You are on page 1of 20

Patofisiologi Nyeri

oleh: Senida ayu Rahmadika

Pengertian Nyeri

The International Association for the Study of Pain (IASP) mendefinisikan nyeri sebagai
pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan terkait dengan kerusakan jaringan
baik aktual maupun potensial atau yang digambarkan dalam kerusakan tersebut .
Nyeri dapat membantu. Tanpa rasa sakit, seseorang bisa menyakiti diri sendiri tanpa menyadarinya, atau
tidak menyadari bahwa dia memiliki masalah kesehatan yang memerlukan perawatan. Setelah masalah
atau stimulus diatasi, rasa sakit biasanya hilang.

Derajat nyeri dapat diukur dengan berbagai cara, umum


adalah skala analog visual / Visual Analogue Scales (VAS).
Penilaian verbal dan numerik dikonfirmasi dengan ekspresi
wajah yang tampak pada saat yang sama.

Proses rangsangan yang menimbulkan nyeri bersifat destruktif


terhadap jaringan yang dilengkapi dengan serabut saraf
penghantar impuls nyeri. Serabut saraf ini disebut juga serabut
nyeri, sedangkan jaringan tersebut disebut jaringan peka- nyeri.
Bagaimana seseorang menghayati rasa nyeri tergantung pada
jenis jaringan yang dirangsang, jenis serta sifat rangsangan,
serta pada kondisi mental dan fisiknya.

Nyeri Fisiologis

Jenis Nyeri

Mekanisme Nyeri

Nyeri Inflamasi
Nyeri Neropatik
Nyeri Akut

Kemunculan Nyeri
Nyeri Kronik

Berdasarkan Mekanisme Nyeri


Nyeri fisiologis, terjadinya nyeri oleh karena
stimulasi singkat yang tidak merusak
jaringan, misalnya pukulan ringan akan
menimbulkan nyeri yang ringan. Ciri khas
nyeri sederhana adalah terdapatnya korelasi
positif antara kuatnya stimuli dan persepsi
nyeri, seperti semakin kuat stimuli maka
semakin berat nyeri yang dialami.

Nyeri Fisiologis
Nyeri Inflamasi
Nyeri Neropatik

Berdasarkan Mekanisme Nyeri

Jaringan yang mengalami inflamasi mengeluarkan berbagai mediator inflamasi,


seperti: prostaglandin dan sitokin yang dapat mengaktivasi atau mensensitisasi
nosiseptor secara langsung maupun tidak langsung. Aktivasi nosiseptor
menyebabkan nyeri, sedangkan sensitisasi nosiseptor menyebabkan
hiperalgesia. Meskipun nyeri merupakan salah satu gejala utama dari proses
inflamasi, tetapi sebagian besar pasien tidak mengeluhkan nyeri terus menerus.
Kebanyakan pasien mengeluhkan nyeri bila jaringan atau organ yang berlesi
mendapat stimuli, misalnya: sakit gigi semakin berat bila terkena air es atau
saat makan, sendi yang sakit semakin hebat bila digerakkan.

Nyeri Fisiologis
Nyeri Inflamasi
Nyeri Neropatik

Berdasarkan Mekanisme Nyeri

Nyeri neuropatik adalah nyeri yang didahului dan disebabkan adanya disfungsi
primer ataupun lesi pada sistem saraf yang diakibatkan: trauma, kompresi,
keracunan toksin atau gangguan metabolik.
Akibat lesi, maka terjadi perubahan khususnya pada Serabut Saraf Aferen
(SSA) atau fungsi neuron sensorik yang dalam keadaan normal dipertahankan
secara aktif oleh keseimbangan antara neuron dengan lingkungannya,
sehingga menimbulkan gangguan keseimbangan. Gangguan keseimbangan
tersebut dapat melalui perubahan molekuler sehingga aktivasi SSA
(mekanisme perifer) menjadi abnormal yang selanjutnya menyebabkan
gangguan fungsi sentral (mekanisme sentral).

Nyeri Fisiologis
Nyeri Inflamasi
Nyeri Neropatik

Berdasarkan Kemunculan Nyeri

Nyeri akut, nyeri yang biasanya


berhubungan dengan kejadian atau
kondisi yang dapat dideteksi dengan
mudah. Nyeri akut merupakan suatu
gejala biologis yang merespon stimuli
nosiseptor (reseptor rasa nyeri) karena
terjadinya kerusakan jaringan tubuh
akibat penyakit atau trauma.Nyeri ini
biasanya berlangsung sementara,
kemudian akan mereda bila terjadi
penurunan intensitas stimulus pada
nosiseptor dalam beberapa hari sampai
beberapa minggu.

Nyeri Akut
Nyeri Kronik

Berdasarkan Kemunculan Nyeri


Nyeri kronik, nyeri yang
dapat berhubungan
ataupun tidak dengan
fenomena patofisiologik
yang dapat diidentifikasi
dengan mudah,
berlangsung dalam
periode yang lama dan
merupakan proses dari
suatu penyakit.

Nyeri Akut
Nyeri Kronik

Mekanisme Nyeri
Nyeri merupakan suatu bentuk peringatan akan adanya bahaya kerusakan
jaringan. Pengalaman sensoris pada nyeri akut disebabkan oleh stimulus noksius
yang diperantarai oleh sistem sensorik nosiseptif.

Sistem ini berjalan mulai dari perifer melalui medulla spinalis, batang otak,
thalamus dan korteks serebri.

Nyeri inflamasi merupakan salah satu bentuk untuk mempercepat perbaikan


kerusakan jaringan. Sensitifitas akan meningkat, sehingga stimulus non noksius
atau noksius ringan yang mengenai bagian yang meradang akan menyebabkan
nyeri.

NOSISEPTOR (RESEPTOR NYERI)

Pada jaringan normal, nosiseptor tidak aktif sampai


adanya stimulus yang memiliki energi yang cukup untuk
melampaui ambang batas stimulus (resting). Nosiseptor
mencegah perambatan sinyal acak (skrining fungsi) ke
SSP untuk interpretasi nyeri
Saraf nosiseptor bersinap di dorsal horn dari spinal cord
dengan saraf projeksi yang membawa informasi
nosiseptif ke pusat yang lebih tinggi pada batang otak
dan thalamus. Berbeda dengan reseptor sensorik
lainnya, reseptor nyeri tidak bisa beradaptasi. Kegagalan
reseptor nyeri beradaptasi adalah untuk proteksi karena
hal tersebut bisa menyebabkan individu untuk tetap awas
pada kerusakan jaringan yang berkelanjutan. Setelah
kerusakan terjadi, nyeri biasanya minimal. Mula datang
nyeri pada jaringan karena iskemi akut berhubungan
dengan kecepatan metabolisme. Sebagai contoh, nyeri
terjadi pada saat beraktifitas kerena iskemia otot skeletal
pada 15 sampai 20 detik tapi pada iskemia kulit bisa
terjadai pada 20 sampai 30 menit.

NOSISEPTOR (RESEPTOR NYERI)


Tipe nosiseptor spesifik bereaksi pada tipe stimulus yang
berbeda. Nosiseptor C tertentu dan nosiseptor A-delta bereaksi
hanya pada stimulus panas atau dingin, dimana yang lainnya
bereaksi pada stimulus yang banyak (kimia, panas, dingin).
Reseptor untuk stimulus nyeri disebut nosiseptor. Nosiseptor
adalah ujung saraf tidak bermielin A delta dan ujung saraf C
bermielin. Distribusi nosiseptor bervariasi di seluruh tubuh
dengan jumlah terbesar terdapat di kulit. Nosiseptor terletak di
jaringan subkutis, otot rangka, dan sendi. Nosiseptor yang
terangsang oleh stimulus yang potensial dapat menimbulkan
kerusakan jaringan. Stimulus ini disebut sebagai stimulus
noksius. Selanjutnya stimulus noksius ditransmisikan ke sistem
syaraf pusat, yang kemudian menimbulkan emosi dan perasaan
tidak menyenanggan sehingga timbul rasa nyeri dan reaksi
menghindar.

PERJALANAN NYERI (NOCICEPTIVE


PATHWAY)
Transduksi

Transmisi

Modulasi

Persepsi

Perjalanan nyeri termasuk suatu rangkaian proses


neurofisiologis kompleks yang disebut sebagai nosiseptif
(nociception) yang merefleksikan empat proses komponen
yang nyata yaitu transduksi, transmisi, modulasi dan
persepsi, dimana terjadinya stimuli yang kuat diperifer
sampai dirasakannya nyeri di susunan saraf pusat (cortex
cerebri)

Transduksi

Transmisi

Modulasi

Proses dimana stimulus noksius


diubah ke impuls elektrikal pada
ujung saraf. Suatu stimuli kuat
(noxion stimuli) seperti tekanan
fisik kimia, suhu dirubah
menjadi suatu aktifitas listrik
yang akan diterima ujung-ujung
saraf perifer (nerve ending) atau
organ-organ tubuh (reseptor
meisneri, merkel, corpusculum
paccini, golgi mazoni).

Persepsi

Transduksi

Transmisi

Modulasi

Persepsi

Proses penyaluran impuls melalui saraf sensori sebagai lanjutan proses


transduksi melalui serabut A-delta dan serabut C dari perifer ke medulla
spinalis, dimana impuls tersebut mengalami modulasi sebelum diteruskan ke
thalamus oleh tractus spinothalamicus dan sebagian ke traktus spinoretikularis.
Traktus spinoretikularis terutama membawa rangsangan dari organ-organ yang
lebih dalam dan viseral serta berhubungan dengan nyeri yang lebih difus dan
melibatkan emosi. Selain itu juga serabut-serabut saraf disini mempunyai
sinaps interneuron dengan saraf-saraf berdiameter besar dan bermielin.
Selanjutnya impuls disalurkan ke thalamus dan somatosensoris di cortex
cerebri dan dirasakan sebagai persepsi nyeri

Transduksi

Transmisi

Modulasi

Persepsi

Proses perubahan transmisi nyeri yang terjadi disusunan saraf pusat


(medulla spinalis dan otak). Proses terjadinya interaksi antara sistem
analgesik endogen yang dihasilkan oleh tubuh kita dengan input nyeri
yang masuk ke kornu posterior medulla spinalis merupakan proses
ascenden yang dikontrol oleh otak.
Analgesik endogen (enkefalin, endorphin, serotonin, noradrenalin)
dapat menekan impuls nyeri pada kornu posterior medulla spinalis.
Dimana kornu posterior sebagai pintu dapat terbuka dan tertutup untuk
menyalurkan impuls nyeri untuk analgesik endogen tersebut. Inilah
yang menyebabkan persepsi nyeri sangat subjektif pada setiap orang.

Transduksi

Transmisi

Modulasi

Persepsi

Hasil akhir dari proses interaksi


yang kompleks dari proses
tranduksi, transmisi dan
modulasi yang pada akhirnya
akan menghasilkan suatu
proses subjektif yang dikenal
sebagai persepsi nyeri, yang
diperkirakan terjadi pada
thalamus dengan korteks
sebagai diskriminasi dari
sensorik

Terima Kasih

You might also like