You are on page 1of 9

Evaluasi Program Pengawasan Jamban Keluarga

di Puskesmas Kecamatan Kutawaluya , Kabupaten Karawang


Periode Agustus 2014 sampai Agustus 2015
Eunike
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
anibukang@gmail.com
Abstrak
Berdasarkan laporan pencapaian milenium di Indonesia, BPS dan Susenas 2011 proporsi rumah tangga dengan akses
terhadap fasilitas sanitasi dasar layak, perkotaan dan perdesaan sebesar 55,60% dengan target Millennium
Development Goals (MDGs) 2015 yaitu 62,41%. Berdasarkan Memorandum Program Sanitasi (MPS) Kabupaten
Karawang2014 - 2018 didapatkan 38,77% masyarakatbelum memiliki akses terhadap jamban dan masih melakukan
BABS. Materi yang dievaluasi dalam program ini terdiri dari laporan bulanan mengenai program pengawasan
jamban di wilayah kerja Puskesmas Tempuran periode Mei 2014 sampai dengan April 2015. Berdasarkan data
sekunder dari laporan program program pengawasan jamban di wilayah kerja Puskesmas Tempuran, cakupan
pengawasan jamban keluarga sebesar 45,86% dan persentase penduduk dengan akses terhadap fasilitas sanitasi yang
layak/jamban sehat sebesar 40,05%. Namun tidak ada laporan jenis jamban yang digunakan dan tidak dilakukan
pemetaan sarana jamban yang memenuhi syarat.Hasil evaluasi menggunakan metode pendekatan sistem
menghasilkan masalah yaitu cakupan pengawasan jamban keluarga 45,86% dan persentase penduduk dengan akses
terhadap fasilitas sanitasi yang layak/jamban sehat sebesar 40,05%. Dari temuan diatas, kerja sama lintas program
dengan program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dalam waktu satu tahun diharapkan dapat meningkatkan
cakupan pemeriksaan atau inspeksi sarana air bersih yang ada di Puskesmas Tempuran.
Kata kunci : Jamban sehat, BABS, PHBS

Pendahuluan

menurunkan

risiko

sebesar

39%,

Berdasarkan hasil studi WHO 2007,

pemanfaatan jamban menurunkan risiko

intervensi melalui modifikasi lingkungan

32%, dan penyediaan air bersih yang

dapat menurunkan risiko penyakit diare

menurunkan risiko 25%.1-3

sampai dengan 94%. Modifikasi lingkungan

Hasil

studi

Indonesia

tersebut termasuk cuci tangan pakai sabun

Sanitation Sector

menurunkan risiko sebesar 45%, pengolahan

Program(ISSDP)

air

masyarakat masih berperilaku dari buang air

minum

tingkat

rumah

tangga

Development
2006 menunjukan

47%

di sembarang tempat (BABS) ke sungai,

sendiri (76,2%), milik bersama (6,7%), dan

sawah,

tempat

fasilitas umum (4,2%).Meskipun sebagian

berkontribusi

besar rumah tangga di Indonesia memiliki

terhadap tingginya angka kejadian diaredi

fasilitas BAB, masih terdapat rumah tangga

Indonesia.

diare

yang tidak memiliki fasilitas BAB sehingga

nasional pada tahun 2006 sebesar 423per

melakukan BAB sembarangan, yaitu sebesar

seribu penduduk pada semua umur dan 16

12,9%.

provinsi mengalami Kejadian LuarBiasa

menggunakan fasilitas BAB milik sendiri di

(KLB) diare dengan Case Fatality Rate

perkotaan lebih tinggi (84,9%) dibandingkan

(CFR) sebesar 2,52.2, 3-6

di perdesaan (67,3%); sedangkan proporsi

kolam,

kebun

terbuka.Kondisi

Hasil

dan

tersebut

Data

angka

data

kejadian

kepemilikan terhadap

Proporsi

rumah

tangga

yang

rumah tangga BAB di fasilitas milik

fasilitas tempat buang air secara nasional

bersama

menurut Survei Sosial Ekonomi Nasional

sembarangan di perdesaan (masing-masing

(Susenas) 2007 sebesar 59,86% yang terdiri

6,9%, 5,0%, dan 20,8%) lebih tinggi

42,79% kloset leher angsa dan 29,41% yang

dibandingkan dengan di perkotaan (6,6%,

memiliki septik tank.7,8

3,5%, dan 5,1%).3,5,7,10

Berdasarkan

umum

maupun

BAB

pencapaian

Berdasarkan data Riskesdas 2013

milenium di Indonesia, BPS dan Susenas

menunjukkan bahwa pembuangan akhir tinja

2011 proporsi rumah tangga dengan akses

rumah tangga di Indonesia sebagian besar

terhadap fasilitas sanitasi dasar layak,

menggunakan tangki septik (66,0%). Masih

perkotaan dan perdesaan sebesar 55,60%

terdapat rumah tangga dengan pembuangan

dengan target Millennium Development

akhir tinja tidak ke tangki septik (SPAL,

Goals (MDGs) 2015 yaitu 62,41%. Proporsi

kolam/sawah,

rumah

terhadap

sungai/danau/laut, langsung ke lubang tanah,

fasilitas sanitasi dasar layak 72,54% di

atau ke pantai/kebun). Proporsi rumah

perkotaan dan 38,97% di perdesaan dengan

tangga dengan pembuangan akhir tinja

target MDGs 2015 perkotaan yaitu 76,82%

menggunakan tangki septik di perkotaan

dan perdesaan yaitu 55,55%.9

lebih tinggi (79,4%) dibanding di perdesaan

tangga

laporan

dan

dengan

Berdasarkan

data

akses

Riskesdas2013

langsung

ke

(52,4%).7

menunjukkan bahwa rumah tangga di

Berdasarkan Memorandum Program

Indonesia menggunakan fasilitas BAB milik

Sanitasi (MPS) Kabupaten Karawang2014 2

2018 didapatkan 38,77% masyarakatbelum

Evaluasi program ini dilaksanakan

memiliki akses terhadap jamban dan masih

dengan pengumpulan data, analisis data, dan

melakukan BABS. Kepemilikan jamban di

pengolahan data sehingga dapat digunakan

Kabupaten Karawangbaru mencapai 62%

untuk menjawab permasalahan pelaksanaan

dengan rincian memiliki dan menggunakan

program pengawasan jamban di Puskesmas

60% jamban pribadi, 2% MCK/WC Umum

Tempuran

dan 38% BABS.11

2015dengan cara membandingkan cakupan

Pada data yang diperoleh Mei 2014

periode

Mei

2014-April

hasil program terhadap tolak ukur yang telah

sampai April 2015, didapatkan cakupan

ditetapkan

pengawasan

masalah dengan menggunakan pendekatan

jamban

di

wilayah

kerja

Puskesmas Tempuransebesar 45,86% dari

dan

menemukan

penyebab

sistem.

target yang ditetapkan provinsi Jawa Barat


yaitu 75%.

Hasil Evaluasi dan Pembahasan


Evaluasi

Materi dan Metode


Materi

yang

menyeluruh
dievaluasi

dalam

program
adalah

dilakukanterhadap

kesehatanyang
evaluasi

yang

komponen-komponen

program pengawasan jamban periode Mei

yaitu masukan, proses, keluaran,

2014-April 2015 di UPTD (Unit Pelaksana

lingkungan. Halinimengandung pengertian

Teknis

bahwaevaluasi

Dinas)

Tempuran,

Puskesmas

Kabupaten

Kecamatan

Karawang,

Jawa

Barat, antara lain: Pendataan jumlah sarana

keluarga

program

dapat

sarana

dilakukan

dan
jamban
dengan

menggunakanpendekatan sistem.

jamban yang ada, Jumlah penduduk yang


menggunakan jamban, Jenis jamban yang

Masukan

ada atau yang digunakan, jumlah jamban


yang

memenuhi

penyuluhan

tentang

syarat
sarana

kesehatan,
jamban,

Dalam pelaksanaan,program sarana


jamban

keluarga

di

Puskesmas

Tempurandikoordinasi oleh seorang petugas

pemetaan sarana jamban yang memenuhi

yang

syarat,

program

penganggung jawab dari program sarana

pencatatan

jamban keluarga dimana sebagai petugas

pengawasan/inspeksijamban.,

merangkap

sebagai

jamban,

koordinator

dan pelaporanpenyuluhan tentang sarana

pengawasan/inspeksi

petugas

jamban.

penyuluhan tentang jamban serta sebagai


3

petugas

pencatatan

program.Sumber

dana

dan

pelaporan

untuk mengevaluasi kegiatan program yang

yang

digunakan

sudah

dalam pelaksanaan program diperoleh dari

dijalankan

melalui

lingkup

area/daerah.

APBD tingkat II dan BOK yang dinilai

Pengawasan/inspeksi sarana jamban.

cukup untuk melaksanakan program. Sarana

Inspeksi dilakukan secara berkala 8 kali

yang terdapat di Puskesmas Tempuran untuk

dalam sebulan (1 minggu 2 kali)oleh petugas

melaksanakan program dirasa cukup.

kesehatan

lingkungan

terlatih

bersama

Metode yang digunakan mengacu

dengan kader/perangkat desa/bidan dengan

pada buku Pedoman Kumpulan Peraturan

mengunjungi satu persatu rumah di wilayah

dan

Pedoman

Teknis

Kesehatan

kerja Puskesmas Tempuran. Yang diawasi

Karawang.

Meliputi:

adalah jamban yang menggunakan septic

Pendataan, Penyuluhan/pemicuan, pemetaan

tank atau tidak dan kloset menggunakan

jamban, pengawasan/inspeksi jamban, dan

kloset leher angsa atau tidak.

Lingkungan.

pencatatan pelaporan hasil kegiatan.

Pencatatan dan pelaporan. Petugas

Pendataan dilakukan setiap awal

lapangan mencatat kegiatan-kegiatan yang

tahun sampai akhir tahun berupa jumlah

dikerjakan,

jamban yang ada, jumlah penduduk yang

pengawasan sarana jamban (register dan

memakai sarana jamban, jenis jamban yang

formulir lain yang diperlukan) seterusnya

digunakan dan jumlah akses fasilitas yang

membuat penyajian/visualisasi data dalam

memadai. Pendataan biasanya dilakukan

bentukgrafik atau tabel yang diperbaharui

bersamaandengan

secara

kegiatan

pengawasan/inspeksi.

dalam

periodik

tahunan).Puskesmas

Penyuluhan/pemicuanmengenai

format

pencatatan

(bulanan
yang

dan

melaksanakan

kegiatan ini melaporkannya kepada Dinas

sarana jamban yang memenuhi syarat

Kesehatan Kabupaten/Kota sesuai format

kesehatan yang berdasarkan program STBM

yang telah ada dan diberikan secara periodik

(Sanitasi Total Berbasis Masyarakat).

(bulanan dan tahunan).

Pemetaan

jamban

yang

sudah

memenuhi syaratdilakukan setahun sekali di

Proses

balai

Perencanaan

desa,

terutama

di

desa

binaan.

Pemetaan dilakukan setelah pertengahan

Perencanaan kegiatan di buat 1 bulan

tahun atau di akhir tahun yang bertujuan

sebelumnya. Perencanaan yang dilakukan


4

yaitu Perencanaan untuk pembuatan jadwal

monitoring

pengawasan/inspeksi dari jamban sehat,

lingkungan, melakukan evaluasi data hasil

perencanaan dalam pelaksanaan kegiatan

pelaksanaan kegiatan kesehatan lingkungan

pendataan dan inspeksisarana jamban yan

di wilayah kerjanya. Koordinator Kesehatan

direncanakan

Lingkunganbertugas

sebanyak

kali

dalam

pelaksanaan

kesehatan

untuk

sebulan(1 minggu 2 kali) oleh petugas

mengkoordinasikan

program,

menerima

kesehatan lingkungan terlatih, namun pada

pelaporan

kegiatan

kesehatan

kenyataannya tidak ada jadwal pasti untuk

lingkungan dari wilayah setempat, dan

melakukan inspeksi tersebut, perencanaan

melakukan pencatatan hasil keberhasilan

dalam

yang

program dan melaporkan hasil pencatatan

sekali),

kepada Kepala Puskesmas Tempuran dalam

pemetaan

memenuhi

sarana

syarat

(1

jamban
tahun

perencanaan dalam kegiatan penyuluhan

hasil

waktu tiap bulan.

sebanyak 12 kali (1 bulan sekali) yang


dilaksanakan

oleh

petugas

kesehatan

Pelaksanaan

lingkunganmelalui lintas program dan lintas

Sesuai dengan rencana dan metode

sektor, namun tidak ada jadwal tertulis dari

yang telah ditetapkan, dilaksanakan secara

penyuluhan tersebut. Dan yang terakhir

berkala: pengumpulan data dilakukan 1 kali

perencanaan

selama 1 tahun di tiap-tiap desa di wilayah

dalam

Pencatatan

dan

pelaporan kegiatan. Pencatatan dilakukan

kerja

Puskesmas

Tempuran.

Kegiatan

setiap kegiatan dilaksanakan (pada hari kerja

penyuluhan dilakukan 12 kali selama 1

pada pukul 09.00-12.00 WIB).Pelaporan

tahun yang dilaksanakan oleh petugas

dilakukan setiap awal bulan.

kesehatan lingkungan melalui lintas program


dan lintas sektor, tetapi data tertulis tidak

Pengorganisasian

lengkap. Pengawasan jamban dilakukan tiap

Kepala

puskesmas

sebagai

bulannamun pengawasan tidak terjadwal.

penanggung jawab program, melimpahkan

Tidak dilakukan pemetaan sarana jamban

kekuasaan kepada Koordinator program

yang memenuhi syarat, dan pendataan jenis

(programmer),

jamban yang ada di tiap-tiap desa juga tidak

kemudian

programmer

melakukan koordinasi dengan pelaksana


program.
sebagai

Kepala

Puskesmas

penanggung

jawab

dilakukan.

bertugas
program,
5

Pengawasan

berdasarkan hasil dari data dasar kesehatan

Adanya pencatatan setiap bulan dan

lingkungan tahun 2014, sebab perhitungan

tahunan dan pelaporan secara berkala

harus dalam jangka 1 tahun, dan dari hasi

tentang kegiatan pengawasan jamban ke

rekapitulasi laporan bulanan penyehatan

tingkat

lingkungan Mei 2014- April 2015.

Kabupaten

minimal

bulan

sekali.Adanya rapat bulanan di Puskesmas


Tempuran tentang hasil pencapaian program
pengawasan jamban.

Kesimpulan dan saran


Berdasarkan

dari

hasil

Evaluasi

Program Pengawasan Jamban Keluarga di


Keluaran

Puskesmas

Tempuran

dengan

cara

Pada Program pengawasan jamban

pendekatan sistem dapat diambil kesimpulan

keluarga, ditetapkan angka minimal cakupan

bahwa Program pengawasan jamban di

hasil pengawasan/inspeksi sarana jamban

Puskesmas Tempuran periode Mei 2014

dan angka persentase penduduk dengan

April 2015 dikatakan belum berhasilkarena

akses fasilitas sanitasi yang layak/jamban.

hasil yang dicapai tidak sesuai dengan tolok

Pada cakupan hasil pengawasan/inspeksi

ukur yang telah ditentukan. Dari hasil

sarana jamban didapat persentase sebesar

kegiatan program, didapatkan : 1) Jumlah

45,86%

yang

sarana jamban yang ada sebanyak 7.026,

kabupaten

jumlah jamban yang memenuhi syarat

karawang sebesar 75 % yang dimana berarti

kesehatan sebanyak 6.024, dan tidak ada

cakupan

jadi

data tertulis tentang jenis jamban yang

digunakan, serta jumlah penduduk dengan

penduduk

akses sanitasi jamban sehat sebanyak 14.890

dengan

ditetapkan

target

oleh
belum

besarnya
Sedangkan

keluaran

pemerintah
mencapai

target,

masalah

adalah

pada

presentase

29,14%

yang

jiwa. 2) Data tertulis tentang penyuluhan

layak/jamban didapat persentase sebesar

sarana jamban sehat tidak ada. 3) Cakupan

40,05%

yang

hasil pengawasan/inspeksi sarana jamban

kabupaten

45,6% dari target 75% dengan besar

karawang sebesar 75 % yang dimana berarti

masalah 29,14% pada periode Mei 2014-

cakupan

jadi

April 2015. 4) Presentase penduduk yang

besarnya masalah adalah 34,95%. Hasil ini

menggunakan jamban 40,05% dari target

dengan

akses

ditetapkan

dengan
oleh
belum

fasilitas
target

sanitasi
keluaran

pemerintah
mencapai

target,

didapat perhitungan yang telah dilakukan


6

75%dengan besar masalah 34,95%pada

terkumpul dapat digunakan untuk biaya

periode Mei 2014-April 2015

pembuatan

Untuk

mencapai

tujuan

yang

jamban

di

masing-masing

peserta.

diinginkan dalam Program pengawasan


jamban keluarga di Puskesmas Tempurandi

Daftar Pustaka

tahun yang akan datang, disarankan :

1)

1. Notoadmodjo S. Kesehatan Masyarakat

antara

Ilmu dan Seni. Edisi revisi 2011. Jakarta:

Meningkatkan
penanggung

koordinasi
jawab

dengan

koordinator

Rineka Cipta. 2011.

program, koordinator melalui rapat bulanan

2. Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Barat.

di Puskesmas Tempuran, 2) Melakukan

Buku Kumpulan Peraturan dan Pedoman

setiap kegiatan sesuai dengan jadwal yang

Teknis Kesehatan Lingkungan. Propinsi

sudah direncanakan sejak awal kegiatan, 3)

Jawa Barat. 2004.

Melakukan

pendataan

jenis

3. Surat Edaran Menteri Kesehatan Nomor

jambanuntuk melihat wilayah kerja yang

132 tahun 2013. Tentang Pelaksanaan

belum memiliki akses fasilitas sanitasi yang

Sanitasi

layak/jamban sehat, 4) Mengumpulkan dan

(STBM),

melatih kader-kader dari tiap-tiap desa yang

darihttp://new.pamsimas.org/data/2013/s

ada

uratedaran20Menke2013.pdf.

untuk

dapat

meliputi

melakukan

pengawasan/inspeksi dan pemetaan sarana


jamban secara berkaladi daerah tempat
tinggalnya,

5)

Total

Berbasis

Masyarakat

2013.

Diunduh
22

September 2014.
4. Saatnya Memilih yang Lebih Baik

Melakukan

Bukan Sekedar Membangun Jamban.

penyuluhan/pemicuan kepada masyarakat

Pronpinsi Jawa Barat, 2010. Diunduh

yang ada di lingkungan tempat tinggalnya

dari

sehingga penyuluhan yang intensif dapat

22 September 2014.

http://www.diskes.jabarprov.go.id,

tercapai, dan yang terakhir Meningkatkan

5. Trihono, Laporan Hasil Riset Kesehatan

partisipasi dari masyarakat setempat dalam

Dasar (RISKESDAS) Nasional 2010.

usaha pembuatan jamban sehat dengan salah

Badan Penelitian dan Pengembangan

satu cara dibentuk kelompok arisan jamban

Kesehatan.

yang dilakukan oleh setiap 10 rumah dengan

http://www.kesehatan.kebumenkab.go.id

membayar iuran sebesar Rp 10.000 Rp

/data/lapriskesdas.pdf.

20.000 per bulan. Setelah uang tersebut

3014

Diunduh
22

September

6. UNICEF. Air, Lingkungan, Sanitasi dan


Kebersihan. Jakarta : UNICEF.2012.
7. Trihono, Laporan Hasil Riset Kesehatan

Nasional/Badan

Perencanaan

Pembanguan

Nasional

(BAPPENAS);2012.h.86-9.

Dasar (RISKESDAS) Nasional 2013.

10. Dinas Kesehatan Kabupaten Karawang.

Badan Penelitian dan Pengembangan

Buku Kumpulan Peraturan dan Pedoman

Kesehatan.

Teknis

Diunduh

dari:

Kesehatan

Lingkungan.

http://www.kesehatan.kebumenkab.go.id

Karawang : Kegiatan Pengembangan

/data/lapriskesdas.pdf,

dan

22 September

2014.
Departemen

Kesehatan

Republik

Indonesia;2009.
9. Laporan

Risiko

Kesehatan

Lingkungan APBD II; 2014.

8. Profil Kesehatan Indonesia 2008. Jakarta


:

Analisis

Pencapaian

11. Memorandum Program Sanitasi (MPS)


Kabupaten Karawang tahun 2014
2018.Diunduh

dari

Tujuan

https://www.google.com/url.ppsp.nawasi

Pembangunan Milenium Indonesia 2011.

s.dokumenperencanaansanitaspokjakab.k

Memastikan Kelestarian Hidup. Jakarta :

arawang . 22 September 2014.

Kementerian Perencanaan Pembangunan

You might also like