You are on page 1of 22

BAB II

A. AKHLAK
Sifat Mazmumah
Gemar Makan dan Minum. Hadis Nabi saw yang bermaksud : Yang terlebih
Afdal(utama) pada Allah swt ialah orang yg banyak berlapar dan banyak tafakur
(berfikir
sambil meneliti) Dan yang terlebih benci kepada Allah ialah orang yang banyak
makan,
banyak tidur dan banyak minum.
Banyak berkata-kata perkara sia-sia ialah manusia yang suka berkata-kata, berbualbual
dan bersembang-sembang perkara yang laqa (lalai) seperti mencaci orang, menfitnah,
hanya kepentingan dunia, perkara tanpa faedah dan sebagainya. Firman Allah swt
yang
bermaksud : Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan2 mereka, melainkan
bisikan2
daripada yang menyuruh (manusia) bersedekah, atau berbuat makruf, atau
mendamaikan
manusia. (An-Nisa : 114)
Marah ialah berpunca dari kurang kesabaran dalam menghadapi sebarang keadaan.
Orang
yang demikian, selalunya didorong oleh pengaruh Syaitan yang ingin merosakkan
iman
dan dirinya.
Hasad dengki, dan iri hati ialah seseorang itu rasa kurang senang dengan nikmat yang
dikecapi orang lain lalu mengharapkan nikmat itu terhapus daripadanya. Hadis Nabi
saw

yang bermaksud : Hasad itu memakan (memusnahkan) kebaikan , sebagaimana api


memakan (membakar) kayu.
Kasih kepada harta ialah seseorang yang memiliki harta dan kemewahan hidup.
Tetapi
kemewahan yang membawa kepada sifat bakhil , tamak haloba dan juga membazir
dibenci oleh Islam.
Takbur, punca berlakunya sifat takbur adalah dari banyak sebab yang boleh
menyebabkan seseorang itu takbur atau sombong diri seperti nasab keturunan, kuasa
pemerintahan, kekayaan, kelebihan ilmu, banyak pengikut dan banyak ibadat.
Riyak, orang yang riyak pula ditakrifkan sebagai sifat untuk menarik pandangan
orang
dengan menampakkan pelbagai amalan yang baik dilakukan semata-mata
menginginkan
pujian, pangkat atau kedudukan.
Ujub ialah berkait rapat dengan takbur dan riyak. Ujud bererti berasa hairan dengan
keistimewaan dan kelebihan diri sendiri. Ini juga berkait rapat dengan kelebihan dari
segi
kecantikan , kepandaian, kekayaan dan lain-lain.
Kasih akan Dunia ialah orang yang mempunyai hati yang sentiasa berpaut kepada
kehidupandan kesenangan dunia akan menyebabkan seseorang itu takutkan mati.
Firman
Allah yang bermaksud : Ketahuilah sesungguhnya kehidupan dunia adalah
permainan,
senda gurau, perhiasan, bermegah-megah antara kamu dan berlumba-lumba dalam
mengumpul harta kekayaan dan anak pinak.(Al-Hadid : 20)
Nasihat dan Peringatan
Sebagai seorang Islam yang mengaku dan percaya akan adanya Allah, Maha Esa
Allah,

Allah Penguasa Alam dan sebagainya lagi, maka perlulah dan wajiblah kita tunduk
dan patuh
kepada perintah Allah yang dibawa oleh Nabi Muhammad saw. Kita wajib
membenarkan hati,
perbuatan dan perkataan akan setiap perkara yang dibawa oleh Nabi Muhammad saw
adalah
dari Allah. Panduan bagi umat Islam untuk menuju kepada Allah atau menuju redho
Allah
adalah perlu menjadikan Nabi sebagai contoh ikutan dalam setiap amalan kehidupan
kita. Jangan
jadikan artis atau nama-nama tokoh bukan agama sebagai ikutan atau idola, kerana
mereka ini
akan menyesatkan kita semua. Kecuali kita jadikan ulama atau orang alim sebagai
idola dalam
kehidupan kita, kerana orang alim atau ulama adalah pewaris Nabi dan mereka adalah
penerus
dari usaha dakwah Nabi. Kita tidak akan sesat selamanya jika dijadikan ulama
sebagai panduan
dan idola sebab mereka hidup dalam ketaqwaan kepada Allah dan mereka juga dekat
diri dengan
Allah.
Ulama yang di maksud ialah ulama atau ahli agama yang benar-benar berjalan di
jalan
Allah yang mempedomani Alquran, hadits atau mujtihad sebagai dasar dalam
bertindak dan
mengambil keputusan soal hukum agama dan bukan mereka yang mengaku ahli
agama dengan
tujuan mempengaruhi umat manusia untuk mengikuti ajaran mereka sendiri ajaran
yang mereka

ciptakan untuk menyesatkan umat manusia seperti yang banyak terjadi saat ini.

Akhlak Mazmumah
Selain menjaga akhlak mahmudah, seorang muslim juga harus menghindari akhlak
mazmumah (akhlak tercela) yang meliputi: tergesa-gesa, riya (melakukan sesuatu
dengan tujuan
ingin menunjukkan kepada orang lain), dengki (hasad), takabbur (membesarkan diri),
ujub
(kagum dengan diri sendiri), bakhil, buruk sangka, tamak, pemarah dan akhlak tercela
lainnya.

Ajaran islam adalah ajaran yang bersumber pada wahyu Allah, Al Quran dalam
penjabarannya terdapat pada hadis Nabi Muhammad SAW. Masalah akhlak dalam
Islam
mendapat perhatian yang sangat besar. Berdasarkan bahasa, akhlak berarti sifat atau
tabiat.
Berdasarkan istilah, akhlak berarti kumpulan sifat yg dimiliki oleh seseorang yang
melahirkan
perbuatan baik dan buruk.
Konsep Akhlak menurut Al-Ghazali adalah sifat yang tertanam dalam jiwa seseorang,
darinya lahir perbuatan yang mudah tanpa pertimbangan pikiran terlebih dahulu.
Akhlak meliputi
jangkauan yang sangat luas dalam segala aspek kehidupan. Akhlak meliputi
hubungan hamba

dengan Tuhannya (vertikal) dalam bentuk ritual keagamaan dan berbentuk pergaulan
sesama
manusia (horizontal) dan juga sifat serta sikap yang terpantul terhadap semua
makhluk (alam
semesta).
Bagi seorang muslim, akhlak yang terbaik ialah seperti yang terdapat pada diri Nabi
Muhammad SAW karena sifat-sifat dan perangai yang terdapat pada dirinya adalah
sifat-sifat
yang terpuji dan merupakan uswatun hasanah (contoh teladan) terbaik bagi seluruh
kaum
Muslimin.
Allah Subhana Wa Taalah sendiri memuji akhlak Nabi Muhammad SAW di dalam AlQuran sebagaimana firman-Nya: Dan sesungguhnya engkau (Muhammad) benarbenar
berakhlak agung. (Al-Qalam:4)
Rasulullah SAW memerintahkan umatnya untuk berakhlak baik seperti yang
terkandung dalam
hadis: Orang mukmin yang paling sempurna keimanannya adalah yang paling baik
akhlaknya.

B. DEFINISI AKHLAK
Dalam kamus besar bahasa indonesia , kata akhlak diartikan sebagai budi
pekerti atau kelakuan. Kata akhlak walaupun terambil dari bahasa arab ( yang biasa
berartikan tabiat, perangai,kebiasaan, bahkan agama ) namun kata seperti itu tidak
ditemukan dalam Al Quran. Yang ditemukan hanyalah bentuk tunggal kata tersebut
yaitu khuluq yang tercantum dalam Al Quran dalam surat Al Qalam ayat 4, yang
dijadikan sebagai konsiderans pengangkatan Nabi Muhammad SAW sebagai rasul.

Allah SWT

sendiri memuji akhlak Nabi Muhammad SAW di dalam Al-Quran

sebagaimana firman-Nya:

Dan sesungguhnya engkau (Muhammad) berada diatas budi pekerti yang


agung. (Al-Qalam:4)

Kata akhlak banyak ditemukan di dalam hadis-hadis Nabi SAW, dan yang paling
populer ialah :
aku hanya diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia
Ataupun

Orang mukmin yang paling sempurna keimanannya adalah yang paling baik
akhlaknya.

Bertitik tolak dari pengertian bahasa di atas , yakni akhlak sebagai kelakuan , kita
selanjutnya dapat berkata bahwa akhlak atau kelakuan manusia sangat beragam, dan
bahwa firman Allah berikut ini dapat menjadi salah satu argumen keanekaragaman
tersebut.

Sesungguhnya usaha kamu (hai manusia) pasti amat beragam


(QS Al-Lail[92] :4)

Keanekaragaman tersebut dapat ditinjau dari berbagai sudut antara lain nilai dan
kelakuan yang berkaitan dengan baik dan buruk , serta dari objeknya yakni kepada
siapa kelakuan itu ditujukan.

Maka kami telah memberi petunjuk (kepada)-nya (manusia) dua jalan yang
mendaki (baik dan buruk) (QS Al-Balad [90]:10)

C. AKHLAK TERCELA

Menurut bahasa akhlak merupakan tingkah laku, tabiat atau perangai. Sedangkan
akhlak menurut istilah merupakan suatu pengetahuan yang menjelaskan mengenai
perbuatan yang baik serta buruk, mengatur prilaku manusia, serta mampu

menentukan perbuatan akhir. Pada dasarnya akhlak sudah melekat pada diri seseorang
yang berasal dari prilaku serta perbuatan. Nah, jika perilaku yang ditunjukan buruk
maka otomatis akhlak tersebut bisa dikatakan akhlak buruk. Sedangkan jika yang
ditampilkan baik, maka otomatis akhlak tersebut baik.
Akhlak buruk atau tercela merupakan suatu sikap serta perbuatan yang dilakukan jauh
dari apa yang dilarang agama. Karena pada dasarnya agama mengajarkan kita untuk
selalu bersikap baik terutama menjaga perilaku serta perbuatan yang akan kita
lakukan. Dengan berlandaskan agama maka sifat tercela ini sebenarnya bisa dicegah
karena ancaman serta sangsi yang akan didapatkan dalam waktu cepat maupun
dikehidupan selanjutnya. Akhlak tercela ini merupakan cerminan bahwa seseorang
tersebut mempunyai prilaku yang kurang baik, hal tersebut bisa saja disebabkan
karena kita mulai jauh pada aturan aturan agama.

D. MACAM MACAM AKHLAK TERCELA


a.

Syirik
Syirik adalah mempersekutukan allah SWT dengan makhluk-Nya, baik dalam

dimensi rububiyah, mulkiyah maupun ilahiyah, secara langsung atau tidak, secara
nyata atau terselubung.
Dalam dimensi rububiyah misalnya menyakini bahwa ada makhluk yang mampu
menolak segala kemudhratan dan meraih segala kemanfaatan, atau dapat memberikan
berkat, seperti menyakini kesaktian para Wali Allah, sehingga dia minta bantuan
kepada mereka untuk menolak petaka atau untuk meraih keuntungan apalagi bila
wali tersebut sudah meninggal dunia.

Dalam dimensi mulkiyah misalnya mematuhi sepenuhnya para penguasa non


muslim bukan terpaksa di samping menyatakan patuh kepada Allah SWT, pada hal
pemimpin non- muslim itu menghalakan apa yang diharamkan Allah SWT dan
mengharamkan apa yang dihalalkan atau mengajaknya melakukan kemaksiatan.
Dalam dimensi ilahiyah misalnya berdoa kepada Allah melalui perantara orang
yang sudah meninggal.
Pada hakikatnya orang yang mempersekutukan Allah SWT dengan makhluk apa
pun itu atau siapapun, memberikan sifat ketuhanan kepada makhluk tersebut baik
secara keseluruhan maupun sebagian saja, baik dalam tingkat yang sebanding
maupun berbeda. Tentu saja perbuatan seperti itu merendahkan Allah SWT dan tidak
mengakui ke-Maha Esaan-Nya, baik dalam Zat, Asmawa shiffat, Afal-Nya.
Sekaligus perbutan syirik juga merendahkan martabat manusia,apalagi jika yang
diberi sifat ketuhanan itu alam lain yang bukan manusia. Bukaknkah esensi ajaran
tauhid membebaskan manusia dari penyembahan sesame makhluk, menuju
penyembahan Allah SWT semata.
al-akbar) dan syirik kecil (as-syiriku al-asgbar)
I. Syirik Besar
Syirik besar adalah: menjadikan bagi Allah sekutu (nin-dan) yang (dia)
berdoa kepadanya seperti berdoa kepada Allah, takut, harap dan cinta kepadanya
seperti kepada Allah, atau melakukan satu bentuk ibadah kepadanya seperti ibadah
kepada Allah. (Kitab al-Qaul as-sadid, As-Saadi, tt.,29). Syirik besar itu ada yang
zhahirun jaliyun (Nampak nayata) seperti menyembah berhala, matahari, bulan,
bintang, malaikat, benda-benda tertentu, mempertuhankan Isa Al Masih dan lain-lain;
da nada yang bathinun khafiyun(tersembunyi) seperti berdoa kepada orang yang
sudah meninggal, memninta pertolonagan kepadanya untuk dikabulkan keinginannya
atau minta disembuhkan dari penyakit, dihindarkan dari bahaya dan lain-lain

sebagainya. Disebut khafiyun(tersembunyi) karena yang berdoa tidak pernah


mengakuiia meminta kepada orang mati, dia menggap orang mati tersebut hanyalah
sebagai perantara supaya doanya dikabulkan oleh Allah SWT (Az-Zumar 39:3). Dan
juga dia tidak menganggap berdoa di kuburan itu sebagai ibadah padahal doa itu
adalah otaknya ibadah (HR Tirmizi). Syririk jenis inilah (besar) yang dosanya tidak
akan diampuni Allah SWT kecuali jika dia bertobat sebelum meniggal dan
pelakunya diharamkan masuk sorga:

Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia


mengampuni segala dosa yang selain itu, bagi siapa yang dikehendakiNya.Barang siapa yang mempersekutukan Allah maka sungguh ia telah
berbuat dosa yang besar.(An-Nisa 4:48).

Bukan berarti Allah menutup pintu tobat bagi orang syirik, sebab Allah akan
mengampuni dosa apa pun kalau yang bersangkutan bertobat kepadanya-Nya:

katakanlah: Hai h.amba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri


mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah.
Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya.Sesungguhnya Dialah
yang maha pengampun lagi Maha Penyanyang.(Az-Zumar 39:53)
Tapi bila seorang musyrik tidak bertobat sebelum meninggal dunia pintu
keampunan sudah tertutup baginya, dan di akhirat nanti dia akan dimasukkan oleh
Allah ke dalam neraka:

Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka


pasti Allah mengharamkan kepadanya sorga dan tempatnya iahlah nereka,
tidaklah ada bagi orang zalim itu seorang penolong. (Al-Maidah 5:72)
Disebut orang-orang musryik itu orang zalim karena kemusyrikan itu memang
sebuah kezaliman yang besar:


Sesungguhnya syirik itu adalah sebuah kezaliman yang besar. (Luqman
31:)

II.

Syririk Kecil

Syirik kecil adalah : Semua perkataan dan perbuatan yang akan membawa
seseorang kepada kemusyrikan. (as-Saadi, tt.,30)
Syirik kecil termasuk dosa besar yang dikhawatirkan akan mengantarkan
pelakunya kepada syirik besar. Jika orang yang melakukan syirik kecil meninggal
sebelum bertobat, dan di akhirat ternyata Allah tidak berkenan mengampuninya maka
ia akan masuk neraka.
Di antara Amal perbuatan yang termasuk syirik kecil ini adalah:
a. Bersumpah dengan selain Allah:

.
Barangsiapa yang bersumpah dengan selain nama Allah dia telah kufur
atau syirik. (HR. tirmizi).

b. Memakai azimat(untuk menolak bahaya atau memurahkan rezeki).

Dari Uqbah bin Amir, Rasulullah SAW bersabda: Barangsiapa


menggantungkan

diri

kepada

tangkal

maka

Allah

tidak

akan

menyempurnakan (imannya), dan barabgsiapa menggantungkan diri kepada


azimat maka Allah tidak akan mempercayakan kepadanya. (HR Ahmad).
Barangsiapa menggantungkan diri kepada azimat maka dia telah berbuat
syirik. (HR.Ahmad)

c. Menggunakan mantra-mantra untuk menolak kejahatan, pengobatan dan


sebagainya.


Sesungguhnya mantra, azimat dan guna-guna itu adalah perbuatan syirik.
(HR.Ibn Hibban).

d. Sihir
Barangsiapa yang membuat satu simpul kemudian dia meniupinya, maka ia
telat menyihir.Barangsiapa menyihir, sugguh ia telah berbuat syirik.(HR
Nasai)

e. Ramalan atau perbintangan (Astrologi)


Barangsiapa mempelajari salah satu cabang dari perbintangan, maka dia
telah mempelajari sihir.(HR Abu Dawud)

Barangsiapa datang kepada tukang ramal, kemudian bertanya tentang


sesuatu dan membenarkan apa yang dikatakannya tidak akan diterima
shalatnya selama 40 hari.(HR Muslim)

f. Bernazar kepada selain Allah


Barangsiapa yang bernazar untuk berbuat taat kepada Allah maka
hendaklah dia laksanakan nazarnya itu, dan barangsiapa benazar untuk
mendurhakai Allah maka janganlah dia mendurhakai-Nya.(HR. Bukhari)

g. Menyembelih binatang atau mempersembahkan korban bukan kepada Allah SWT.


Dari Ali RA, Rasullah SAW bersabda kepadaku dengan empat kalimat
yaitu:Allah melaknat orang yang menyembelih untuk selain Allah, Allah
melaknat orang yang melaknat kedua orangtuanya, Allah melaknat orang
yang melindungi penjahat, dan Allah melaknat orang yang mengubah batas
tanah miliknya. (HR Muslim)

h. Riya

Secara khusus Rasulullah SAW mengingatkan akan bahaya salah satu syirik
kecil yaitu riya:

Sesungguhnya sesuatu yang paling aku takuti terjadi kepada kalian adalah
syirik kecil. Sahabat bertanya: apa syirik kecil itu ya Rasulullah?
Rasulullah menjawab riya.(HR Ahmad)
Riya pada hakikatnya adalah melakukan sesuatu karena ingin dilihat atau
dipuji orang lain. Apa bila seseorang melakukan sesuatu hanya karena ingin
dipuji orang lain, maka berarti ia telah melakukan syirik kecil. Inilah yang
paling ditakuti oleh Rasulullah SAW terjadi pada umatnya. Dalam sebuah
hadist

yang

panjang

riwayatkan

oleh

Muslim,

Rasulullah

SAW

menggambarkan bahwa diakhirat nanti ada beberapa orang dicap Allah SWT
sebagai pendusta; ada yang mengaku berjuang pada jalan Alah hingga mati
syahid, padahal ia berperang hanya ingin dikenal sebagai orang yang
pemberani; ada yang mengaku mempelajari ilmu pengetahuan, mengajarkan
dan membaca Al-Quran karena Allah, padahal dia hanya ingin dikenal
sebagai orang alim dan qori; ada yang mengaku mendermakan hartanya
untuk mencari ridha Allah, padahal dia hanya ingin disebut dermawan.
Amalam semua orang itu ditolak Allah dan mereka di masukan kedalam
neraka(ringkasan makna hadist riwayat Muslim dari Abu Hurairah).

Dalam sebuah hadist Qudsi Allah berfirman:


Akulah yang paling tidak memerlukan sekutu, barang siapa yang melakukan
amalan yang menyekutu Aku dengan yang lain, maka Aku berlepas dari
dirinya, maka amalannya itu untuk sekutu itu.(Hadist Qudsi Riwayat
Muslim).

Artinya silahkan dia minta balasan amalannya kepada sekutu-sekutu itu.Yang


tentu saja mereka tidak bisa memberi apa-apa.
Demikianlah uraian tentang syirik besar dan syirik kecil (as-syirku alakbar dan as-syirku al-asghar)beserta contoh-contohnya, yang tentu saja disamping
contoh-contoh di atas msaih banyak contoh-contoh lain yang belum disebutkan,
terutama yang bersifat modern sekarang ini(mungkin berhala-berhala yang
disembah orang pada abad modern sekarang ini bukan lagi berhala dalam arti benda
yang konkret, tapi berupa sesuatu yang abstrak, bisa berupa prestise, jabatan, harta
kekayaan, isme-isme, dan lain-lain). Tetapi dalam kesempatan sekarang ini kita tidak
akan membicarakan bentuk-bentuk kemusyrikan modern tersebut, silahkan Anda
menganalogkannya dengan contoh-contoh kemusyirikan tradisional di atas, sebab
bagaimanapun bentuknya, esensi dari kemusyrikan itu tetap sama sepanjang masa.

b. Al-Naniah, yaitu sifat egois, tidak memperhatikan kepentingan orang lain.


Manusia sebagai makhluk pribadi dan sekaligus makhluk sosial. Oleh karenanya,
dalam mengejar kepentingan pribadi, hendaknya memperhatikan kepentingan
orang lain janganlah boros dan juga kikir, namun hendaknya berada di antaranya
yaitu pemurah. Perhatikan firman Allah Swt dalam surat Al-Isra ayat 29 yang
artinya: Dan janganlah engkau jadikan tanganmu terbelenggu ke kuduk, dan
janganlah pula engkau kembangkan seluas-luasnya, nanti engkau duduk tercela
dan sengsara.
c. Al-Bukhlu,
yaitu kikir. Orang yang kikir, tidak mau membelanjakan hartanya, baik untuk
dirinya, misalnya biar makan tidak baik dan bergizi, padahal uang ada, baik
untuk kepentingan keluarganya, maupun untuk kepentingan orang banyak, yang
merupakan zakat, infak atau sadakah.Bagi orang yang kikir, mendengar istilahistilah tersebut bagaikan petir di siang hari.Sifat kikir ini dapat mempersempit

pergaulan, sering menuduh orang tama (ingin diberi). Kemudian orang yang
kikir itu apabila hartanya telah berkumpul, ia merasa kaya dan tidak lagi
memerlukan bantuan orang lain yang juga lupa kepada pemberinya. Allah
berfirman dalam surat al-Lail ayat 8-10 yang artinya, Tetapi orang yang kikir
dan merasa dirinya serba cukup, dan mendustakan yang baik, akan kami
mudahkan baginya (jalan) kesukaran.
d. Al-Butan,
yaitu suka berdusta. Berdusta adalah mengada-adakan sesuatu baik dengan
ucapan, tulisan, maupun dengan isyarat, padahal sebenarnya tidak ada, mungkin
untuk kepentingan dirinya atau membela orang lain, atau sengaja untuk
menjatuhkan nama orang lain, apalagi lempar batu sembunyi tangan. Firman
Allah dalam surat al-Nisa ayat 112 yang artinya, Siapa yang mengerjakan
kesalahan atau dosa, kemudian dituduhkan kepada orang lain yang tidak
bersalah, sesungguhnya dia memikul kebohongan dan dosa yang jelas.

e. Khianat,
yaitu tidak menempati janji. Khianat ini lawan dari amanat, apabila amanat
dapat melapangkan rezeki, maka khianat akan dapat menimbulkan kefakiran.
Sifat khianat ini seringkali tidak nampak, sehingga kadang-kadang ada orang
yang membela orang yang khianat karena ia tidak mengetahuinya. Allah
berfirman dalam surat al-Nisa ayat 107 yang artinya, Dan janganlah engkau
membela orang-orang yang khianat kepada dirinya sendiri, sesungguhnya Tuhan
tidak menyukai orang-orang yang khianat dan berdosa.

f. Al-Jubn,
yaitu pengecut. Orang pengecut penuh dengan rasa takut, yang menyebabkan
dirinya menjadi hina, sebab sudah mundur sebelum dicoba, tidak berani berjalan
untuk mendapatkan kemenangan.Ia selalu iri terhadap keuntungan atau hasil

yang dicapai orang lain. Allah berfirman dalam surat al-Nisa ayat 72 dan 73 yang
artinya, Dan sesungguhnya di antara kamu ada orang yang lembek/pengecut
kalau kamu ditimpa bahaya (dalam perjuangan), dia berkata, sesungguhnya
Tuhan memberi karunia kepadaku karena aku tidak ikut beserta mereka. Dan
kamu memperoleh karunia dari Tuhan (atas perjuanganmu), mereka tentu
mengatakan, sebagai tidak ada hubungan kasih sayang antara kamu dengan
mereka, supaya aku turut mendapat kemenangan yang besar.

g. Al-Gibah,
yaitu menggunjing atau mengumpat. Menggunjing adalah mengatakan
keadaan orang lain dibelakangnya dengan celaan kepada orang-orang yang ada
dimukanya, dengan tujuan untuk menjatuhkan nama orang tersebut atau tujuan
lain, meskipun memang sebenarnya keburukan itu ada pada orang yang
digunjingnya. Bila tidak ada, hal itu merupakan fitnah. Firman Allah dalam surat
al-Hujurat ayat 12 yang artinya, Hai orang-orang yang beriman, jauhilah
kebanyakan berprasangka, karena sebagian kecurigaan itu dosa. Dan janganlah
mencari-cari keburukan orang, dan janganlah mempergunjingkan orang satu
sama lain.

h. Al-Hasad,
yaitu dengki. Dengki atau hasud suatu perbuatan kerusakan terhadap orang
lain, kemungkinan timbul disebabkan nimat Tuhan yang dianugerahkan kepada
orang lain dengan keinginan agar nimat orang lain itu terhapus. Dengki juga
karena benci dan dendam atas kegagalan usaha dirinya, kemudian membuat caracara yang tidak diridlai Allah Swt. Allah berfirman dalam surat al-Falak ayat 1-5
yang artinya, Katakanlah. Aku berlindung kepada Tuhan subuh, terhadap
bahaya makhluk yang diciptakan-Nya, dan dari kegelapan ketika ia telah datang,

dan dari bahaya hembusan dalam ikatan, dan dari bahaya dengki ketika ia
mendengki.

i. Al-Ifsad,
yaitu berbuat kerusakan. Seringkali sifat perusak mendorong manusia dalam
usaha mencapai kepentingan pribadinya dengan tidak memperhatikan akibatnya,
misalnya merusak lingkungan baik sendiri-sendiri, maupun bersama-sama
dengan orang lain. Dalam surat Asyuara ayat 151-152 Allah berfirman yang
artinya, Dan janganlah kamu turuti perintah orang-orang yang melanggar batas.
Yaitu orang-orang yang membuat kerusakan (bencana) di muka bumi, dan tidak
mengadakan perbaikan.

j. Al-Israf,
yaitu berlebih-lebihan. Allah berfirman dalam surat al-Araf ayat 31 yang
artinya, Hai anak-anak Adam, pakailah perhiasanmu setiap waktu shalat dan
makan minumlah kamu, dan janganlah melampaui batas, sesungguhnya Tuhan
tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas.

k. Al-Dzulmu,
yaitu berbuat aniaya. Dzalim atau aniaya adalah lawannya dari adil. Orang
yang aniaya baik terhadap dirinya maupun terhadap orang lain, akan
menimbulkan perbuatan fasik, karena ia tidak mampu menempatkan sesuatu
pada tempatnya, yang akhirnya dapat menimbulkan kehancuran. Allah Swt
berfirman dalam surat al-Baqarah ayat 59 yang artinya, Tetapi orang-orang
yang aniaya mengubah perkataan dengan perkataan lain yang tidak dikatakan

kepadanya, lantas kami turunkan kepada orang-orang yang aniaya siksaan dari
langit, karena fasik.

l. Al-Fawahisyi,
yaitu dosa-dosa besar. Dosa yang paling besar adalah menyekutukan Tuhan,
orangnya dinamakan musyrik. Allah tidak akan memaafkan orang-orang
musyrik. Kemudian terhadap ibu dan bapak.Ridla Allah terletak dalam keridlaan
ibu dan bapak. Kemudian dosa membunuh, minuman keras, mencuri, berzina,
berjudi, memutuskan silaturahim, takabur, sumah dan ria, menjadi saksi palsu,
sumpah palsu, memfitnah, dan mengadu-adu, meninggalkan shalat, tidak
berpuasa

Ramadlan,

melaksanakannya.

tidak

zakat

dan

hajji,

padahal

ia

mampu

Allah berfirman dalam surat al-Anam ayat 151 yang

artinya, Katakanlah. Marilah aku membacakan kepadamu apa-apa yang


diharamkan kepadamu; yaitu janganlah mempersekutukan Tuhan dengan sesuatu
apapun, buatlah kebaikkan kepada ibu bapakmu, janganlah kamu bunuh anakmu
karena takut miskin.Kami memberi rezeki kepadamu dan kepada mereka,
jangalah kamu dekati perbuatan keji, yang terang dan tersembunyi, dan
janganlah kamu bunuh jiwa yang dilarang Tuhan (untuk membunuhnya), kecuali
karena tuntutan kadilan (kebenaran).Inilah yang diperintahkan Tuhan kepadamu
supaya kamu mengerti.

m. Al - Ghadlab (Pemarah)
Marah atau disebut juga sifat pemarah terjadi karena darah mendidih di
dalam hati untuk menuntut pembalasan. Pembalasan ini merupakan bentuk
kekuatan untuk memberikan kelezatan dan tidak akan reda kecuali dengan
pembalasan. Amarah merupakan bagian dari karakter yang selalu ada pada diri
manusia.Barang siapa marah dan selalu mengikuti kemarahannya hingga

mengikuti perbuatan yang jelek, maka hal tersebut merupakan kemarahan yang
tercela sesuai perbuatan yang dulakukannya.
Marah menunjukkan tingkat kelabilan jiwa seseorang karena ia tidak mampu
mengendalikan amarahnya. Ketika marah berkobar maka kesadaran nurani
terhalangi

yang

kemudian

mendatangkan

sakit

hati

yang

berat.

Kecenderungannya ingin menjatuhkan orang lain melalui provokasi, permusuhan


dan perusakan.

n. Al - Istikbar (sombong)
Sombong yaitu menganggap dirinya lebih dari yang lain sehingga ia berusaha
menutupi dan tidak mau mengakui kekurangan dirinya, selalu merasa lebih
besar, labih kaya, lebih pintar, lebih dihormati, lebih mulia, dan lebih beruntung
dari yang lain. Maka biasanya orang seperti itu memandang orang lain lebih
buruk , lebih rendah dan tidak mau mengakui kelebihan orang tersebut, sebab
tindakan itu menurutnya sama dengan merendahkan dan menghinakan dirinya
sendiri.
Al-Ghazali menyebutkan kesombongan itu banyak macamnya. Berdasarkan
terhadap apa kesombongan itu ditujukan, maka terdapat tiga macam,
yakni sombong terhadap Allah, sombong terhadap para Nabi dan sombong
terhadap orang lain.
o. Al- Namimah (mengadu domba)
Menyampaikan perkataan seseorang atau menceritakan keadaan seseorang
atau mengabarkan pekerjaan seseorang kepada orang lain dengan maksud
mengadu domba antara keduanya atau merusakkan hubungan baik antara
mereka.
Keadaan ini mengakibatkan timbulnya kejahatan antara orang dengan orang
atau memutuskan silaturrahmi anttara keluarga dan sahabat, menceraikan
hubungan orang dan sebenarnya hal ini berarti memperbanyak jumlah lawan.

p. Al- Sikhriyyah (berolok-olok)


Al- Sikhriyyah adalah menghina keaiban atau kekurangan orang dengan
menertawakannya,

dengan

memperkatakannya,

atau

dengan

meniru

perbuatannya dengan isyarat.


Janganlah menghina atau memperolok-olokkan orang, boleh jadi orang
tersebut lebih baik dari engkau sendiri. Orang yang selalu berolok-olok adalah
orang yang berjiwa kera, senangnya hanya mengejek perbuatan orang lain.

You might also like