You are on page 1of 12

Peralatan dasar endourologi (lower tract

endourologi)

Optik

Cystoscope-telescope
Kode warna telescope 0 derajat : ring bewarna hijau berfungsi untuk urethroscopy
Kode warna telescope 30 derajat : ring bewarna merah berfungsi untuk evaluasi
dasar buli (trigonum buli)
Kode warna telescope 70 derajat : ring bewarna kuning berfungsi untuk evaluasi
dome, dinding anterior dan dinding lateral buli
Kode warna telescope 120 derajat : ring bewarna putih untuk evaluasi bladder neck

Sheath

Sheat no 24, 27 dengan obturator : digunakan untuk TUR-P atau TUR-B

Sheat no 13, 15, 17, 19 dengan obturator : digunakan untuk cystoscopy


Sheat no 20, 22 dengan obturator : untuk RPG, memasukkan Ureter kateter, DJ
stent atau aff DJ stent
Sheat no 23,5, 25 dengan obturator : untuk lithotripsy
Sheat no 9-11 dengan obturator : digunakan untuk endourology pada anak

Working element dengan Albaran : biasa digunakan dengan sheat 20 atau 22, untuk
RPG, memasukkan Ureter kateter, DJ stent atau aff DJ stent

Sheat urethrotom no 21 dan obturator

Sheat untuk guide pemasangan kateter uretra

pisau sachse

Sheat urethrotom no 21 dan obturator, Sheat untuk guide pemasangan kateter


uretra dan pisau sachse digunakan untuk visualized urethrotomi interna (sachse).

Walking Element

Resectoscope (walking element) : digunakan bersama cutting loupe untuk reseksi


prostat atau buli

Cutting loupe (Collins knife) : pisau untuk reseksi prostat dan buli

Roller electrode : digunakan hemostasis saat reseksi prostat dan buli

Ellik evakuator : untuk mengeluarkan sisa fragmen batu post litotripsi, fragmen
irisan prostat dan buli post reseksi prostat dan buli serta mengeluarkan bekuan
darah

Forceps

Rigid forsep biopsy

Stone grasping forceps (Aligator)

flexible scissors

flexible biopsy forceps

flexible foreign body forceps

Sound (Bougie)

Urethral bougie digunakan untuk kalibrasi diameter uretra

Aboul bogie untuk kalibrasi uretra pada wanita

Otis uretrhotomy interna : digunakan untuk blind uretrotomi interna

Hendrickson lithotripter (Sheat 25) digunakan untuk memecah batu buli dengan
ukuran 1,5-2cm

Sistoskopi
Definisi
Sistoskopi adalah tindakan yang digunakan untuk melihat traktus urinarius bagian bawah
sehingga evaluator (urologist) dapat menilai kondisi uretra, prostat, leher buli dan bulibuli
Pemeriksaan sitoskopi merupakan tindakan standard dibidang urologi yang digunakan
untuk menilai (mendiagnosa) dan untuk keperluan terapi. Sistoskopi pertama
diperkenalkan oleh M.nitze ditahun 1879 yang telah menggantikan pemeriksaan buli
yang saat itu dilakukan secara blind

Indikasi

Indikasi dilakukan sistoskopi adalah :


Hematuria gros.
Hematuria yang menetap.
Susp keganasan pada buli baik infiltrasi maupun penyebaran dari tempat lain.
Follow up pada keganasan buli.
Pasien dengan TCC pada traktus urinarius atas serta untuk menghilangkan
kemungkinan keterlibatan buli..
Inspeksi muara ureter di buli.
UTI berulang.
Sarana diagnose interstitial cystitis. .
Sarana diagnosis inkontinensia.
Diagnosis adanya sumbatan subvesika (bladder outlet stenosis)
Deteksi benda asing pada uretra dan buli
Inspeksi uretra untuk melihat adanya striktur, tumor, diverticulum atau fistula.
Pengambilan sampel biopsy jaringan.
Nyeri kronis yang berulang pada region pelvis.

Kontra Indikasi
Kontra Indikasi siatoskopi:

Urethritis akut, prostatitis akut, epididymitis akut.


ISK dengan komplikasi berat.
Coagulopathy yang berat
Kondisi yang tidak memungkinkan pasien dalam posisi litotomi

Persiapan:

Inform consent
Pemeriksaan mobilitas dari sendi panggul
Pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan radiologi

Antibiotic profilaksis

Prosedur sistoskopi:
1.
2.

Setelah dilakukan anaestesi penderita diletakkan dalam posisi lithotomi


Dilakukan desinfeksi dengan povidone jodine 10% didaerah penis scrotum atau vagina
dan kedua paha sampai batas lutut dan perut sebatas umbilikus
3. Persempit lapangan operasi dengan memasang sarung kaki dan doek panjang
berlubang untuk bagian perut keatas
4. Sambil berdiri pegang penis dengan jari I dan II
5. Tarik penis hingga lurus dan sedikit tegang
6. Sheath 17F dengan optik 0 yang sudah diolesi jelly dimasukkan lewat meatus uretra
externus sampai masuk buli-buli. Evaluasi struktur dan kelainan yang ada di uretra
sampai dengan bladder neck
Inspeksi semua bagian uretra, pars navikulare, pendulare, bulbosa, membranacea,
prostatika.
Ukur diameter dari uretra, lihat adakah striktur, divertikel atau fistula
Evaluasi mukosa uretra adakah lesi atau tumor.
Evaluasi spingter uretra eksterna
Pada uretra pars prostatika :
a. Verumontanum.
b. Lobus kanan-kiri.
c. Estimasi panjang uretra pars prostatika.
d. Evaluasi pembukaan leher buli.
7. Secara gradual pindah posisi duduk saat sheath mencapai uretra pars bulbosa
8. Estimasi residual urine dalam buli
9. Gunakan optik 30 untuk melihat dasar buli Trigonum, muara ureter (lokasi, bentuk,
jumlah)
10. Gunakan optik 70 untuk melihat sisi lateral dan dome buli . Tarik semua sheath dan
optik setelah semua prosedur dilakukan sambil evaluasi adakah komplikasi
Inspeksi trigonum buli, posisi, bentuk, orificium ureter
Evaluasi secara menyeluruh dinding anterior, posterior, lateral, dome dan buli.
Jika penglihatan terganggu karena darah atau pus hendaknya dilakukan irigasi buli
sebelum dilakukan inspeksi lebih lanjut.
Evaluasi :
a. Orificium ureter
b. Tumor
c. Trabekula
d. Lesi pada mukosa
e. Divertikel dan fistula
f. Batu dan benda asing

Komplikasi

Durante :
Trauma pada saluran kemih
Perdarahan

Perforasi uretra, buli, ureter.


Sub akut dan akut :
Perdarahan
Infeksi
Tidak nyaman pada regio pelvis (sensasi terbakar)
Kronik :
Tidak nyaman pada regio pelvis (sensasi terbakar)
Pembentukan jaringan ikat resiko striktur uretra

Perawatan post sistoskopi

Minum air setidaknya 1 liter per hari


Gunakan kompres air hangat untuk mengurangi rasa nyeri
Analgetik dan antibiotic jika diperlukan

Sumber :
1. Campbell urology 9th ed
2. Smith general urology 17th ed
3. Advanced endourology
4. Manual endourology for resident

You might also like