Professional Documents
Culture Documents
a.
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Selama kurang lebih empat dasawarsa terakhir, kita melihat begitu pesat perkembangan
bioteknologi di berbagai bidang. Pesatnya perkembangan bioteknologi ini sejalan dengan tingkat
kebutuhan manusia dimuka bumi. Hal ini dapat dipahami mengingat bioteknologi menjanjikan suatu
revolusi pada hampir semua aspek kehidupan manusia, mulai dari bidang pertanian, peternakan dan
perikanan hingga kesehatan dan pengobatan.
Produk-produk bioteknologi selalu menimbulkan keterkejutan, keheranan dan akhirnya
memunculkan kekaguman kepada kita, karena tidak pernah membayangkan sebelumnya produkproduk tersebut dapat dibuat oleh manusia. Di bidang Pertanian, bioteknologi mampu menciptakan
jenis tanaman yang mempunyai sifat unggul (produksi tinggi, tahan hama dan penyakit), lebih
sensasional lagi bahwa tanaman tersebut dapat menghasilkan pupuk sendiri. Di bidang peternakan
dan perikanan, teknologi transgenik merupakan salah satu alternatif upaya peningkatan produksi
untuk memenuhi kebutuhan protein hewani masyarakat. Di bidang kesehatan dan pengobatan,
bioteknologi telah mampu menyelesaikan masalah infertilitas.
Kiranya sudah tidak dapat terbendung lagi derasnya arus bioteknologi memasuki milenium ke
tiga, yang semakin hari keberadaanya semakin kokoh. Menurut beberapa informasi, sangat banyak
manfaat bioteknologi ini bagi kehidupan manusia dalam meningkatkan kesejahteraan dan perbaikan
hidupnya, antara lain untuk memerangi kelaparan, mengatasi kelangkaan sumber daya energi,
mengurangi pencemaran lingkungan dan masih banyak lagi.
Menghadapi pesatnya kemajuan bioteknologi ini, apa yang sebenarnya harus dilakukan dalam
mengantisipasinya, terutama dampak negatif yang mungkin ditimbulkan. Pengkajian mendalam
melalui dasar-dasar pengetahuan, penalaran, logika, moral, agama, serta kriteria kebenarannya, tentu
akan sangat membantu menuntun kita pada tujuan pengembangn IPTEK yang sebenarnya.
Selaras dengan kemajuan peradaban, bioteknologi dapat dijadikan tolak ukur perkembangan otak
manusia yang luar biasa saat ini. Sehingga sangatlah mungkin muncul pertanyaan, apakah benar
semakin cerdas otak manusia makin pandai manusia menemukan kebenaran, makin baikkah perbuatan
manusia? maka, penguasaan manusia terhadap teknologi hendaklah menuntut perkembangan moral
manusia itu juga. Tanpa landasan moral maka manusia yang sudah beranjak menjadi ilmuan akan
mudah sekali tergelincir dalam melakukan prostitusi intelektual (Suriasumantri, 1999).
b.
Tujuan
Bioteknologi memberikan harapan bagi kesejahteraan umat manusia, mulai dari prosesproses
bio yang paling sederhana sampai kepada tingkat yang paling canggih. Karenanya, manusia yang
menggelutinya ditantang untuk memanfaatkan peluangpeluang itu demi kesejahteraannya. Jadi
bioteknologi sangatlah bermanfaat bagi umat manusia.
Dilihat dari pemaparan diatas maka makalah yang kami buat ini bertujuan untuk memberikan
informasi kepada masyarakat yang membutuhkan informasi berkaitan tentang bioteknologi, selain itu
untuk memenuhi tugas mata kuliah Aplikasi Bioteknologi.
II. PEMBAHASAN
1. Pengertian Bioteknologi
Istilah bioteknologi untuk pertama kalinya dikemukakan oleh Karl Ereky, seorang insinyur Hongaria
pada tahun 1917 untuk mendeskripsikan produksi babi dalam skala besar dengan menggunakan bit gula
sebagai sumber pakannya (Suwanto, 1998)
Bioteknologi secara umum berarti meningkatkan kualitas suatu organisme melalui aplikasi teknologi.
Aplikasi teknologi tersebut dapat memodifikasi fungsi biologis suatu organisme dengan menambahkan
gen dari organisme lain atau merekayasa gen pada organisme tersebut
Perubahan sifat Biologis melalui rekayasa genetika tersebut menyebabkan "lahirnya organisme baru"
produk bioteknologi dengan sifat - sifat yang menguntungkan bagi manusia. Produk bioteknologi,
antara lain :
Bioteknologi secara sederhana sudah dikenal oleh manusia sejak ribuan tahun yang lalu. Sebagai
contoh, di bidang teknologi pangan adalah pembuatan bir, roti, maupun keju yang sudah dikenal
sejak
abad
ke-19, pemuliaan
tanaman untuk
menghasilkan varietas-va`rietas
baru
di
bidang pertanian, serta pemuliaan dan reproduksi hewan. Di bidang medis, penerapan bioteknologi
di masa lalu dibuktikan antara lain dengan penemuan vaksin, antibiotik, dan insulin walaupun
masih dalam jumlah yang terbatas akibat proses fermentasi yang tidak sempurna. Perubahan
signifikan terjadi setelah penemuan bioreaktor oleh Louis Pasteur. Dengan alat ini, produksi
antibiotik maupun vaksin dapat dilakukan secara massal.
Pada masa ini, bioteknologi berkembang sangat pesat, terutama di negara negara maju. Kemajuan
ini ditandai dengan ditemukannya berbagai macam teknologi semisal rekayasa genetika, kultur
jaringan, rekombinan DNA, pengembangbiakan sel induk, kloning, dan lain-lain. Teknologi ini
memungkinkan kita untuk memperoleh penyembuhan penyakit-penyakit genetik maupun kronis
yang belum dapat disembuhkan, seperti kanker ataupun AIDS. Penelitian di bidang pengembangan
sel induk juga memungkinkan para penderita stroke ataupun penyakit lain yang mengakibatkan
kehilangan atau kerusakan pada jaringan tubuh dapat sembuh seperti sediakala. Di bidang pangan,
dengan menggunakan teknologi rekayasa genetika, kultur jaringan dan rekombinan DNA, dapat
dihasilkan tanaman dengan sifat dan produk unggul karena mengandung zat gizi yang lebih jika
dibandingkan tanaman biasa, serta juga lebih tahan terhadap hama maupun tekanan lingkungan.
Penerapan bioteknologi di masa ini juga dapat dijumpai pada pelestarian lingkungan
hidup dari polusi. Sebagai contoh, pada penguraianminyak bumi yang tertumpah ke laut oleh
bakteri, dan penguraian zat-zat yang bersifat toksik (racun) di sungai atau laut dengan
menggunakan bakteri jenis baru.
Kemajuan di bidang bioteknologi tak lepas dari berbagai kontroversi yang melingkupi
perkembangan teknologinya. Sebagai contoh, teknologi kloning dan rekayasa genetika terhadap
tanaman pangan mendapat kecaman dari bermacam-macam golongan. Bioteknologi secara umum
berarti meningkatkan kualitas suatu organisme melalui aplikasi teknologi. Aplikasi teknologi
tersebut dapat memodifikasi fungsi biologis suatu organisme dengan menambahkan gen dari
organisme lain atau merekayasa gen pada organisme tersebut.
Perubahan sifat Biologis melalui rekayasa genetika tersebut menyebabkan "lahirnya organisme
baru" produk bioteknologi dengan sifat - sifat yang menguntungkan bagi manusia. Produk
bioteknologi, antara lain:
a.
b.
c.
d.
e.
f.
Dengan definisi tersebut bioteknologi bukan merupakan sesuatu yang baru. Tanaman dan hewan
telah didomestifikasi sejak ribuan tahun yang lalu. Nenek moyang kita telah memanfaatkan
mikroba untuk membuat produk-produk berguna seperti tempe, oncom, tape, arak, terasi, kecap,
yogurt, dan nata de coco . Hampir semua antibiotik berasal dari mikroba, demikian pula enzimenzim yang dipakai untuk membuat sirop fruktosa hingga pencuci pakaian. Dalam bidang
pertanian, mikroba penambat nitrogen telah dimanfaatkan sejak abab ke 19. Mikroba pelarut fosfat
telah dimanfaatkan untuk pertanian di negara-negara Eropa Timur sejak tahun 1950-an. Mikroba
juga telah dimanfaatkan secara intensif untuk membersihkan dan mendekomposisi limbah dan
kotoran selama berpuluh-puluh tahun. Dalam bidang medis, vaksin-vaksin tertentu dibuat dari
virus atau bakteri yang telah dilemahkan. Bioteknologi memiliki gradien perkembangan teknologi,
yang dimulai dari penerapan bioteknologi tradisional yang telah lama dan secara luas
dimanfaatkan, hingga teknik-teknik bioteknologi baru dan secara terus menerus berevolusi.
Peranan Bioteknologi
a.
Teknik enzimatis
Enzim merupakan katalis dalam reaksi kimia sehingga reaksi tersebut dapat berlangsung lebih
cepat Dalam bioteknologi, Enzim digunakan dalam bahan makanan, industri kimia, dan farmasi
(sintesis asam amino dan antibiotik) . Pada produk makanan minuman, Enzim telah lama
digunakan untuk membuat keju, bir, pemanis, dan anggur. Di Amerika Serikat, sirup berkadar
gula tinggi dari jagung merupakan produk terbesar yang dibuat menggunakan teknologi
enzimatis. Enzim renin yang dihasilkan dari lambung anak sapi bermanfaat untuk menghasilkan
dalah susu yang digunakan sebagai bahan baku pembuatan keju. Pada industri minuman, enzim
digunakan untuk membuat minuman sari buah, anggur dan bir agar tahan terhadap dingin. Selain
itu, bahan ini dapat dipakai untuk membuat permen dengan rasa manis sedang.
b.
Teknik fermentasi
Fermentasi
(peragian)
adalah
proses
penguraian
motabolik
senyawa
organik oleh makrob pada kondisi anaerob yang menghasilkan energi dan gas. Teknik dapat
digunakan dalam pengelolahan bahan baku untuk menghasilkan produk berupa makanan,
minuman, dan obat-obatan. Proses teknik fermentasi adalah sebagai berikut :
1.
2.
Tahap sterlisasi
Bahan subtrat disetrilkan agar tidak terkontaminasi oleh mikrob lain yang dapat mengangu
proses.
3.
Tahap fermentasi
Proses fermentasi biasanya dilakukan dalam bioeraktor, yaitu suatu tabung tertutup yang dapat
diataur mengadukan, pengudaraan (aeransi), suhu optimumnya. Di dalam bioreaktor telah
terdapat ragi atau yang dibutuhkan
4.
5.
6.
Bahan-bahan sisa dari minyak bumi dan minyak kelapa tersebut masih mengandung berbagai
macam asam lemaka berantai panjang dan pendek yang dapat dimanfaatkan sebagai subtrat
penghasil asam laurat. Asam lemak tersebut dapat dikomersialisasikan sebagai kompenen utama
sabun dan deterjen. Produksi asam laurat dari limbah- limbah tersebut dapat ditingkatkan dengan
menggunakan mikrob yang telah dimodifikasi. Salah satu mikrob tertsebut adalah Candida sp.
4000 SM Bangsa Tionghoa membuat yogurt dan keju dengan bakteri asam laktat
1500 Pengumpulan tumbuhan di seluruh dunia
1665 Penemuan sel oleh Robert Hooke(Inggris) melalui mikroskop.
1670 usaha penambangan biji tembaga dengan bantuan mikrob di Rio Tinto, Spanyol.
1686 Penemuan mikrosop oleh Antony van Leeuwenhoek yang juga menjadi manusia pertama yang
dapat melihat mikrob.
1800 Nikolai I. Vavilov menciptakan penelitian komprehensif tentang pengembangbiakan hewan.
1856 Gregor Mendel mengawali genetika tumbuhan rekombinan
1865 Gregor Mendel menemukan hukum hukum dalam penyampaian sifat induk ke turunannya.
1870 Louis pasteur menemukan adanya mikrob dalam makanan dan minuman.
1880 Mikroorganisme ditemukan.
1897 : penemuan enzim dari ekstrak ragi yang dapat mengubah gula menjadi alkohol oleh Eduard
Buchner.
1912 : pengelolahan limbah dengan menggunakan mikrob.
1915 : produksi aseton, butanol, dan gliserol dengan menggunakan bakteri.
Tahun 1928 : penemuan zat antibiotik penisilin oleh Alexander Fleming.
1994 : Produksi besar-besaran penisilin
1953 : penemuan struktur asam deoksiribo nukleat ( ADN ) oleh Crick dan Watson .
1919 Karl Ereky, insinyur Hongaria, pertama menggunakan kata bioteknologi
1970 Peneliti di AS berhasil menemukan enzim pembatas yang digunakan untuk memotong gen
gen
1975 Metode produksi antibodi monoklonal dikembangkan oleh Kohler dan Milstein
1978 Para peneliti di AS berhasil membuat insulin dengan menggunakan bakteri yang terdapat pada
usus besar
1980 Bioteknologi modern dicirikan oleh teknologi DNA rekombinan. Model prokariot-nya, E.
coli, digunakan untuk memproduksi insulin dan obat lain, dalam bentuk manusia. Sekitar 5%
pengidap diabetes alergi terhadap insulin hewan yang sebelumnya tersedia)
1992 FDA menyetujui makanan GM pertama dari Calgene: tomat "flavor saver"
2000 Perampungan Human Genome Project.
Periode bioteknologi modern (abad ke-20 M sampai sekarang)
Periode ini diawali dengan penemuan teknik rekayasa genetik pada tahun 1970-an. Era rekayasa
genetik dimulai dengan penemuan enzim endonuklease restiksi oleh Dussoix dan Boyer. Dengan
adanya enzim tersebut memungkinkan kita dapat memotong ADN pada posisi tertentu,
mengisolasi gen dari kromosom suatu organisme, dan menyisipkan potongan ADN lain ( dikenal
dengan teknik ADN rekombinan).
Setelah penemuan enzim endonuklease restriksi, dilanjutkan dengan program bahan bakar alkohol
dari brazil, teknologi hibridoma yang menghasilkan antibodi monoklonal (1976), diberikannya izin
untuk memasarkan produk jamur yang dapat dikonsumsi manusia kepada Rank Hovis Mc. Dougall
(1980). Peran teknologi rekayasa genetik pada era ini semakin terasa dengan diizinkannya
penggunaan insulin hasil percobaan rekayasa genetik untuk pengobatan penyakit diabetes di
Amerika Serikat pada tahun 1982. insulin buatan tersebut diproduksi oleh perusahaan Eli Lilly dan
Company. Hingga saat ini, penelitian dan penemuan yang berhubungan dengan rekayasa genetik
terus dilakukan. Misalnya dihasilkan organisme transgenik penelitian genom makhluk hidup.
pada taraf sel atau molekuler. Bahkan bioteknologi mampu menembus batasan taksonomi yang
sebelumnya tidak mungkin dilakukan dengan cara konvensional.
Peningkatan kualitas bahan tanam melalui bioteknologi berdasarkan pada empat kategori
peningkatan: peningkatan kualitas pangan, resistensi terhadap hama atau penyakit, toleransi
terhadap stress lingkungan, dan manajemen budidaya (Huttner, 2003). Kelompok peneliti yang
diketuai oleh Dr. Ingo Potrykus telah berhasil memasukkan dan mengekspresikan dua gen penting
dalam pembentukan provitamin A di dalam endosperma padi (Ye et. al., 2000). Padi yang
dihasilkan berwarna kuning karena mengandung -Karoten dan dikenal dengan Golden Rice .
Rekayasa genetika ini dapat membantu mengurangi gangguan kebutaan dan gangguan kesehatan
lain yang disebabkan oleh defisiensi vitamin A yang banyak terjadi di negara-negara miskin dan
sedang berkembang.
Penggunaan pestisida oleh petani di pedesaan sudah sangat berlebihan. Residu pestisida yang
tertinggal tidak hanya berbahaya bagi lingkungan, tetapi juga berbahaya bagi manusia yang
memakannya. Perakitan tanaman yang resisten terhadap hama tertentu dapat mengurangi secara
signifikan penggunaan pestisida dan biaya perawatan (Carpenter dan Gianessi, 2001). Contoh
tanaman transgenik yang resisten terhadap hama adalah jagung Bt dan kapas Bt, yaitu tanaman
yang telah memiliki gen Cry IA yang mematikan jenis hama tertentu.
Perakitan tanaman untuk mengatasi stres lingkungan saat ini telah banyak dilakukan. Sebagai
contoh, untuk mengatasi cekaman Al di tanah-tanah masam saat ini tengah dirakit kedelai yang
tahan cekaman Al oleh sekelompok peneliti yang diketuai Dr. M.Yusuf dari IPB. Balai Penelitian
Bioteknologi Perkebunan Indonesia (BPBPI) melakukan penelitian untuk merakit tanaman tebu
yang tahan terhadap cekaman kekeringan.
1.
imun TMV dalam tubuh tanaman tersebut. Proses ini ditunjukkan dalam gambar 6.8. pada proses
yang tercantum dalam gambar 6.8 dapat dijelaskan sebagai berikut: TMV mempunyai susunan
tubuh yang terdiri atas protein sub unit sebagai mantel, dan untaian molekul RNA. Langkah
pertama untuk melakukan proses penyisipan gen yaitu dengan cara mengkonversikan RNA dari
mantel virus ke dalam cDNA sebuah bakteri yang bisa disisipi. Kemudian gen dari bakteri tersebut
ditransfer ke agrobakter yang bertindak sebagai vector. Agrobakter mampu disisipi DNA tersebut
karena dia mempunyai plasmid TI. Kemudian DNA agrobakter tersebut disisipkan ke dalam satu
sel tanaman, dan sel tanaman tersebut ditumbuhkan dalam kultur yang sesuai. Setelah tumbuh
besar tanaman tersebut diuji coba dengan virus (TMV) setelah melakukan percobaan tersebut
ternyata tanaman yang telah disisipi gen agrobakter yang mengandung DNA virus akan kebal
terhadap serangan TMV. Jadi tidak hanya bagian tubuh tertentu dari tanaman yang kebal terhadap
virus, namun juga keseluruhan tubuh tanaman.
2.
3.
sebuah protein yang ditemukan di dalam putih telur yang sangat rentan terhadap hama selama
masa penyimpanan. Protein tersebut menghalangi keberadaan biotin, vitamin yang dibutuhkan
serangga untuk hidup. Pemakaian teknologi ini dalam skala besar bisa menyelamatkan banyak
kehidupan di negara berkembang.
4.
Kerentanan Herbisida
Pemberantasan hama secara tradisional mempunyai beberapa kekurangan, diantaranya adalah
pemberantasan tersebut akan memberantas tanaman yang terinfeksi sampai ke rumput-rumput liar
yang ada di sekitarnya. Namun dengan adanya bioteknologi, saat ini para petani dapat
menggunakan herbisida dengan mudah tanpa mengkhawatirkan dampak negatifnya terhadap
lingkungan. Hasil panen dapat menjadi rentan terhadap herbisida tertentu, sebagai contoh yaitu
glyphosate. Herbisida ini menghalangi enzim yang dibutuhkan untuk fotosintesis. Melalui
rekayasa biologi ilmuwan mampu membuat hasil panen transgenik yang menghasilkan enzim
alternatif yang tidak terpengaruh glyphosate. Pendekatan ini berhasil pada kacang-kacangan. Saat
ini kebanyakan kacang-kacangan yang dibudidayakan untuk digunakan sebagai makanan hewan,
mengandung gen yang kebal terhadap herbisida.
Petani yang menanam hasil panen yang kebal terhadap herbisida, bisaanya selalu mengontrol
rumput-rumput liar dengan bahan kimia yang lebih aman terhadap lingkungan dibanding herbisida.
Perkembangan ini sangat penting karena sebelum adanya hasil panen yang rentan, petani kapas
Amerika Serikat menghabiskan 300 juta dolar tiap tahun untuk memperoleh bahan-bahan kimia
yang akan disemprotkan ke lahan mereka.
5.
maka mereka tidak dapat mengkonsumsi beras ini dengan baik, karena sebelum dapat dikonsumsi
dengan baik oleh tubuh, maka harus diuraikan terlebih dahulu oleh lemak. Maka dari itu penemuan
tidak hanya sampai disana saja, para ilmuan mencari alternatif lain yang lebih mudah, dan efisien,
sebagai contoh mereka mulai mengambangkan beras kaya dengan zat besi dan protein.
6.
produksi
tanaman
dan
tanah.
Salah
satu
produk
biofertilizer
bernama EMAS ( Enhancing Microbial Activity in the Soils ) telah dirakit oleh BPBPI (Paten ID 0
000 206 S), dilisensi oleh PT Bio Industri Nusantara dan digunakan di berbagai perusahaan
perkebunan (BUMN dan BUMS) (Goenadi, 1999).
Kandungan bahan organik tanah dapat ditingkatkan dengan menambahkan bahan organik limbah
pertanian yang telah terdekomposisi (kompos) ke dalam tanah. Proses dekomposisi memerlukan
secara alami waktu yang lama (3-6 bulan). Proses dekomposisi dapat dipercepat melalui
pengecilan bahan baku dan pemberian aktvator dekomposisi ( Biodecomposer ) (Goenadi, 1997).
Pemanfaatan biodecomposer dapat mempercepat proses pengomposan menjadi 2-3 minggu. Selain
itu, sebagian mikroba bahan aktif biodecomposer yang masih tertinggal di dalam kompos juga
berperan sebagai musuh alami penyakit jamur akar atau busuk pangkal batang.
7.
Mikroba juga telah dimanfaatkan untuk mengendalikan hama dan penyakit tanaman. Aplikasi
mikroba untuk biokontrol hama dan penyakit tanaman meliputi mikroba liar yang telah diseleksi
maupun mikroba yang telah mengalami rekayasa genetika. Contoh mikroba yang telah banyak
dimanfaatkan
untuk
biokontrol
adalah Bauveria
bassiana untuk
mengendalikan
serangga,Metarhizium anisopliae untuk mengendalikan hama boktor tebu ( Dorysthenes sp) dan
boktor sengon ( Xyxtrocera festiva ), dan Trichoderma harzianum untuk mengendalikan penyakit
tular tanah ( Gonoderma sp, Jamur Akar Putih, dan Phytopthora sp). Biokontrol tidak selalu
menggunakan mikroba sebagai bahan aktinya, Puslit Kopi dan Kakao di Jember saat ini tengah
mengembangkan semut hitam untuk mengendalikan hama Penggerek Buah Kakao (PBK).
Keuntungan pemanfaatan biokontrol untuk pertanian antara lain adalah ramah lingkungan, dan
mengurangi konsumsi pestisida yang tidak ramah lingkungan.
Salah satu penyebab menurunnya kualitas lahan pertanian di Indonesia adalah bayaknya residu
bahan kimia sintetik, seperti herbisida. Menurut data dari FAO (1998) penggunaan herbidisa di
Indonesia pada tahun 1996 sebesar 26.570 ton. Jumlah ini meningkat sebesar 395% jika
dibandingkan pengunaa herbisida pada tahun 1991 (6.739 ton). Upaya untuk memperbaiki kondisi
lingkungan yang terkena polusi herbisida tersebut telah dilakukan. Salah satu teknologi alternatif
untuk tujuan tersebut adalah melalui bioremediasi . Bioremediasi didefinisikan sebagai proses
penguraian limbah organik/anorganik polutann secara biologi dalam kondisi terkendali.
Penguraian senyawa kontaminan ini umumnya melibatkan mikroorganisme (khamir, fungi, dan
bakteri). Pendekatan umum yang dilakukan untuk meningkatkan biodegradasi adalah dengan cara:
(i) menggunakan mikroba indigenous (bioremediasi instrinsik), (ii) memodifikasi lingkungan
dengan penambahan nutrisi dan aerasi (biostimulasi), (iii) penambahan mikroorganisme
(bioaugmentasi) (Sulia, 2003).
8.
9.
Rekayasa genetika
Rekayasa genetika adalah prosedur dasar dalam menghasilkan suatu produk bioteknologi.
Prosedur rekayasa genetika secara umum meliputi:
1. Isolasi gen.
2. Memodifikasi gen sehingga fungsi biologisnya lebih baik.
2.
Bakteri
Khamir
Kapang
Algae
Keberhasilan penerapan bioteknologi disokong oleh pengintegrasian berbagai desiplin ilmu antara lain:
3.
Mikrobiologi
Biokimia
Genetika
Biologi Molekuler
Kimia
Proses bioteknologi
1.
Produksi Sel
2.
b.
2.
4.
Bioteknologi, terutama rekayasa genetika, pada awalnya diharapkan dapat menjelaskan berbagai
macam persoalan dunia seperti, polusi, penyakit, pertanian, dan sebagainya. Akan tetapi, dalam
kenyataannya juga menimbulkan dampak yang membawa kerugian. Bagaimana dampak penerapan
bioteknologi?
Dampak Terhadap Lingkungan
Pelepasan organisme transgenik (berubah secara genetik) ke alam bebas dapat menimbulkan dampak
berupa pencemaran biologi yang dapat lebih berbahaya daripada pencemaran kimia dan nuklir. Dengan
keberadaan rekayasa genetika, perubahan genotipe tidak terjadi secara alami sesuai dengan dinamika
populasi, melainkan menurut kebutuhan pelaku bioteknologi itu. Perubahan drastis ini akan
menimbulkan bahaya, bahkan kehancuran. Menciptakan makhluk hidup yang seragam bertentangan
dengan prinsip di dalam biologi sendiri, yaitu keanekaragaman.
Dampak Terhadap Kesehatan
Produk rekayasa di bidang kesehatan dapat juga menimbulkan masalah serius. Contohnya adalah
penggunaan insulin hasil rekayasa telah menyebabkan 31 orang meninggal di Inggris. Tomat Flavr
Savrt diketahui mengandung gen resisten terhadap antibiotik. Susu sapi yang disuntik dengan hormon
BGH disinyalir mengandung bahan kimia baru yang punya potensi berbahaya bagi kesehatan manusia.
Dampak di Bidang Sosial Ekonomi
Beragam aplikasi rekayasa menunjukkan bahwa bioteknologi mengandung dampak ekonomi yang
membawa pengaruh kepada kehidupan masyarakat. Produk bioteknologi dapat merugikan petani kecil.
Penggunaan hormon pertumbuhan sapi (bovine growth hormone: BGH) dapat meningkatkan produksi
susu sapi sampai 20% niscaya akan menggusur peternak kecil. Dengan demikian, bioteknologi dapat
menimbulkan kesenjangan ekonomi. Dalam waktu yang tidak terlalu lama lagi, tembakau, cokelat,
kopi, gula, kelapa, vanili, ginseng, dan opium akan dapat dihasilkan melalui modifikasi genetika
tanaman lain, sehingga akan menyingkirkan tanaman aslinya. Dunia ketiga sebagai penghasil
tanamantanaman tadi aka n menderita kerugian besar.
Dampak Terhadap Etika
Menyisipkan gen makhluk hidup lain memiliki dampak etika yang serius. Menyisipkan gen mahkluk
hidup lain yang tidak berkerabat dianggap melanggar hukum alam dan sulit diterima masyarakat.
Mayoritas orang Amerika berpendapat bahwa pemindahan gen itu tidak etis, 90% menentang
pemindahan gen manusia ke hewan, 75% menentang pemindahan gen hewan ke hewan lain. Bahan
pangan transgenik yang tidak berlabel juga membawa konsekuensi bagi penganut agama tertentu.
Bagaimana hukumnya bagi penganut agama Islam, kalau gen babi disisipkan ke dalam buah
semangka? Penerapan hak paten pada makhluk hidup hasil rekayasa merupakan pemberian hak pribadi
atas makhluk hidup. Hal itu bertentangan dengan banyak nilai-nilai budaya yang menghargai nilai
intrinsik makhluk hidup.
1.
2.
Pemilihan donor / resipien gen bergantung pada jenis produk yang dikehendaki dan nilai
ekonomis suatu produk yang dapat dikembangkan menjadi komoditis bisnis. Oleh karena itu,
kegiatan bioteknologi dengan menggunakan rekayasa genetik menjadi tidak terbatas dan
membutuhkan suatu kajian sains baru yang mendasar dan sistematik yang berhubungan dengan
kepentingan dan kebutuhan manusi ; Kegiatan tersebut disebut sebagai bioprespecting.
Perdebatan tentang positif untuk mengatasi dampak negatif yang dapat ditimbulkan bioteknologi,
antara lain pada tahun 1992 telah disepakati konvensi keanekaragaman Hayati, (Convetion on
Biological Diversity) yang mengikat secara hukum bagi negara-negara yang ikut mendatanginnya
. Sebagai tindak lanjut penadatanganan kovensi tersebut, Indonesia telah meratifikasi UndangUndang No. 5 Tahun 1994. perlu anda ketahui, Negara Amerika Serikat tidak ikut menadatangani
konvensi tersebut. Di sepakati pula Cartegena Protocol on Biosafety (Protokol Cartegena tentang
pengamanan hayati). Protokol tersebut menyinggung tentang prosedur transpor produk
bioteknologi antara negara untuk mencegah bahaya yang timbul akibat dampak negatif terhadap
keanekaragaman hayati. Ekosistem, dan kesehatan manusia. Pengertian klon bioteknologi modern
adalah pengadaan sel jasad renik, sel (jaringan), molekul bibit tanaman melalui setek yang banyak
dilakukan pada tanaman perenial, antara lain kopi, teh, karet, dan mangga. Perbanyakan bibit
dengan teknik kultur jaringan, kultur organ, dan embiogenesis somatik dapat pula diterapkan pada
jaringan hewan dan manusia. Tidak seperti pada tumbuhan, kultur pada hewan dan manusia tidak
dapat dikembangkan menjadi individu baru.
DAFTAR PUSTAKA
Sadrjoko. 1982. Bioteknologi Latar Belakang Dan Beberapa Penerapannya. Pt. Gramedia
Pustaka. Utama Jakarta.
Suriasumantri dan Jujum, S. 1999. Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer. Penerbit
Pustaka Sinar Harapan. Jakarta.
Weisman, A. 1983. Principles Of Bioteknologi. Surrey University Press
wm_nalley.htm
www.wikipedia.org