Professional Documents
Culture Documents
1. AGUS SUHARYONO
2. LINA IRAWAN
3. SEFTI ANDRIANI
STIE BINANIAGA
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI BINANIAGA
Jl. Raya Pajajaran No. 100 Bogor 16153
Telp.(0251) 8360688 Fax(0251) 8354558
KATA PENGANTAR
Bismillahirohmanirrohim
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat ALLAH SWT, karena atas rahmat
dan karunia-NYA kami selaku penulis dapat menyelesaikan Tugas Makalah Tentang
SISTEM BIAYA DAN PENGUKURAN KINERJA SEGMEN .
Penulisan Tugas Makalah ini ditujukan untuk melengkapi tugas-tugas dan
memenuhi nilai bidang studi Akuntansi Manajemen pada semester empat di jurusan
Akuntansi pada Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Binaniaga Bogor.
Pada kesempatan ini, kami ingin mengucapkan terima kasih pada beberapa pihak
yang telah membantu penulisan dalam menyelesaikan penyusunan Tugas Makalah ini:
1. ALLAH SWT yang telah memberikan Rahmat dan karunia-NYA, sehingga saya dapat
menyelesaikan penyusunan makalah ini.
2. Kedua Orang tua dan keluarga tercinta yang selalu memberikan doa, motivasi serta
dukungannya.
3. Bapak Darwin Purba,SE selaku Dosen yang telah membimbing dan mengajar di bidang
studi Akuntansi Manajemen pada jurusan Akuntansi semester empat.
Kami menyadari bahwa Tugas Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena
itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu saya harapkan dan
akhir kata kami ucapkan terima kasih.
BAB I
PENDAHULUAN
Manajemen.
BAB II
PEMBAHASAN
SISTEM BIAYA
Sistem Biaya adalah organisasi dari formulir, catatan, dan laporan yang terkoordinasi yang
bertujuan untuk melaksanakan kegiatan dan merupakan informasi biaya bagi manajemen.
Didalam akuntansi biaya, sistem yang dapat digunakan untuk mengalokasikan dan
membebankan ke unit produksi, dikelompokan menjadi 2 sistem yaitu:
a. Sistem biaya aktual atau historis, biaya dicatat pada saat dikeluarkan, tetapi penyajian
hasil operasi akan ditangguhkan sampai operasi pabrikasi pada periode akuntansi
dibentuk atau dalam perusahaan jasa, sampai jasa diberikan.
b. Sistem biaya standar, produk operasi, dan proses akan dikenakan biaya berdasarkan
jumlah sumber daya yang akan digunakan dan harga dari sumber daya yang telah
ditentukan sebelumnya.
Biaya aktual juga dicatat, dan varians atau selisih antara biaya aktual dan biaya standar akan
dikumpulkan dalam perkiraan terpisah. Biaya yang dialokasikan ke unit-unit produksi mencakup
semua biaya pabrikasi (disebut kalkulasi biaya absorpsi penuh) atau hanya biaya pabrikasi
variabel saja (disebut kalkulasi biaya langsung atau variabel).
Empat kemungkinan sistem biaya dapat dibentuk adalah dengan mengakui bahwa biaya-biaya
bisa diukur baik dalam jumlah yang aktual maupun standar, atau dalam bentuk kalkulasi biaya
langsung (direct costing) ataupun kalkulasi biaya absorpsi penuh (full absorption costing).
Dalam pertanyaan mengenai unsur-unsur biaya mana yang akan dialokasikan ke produksi, tiga
kemungkinannya adalah kalkulasi biaya utama (prime costing), kalkulasi biaya langsung
(variabel), dan kalkulasi biaya absorpsi penuh.
2. AKUMULASI BIAYA
Akumulasi biaya proses adalah suatu metode dalam pengumpulan harga pokok produk dengan
mengumpulkan biaya untuk setiap satuan waktu tertentu.
Ada dua metode akumulasi biaya yang digunakan secara luas, dimana keduanya mempunyai
beberapa aspek yang sama, walaupun obyek biaya terakhir dari kedua metode tersebut adalah
produk, tetapi kedua metode tersebut pada dasarnya berbeda penekanannya dalam
penelusuran besarnya biaya. Pada kalkulasi biaya proses, perhatian utamanya adalah
penelusuran besarnya biaya pada proses, pusat biaya, atau departemen di pabrik. Macammacam akumulasi biaya adalah sebagai berikut :
a. Sistem Perhitungan Biaya Berdasarkan Pesanan ( Job Order Costing )
Perhatian utamanya adalah penelusuran besarnya biaya pada pekerjaan, tumpukan
barang, partai barang, atau pada kontrak itu sendiri.
Biaya-biaya diakumulasikan oleh barang pesanan atau barang spesifik pelanggan.
Metode ini digunakan pada saat produk yang dihasilkan dalam sebuah departemen atau
pusat biaya beraneka ragam, dan hal ini mensyaratkan kemungkinan mengidentifikasikan
secara fisik barang yang diproduksi dan membebankan masing-masing barang dengan
biayanya sendiri.
Kalkulasi biaya pesanan dapat diterapkan pada pembuatan barang pesanan di pabrik,
bengkel kerja, dan bengkel perbaikan; yang dikerjakan oleh pemborong, insinyur
bangunan, dan pelaksana; serta untuk pengusaha jasa yang hanya memiliki sedikit
pekerjaan yang dilakukan pada waktu tertentu, seperti kesehatan, hukum, arsitektur,
akuntansi, dan perusahaan konsultan.
Metode biaya pesanan memberi kesempatan untuk mengendalikan biaya dan
mengevaluasi profitabilitas dari perjanjian/kontrak, produk, atau lini produk.
b. Sistem Perhitungan Biaya Berdasarkan Proses ( Process Costing )
Kalkulasi biaya proses mengakumulasikan biaya-biaya dari proses produksi atau dari
departemen.
Metode ini digunakan pada saat semua unit yang dihasilkan dalam suatu departemen atau
pusat biaya pada dasarnya sama, atau pada saat tidak ada keperluan untuk membedakan
unit-unit produk tersebut.
Kalkulasi biaya proses mengakumulasikan semua biaya dari mengoperasikan suatu
proses dalam periode waktu tertentu, dan membagi biaya-biaya dengan jumlah unit
produk yang melewati proses tersebut selama periode bersangkutan; Hasilnya adalah
bentuk biaya per unit. Karena sifat dari keluaran dan akumulasi biaya, produk dari satu
proses mungkin menjadi bahan pada proses selanjutnya dalam kasus di mana biaya per
unit harus dihitung untuk masing-masing proses.
Metode biaya proses dapat diterapkan untuk industri-industri seperti pabrik tepung,
pabrik bir, pabrik kimia, dan pabrik tekstil dengan satu atau beberapa jenis produk yang
jumlahnya besar. Metode tersebut juga dapat diterapkan untuk merakit dan menguji
pengoperasian yang mengikutsertakan sejumlah besar jenis produk yang sama seperti
peralatan listrik, suku cadang listrik, atau perkakas kecil lainnya.
c. Metode Campuran ( Blended Methods )
Pada beberapa perusahaan pabrikasi, unit yang berbeda memiliki biaya bahan langsung
yang secara nyata berbeda, tetapi semua unitnya melalui konversi yang sama dalam
jumlah yang besar. Dalam kasus ini, biaya bahan langsung diakumulasikan dengan
menggunakan kalkulasi biaya pesanan, dan biaya konversi diakumulasikan dengan
menggunakan kalkulasi biaya proses.
Contohnya adalah operasi perakitan yang sederhana di mana lampu dilapisi dengan
kuningan murahan dan lampu mahal yang terbuat dari kuningan murni yang dirakit dalam
jumlah besar. Biaya pekerja yang sama ditunjukkan pada semua unit barang, dan kabel
serta tombol yang sama (bahan langsung) juga dipasang. Kap lampu dari kain bermutu
tinggi dipasang pada lampu yang terbuat dari kuningan murni, sedangkan pada lampu
yang dilapisi dengan kuningan murahan dipasang kap lampu dari kain bermutu rendah.
Perbedaan biaya untuk lampu dan kap lampu ini cukup berarti, sementara biaya-biaya
lainnya adalah sama untuk semua unit. Dalam contoh tersebut, pemecahannya yang
mungkin adalah menelusuri besarnya biaya bahan langsung pada setumpuk barang,
separtai barang, atau pada pesanan yang menggunakan metode akumulasi biaya pesanan
untuk bahan langsung, dan yang menggunakan metode akumulasi biaya proses untuk
biaya pekerja dan overhead.
Sistem pabrikasi fleksibel mempunyai dampak yang kuat dan mengubah berbagai faktor
yang harus dipertimbangkan oleh manajemen dalam mengevaluasi suatu sistem.
Metode ini dapat dilakukan karena melalui ayat jurnal akuntansi biaya rutin yang
dibutuhkan dalam catatan tambahan untuk akumulasi biaya pesanan dan biaya proses,
berarti sangat menghemat waktu pemrosesan data. Bila waktu dan insentif yang tersedia
tidak mencukupi untuk menelusuri rincian biaya barang dalam proses, maka kalkulasi
biaya backflush memberikan metode pengakumulasian biaya yang dimulai dari belakang
melalui informasi akuntansi yang tersedia setelah produksi selesai, yaitu pada akhir setiap
periode akuntansi.
= Margin x Perputaran
= Laba operasi x
Penjualan
Penjualan
Aktiva operasi rata-rata
Margin adalah rasio dari laba operasi terhadap penjualan. Hal ini menunjukan jumlah
laba operasi yang dihasilkan dari setiap rupiah penjualan.Perputaran (turnover) adalah
suatu ukura lain yang dihitung dengan membagi pendapatan penjualan dengan aktiva
operasi rata-rata.perputaran menunjukan jumlah penjualan yang dihasilkan dari setiap
rupiah yang diinvestasikan dalam aktiva operasi .
Keunggulan ROI
1. ROI mendorong manajer untuk fokus pada hubungan antara penjualan, beban dan
investasi sebagaimana yang diharapkan dari seorang manajer pusat investasi.
2. ROI mendorong manajer untuk fokus pada efisiensi biaya.
3. ROI mendorong manajer untuk fokus pada efisiensi aktiva operasi.
Kelemahan pengukuran ROI
1. ROI mengakibatkan fokus yang sempit pada profitabilitas divisi dengan
Menghitung EVA
EVA adalah laba bersih atau laba operasi setelah pajak dikurangi biaya modal yang dipakai.
Biaya modal yang dipakai adalah persentase aktual dari biaya modal dikali dengan total modal
yang dipakai. Persamaan EVA dinyatakan sebagai berikut :
EVA = Laba operasi Setelah pajak
Harga Transfer adalah harga yang dibebankan untuk suatu komponen oleh divisi penjual
pada divisi pembeli di perusahaan yang sama.penetapan harga transfer adalah masalah yang
rumit.
Harga Pasar
Jika terdapat pasr luar denga persaingan sempurna untuk produk yang ditransfer , maka
harga transfer yang paling sesuai adalah harga pasar. Pada situasi demikian berbagai tindakan
manajer divisi akan mengoptimalkan laba divsi dan laba perusahaan secara simultan. Lagi
pula , tidak ada divisi yang memperoleh manfaat di atas beban divisi lain.Bila demikian ,
Perusahaan Bintang mempunyai 2 divisi, yaitu Divisi Batu dan Divisi Bata. Divisi Batu
merupakan divisi pemasok komponen utama Divisi Bata dengan harga transfer Rp 10/unit. Divisi
Batu juga menjual ke pasar dengan harga Rp 12,50 /unit. Biasanya penjualan ke pasar berjumlah
25% dari penjualan sebanyak 2.000 unit komponen per tahun.
Berikut ini adalah data Laporan Laba/Rugi Divisi Batu untuk tahun 2007.
Penjualan Rp 21.250
Biaya Variabel @ Rp 8 /unit Rp 16.000
Contribution Margin Rp 5.250
Biaya Tetap Rp 2.000
Laba Bersih Rp 3.250
Divisi Bata mendapat penawaran dari pihak luar untuk membeli komponen dengan harga Rp 9
/unit. Divisi Batu menyatakan bahwa tidak mungkin untuk menjual dengan harga seperti
penawaran pihak luar karena tidak akan memperoleh laba sama sekali.
Diminta :
a) Jika anda seorang manajer, berilah komentar anda terhadap pernyataan Divisi Batu tersebut.
Asumsikan bahwa kapasitas Divisi Batu sudah dipakai secara maksimum!
Jawab :
Jika divisi batu menjual ke divisi Bata dengan harga Rp 9 /unit.
Penjualan produk ke pasar ekstern
Pendapatan penjualan
( 25% dari 2.000 unit = 500 unit @ Rp 12,50 ) Rp 6.250
Biaya Variabel
( 25% dari 2.000 unit = 500 unit @ Rp 8,00 ) (Rp 4.000)
Contribution Margin Rp 2.250
Biaya Tetap
( 500 unit @ Rp 1 /unit ) (Rp 500)
Laba Bersih Rp 1.750
Penjualan produk ke Divisi Bata
Pendapatan penjualan
( 2.000 unit 500 unit = 1.500 unit @ Rp 9,00 ) Rp 13.500
Biaya Variabel
( 2.000 unit 500 unit = 1.500 unit @ Rp 8,00 ) (Rp 12.000)
Contribution Margin Rp 1.500
Biaya Tetap
( 1.500 unit @ Rp 1 /unit ) (Rp 1.500)
Laba Bersih Rp 0
Total Laba bersih Rp 1.750
Jadi, dengan demikian Divisi Batu masih bisa menjual produk ke Divisi Bata dengan harga Rp
9 /unit, karena Divisi Batu masih mendapatkan laba sebesar Rp 1.750
b) Divisi Batu dapat menaikan penjualan produk ke pasar sebesar 1.500 unit komponen dengan
menaikan biaya tetap sebesar Rp 2.000 dan biaya Variabel Rp 1 /unit. Misalkan kapasitas
maksimum 2.000 unit komponen /tahun, apakah sebaiknya Divisi Batu memusatkan penjualan
produk ke luar dan mengabaikan transfer intern. Jelaskan dengan perhitungan !
Jawab :
Jika divisi Batu menjual ke pasar sebesar 1.500 unit
Penjualan produk ke pasar ekstern
Pendapatan penjualan