You are on page 1of 20

Ergonomi

Disusun oleh:
Leonard Owen (1015119)
Pembimbing:
dr. July Ivone, MKM,
MPd.Ked.

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha
BANDUNG
2015

Perubahan zaman telah membuat peralatan


dan teknologi menjadi penunjang yang
penting dalam meningkatkan produktivitas
kerja
Di samping itu banyak dampak negatif yang
mungkin timbul
Tujuan
ergonomi
untuk
peningkatan
keamanan dan kualitas kehidupan kerja

Ergonomi berasal dari bahasa Yunani ergos


( kerja) dan nomos (=ilmu/hukum)

Disiplin ilmu yang mempelajari manusia


dalam kaitannya dengan pekerjaannya

Suatu cabang ilmu yang memanfaatkan


informasi-informasi
mengenai
sifat,
kemampuan dan keterbatasan manusia
dalam rangka membuat sistem kerja yang
ENASE (efektif, nyaman, aman, sehat dan
efisien)

Bekerja dalam posisi atau postur normal


Mengurangi beban berlebihan
Menempatkan peralatan agar selalu berada
dalam jangkauan
Bekerja sesuai dengan ketinggian dimensi
tubuh
Mengurangi gerakan berulang dan
berlebihan
Minimalisasi gerakan statis

Minimalisasikan titik beban;


Mencakup jarak ruang;
Menciptakan lingkungan kerja yang
nyaman;
Melakukan gerakan, olah raga, dan
peregangan saat bekerja;
Membuat agar display dan contoh mudah
dimengerti;
Mengurangi stres.

Meningkatkan kesejahteraan fisik dan mental melalui


upaya pencegahan cidera dan penyakit akibat kerja,
menurunkan beban kerja fisik dan mental,
mengupayakan promosi dan kepuasan kerja.
Meningkatkan kesejahteraan sosial melalui
peningkatan kualitas kontak sosial dan
mengkoordinasi kerja secara tepat, guna
meningkatkan jaminan sosial baik selama kurun
waktu usia produktif maupun setelah tidak produktif.
Menciptakan keseimbangan rasional antara aspek
teknis, ekonomis, dan antropologis dari setiap sistem
kerja yang dilakukan sehingga tercipta kualitas kerja
dan kualitas hidup yang tinggi.

Diagnosis
Wawancara dengan pekerja
Inspeksi tempat kerja
Penilaian fisik pekerja
Uji pencahayaan
Pengukuran
lingkungan
kerja lainnya
Treatment
Pemecahan
masalah
tergantung diagnosis
Follow up
Evaluasi
subyektif
atau
obyektif

Posisi kerja
Sikap duduk
Sikap berdiri
Proses kerja
Tata
letak
tempat
kerja
Mengangkat beban

Sikap kerja dimana kaki tidak


terbebani dengan berat tubuh
dan
posisi
stabil
selama
bekerja

Sikap duduk paling baik:


Sedikit
lordosis
pada
pinggang
Sedikit
kifosis
pada
punggung
Lutut setinggi atau sedikit
lebih tinggi dari panggul
dan kedua tungkai tidak
menyilang
Kedua
kaki
tidak
menggantung

Keuntungan bekerja dengan


sikap duduk:
Berkurangnya kelelahan
Berkurangnya pemakaian
energi
Berkurangnya
keperluan
sirkulasi darah

Kerugian bekerja dengan sikap


duduk:
Melembekkan
otot-otot
perut
Melengkungkan punggung

Sikap kerja dengan posisi


tulang belakang vertikal
dan
berat
badan
bertumpu
secara
seimbang pada kedua
kaki

Para
pekerja
dapat
menjangkau
peralatan
kerja sesuai dengan posisi
waktu bekerja dan sesuai
dengan
ukuran
antropometrinya
Suatu
studi
yang
berkaitan dengan ukuran
dimensi tubuh manusia

Layar atau display


harus terlihat jelas
saat
melakukan
aktivitas kerja
Simbol yang berlaku
secara
internasional
lebih
banyak
digunakan
daripada
kata-kata

Harus memenuhi 2 prinsip


kinetis:
Beban diusahakan menekan
pada otot tungkai sedangkan
otot tulang belakang sebanyak
mungkin
dibebaskan
dari
pembebanan
Momentum
gerak
badan
dimanfaatkan untuk mengawali
gerakan
Berat beban
yang kerja muda
Dewasa maksimal Tenaga
boleh dipikul:
Wanita
Jenis

Sekali-sekali
Terusmenerus

Pria (kg)

Wanita (kg)

Pria (kg)

40

15

15

(kg)
10-12

15-18

10

10-15

6-9

Pekerjaan yang monoton


Beban yang terlalu berat
Lama kerja yang terlalu
panjang
Lingkungan pekerjaan
Sakit dan gizi yang buruk
Kurangnya waktu istirahat

Perasaan lesu
Mengantuk
Pusing
Sulit tidur
Kurang atau tidak mampu
berkonsentrasi
Menurunnya
tingkat
kewaspadaan
Persepsi yang buruk
dan
lambat
Tidak ada atau berkurangnya
keinginan untuk bekerja
Menurunnya
kesegaran
jasmani dan rohani

1. Lingkungan harus bersih dari zat-zat kimia


2. Pencahayaan dan ventilasi harus memadai
dan tidak ada gangguan bising
3. Jam kerja sehari diberikan waktu istirahat
sejenak dan istirahat yang cukup saat
makan siang
4. Kesehatan pekerja harus tetap dimonitor
5. Tempo kegiatan tidak harus terus menerus

6. Waktu perjalanan dari dan ke tempat kerja


sebaiknya sesingkat mungkin
7. Secara aktif mengidentifikasi sejumlah
pekerja dalam peningkatan semangat kerja
8. Fasilitas

rekreasi

dan

istirahat

harus

disediakan di tempat kerja


9. Waktu untuk liburan harus diberikan pada
semua pekerja

You might also like