You are on page 1of 2

RISKA FAJRIN

125020300111043

Judul Film
: Primal Fear
Tahun Rilis : 1996
Sinopsis
:
Martin Veil (Richard Gere) merupakan seorang pengacara yang terkenal dan hebat,
tetapi terkesan sedikit arrogant. Martin Vail merupakan seorang pengacara kondang dan
sukses yg sedang berada di puncak kariernya, karena dia telah memenangkan beberapa
kasus2 penting. Bahkan salah satu kliennya adalah seorang mafia terkenal di daerahnya
tersebut.
Pada sutu hari, Martin sedang mengadakan wawancara dengan seorang reporter untuk
keperluan profilnya yangg akan ditampilkan di sebuah majalah. Pada saat itu terdapat
breaking news mengenai kematian Uskup Rushman (Stanley Anderson). Tiba tiba Martin
tertarik utk menangani kasus ini. Ia ingin mengungkap sebuah kasus pembunuhan seorang
uskup yangg dibelakangnya dipenuhi dengan beberapa intrik. Uskup Rushman dibunuh di
rumahnya dengan sangat sadis. Korban menderita 78 tusukan dan kedua mata korban
dicongkel dari lubangnya. Kemudian di dadanya jug di ukir sebuah urutan angka dan huruf.
Seorang saksi dan (diduga) pelaku bernama Aaron (Edward Norton) berada di dalam TKP
dengan keadaan badan berlumuran darah dan dikantong korban ditemukan cincin sang uskup.
Akan tetapi, Aaron bersikeras bahwa dia tidak terlibat dalam kejadian ini. Dia pingsan saat
kejadian dan dia meyakini bahwa dia melihat sebuah bayangan seseorang ketika sang uskup
telah terbaring di lantai. Kemudian setelah dia melihat bayangan itu dia terjatuh pingsan.
Kasus ini merupakan sebuah jalan buntu, karena tidak ada ada lagi pelaku lainnya di
ruangan itu selain Aaron yg merupakan salah seorang putra altar yg dibentuk oleh Uskup
Rushman. Karena semua bukti mengarah pada Aaron, dari jejak kaki dan tangan dan sidik jari
yg menempel pada pisau yg ditemukan di TKP. Kasus ini merupakan sebuah jalan buntu bagi
Martin Vail untuk menyelamatkan Aaron dari hukuman mati. Akan tetapi setelah
perbincangan pertama antara Martin dan Aaron, Martin yakin bahwa Aaron tidak bersalah.
Karena selain memiliki wajah yang polos, Aaron juga punya sedikit masalah dengan
kepercayaan diri. Saat berbicara, Aaron sering terbata-bata atau yg kita kenal dengan gagap.
Namun setelah melakukan penyelidikan lebih lanjut bersama seorang psikiater,
ternyata Aaron memiliki kelainan, yaitu memiliki kepribadian ganda. Dalam dirinya terdapat
Aaron dan jug Roy. Roy lah yang dianggap sebagai pembunuhnya. Aaron dapat mendadak
berubah menjadi sangat emosional ketika di bawah ancaman. Dan hal ini lah yang digunakan
Martin Vail sebagai senjata melawan Janet Venable (Laura Linney) sebagai penuntut dari
pihak Uskup Rushman.
Beberapa motif lain terungkap dari kasus ini. Antara lain dari keterlibatan yayasan
sang uskup yang melibatkan beberapa orang penting di negara wilayah tersebut sampai pada
kelainan seksual yang dialami oleh sang uskup.

RISKA FAJRIN
125020300111043

Sampai pada suatu hari di persidangan Aaron berbicara, dan kemudia Janet Venable
menekannya, seketika Aaron berubah menjadi Roy dan hampir mencekik Janet. Kemudian
akhirnya Hakim memutuskan untuk tidak menjatuhkan hukuman mati karena memang
terbukti bahwa Aaron memiliki kepribadian ganda dan memutuskan untuk menyiapkan
rehabilitasi bagi Aaron. Dan dapat dikatakan Martin Vail dapat memenangkan kasus ini.
namun bukan rasa puas yang didapatkan oleh Martin. Karena pada percakapan terakhirnya
dengan Aaron, ia merasa tertipu. Ditipu oleh Aaron, yang sebenarnya ada adalah Roy yang
emosional, bukan Aaron yang terbata bata. Martin merasa kecewa, yang awalnya ia ingin
memenangkan perkara ini untuk membuat namanya semakin melambung, ketika keluar
gedung ia malah menghindari reporter dan keluar melalui pintu belakang. Ternyata ia tengah
menyelamatkan seorang pembunuh yang harusnya dihukum mati, namun dapat digagalkan
sementara olehnya.
Lesson Learned

Jangan terburu buru dalam memutuskan sesuatu

Jangan mudah percaya terhadap orang hanya karena melalui tampilan luarnya saja

Dalam melakukan penyelidikan, kita harus wasapada, jangan sampai lengah dan
jangan cepat menyerah apabila menemukan jalan buntu, selama kita yakin terhadap
apa yang kita kejar. Dalam penyelidika kita juga dituntut untuk cerdik.

Sebaiknya apapun yang kita lakukan tujuannya harus baik dan tidak egois, jangan
hanya untuk personal branding

You might also like