Professional Documents
Culture Documents
Disusun Oleh:
DEWI LARASWATI (A31112282)
A. NURUL ILMI (A31112283)
ERNIYANTI BIANTONG (A31112302)
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.................................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A.
B.
C.
D.
D. Skala Pengukuran.......................................................................................13
E. Uji Kualitas Data........................................................................................14
1. Uji Validitas...........................................................................................14
2. Uji Reliabilitas.......................................................................................14
F. Metode Analisis Data.................................................................................14
1. Uji Multikolonieritas.............................................................................14
2. Uji Heteroskdastisitas............................................................................14
3. Uji Normalitas.......................................................................................14
4. Uji Regresi Linier Berganda..................................................................14
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................16
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Setiap daerah diberikan kewenangan tersendiri untuk mengurus rumah
tangganya sendiri termasuk dalam aspek keuangan, tentunya tetap dengan
sedikit bantuan dari pemerintah pusat. Ketentuan ini diatur dalam UndangUndang (UU) Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah yang
kemudian direvisi menjadi UU Nomor 32 Tahun 2004.
Dengan adanya otoritas bagi daerah otonom berimplikasi pada
perubahan yang terjalin antara pemerintah daerah sebagai pelaksana
pembangunan (eksekutif) dengan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah sebagai
pengawas pelaksanaan pembangunan oleh eksekutif (legislatif). Kewenangan
yang diberikan kepada legislatif menyebabkan keunggulan posisi legislatif
terhadap eksekutif yang mengakibatkan munculnya tekanan dari pihak
legislatif terhadap pihak eksekutif dalam penyusunan anggaran.
Dalam
perspektif
keagenan,
proses
proses
penyelenggaraan
pemerintah daerah dapat dilihat dari hubungan yang terjadi pada DPRDPemerintah Daerah-Masyarakat. Menurut Halim dan Abdullah (2006),
eksekutif merupakan agen dan legislatif merupakan principal, sementara dari
perspektif hubungan antara legislatif dan rakyat sebagai pemilih, pemilih
merupakan prinsipal, sedangkan legislatif adalah agen.
Permasalahan yang selanjutnya timbul adalah dalam prosesnya,
masing-masing pihak, baik pihak agen maupun prinsipal akan selalu berusaha
untuk memaksimalkan utilitasnya masing-masing. Hal ini dipertegas oleh
Jaya
(2006)
yang
menyatakan
bahwa
kemungkinan
sumber
daya
Dari sisi pihak legislatif sebagai agen dari rakyat, pihak legislatif
harus senantiasa mendahulukan kepetingan rakyat, namun hal ini seringkali
berbeda pada kenyataannya. Minimya informasi yang tersedia untuk rakyat
mengenai proses pengalokasian anggaran dapat mendorong perilaku
sewenang-wenang legislatif yang lebih unggul dalam akses informasi
dibandingkan rakyat yang berdampak pada kecenderungan legislatif untuk
menyusun anggaran sesuai dengan kepentingan pribadi atau golongannya,
Garamfalvi (1997) menyebut ini sebagai political corruption, yang dalam
proses penyusunan anggaran korupsi dilakukan dengan cara mengalihkan
alokasi sumber daya publik untuk mencapai keuntungan pribadi atau
golongan.
Menurut Nurlan (2008), pelaksanaan otonomi daerah diniliai tidak
hanya dari seberapa besar daerah akan memperoleh dana perimbangan, tetapi
juga dari sejauh mana instrumen atau sistem pengelolaan keuangan daerah
mampu memberikan nuansa manajemen keuangan yang lebih adil, rasional,
transparan, partisipatif, dan bertanggung jawab. Legislatif yang memiliki
kewenangan yang lebih sesuai dengan amanah oleh undang-undang
memunculkan kekuatan yang lebih besar terhadap eksekutif sebagai
pelaksana pembangunan. Pemahaman eksekutif terhadap birokrasi dan
administrasi,
serta
seluruh
aturan
dan
perundang-undangan
yang
perilaku
oportunistik
penyusun
anggaran
khususnya
pada
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Teori Keagenan
Menurut Jensen dan Meckling (1976), teori keagenan menyatakan
bahwa hubungan keagenan merupakan sebuah persetujuan (kontrak) yang
terjadi antara dua pihak, yaitu antara prinsipal dan agen, dimana prinsipal
memiliki otoritas untuk melimpahkan wewenangnya kepada agen untuk
membuat keputusan atas nama prinsipal. Meskipun teori keagenan
merupakan persetujuan yang terjadi antara dua pihak, namun tidak tertutup
kemungkinan terdapat perbedaan kepentingan antara agen dan principal
sehingga mungkin saja pihak agen tidak memaksimalkan tindakan yang
terbaik untuk kepentingan principal semata. Scott (2000) dalam Bangun
(2009) menyatakan bahwa teori keagenan merupakan bagian dari game
theory yang mempelajari suatu model kontraktual yang memotivasi agen
dalam bertindak bagi prinsipal saat kepentingan agen mungkin saja
berseberangan dengan kepentingan prinsipal. Hubungan antara agen
maupun prinsipal tertuang dalam kontrak kerja yang telah disepakati
sebelumnya, prinsipal mendelegasikan pertanggungjawaban terhadap
pengambilan keputusan kepada agen.
Realitanya, pelimpahan kuasa oleh prinsipal kepada agen tidak
jarang menimbulkan polekmik karena tujuan prinsipal kontradiktif dengan
tujuan pribadi agen. Dengan otoritas yang dimilikinya, manajemen bisa
saja
mengambil
tindakan
untuk
kepentingan
pribadi
dan
kebutuhan
anggaran.
dan
kepentingan
Mardiasmo
(2002)
masayarakat
dalam
menyatakan
bahwa
pendidikan
dan kesehatan merupakan bentuk pelayanan publik yang paling mendasar
dan karenanya menjadi fokus utama pembelaan legislatif di pemerintahan.
Namun, belanja untuk pendidikan dan kesehatan bukanlah area yang dapat
memberikan peluang untuk korupsi sehingga anggaran pendidikan,
kesehatan, dan sosial akan diperkecil (Mauro,1998).
Studi Mauro (1998) menunjukkan bahwa jenis-jenis belanja
pemerintah membuka peluang untuk lucrative opportunities, karena itu
akan dipilih belanja barang atau pelayanan untuk program-program dan
kegiatan yang sulit untuk dimonitor orang lain. Hasil penelitian ini
menguatkan hasil penelitian Tanzi & Davoodi (1997) yang mengemukakan
bahwa untuk investasi publik lebih disukai legislatif karena dapat
memberikan komisi lebih besar dari pada belanja untuk pelayanan sosial,
pendidikan, dan kesehatan. Dengan kata lain preferensi legislatif mengarah
pada alokasi belanja yang dapat memberikan rente lebih besar dan
memiliki dampak politik jangka panjang.
Kecenderungan legislatif memiliki preferensi atas alokasi yang
mengandung
lucrative
opportunities,
mendorong
legislatif
untuk
Peneliti
Variabel
Hasil
Penelitian
Pengaruh
Arbie
Variabel
PAD, DAU,
Gugus
Dependen:
DAK, dan
Wandira
Belanja
DBH
(2013)
Modal
Variabel
Belanja Modal.
2. Terdapat
pengaruh
Terhadap
Pengalokasia
Independen:
PAD,
antara
Belanja
Modal
DAU,
DAK, DBH
variabel
DAU
berpengaruh
terhadap
Perilaku
Abdullah
Variabel
Belanja Modal.
Persamaan regresi satu dan
Oportunistik
Dan
dependen:
Legislatif
Asmara
Perilaku
Dalam
(2006)
oportunistik
Penganggaran
legislatif
Daerah: Bukti
dalam
Empiris atas
penganggaran
Aplikasi
Agency
Variabel
Theory di
independen:
Sektor
Pendapatan
Publik
Asli
Daerah
(PAD)
Vaiabel
kontrol:
jenis dan letak
10
pemerintah
Pengaruh
Darwanto
daerah.
Variabel
Pertumbuhan
dan Yulia
Dependen:
Ekonomi,
Mustikasari Belanja
Pendapatan
(2007)
modal.
umum
Asli Daerah,
Variabel
dan Dana
Independen:
belanja modal.
alokasi umum
pertubuhan
terhadap
ekonomi,
pengalokasian
pendapatan
belanja modal
asli daerah,
Variabel
pertumbuhan
dana alokasi
Perilaku
Florensia
umum.
Variabel
Oportunistik
Theresia
Dependen:
(PAD)
Legislatif
Maria
Perilaku
Perhitungan
Dalam
(2009)
oportunistik
(SiLPA)
Penganggaran
legislatif
Daerah: Bukti
Variabel
oportunistik legislatif.
Empiris
Independen:
atas
Aplikasi
Pendapatan
Agency
Asli
Theory
di
Sektor Publik
Daerah
(PAD)
Sisa
dan
Lebih
Perhitungan
Anggaran
(SiLPA)
C. Kerangka Pemikiran
Gambar 2.1
11
Pendapatan
dan
Asli
Daerah
Sisa
Lebih
Anggaran
berpengaruh
Pendapatan Asli
Daerah (PAD
Perilaku
Oportunistik
Penyusun
Anggaran
Dana Alokasi
Umum (DAU)
D. Hipotesis
Hipotesis penelitian yang dapat disimpulkan sesuai dengan kerangka
pemikiran yang disajikan sebelumnya, adalah sebagai berikut:
H1: Pendapatan Asli Daerah (PAD) berpengaruh positif terhadap perilaku
oportunistik penyusun anggaran di Pemerintah Kota Makassar.
H2: Dana Alokasi Umum (DAU) berpengaruh positif terhadap perilaku
oportunistik penyusun anggaran di Pemerintah Kota Makassar.
12
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Definisi Konseptual dan Definisi Operasional
1. Definisi Konseptual
Definisi konseptual adalah penarikan batasan yang menjelaskan
alur pikir dalam penelitian.
a. Variabel Terikat
Variabel terikat (dependent variable) merupakan variabel
yang bergantung dan tidak dapat lepas dari variabel bebas karena
dipengaruhi oleh variabel bebas itu sendiri. Variabel terikat dalam
penelitian ini, yaitu Perilaku Oportunistik Penyusun Anggaran
(OPA).
1) Perilaku oportunistik yaitu perilaku yang berusaha mencapai
keinginan dengan segala cara bahkan dengan cara yang ilegal
13
penarikan
batasan
yang
lebih
(menyembunyikan
informasi)
dan
moral
hazard
tidak langsung
tidak
Kab. Barru
Kab. Bone
Kab. Bulukumba
Kab. Enrekang
Kab. Gowa
Kab. Jeneponto
Kab. Luwu
Kab. Luwu Utara
Kab. Maros
Kab. Pangkajene dan
Kepulauan
Kab. Pinrang
Kab. Selayar
Kab. Sidenreng Rappang
Kab. Sinjai
Kab. Soppeng
Kab. Takalar
Kab. Tana Toraja
Kab. Wajo
Kota Pare-Pare
Kota Makassar
Kota Palopo
Kab. Luwu Timur
C. Jenis dan Sumber Data
Data dalam penelitian ini merupakan data sekunder berupa Laporan
APBD dan Laporan APBD berdasarkan Urusan Kabupaten / Kota di Provinsi
Sulawesi Selatan Tahun 2007, 2008, 2009, 2010, 2012, 2013, dan 2014 yang
terdiri dari data PAD, DAU dan spread anggaran belanja.
D. Metode Pengumpulan Data
Untuk kebutuhan penelitian ini, data dan infotmasi yang digunakan
dalam penelitian ini diperoleh dengan cara:
1. Studi Kepustakaan
Dengan mengumpulkan literatur terkait teori agensi yang
bersumber dari buku-buku, jurnal-jurnal imiah, dan hasil penelitian
terdahulu. Selain itu, data APBD Kabupaten / Kota di Provinsi Sulawesi
Selatan Tahun 2007, 2008, 2009, 2010, 2012, 2013, dan 2014 yang
diambil dari situs Dirjen Perimbangan Keuangan.
16
2. Deskriptif Kualitatif
Yaitu dengan menganalisis, mengolah data serta menjelaskan
sesuai dengan data yang diperoleh.
E. Metode Analisis Data
Analisis data adalah kegiatan yang memproses dan menganalisa data
yang telah terkumpul sebelumnya. Dalam penelitian ini, terdapat tiga tahapan
dalam menganilis data, yaitu Uji Regresi Linier Berganda.
1. Uji Regresi Linier Berganda
Berdasarkan rumusan masalah, tujuan, dan hipotesis dari
penelitian metode regresi linier berganda antara variabel dependen, yaitu
perilaku oportunistik penyusun anggaran, dengan variabel independen,
yaitu Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan Dana Alokasi Umum (DAU),
maka hubungan antar variabel digambarkan sebagai berikut:
Y = + b1X1 + b2X2 + e
Keterangan:
Y = Variabel Perilaku Oportunistik Penyusun Anggaran
b1X1 = Variabel Pendapatan Asli Daerah
b2X2 = Variabel Dana Alokasi Umum
17
BAB IV
HASIL DAN ANALIS
A. Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
OPA
23
-332
167744
71100
34950.383
PPAD
23
-116
58048
8281.77
11916.711
PDAU
23
-2452
45732
27800
9716.029
Valid N (listwise)
23
B. Analisis Regresi
18
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients
Model
1
B
(Constant)
Std. Error
15908.949
15011.671
PPAD
1.390
.468
PDAU
1.570
.574
Coefficients
Beta
Sig.
1.060
.302
.474
2.971
.008
.436
2.736
.013
19
DAFTAR PUSTAKA
http://daenggassing.com/2014/01/09/makassar-dan-ekonomi-yang-tumbuh/
https://devionyit.wordpress.com/2012/09/18/variabel-bebas-terikat-dan-kontrol/
http://eprints.undip.ac.id/26741/1/Skripsi_Full_Text%28_r%29.pdf
http://eprints.undip.ac.id/29461/1/Skripsi003.pdf
http://eprints.undip.ac.id/29478/1/Skripsi001.pdf
20
http://id.scribd.com/doc/135088334/Laporan-Realisasi-Anggaran-Kota-Makassar2012#scribd
http://jaasyahputra.blogspot.com/2012/10/pengertian-variabel-jenis-jenisvariable.html
http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/aaj/article/view/1158/1137
https://sdoriza.wordpress.com/2010/04/02/definisi-konseptual-variabel-definisioperasional-variabel/
http://www.anggaran.depkeu.go.id/web-content-list.asp?ContentId=479
http://www.slideshare.net/metrosanita/dana-alokasi-khusus-dak
21