You are on page 1of 4

HILDA WARDHANI SN / 130342615346 / H-LINGKUNGAN / AMDAL

RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN


Dokumen RKL merupakan dokumen yang memuat upaya-upaya mencegah, mengendalikan
dan menanggulangi dampak penting lingkungan hidup yang bersifat negatif yang
meningkatkan dampak positif yang timbul sebagai akibat dari suatu rencana dan/atau
kegiatan. Rencana pengelolaan lingkungan hidup harus diuraikan secara jelas, sistematis,
serta mengandung ciri-ciri pokok sebagai berikut :
a. Rencana pengelolaan lingkungan hidup memuat pokok-pokok arahan, prinsip-prinsip,
kriteria pedoman atau persyaratan untuk mencegah, menanggulangi, mengendalikan
atau meningkatkan dampak penting baik negatif maupun positif yang bersifat strategis;
dan bila dipandang perlu, lengkapi pula dengan acuan literatur tentang rancang bangun
penanggulangan dampak dimaksud;
b. Rencana pengelolaan lingkungan hidup dimaksud perlu dirumuskan sedemikian rupa
sehingga dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk pembuatan rancangan rinci
rekayasa, dan dasar pelaksanaan kegiatan pengelolaan lingkungan hidup;
c. Rencana pengelolaan lingkungan hidup mencakup pula upaya peningkatan pengetahuan
dan kemampuan karyawan pemrakarsa usaha dan /atau kegiatan dalam pengelolaan
lingkungan hidup melalui kursus-kursus yang diperlukan pemrakarsa berikut dengan
jumlah serta kualifikasi yang dilatih;
d. Rencana pengelolaan lingkungan hidup juga mencakup pembentukan unit organisasi
yang bertanggung jawab dibidang lingkungan hidup untuk melaksanakan RKL. Aspekaspek yang perlu diutarakan sehubungan dengan hal ini antara lain adalah struktur
organisasi, lingkup tugas dan wewenang unit, serta jumlah dan kualifikasi personalnya.
Di dalam AMDAL terdapat kegiatan memperkirakan atau menduga dampak yang akan
dtimbulkan oleh suatu kegiatan pembangunan. Oleh karena itu peran RKL dan RPL dalam
AMDAL adalah membuat perencanaan pengelolaan dan pemantauan lingkungan dengan
tujuan meminimasi perkiraan dampak penting yang akan muncul pada kegiatan pembangunan
yang sedang direncanakan, sedangkan untuk kegiatan pembangunan yang sedang berjalan
diwajibkan untuk membuat Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan
Lingkungan (UPL). Sehingga penting membuat dan melaksanakan rencana pengelolaan dan
pemantauan lingkungan.Dengan adanya RKL dan RPL ini maka pelaksanaan kegiatan
pembangunan akan terikat secara hukum untuk melaksanakan pengelolaan dan pemantauan
lingkungannya, karena dalam RKL dan RPL terdapat prosedur pengembangan dampak positif
dan penanggulangan dampak negatif, serta prosedur pemantauan lingkungannya. Menurut
Suratmo (1999), kedudukan RKL dalam AMDAL dapat digambarkan sebagai berikut :
- Penanganan dampak harus mencakup pertimbangan lingkungan
- Beberapa jenis dampak hanya memerlukan cara penanganan yang sederhana, dan
dampaknya terhadap lingkungan adalah kecil
- Penanganan damapk dimulai dan pemilihan alternatif
- Penanganan dampak memerlukan biaya
- Kebanyakan pemrakarsa tidak berminat untuk mengembangkan ditapak positif oleh
karena itu perlu dilakukan pendekatan upaya pengelolaan dampak positif
Bagi kegiatan yang telah berjalan dan belum memiliki dokumen pengelolaan lingkungan
hidup (RKL-RPL) sehingga dalam operasionalnya menyalahi peraturan perundangan di
bidang lingkungan hidup, maka kegiatan tersebut tidak bisa dikenakan kewajiban AMDAL,
untuk kasus seperti ini kegiatan tersebut dikenakan Audit Lingkungan Hidup Wajib sesuai
Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 30 tahun 2001 tentang Pedoman Pelaksanaan
Audit Lingkungan yang Diwajibkan.

Pendekatan pengelolaan lingkungan hidup untuk menangani setiap dampak besar dan
penting yang telah diprediksikan dalam Studi ANDAL ditentukan dan dipilih dengan
mempertimbangkan berbagai aspek antara lain:
- Karakteristik dampak yang dikelola
- Tujuan pengelolaan dampak
- Efektifitas dan ketepatan pelaksanaan pengelolaan
- Pihak-pihak yang terlibat dalam pelaksanaan pengolahan
- Kendala, waktu, dana clan tenaga dalam pelaksanaan pengelolaan.
Sistem Pengelolaan Lingkungan harus mencakup beberapa elemen utama sebagai berikut:
1. Kebijakan lingkungan: pernyataan tentang maksud kegiatan pengelolaan lingkungan
dan prinsip-prinsip yang digunakan untuk mencapainya.
2. Perencanaan; mencakup identifikasi aspek lingkungan dan persyaratan peraturan
lingkungan hidup yang bersesuaian, penentuan tujuan pencapaian dan program
pengelolaan.
3. lmplementasi; mencakup struktur organisasi, wewenang dan tanggung jawab,
pelatihan, komunikasi, dokumentasi, pengendalian dan tanggap darurat.
4. Pemeriksaan reguler dan tindakan perbaikan: mencakup pemantauan, pengukuran,
dan audit.
5. Kajian pengelolaan; kajian tentang kesesuaian dan efektifitas sistem untuk mencapai
tujuan dan perubahan yang terjadi di luar organisasi.
RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN
Pemantauan lingkungan hidup dapat digunakan untuk memahami fenomenafenomena yang terjadi pada berbaagai tingkatan, mulai dari tingkat proyek (untuk memahami
prilaku dampak yang timbul akibat usaha dan/atau kegiatan), sampai ke tingkat kawasan atau
bahkan regional; tergantung pada skala masalah yang dihadapi. Pemantauan merupakan
kegiatan yang berlangsung secara terus-menerus, sistematis dan terencana. Pemantauan
dilakukan terhadap komponen lingkungan yang relevan untuk digunakan sebagai indikator
untuk mengevaluasi penataan (compliance), kecenderungan (trendline) dan tingkat kritis
(critical level) dari suatu pengelolaan lingkungan hidup. Ada beberapa faktor yang perlu
diperhatikan dalam penyusunan dokumen rencana pamantauan lingkungan hidup, yakni :
a. Komponen/parameter lingkungan hidup yang dipantau hanyalah yang mengalami
perubahan besar, atau terkena dampak penting.
b. Aspek-aspek yang dipantau perlu memperhatikan benar dampak penting yang
dinyatakan ANDAL, dan staf pengelolaan dampak lingkungan hidup yang
dirumuskan dalam dokumen RKL,
c. Pemantauan dapat dilakukan pada sumber penyebab dampak dan/atau terhadap
komponen/parameter lingkungan hidup yang terkena dampak. Dengan memantau
kedua hal tersebut sekaligus akan dapat dinilai/diuji efektivitas kegiatan pengelolaan
lingkungan hidup yang dijalankan.
d. Pemantauan lingkungan hidup harus layak secara ekonomi. Walau aspek-aspek yang
akan dipantau telah dibatasi pada hal yang penting saja (seperti diuraikan pada butir
(a) sampai (c), namun biaya yang dikeluarkan untuk pemantauan perlu diperhatikan
mengingat kegiatan pemantauan senantiasa berlangsung sepanjang usia usaha
dan/atau kegiatan.
e. Rancangan pengumpulan dan analisis data apek yang perlu dipantau mencakup :
- Jenis data yang dikumpulkan
- Lokasi pemantauan;
- Frekuensi dan jangka waktu pemantauan;

Metode pengumpulan data (termasuk peralatan dan instrumen yang digunakan untuk
pengumpulan data);
Dokumen RPL perlu memuat tentang kelembagaan pemantauan lingkungan hidup.
Kelembagaan pemantauan lingkungan hidup yang dimaksud di sini adalah institusi yang
bertanggung jawab sebagai penyandang dana pemantauan, pelaksana pemantauan, dan
pengawas kegiatan pemantauan.
Pemantauan merupakan bagian yang amat penting dalam pengelolaan lingkungan hidup.
Amdal tanpa diikuti oleh pemantauan tidak akan banyak berarti, tidak akan ada yang dapat
mengetahui apakah pendugaan dampak yang tercantum dalam dokumen Amdal dapat
berjalan sesuai yang diharapkan. Kegunaan pemantauan dalam RPL, antara lain:
Untuk menguji pendugaan dampak
Untuk mendapatkan efektivitas dari aktivitas atau teknologi yang digunakan untuk
mengendalikan dampak negatif
Untuk mendapatkan tanda peringatan sedini mungkin mengenai perubahan
lingkungan
Untuk mengumpulkan bukti-bukti untuk menunjang tuntutan-tuntutan ganti rugi
Tujuan pemantauan terhadap dokumen RKL dan RPL adalah :
Untuk mengetahui pelaksanaan RKL dan RPL
Untuk mengetahui tingkat ketaatan pemrakarsa usaha dan/atau kegiatan dalam
melakukan pengelolaan dan pemantauan lingkungan
Untuk mengetahui efektifitas pelaksanaan RKL dan RPL dalam menjaga dan
meningkatkan kualitas lingkungan
Kegiatan pemantauan lingkungan merupakan bagian terakhir dari kegiatan AMDAL
yang memantau pelaksanaan pengelolaan dampak. Untuk operasionalisasinya diperlukan
membuat rencana pematauan lingkungan (RPL). Dalam RPL perlu dijelaskan tentang definisi
pemantauan dampak lingkungan. Pemantauan dampak lingkungan adalah pengulangan
pengukuran pada komponen atau parameter lingkungan untuk mengetahui adanya perubahan
lingkungan dikarenakan adanya pengaruh dari luar yaitu aktivitas pembangunan (Suratmo
dalam Hardjojo, 2001). Pemantauan lingkungan dapat digunakan sebagai sarana isyarat dini
untuk mengetahui adanya perubahan lingkungan yang tidak dikehendaki, sehingga langkah
penanggulangan dampak dapat dilaksanakan dengan efektif. Di samping itu, pemantauan
lingkungan juga dapat digunakan sebagai sarana untuk menguji efektivitas teknologi yang
dipakai untuk meminimalisir dampak negatif penting, dan sarana untuk mengumpulkan
bukti-bukti yang relevan bila timbul kasus-kasus penuntutan atau untuk pembelaan diri.
Tipe pemantauan :
1. Inspeksi (paling sederhana)
2. Pemantauan perijinan; misalnya perijinan eksplorasi, pembangunan, pengendalian
pencemaran, membuang polutan ke perairan
3. Pemantauan kualitas ambien lingkungan; ditujukan kepada perubahan dari ambien
lingkungan
4. Pemantauan evaluasi proyek
5. Pematauan pengelolaan dampak dari proyek
Ruang lingkup dan pelaksanaan pemantauan lingkungan
Mengacu pada pedoman pelaksanaan peraturan pemerintah No. 29 tahun 1986 tentang
AMDAL, dinyatakan bahwa:
1. Ruang lingkup RPL, adalah:
a. Jenis dampak penting
b. Faktor lingkungan yang dipantau
c. Tolok ukur dampak

d. Lokasi pematauan
e. Periode pemantauan
f. Pelaksanaan pemantauan
2. Pelaksanaan Pemantauan Lingkungan:
a. Penetuan kelembagaan yang akan mengurus dan berkepentingan dalam
pelaksanaan pemantauan lingkungan, sesuai dengan wewenang dan
tanggungjawabnya.
b. Penentuan kelembagaan yang mengurus dan berkepentingan dalam menggunakan
hasil pemantauan sehingga dapat dipakai untuk pengawasan terhadap pelaksanaan
pemantauan lingkungan.

You might also like