You are on page 1of 1

KEDAULATAN RAKYAT

HALAMAN 8

RABU WAGE, 29 JULI 2015


(13 SAWAL 1948)

GELAR BUDAYA JOGJA 2015

Ajak Penonton Masuki Lorong Masa Silam

KR-Surya Adi Lesmana

Tari Klasik Pura Mangkunegaran Beksan Wireng Mandrarini dipentaskan pada Gelar Budaya Jogja.

YOGYA (KR) - Pertunjukan tari klasik dalam


Gelar Budaya Jogja 2015, Catur Sagatra di
Pagelaran Kraton Kasultanan Yogyakarta,
Selasa-Rabu (28-29/7), mengajak penonton
memasuki lorong-lorong sejarah masa silam
yang menggambarkan betapa adiluhungnya
peradaban Kerajaan Mataram.
Gelar budaya yang melibatkan empat istana
yakni Kasultanan Yogyakarta, Pura Pakualaman, Kasunanan Surakarta dan Pura Mangkunegaran ini tak hanya menjadi wahana dari berbagai estetika tari saja, tapi juga meresapi ajaran etika kehidupan. Dimensi etika yang memang diperlukan sebagai kaidah penuntun bagi
bangsa yang nyaris kehilangan jati diri.
Catur Sagatra merupakan konsep kosmologi
Jawa yang bertumpu pada harmoni mikro dan
makro kosmos yang masing-masing memiliki
fungsi tersendiri, tapi dalam keutuhan gatra
yang saling melengkapi. Dengan pengertian kesatutubuhan itu, ini saat yang tepat bagi empat
dinasti Mataram untuk kembali menjadi Catur
Sagotrah demi manunggalnya kekerabatan
Trah Agung Mataram, kata Gubernur DIY,
Sultan HB X, pada pembukaan Gelar Budaya
Jogja 2015, di Pagelaran Kraton Kasultanan
Yogyakarta, Selasa (28/7).

Ditambahkan, perlu ada pemikiran intens


dan serius tentang bagaimana memadukan empat gaya seni tari, sehingga muncul koreografi
baru yang menyatu dalam Catur Gatra Tunggal
sebagai perwujudan Budaya Agung Mataram.
Pada kesempatan hari pertama tadi malam,
tampil tari dari Pura Mangkunegaran Surakarta yakni Wireng Mandrarini dan Wireng
Pratama. Sedangkan Kraton Kasultanan Yogyakarta memunculkan Beksan Tuguwasesa dan
Beksan Srikandhi Suradewati.
Gelar Budaya Jogja 2015 sendiri diawali
pawai pembukaan Gelar Budaya Catur Sagatra
dengan start - finis di Dinas Kebudayaan DIY.
Pawai melibatkan Bregada Ganggeng Samudra
(Kota Yogya), Reyog Wayang Ringin Budaya
(Brosot Galur Kulonprogo), kesenian Jaranan
atau Jatilan Sekar Manunggal Mudho (Girisekar Panggang Gunungkidul), Baduy kolosal
Semampir (Tambakrejo Tempel Sleman) dan
seni keprajuritan Suroprawiro (Kaliberot
Argomulyo Sedayu).
Sedang hari kedua Rabu (29/7) ditampilkan
tari klasik Kasunanan Surakarta yakni tari
Sancaya Kusumo Wicitro dan tari Bandayudha,
serta tari klasik Pura Pakualaman Yogyakarta
(Mez)-d
yaitu Lelangen Beksan Mintaraga.

DAMPAK EL NINO

Rupiah Fluktuatif, IHSG Melemah

Kemarau Diprediksi Hingga November

JAKARTA (KR) - Pergerakan nilai tukar rupiah pada Selasa


(28/7) kemarin cukup fluktuatif. Nilai tukar rupiah di pasar spot
antarbank Jakarta pada Selasa sore menguat tipis 13 poin menjadi 13.449 per dolar AS, dari posisi penutupan sebelumnya 13.462
per dolar AS. Sementara berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia, rupiah berada pada 13.460 per dolar AS, melemah dari posisi sebelumnya 13.453 per dolar AS.
Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta
pada Selasa sore memang menguat tipis, namun kenaikan ini diperkirakan bersifat jangka pendek. Hal itu dikarenakan belum
adanya kepastian waktu oleh bank sentral Amerika Serikat (the
Fed) untuk menaikkan suku bunganya. Sebelum menguat pada
Selasa sore, rupiah bergerak melemah sebesar 16 poin menjadi
Rp13.430 pada Selasa pagi bersamaan dengan nilai tukar di
kawasan Asia.
Sementara itu Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa
Efek Indonesia (BEI) pada Selasa ditutup melanjutkan pelemahan, terkoreksi 56,52 poin, menyusul sejumlah sentimen
negatif dari eksternal terutama Tiongkok. IHSG BEI ditutup
melemah sebesar 56,52 poin atau 1,18 persen menjadi 4.714,75.
Sementara kelompok 45 saham unggulan atau LQ45 ditutup turun 12,07 poin (1,49 persen) menjadi 796,44.
IHSG kembali mengalami tekanan, terimbas pergerakan mayoritas bursa saham di kawasan Asia yang mayoritas tertekan.
Diperkirakan pergerakan IHSG masih akan diwarnai aksi jual
hingga beberapa waktu ke depan, kata analis Asjaya Indosurya
(Bro)-d
Securities William Surya Wijaya.

JAKARTA (KR) - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memprediksi, puncak musim kemarau tahun 2015 ini akan berlangsung pada Oktober
hingga November. Sementara, musim hujan baru akan dimulai pada bulan
Desember 2015 mendatang. El Nino Moderate yang kini tengah melanda
Indonesia, menjadi penyebab terjadinya kondisi iklim semakin kering.
Musim hujan diperkirakan
mulai Desember 2015. Tapi
kemungkinan di beberapa
wilayah Indonesia, musim hujan mengalami kemunduran,
kata Kepala Pusat Data
Informasi dan Humas BNPB
Sutopo Purwo Nugroho, dalam keterangan resminya,
Selasa (28/7).
Menurut Sutopo, meski
membawa dampak kekeringan El Nino kali ini tidak sehebat dengan El Nino 1997 yang
melanda Indonesia. Namun
demikian, jika dibandingkan

dengan kekeringan tahun


2014, pada tahun 2015 ini diprediksi lebih parah.
Di beberapa tempat di Jawa, Bali, Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Nusa Tenggara Timur (NTT), saat ini
sudah terjadi kekeringan ekstrem, di mana tidak ada hujan lebih dari dua bulan,
ungkapnya.
Sutopo menambahkan, wilayah Indonesia yang mengalami efek nyata dari El Nino
adalah wilayah di selatan
Khatulistiwa, yaitu bagian

tenggara wilayah Sumatera


Barat, Bengkulu, Jambi, Sumatera Selatan, Bangka Belitung, Jawa, Bali, Nusa Tenggara Barat (NTB), Nusa
Tenggara Timur (NTT), Sulawesi Selatan, Sulawesi
Utara, dan bagian barat daya
Maluku.
Menghadapi gejala kekeringan yang bakal terjadi di
berbagai daerah, pemerintah
melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat melakukan berbagai
langkah antisipasi. Langkah

antisipasi disesuaikan dengan


kondisi di lapangan, kata
Dirjen Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum
dan Perumahan Rakyat, Mudjiadi.
Menurut Mudjiadi, di bidang irigasi pihaknya akan
melihat apakah aliran air
masih lancar dan bila tidak
dapat naik maka akan dilengkapi dengan pompa. Selanjutnya, apabila airnya
cukup namun tidak memenuhi semua wilayah maka
akan dilakukan efisiensi
penggunaan air yang dilakukan melalui sistem
pergiliran dalam penggunaan
air dan teknologi hemat air.
Sedangkan untuk waduk
terkait dengan penyediaan air
baku, akan dilakukan operasi

KEHIDUPAN BERAGAMA DI INDONESIA

KECELAKAAN LEBARAN TURUN 21,6%

Toleransi, Senjata Tangkal ISIS

2.985 Kasus, 628 Meninggal

JAKARTA (KR) - Indonesia dikenal sebagai negara dengan


toleransi antarumat beragama yang tinggi. Toleransi antarumat
beragama inilah yang bisa dijadikan senjata untuk mencegah
dan menangkal penyebaran propaganda paham radikalisme,
terutama yang dilakukan oleh militan Islamic State of Iraq and
Syria (ISIS).
Indonesia dikenal memiliki toleransi antarumat beragama
yang tinggi sehingga tidak ada tindakan-tindakan represif yang dilakukan kepada agama tertentu. Itulah yang membuat warga
Indonesia justru lebih sedikit yang ikut bergabung dengan ISIS di
Suriah dibandingkan dengan negara-negara barat dimana banyak
negara yang memperlakukan Islam secara represif. Pendekatan
antara umat beragama sangat soft sehingga tidak terjadi gesekan, ujar mantan anggota teroris dari kelompok Moro Islamic Liberation Front/MILF, Ali Fauzi Manzi saat dihubungi, Selasa (28/7).
Sebelumnya Duta Besar (Inggris) untuk Indonesia Moazzam
Malik menilai Indonesia lebih berhasil dalam menekan jumlah
warganya untuk tidak bergabung dengan ISIS dibandingkan dengan warga Inggris. Itu tercermin dari jumlah WNI yang diperkirakan bergabung dengan ISIS yang berada dikisaran lebih kurang 500 WNI. Sementara di Inggris, jumlah warganya yang ikut
ISIS lebih dari angka tersebut.
Menurut Ali Fauzi, selain toleransi antarumat beragama, upaya pemerintah Indonesia melalui Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) juga menjadi faktor penting dalam
mencegah eksodus WNI ke Suriah. Hal itu dibuktikan dengan
upaya terus menerus yang dilakukan BNPT ke seluruh unsur
masyarakat dalam melakukan sosialisasi tentang bahaya radikalisme dan ISIS bagi kehidupan bangsa Indonesia.
(Edi/Fon)-f

JAKARTA (KR) - Menteri Perhubungan (Menhub) Ignasius


Jonan mengapresiasi seluruh pihak yang terlibat dalam penyelenggaraan angkutan Lebaran tingkat nasional tahun 2015.
Sebab, arus mudik dan balik tahun ini berlangsung lebih baik dari
tahun sebelumnya. Keberhasilan penyelenggaraan tersebut setidaknya terlihat dengan turunnya angka kecelakaan yang mencapai 21,6 persen.
Saya berterima kasih kepada seluruh pihak yang terlibat. Ini
pencapaian yang luar biasa. Dan semua kecelakaan itu terjadi pada moda transportasi berbasis jalan raya. Diharapkan ke depannya bisa zero accident, kata Menhub Ignasius Jonan, saat menutup Posko Terpadu Angkutan Lebaran Tingkat Nasional 2015, di
Jakarta, Selasa (28/7).
Penyelenggaraan Posko Terpadu Angkutan Lebaran Tingkat
Nasional Tahun 2015 (1436 H) berlangsung sejak H-15 (2/7) sampai dengan H+9 (27/7).
Berdasarkan data Korlantas Polri, sejak diselenggarakannya
Operasi Ketupat 2015 pada Jumat (10/7) atau H-7 hingga Jumat
(24/7/) atau H+7 Lebaran, telah terjadi sebanyak 2.985 kasus kecelakaan yang mengakibatkan 628 korban meninggal dunia,
1.028 orang luka berat dan 3.808 orang luka ringan. Angka ini
mengalami penurunan 21,6 persen untuk jumlah kasus kecelakaan dibanding tahun 2014 lalu. Korban meninggal juga tercatat turun 8 persen, luka berat turun 44,9 persen dan luka ringan turun 13,5 persen.
Dari angka tersebut, lanjut Jonan, Kementerian Perhubungan
(Kemenhub) mencatat kecelakaan terjadi di sektor perhubungan
darat atau jalan raya. Untuk mengurangi angka kecelakaan,
Kemenhub akan menerapkan kebijakan pembatasan kecepatan
(Imd)-f
kendaraan di jalan raya.

pemantauan waduk kering.


Intinya, air baku yang terdapat di dalam waduk akan
diprioritaskan untuk keperluan air minum, irigasi dan industri.
Berdasarkan data per 30
Juni 2015, dari 16 waduk utama terdapat lima waduk yang
mengalami defisit yaitu Waduk Keuliling di Aceh, Batutegi di Lampung, Saguling di
Jawa Barat, Wonogiri di Jawa
Tengah dan Waduk Bening di
Jawa Timur.
Saat ini selalu dilakukan
pemantauan intensif terhadap ketersediaan air di
waduk untuk mengetahui
tingkat kekeringan melalui
monitoring elevasi muka air
waduk, tambah Mudjiadi.
(Imd)-d

KR-Ariswanto

RINGSEK: Diduga rem blong, truk bermuatan pupuk kandang bernomor polisi BH
8306 UU yang tengah melintasi turunan tajam Jalur Wonosobo-Parakan kawasan
Desa Candimulyo Wonosobo kehilangan kendali dan menghantam dua mobil Yaris W
952 PY dan Avanza B 1110 KKN. Tampak bamper truk muatan pupuk ringsek.

Aksara Jawa Fondasi Islam di Nusantara


AKSARA Jawa yang dikenal saat ini
dalam perjalanannya telah mengalami
perubahan. Berawal dari Aksara Jawa
Kawi yang dipakai semasa kerajaan
Hindu-Budha di Nusantara hingga
akhir Kerajaan Majapahit di masa
Pemerintahan Prabu Brawijaya V.
Seiring waktu, Aksara Jawa Kawi
mulai mengalami pergeseran di ki-

KR-Febriyanto

Joko Elisanto dan buku Gaul


Aksara Jawa yang akan jadi suvenir Muktamar Ke-33 NU.

saran tahun 1500 Masehi


saat Kerajaan Demak mulai berdiri. Hal ini juga
dipengaruhi dengan mulai
masuk dan berkembangnya Islam di Nusantara
melalui peran wali yang
dikenal sebagai Wali Songo.
Para wali menggunakan strategi kebudayaan untuk bisa masuk guna
menata kehidupan masyarakat dengan
ajaran Islam, tutur Joko Elisanto,
penulis buku Gaul Aksara Jawa kepada KR sebelum diskusi publik Dari Aksara Merajut Islam Nusantara di Jogja
National Museum (JMN), Selasa (28/7).
Diskusi sebagai bagian Pameran
Matja menyongsong Muktamar ke-33
Nahdlatul Ulama (NU). Untuk malam
nanti di tempat yang sama digelar
diskusi publik bertema Seni Islam
Nusantara dengan narasumber Dr
Agus Sunyoto, Muhammaf Al-Fayyadl,
dan M Jadul Maula. Sedang Kamis
(30/7) besok malam mengangkat tema
Cheng Ho dalam Jejak Islam Nusantara dengan narasumber Prof Fan
Jinmin dan Prof Xia Weizhong, keduanya dari Nanjing University RRC.
Joko juga mengagumi kehebatan

para wali yang mampu


mengubah tatanan makro
kosmos melalui aksara dengan menyusun ulang Aksara Jawa Kawi ke dalam
Aksara Jawa Islam yang lebih mudah untuk dipelajari.
Dulu masyarakat Jawa memiliki
selera sastra yang sangat tinggi. Terbukti sudah lahirnya Serat Mahabarata, Ramayana dan karya lainnya
dengan hadirnya sosok seperti Empu
Panuluh dan lainnya. Keberadaan
Aksara Jawa Islam tidak mempersulit,
tapi justru mempermudah karena
masyarakat sudah memiliki selera sastra tersebut, imbuh penulis buku Gaul
Aksara Jawa ini.
Menurut Joko, di sinilah hebatnya
Wali Songo. Mereka tidak merusak kebudayaan dalam bentuk aksara ini.
Tapi justru menata dan menyusun
kembali aksara atau huruf ke dalam
tatanan yang lebih mudah dimengerti
dan dipelajari sesuai falsafah Islam, namun tidak meninggalkan identitas kejawaannya. Termasuk dengan menghadirkan cerita-cerita sastra yang menarik seperti Ajisaka dan lainnya, lanjut pria yang akrab disebut Adipati

Genk Kobra ini.


Selain itu Wali Songo juga membuat
jembatan antara Aksara Arab dengan
Aksara Jawa melalui lahirnya Aksara
Rekaan. Namun seiring waktu, Aksara
Rekaan ini lantas pudar dengan mulai
beralih ke Aksara Jawa Pegon. Hingga
di kisaran tahun 1800-an orang Jawa
malah meninggalkan Aksara Rekaan
ini yang lantas dimanfaatkan pihak
kolonial untuk menata dan menafikan
aksara lama.
Padahal sebenarnya, komunikasi
menjadi jembatan utama untuk mentransfer pengetahuan atau segala hal
yang diinginkan. Karena itulah Wali
Songo tidak serta merta merusak kekayaan Aksara Kawi, melainkan menyusun ulang sesuai dengan nilai keislaman. Sehingga tidak heran ketika itu
Islam bisa diterima dengan baik dan
berkembang pesat di Nusantara.
Termasuk bersamaan dengan menata cerita dan gamelan. Semua satu
rangkaian yang dilakukan Wali Songo,
sebut Joko.
Sehingga lahirnya Aksara Jawa
Islam ini tidak berlebihan menjadi
tonggak bersejarah berkembang pesat(M-5)-d
nya Islam di Nusantara.

TKW ASAL BANTUL MENINGGAL DI MALAYSIA

Ditemukan Mengenaskan di Pantai


BANTUL (KR) - Seorang tenaga kerja wanita (TKW) asal
Indonesia, meninggal di Malaysia. Ny Veresia Sri Widodo (43),
warga Dusun Kersan RT 03 Pedukuhan Balong Desa Timbulharjo Kecamatan Sewon Bantul ditemukan tewas terdampar di
Pantai Tanjung Lompat Johor Malaysia. Hingga kini pihak keluarga terus berharap jenazah segera dibawa pulang ke Indonesia,
untuk dikebumikan ditempat asalnya. Musibah terasa sangat
menyesakkan, lantaran perempuan berputra dua itu, baru berangkat ke negeri Jiran dua hari menjelang Lebaran lalu.
Ditemui di rumahnya suami korban, Paijo (52) menjelaskan,
istrinya mengadu nasib di Malaysia sejak 2000 hingga 2014.
Sejak itu sampai sekarang, setiap tahun pulang menengok keluarga, ujarnya.
Selama bekerja menjadi TKW di Malaysia tidak pernah ganti
majikan, sampai akhirnya ditemukan meninggal, Sabtu (18/7)
lalu. Kabar kematian istrinya baru diketahui, Senin (27/7) lewat
petugas Balai Pelayanan Penempatan dan Perlindungan Tenaga
Kerja Indonesia (BP3TK) DIY.
Paijo menambahkan, kematian istrinya diduga setelah mengalami kecelakaan dalam perjalanan menuju Malaysia. Mungkin
kecelakaan ketika dalam penyeberangan menuju Malaysia, jelasnya. Terkait dengan nama perusahaan penyalur untuk menjadi TKW. Pihaknya tidak mengetahui secara pasti.
Terpisah Kepala Bidang (Kabid) Penempatan Tenaga Kerja dan
Perluasan Kerja Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Bantul, Purwaningsih SH mengatakan, warga Kersan
yang ditemukan tewas di Malaysia sudah bisa dipastikan berangkat secara ilegal tanpa lewat prosedur pemerintah. Oleh sebab itu, pihaknya juga tidak bisa melakukan pengurusan hak(Roy)-f
haknya layaknya TKI meninggal di luar negeri.

You might also like