Professional Documents
Culture Documents
Diskriminasi harga adalah tindakan penjualan dalam menjual barang yang sama di bawah pengawasan
produksi yang sama dengan harga berbeda kepada pembeli yang berbeda.
Bagaimana sistematika dan melengkapi diskriminasi. Semakin tinggi pasang pasar, persaingan
tentu akan berkurang.
utama
pelaku
usaha
melakukan
diskriminasi
harga
yaitu
untuk
mendapatkan keuntungan yang lebih tinggi dan keuntungan yang lebih tinggi
tersebut
diperoleh dengan cara merebut surplus konsumen. Surplus konsumen adalah selisih
harga tertinggi yang bersedia dibayar konsumen dengan harga yang benar-benar
dibayar oleh konsumen. Diskriminasi harga / price discrimination didasari adanya
kenyataan bahwa konsumen sebenarnya bersedia untuk membayar lebih tinggi,
maka perusahaan akan berusaha merebut surplus konsumen tersebut dengan cara
melakukan diskriminasi harga
Contohnya : PLN mengenakan tarif dasar listrik yang lebih tinggi untuk para
pemakai industri dan komersial dari pada untuk para konsumen biasa/rumah
tangga. Dalam segmen konsumen rumah tangga pun tarif dasar listrik dibedakan
kembali per daerah ataupun per besarnya daya.
Berikut merupakan stratifikasi dalam diskriminasi harga, yaitu:
- Setiap konsumen, tanpa stratifikasi apapun, harus membayar harga yang
ditetapkan oleh produsen.
Contoh: jual beli berlian, atau souvenir di depot-depot turis wisata.
- Melihat jumlah (kuantitas) pembelian, atau semakin besar pembelian semakin
murah harganya.
Contoh: barang-barang elektronik, atau pembelian partai besar di pasar.
- Membedakan stratifikasi (kelas/kelompok) konsumen dalam penetapan harga
yang berbeda-beda.
Contoh: harga khusus untuk pelajar dan orang-orang tua.
syarat menggunakan diskriminasi harga
Adapun syarat syarat menggunakan diskriminasi harga adalah sebagai berikut:
a. Barang tidak dapat dipisahkan dari pasar satu ke pasar yang lain.
b. Sifat barang dan jasa memungkinkan untuk melakukan diskriminasi harga.
c. Sifat permintaan dan elastisitas permintaan di masing masing pasar haruslah
sangat berbeda.
d. Kebijakan diskriminasi harga tidak memerlukan biaya yang melebihi tambahan
keuntungan yang diperoleh tersebut
e. Produsen dapat mengeksploiter beberapa sikap tidak rasional konsumen.
Diskriminasi harga berdasarkan tingkatannya, sbb:
1. Diskriminasi Harga Tingkat Pertama: penjual mengenakan harga terpisah kepada
setiap pelanggan, tergantung intensitas permintaan
Contoh: jasa profesional seperti pengacara terkadang menetapkan tarif berbeda
2. Diskriminasi Harga Tingkat Kedua: penjual mengenakan harga yang tidak terlalu
mahal kepada pembeli yang membeli dalam volume yang lebih besar
Contoh: pembelian dalam paket dengan jumlah besar mendapat pengurangan
harga
3. Diskriminasi Harga Tingkat Ketiga: penjual mengenakan harga berbeda pada
setiap kelas pembeli
Contoh: harga untuk kelas eksekutif dan bisnis dalam penerbangan atau kereta api
berbeda
Contoh lain dari diskriminasi harga :
1. PT Pertamina menetapkan harga minyak tanah lebih tinggi untuk sektor industri
dari pada sektor rumah tangga.
2. Tarif dasar listrik per KwH ditetapkan PLN lebih rendah untuk sektor rumah
tangga yang mengkonsumsi listrik lebih sedikit dari pada sektor rumah tangga yang
mengkonsumsi listrik lebih banyak.
3. Tarif percakapan interlokal ditetapkan PT Telkom lebih rendah pada malam hari
dari pada siang hari.
4. Dokter ahli bedah menetapkan harga lebih tinggi untuk operasi pembedahan
usus buntu untuk pasien berpendapatan tinggi yang dirawat di kamar kelas VIP,
dari pada pasien berpendapatan rendah yang dirawat di kamar kelas III.
Agar kebijakan diskriminasi harga yang ditetapkan perusahaan monopolis dapat
dilakukan, diperlukan beberapa persyaratan, diantaranya adalah:
1.
2.
3.
Barang tersebut tidak dapat dijual lagi pada pasar yang harganya rendah ke pasar
yang harganya lebih tinggi, atau tidak terjadi reselling. Biaya transport yang tinggi
dapat mencegah pengiriman barang dari pasar yang harganya rendah ke pasar
yang harganya lebih tinggi.
Gambar 6 menjelaskan secara grafis terjadinya diskriminasi harga oleh perusahan
monopolis. Diasumsikan bahwa perusahaan monopolis memiliki kurva MC yang
sama, perusahaan monopolis dapat memisahkan permintaannya menjadi dua
pasar, yaitu pasar 1 dan pasar 2. Dengan dua asumsi ini maka monopolis dapat
menetapkan harga yang berbeda untuk kedua pasar
harus mengetahui
kemampuan
daya
beli
pada
masing-masing
konsumen.
Diskriminasi harga derajat 1 dapat merugikan konsumen karena terdapat
surplus konsumen yang diterima oleh produsen, biaya yang harusnya diterima oleh
konsumen namun menjadi milik konsumen. Diskriminasi harga derajat 1 juga
disebut perfect price discrimination karena memperoleh surplus konsumen paling
besar.
2.
Diskriminasi
harga
ditetapkan
berdasarkan
perbedaan
elastisitas
harga.
2.
3.
Membuka kran impor, sehingga barang-barang buatan luar negeri yang sejenis
dengan barang yang dihasilkan monopoli dapat memberikan persaingan.
4.