You are on page 1of 32

PERATURAN BADAN PEI.

IYELENGGARA JAMINAN SOSTAL KESEHATAN

NOMOR 2 TAHUN 2015


TENTANG
NORMA PENETAPAN BESARAN KAPITASI DAN PEMBAYARAN KAPITASI
BERBASIS PEMENUHAN KOMITMEN PEI.{YANAN PADA FASILITAS
KESEHATAN TINGKAT PERTAMA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DIREKfUR UTAMA
BADAN PE}ITELENGGARA JAMINAN SoSIAL KESEHATAN,

Menimbang:

a.

bahwa untuk meninglcatkan efisiensi dan


efektivitas penyelenggaraan jaminan kesehatan,
BFJS Kesehatan selain menpmbangkan sistem
pelayanan kesehatan juga mengembanglan
sistem kendali mutu pelayanan dan sistem
pembaysran petrayanan kesehatan metralui pol,a
pembayaran kapitasi kepada fasilitas kesehatan
tingkat pertama;

b.

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana


dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan
Peraturan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
Sesehatan_ tentang Norma Penetatrran Besaran

Kapitasi Dan Pemba5raran Kapitasi Berbasis


Pemenuhan Koqihen Pelayanan Pada Fasilitas
Kesehatan Tingkat Fertama;

Mengingat: l.

Undang-Undang Nomor 4O Tahun 2OO4 tentang


Sistem Jaminam Sosial Nasional (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tatrun 2OO4 Nomor
15O, Tambahan Lembaran Negara Republik
lndonesia Nomor aa56);

2.

Undarig-Undang N6inor 24 TehUn 2O11 tBntang


Badan Penyelenggara Jamiqan Sosial (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2O11 Nomor
716, Tambahan Iembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5256);

3-

Peratur'an Presiden Nomor 12 Tahun 2013


tentang Jaminan Kesehatan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2Ol3 Nomor 291
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan

Presiden Nomor 111 Tahun 2013 tentang


Perubahan Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun
2Ol3 tentang Jaminan Kesehatan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2OL3 Nomor
2s5);
4.

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor TL Tahun


2Ol3 tentang Pelayanan Kesehatan pada
Jaminal Kesehatan Nasional (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2O13 Nomor 14OO);

5.

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 59 Tahun


2014 tentang Standar Tarif Pelayanan Kesehatan
D.l"q Penyeienggaraan Program Jaminan
Kesehatan (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2O14 Nomor 12871;

6.

PeretuiAn Badan Penyelenggara Jatninan Sosial


Kesehatan Nomor 1 Tahun 2OL4 tentang
Pen5relenggaraan Jarninan Kesehatan (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2OL4 Nomor
1);

MEMUTUSKAN:

Menetapkan:

PERATURAN BADAN PE}IYELENGGARA JAMINAN SOSIAL


KESEHATAN TENTANG NORMA PENETAPAN BESARAN
KAPITASI DAN PEMBAYARAN XAPTTNSI BERBASIS
PEMENUHAN KOMITMEN PELAYANAN PADA FASILITAS
KESEHATAN TINGKAT PERTAIv{A.
a

BABi
KETENTUAN UMUM

Pasal

Dalam Peraturea Badan Penyelengaa Jamiaaf, sosial Kesehataa iai yahE


dimaksud dengan:
1. Jaminan Kesehatan adalah jaminan berupa perlindungan kesehatan
agar Peserta memperoleh manflaat pemeliharaan kesehatan dan
pedindungan clalerrr- memenuh.i kebutuhan dasar kesehaten yang
diberikan kepada setiap orang yang telah membayar iuran atau iurannya
dibayar oleh pemerintah,

2. Badan Penyelengara Jatnin6r, Sosial


3.

Kesehatan yang selanjutnya


disingkat BPJS Kesehatan adalah badan hukum yang dibentuk untuk
menyrlenggarakan program Jaminan Kesehatan.
Iuran Jaminan Kesehatan adalah sejumlah uang yang dibayarkan secara
teratur oleh Peserta, Pemberi Kerja dan/atau pemerintah untuk program

Jamirran Kesehatan.

4.

5.
6_

Peserta adalah setiap orang, termasuk orang asing yang bekerja paling
singkat 6 (enam) bulan di Indonesia, yang telah membayar iuran.
Manfaat adalah faedah jaminan sosial yang menjadi hak peserta
dan/atau anggota keluarganya.
Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama yang selanjutnya disingkat FKTP
adalah fiasilitas kesehatan yang melakukan pelayanan kesehatan
perorangan yang bersifat non spesialistik untuk keperluan observasi,

promotif, preventif, diagnosis, perawatan, pengobatan, dan/atau

pelayanan kesehatan lainnya.

v.

Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut puskesmas


ddalnh fesilites pelay{lnan kesehatEn }ang mcnyelenggerakan upaya
kesehatan mas5rarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat
pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif,
untuk mencapai derqiat kesehatan'nasyarakat yang setinggi-tingginJia
di wilayah kerjanya.

Klinik Pratama adalatr fasilitas kesehatan yang menyelenggamkan


pelayanan medik rlasar umum dela"n ralrg$a upqya keeehatan
perseorangan tingf,at pertama.

Dokter Fralctik Perorangan selanjutnya disebut praktik dokter adalah


dokter umum praktik dokter pribadi/perorangan yang
menyelengaralcan pelayanan medik dasar umnm dalam rangla upaya
kesehatan perseorangan tingkat pertama.
10. Tarif Kapitasi qdalat besaran pembayaran per-bulan yang dibayar
dimuka oleh BPJS Kesehatan kepada Fasilitas Kesehatan Tingkat
Fertama berdasarkan jumlah Peserta yang terdaftar tanpa
memperhitungfuan jenis don jumlah pelayanan kesehatan yang
itbei.ikan.
11. Komitmen pelayanan adalatr komilmen Fasilitas Kesehatan Tingftat
Peatama untuk aeniag!tkaa autu pelayimaa melalui pene*pataa
in'dikator pElayanan kesehatan perseorangan yang dispakati.
Ifupitasi berbasis pemenuhan komitmen lrelayanan adalah penyesuaian
besaran tarif kapitasi berdasarkar hasil pnilaian lrencapaian indikator
playanan kesehataa perseoxangaa yaag disetrrakati brupa komitmen
pel,ayanan Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama dalam rangfta
peningkat& Inutlt pelayanan,
13. Angka kontak adalah indikator untuk mengetahui aksesabilitas dan
pemanfaatan
primer di FIfl? oleh peserta dan kepedulian
upaya
FIffP
terhadap
kesehatan Peserta pada setiap 1OOO (seribu)
:rta
Peserta terdaftar di FIffP yang bekerjasama dengan BPJS Kesehatan.
14. Rasio rujukan rawat jalan kasus non spesialistik adalah indikator untuk
mengetahui optimalnya koordinasi dan kedasama antara FKTP dengan
Fasilitas Kesehatan Tingkat -Larrjutan sehinga sistem rujukan
terselenggara sesuai indikasi medis dan kompetensinya.
15. Program Pengelolaan Penyakit Kroais yang selanjutnya disebut prolanis
adalah suatu sistem yang memadukan antara penatalai<sanaan
pel,ayanan kesehatan dan komunikasi bagi sekelompok pese*a dengan
kondisi penyakit tertentu melalui upaya penanganan penyakit secara

9.

manCtiti.
16.

Rasio PEserta Prolarris Rutin Ebrkunjung ke FKTP adalatr indikator


untuk mengetahui pemanfaatan FKTP oleh Peserta prolanis dan

kesinambungan FKTP dalam melaksanakan pemeliharaan kesehatan

17.

Peserta Prolanis.

Nortna Penetapan Besaran Kapitasi adalah kriteria mengenai tingkat


kelengkapan sumber daya dan pelayanan FKTp yang digunakan untuk
penetapan besaran kapitasi bagi FKTP.
18. Pelayanan 24 (dua puluh empat)jam adalah memberi pelayanan di luar
ja* kerja dengan menyediakan paling sedikit satu orang perawat/bidan
di FKTP dan satu orang dokter yang dapat hadir jika dihubungi, 24 (dua
puluh empat)jern sehari, 7 (tujuh) hari seminggu.
Pasal 2

(1)

Manfaat janinan kesehatan yang diselenggarakan oleh BPJS Kesehatan


diberikan oleh fiasilitas kesehatan 5zang menjarin keijasama dengan
BPJS Kesehatan.

{2)

Fasilitas kesehatan sebagairnzma rlimaksud pada ayat (1) merupakan


fasilitas kesehatan miljk Pemerintah, pemerintah daerah dan/atau
swasta.

(3)

Bentuk fasilitas kesehatan sebagaimana rtimaksud pada ayat (2) dapat


berupa FKTP, yang terdiri atas:
a. puskesmc.s atau yang setara;
b. pralrtik dokter;
c. praktik dotter gigi;
d.tlinik pratama ataqyeng setara; dan
e. Rumah Sakit Kelas D Pratama atau yang setaxa.

(4)

FKTP sebagaimana dimaftsrr6 pada ayat (3) milik:

a. Pemerintah dan pemerintahrdaerah yang memenuhi persyaratan


wajib bekedasama dengan BPJS Kesehatarx; atau
U. :yqlg, yang memenuhi persyaratan dapat bekerjasama dengan
BPJS Kesehatan.

(5) Kerjasama

rlirnaksud pada ayat (+) dilakukan melalui


perjanjian kerjasama antara bp.lS Kesehatan dengan Kepala Dinas
Kesehatan KabupatenlKota danlatau pimpinan Flffp.

Fasal 3

Dalam rangl<a peningfuatan mutu pelayanan FKTP

diberlakukan
pengembangan sistem pengendalian mutu dan sistem pembayaran melalui:
a. norma penetapan besaran tarif kapitasi; dan
b. pembayaran kapitasi berbasis pemenuhan komitmen pelayanan.

BAB II
NORMA PENETAPAN BESARAN TARIF KAPITASI
Bagran Kesatu

Umum
Pasal 4

(1)

BPJS Kesehatan melakukan pembayaran kepada FKTP secara praupaya


berdasarkan kapitasi atas jumlah Peserta yang terdaftar di FKTP.

{21

Besaran tarif kapitasi ss}agaimano rlimaksud pada ayat (1) yang


dibayarkan kepada FKTP pada suatu w'Itayah ditentukan berdasarkan
kesepakatan BPJS Kesehatan dengan Asosiasi Fasilitas Kesehatan di
wilayah setempat dengan mengacu pada standar tarif kapitasi yang
telah ditetapkan oleh Menteri Kesehatan.

(3)

Standar tarif Upitasi ssfagairnana .tirnaksud pa.da ayat (21ditetapkan


sebagai berikut:

a. puskesmas atau fasilitas kesehatan yang setara sebesar Rp.3.OOO,OO


(tiga ribu rupiah)
"ampd dengan Rp.6.ObO,OO (enam ribu rupiah);

b. rumah sakit Kelas D Pratama, klinik pratama, praktik dokter, atau


fasilitas kesehatan yang setara sebesar Rp.8.OOO,OO (delaparr aifoq
rupiah) sampai dengan Rp.1O.O0O,OO (sepuluh ribu rupiah); am
c. praktik perorangiul doker gigi sebesar Rp.2.OOO,OO (dua ribu
rupiah).

(4)

Penetapan besaran tarif kapitasi sebagaimana dt-aksud pada ayat (1)


bagi masing-masing FKTP rlilakukan oleh BPJS Kesehatan dan flinas
Kesehatan Kabupaten /Kota berdasarkan seleksi dan kredensialing

d.rrgro mempertimbangka:e:

'

a. sumber daya manusia;


b. kelengkapan sarana dan prasarana;
c. linglup pela5ranan; dan
d- komitmen pelayanan.

(5)

Pertimbangan sumber daya manusia sebagaimana .rirrr"Lsud pada ayat

(4)meliputi:

a. ketersediaan doher berdasarkan rasio perbandingan jumlah dokter


dengan jumlah peserta terdaftar; dan

b. ketersediaan dokter grgt, perawat, bidan termasuk jejaring bidan


dan tenaga administrasi.

(6)

Pertimbangan ketengkapan sarana

dan prasarana

dimaksud pada ayat (4) meliputi:


a. kelengkapan sarana prasarana FKTP
memberikan pelayanan; dan
b. waktu pelayanan di FKTP.

sebagaimana

yang diperlukan

dalam

(7)

Pertimbangan lingkup pelayanan sebagaimana dimaksud pada ayat (4)


meliputi:
a. pelayanan rawat jalan tingkat pertama sesuai peraturan
perundang-undangan;
b. pelayanan obat; dan
9i pelayana4 labsraton_um tingkat ptEtama.
Bagian Kedua
Norrrra Penetapan Besaran Tarif Kapitasi
Bagi Puskesmas Atau Fasilitas Kesehatan yang Setara
Pasal 5

Setiap Puskesmas atau lasilitas kesehatan yang setara yang bekerjasama

dengan BPJS Kesehathn harus memenuhi persyaratan:

a. memiliki perawat;
$. 6siniliki bidaa daa/atau jejariag bielah;
c. imehiliki tBnaga administrasi;
d. memenuhi kriteria lrredensialing atau rekredensialing;
e. membrikan pelayanan raurat jalan tingkat pertama sesuai peraturan

pemndang-undangan;
memberikan pelayanan obat;
S, memberikan pelayana[ l-aboratoriun Ungkat pr_rtama;
h. membukauralrtu pelayanan minimal 8 (delapan)jem setiap hari kerja; dan
i. memberikan pelayanan darurat di luar jarn pelayanan.

f.

Pasal 6

Puskesmas atau fiasilitas kesehatan yang setara yang telah memenuhi


persyaiainii sebataimana dirnaksud d"l* pasal s memperoleh pembayaran
dengan besaran tarif kapitasi yang didasarkan pa.da jumlah dokter, rasio
jumlah doker dengan jumlah peserta, ada atau tidaknya doker dgi, dao
waktu
PasalT
Puskesmas atau fasilitas kesehatan yang setara memperoleh kapitasi sebesar
Rp.3-000,00 (tiga ribu rupiah) apabila tidak memiliki dokter 1idsfu msrniliki
doi<ter gg dan membuka waktu pelayanan kurang dari 24 (dua puluh empat)
jam setiap hari.
PaStl 8
Puskesmas atau fasfutas kesehatan yang setara memperoleh Lapitasi sebesar
Rp.3.25O,00 (tiga ribu dua ratus lima puluh rupiah) apabila :
a. ti<iak memiliki dokter, memiliki dokter grgt prliog sedikit 1 (satu) orang,
dan membuka waktu pelayanan kurang dali 24 (dua puluh empat) iam
setiap hari;

memiliki dokter 1 (satu) orang, memiliki atau tidak memiliki dolrter gigi
dan membuka waktu pelayanan kurang daf,i 24 (dua puluh empat) iam
setiap hari; atau
c- memiliki doker 2 (dua) orang dengan perbandingan 1 (satu) orang dokter
berbanding dengan pafing sedikit 5.001 (lirn6 ffo11 satu) peserta, memilitri
atau tidak nxsmiliki dokter gg, dan membuka waktu pelayanan kurang
dari24 (dua puluh empat)jam setiap hari.
Pasal 9

Puskesmas atau fasilitas kesehatan yang setara memperoleh kapitasi sebesar


Rp.3.500,00 (-tiga ri6u lirnir ratus rupiatr) apabila :
s- ms"niliki dokter 2 (dua) orarrg dengan perbandingan 1 (satu) orarg dokter
be=baatliag deagan paling banyak s.ooo (lima ribu) peserta, memitiki atau
tidak memiliki dokter gigi, dan membuka wakhr trrclayanan kuirtrng dar, 24
(dua puluh empa.t)jam setiap hari,;
b. memiliki dokter paling sedikit 3 {figa} oramg, 6s'niliLi atau tidak aemiliki
dotter gigi, dan membuka waktu pelayanan kurang dari 24 {dua puluh
empat) jam setiap hari;
q. lBemilih dokte; 1 (satu) orang dengan Ferbandingas 1 {satu) er,a!}g dotter
berbanding dengan paling sedikit 5.OO1 {lima ribu satu) peserta, memiliki
atau tidak mevniliki doker EgL dan membuka waktu pelayanan 24 (dua
puluh empaQ jam setiap hari atau
d. msmiliki dokter 2 (dua) onang dengan perbandingan 1 (satu) orang dokter
berbanding dengan paling sedikit 1S.OO1 ftima belas ribu satu) peserta,
memiliki atau tidak memiliki dokter gs, da'' membuka waktu pelayanan
24 (dua puluh empat) jam setiap hari.
.

Pasal 10
Puskesmas atau fusiiitas ikeseiratan yailg setara memperoieh kapitasi seiresar
Rp.4.000,00 (empat ribu rupiah) apabil,a :
a. memiliki dokter 1 (satn) orarig dengan perbandirgaa 1 (satu) orarig dokter
berbanding dengan paling banyak s.ooo ftima ribu] peserta, memiliki atau
fidaft lnsmiliki dokter gigi, darr membuh walrtu pelayanan 24 (dua Furu}l
emlnt)jom setiap hari;
b. memiliki doker 2 (dua) orang dengan perbandingan 1 (satu) orang dokter
berhnding dengan paling sedikit S.OO1 fli*a ribu satu) sampai dengan

paling banyak 15.0oo (lima belas ribu) peserta, memiliki atau tidak
Berniliki dokter Egr, dan membuka yaktu pelayalerr'24 ld.na puluh empat)
jatn setjap hari;
c. memiliki dokter paring sedikit 3 (tiga) orang dengan perbandingan 1 (satu)
orang dolcter berbanding dengan paling sedikit ls.ool (lima belas ribu
satu) Peserta, tidak memiliki dokter pgl, dan membuh. wakttr pelayanan
24 (duapuluh empatljam setiaphari; atau
d. memiliki dokter paling sedikit g (tiga) orang dengan perbandingan 1 (satu)
otaqg dokter berbanding dengan paling sedikit 2o.oot (dua puluh ribu
satu) Peserta, memiliki dokter sigi paling sedikit 1 (satu) orang, dan
membuka waktu pelayanan 24 (dua puluh empa.t)jam setiap hari.

Pasal 11
Puskesmas atau fasilitas kesehatan yang setara memperoleh kapitasi sebesar
ribu lima ratus rupiah) apabila;
a. memiliki dokter 2 (dua) orang dengan perbandingan 1 (satu) orErng dokter
berbanding dengan paling banyak 5.ooo (lima ribu) peserta, memiliki atau
tiderk memiliki dokter grgr, dan membuka walrhr pelayanan 24 (dua puluh
empat)jam setiap hari;
b. memiliki dolrter paling sedikit 3 (tiga) oftrng dengan porbandingan 1 (satu)
orang dokter berbanding dengan paling sedikit s.oo1 (lima ribu satu)

Rp.4.SOO,OO (empat

sampd dengan paling banyak 15.OOO (lims !616s ribu) peserta, tidak
ms"niliki dokter dd, da:a membuka walrtu pelayarran 24 (dua puluh empat)
jam setiap hari; atau
c; nlerDitiki dokter paling sedikit 3 {tiga} orang dengan perbandingan 1 (satu)
orang dokter berbanding dengan paling sedikit 1S-OO1 (liyna belas ribu
satu) sampai dengan paling banyak 2o.oo0 (dua puluh ribu) peserta,
memiliki doli:ter ffi paring sedikit 1 (satu) orang, dan membuka walrtu
pelayanan 24 (duapuluh empatljam setiap hari.
Pasal 12

Puskesmas atau fasilitas kesehatan yang setara memperoleh kapitasi sebesar


(lima ribu rr-piah) apabila:
a. memiliki dokter paling sedftit 3 (tiga) orang dengan perbandingan 1 (satu)
orang doRer berbanding dengan paling banyak 5.ooo fiima ribu] peserta,
tidak memiliki dokter g.g, dan membuka waktu pelaya:ran 24 (duapufuh
empat)jara setiap hari; atau
!. mg'niliki dokter pafing sedikit B (trga) orang dengan perbandinllen 1 (satu)
onang dolrter berbanding dengan paling sedikit 5.001 (lima ribu satu)
sampai dengan paling banyak 15-OOO {lirn61 foglas ribu} peserta, memiliki
doher gigi paling sedikit 1 (satu) orqpg, dan membukawaktu petayanan 24
(dua puluh empatlja- setiap hari.

Rp.S.OOO,OO

Pasal 13
Puskesmas atau fasilitas kesehatan yang setara memperoleh kapitasi sebesar
Rp.6.0o0,00 (enam ribu rupiah) apabila memiliki dokter paring sedikit 3 (tig)
orang dengan perbandingan 1 (satu) orang dokter berbanding dengan palins
banyak 5.ooo (lima ribu) Peseita, memiliki dokter sigi palias sedikit 1 (satu)
orurg, dan membuka waktu pelayanan 24 (duaputuh empatljam seti F hari.
Pasal 14

Tabel Norma Penetapan Besaran Tarif Kapitasi Puskesmas atau fasilitas


kesehatan yang setara sebagaimana dirnaksud dalam Pasal Z, pasal 8, pasal 9,
Pasal 1o, Pasal 11, Pasal 12 dan Pasat L3 tercantum dalam Lampiran I yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan BpJS Kesehatan ini.

Bagran Ketiga
Norma Penetapan Besaran Tarif Kapitasi Bagi FKTp selain puskesmas

Pasal 15
Setiap FKTP selain Puskesmas sebagaimana dimaksud dalam pasal 4 ayat (3)
memenuhi
persyaratan:
a. mgmiliLi perawat;
b. mernililri bidan dan/atau jejaring bidan;
c. memiliki tenaga administrasi;
d. memehuhi kdteda krbdensialing atau rekredensialing;
e. memberikan pelayanan rawat jalan tingkat pertama sesuai peraturan
perundang-undangan;
f. memberikan pelayanran obat;
& memberikan pelayanan laboratorium tingkat pratama;
h. membuka walrtu pelayanan minimal s (delapanljaru setiap hari kerja; dao
i rnem.berikan pelayanan darurat di luar jqm pelayanan.

huruf b yang bekerjasama dengan BPJS Kesehatan harus

Pasal 16

FKiP selain Puskesrnas yang telah memenuhi persyaratan sebagaimana


dimaksud dalam Pasal 15 memperoleh pembayaran dengan besaran tarif
kapitasi yang didasarkan kepada jumlah doilter, rasio jumlah dokter dengan
jumlatr peserta, ada atau tidalnya dokter gigi, dan waktu pelayanan.
rausal 17

Pralftik doher atau fasilitas kesehatan yang setara mempcroleh kapitasi


sebesr Rp.8.ooo,oo (delapan ribu rupiah) apabila merniliki 1 {satu) orang
dokter dan membuka waktu playanan kurang dafi 24 (dua puluh empatljarn.
Pasal 18

Klinik -pratama memperoleh kapitasi sebesar Rp.8.000,00 (delapan ribu


rupiah) apabila mgmiliki dokter paling sedikit 2 (dua) orang, tidak memiiiki
dokter dd, dao membuka waktu pelayanan kirrang det'.24 (dua puluh empat)

jdm setiap hari.

Fasal 19

Klinik Pratama memperoleh kapitasi sebesar Rp.8.100,00 (delapan ribu


aeietus rupiah) apabila psrniliki doher paling sedikit 2 (dua) orang dengan

perbandingan 1 (satu) orang dokter berbanding dengan paling sedikit s.oo1


(lfina ribu satu) Peserta, frernfiki dokter sigi paling sedikit 1 (satu) oraag, dan
membuka waktu pelayanan kurang daxi 24 (dua puluh empat) jam sEtiap hari-

l0

Pasal 2O

Klinik Pratarna memperoleh kapitasi sebesar Rp.8.25o,oo (delapan ribu dua


ratus lima puluh rupiah) apabila memiliki dokter paling sedikit 2 (dua) orang

dengan perbandingan 1 (satu) orang dokter berbanding dengan paling banyak


5.ooo (lima ribu) Peserta, memiliki dokter clg pating sedikit 1 (satu) orang, dan
hembuka waktu pelayanan kurang daxi24 (dua puluh empat)jam setiap hari.
Pasal 21

Klinik Pratama 'nemperoleh kapitasi sebesar Rp.8.5OO,O0 (delapan ribu lima


ratus rupiah) apabila memililri dokter paling sedikit 2 (dua) orang dengan
perbandingan 1 (satu) orang doker berbanding dengan paling sedikit 1o.oo1
(sepuluh ribu satu) Peserta, tidak memiliki dokter dgr, dan membuka walrtu
pel;ayanan 24 (dua puluh empatljo- setiap hari.
Pasal22

Klinik Pratama memperoleh kapitasi sebesar Rp.8.?SO,Ob laehpan ribu tujuh


ratus lima puluh rupiah) apabila 6gmiliki doher paling sedikit 2 (dua) orang
dengan perbandingan i (satu) orang dokter berbanding dengan pating sedikit
5.001 (iima ribn iratu) sampai dengan paling banyak 10.ooo (sepuluh ribu)
Peserta, tidak memiliki doher grgr, dan membuka waku pelayanan 24 (dua
puluh empat)jam setiap hari.
Pasal 23

Klinik Pratama memperoleh kapitasi sebesar Rp-9.ooo,oo (sembilan ribu


rupiah) apabila memiliki dokter paling
2 (dua) orang dengan
"",litli
perbandingan 1 (satu) orang doker berbanding
dengan paling banyak s-ooo
(lima ribu) Peserta, tidak memiliki dokter gg, dan membuka waku pelayanan

24 (dua puluh empat) ja:n Setiaii hari.

Pasal 24

Klinik Pratama memperoleh kapitasi sebesar Rp.9.25o,oo (sembilan ribu dua


12fus lima puluh rupiah) apabila 6srniiiki dokter paling sedikit 2 (dua) orang
dengan perbandingan 1 (satu) orang dokter berbanding dengan paling sedikit
t0.00t (sepuluh ribu satu) Peserta, psmiliki doker grgr paling sea*iif (satu)
orarrg, dan membuka waktu pel,ayanan 24 (dua puluh empat)jam setiap hari.
Pas{il 25

Klinik Fratama memparoleh kapitasi sebesar Rp.9.soo,oo (sembilan ribu lima


ratus rupiah) apabila memiliki dokter paling sedikit 2 (dua) orang dengan
perbandingan 1 (satu| orang dokter berbanding dengan paring sedikit s.ool
(lirnp ribu satu) sampai dengnn paling banyak 1O.00O (sepuluh ribu) peserta,
metniliki dokter gigi paling seilikit 1 (satu) orang, dan membuka waktu
pelayanan 24lduapuluh empat) ja'n setiap hari.

Pasal 26

Klinik [tatama memperoleh kapitasi sebesar Rp.9.75o,oo (sembilan ribu tujuh


ratus lima puluh rupiah) apabila memiliki dokter paling sedikit 2 (dua) orang
dengan perbaridingrlrr 1 (satu) ora.ng dokter berbanding dengan paling banyak
5.OOO (lima ribu) Peserta, memiliki dokter gigi paling sedikit 1 (satU) orang, dan
rnembuka waktu pelayanan 24 (d:ua pUlUh empatljam setiap hari.
Pasal 27

Rumah Sakit Kelas D h.tama memperoleh kapitasi sebesar Rp.1O,00Oi0e


(sepuluh ribu rupiah) apabila memiliki dokter paling sedilrit 3 (tig4 or.ang,
memililri doker gigi paling sedikit 1 (satu) orang dan membuka walrtu
pelayanan 24 (dua puluh empaQ ja'n setiap hari.
Pasal 28

Tabel Norma Penetapan Besaran Tarif Kapitasi FKTP selain Puskesmas


sebagaimana dimaksud dalam Pasal 77, Pasd, 18; Pas.al 1% Pasal 20, Pasr-T 21,
Pasal 22, Pasal 23, Pasal 24, Pasal 25, Pasal 26 dare Pasal 27 tercastum dalam
Iamgiran II yang Eerupakan baglan ddak terfrisahkalt dan Per-atllras EPJS
Kesehatan ini.
Bagian Keempat
Fenerapan Norma Penetapan Besaran Tarif Kapitasi
Pasal 29

Norma Penetapan Besaran Tarif Kapitasi dalam Per:aturan BPJS Kesehatan ini
merupakan pedoman rialam membuat kesepakatan dengan Asosiasi Fasilitas
Kesehatan Tingkat Pertama di tiap provinsi.

Pasal 3O

Teknis Kegiatan dan Penerapan Norma Penetapan Besaran tarif Xapitasi oleh
BPUS Xesehatan dilakukan melalui proses sebagaimana tercantum dalam
l,ampiran III yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan BPJS
Kesehatan ini.

t2

BAB III
PEMBAYARAN KAPITASI BERBASIS PEMENUHAN KOMITMEN PEI.AYANAN

Bagian Kesatu
Umum
Pasal 31

(1) Pembayaran Kapitasi yang telah disepakati sebagaimana dimaksud dala:n


Pasal 29 dilakukan berbasis pemenuhan komitmen pelayanan.
(2) Pemenuhan komitmen pelayanan sebagaimana rtimaftsud pada ayat (1)
dinilai berdasarkan pencapaian indikator dalam korriitrren pelayanan yrrng
dilakukan FI(TP yang meliputi:
a. Angka Kontak (AK);
b. Rasio Rujukan Rawat Jalan Kasus Non Spesialistik (RRNS[ dan
c. Rasio Feserta Prolanis rutin berkunjung ke FKTp (RppB).
Bagian kedua
Indikator Komitmen Pelayanan Dan Target Pemenuhannya
Pasal 32

(1)Indikatet Aagka Kontek (AK) sebag'irnaira rrimaksUd dalam pasal 31 ayat


(2) hUruf a dihitring dengan formulasi lrrhitungan sebagai berikut:
.A,K

= iumlah Peserta terda-ftaryane melakukan konlak x


jumlah Peserta terdaftar di FiCTP

1OOO

(2)Aogka kontak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupkaa juaatah


Peserta terdaftar yang melakukan.kontak dengan FKTP dibandingkan
dengan total jumlah peserta terdaftar di FIffP dikali 1OOO {seribu}.
(3)Target pemenuhan ansa kontak oleh FKTP sesuai dengan kesepakatan
antara BPJS Kesehatan dengan Asosiasi" Fasilitas Kesehatan Tingkat
Pertama, sebagai berikut :
a. target padaznna. aman paling sedikit sebesar l50:/"" (seratus lirna pslqfu
permi$ setiap bulan; dan
b. target pada znna prestasi paling sedikit sebesar 25D/oo (dua ratus lima
puiuL permii) sedap buian.
(4)Angka kontak 5sfagai''ana dimaksud pa.da ayat (l) merupakan indikator
untuk mengetahui aksesabfitas dan pemanfaatan pelayanan primer di
FI(TP oleh Peserta dan kepedulian serta upaya FKrP terhadap kesehatan
Peserta pada setiap 1OO0 (seribu) Peserta terdaftar di FKTP yang
bekerjasama dengan BPJS Kesehatan.

t3

Pasal 33

(l)Inrlikator Rasio Rujukan Rawat Jalan Kasus Non Spesialistik (RRNS)


sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31 ayat (2) huruf b dihitung dengan
formulasi perhitungan sebagai berikut:

rujukan kasus non spesialistik x


jumlah rujukan FKTP

RRNS = iumlah

1OO

rujukan rawat jalan kasus rron spesialistik gefoagairnana dirnaksud


pada ayat (l) merupakan jumlah Peserta yang dirujuk dengan diagnosa
yang term"s11[ dnlaro level kompetensi FKTP sesuai dengan Palduan
Prahik Klinis dibandingkan dengan jumrah seluruh Peserta yang dirujuk
oleh FKTP dikali 1OO (seratus).

(2) Rasio

(3)Target pemenuhan rasio rujukan rawat jalan kasus non spesialistik oleh
FKTP sesuai dengan kesepakatan antara BPJS Kesehatan dengan Asosiasi
Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama, sebagai berikut:
a, target pada znna annan sebesar kurang dali 5o/o (lima persen) setiap
bulan; dan
b. target pada zona prestasi sebesar kurang dari lo/o (satu persen) setiap
bulan.
(4)Rasio rujukan rawat jalan kasus non spesialistik sebagaimana rtimetksud
pada ayat (1) merupakan indikator untuk mengetahui optimateya
koordinasi dan kerjasama entara FKTP dengan Fasilitas Kesehatan Tingkat
I^aqiutan sehingga sistem rujukan terselenggara sesuai indikasi medis dan
kompetensinya.
rea.ar 34

(l)Inilikatot Rasio Peserta Prslaais R"lin Berkuajung ke FKTP sebagaimarla


dimaksud dalam Pasal 37 ayit (2) huruf c dihitung dengan fomulasi
perhitungan sebagai herikut

rutin berkuniuns x
jumlah Peserta Pmlanis terdaftar di FKTP

RPPB = iumlatr Peserta Prolanisvang

1OO

Prolanis Rutin Berkunjung ke FKTP sebagaimana dimaksud


pada ayat (1) merupakan jumlah Peserta Prolanis yang rutin berkur{ung ke
FKTP dibandingkan dengan jumlah Peserta Prolanis terdaftar di FKTP dikali
1OO (seratus).

(2) Rasio Peserta

(3)Target pemenuhan Rasio Peserta Prolanis Rutin Berkunjung ke FKTP oleh


FKTP sesuai dengan kesepakatan antara BPJS Kesehatan dengan Asosiasi
Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama, sebagai berikut :

a. target pada zona aman paling sedikit sebesar 5O% (lima puluh
setiap bulan; dan

persen)

14

b. target pada

zor,'a prestasi paring

sedikit sebesar 9o% (sembilan puluh

persen) setiap bulan.

(4)Rasio Peserta Prolanis yang berkunjung ke FKTP sebagairneura dimaksud


pada ayat (1) merupakan indikator untuk mengetahui pemanfaatan FKTp
oleh Peserta Prolanis dan kesinambungan FKTp dalam melaksanakan
trremeliharaan kesehatan Peserta Prolanis.
Pasal 35

Indikator komitmen pelayanal sebagaimana dimaksud dalar" pasal 32, pasal


33 dan Pasal34 dinilai setiap bulan.
Bagran Ketiga
Penerapan Pembayaran I(apitasi Berbasis Pemenuhan Komitmen Pelayanal
Fasal 36

(1) Hasil pencapaian

target indikator komitmen pelayanan FKTP menjadi


dasar pembayaran kapitasi berbasis pemenuhan komit en perayanan.

(2) FKTP yang memenuhi :


a- 3 (tiga) target indikator

komitnaen pelayanan pada znna prestasi,


menerima pembayaran kapitasi sebesar 11S% (seratus lima bel,as
FirSen) dari notua kapitasi yang ditetapkan;
b. 2 (dua) target indikator komitmen pelayanan pada znr.a prestasi dan
1 (satu) indikator lainnya pada zona alrratl, menerima pembayaran
kapitasi sebesar 77o% (seratus seputuh persen) dari norma kapitasi
yang ditetapkan;
c. 1 (satu) target indikator komitmen pelay.anan pada zorra prestasi da:r
2 (fu4 indikator lainnya pada zrnt ii.nrrr, menerima pembayaran
kapitasi sebesar 1O5% (seratuq lima p61.sgn) dari norrna kapitasi yang
ditetapkan;
d. 3 (tiga) target indikator komitmen pelayanan gs4da rnrra arnan,
menerima pembayaran kapitasi sebesar 1OO% (seratus persen) dari
norrna kaFitasi yang ditetapkan;
e- 2 (dua) target indikator komitmen pelayanan pada znna aman dan 1
(satu) indikator lainnya tidak memenuhi target pada zona. amarl,
menerima pembayaran kapitasi sebesar 9o% (sembilan puluh persen)
dari norma kapitasi yang ditetapkan;
t- I (satu) target indikator komituen pelayanan pad.a zona aman dan 2
(dua) indikator lainnya tidak memenuhi target pada zona aman,
menerima pembayaran kaFitasi sebesar 80p/o (delapan puluh persen)
di,ri noffie kapitasi yang ditetapkan;
g. 2 (dua) target indikator komitmen pelayanan pada zona prestasi, dan
1 (satu) indikator lainnya tidak memenuhi target pada zona aman
menerima pembayaran kapitasi sebesar 98o/o (sembitan puluh
del,apan persen) dari norma kapitasi yang ditetapkan;
h. 1 (satu) target indikator komitmen pelayanan pada zorra prestasi, 1
(satu) target indikator pada zona arnan dan 1 (satu) ind.ikator laihnya
tidak memenuhi target pada zona aman menerima pembayaran

l5

i-

kapitasi sebesar 9596 (sembilan puluh lima persen) dari norma


kapitasi yang ditetapkan; dan
1 (satu) target indikator komitmen pelayanan pada znna prestasi dan
2 (dua) indikator lainnya tidak memenuhi target pada zorra zrmza
menerima pembayaran kapitasi sebesar 9O% (sembilan puluh persen)
dari norma kapitasi yang ditetapkan.

FKTP yang

(3)

tidak memenuhi seluruh target indikator komitmen pelayanan


pada znna arnan, menerima pembayaran kapitasi sebesar 75% (tujuh
puluh lirna perseR) dari norma kapitasi yaag ditetapt<aa.

(4)

Dalam hal pemenuhan target indikator komi' en pelayanan sebagaimana


dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) menyebabkan besaran tarif kapitasi
lebih rendah dari standar tarif kapitasi minimal sebagaimana rtimspsp6
dalam Pasal 4 ayat (3) maka besaran kapitasi yang dibayarkan adalah
s.ebesar tarif kapitasi minimat.

(s)

Dalarn ha1 pemenuhan target indikator komitmeA pehjanan


sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (B) menyebabkan besaran

tarif kapitasi lebih tinggi dari standar tarif kaFitasi maksimal


sebagaimana rlirnaksud dalam Pasal 4 ayat {3) maka besaran kapitasi

yang dibayarkan adalah sebesar tarif kapitasi maksimal.


(6)

Dalarn hal FI(TP memenutri 3 indikator komitse:r pelayanan zona


prestasi yang berlangsung selama 6 butan berturut-turut dan berada
pqda kondisi sebagaimana dimaks.ud pada ayat (E), kompensasi kepada
FKTP diberikan dalam bentuk peningkatan kompetensi melalui
pelatihan/workshop/seminar untuk meninglatkan kompetensi dan/atau
performa FKTP.

(71

Konsekuensi pembayaran kapitasi berdasarkan pemenuhan target


indikator komitmen pelayanan sebagaimana dirnaksud pada ayat (2) dan
ayat (3) <iiiaksanakan muiai bulan keempat sejak FKTp menerapkan
sistem l(apitasi Berbasis Pemenuhan Komitmen Pel,ayanan.

(8)

Pembayaran kapitasi sgfoagairnana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dilakukaA-penyesuaian setiap 3 (tiga) bulan.

PaSal 37

Dalarn hal Puskesmas menunjukkan hasil


tidak memenuhi indikator
komitmen pelayanzrn pada zona amarn sebagaimana climaksud dalam Pasal 32,
Pasal 33 dan Pasal 34 setrama 3 (tiga) bulan berturut turut, maka BPJS
Kesehatan memberikan umpan balik kepada Puskesmas yang tembusannya
disampaikan kepada Kepata Dinas Kesehatan Kabupaten /Kota.

l6

Pasal 38
(1)

Dalam hat FKTP selain Puskesmas menunjukan hasil penilaian 3 (tiga)


indikator tidak memenuhi target pada zona erman sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 32, Pasal 33 dan Pasal 34 selama 3 (tiga) bulan berturut
turut, maka BPJS Kesehatan memberikan surat teguran pertama.

(21

Dalam hat FKTP selain Puskesmas, setelah mendapatkan surat teguran


pertama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pada bulan berikutnya
menunjukan hasil penilaian 3 (tiga) indikator tidak memenuhi target pada
zfitta etr.art sebagaimana riimaksud dalam Pasal 32, Pasal 33 dan Pasal
34, maka BPJS Kesehatan memberikan surat teguran kedua.

t3)

Dalan hal FI<TP selain Puskesrqas, setelah mendapatkan surat teguran


kedua sebagaimana dimaksud pada ayat {2) pada bulan berikutnya
menuajukan hasil penilaian 3 (tiga) indikator tidak memenuhi target pada
zona aman sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32, Pasal 33 dan Pasal 34
make BPJS Kesehatan memberikan surat teguran ketiga.

(4)

Dalam ha1 FKTP selain Puskesmas, mendapatkan surat teguran ketiga,


maka BPJS Kesehatan mempertimbafrgkan untuk tidak merqperpanjang
Perjanjian Kerjasama pada tahun berikutnya.
Pasal 39

(1i

Tekrris Pembayaran Kapitasi Berbasis Pemenuhan Komitmen Pelayanan


merupakan pedoman dalam membuat kesepa-katan dengan Asosiasi
Fasilitas Kesehatan Tingkat Perta:na di tiap provinsi.

\2\

Teknis uraian kegiatan pelaksanaan komitmen pclayanan serta proses


penerapan Pembayaran Kapitasi Berbasis Pemenuhan Komituen
Pelayanan oleh BPJS Kesehatan dilakukan sesuai dengan ketentuan
sebagaimana tercantun rTalatn Lampiran IV yang merupakan bagiara
tidak terpisahkan dari Peraturan BPJS Kesehatan ini.
BAB IV
KETENTUAN LAIN-LAIN
Pasal 4O

Selain indiiiator komitmen pelayanan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31


ayat (2) BPJS Kesehatan dan FKTP dapat mengembang[an indikator komitmen
pelayaflan laia yang dihrangkan dalem perjanjian kerjasama antaxa BPJS
KesehdtAn dan FKTP dengdn mendapat persehrjudn tertlllis terlebih dahuhi
dari Direksi BPJS Kesehatan-

1,7

BAB V
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 4 1

ini mulai berlaku, bagi FKTp yang telah


melaksanakan perjanjian kerjasama datam rangka pembayaran kapitasi
berbasis komitmen pelayanan masih tetap berlaku sampai dengan berakhirnya
pe{anjian kerjasama.
Pada saat Peraturan BPJS Kesehatan

BAB VI
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 42

(u

Penerapan Norma Penetapan Besaran Tarif Kapitasi keperte FKTP


dilaksanakan dengan tahapan:
a. seluruh Puskesmas secara Nasional mulai 1 Agustus 2o1s kecuali
Puskesmas di daerah terpencil dan sangat terpencil;
b. seluruh Rumah Sakit Kelas D Pratama, klinik pratama, praktik
dokter, atau fasilitas kesehatan yang setara secara Na.sional paling
lambat 1 Januari 2017 kgssali Rumah Sakit Kelas D pratama, klinik
pratama, praktik dokter, atau fasilitas kesehatan yang setara di
daerah terpencil dan sangat terpencil.

(21

Penerapan pembayaran kapitasi berbasis pemenuhan komitmen


pelayanan kepada FICTP dilaksanakan dengan tahapan:
a. Puskesmas di wilayah Ibukota Provinsi mulai diujicoba sejak 1
AguStuS 2O15;

b. seluruh Puskesmas secara N+sional mulai 1 Januari 2016 kecuali


Fuskesmas di daerah terpencil dan sangat terpencil;

c. seluruh 'Rumah Sakit Kelas D Pratame, klinik pratama, praktik

dokter, atau fasilitas kesehatan yang setara secara Nasional mulai 1


Janrrari 2017 kecuali Rumah Sakit KeLas D Pratama, klinik prataraa,
pralctik doleter, atau fasilitas kesehatan yang stara di daerah
terpencil dan sangat te4rencil.

(3)

(4)

Dalam hal terdapat Rumah Sakit Kelas D Pratama, klinik pratama,


praktik doher, atau fasilitas kesehatan yang setara sebagaimana
ditnaksud pada ayat (2) huruf c yang menyatakan sepakat, dapat
menerapkan pembayaran kapilasi berbasis pemenuhan komitrnen
pelayanan sebelum l Januari zAfi.
Dala'n hal kondisi geografi.s, keterse,liaan sumber daya dan jaringan data

pada suatu FKTP mengakibatkan Kapitasi Berbasis Pemenuhan

Komitmen Pelayanan tidak dapat diberlakukan, BPJS Kesehatan dapat


pelil(s{imaan Kapitast Berbasis pei.hcf,uhan Koraftfren
Pelayanan pada FKTP tersebut.

aenuada

l8

Pasal 43

Pemhrran BPJS Kesehatan ini muiai berlaku pada tanggal 1 Agustus 201s.

Agar setiap orang mengetahuin5ra, memerintahkan pengundangan peraturan


Badan Penyelenggara Jaminan sosial Kesehatan ini dengan penempatann5ra
datam Berita. Negara Republik irrdonesia.
Ditetapkan di Jakarta
Pada tanggal27 Juli 2O15
DiFEiiTTiRUTAiViA
BADAN PEiIYELENGGARA
JAMINAN SOSIAL KESEHATAN,

ttd
F'ACHMI IDRIS

Diundangkan diJakarta
pada tanggal 28 Juli 2015
MENTERI HUKUM DAN HAKASASI MANUSIA
NEPUELTX TNDONESIA,

ttd

I,AOLY

YASONNA H.

BERITA NEGARA REPUBUK INDONESI.ATAHUN 2015 NOMOR 1094

Salinan Sesuai Dengan Aslinya


Hukum, Regulasi dan Kepatuhan

.!-r+J

+.:i

st:

'f

'::.,;;,

sc/ab/OH.00

l9

I,AMPIRAN I
PERATURAN BADAN PEI{YELENGGARA
JAMINAN SOSIAL KESEHATAN NOMOR 2

TAHUN 2015 TENTANG

NORMA
PENE*TAPAN BESARAN KAPITASI DAN
PEMBAYARAN KAPITASI BERBASIS

PEMENUHAN KOMITMEN PELAYANAN


PADA FASILITAS KESEHATAN TINGKAT
PERTAMA

TABEL ITORUA PENEIAPAN BESARAIT TARIF KAPTTASI PUSKISMAS


ATAU FASILITAS KESEIIATAN YAITG SETARA OLEH BPJS I(ESEIIATAIY

2A

DIREKTUR UTAMA
BADAN PET-IYELENGGARA
JAMINAN SOSIAL KESET{ATAN,

ttd
FACHMI IDRTS

Salinan Sesuai Dengan Aslinya


EHATAN

p Hukum, Regulasi dan Kepatuhan

LAMPIRAN II

PERATURAN BADAN PEI\TELENGGARA


JAMINAN SOSI,AL KESEHATAN NOMOR 2
TATiUN 2015 TENTANG NORMA
PENETAPAN BESARAN KAPITASI DAN
PEMBAYARAN KAPITASI BEREASJ$

PEMENUHAN KOMITMEN PELAYANAN


PADA FASILTTAS KESEHATAN TINGKAT
PERTAMA

TABIL ITORMA PTilETAPAIT BESARAIT TARIF XAPI,TASI FKTP SII.AIIT


PT'SI(ESIJIAS OLEII EPJS BESDHAAAIT

RITIIAII SAKITKILAS D PRATAIIA


I9aktu Felava-an
Daya
rfo Snrnber
irnnurla

C.

< 24 iam

Dolster
Dcilrfer (aiqi

>3
>1

24 iam

Tarlf
I(atlta*l

lo.ooo

DIREK?UR UTAMA
BADAN PET.IYELENGGARA
JAMINAN SOSTAL KESEHATAN,

ttd
FACHMI IDRIS

Salinan Sesuai Dengan Aslinya

Hukum, Regulasi dan Kepatuhan

23

mupinaN ul
PERATURAN BADAN PEI{YELENGGARA
JAMINAN SOSIAL KESEHATAN NOMOR
2 TAHUN 2015 TENTANG NORMA
PENETAPAN BESARAN KAPITASI DAN
PEMBAYARAN KAPITASI BERBASIS
PEMENUHAN KOMITMEN PELAYANAN
PADA FASILITAS KESEHATAN TINGKAT
PERTAMA

TENNIS NTGIATAIY DAIT PROSES PEilERAPAIT ITORUA PEITEIAPAIT


BESAAtrff TITRIF BTPITASI OLDH BPJS IIESDHATAI$

Penerapan nomla penetapan besaran tarif kaFitasi oleh Bp.lS Xesehatan


dilakukan melalui pnoses sebagai berikut;
i. sosiaiisasi;
2. pembuatan kesepirkdthn dengdn Asosiirsi Fasilitas Kesehatan; dan
3. penandatanganan perjar{ian kerja sama dengan Dinas Kesehatarr
Kahlpaten lKot:- atau pimpinan FKTP.
A.SOSIALISASI
1.

sebelum menerapkan penetapan besaran tarif kapitasi, BPJS Kesehatan


melakukan sosialisasi kepada seluruh pemangku kepentingan, yaitu:
a. Kepa1a Dinas Kesehatan Provinsi dan Kabupaten /Kota;
b. Asosiasi Pasilitas Kesehatan; dan
c. Fasilitas Kese'hatan Tingtra.*t Pertama.

2. Sosialisasi dilaksarrakan dengan tujuan:


a. tercapainya persepsi yang sarra

kepentingan;

dengan seluruh pemangku

-terbent-uhya komi@eu bersama urtt_uk meningkat&ar_r Butu


pelayanan di FKTF;
c. terbentukrrya kesadaran FIffP untuk meningkatlan kapasitas FKTp;
dan
d. terlaksananya pembayutrr kapitasi berdasarkan nonna kepitasi.
b,

B.PIUBUATAIT

IIESEIIAfAI{

IGSEPAtrATAIT

I}TI|GAIS ASOSIASI

FASIIJTAS

1. Divisi Regional BPJS Kesehatan dengan Asosiasi Fasilitas Kesehatan


melalmkan kesepakatan roima penetapan besalan tarif kapig15i.

24

Asosiasi Fasilitas Kesehatan berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan


adalah:
a. Asosiasi Dinas Kesehatan Seluruh Indonesia (ADINKES) seb"_gai
penvakilan pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas) dan praktik
perorangan bidan;
b. Asosiasi Klinik Indonesia (ASKLIN) sebagai perwakilan klinik; dan
c. Perhimpunan kllinik dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer
Indonesia (PKFI) sebagai perwakilan klinik dan praktik perorzrngan
dokter/dolcter gr8l.
3.

batam hal tidak terdapat Asosiasi Fasilitas *esehatan pada suatu


wilayah, maka pembuatan kesepakatan dilakukan dengan Dinas
i(esehatan Provinsi.

4. *esepakatan antara Asosiasi Fasilitas kesehatan dengan


Regional dituang[an datam berita acara kesepakatan.

-Xantor

Divisi

C.iE*AITDITTAfGJTfrAIT PE&IAITJIAIT rER.,A sATA DTIrGAIT FKTP

Kantor eabang BFJS Kesehatan meiakukan Perjanjian Kerjasama (PKS)


atau addendum PKS mengacu pada hasil kesepakatan Asosia-si Fhbihltas
Kesehatan dan BPJS Kesehatan Divisi Regional dengan penetapan kapitasi
berdasirrkan hasil kredensialing atau rekredesialiag tefbLrli.

DIREKTUR UTAMA
BADAN PE}TYELENGGARA
JAMINAN SOSIAL KESEHATAN,

ttd
FAEHMI IDRIS

Salinan Sesuai Dengan Astnya


KESEHA?AN

Srup Hukum, Regulasi dan Kepatuhan

25

LAMPIRAN IV
pERATURAN BADAN

pptwbt BwGGARA

JAMINAN SOSIAL KESEHATAN NOMOR


2 TAHUN 2015 TENTANG NORMA
PENETAPAN BESARAN KAPITASI DAN
PEMBAYARAN KAPITASI BERBASIS
PEMENUHAN KOMITMEN PEI,AYANAN
PADA FASILITAS KESEHATAN TINGKAT
PERTAMA

rDKms xBGIATAIT

DAIY PRos}Es PENERAPAIT PEuBAYARAIT

TAPITAsI

BERBASIS PEMEITUIIAIT I(OUITTEIV PELITYAITAII

Penerapan pembayaran kapitasi berbasis pemenuhan komitmen pelayanan


oleh BPJS Kesehatan dilakukan melalui proses sebagai berikut:
1. sosielisesii
2. pembuatan kesepakatan dengan Asosiasi Fasilitas Kesehatan;
3. penandatanganan perjanjian kerja sama dengan Dinas Kesehatan
Kabupaten /Kota atau pimpinan FKTP;
4. pembentukan Tim Penilai Dan Tim MonitoringEvaluasi;
5. pelaksanaan perhitungan Komitmen pelayanan pada FKTp;
6, penentuan hasil pencapaian Komitmen pelayanan sebagai dasar
penentuan besaran kapitasi; dan
7. pembayaran kapitasi berbasis pemenuhan Komitmen pelayanan.

A. SOSIALISASI
1. Sebelum menerapkan pembayaran kapitasi berbasis pemenuhan
komitmen pelayanan, BPJS Kesehatan melakukan sosialisasi kepada
seluruh pemangfuu kepentingan, yaitu:
a. Kepala Diirds Kesehatan Provinsi dan KabupatenlKota;

b. Dinas Pendapatan Keuangan dan Aset Daerah;

e. Baclen Kepegawaian Daerah;


d. Organisasi Pef"rakilan Peserta;
e. Tim Kendali Mutu dan Kendali Biaya;
f. Asosiasi Fasilitas Kesehatan;
c. Asosiasi Pengusaha; dan
h. Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama.

2. Sosialisasi dilaksanakan dengan tujuan:


a. tercapainya persepsi yang sama dengan seluruh pemangku
kepentingan;

untuk meningkatkan noutu


pelayanan di FKTP;
c. terbentuknya kesadaran FKTP untuk memenuhi komitmen pelayanan;
dan
d. terlaksananya pembayaran kapitasi berbasis pemenuhan komituen
b. terbentuknya komitmen bersama

pela5ranan.

26

B.PEMBUATAN

KESEPAKA.TAN DENGAN

I<pSEIIAiAN
1.

ASOSIASI

FASILITAS

Divisi Regional BPJS Kesehatan dengan Asosiasi Fasilitas Kesehatan


melakukan kesepakatan meliputi:
a. penetapan standar indikator komitmen pelayanan di FKTp; dan
b. penentuan besaran pembayaran kapitasi berbasis pemenuhan
komitrrren pelayanan.

2. Asosiasi Fasilitas Kesehatan berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan

adalah:

a. Asosiasi Dinas Kesehatan Seluruh Indonesia (ADINKES) sebogai


Fefwakilan pusat kesehata:n masyarakat (Puskesmas) dan praktik
peiorangan bidan;

b. Asosiasi Klinik Indonesia

(ASKLIN) sebagai perwakilan

klinik; dan

c. Perhimpunan Klinik dan Fasilitas pelayanan Kesehatan primer


Indonesia (PKFI) sebagai perwakilan klinik dan praltik perorangan
dokter/dokter gigi.

tidak terdapat Asosiasi Fasilitas Kesehatan di suatu wilayah,


maka pembuatan kesepakatan rlilakukan dengan Dinas Kesehatan

3. Dararn hal

Provinsi.

standar indikator komitmen pelayanan di FKTP dalam


kesepakatan antara Asosiasi Fasilitas Kesehatan dengan Kantor Divisi
Regional dilakukan dengan mempertimbangkan tonaisi masing-masing
wilayah.

4. Penetapan

5. Kesepakatan antara Asosiasi Fasilitas Kesehatan dengan Kantor Divisi

Regional dituangkan dalam bedta adah ke'sepakatan sebagai dasar


pembayaran kapitasi berbasis pemenuhan komitmen pelayanan.

C.PEI{AITDATAITGAITAIS PTR.IAI{JIAIT,reRJA SATA DEaGAIT

FKiP

Kantor cabang BPJS Kesehatan meiakukan Perjanjian Kerjasama (pKS)


atau addCndum PKS berdasarkan hasil kesepakatan Asosiasi Fasittas
Kesehatan dan BPJS Kesehatan Divisi Regional.

D.PEUBEI{TI'XAIT TIU DAI.AU PETAI(SAITAAIT XAPITASI BERBASIS


PEUEilITfiAI{ EO}fiTl,tElt PIELAYTIIIAIE
1.

Tim dalam

pelaksanaan Kapitasi Berbasis pemenuhan Komitmen


Pelayanan terdiri dari:
a. Tim Penilai yang dibentuk berdasarkan Kepuhrsan Kepala cabang;
dan
b. Tim Monitoring dan Evaluasi yang dibentuk berdasarkan Keputusan
Kepala Divisi Regional.

27

2. Tim Penilai

a. Personalia Tim Penilai terdiri dari:


1) Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten /Kota;
2l Kepala Cabang BPJS Kesehatan;
3i Ketua Tim Kendali Mutu dan Kendali Biaya Cabang;

4l

5)
6)

Kepala Unit yang membawahi fungsi pelayanan primer Kantor


Cabang BPJS KesChatan;

Kepala Unit yang membawahi fungsi kepesertaan Kantor Cabang


BP.IS Kesehatan;

Kepala Unit yang membawahi fungsi keuangan Kantor Cabang


BPJS Kesehatan;

7l Kepala Seksi Pel,ayanan Dasar Dinas Kesehatan Kota;


8) Staf Dinas Kesehatari Kabupaten /Kota; dan
9) Staf Unityang membawahi fungsi pelayanan primer l(antor

Cabang.

b. Ttrgas Tim Penilai sebagai berikut:

1) memastikan validitas data pemenuhan komitmen pelayanan di


FKTP;

2l melakukan penilaian komitmen pelgya4an sesuai


3)

4l
5)

dengan

pemenuhan komitmen pelayanan di FKTP berdasarkan indikator


yang telah ditetapkan;
menentuikan penyesuaian besaran kapitasi FKtP berdasarkan
pencapaian kbinitmen pelayanan;
melakukan pemantauan perkembangan pelaksanaan pembayaran
l+apitasi berbasis pemenuhern kornitmen pelayanan dan
perungkatan neutrt kepada FeSerta; dan
melaporkan progres kegiatan secara periodik kepada Kepala Divisi
Regional.

3. Tim Monitoring dan Evaluasi

a. Personalia Tim Monitoring dan Evaluasi terdiri dari:


i) Repala binas Kesehatan Frovinsi;
2l Ketua Tim Kendali Mutu dan l(eirtl-ali Biaya Piovinsi;
3) Kepala Divisi Regional BPJS Kesehatan;

4l

5)

6l

Kepala Dqrarteaen yaflg membawahi fungsi pelayanan primer


Divisi Regional BPJS Kesehertm;
Kepala Departemen yang membawahi fungsi teknologi informasi
Divisi Regional BPJS Kesehatan; dan
Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Dirras Xesehatan Provinsi.

b. Tugas Tim Monitoriag Evaluasi sebagai bertklrt

2l
3)

melakukan monitoring dan evaluasi atas pelaksanaan pembayaran


kapitasi berbasis pemenuhan komitmen pelayanan dan hasil
penil;aian yang dilakukan Tim Penilai;
memberikan rekomendasi dan koreksi atas pelaksanaan
pembayaran kapitasi berbasis pemenuhan komitmen pelayanan di
l,apangan, foaik kepada FI(TP, BPJS Kesehatan maupun Dinas
Kesehatan setempat;
memberikan rekomendasi dan usulan perbaikan program; dan

28

4) melaporkan progres kegiatan

secara periodik, sebagai bahan

pelaporan ke Kantor Pusat.

E. PEITENTUAN IIASIL PENCAPAIAIT KOUITUEN PELAYAITAN SEBAGAI


DESan pprpxruals BESARAN KAPITASI

i. Target

di FKTP sesuai dengan


kesepakatan antara BPJS Kesehatan dengan Asosia.si Fasilitas Kesehatan
Tingkat Pertama terbagi atas:
a. mtra arnan, yaitu batasan optimal target indikator komitmen pelayanan
yang harus dipenuhi oleh FKTP agar mendapatkan besaran kapitasi
sesuai hasil penetapan besaran kapitasi berdasarkan norma kapitasi
yang ditetapkan berdasarkan sumber daya manusia, kelengkapan
sararra prasarana dan Iingkup pelayanan;
b.rnrra prestasi, yaitu batasan maksimal target indikator komitmen
pelayarau y-ang harus dip,enuhi sleh FKTP seh_rngga F-KTP bica
mendapatkan pembayaran kapitasi melebihi kapitasi yarrg telah
ditetapkan berdasarkan sumber daya manusia, kelengkapan sararla.
prasarzrna dan lingkup pelayanan.

C;ara

pemenuhan komitmen pelayanan

penilaian indikator:

a. Indikator Angka Kontak

(AK)

1)Indikator Angka Kontak (AK) dihitung dengan formulasi perhitungan


sebagai berikut :
AK =

iufilah

Pesertri terdaftaf varle frelakrkafi kontak x


jumlah Pes'erta terdaftar di FKTP

1OOO

2)Anska kontak merupaka:r jumfah Peserta terdaftar yang melakukan


kontak dengan FIffP dibandingkan denga:r total jumlah peserta
terdaftar di FKTP rlikali 1OO0 (seribu) dengan hasil perhitungan
der.as per Bil.

3)Target pemenuhan angka kontak oleh FKTP sesuai dengan


kesepakatan arxtara BPJS Kesehatan dengan Asosiasi Fasilitas

-berikut:
Kesehatan Tingkat Pertama, sebagai
a) target fndi zona amtn paling sedikit sebesar 15$/oo (seratus lirna
puluh permil) setiap bulan; dan
b) tirget peda ?rlrra prestasi paliag sedikit sebesar 25tr/oo (dua rirtus
lim6 pslsfu pemil setiap bulan.

4)Bentuk Kontak yang menjadi catatan penilaian adal,ah :


a) kunjungan sakit (konsultasi dan pemeriksaan kesehatan oleh
dokter);

b) kunjunsan Prtlanis;
c) kunjungan posyandu balita dan lansia (kontak dengan dolcter);
d) lnmeuisit
e) kunjungan kegiatan ibu hamil; dan
0 bentuk kontak lain yang dapat diukur dan telah disepakati antara
Asosiasi Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama dan BPJS
Kesehatan.

S)Pada saat dilakukan penilaian, tim penilai melakukan

uji sampling

terhadap kontak yang dilaporkan oleh FKTP berupa pelaporan


kegiatan kunjungan ke FKTP, antara lain :
a) daftar hadir;
b) hasil pemeriksaan yang dilakukan, misalnya tekanan darah,
GDP/GDPP, berat badan, dll; dan
c) dokumentasi kegiatan (foto atau video).

b. Rasio Rujukan

Rawat Jalan Kasus Non Spesialistik (RRNS)


1)Indikator Rasio Rujukan Rawat Jalan Kasus Non spesialistik
dihitung dengan formulasi perhitungan sebagai berikut :
RRNS = iumlah

ruiukal kasus non spesialistik x


jumlah rujukan FKTP

(RRNS)

1OO

2)Rasio rujukan rawat jalan kasus non spesialistik merupakan jumlah


Peserta yang dirujuk dengan rtiagnosa yang termasuk dalam level
kompetensi FKTP sesuai dengan panduan prakik Klinis
dibandingken dengan jumlah seluruh peserta yang dirujuk oleh
FKTP dikali 1OO (seratus) dengan hasil perhitungan dalam persen.

3)Rujukan kasus non spesialistik adalah angka rujukan kasus yang


termasuk dala'n tinglat fusmampuan 4A, yaitu penyakit yang harus
dikuasai penuh oleh parer lulusan dokter layanan primer untuk
alapat meadiagnosis dan melakukan artalaksaaaern seeafa maadiri
dan tuntas di FKTP, ata,u sesuai dengan kesepakatdn dengan
Asosiasi Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama dan Tim penitai 6i
rnasing=masing daerah dengan tetap mengacu pada peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
pemenuhan rasio rujukan rawat jalan kasus ncrn
oleh FI(TP sesuai defigan kesepakatan antara BpJS Kesehatan
deng-an Asosiasi Fasilitas Kesehatan Tingkat pertama, sebagai
berikut:
a) target pada znna amrn sebesar kufling dari S% (lima persen)

4) Target

se':aF bulan;

dal

b) target pada znna prestasi sebesar kurang

daori lo/o (satu persen)

setiap bulan.

S)Rasio rujukan rawat jalan kasus non spesiatistik merupakan


indikator untuk mengetahui optimalnya koordinasi dan kerjasama
antara FKTP dengan Fasilitas Kesehatan iingkat -t aniutan sehingga
sistem rujukan terselenggara sesuai indikasi med.is dan
kompetensinya.

30

c.

Rasio peserta Prolanis

rutin berkunjung ke FKTP {RPPB)

l)Indikator Rasio Peserta Prolanis Rutin Berkunjung ke


dihitung dengan formulasi perhitungan sebagai berikut
rutin berkuniune x
jumlah Peserta Prolanis terdaftar di FKTP

RPPB = iumlah Peserta Prolanis yane

FKTP

1OO

2)Rasio Peserta Prolanis Rutin Berkunjung ke FKTP merupakan


jumlah Peserta Frolanis yang rutin berkunjung ke FKTP
dibandingkan dengan jumlah Peserta Prolanis terdaftar di FKTP
dikali 1OO (sefatus) dengan haSil perhitungan dalam persen.
3)Target pemenuhan Rasio Peserta Prolanis Rutin Berkunjung ke
FKTP oleh FKTP sesuai dengan kesepakatan arltara BPJS Kesehatan

dengan Asosiasi Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama, seb"gai


berikut:
a) target pada zona arnan paling sedikit sebei*6r 5oo/o (lima puluh
persen) setiap bulan; dan
b) target pada zona p:esta.si paling sedikit sebesar 9O% {sembilan
puluh persen) setiap bulan.

4)Nilai rasio Peserta Prolanis yang rutin berkunjung ke FKTP


merupakan indikator untuk mengetahq! pemanfaatan FKTP oleh
Peserta Prolanis dan kesinambungan FKTP dal,am melaksanakan
pemeliharaan kesehatan Peserta Prolanis.

3. Target pemenuhan komitmen pelayanan di FIffP pada z.or:ra aman dan


zona presta"si sesuai dengan matriks sebagai berikut
I$o

I[ame Indifator

iarget
Iadikator
ZOI{A AtrAI{
I 15O per mil

Angka kontak

Rasio rujukan rawat jqlan

<

non soesialistik
Rasio peserta Prolanis
rytin bgrkunj.Bng k9

> SU/o

FKTP

5o/o

Target

zfifrl

indiiator
FRESTASI

> 25O per mil

< tvo
> 9U/o

3l

4-

Penerapan Pembayaran Kapitasi Berbasis Pemenuhan Komit'rren


Pela anarl
Uo

Ju-lah Inditator

Tidak tercapal
target Zona Amaa

Zona Amaa

o/o

Zonra

Pemba5raraa

Prcstasi

80o1o

t00P/o

105%

Il0e/o

0
0
o
o

0
o

9U/o

2
3
2

115%

9U/"

95%o

10

9*/o

5
6

75o/o

I..CARA PTIfiUUAI{ PEUTIITT'f,AIT KOUITMbT Prr,IYErrArV DI trKTP


PelaLsanaan penilaian Pemenuhan Komitmen Pelayanan

di FKTP dilakukan

mel,alui tahap sebagai berikut:

1-

2.
3.

4,
5.

7.

9.

10.

11.

FKTP memberikan pelayanan dan melakukan entri data pelayenan


melalui aplikasi yang ditetapkan oleh BPJS Kesehatrrn;
Kantor Cabang BPJS Kesehatan memonitor hasil entri FI(IP melalui
aplikasi yang ditetapkan oleh BPJS Kesehatan;
FKTP mengirimkan laporan lxlayanan kepada Kantor Ca.bang BPJS
Kesehataa paling lanbat tanggal 5 0irna) setiap bulannya (metalui aplikasi
maupun laporan manual) beserta buhi pelayanan yang telah diberikan;
{alrtBr Qabaag EPJS -Kesehatan .q[e-aggl!h data laB_oras 1rgt_uk _sre.lriadi
bahan penilaian komitmen pelayanan di FKTP oleh Tim Penilai;
Fenilaian komitmen pelayanan rlilakukan oleh Tim Penilai Komitmen
Pelayanan berdasarkan laporan yang telah dibuat dan dapat melakukan
uji sarnpling terhadap laporan dan bukti pelayanan yang disampaikan
oleh FI(IP;
Hasil penilaian pemenuhan komitmen pelayanan FKTP disepakati melalui
Berita Acara Hasil Fenilaian Femenuhan Komitmen Pelayanan;
Penilaian pemenuhan komitmen pelayanan oleh Tim Penilai dan
pembuatan Berita Acara hasil penilaien dilakukan sebelum Ai*utannya
pembayanaa kapitasi pada taaggat 15;
Fenilaian pencapaian indikator pemenuhan komitmen pehyahan di FI(TP
dilakukan setiap 1 (satu) bulan dan disampaikan ke FKTP sebagai umpan
balik;
Flasil penilaian lrcncapaian indikator komitmen pelayanan di FKTP bulan
ketiga dan kelipatannya akan meqiadi dasar pembayaran kapitasi mulai
b-ulq4 keempat dan kelipatannya;

Konsekuensi pem,bayaran kapitasi berdasarkan hasil penil,aian


pemenuhan komituen pelayanan dilaksanakan mulai bulan keempat
sejak FKTP
sistem Kapitasi Berbasis Pemenuhan Komihen
Pelayanan dan akan dilakukan penyesuaian kembali setiap 3 (tiga) bulan;
dan
Ketentuan batas waktu pembayaran kapitasi sesuai dengan Peraturan
Perundang-undangan.

32

G.PF;UBAYARAN XAPITASI BERBASIS PEMEITUHAI{ KOMITMEIT


PEL/TYANAN

Mekanisme pembayaran kapitasi berbasis pemenuhan komitmen pelayanan


kepada FKTP dilaksanakan sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan.

DIREI(TUR UTAMA
BADAN PENYELENGGARA

JAMINAN SOSTAL KESIiHAT{N,

ttd
FACHMI IDRIS

Salinan Sesuai Dengan Aslinya


KESEHATA$I

p Hukum, Regulasi dan Kepatuhan

You might also like