Professional Documents
Culture Documents
Fenomena terjadinya korosi di permukaan dudukan bushing diperkirakan sebagai akibat dari
perbedaan bahan dasar antara bushing dengan dudukan bushing (nose landing gear) itu
sendiri yaitu paduan aluminium(aluminum alloy) sebagai bahan dasar nose landing gear dan
paduan tembaga (copper alloy) sebagai bahan dasar dari bushing.
Dengan adanya perbedaan bahan dasar tersebut, akan menimbulkan potensial korosi yang
dapat memicu terjadinya proses korosi. Dimana, proses korosi yang ditimbulkan akibat
perbedaan potensial dari masing-masing bahan dasar yang disebut dengan proses korosi
galvanik (galvanic corrosion attack).Secara teoritis, ada empat faktor yang dapat memicu
proses terjadinya korosi atau karat yaitu adanya elektrolit sebagai penghantar, anoda yang
bersifat anodik, katoda yang bersifat katodik dan aliran elektron.Dari ke empat faktor tersebut
dapat diketahui bahwa yang bertidak sebagai anoda adalah dudukan bushing dan yang
bertindak sebagai katoda adalah bushingnya sendiri, karena potensial korosi aluminium lebih
kecil dari potensial korosi tembaga (copper) Proses terjadinya korosi galvanik juga tidak
terlepas dari adanya elektrolit sebagaimedia penghantar. Media penghantar atau elektrolit
dapat berupa kondensasi uap air atau air yang menyusup dan terperangkap di area antara
bushing dan dudukan bushing. Penyusupan kondensat uap air atau air dapat terjadi pada
permukaan yang berkontak, jika terdapat celah diantara keduanya.
Adanya celah antara bushing dan dudukannya dapat dibuktikan dari adanya indikasi
terbentuknya garis-garis sejajar melingkar dudukan bushing yang diperkirakan merupa-kan
tanda atau ciri bahwa telah terjadi gesekan antara bushing dengan dudukannya. Terbentuknya
garis-garis yang melingkar dudukan bushing tersebut merupakan sebagai konsekuensi atau
bukti dari diameter bushing dengan dudukan bushing tidak presisi atau longgar.
Oleh karenanya, di dalam setiap melakukan perawatan dan inspeksi perlu diperhatikan secara
rinci area-area yang kritis seperti ketika melakukan pelumasan pada area bushing
harus
memenuhi semua permukaan dan gunakan pelumas yang memenuhi standar serta lakukan
secara berkala.
Terdapat beberapa cara pengendalian yang umum dilakukan untuk mengendalikan korosi
galvanik, yaitu antara lain :
1. Pemilihan material yang tepat. Pemilihan material dengan perbedaan potensial dari kedua
material agar sekecil mungkin
2. Menghindarkan penggunaan 2 jenis logam yang saling berhubungan dalam suatu
kontruksi.
3. Melakukan penggunaan lapis lindung. Jika harus menggunakan lapis lindung maka
gunakan lapis lindung pada katoda.
4. Menghindari kombinasi luas penampang material dengan anoda kecil sedangkan luas
penampang katoda besar.
5. Menambahkan inhibitor untuk mengurangi keagresifan lingkungan.
6. Merancang dengan baik agar dapat mengganti bagian-bagian anoda yang rusak dengan
menggunakan bahan-bahan yang siap pakai atau buatlah anodik yang lebih tebal agar lebih
tahan lama
perlakuan panas T6. SCC adalah retak merambat yang terjadi pada lingkungan korosif karena
adanya tegangan. Pada Al-7075, tahanan terhadap SCC dapat ditingkatkan melalui overaging
misalnya dengan memeberi perlakuan panas T73. Perlakuan panas T73 merupakan perlakuan
panas dengan two stage aging, yaitu pada temperatur konstan 121 derajat celcius dan konstan
171 derajat celcius. Namun, pemberian perlakuan panas T73 dapat menurunkan kekuatan
hingga 10-15 % dari kekuatan maksimum yang dapat dicapai melalui perlakuan panas T6.
Pada dasarnya SCC terjadi karena adanya kombinasi tegangan, metallurgical
structure, dan kondisi lingkungan yg agresive. Tegangan biasanya bersifat internal yang
disebabkan perlakuan yang diterapkannya
seperti bentukan dingin (cold forming) atau
merupakan sisa - sisa hasil pengerjaan
(residual) misalnya : pengerlingan,
pengepresan dan lain lain. Pencegahan :
kurangi terjadinya tegangan, eliminasi
lingkungan kritis, ganti paduan, proteksi
katoda, inhibitor, dan pemberian lapisan.
Korosi
(SCC)
Solusi untuk meningkatkan tahanan SCC dan tahanan retak (fracture toughness)
dengan tetap mempertahankan kekuatan dari perlakuan panas adalah dengan menerapkan
Retrogression dan reaging (RRA). RRA adalah suatu cara baru perlakuan panas (heat
treatment) yang diterapkan pada paduan aluminium yang mengalami precipitation hardening .
RRA ini dapat dilakukan pada paduan aluminium kekuatan tinggi seri 7xxx (dengan bahan
paduan Al-Mg-Zn-Cu ). Melalui RRA maka akan didapatkan paduan aluminium dengan
kekuatan pada perlakuan panas dan tahanan SCC sebagaimana perlakuan panas.
Retrogression and reaging (RRA) adalah suatu cara baru perlakuan panas (heat
treatment) yang diterapkan pada paduan aluminium yang mengalami precipitation hardening.
RRA ini dapat dilakukan pada paduan aluminium kekuatan tinggi seri 7xxx ( Al-Mg-Zn-Cu).
Perlakuan panas bermasalah pada tahanan retak akibat tegangan di lingkungan korosi (stresscorosion-cracking/SCC resistance). Untuk meningkatkan tahanan SCC diperlukan perlakuan
panas. Namun, sayangnya perlakuan panas ini mengakibatkan turunnya kekuatan antara 10
hingga 15 persen. Untuk mengatasi permasalahan ini maka RRA adalah solusinya. Hasil yang
diperoleh dari metode RRA adalah kombinasi antara kekuatan dan tahanan SCC yang baik
tanpa mengurangi sifat kekuatan bahan yang diperoleh dari heat treatment.
Langkah-langkah retrogression and reaging (RRA) adalah sebagai berikut :
1. Solution heat treatmment pada suhu 470C
2. Quenching pada temperatur ruang. Quenching adalah system pendinginan produk baja
secara cepat dengan cara penyemprotan air pada pencelupan serta perendaman produk
yang masih panas kedalam media air atau oli.
3. Artificial aging selama 24 jam pada temperatur 120C
4. Retrogression, yaitu pemanasan singkat (sekitar 5 menit) pada temperatu tinggi (200280 C)
5. Re-aging seperti perlakuan panas dengan temperatur 120C selama 24 jam.
Prosedur diatas menunjukkan bahwa material yang dihasilkan memiliki sifat kekutan
tarik dan tahanan retak material sama dengan hasil perlakuan panas namun dengan tahanan
stress-corrosion-cracking yang meningkat. Namun demikian, RRA tidak hanya meningkatkan
kekuatan material, tetapi konduktivitas elektrik material juga meningkat seiring
bertambahnya waktu retrogression. Hasil eksprerimen menunjukkan konduktivitas elektrik
meningkat secara proporsional terhadap tahanan SCC ketika dilakukan aging seperti pada
perlakuan panas.
RRA heat treatment saat ini dipakai dalam pengembangan beberapa paduan
aluminium, antara lain adalah seri 7150 dan 7055. Kedua paduan ini memiliki banyak
aplikasi pada struktur pesawat udara. Contohnya adalah struktur upper wing Boeing-777 yang
dibuat dari lempengan aluminium 7055-T7751 dan ekstrusi T77511.
DAFTAR PUSTAKA
Disusun oleh:
Kelas : 3A - TKPB
Dosen