Professional Documents
Culture Documents
Peran Farmakoterapi
pada Asma
The Authors: Anis & Mia
5 edition
th
Tujuan pengobatan
-
f.
Treatment asma
Pencegahan/penghindaran dari alergen
Farmakoterapi
Pencegahan/penghindaran dari alergen
a. Menghindari paparan secara personal dan bekas rokok tembakau
b. Menghindari kontak dengan hewan berbulu
c. Mengurangi paparan serbuk/tepung sari
d. Mengurangi paparan terhadap kutu debu rumah
e. Menghindari sensitizers dan irritants (debu dan asap) yang dapat memicu
atau menyebabkan asma, terutama di tempat kerja
f. Menghindari makanan dan minuman yang mengandung bahan pengawet
g. Menghindari obat-obatan yang dapat memicu asma, seperti beta-blocker
(termasuk tetes mata) dan aspirin serta obat anti-inflamasi non-steroidal
Farmakoterapi
(A) RELIEVERS :
Keadaan akan membaik bila mengkonsumsi obat ini saat serangan muncul
Act only on airway smooth muscle spasm (bekerja hanya saat aliran otot
polos kejang)
i.e. Cause BRONCHODILATION dapat melemaskan bronkus
gejala
- batuk
- sesak
Dikonsumsi saat diperlukan
(B) CONTROLLERS :
Obat ini dapat mengontrol agar tidak terjadi serangan lagi
underlying INFLAMMATION
dan/atau menyebabkan memperpanjang masa bronkodilatasi
i.e.
pembekakan mukosa
sekresi
Bila
pertumbuhan
melalui
peredaran
pada anak.
darah
Kortikosteroid
dapat
menyebabkan
gangguan
ini
juga
memberikan efek obat lebih cepat dibandingkan obat yang melalui oral. Obat
yang
dikonsumsi
melalui
oral
akan
masuk
saluran
cerna
kemudian
tua
dapat
menyebabkan
osteoporosis,
dan
dapat
dicegah
dengan
RECOMMENDED ADD-ON Rx
1. Add a LABA if asthma is not well controlled on low dose ICS (Evidence A). This
option is preferred to doubling the dose of ICS; however, not all patients respond to
LABAs. Never use LABAs alone.
2. An alternative is to double the dose of ICS or add leukotriene modifiers
(Evidence A) or slow-release theophyllines (Evidence B)
3. Oral corticosteroids should only be used as a maintenance treatment with
extreme caution.
4. Referral to a specialist is recommended when asthma is difficult to control
Long-Acting Beta-2 Agonists
Merupakan zat yang bekerja pada reseptor beta. Digunakan sebagai controller
dalam jangka panjang.
Salmeterol
Formoterol
Combined with steroid
Menyebabkan bronkodilatasi untuk 12+ jam
Diberikan dua kali per hari secara teratur
dapat menunda aksi - Salmeterol
Indications for Long-Acting Beta-Agonists
Pasien dengan kontrol buruk diberikan steroid inhalasi dengan dosis sedang
khususnya saat :
o nocturnal asthma (asma pada malam hari)
o
o
wide variation in am & pm PEF (variasi lebar pada PEF am dan pm)
exercise-induced asthma (asma karena aktivitas/olahraga)
Theophylline (methylxanthine)
Administration: Oral (persiapan pelepasan lambat)
ketersediaan obat
biaya/harga yang dapat berbeda untuk masing-masing orang
efficacy in individual patients (kemanjuran obat)
pilihan yang tersedia untuk masing-masing pasien
efek samping obat
Cost Compromises
oral steroids vs. inhaled steroids
~ efek samping jangka lama: save now, pay later
oral theophylline vs. inhaled beta-agonists
~ kurang efektif, efek samping banyak, susah untuk dititrasi
short-acting vs. long-acting theophyllines
short-acting vs. long-acting beta-agonists
oral vs. inhaled long-acting beta-agonists
~ kurang efektif, efek samping banyak
MDIs spacers vs. dry powder devices
Therapy to avoid! (terapi yang harus dihindari)
sedatives & hypnotics
sirup batuk
anti-histamin
duplikasi dari tipe yang sama (eg. Ventolin + Berotec)
tablet kombinasi
obat penekan sistem imun (immunosuppressive)
immunoterapi
maintenance oral prednisone >10mg/day
Asthma Treatment Algorithm
5.
Apakah kamu perlu untuk datang ke ruang darurat sejak kunjungan terakhir
mu/setelah tahun lalu?
Teknik inhaler
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
buang nafas
8. tunggu 1 menit dan ulangi langkah 2-6
9. Berkumur setelah menggunakan kortikosteroid inhalasi
Teknik menggunakan spacer
1.
2.
Pasang spacer
Buka penutup pipa yang
3.
4.
5.
spacer
Bentuk kuncian antara
mulut dan pipa spacer
yang masuk ke dalam
6.
mulut
Hirup nafas dalam dan
pelan tekan inhaler
bersamaan dengan tarikan
nafas
7. Lepas spacer dari mulut dan tahan nafas selama 10 detik atau selama yang
Anda bisa
8. Buang nafas perlahan
9. Tunggu 1 menit dan ulangi langkah 2-6
10.Berkumur setelah menggunakan kortikosteroid inhalasi
PREDICTED PEF RATES IN ADULT MALES
PEF (peak Expiratory flow) meter adalah alat yang digunakan untuk mengetahui
APE (arus puncak ekspirasi). APE adalah indikator yang digunakan untuk menilai
faal paru dan untuk menegakkan asthma.
Self-management plan
Mewujudkan tujuan dari pengobatan gejala
Saran mengenai cara mengenali perubahan pada asthma dari gejala atau
peak flow rates dan saat membuat penyesuaian pengobatan berdasarkan
jadwal yang telah ditetapkan.
Menulis pedoman pengobatan termasuk kelas, nama, strength, dosis dan
frekuensi setiap menentukan obat asthma
Pedoman kapan dan bagaimana untuk memulai short courses obat oral
prednisone
COPD
Serangan terus menerus
Penyembuhan lama meskipun
dengan obat
Penyebab : asap rokok
Obat COPD
Antibiotik
1. Penicilium baiknya dikonsumsi ketika perut kosong
2. Tetraciklin bereaksi dengan usus
Bronchodilator : -2 agonist/SABA (isoprenaline, metaproterenol), LABA
(salmeterol, formoterol), Theophylline, Anticholinergic (tiotropium)
Corticosteroids : budesonide, fluticasone , triamcinolone
Inhaler atau obat yang dihirup dapat langsung bereaksi dan reaksinya lambat jika
melalui pencernaan karena perlu proses metabolisme.
Farmakodinamik theophylline pada COPD
Theophyline merupakan derivat xantin, biasanya ada pada teh dan kopi. Konsumsi
theophyline dengan teh/kopi menyebabkan detak jantung semakin cepat (berdebardebar). Sedangkan efek theophyline akan menurun pada orang merokok.
Farmakodinamik steroids pada COPD
Otot tremor
Takikardi (reseptor -2 menyebabkan peningkatkan peripheral vasodilatasi
Hipokalemia
rasa gelisah
hipoksemia (increase V/Q mismatch due to reversal of hypoxic polmonary
vasoconstriction)
-2 agonist bekerja pada otot polos yang ada pada jantung, prostat dan pembuluh
darah.
Efek samping dari theophylline