fungsi ginjal baik)
Menjaga higene genitalia eksterna
Farmakologis :
Antimikroba berdasarkan pola kuman yang ada
Trimetopirm-sulfametokazol, sifropolaksin, leflovoksasin, dll
KOMPLIKASI
Batu saluran kemih
Obstruksi saluran kemih
Sepsis
Gangguan fungsi ginjal

NEPHROTIC SYNDROME (NS)


Merupakan keadaan klinis yang ditandai :
1. HEAVY PROTEINURIA ( 40 MG/M2/JAM)
2. MARKED HYPOALBUNEMIA ( 2G/DL)
3. EDEMA
4. HYPERCHOLESTEROLEMIA ( 220 MG/DL
Kadang kadang disertai 22%
- Hematuria
15-20% - Hipertensi
32%
- Penurunan GFR
Nephrotic syndrome merupakan keadaan fungsi dari berbagai penyakit glomerulus ME
KLASIFIKASI NEPHROTIC SYNDROME
1. PRIMARY NS
Penyakit primer di glomerulus
2. SECONDARY NS
Peyebab primer diluar glomerulus akibatnya di glomerulus
3. CONGENITAL NS
SECONDARY NS
Peyebab terbanyak : SLE,ANAPHYLACTOIC PURPURA, SICKLE CELL DISSEASE,
SYPHILIS, MALARIA (QUARTANA), BLEE STING, DRUG AND TOXIN, mis :
(penicillamine, Gold, Heroin, Captopril, Triamteren, poison Oak)
Semua Nephrotic syndrome pada permulaan penyakitnya:
1. Di biopsy : 80% MCNS
2. Diobati dengan steroid
- Perlu dosis tinggi
- Toxin > dari yang lain
Penyebab perubahan permeabilitas pada glomerulus base membrane :
1. Sialic acid dan proteocl yang berkurang
2. Negatif charge (muatan listrik di endothel,L.Rara.dll)
3. Ada T- Lympocyte clone yang menghasilkan interleukine yang merobah negativitas
4. Mutasi gen pada podocyte epithelium
Dengan dilakukannya biosy ginjal maka akan menemukan hasil sebagai berikut :
1. Light Microscope
2. electrone Microscope
3. Immunoflourescence MICR
Patogenesis : adanya lesi Glomerulus sehingga meningkatkan permeabilitas proteocl molekul
kecil keluar dari urine (albumin), sehingga terjadilah Heavy proteinuria hypoalbuminemia
edema. Small molecule lain yang keluar bersama albumin yaitu immunoglobuline G, transferin.
Large molecule, menumpuk dalam serum misalnya lipoprotein.
Lipoprotein perlu untuk pengangkutan lipid:

1. Hiperlipidemia ditandai dengan hipercholesterolemia (>220 MG/dl


aktifitas plasma lipoprotein-lipase juga menurun pada nephrotic syndrome hiperlipidemia
Kongenital Nephrotic syndrome :
Autosomal recessive
Resistent terhadap semua obat
Edema pada masa neonatus
Prognosis : infaust
Pengobatan Nephrotic syndrome :
Istirahat sampai edema menurun
Diet rendah garam, protein
Prednison regimen dengan cara penurunan dossis bertahap, pada awal 60 mg selama 28
hari, kemudian digantikam 40 mg (3 hari dalam seminggu selama 28 hari)
Bila Relaps, maka prednison diulang lagi. Dan jikalau steroid resistent bisa diberikan kombinasi
antara cyclophosphamide + prednison.
Prognosis : umumnya RF, idiophatic MCNS lebih baik dari type lainnya.

GLOMERULOPATI
Normal adult kidney (croos section)

Renal corpuscle
Upper part shows vascular pole :
Afferent
Efferent
Macula dense
Lower part shows :
Urinary pole
Proximal covulted tubule

Figure 2 Normal Glomerulus

Figure 3 Membranous Glomerulonephritis

Figure 6 Acute Pyelonephritis

Figure 1Pathologi Glomerulus

Figure 4 Chronic Glomerulonephritis

Figure 5 Chronic pyelonephritis

HIPOSPADIA,EPISPADIA, WEBBED PENIS & KELAINAN SCROTUM


HIPOSPADIA
Definisi : adalah suatu kelainan kongenital, dimana meatus urethrae externus terletak pada
bagian ventral tetapi lebih proksimal dari posisi normal.
Embriologi pada minggu 8 in utero dimana pada saat itu diferensiasi seks dimulai, serta urethra
mulai berkembang, kemudian pada minggu 15 in utero, pada saat itu perkembangan urethra
selesai.
Pada Hipospadia itu ditemukan :
Fungsi urethral folds tidak lengkap
Meatus urethra terletak proksimal dari normal
Kulit praeputium ventral minimal
Adanya chordae distal dari meatus penis bengkok
Meatus sering stenosis
Dapat dianggap sebagai suatu derajat intersex
Kejadian 1 setiap 200 500 anak laki laki

Etiologi :
Hormonal, pil KB, gangguan hormonal
Pemberian estrogen &progestin waktu hamil insidensi meningkat
Pola kejadian dalam suatu keluarga ditemukan, serta
Spesific genetic traits tidak ada
Pembagian Hipospadia menurut lokasi meatus :
1. Glanular
2. Coronal
3. Penile
4. Penoscrotal

5. Scrotal
6. Perineal

Figure 9 Tipe Scrotal

Figure 7 Tipe Perineal

KLINIS
Anamnese Pemeriksaan Fisik :
- Bayi & anak kecil sekali tidak ada keluhan ( - )
- Anak besar & dewasa keluhan ( + )
1. Pancaran urin tidak terarah
2. Penis bengkok (curvature) oleh karena chordae
- Terutama pada dewasa :
Kesulitan coitus
Sering infertil
BAK jongkok
Bentuk penis abnormal
Terutama pada tipe penoscrotal & perineal
Scrotum Bifidum sering dijumpai (lihat gambar berikut!)

Figure 8 Tipe penoscrotal

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Routine
PA : buccal smear &karyotyping
Genetic sex
Kadang perlu urethrocystoscopy IVP
DIAGNOSA BANDING
Wanita dengan Androgenized adreno-genital syndrome
PENGOBATAN
Teknik repair : ada 200 cara
Satu tahap
: chordectomy + urethroplasty
Dua tahap
:
I.
Chordectomy
II.
Urethroplasty
Masing masing dengan jarak 3 12 bulan.
Untuk urethroplasty digunakan kulit preaputium. Karena itu penderita hypospadia tidak boleh
dicircumsisi!.
Komplikasi paska operasi awal biasanya itu perdarahan, infeksi lanjut, dehiscens dan fistel.
EPISPADIA
Epispadia adalah suatu kelainan kongenital, dimana meatus urethrae externus terletak pada baian
dorsal. Pada epispadia Genital tubercle terletak dorsad dari muara sinus urogenital, meatus
urethra terletak didorsal dan sering disertai extrophia bladder.

WEBBED PENIS
Webbed penis adalah suatu kelainan kongenital, dimana terbentuk membran kulit pada daerah
antara ventral penis dan scrotum. Derajat webbed penis bervariasi :
Ringan tidak menimbulkan keluhan
Berat keluhan jelas
Penatalaksanaan
Ringan dibiarkan saja

Berat koreksi dengan membuang web

KELAINAN KELAINAN PADA SCROTUM


CRYPTORCHIDISM
Hidden testis testis tidak teraba dalam scrotum
Penurunan testis dipengaruhi oleh :
1. Hypothalamic-pituitary-testicular axis
2. Produksi androgen oleh testis
3. Target tissue
4. Gubernaculum
5. Tek. Intra abdomen
6. Panjang vasa spermatika
7. Panjang vas deferens
8. Patensi canalis inguinalis
Mayoritas sudah turun pada tahun pertama
Perubahan struktural pada usia 2 tahun
Komplikasi
Infertilitas
Neoplasia
Hernia
Torsio testis
Psiko-seksual
TERAPI
1. Hormonal HCG 1500 iu/m2 iv 9 hari
2. Operatif ; orchiopexy ; sebelum 2 tahun
HYDROCELE
Adalah penumpukan cairan di dalam :
- Tunica vaginalis
- Processus vaginalis, kadang kadanag pada spermatio cord
Terbagi atas : Hydrocele communicans, dan non communicans.
Hydrocele primer :
1. Tipe vaginal
2. Tipe kongenital (komunikans)
3. Tipe infantil
4. Tipe funikular (funikokel)
Diagnosa berdasarkan anamnese yang cermat yaitu massa scrotum yang membesar, tidak nyeri
kecuali besar sekali atau infeksi kemudia juga berdasarkan pemeriksaan fisik yang dijumpai :
- Konsistensi kistik/fluktuasi
- Bila besar keras / tegang
- Nyeri (-)
- Transilluminasi (+)
- Testis berada dibelakang / bawah massa

Bila besar sekali / tegang sulit untuk diraba testisnya (kadang kadang perlu aspirasi
dahulu)
Cairan aspirasi kuning muda jernih (dilakukan secara steril)

Terapi
Khusus pada bayi & anak :
Terapi operatif hidrokel kongenital / primer berupa ligasi prosessus vaginalis peritonei seperti
pada herniotomi anak. Dahulu sering digunakan terapi sclerosing therapy dengan
memasukkan larutan Na-morhuate (sclerosing agent) kedalam tunika vaginalis. Namun cara ini
tidak berkembang karena banyak terjadi komplikasi berupa nekrosis. Ada beberapa tindakan
operasi yang dapat dilakukan yaitu :
1. Bergman : dengan cara membuka kantong & menegeluarkan cairan. Cara ini simpel
tapi sering kambuh (residif)
2. Winkelman: eksisi kantong (tunika vaginalis testis)
3. Bergman - winkelman : - gabungan kedua cara diatas, reatif simpel dan banyak
dipakai.
4. Jaboulay winkelman : -BW + herniotomi (anak anak)
5. Lord : - plikasi kantong tanpa eksisi, sering kambuh karena plikasi terlepas lagi
6. Andrew : terkenal dengan nama bottle neck operation, kantong tidak dieksisi tetapi
dijahitkan secara terbalik. Pada orang tua atau kantong yang menbal.
HYDROCEL NON COMMUNICANS
Pada dewasa 40 tahunan, terjadi oleh karena inbalans antara sekresi dan absorbsi cairan didalam
T. vaginalis.
Etiologi :
Sub akut, setelah trauma, radiasi, epididymis akut, neoplasma.
Kronik, membesar perlahan, benjolan kristik, lunak sampai dengan tegang
Cairan ; kuning, jernih
Hydrocele yang tegang/keras harus dibedakan dengan tumor testis dengan cara translimunasi.
Hidrocele pada dewasa muda, bila tanpa penyebab yang jelas harus dievaluasi testis dan
epididymis untuk menyingkirkan kemungkinan tumor atau infeksi. Sebaiknya periksa
ultrasonografi. Komplikasi :
Penekanan pembuluh darah atrofi testis
Hematokel oleh karena trauma
SPERMATOCELE
Masa kistis, tidak nyeri, berisi sperma letak diatas & posterior dari testis, terpisah dari testis.
Umumnya diameter lebih kurang 1 cm adakalanya besar penyebab terdapat tubulus yang
menghubungi testis ke caput epididymis. Umumnya asimptomatik, dan tidak perlu terapi kecuali
jika sangat mengganggu atau besar.
VARICOCELE
Dilatasi flexus pampiniformis mengenai 10% laki-laki, 80-90% kiri, 5-20 bilateral. Vena vena
tersebut bermuara ke vena spermatica interior.
Etiologi :
Incompeten atau tidak adanya klep dari vena spermatica interior

Gravitasi
Nut cracker effect
Tumor tiba tiba pada usia tua
Subclinis : varicocele tidak terdeteksi pada pemeriksaan fisik, hanya dengan alat sperti
ultrasound, Doppler, thermography.
Derajat (Grade)
0
: subklinik
1
: teraba setelah valsava
2
: teraba tanpa valsava & menghilang pada saat berbaring
3
: teraba tanpa valsava & menetap pada saat berbaring
Pemeriksaan : berdiri, mengedan/valava, teraba seperti cacing.
Merupakan salah satu penyebab infertilitas analisis sperma menunjukkan :
STRESS PATTERN
- OLIGOSPERMIA
- MOTILITAS TURUN
- NAIKNYA BENTUK IMMATURE & TAPERED SPERM
Mekanisme
1. Reflux metabolit dari kelenjar adrenal
2. Temperature testis naik
3. Stasis vena
4. Gangguan pertembuhan testis
TERAPI
1. Embolisasi
2. Operasi : scrotal, inguinal, retroperitoneal
INDIKASI
- Nyeri
- Infertilitas
- Kosmetik

TRAUMA URETHRA
Trauma urethra biasanya lebih banyak ditemukan pada laki laki dibandingkan wanita. Biasanya
oleh karena fracture pelvis, straddle injury. Trauma ureter dapat berupa : terputus, luka robek &
luka memar. Trauma uretra terbagi atas 2 yaitu, anterior (bulbosa & pendulosa), posterior
(prostatica & membranacea). Melalui gambaran Uretrogam Cola Pinto & Mc Collum
membagi derajat cedera uretra dalam 3 jenis
1. Urethra psoterior putus tidak ditemukan, hanya mengalami peregangan
Uretrogam : tidak ada extra vasasi kontras, hanya peregangan urethra
2. Urethra posterior putus pada perbatasan prostatomembranous. Diaphragma urogenital
tidak putus
Uretrogam : ada extravasasi kontras tapi diatas diaphragma urogenital
3. Urethra posterior, diaphragma urogenita & proximal urethra pars bulbosa rusak.
Uretrogam : ada extravasasi kontras dibawah diaphragma urogenital hingga ke
perineum.
Diagnosa ditegakkan berdasarkan gejala yaitu nyeri abdomen bagian bawah, tidak bisa buang
air kecil, riwayat benturan pada pelvis.
Radiologi :
Tampak fraktur pelvis
Uretrogam : tampak extravasasi kontras pada hubungan prostatomembranous (robekan
complete)
Robekan prostatomembranous yang incomplete minor extravasasi sebagian kontras
melewati uretra prostatika & bulbi.
Pemeriksaan penunjang dapat dilakukan urethrography, catheterization & urethroscopy tidak
boleh dilakukan memperparah keadaan dari uretra. Komplikasi yaitu striktur, impotensi,
inkontinensia.
Pengobatan :
1. Syok dan perdarahan harus ditangani sesegera mungkin
2. Keteter uretra harus dihindari
3. Suprapubic cystostomy
4. Antibiotik
5. Analgetik.
Prognosa jika komplikasi dapat dihindari prognosa baik.
TRAUMA URETRA ANTERIOR
Etiologi uretra anterior merupaka bagian distal dan diaphragma urogenital, Straddel injury dapat
disebabkan oleh karena benturan uretra, iatrogenik.
Kerusakan dapat berupa :

Contusio pada dinding uretra


Ruptur partai uretra
Ruptur total uretra
Jika ruptur uretra corpus spongiosa darah & urine terkumpul pada fascia buck hematom
terbatas pada penis.
Jika ruptur uretra sampai ke fascia buck urine dan darah terkumpul di fascia coles darah dapat
menjalar ke scrotum hingga dinding abdomen (gambaran butterfly hematome)
Tanda
Perineum tegang & teraba massa
Prostat normal
Pasien ingin berkemih, tetapi tidak bisa sebelum uretra ditangani secara tuntas
Jangan coba pasang keteter, jika retensio urine suprapubic cystostomy
Radiology
Uretrogram :
Pada ruptur : memperlihatkan extravasasi dan lokasi luka
Pada luka memar : (tidak ruptur) tidak akan memperlihatkan extravasasi.
Komplikasi dapat berupa perdarahan hebat, extravasasi uri dan striktur. Pengobatan bisa
diberikan secara :
Umum : jika terjadi perdarah hebat sehingga beri tekanan lokal pada tempat trauma,
kontrol perdarahan diikuti dengan resusitasi.
Spesifik : jika hanya luka memar lakukan observasi, jika luka robek lakukan suprapubic
cystostomy.

GANGGUAN SEXUAL
Gangguan sexsual terbagi atas :
I.
Gangguan Desire (libido)
Merupakan gangguan motivasi yang mendorong perilaku sexual. Libido bermula dari
rangsangan pada sistem limbik di otak yang dipengaruhi oleh kondisi fisik, emosi,
hubungan & sexsual yang baik.
II.
Gangguan Ereksi
Adalah ketidak-mampuan mecapai atau mempertahankan ereksi penis yang cukup untuk
melakukakn senggama yang memuaskan. Keadaan ini dialami sekurang kurangnya
dalam 3 bulan terakhir (concensus guideline panel, Des, 1997)
Mekanisme ereksi, relaksasi ereksi dari otot polos kavernosa, kontraksi detumesensi otot polos
kavernosa.
Komponen penting dalam penatalaksaan DE
Pendekatan rasional terhadap diagnosis dan pengobatan
Anamnesisi dan pemeriksaan fisik yang terarah
Pemeriksaan khusus dan rujukan pada kasus kasus tertentu
Melibatkan penderita pada proses pengambilan keputusan.

Proses penatalaksaan DE
1. Identifikasi DE
2. Diskusi dan edukasi penderita
3. Merubah faktor penyebab
4. Terapi lini pertama
5. Terapi lini kedua
6. Terapi lini ketiga

Identifikasi DE (proses 1)
Tindakan
Anamnesis medik, seksual, psikosial.
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan laboratorium
Membedakan dengan disfungsi seksual lain
Gangguan libido
Gangguan ejakulasi
Ganguan orgasmus
Efaluasi DE
International index of Erectile function -5 (IIEF 5)
Evaluasi fungsi ereksi 6 bulan terakhir
5 pertanyaan
4 fungsi ereksi
1 fungsi orgasmus
IIEF 5
Nilai jawaban untuk tiap pertanyaan 0 5 :
0 : Tidak ada aktivitas sexsual
1 : Respon yang paling negatif
5 : Respon yang paling postitif
Penilaian :
Normal
: >= 21
DE ringan
: 16-20
DE sedang
: 11- 15
DE berat
: 5 10
Riwayat Medik
Penyakit kronis
Obat obatan
Artherosklerosis
Cedera pelvis, genitalia, perineum
Pembedahan

Neurologis
Endokrin
Psikatrik
STD
Riwayat Seksual
Fungsi ereksi
Perubahan Libido
Perubahan sensasi penis
Fungsi seksual pasangan
Riwayat Psikosial
Status psikologis
Rasa percaya diri
Kemampuan menyelesaikan masalah
Peran sosial / pekerjaan
Trauma seksual
Pemeriksaan Fisik
Umum : habitus, distribusi rambut, masa otot
Kardiovascular : TD, denyut nadi perifer
Abdomen : hepatomegali, splenomegali
Genitalia Eksterna : hipospadia, kurvatura penis, burried penis, testis besar, testis
konsistensi, dll
Kelainan neurologi
Pemeriksaan Laboratorium
Darah perifer lengkap
Urinalisa
Kadar gula darah
Lipid profile
Faal ginjal
Hormonal : testosteron, prolaktin
Edukasi Pasien (proses 2)
Melibatkan pasangan
Pada tahap ini didiskusikan
Penilaian ulang proses 1
Edukasi pasien / pasangan
Kemungkinan uji diagnostik tambahan dan rujukan
Merubah Faktor Penyebab ( proses 3)
Penyebab DE yang reversible
Obat obatan
Kelainan hormonal
Trauma / kelainan anatomi
Gaya hidup dan psikosial
OBAT OBATAN

Dapat mempengaruhi fungsi ereksi


Mekanisme kompleks dan kontroversia
Pengaruh individu
Dapat berpengaruh juga terhadap libido, ejakulasi, orgasme
Obat yang dapat menyebabkan DE :
Antihipertensi : diuretik, beta blocker, ACE I, CCB
Antiaritmia : Digoksin
Antiandrogen : GnRH agonis, ketokonazol, spironolakton
H2 blocker : simetidin
Obat obatan rekreatif : alkohol, marijuana, kokain, heroin
KELAINAN HORMON
Defisiensi testosteron ( 3 6 % penderita DE)
Terapi testosteron injeksi / topikal
Lakukan colok dubur & pemeriksaan PSA
BPH & riwayat kanker prostat tidak boleh diberikan
Hati hati penderita PJK
Monitor respon klinis & kadar testosteron
TRAUMA / KELAINAN PENIS
Trauma pelvis/perineum
Usia muda, terapi : revaskularisasi a. epigastrika inferior ke a. dorsalis penis.
Keberhasilan 60 70 %
Kebocoran vena
Terapi ligasi vena, keberhasilan cukup baik
GAYA HIDUP & PSIKOSEKSUAL
Merokok
Minum alkohol yang berlebihan
Penyalah gunaan obat obata rekreatif
Ketidak harmonisan
Hal diatas dapat dirujukkan ke ahli jiwa untuk perubahan gaya hidup, dan bersaam terapi pilihan
Terapi lini pertama ( proses - 4)
Terapi seks/psikoterapi
Obat oral
Pompa vakum
OBAT ORAL
Kerja sentral
Apomorphine
Kerja sentral dan perifer
Pentholamine
Kerja perifer
Sildenafil sitrat
Vardenafil
Tadalafil

Terapi lini kedua ( proses 5 )


Indikasi jikalau terapi pertama gagal atau memang pilihan dari pasien. Ada dua macam yaitu
injeksi intracavernosa, PGE intrauretra.
Terapi lini ketiga ( proses 6 )
Indikasi, terapi lini pertama dan kedua gagal atau pilihan dari pasien. Macam macam prostesis
penis yaitu :
Semi rigid
Self contained inflatable
Fully inflatable
Protesis penis angka kepuasan penderita 66 92%, pasangan 60 80 %. Alasan ketidak puasan,
penis lebih kecil dari pada yang diharapkan dan lebih dingin. Komplikasi infeksi 1- 10 %, serta
kegagalan mekanik 5 % dalam 5 tahun
III.

Gangguan Orgasme & ejakulasi


Gangguan ejakulasi terdiri dari :
1. Premature ejakulasi
Ketidak-mampuan untuk menunda waktu ejakulasi sampai mendapatkan kepuasan
pada diri & pasangannya. Biasanya disebabkan oleh problem psikologis. Terapi bisa
dengan perubahan pola perilaku, konselling, SSRIs (selective serotonnin uptake
inhibitor)
2. Delayed ejaculation and anejaculation
Disebabkan oleh gangguan neurologis spinal injury, DM, pembedahan daerah pelvis.
3. Retrograd Ejaculation
Terjadi akibat tidak menutupnya bladder neck sehingga semen/ejaculate terkumpul di
kantung kemih
4. Anorgasmia & ganguan orgasmus
Disebabkan oleh gangguan problem psikologis & neurologi
5. Painful ejaculation
Biasanya gejala inflamasi dari prostat, vesica seminalis atau urethra.

PENATALAKSANAAN PEMBESARAN PROSTAT JINAK


Letak

Zona

Distal bladder neck


Mengitari urethra pars prostatica
Proksimal sfinkter eksterna
Transitional
Sentralis
Perifer

Stroma
kelenjar
Saluran

Normal
11.5
5.5
8.5

Prevalensi
PPJ - asimptomatik, simptomatik
PPJ begerjala
Usia 40 49 tahun : 15%
Usia 50 59 tahun : 25%
Usia 60 - 69 tahun
: 43%
Etiology
theory
cause
Dihydrotestosteron hyphotesis Peninggian 5 rudactase
and androgen receptors
Oestrogen testosteron
Peninggian oestrogen, dan
imblance
penurunan testosteron
Stromal ephitelial
Peninggian epidermal growth,
interactions
dan penurunan transforming
growt factor

PPJ
45
9
21

effect
Ephitelial & stroma
hyperplasia
Stromal hyperplasia
Ephitelial & stroma
hyperplasia

Reduced cell death stroma

Peninggian oestrogen

Stem cell theory

Peningkatan stem cell

Peningkatan longevity of and


epithelium
Proliferation of transit cells

Faktor resiko : usia, hormon androgen, ras dan geografi


Gejala klinis PPJ
1. komponen statik gejala gejala obstruktif
- pancaran urin
- tidak tuntas
- hesitancy
- kencing menetes
- mengedan
- akhirnya retensi urin
2. komponen dinamik gejala iritatif
- nokturia
- frekuensi
- disuria
- urgensi
gejala gejala obstruktif & gejala gejala iritatif LUTS (low urinary tract symptom)
gejala lain dari PPJ : hematuria, overflow incontinence, gagal ginjal.
Komplikasi PPJ
Buli buli
- divertikel
- batu
- infeksi
- hematuria
Ginjal
- hidronefrosis
- pielonefritis
- gagal ginjal
Di saluran kemih
- hernia
- hemoroid
Prosedur diagnosa , setiap pria usia 50 th dengan LUTS. Diagnosa berdasarkan :
1. pemeriksaan yang sangat di ajurkan
2. pemeriksaan yang dianjurkan
3. pemeriksaan opsional
4. pemeriksaan yang tidak dianjurkan
1.
Pemeriksaan yang sangat di anjurkan
- Anamnesis yang difokuskan kepada penyakit saluran kemih kelamin, riwayat
pembedahan, obat obatan yang digunakan, kondisi kesehatan umum.
- Penilaian gejala : IPSS, penilaian WHO & AUA serta kualitas hidup
- Pemeriksaan fisik & colok dubur (DRE)
- Urinalisa
- Faal Ginjal
2.
Pemeriksaan yang dianjurkan

- Uroflometri
- Urin sisa
3.
Pemeriksaan Opsional
- Urodinamik
- Pemeriksaan pencitraan
4.
Pemeriksaan yang tidak dianjurkan
- Endoskopi Saluran kemih
- Voiding cystourethrography
- Retrograde urethrography
Penatalaksanaan :
Pemantauan IPSS : 0 7
Terapi medikamentosa :
adrenergik blocker
5 reductaseinhibitor
fitoterapi
Terapi invasif Non Bedah
Terapi Pembedahan
PROSTATITIS
Sekumpulan gejala dengan keluhan berupa peradangan dan atau infeksi kelenjar prostat, terminal
disuria, gangguan berkemih, nyeri perineal, frekuensi dan nyeri pada saat ejakulasi. Nyeri
bervariasi mulai dari suprapubik, penis, scrotum dan testis, perineum, dalam anus dan rektum
hingga ke paha.
Etiology
Microbiology :
- (gram negatif uropathogen, gram postif bacteria,bacteri anaerob, clamydia
trachomatis, urea plasma, urelitikum)
- Kerusakan sistem daya tahan prostat.
- Gangguan imunologi
- Gannguan berkemih
- Reflux ductus intraprostatic
- Peradangan oleh zat kimi dalam urin
- Gangguan regulasi neural
- Kelainan PTPT sampai otot dasar panggul
- Psikologis
Klasifikasi (NIH : national institutes of health klasifikation)
1. Category I : acute bacterial prostatitis
2. Categury II : Chronic bacterial prostatitis
3. Category III : Chronic pelvic pain syndrome
4. Category IV : asimptomatik inflammatory prostatitis
PENATALAKSANAAN
Terapi Medikal
- Antibiotik alpha adrenergik blocker
- Anti inflamasi \
- Immunemodulator

- Pelemas otot
- Hormon
- Phytoterapi
- Allopurinol
Terapi fisik
- Massase prostat
- Massase perineal dan dasar panggul
- Block nervus udendus
- Diofedback
- Akupuntur
- Psikoterapi
Terapi minimal invasif
- Dilatasi balon
- Pembedahan minimal invasif
- (TURP), dll

You might also like