You are on page 1of 12

Kebiasaan Baik

Ciptakan Keluarga
Sehat

BINKES_28
BAB I
KEBERSIHAN
DIRI
Kebersihan
adalah
keadaan
bebas dari kotoran,
termasuk
di

antaranya, debu, sampah, dan bau. Di zaman modern, setelah Louis Pasteur menemukan proses
penularan penyakit atau infeksi disebabkan oleh mikroba, kebersihan juga bererti bebas dari
virus, bakteria patogen, dan bahan kimia berbahaya. Sedangkan, kebersihan diri adalah keadaan
dimana tubuh kita terbebas dari kotoran dari ujung kepala hingga ujung kaki.
Kebersihan diri bisa dimulai dari membersihkan rambut dan kulit kepala dengan cara
berkeramas. Keramas dapat dilakukan dua hari sekali atau sehari sekali. Untuk menjaga
kebersihan diri dapat juga dilakukan dengan menjaga kebersihan mata, telinga dan hidung.
Untuk membersihkan telinga kita dapat menggunakan alat yang bernama cotton bud. Menjaga
kebersihan gigi dan mulut juga dapat menjadi salah satu upaya menjaga kebersihan diri. Menjaga
kebersihan mulut dan gigi dapat dilakukan dengan cara menggosok gigi sesudah dan sebelum
tidur dan berkumur dengan air bersih sesudah makan. Selanjutnya adalah menjaga kebersihan
badan, kebersihan badan dapat dilakukan dengan cara mandi minimal dua kali sehari dan
menggunakan sabun untuk membersihkan badan. Selanjutnya adalah kebersihan kuku tangan
dan kaki, untuk selalu menjaga kebersihan tangan dan kaki dapat dilakukan dengan cara
menggunting dan membersihkan kotoran dalam kuku. Selanjutnya adalah kebersihan pakaian,
mengapa kebersihan pakaian juga termasuk dalam upaya menjaga kebersihan diri? Karena
pakaian dapat melekat langsung pada kulit kita jika pakaian itu kotor maka kotoran itupun akan
menempel pada kulit kita.
Pentingnya menjaga kebersihan diri adalah untuk meminimalisir kemungkinan kita
terserang penyakit yang diperoleh dari kotoran, mikroba dan lain lain.
Kerugian-kerugian yang mungkin muncul apabila kita tidak merawat diri adalah badan
gatal-gatal dan gampang terkena penyakit kulit, rambut dipenuhi dengan kutu atau ketombe,
memiliki bau badan yang kurang sedap sehingga orang menjaga jarak, jika kuku kotor bisa
menjadi sarang penyakit dan dapat juga menimbulkan penyakit seperti diare, pendengaran juga
menjadi berkurang karena kotoran yang menumpuk pada saluran telinga dan juga dapat
menimbulkan infeksi telinga, jika malas menggosok gigi atau menjaga kebersihan gigi dan mulut
juga dapat menimbulkan karies gigi, gigi berlubang, bau mulut dan lain lain.
Setelah mengetahui pentingnya menjaga kebersihan diri dan kerugian-kerugian bila kita
tidak menjaga diri sebaiknya mulai sekarang kita memulai untuk menjaga kebersihan diri dan
mulai membiasakan diri kita untuk selalu terbiasa membersihkan diri.
BAB II
MAKANAN YANG
MENIMBULKAN
PENYAKIT
A. Hypertensi

Tekanan darah
tinggi atau hipertensi adalah
sebuah kondisi gangguan
kesehatan yang tergolong kronis dengan tekanan darah pada arteri yang meningkat. Peningkatan

tekanan darah ini akan mengakibatkan jantung bekerja lebih keras dari biasanya untuk bisa
menyalurkan darah melalui pembuluh darah ke berbagai tempat di seluruh tubuh. Penyebab
hipertensi sangat beragam, dan penyebab yang terjadi pada setiap penderita pada dasarnya tidak
bisa disamakan. Terkadang mungkin Anda sering mendengar masyarakat yang mengatakan,
Jangan suka marah, nanti darah tinggi. Atau kalimat Marah-marah terus, kamu darah tinggi?
Akan tetapi salah satu jenis penyebab tekanan darah tinggi yang mungkin paling sering terjadi
adalah karena makanan.
Memang tak bisa dipungkiri bahwa pola hidup seseorang akan menentukan sehat atau
tidaknya orang tersebut. Tak terkecuali risiko tekanan darah tinggi yang ternyata juga bisa
disebabkan oleh pola hidup yang kurang sehat, terutama dari faktor makanan yang dikonsumsi.
Konsumsi makanan sehari-hari yang sembarangan, perlahan-lahan bisa menggerogoti kesehatan
Anda, termasuk bisa menyebabkan hipertensi atau tekanan darah tinggi. So, untuk membuat
Anda lebih waspada, berikut ini kami akan jelaskan beberapa jenis makanan yang sebaiknya
Anda hindari karena bisa mengakibatkan darah tinggi.

Kolesterol dan Lemak

Jenis makanan yang banyak mengandung kolesterol dan lemak sangat tidak disarankan utnuk
dikonsumsi para penderita darah tinggi, ataupun bagi Anda yang ingin terhindar dari risiko
terkena darah tinggi. Makanan penyebab darah tinggi yang mengandung kolesterol dan lemak ini
contohnya adalah daging kambing, sapi, jeroan sapi atau kambing, berbagai jenis makanan cepat
saji seperti pizza, hamburger, sosis dan sebagainya. Bukan hanya bisa membuat tekanan darah
meningkat, tetapi jika Anda terlalu sering atau terlalu banya mengonsumsi makanan tersebut, ada
kemungkinan kesehatan jantung Anda juga akan terganggu.

Gula

Selain makanan yang mengandung kolesterol dan lemak, jenis makanan yang mengandung gula
juga seharusnya Anda hindari. Bagi Anda yang belum menderita darah tinggi pun sebaiknya
tidak terlalu sering mengonsumsi akanan manis atau yang mengandung gula. Sebut saja, soda,
permen, es krim, dan sebagainya. Jenis makan ini diketahui akan membuat Anda menjadi
kelebihan berat badan atau yang juga sering disebut dengan obesitas. Dan kita ketahui bersama
bahwa obesitas bisa membuat Anda lebih berisiko mengalami darah tinggi.

Garam

Bagi Anda penderita darah tinggi, Anda juga disarankan untuk mengurangi atau menghindari
berbagai jenis makanan yang mengandung terlalu banya garam. Saat memasak usahakan juga
tidak menggunakan garam atau penyedap rasa lainnya karena justru akan menjadi salah satu
makanan penyebab darah tinggi. Dalam sehari batasi saja konsumsi garam maksimal 6 gram.
Kalau tidak, mungkin bisa saja tekanan darah tinggi Anda kondisinya semakin memburuk.
Garam bisa membuat ginjal menahan cairan di dalam tubuh, sehingga hal tersebut akan
berpengaruh bagi jantung yang akan bekerja lebih cepat.

Kafein dan Alkohol

Kedua zat ini mungkin memang bisa membuat Anda menjadi kecanduan. Maka dari itu untuk
menghindari hal-hal yang tidak Anda inginkan, sebaiknya Anda hindari atau Anda kurangi

konsumsi kafein dan alkohol Jauhi jenis minuman kopi, softdrink, dan berbagai jenis minuman
yang mengandung alkohol supaya tekanan darah Anda bisa lebih terkontrol.

B. Gastritis

Gastritis adalah suatu peradangan mukosa lambung paling sering diakibatkan oleh
ketidakteraturan diet, misalnya makan terlalu banyak dan cepat atau makan makanan yang terlalu
berbumbu atau terinfeksi oleh penyebab yang lain seperti alkohol, aspirin, refluks empedu atau
terapi radiasi.
1. Makanan Pedas
Mengkonsumsi makanan pedas secara berlebihan akan merangsang sistem pencernaan,
terutama lambung dan usus untuk berkontraksi. Hal ini akan mengakibatkan rasa panas dan nyeri
di uluhati yang disertai dengan mual dan muntah. Gejala tersebut membuat penderita makin
berkurang nafsu makannya. Bila kebiasaan mengkonsumsi makanan pedas lebih dari satu kali
dalam seminggu selama minimal 6 bulan dibiarkan terus-menerus dapat menyebabkan iritasi
pada lambung yang disebut dengan gastritis. Gastritis dapat disebabkan pula dari hasil makanan
yang tidak cocok. Makanan tertentu yang dapat menyebabkan penyakit gastritis, seperti buah
yang masih mentah, daging mentah, kari, dan makanan yang banyak mengandung krim atau
mentega. Bukan berarti makanan ini tidak dapat dicerna, melainkan karena lambung
membutuhkan waktu yang labih lama untuk mencerna makanan tadi dan lambat meneruskannya
kebagian usus selebih-nya. Akibatnya, isi lambung dan asam lambung tinggal di dalam lambung
untuk waktu yang lama sebelum diteruskan ke dalam duodenum dan asam yang dikeluarkan
menyebabkan rasa panas di ulu hati dan dapat mengiritasi.
2. Kopi

Kopi adalah minuman yang terdiri dari berbagai jenis bahan dan senyawa kimia;
termasuk lemak, karbohidrat, asam amino, asam nabati yang disebut dengan fenol, vitamin dan
mineral. Kopi diketahui merangsang lambung untuk memproduksi asam lambung sehingga
menciptakan lingkungan yang lebih asam dan dapat mengiritasi lambung. Ada dua unsur yang
bisa mempengaruhi kesehatan perut dan lapisan lambung, yaitu kafein dan asam chlorogenic.
3. Teh
Teh Hijau, yang mengandung banyak antioksidan dapat membunuh bakteri dan memiliki
efek antioksidan berjenis polifenol yang mencegah atau menetralisasi efek radikal bebas yang
merusak. Namun, jika beberapa antioksidan bersatu akan membentuk suatu zat yang disebut
tannin. Tannin merupakan suatu senyawa kimia yang memiliki afinitas tinggi terhadap protein
pada mukosa dan sel epitel mukosa (selaput lendir yang melapisi lambung). Akibatnya terjadi
proses dimana membran mukosa akan mengikat lebih kuat dan menjadi kurang permeabel.
Proses tersebut menyebabkan peningkatan proteksi mukosa terhadap mikroorganisme dan zat

kimia iritan. Dosis tinggi tannin menyebabkan efek tersebut berlebih sehingga dapat
mengakibatkan iritasi pada membran mukosa usus.

C.

Diabetes Mellitus

Diabetes atau gula darah yang tinggi adalah sebuah penyakit yang timbul jika terjadi kelainan
pada fungsi-fungsi tubuh tertentu yang memanfaatkan karbohidrat, lemak dan protein dalam
darah untuk memproduksi energi. Kekurangan suatu hormon yang disebut insulin atau
kurangnya produksi insulin oleh pankreas menyebabkan penyakit diabetes muncul. Insulin
mengatur kadar gula di dalam darah. Ketidak seimbangan pada jumlah insulin yang diproduksi
dapat menyebabkan timbulnya diabetes. Penyebab diabetes mellitus antara lain
1. Mengkonsumsi makanan yang mengandung gula sederhana yang mudah diserap tubuh,
misalnya permen, es krim dan kue kering. Mengkonsumsi minuman yang menggunakan pemanis
buatan seperti minuman bersoda dan jus.
2. Sering makan-makanan yang di goreng atau gorengan
Makanan yang digoreng atau gorengan yang kita makan merupakan salah satu penyebab dari
timbulnya diabetes. Ditambah apabila memiliki riwayat diabetes. Gula di dalam darah akan
semakin terikat dengan minyak makanan. Minyak yang berubah menjadi lemak ini akan
menghambat jalannya darah dan tentunya akan semakin meningkatkan laju gula darah terus
meningkat.
3. Sering ngemil makanan manis
Saat ini banyak sekali produk-produk makanan yang dijual dengan menggunakan bahan
pengawet dan pemanis buatan. Ketika seseorang memiliki hobi ngemil makan-makanan yang

bersifat manis. Tak menutup kemungkinan memiliki risiko terhadap penyakit diabetes. Di
samping itu juga kadar lemak dalam darah pun meningkat.
4. Malasnya melakukan aktivitas fisik
Melakukan aktivitas disamping bekerja di kantor atau melakoni pekerjaan sehari-hari ternyata
tidak selalu membuahkan hasil atau membantu mengurangi kadar gula darah. Aktivitas
pendukung lainnya juga diperlukan untuk membantu mengendalikan kadar gula darah misalnya
dengan olahraga ringan yang dapat dilakukan setidaknya 1 minggu sekali. Dengan melakukan
olahraga kita dapat mengurangi risiko penyebab diabetes.
D. Diare
Yang dapat menyebabkan diare:

1. Susu
Mungkin Anda akan merasa janggal dan penasaran mengapa satu minuman yang enak dan
bergizi ini justru membuat Anda diare. Susu yang dimaksud di sini adalah produk susu kemasan
yang mengandung zat gula yang disebut laktosa. Laktosa ini sulit dipecah atau dicerna oleh
organ pencernaan Anda sehingga sistemnya akan terganggu. Hal itulah yang membuat Anda
mengalami diare.
Penyakit yang disebabkan laktosa susu ini disebut dengan istilah lactose intolerance. Gejalanya
meliputi diare, buang gas yang banyak, kembung, muntah dan kram. Tapi kini sudah ada
beberapa produk susu yang laktosa sudah terpecah sehingga lebih mudah dicerna. Tapi, yang
lebih baik dikonsumsi tetaplah susu sapi yang segar.
2. Cabe
Lidah orang Indonesia sudah sangat terbiasa dengan makanan pedas. Terbukti dari banyaknya
jenis sambal di Indonesia terutama wilayah Jawa. Selain itu, masakan dari Sumatera yang
banyak digemari seperti rendang juga memiliki cita rasa yang hot. Tapi hati-hati, cabe memiliki
kandungan capsaicin yang bisa memicu diare.
Setelah makan dengan sambal atau makanan pedas lainnya, efeknya memang tidak langsung
terasa. Butuh waktu beberapa menit baru Anda akan merasa tidak nyaman di bagian perut Anda.
inilah efek yang ditimbulkan oleh capsaicin. Hal yang menarik adalah rasa panas yang
ditimbulkan capsaicin ini bisa dikurangi dengan kasein yang terkandung dalam susu.
3. Kafein
Kafein terdapat pada beberapa macam minuman seperti kopi, teh dan soda. Tapi kafein juga bisa
dijumpai pada beberapa minuman dan makanan lain seperti coklat, permen karet dan bahkan air
putih kemasan. Kafein ini bisa mempercepat proses metabolisme tubuh Anda, termasuk proses
pencernaan. Beberapa orang memiliki organ pencernaan yang sensitif sehingga mudah terkena
diare jika mengonsumsi kafein terlalu banyak.
4. Olestra

Olestra adalah lemak buatan yang digunakan untuk mengganti lemak pada makanan-makanan
yang diberi label rendah lemak atau bebas lemak. Biasanya terkandung dalam makanan potato
chips atau snack keripik kentang. Lemak buatan ini ternyata tidak dapat diserap sama sekali oleh
organ pencernaan Anda. Itulah yang menyebabkan Anda terkena diare setelah memakannya.
5. Gula buatan
Terdapat beberapa macam gula buatan yang bisa membuat Anda diare, di antaranya bernama
sorbitol dan mannitol. Gula buatan ini bisa ditemukan pada beberapa macam makanan seperti
permen dan yogurt, tapi bisa juga ditemukan pada beberapa macam buah dan sayur. Pemanis
tersebut tidak dapat diserap dengan baik oleh usus besar sehingga menghasilkan gas. Selain itu,
bakteri di dalam usus besar yang memakannya membuat gas tersebut semakin banyak.

BAB III
ASAP ROKOK DALAM MENINGKATKAN ISPA
Di Indonesia Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) menempati urutan
pertama penyebab kematian pada kelompok bayi dan balita. Selain itu ISPA juga
sering berada pada daftar 10 penyakit terbanyak di rumah sakit. Asap rokok salah
satu munculnya ISPA.
Merokok bisa berbahaya dan berdampak buruk bagi kesehatan. Namun
kebiasaan yang satu ini memang sangat sulit untuk ditinggalkan apalagi
dihilangkan. Jika "keinginan" merokok tidak dapat lagi dibendungi. Pilihlah tempat
untuk merokok agar tidak banyak orang yang terpapar oleh polusi asap rokok dan

bukan tempat-tempat umum seperti, bis, halte, rumah sakit, ruang tunggu praktek
dokter, bahkan hindarilah untuk merokok di dalam rumah/kamar.
Hal ini untuk menjauhkan asap rokok tersebut dari orang-orang yang tidak
bersalah yang dapat menjadikan mereka sebagai perokok pasip. Karena mereka
yang terkena asap rokok lebih berbahaya dibandingkan mereka yang memang
merokok.
Prilaku merokok dikalangan masyarakat cukup banyak terjadi pada kelompok
jenis kelamin laki-laki. Awalnya kebiasaan merokok dikalangan usia remaja
terutama siswa kelas 3 SMU. Pada tahun 1992 menunjukkan adanya penurunan
sebesar (27,8 persen) ternyata melonjak kembali mencapai angka 34,6 persen pada
tahun 2000. Sekitar 34,6 persen siswa kelas 3 SMU pernah merokok dalam 30 hari
(hampir 1 dari 4 orang) siswa kelas 3 SMU melaporkan aktifitas merokok harian,
walaupun mereka merupakan perokok ringan (kurang dari separuh bungkus sehari).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa banyak perokok ringan akan menjadi
perokok berat saat mereka semakin dewasa. Dampak kesehatan penggunaan
tembakau sudah umum diketahui semua orang bahkan oleh perokok sendiri.
Umumnya perokok lebih banyak pada pria dewasa, namun memasuki era
modern dewasa ini trend gaya hidup juga mengalami perubahan dan mengikuti
gaya hidup orang barat. Kesamaan antara wanita dan pria menjadikan bahwa tidak
ada perbedaan antara pria dan wanita yang berpengaruh pada kebiasaan wanita
yang mengikuti pria seperti,kebiasaan wanita merokok. Meskipun banyak dari
wanita perokok yang menyadari bahwa merokok berbahaya bagi kesehatan ibu
termasuk juga bagi anak-anaknya.
Ibu merokok selama kehamilan meningkatkan resiko terjadinya kondisi
kesehatan pranatal dan pasca natal. Kesehatan pranatal yaitu keadaan dimana bayi
belum lahir sedangkan kondisi pasca natal merupakan keadaan dimana bayi sudah
dilahirkan seperti penyakit-penyakit yang terjadi setelah bayi lahir. Menurut sebuah
penelitian, merokok selama kehamilan berkaitan dengan 20%- 30% kasus bayi BBLR
(Berat Badan Lahir Rendah) dan ibu perokok 10% menyebabkan kasus kematian
bayi. Angka insiden bayi BBLR dari ibu yang merokok dua kali lebih besar dari ibu
yang tidak merokok dan ibu tidak merokok yang terpajan asam rokok di
lingkungannya juga beresiko lebih besar melahirkan bayi BBLR.
Akibat merokok tidak hanya pada perokok tersebut tetapi juga pada
masyarakat disekitarnya. Bagi mereka yang bukan perokok yang terpajan pada
asap tembakau lingkungan (environmental tobacco smoke atau ETS) dikenal
dengan asap rokok tak langsung (second hand smoke) proses menghirup ETS
disebut perokok pasip.
Temuan penelitian memperlihatkan bahwa seseorang tidak perlu harus
mengkonsumsi produk tembakau untuk terkena pengaruh buruk dari rokok, tetapi
dilaporkan bahwa efek asap tembakau lingkungan (environmental tobacco smoke,
ETS) atau asap sekunder memperlihatkan bahwa orang dewasa dan anak-anak
yang menghirup asap tembakau orang lain (perokok pasip) juga mengalami
peningkatan resiko terkena penyakit jantung.

Bahkan paparan asap rokok pada Ibu hamil, bayi, balita dan anak-anak dapat
meningkatkan resiko bayi mengalami kondisi kesehatan yang buruk seperti
terjadinya penyakit (ISPA) infeksi saluran pernafasan akut.
Pajanan terhadap ETS biasanya berhubungan dengan 150.000 sampai
300.000 kasus infeksi saluran pernafasan akut pada bayi dan anak usia maksimal
18 bulan (misalnya : bronkhitis dan radang paru atau pneumonia).
Hasil penelitian terhadap EPA (Environmental Protection Agency)
memperlihatkan bahwa ETS (asap rokok sekunder) dapat memperburuk asma pada
anak-anak dan merupakan faktor resiko untuk kasus asma baru di masa kanakkanak. Ibu yang merokok selama masa kehamilan, setelah melahirkan atau asap
rokok yang berasal dari anggota keluarga (rumah tangga) setelah kelahiran anak
dapat meningkatkan resiko anak menderita ISPA. Asap rokok yang terhirup pada
bayi terbukti dapat meningkatkan resiko bayi mengalami konsekwensi yang buruk
selama masa pranatal (sebelum lahir) dan kondisi kesehatan yang buruk selama
masa pasca natal (setelah lahir). Secara khusus bahaya asap rokok ini berkaitan
dengan keterlambatan pertumbuhan dalam kandungan, berat badan lahir rendah,
kelahiran kurang bulan, infeksi saluran pernafasan akut dan gangguan prilaku serta
gangguan kognitif.
Infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) adalah proses infeksi akut berlangsung
selama 14 hari yang disebabkan oleh mikroorganisme dan menyerang salah satu
bagian, atau lebih dari saluran nafas, mulai dari hidung (saluran atas) hingga alveoli
(saluran bawah) termasuk jaringan adneksanya seperti : sinus, rongga telinga dan
pleura. Kriteria penderita ISPA adalah balita dengan gejala batuk dan atau
kesukaran bernafas atau batuk pilek biasa (common cold).
Infeksi Saluran Pernafasan Akut merupakan masalah kesehatan yang penting
karena menyebabkan kematian bayi dan balita yang cukup tinggi yaitu kira-kira 1
dari 4 kematian yang terjadi. Sekitar 40 persen - 60 persen dari kunjungan di
Puskesmas adalah penyakit ISPA. Dari seluruh kematian yang disebabkan ISPA pada
bayi mencakup 20- 30 persen kematian yang terbesar karena pneumonia.
Penyakit infeksi saluran pernafasan akut mempunyai gejala klinis : nafas
tidak teratur dan cepat, tertariknya kulit dalam dinding dada, nafas cuping hidung
dimana hidungnya mengalami gerakan mengikuti pernafasan, sesak kebiruan, suara
nafas lemah atau hilang, suara nafas seperti ada cairannya sehingga terdengar
keras. Bayi/anak tidak mau menetek/minum, gelisah, mudah terangsang, sakit
kepala, bingung, kejang dan coma, mudah letih dan berkeringat banyak.
Balita merupakan kelompok usia yang paling rentan terhadap infeksi saluran
pernafasan. Hal ini dibuktikan dengan tingginya morbiditas dan mortalitas akibat
ISPA di negara-negara berkembang maupun di negara maju. Balita dan anak-anak
penderita ISPA yang di bawa ke rumah sakit umumnya dalam kondisi penyakitnya
cukup gawat. Penyakit-penyakit saluran pernafasan yang dialami pada masa bayi
dan anak-anak dapat menyebabkan kecacatan hingga pada masa dewasa.
Organisasi kesehatan dunia World Health Organization (WHO) memperkirakan
insiden Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) di negara berkembang dengan angka
kematian balita di atas 40 per 1000 kelahiran hidup adalah 15- 20 persen pertahun
pada golongan usia balita. Menurut WHO lebih kurang 13 juta anak balita di dunia
meninggal setiap tahun dan sebahagian besar kematian tersebut terdapat di negara

berkembang, di mana pneumonia merupakan salah satu penyebab utama kematian


dengan membunuh lebih kurang 4 juta anak balita setiap tahun.
Di Indonesia Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) menempati urutan
pertama penyebab kematian pada kelompok bayi dan balita. Selain itu ISPA juga
sering berada pada daftar 10 penyakit terbanyak di rumah sakit. Survei mortalitas
yang dilakukan oleh Subdit ISPA tahun 2005 menempatkan ISPA/Pneumonia sebagai
penyebab kematian bayi terbesar di Indonesia dengan persentase 22,30 persen dari
seluruh kematian balita.
Infeksi saluran pernafasan akut dapat ditularkan melalui air ludah, darah,
bersin, udara pernafasan yang mengandung kuman yang terhirup oleh orang sehat
ke saluran pernafasannya. Infeksi saluran pernafasan bagian atas terutama yang
disebabkan oleh virus, sering terjadi pada semua golongan masyarakat pada bulanbulan musim dingin. Berdasarkan cara penularannya tersebut penyakit ISPA sangat
mudah berkembang di masyarakat, apabila salah satu anggota keluarga menderita
penyakit ISPA maka keluarga lain beresiko tertular penyakit ini.

Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007 tercatat sebesar 69% rumah tangga
memiliki minimal satu orang yang merokok, 85% di antaranya merokok di dalam rumah bersama
dengan anggota keluarga lainnya.
Hasil penelitian lainnya menunjukkan bahwa 94% ayah merokok di dalam rumah dan
79% merokok di dekat anaknya. Jadi anak merupakan korban asap rokok dari anggota rumah
yang tinggal bersamanya. Kebiasaan Merokok Pada Ayah Meningkatkan Resiko Infeksi Saluran
Nafas Akut Pada Anaknya Peningkatan kesejahteraan bangsa Indonesia tanpa adanya peraturan
pengendalian tembakau yang tepat, adalah suatu kemustahilan. Mengandalkan cukai rokok dan
tembakau untuk pembangunan bangsa adalah ibarat membuat istana pasir di pantai. Hal ini
dikarenakan kebanyakan perokok adalah mereka yang miskin. Mereka akan mengorbankan
kesejahteraan keluarganya karena kecanduan yang dideritanya. Ayah dari keluarga miskin yang
merokok akan mengurangi belanja makanan bergizi bagi anaknya dan sekaligus memaparkan
asap rokok, sehingga memudahkan mereka terkena penyakit infeksi saluran nafas. Semua ini
pada akhirnya akan bermuara pada status gizi balitanya. Tanpa gizi yang baik, dan sering sakitsakitan, balita akan sulit tumbuh dengan cerdas, sehingga mereka akan sulit lepas dari rantai
kemiskinan. Semoga tulisan ini dapat menjadi renungan bagi kita semua untuk kemudian berbuat
sesuatu demi menyelamatkan generasi yang akan datang dengan memberikan ruang hidup tanpa
asap rokok.

You might also like