Professional Documents
Culture Documents
PENDIDIKAN ABAD 21
Saat ini, pendidikan berada di masa pengetahuan (knowledge age) dengan
percepatan peningkatan pengetahuan yang luar biasa. Percepatan peningkatan
pengetahuan ini didukung oleh penerapan media dan teknologi digital yang disebut
dengan information super highway (Gates, 1996). Sejak internet diperkenalkan di dunia
komersial pada awal tahun 1970 an, informasi menjadi semakin cepat terdistribusi ke
seluruh penjuru dunia.
Di abad ke 21 ini, pendidikan menjadi semakin penting untuk menjamin peserta
didik memiliki keterampilan belajar dan berinovasi, keterampilan menggunakan
teknologi dan media informasi, serta dapat bekerja, dan bertahan dengan
menggunakan keterampilan untuk hidup (life skills).
Tiga konsep pendidikan abad 21 telah diadaptasi oleh Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan Republik Indonesia untuk mengembangkan kurikulum baru untuk
Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA)
dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Ketiga konsep tersebut adalah 21st Century
Skills (Trilling dan Fadel, 2009), scientific approach (Dyer, et al., 2009) dan authentic
assesment (Wiggins dan McTighe, 2011); Ormiston, 2011; Aitken dan Pungur, 1996;
Costa dan Kallick, 1992).
Selanjutnya, tiga konsep tersebut diadaptasi untuk mengembangkan pendidikan
menuju Indonesia Kreatif tahun 2045. Adaptasi dilakukan untuk mencapai kesesuaian
konsep dengan kapasitas peserta didik dan kompetensi pendidik dan tenaga
kependidikannya.
Pada skema yang dikembangkan oleh p21 diperjelas dengan tambahan core
subject 3R. dalam konteks pendidikan, 3R adalah singkatan dari reading, writing dan
(a)rithmatic, diambil lafal R yang kuat dari setiap kata. Dari subjek reading dan writing,
muncul gagasan pendidikan modern yaitu literasi yang digunakan sebagai
pembelajaran untuk memahami gagasan melalui media kata-kata. Dari subjek aritmatik
muncul pendidikan modern yang berkaitan dengan angka yang artinya bisa memahami
angka melalui matematika. Dalam pendidikan, tidak ada istilah tunggal yang relevan
dengan literasi (literacy) dan angka (numeracy) yang dapat mengekspresikan
kemampuan membuat sesuatu (wrighting). 3R yang diadaptasi dari abad 18 dan 19
tersebut, ekivalen dengan keterampilan fungsional literasi, numerasi dan ICT yang
ditemukan pada sistem pendidikan modern saat ini.
Selanjutnya, untuk memperjelas fungsi core subject 3R dalam konteks 21st century
skills, 3R di terjemahkan menjadi life and career skills, learning and innovatiion skills dan
information media and technology skills. Penjelasannya dideskripsikan berikut ini.
Life and Career Skills
Life and Career skills (keterampilan hidup dan berkarir) meliputi (a) fleksibilitas
dan adaptabilitas/Flexibility and Adaptability, (b) inisiatif dan mengatur diri
sendiri/Initiative and Self-Direction, (c) interaksi sosial dan budaya/Social and CrossCultural Interaction, (d) produktivitas dan akuntabilitas/Productivity and Accountability
dan (e) kepemimpinan dan tanggungjawab/Leadership and Responsibility.
Tabel 1: Keterampilan Hidup dan Berkarir
Keterampilan Abad
21
Keterampilan hidup
dan berkarir
Deskripsi
1. Fleksibilitas dan adaptabilitas: Siswa mampu mengadaptasi
perubahan dan fleksibel dalam belajar dan berkegiatan dalam
kelompok
2. Memiliki inisiatif dan dapat mengatur diri sendiri: Siswa mampu
mengelola tujuan dan waktu, bekerja secara independen dan
menjadi siswa yang dapat mengatur diri sendiri.
3. Interaksi sosial dan antar-budaya: Siswa mampu berinteraksi dan
bekerja secara efektif dengan kelompok yang beragam.
4. Produktivitas dan akuntabilitas: Siswa mampu menglola projek dan
menghasilkan produk.
5. Kepemimpinan dan tanggungjawab: Siswa mampu memimpin
teman-temannya dan bertanggungjawab kepada masyarakat luas.
Keterampilan Abad 21
Keterampilan Belajar
dan Berinovasi
Deskripsi
1. Berpikir kritis dan mengatasi masalah: siswa mampu mengunakan berbagai
alasan (reason) seperti induktif atau deduktif untuk berbagai situasi;
menggunaan cara berpikir sistem; membuat keputusan dan mengatasi
masalah.
2. Komunikasi dan kolaborasi: siswa mampu berkomunikasi dengan jelas dan
melakukan kolaborasi dengan anggota kelompok lainnya.
3. Kreativitas dan inovasi: siswa mampu berpikir kreatif, bekerja secara kreatif
dan menciptakan inovasi baru.
Keterampilan
Abad 21
Keterampilan
teknologi dan
media informasi
Deskripsi
1. Literasi informasi: siswa mampu mengakses informasi secara
efektif (sumber nformasi) dan efisien (waktunya);
mengevaluasi informasi yang akan digunakan secara kritis dan
kompeten; mengunakan dan mengelola informasi secara
akurat dan efektf untuk mengatasi masalah.
2. Literasi media: siswa mampu memilih dan mengembangkan
media yang digunakan untuk berkomunikasi.
3. Literasi ICT: siswa mampu menganalisis media informasi; dan
menciptakan media yang sesuai untuk melakukan komunikasi.
LANGKAH
PEMBELAJARAN
Mengamati
Menanya
Mengumpulkan
informasi/
eksperimen
KEGIATAN BELAJAR
Membaca, mendengar, menyimak,
melihat (tanpa atau dengan alat)
Mengajukan pertanyaan tentang
informasi yang tidak dipahami dari
apa yang diamati atau pertanyaan
untuk mendapatkan informasi
tambahan tentang apa yang diamati
(dimulai dari pertanyaan faktual
sampai ke pertanyaan yang bersifat
hipotetik)
melakukan eksperimen
membaca sumber lain selain buku teks
mengamati objek/ kejadian/aktivitas
wawancara dengan nara sumber
Mengasosiasikan/
mengolah informasi
KOMPETENSI YANG
DIKEMBANGKAN
Melatih kesungguhan,
ketelitian, mencari informasi
Mengembangkan kreativitas,
rasa ingin tahu, kemampuan
merumuskan pertanyaan
untuk membentuk pikiran
kritis yang perlu untuk hidup
cerdas dan belajar sepanjang
hayat
Mengembangkan sikap teliti,
jujur,sopan, menghargai
pendapat orang lain,
kemampuan berkomunikasi,
menerapkan kemampuan
mengumpulkan informasi
melalui berbagai cara yang
dipelajari, mengembangkan
kebiasaan belajar dan belajar
sepanjang hayat.
Mengembangkan sikap jujur,
teliti, disiplin, taat aturan,
kerja keras, kemampuan
menerapkan prosedur dan
kemampuan berpikir induktif
serta deduktif dalam
menyimpulkan .
yang digunakan untuk menghasilkan respon peserta didik atas perolehan sikap,
keteampilan, dan pengetahuan yang ada.
Ada beragam alat penilaian autentik yang ditujukan untuk meningkatkan dan
membuat belajar menjadi lebh relevan yaitu (1) bermain peran dan drama; (2) peta
konsep; (3) portofolio; (4) jurnal refeksi; (5) memanfaatkan sumber informasi; (6) kerja
kelompok yang setiap anggotanya menberikan kontribusi desain dan membangun
model (Aitken dan Pungur, 1996). Penilaian autentik menyediakan pengukuran untuk
pertumbuhan akademik siswa sepanjang waktu dan dapat menangkap kedalaman dan
pemahaman belajar siswa yang sebenarnya. Penilaian autentik tidak lagi menggunakan
alat-alat dan tugas-tugas tradisional, tetapi memberikan kesempatan kepada siswa
untuk mengekspresikan kemampuan dan pencapaiannya.
Untuk bisa melaksanakan pembelajaran autentik, guru harus memenuhi kriteria
tertentu seperti disajikan berikut ini.
1. Mengetahui cara menilai kekuatan dan kelemahan peserta didik serta desain
pembelajaran.
2. Mengetahui cara membimbing peserta didik untuk mengembangkan
pengetahuan mereka sebelumnya dengan cara mengajukan pertanyaan dan
menyediakan sumberdaya memadai bagi peserta didik untuk melakukan
akuisisi pengetahuan.
3. Menjadi pengasuh proses pembelajaran, melihat informasi baru, dan
mengasimilasikan pemahaman peserta didik.
4. Menjadi kreatif untuk mengembangkan proses belajar peserta didik dengan
mencari pengetahuan dari luar sekolah.
Istilah dalam Penilaian
1. Test adalah alat ukur yang digunakan dalam pendekatan penilaian.
2. Penilaian adalah proses mengumpulkan data dan informasi (evidence) tentang
segala sesuatu yang dikerjakan oleh siswa, dan menyiapkan balikan pada
pembelajaran siswa untuk mendorong pengembangan lebih lanjut.
3. Evaluasi adalah proses menginterpretasikan evidence dan memberikan pendapat
tentang kinerja siswa, untuk membuat keputusan, misalnya: menaikkan siswa ke
kelas yang lebih tinggi (grade) atau memposisikan siswa pada tingkat kinerja yang
lebih tinggi (performance).
Penilaian Diri
Penilaian diri (Self-assessment) adalah penilaian kepada siswa untuk menguji
kekuatan dan kelemahan mereka dan untuk menyepakati tujuan belajar mereka. Ketika
siswa memilih tujuan belajar, maka pencapaian bisa meningkat; jika tidak dilakukan
pemilihan, maka pencapaian tujuan akan menurun. We must constantly remind ourselves
that the ultimate purpose of evaluation is to have students become self-evaluating (Costa dan
Kallick, 1992).
Penilaian Unjuk Kerja
Penilaian unjuk kerja merupakan penilaian yang dilakukan dengan mengamati
kegiatan peserta didik dalam melakukan sesuatu. Penilaian ini cocok digunakan untuk
menilai mata pelajaran desain interior yang melakukan kegiatan tertentu mulai dari
mengamati sampai dengan memodifikasi maupun membuat karya desain interior.
Pengamatan unjuk kerja perlu dilakukan dalam berbagai konteks untuk menetapkan
tingkat pencapaian kemampuan tertentu. Untuk menilai kemampuan mendesain
interior, bisa dilakukan pengamatan yang beragam, misalnya: teknik mengumpulkan
materi dalam rangka menentukan ide/gagasan, cara mengungkapkan ide/gagasan
melalui gambar sketsa, sikap dan cara kerja dalam melaksanakan dan menyelesaikan
pekerjaan. Dengan demikian, gambaran kemampuan peserta didik akan menjadi utuh.
Tabel 5: Tabel Penilaian Unjuk Kerja
No.
Nama
1
2
1.
A
2.
B
3.
C
Dst.
Dst.
Rentang nilai
Prosedur
kerja
Hasil
akhir
3
25
30
4
15
20
5
25
20
0 30
0 20
0 - 30
Jumlah
Perolehan
Nilai
Akhir
6
20
10
7
85
80
8
85
80
0 - 20
Jumlah: 100
Penilaian Portofolio
Penilaian portofolio merupakan penilaian berkelanjutan yang didasarkan pada
kumpulan informasi yang menunjukkan perkembangan kemampuan peserta didik
dalam satu periode tertentu. Informasi tersebut dapat berupa karya peserta didik dari
proses pembelajaran yang dianggap terbaik oleh peserta didik. Penilaian portofolio
pada dasarnya menilai karya siswa secara individu pada satu periode untuk suatu mata
pelajaran. Akhir suatu priode hasil karya tersebut dikumpulkan dan dinilai oleg guru
Artikel Kurikulum 2013 SMK | 10
dan peserta didik. Berdasarkan informasi perkembangan tersebut, guru dan peserta
didik sendiri dapat menilai perkembangan kemampuan peserta didik dan terus
melakukan perbaikan. Dengan demikian, portofolio dapat memperlihatkan
perkembangan kemajuan belajar peserta didik melalui karyanya.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dan dijadikan pedoman dalam penggunaan
penilaian portofolio di sekolah, adalah berikut ini.
1. Karya siswa adalah benar-benar karya peserta didik itu sendiri. Guru
melakukan penelitian atas hasil karya peserta didik yang dijadikan bahan
penilaian portofolio agar karya tersebut merupakan hasil karya yang dibuat
oleh peserta didik.
2. Saling percaya antara guru dan peserta didik. Dalam proses penilaian, guru
dan peserta didik harus memiliki rasa saling percaya, saling memerlukan dan
saling membantu sehingga proses pendidikan berlangsung dengan baik.
3. Kerahasiaan bersama antara guru dan peserta didik. Kerahasiaan hasil
pengumpulan informasi perkembangan peserta didik perlu dijaga dengan
baik dan tidak disampaikan kepada pihak yang tidak berkepentingan
sehingga memberi dampak negatif pada proses pendidikan
4. Milik bersama (joint ownership) antara peserta didik dan guru. Guru dan
peserta didik perlu mempunyai rasa memiliki berkas portofolio sehingga
peserta didik akan merasa memiliki karya yang dikumpulkan dan akhirnya
akan berupaya terus meningkatkan kemampuannya.
5. Kepuasan. Hasil kerja portofolio sebaiknya berisi keterangan dan atau bukti
yang memberikan dorongan peserta didik untuk lebih meningkatkan diri.
6. Kesesuaian. Hasil kerja yang dikumpulkan adalah hasil kerja yang sesuai
dengan kompetensi yang tercantum dalam kurikulum.
7. Penilaian proses dan hasil. Penilaian portofolio menerapkan prinsip proses
dan hasil. Proses belajar yang dinilai misalnya diperoleh dari catatan guru
tentang kinerja dan karya peserta didik.
8. Penilaian dan pembelajaran. Penilaian portofolio tak terpisahkan dari proses
pembelajaran. Manfaat utama penilaian ini sebagai diagnostik yang sangat
berarti bagi guru untuk melihat kelebihan dan kekurangan peserta didik.
Teknik penilaian portofolio di dalam kelas memerlukan langkah-langkah sebagai
berikut:
1. Jelaskan kepada peserta didik bahwa penggunaan portofolio tidak hanya
merupakan kumpulan hasil kerja peserta didik yang digunakan oleh guru
untuk penilaian, tetapi digunakan juga oleh peserta didik. Dengan melihat
Artikel Kurikulum 2013 SMK | 11
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Penilaian Tertulis
Penilaian secara tertulis dilakukan dengan tes tertulis. Ciri khas Tes Tertulis
yaitu soal dan jawaban yang diberikan kepada peserta didik dalam bentuk tulisan.
Dalam menjawab soal, peserta didik tidak selalu merespon dalam bentuk menulis
jawaban tetapi dapat juga dalam bentuk yang lain seperti memberi tanda, mewarnai
atau menggambar. Ada dua bentuk soal tes tertulis, yaitu:
Tahun
2013
2013
2013
Tentang
Standar Kompetensi Lulusan Dikdasmen.
Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah.
Standar Penilaian Pendidikan.
70
71
2013
2013
81A
2013
1.
2.
3.
4.
Adapun elemen perubahan kurikulum 2013 untuk SMK disajikan berikut ini.
Tabel 10: Elemen Perubahan Kurikulum 2013
ELEMEN
Standar Kompetensi
Lulusan
Kedudukan mata
pelajaran ISI
Pendekatan ISI
Struktur Kurikulum
(Mata
pelajaran dan alokasi
waktu) ISI
Proses Pembelajaran
Ekstrakurikuler
DESKRIPSI
Adanya peningkatan dan keseimbangan soft skills dan hard skills
yang meliputi aspek kompetensi sikap, keterampilan, dan
pengetahuan
Kompetensi yang semula diturunkan dari matapelajaran berubah
menjadi matapelajaran dikembangkan dari kompetensi.
Vokasional
Penyesuaian jenis keahlian berdasarkan spektrum kebutuhan saat
ini
Pengurangan adaptif dan normatif, penambahan produktif
Produktif disesuaikan dengan trend perkembangan di Industri
Standar Proses yang semula terfokus pada Eksplorasi, Elaborasi, dan
Konfirmasi dilengkapi dengan Mengamati, Menanya, Mengolah,
Menyajikan, Menyimpulkan, dan Mencipta.
Belajar tidak hanya terjadi di ruang kelas, tetapi juga di lingkungan
sekolah dan masyarakat
Guru bukan satu-satunya sumber belajar
Sikap tidak diajarkan secara verbal, tetapi melalui contoh dan
teladan
Kompetensi keterampilan yang sesuai dengan standar industri
Penilaian berbasis kompetensi
Pergeseran dari penilain melalui tes (mengukur kompetensi
pengetahuan berdasarkan hasil saja), menuju penilaian otentik
(mengukur semua kompetensi sikap, keterampilan, dan
pengetahuan berdasarkan proses dan hasil)
Memperkuat Penilaian Acuan Patokan (PAP) yaitu pencapaian hasil
belajar didasarkan pada posisi skor yang diperolehnya terhadap
skor ideal (maksimal)
Penilaian tidak hanya pada level kompetensi dasar (KD), tetapi juga
kompetensi inti (KI) dan standar kompetensi lulusan (SKL)
Mendorong pemanfaatan portofolio yang dibuat siswa sebagai
instrumen utama penilaian
Pramuka (wajib), OSIS, UKS, PMR, dan lain-lain sesuai dengan
kebutuhan siswa
STRUKTUR KURIKULUM
BIDANG KEAHLIAN
PROGRAM KEAHLIAN
PAKET KEAHLIAN
No.
KELAS
XI
1 2
3
2
4
4
2
2
3
2
4
4
2
2
3
2
4
4
2
2
3
2
4
4
2
2
3
2
4
4
2
2
3
2
4
4
2
2
2
2
3
0
0
2
2
0
4
13
3
0
0
0
48
2
2
3
0
0
2
2
0
4
13
3
0
0
0
48
2
2
3
0
0
2
2
0
0
0
2
2
3
0
0
2
2
0
0
0
2
2
3
0
0
0
0
0
0
0
2
2
3
0
0
0
0
0
0
0
0
14
6
48
0
14
6
48
0
16
8
48
0
16
8
48
MATA PELAJARAN
KELOMPOK A (WAJIB)
1. Pendidikan Agama
2. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
3. Bahasa Indonesia
4. Matematika
5. Sejarah Indonesia
6. Bahasa Inggris
KELOMPOK B (WAJIB)
7. Seni Budaya
8. Prakarya dan Kewirausahaan
9. Pendidikan Jasmani, Olah Raga dan Kesehatan
KELOMPOK C (PEMINATAN)
C1 Dasar Bidang Keahlian
10. Dasar-dasar Desain
11. Pengetahuan Bahan
C2 Dasar Program Keahlian
12. Wawasan Seni dan Desain
13. Sketsa dan Gambar
14. Simulasi Digital
C3 Paket Keahlian
15. Desain Interior Ruang Privat dan Publik
16. Desain Furniture
TOTAL
XII
1 2
:
:
:
:
Tujuan Pembelajaran
Materi Pembelajaran (rincian dari Materi Pokok)
Metode Pembelajaran (Rincian dari Kegiatan Pembelajaran)
Media, Alat, dan Sumber Belajar
1. Media
2. Alat/Bahan
3. Sumber Belajar
G. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran (Jika dalam 1 RPP terdiri dari beberapa
pertemuan)
1. PERTEMUAN PERTAMA
a. Pendahuluan/Kegiatan Awal (menit)
1. Salam dan berdoa
2. Presensi peserta didik
3. Apersepsi
4. Dst.
b. Kegiatan Inti (...menit)
1. Sesuaikan sintaks dengan strategi pembelajaran yang dipilih:
discovery learning/project based learning/ problem based learning
2. Insert pendekatan saintifik: mengamati, menanya, mengumpulkan
data, mendiskusikan dan mengkomunikasikan.
c. Penutup (menit)
1. Tugas-tugas yang harus dikerjakan dirumah
2. Informasi materi pelajaran lanjutan
3. Doa penutup
4. Dst.
2. PERTEMUAN KEDUA
a. Pendahuluan/Kegiatan Awal (menit)
1. Salam dan berdoa
2. Presensi peserta didik
3. Apersepsi
4. Dst.
b. Kegiatan Inti (...menit)
1. Sesuaikan sintaks dengan strategi pembelajaran yang dipilih:
discovery learning/project based learning/ problem based learning
2. Insert pendekatan saintifik: mengamati, menanya, mengumpulkan
data, mendiskusikan dan mengkomunikasikan.
c. Penutup (menit)
1. Tugas-tugas yang harus dikerjakan dirumah
2. Informasi materi pelajaran lanjutan
3. Doa penutup
4. Dst.
H. Penilaian
1. Jenis/teknik penilaian
2. (Unjuk Kerja/Kinerja melakukan Praktikum/Sikap/
Proyek/Portofolio/Produk/penilaian diri/tes tertulis)
I. Instrumen
1. Isi sesuai (Daftar chek/skala penilaian/Lembar penilaian kinerja/Lembar
penilaian sikap/Lembar Observasi/Pertanyaan langsung/Laporan Pribadi/
Kuisioner/ Memilih jawaban/ Mensuplai jawaban/Lembar penilaian
portofolio
2. Pedoman penskoran
PENUTUP
Demikian penjelasan ringkas tentang pendidikan abad 21 dan implementasinya
kedalam pelaksanaan pembelajaran di SMK. Disarankan untuk membaca referensi lain
yang berkaitan dengan pengembangan kurikulum 2013 untuk SMK yang
dipublikasikan secara luas oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
DAFTAR PUSTAKA
Aitken, Nola and Pungur, Lydia (1996) Authentic Assessment, diunduh dari
www.ntu.edu.vn, Oktober 2013.
American Library Association, www.ala.org., diunduh September 2013
Bruner, Jerome S. (1960) The process of education, New York: Vintage Books.
Costa, A. L., & Kallick, B. (1992). Reassessing assessment. In A. L. Costa, J. A. Bellanca,
& R. Fogarty, (Eds.), If minds matter: A forward to the future, Volume II (pp. 275280). Palatine, IL: IRI/Skylight Publishing.
Dyer, Jeffrey H.; Gregersen, Hal B., and Christensen, Clayton M. (2009) The innovators
DNA, Harvard Business Review, December 2009, pp. 1-10.
Gates, Bill; Myhrvold, Nathan and Rinearson, Peter (1996). The Road Ahead, Penguin
Books. ISBN 978-0-14-026040-3.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (2013) KERANGKA DASAR DAN
STRUKTUR
KURIKULUM
SEKOLAH
MENENGAH
KEJURUAN
/MADRASAH ALIYAH KEJURUAN, Jakarta.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (2013) Paparan Pengembangan Kurikulum
2013, Jakarta
Newton Public Schools, www3.newton.k12.ma.us/ , diunduh September 2013
Ormiston, Meg (2011). Creating a Digital-Rich Classroom: Teaching & Learning in a Web 2.0
World. Solution Tree Press. pp. 23. ISBN 978-1-935249-87-0
Trilling, Bernie and Fadel, Charles (2009) 21st Century Skills: Learning for Life in Our
Times, John Wiley & Sons, 978-0-47-055362-6.
Wiggins, G., and McTighe, J. (2011). The Understanding by Design guide to creating highquality units. Alexandria, VA: ASCD.
www.edutopia.org, diunduh September 2013