Professional Documents
Culture Documents
William Antonio
Sulistia WT
Yofina P J
Serliina Kiik Lau
Samcruise
3203013008
3203013036
3203013124
3203013134
3203013135
DESAIN PROYEK
IMPOR
Sumber: Badan Pusat Statistik
TAHUN
2006
61 065 465
536
83 808 866
126
2007
74 473 430
118
89 935 580
813
2008
98 664 341
959
2009
96 829 244
981
91 354 405
895
2010
2011
2012
Impor
cenderung
meningkat 6
tahun terakhir
IMPOR KAKAO
Sumber: Statistik Perkebunan Indonesia Komoditas Kakao tahun 2013-2015 Oleh
Direktorat Jenderal Perkebunan
47.939
74.185.000
2007
43.528
82.786.000
2008
53.331
113.381.00
0
2009
46.356
119.321.00
0
2010
47.453
164.607.00
0
2011
43.685
WUJUD PRODUK
KAKAO BIJI
KAKAO BUAH
77.422.094
0
241.484
919.261
6.466.218
20.624.817
KAKAO BUTTER
402.727
2.769.898
11.369.690
45.797.949
3.854.741
4.360.030
2.057.506
7.562.291
1.290.738
4.094.171
627.657
4.435.014
420.539
1.053.478
WUJUD PRODUK
VOLUME
(Kg)
Nilai (US$)
982.363
5.290.023
Bentuk tablet/lainnya
298.163
464.971
533.214
2.435.143
Olahan Makanan
178
3.652
3.845.970
27.407.899
33.655
89.467
JUMLAH
63.190.510
204.730.158
Nilai Impor terbesar berasal dari Kakao Biji, padahal Indonesia
adalah Penghasil Coklat ke 3 terbesar.
PADAHAL...
Indonesia merupakan produsen kakao terbesar
ketiga di dunia setelah negara Pantai Gading
dan Ghana. Tiga besar negara penghasil kakao
sebagai berikut ; Pantai Gading (1.276.000 ton),
Ghana (586.000 ton), Indonesia (456.000 ton).
Luas lahan tanaman kakao Indonesia lebih
kurang 992.448 Ha dengan produksi biji kakao
sekitar 456.000 ton per tahun, dan produktivitas
rata-rata 900 Kg per ha .
Sumber: Gambaran Sekilas Industri Kakao, oleh
Departemen Perindustrian
769.386
1.320.820
2007
740.006
1.379.279
2008
803.594
1.425.216
2009
809.583
1.587.136
2010
837.918
1.650.621
2011
712.231
1.732.641
2012
740.513
Persentase
Luas Area &
Produksi
menurut Jenis
Pengusaha
PR= Perkebunan Rakyat
PBN=Perkebunan Besar
Negara
PBS=Perkebunan Besar
Swasta
Didominasi oleh Perkebunan
Rakyat
Sumber: Statistik Perkebunan
Indonesia Komoditas Kakao
tahun 2013-2015 Oleh
Direktorat Jenderal
Perkebunan
PROYEK
Berdasarkan Paparan tersebut, Maka
Kelompok kami akan membuat proyek
Perkebunan Kakao, dimana kami akan
menghasilkan Biji Kakao yang telah
difermentasi agar lebih bernilai tambah.
POTENSI PASAR
Berdasarkan Data
Permintaan Biji Kakao dari
Gambaran Sekilas Industri
Kakao, oleh Departemen
Perindustrian, dapat dibuat
suatu ramalan permintaan
biji Kakao dengan metode
Least Square.
Pada Tahun 2016,
dilakukan pembebasan
lahan. Tahun 2017
penanaman bibit kakao.
Siap panen Tahun 2020.
Maka peramalan dibuat
tahun 2020
200
8
X2
XY
150.000 -2
-300.000
200
9
150.000 -1
-150.000
201
0
200.000 0
201 240.000 1 1
1 Y
XY
b 2 4
a 201 280.000
2
n
X
21020.000
a
Total5 1.020.0
10
70.000
00
a 204.000
b
10
b 7.000
240.000
Persamaan:
Y=204.000 +
280.000
(7.000* Xn)
Tahun 2020
70.000
X=10
Maka,
Y= 204.000 +
(7.000*10)
Y= 274.000
POTENSI PASAR
a
t
Y
X X2 XY
2
n
X
201
-2 4 0
837.91
1.675.83 a 3.720.855
248.543
5
8
6
b
10
201
-1 1 -712.231 a 744.171
b 24.854
1
201
2
201
712.23
1
720.862
740.51
3
Persamaan:
Y= 744.171+(-24.854*Xn)
Tahun 2020, X=8
Y=744.171+(-24.854*8)
Y=545.339
PANGSA PASAR
Pangsa Pasar Seluruh Perkebunan Kakao. Berdasarkan
"Statistik Perkebunan Indonesia Komoditas Kakao tahun
2013-2015 Oleh Direktorat Jenderal Perkebunan", tahun
2014 Produksi Kakao berdasarkan jenis perkebunannya
adalah sebagai berikut:
Jenis
Jumlah
Perkebuna Produk
n
si
(Ton)
%
Jumlah
Produ
ksi
Jenis
Jumlah
Perkebuna Produk
n
si
(Ton)
%
Jumlah
Produ
ksi
Perkebuan
Rakyat
91,86%
Perkebunan
Swasta
Domestik
90,38%
651.61
8
Perkebunan
Pemerintah
26.991
3,81%
Perkebunan
Swasta
30.722
4,33%
Total
Perkebunan
Swasta
Asing
Total
100%
27.768
2.954
30.722
9,62%
100%
STRATEGI PEMASARAN
ASPEK TEKNIS
Sifat fisik tanah Solum > 90 cm tanpa ada lapisan padas, Tekstur lempung
liat berpasir komposisi pasir 50%, debu 10 - 20%, liat 30 - 40%. Konsistensi
gembur sampai agak teguh dengan permeabilitas sedang sampai baik,
kedalaman air tanah minimal 3 m. Kakao memerlukan tanah dengan
struktur kasar yang berguna untuk memberi ruang agar akar dapat
menyerap nutrisi yang diperlukan sehingga perkembangan sistem akar
dapat optimal
Sifat kimia tanah Sifat kimia dari tanah bagian atas merupakan hal yang
paling penting karena akar-akar akan menyerap nutrisi. Kemasaman tanah
(pH) optimum 6.06.75, Kakao tidak tahan terhadap kejenuhan Al tinggi,
Kejenuhan basa minimum 35%, kalsit (CaCO3) dan gips (CaSO2) masingmasing tidak boleh lebih dari 1% dan 0.5%, KTK top soil: 12 me/100 g, KTK
sub soil: 5 me/100 g, KTK Mg:20 me/100 g, dan kandungan bahan organik
> 3%.
Letak Lintang : 200 LU - 200 LS
Jenis tanah sesuai pada tanah regosol, sedangkan tanah latosol kurang
baik
Sumber: Gambaran Sekilas Industri Kakao, Oleh Departemen Perindustrian
Curah hujan
Curah hujan merupakan unsur iklim terpenting.
Pepohonan sangat sensitif terhadap kadar air. Curah
hujan yang dibutuhkan harus tinggi dan terdistribusi
dengan baik sepanjang tahun. Tingkat curah hujan yang
baik per tahun berkisar antara 1500 mm 2500 mm.
Curah hujan saat musim kemarau sebaiknya lebih
kurang dari 100 mm per bulan dan tidak lebih dari tiga
bulan
Sumber: Gambaran Sekilas Industri Kakao, Oleh
Departemen Perindustrian
Teknologi-Pemeliharaan
Penanaman pohon pelindung bagi Kakao: Yaitu pohon pisang jenis Pisang Kayu.
Tumbuhan ini dipilih karena selain cepat tumbuh, buah dari pisang kayu dapat
dipanen dan dijual sebagai produk sampingan. Setelah 18 bulan pohon Kakao
ditanam, populasi dari pohon pelindung dikurangi.
Pemangkasan: Pemangkasan dilakukan terhadap cabang-cabang yang tumbuh
rendah dan lemah. Pohon dipangkas sehingga cabang terendah akan berjarak lebih
dari 1 m dari tajuk tanaman kakao. Pemangkasan ini merupakan usaha untuk
meningkatkan produksi dan mempertahankan umur ekonomis tanaman. Dengan
pemangkasan maka akan mencegah serangan hama dan penyakit, membentuk tajuk
pohon, memelihara tanaman dan memacu produksi.
Penyiangan: Tujuannya adalah untuk mencegah persaingan dalam penyerapan air
dan unsur hara serta mencegah hama dan penyakit. Penyiangan harus dilakukan
secara rutin, minimal satu bulan sekali dengan menggunakan cangkul, koret atau
dicabut dengan tangan.
Pemupukan: Pemupukan dilakukan setelah tanaman kakao berumur dua bulan di
lapangan. Pemupukan pada tanaman yang belum menghasilkan dilakukan dengan
cara menaburkan pupuk secara merata dengan jarak 15 cm 50 cm (untuk umur 2
10 bulan) dan 50 cm 75 cm (untuk umur 14 20 bulan) dari batang utama. Sedang
untuk tanaman yang menghasilkan, penaburan pupuk dilakukan pada jarak 50 cm
75 cm dari batang utama. Penaburan pupuk dilakukan dalam alur sedalam 10 cm
Sumber: Gambaran Sekilas Industri Kakao, Oleh Departemen Perindustrian
Teknologi-Pemeliharaan
Penyiraman
Penyiraman tanaman kakao yang tumbuh dengan kondisi tanah yang baik dan memiliki
pohon pelindung tidak memerlukan banyak air. Air yang berlebihan akan menyebabkan
kondisi tanah menjadi sangat lembab. Penyiraman dilakukan pada tanaman muda,
terutama tanaman yang tidak memiliki pohon pelindung.
Pemberantasan hama dan penyakit
Pemberantasan hama dilakukan dengan penyemprotan pestisida dalam dua tahap.
Pertama, bertujuan untuk mencegahsebelum diketahui ada hama yang menyerang. Kadar
dan jenis pestisida disesuaikan. Tahap yang kedua adalah usaha pemberantasan hama,
dimana jenis dan kadar pestisida yang digunakan ditingkatkan. Contoh pestisida yang digu
Hama yang sering menyerang tanaman kakao antara lain belalang (Valanga Nigricornis),
ulat jengkal (Hypsidra talaka Walker), kutu putih (Planoccos lilaci), penghisap buah
(Helopeltis sp.), dan penggerek batang (Zeuzera sp.). Insektisida yang sering digunakan
untuk pemberantasan belalang, ulat jengkal, dan kutu putih antara lain adalah Decis,
Cupraycide, Lebaycide, Coesar dan Atabron. Penghisap buah dapat diberantas dengan
Lebaycide, Cupraycide dan Decis.
Penyakit yang sering ditemukan dalam budidaya kakao, yaitu penyakit jamur upas dan
jamur akar. Penyakit tersebut disebabkan oleh jamur Oncobasidium thebromae. Selain itu
juga sering dijumpai penyakit busuk buah yang disebabkan oleh Phytoptera sp.
Teknologi-Panen
Buah kakao dapat dipanen apabila terjadi perubahan warna kulit pada
buah yang telah matang. Sejak fase pembuahan sampai menjadi
buah dan matang, kakao memerlukan waktu sekitar 5 bulan. Buah
matang dicirikan oleh perubahan warna kulit buah dan biji yang lepas
dari kulit bagian dalam. Bila buah diguncang, biji biasanya berbunyi.
Keterlambatan waktu panen akan berakibat pada berkecambahnya
biji di dalam.
Terdapat tiga perubahan warna kulit pada buah kakao yang menjadi
kriteria kelas kematangan buah di kebun-kebun yang mengusahakan
kakao. Secara umum kriteria tersebut tersaji pada Tabel.
Sumber:
Gambaran Sekilas
Industri Kakao,
Oleh Departemen
Perindustrian
Teknologi-Proses
1. Pemeraman buah
Buah yang telah dipanen dikumpulkan
dan dikelompokkan berdasarkan kelas
kematangannya. Biasanya dilakukan
pemeraman untuk memperoleh
keseragaman kematangan buah dan
memudahkan pengeluaran biji dari buah
kakao. Pemeraman dilakukan di tempat
yang teduh, lamanya sekitar 5-7 hari.
Sumber: Gambaran Sekilas Industri Kakao, Oleh Departemen Perindustrian
Teknologi-Proses
2. Pemecahan buah
- Buah kakao dipecah atau dibelah untuk mendapatkan
biji kakao. Pemecahan buah dapat menggunakan
pemukul kayu atau memukulkan buah satu dengan buah
lainnya. Perlu diingat untuk menghindari kontak
langsung biji kakao dengan benda-benda logam karena
dapat menyebabkan warna biji kakao menjadi kelabu
- Biji kakao dikeluarkan lalu dimasukkan dalam ember
plastik atau wadah lain yang bersih, sedang empulur
yang melekat pada biji dibuang
Sumber: Gambaran Sekilas Industri Kakao, Oleh Departemen Perindustrian
Teknologi-Proses
3. Fermentasi
Tujuan fermentasi adalah untuk mematikan lembaga
biji agar tidak tumbuh sehingga perubahan-perubahan di
dalam biji akan mudah terjadi, seperti warna keping biji,
peningkatan aroma dan rasa, perbaikan konsistensi
keping biji dan untuk melepaskan selaput lendir. Selain
itu untuk menghasilkan biji yang tahan terhadap hama
dan jamur. Biji kakao difermentasikan di dalam kotak
kayu berlubang, dapat terbuat dari papan atau keranjang
bambu. Fermentasi memerlukan waktu 6 hari. Dalam
proses fermentasi terjadi penurunan berat sampai 25%.
Sumber: Gambaran Sekilas Industri Kakao, Oleh Departemen Perindustrian
Teknologi
Jenis Fermentasi
Teknologi-Proses
4. Perendaman dan Pencucian
Tujuan perendaman dan pencucian adalah untuk
menghentikan proses fermentasi dan memperbaiki
kenampakan biji. Perendaman berpengaruh terhadap
proses pengeringan dan rendemen. Selama proses
perendaman berlangsung, sebagian kulit biji kakao
terlarut sehingga kulitnya lebih tipis dan rendemennya
berkurang. Sehingga proses pengeringan menjadi lebih
cepat. Setelah perendaman, dilakukan pencucian untuk
mengurangi sisa-sisa lendir yang masih menempel pada
biji dan mengurangi rasa asam pada biji, karena jika biji
masih terdapat lendir maka biji akan mudah menyerap air
dari udara sehingga mudah terserang jamur dan akan
memperlambat proses pengeringan.
Sumber: Gambaran Sekilas Industri Kakao, Oleh Departemen Perindustrian
Teknologi-Proses
5. Pengeringan
Pengeringan bertujuan untuk menurunkan kadar air
dalam biji dari 60% sampai pada kondisi kadar air dalam
biji tidak dapat menurunkan kualitas biji dan biji tidak
ditumbuhi cendawan. Pengeringan dapat dilakukan
dengan dengan menjemur di bawah sinar matahari atau
secara buatan dengan menggunakan mesin pengering
atau kombinasi keduanya. Dengan sinar matahari
dibutuhkan waktu 2-3 hari, tergantung kondisi cuaca,
sampai kadar air biji menjadi 7-8%. Sedangkan dengan
pengeringan buatan berlangsung pada temperatur 65
68 C.
Sumber: Gambaran Sekilas Industri Kakao, Oleh Departemen Perindustrian
Teknologi-Proses
6. Penyortiran/Pengelompokan
Biji kakao kering dibersihkan dari kotoran dan
dikelompokkan berdasarkan mutunya. Sortasi dilakukan
setelah 1-2 hari dikeringkan agar kadar air seimbang,
sehingga biji tidak terlalu rapuh dan tidak mudah rusak,
sortasi dapat dilakukan dengan menggunakan ayakan
yang dapat memisahkan biji kakao dari kotoran.
Pengelompokan kakao berdasarkan mutu :
Mutu A : dalam 100 g biji terdapat 90-100 butir biji
Mutu B : dalam 100 g biji terdapat 100-110 butir biji
Mutu C : dalam 100 g biji terdapat 110-120 butir biji
Sumber: Gambaran Sekilas Industri Kakao, Oleh Departemen
Perindustrian
Teknologi-Proses
7. Penyimpanan Biji kakao kering
dimasukkan ke dalam karung goni. Tiap
karung goni diisi 60 kg biji kakao kering
kemudian karung tersebut disimpan dalam
ruangan yang bersih, kering dan memiliki
lubang pergantian udara. Antara lantai
dan wadah biji kakao diberi jarak 8 cm
dan jarak dari dinding 60 cm. Biji kakao
dapat disimpan selama 3 bulan.
Sumber: Gambaran Sekilas Industri Kakao, Oleh Departemen Perindustrian
Varietas:
a. Criolo (fine cocoa atau kakao mulia) Jenis varietas Criolo
mendominasi pasar kakao hingga pertengahan abad 18, akan tetapi
saat ini hanya beberapa saja pohon Criolo yang masih ada.
b. Forastero Verietas ini merupakan kelompok varietas terbesar yang
diolah dan ditanami.
c. Trinitario / Hibrida Merupakan hasil persilangan antara jenis Forastero
dan Criolo.
Kategori Kakao
Dalam komoditas perdagangan kakao dunia dibagi menjadi dua kategori
besar biji kakao :
a) kakao mulia (fine cocoa) Secara umum, Kakao mulia diproduksi dari
varietas Criolo
b) kakao curah (bulk or ordinary cocoa) Kakao curah berasal dari jenis
Forastero
Sumber: Gambaran Sekilas Industri Kakao, Oleh Departemen Perindustrian
Lokasi Perusahaan
Maka dari itu, kelompok kami memilih lokasi perkebunan
kakao ini di: Ende , Flores, Nusa Tenggara Timur.
Harga biji kakao NTT khususnya serta Indonesia ada umumnya,
dipasaran Internasional masih dihargai rendah, karena didominasi oleh
biji-biji kakao tanpa fermentasi.
Kakao di NTT telah memberikan kontribusi yang positif bagi
pendapatan petani kakao serta pertumbuhan ekonomi di daerah ini.
Dari segi luas areal, NTT menempati urutan 5 setelah Sulawesi,
Sumatra, Maluku dan Jawa, dengan luas areal 46.245 ha serta
produksi mencapai 12.978 ton. Produktifitas Kakao di NTT masih
cukup rendah (571 kg/ha/tahun), dibanding dengan rata-rata
produktifitas Kakao Nasional (900 kg/ha/tahun atau Kebun PTP dan
Swasta (1.500 s/d 2.000 kg/ha/tahun).
O = Pohon Kakao
P = Pohon Pelindung Permanen
X = Pohon Pelindung Sementara
(A)Dan (B) = Gedung Fermentasi
Lahan 25x75 = Penjemuran Kakao
100.000 Pohon Kakao dengan
jarak antar pohon kakao 3 meter
THANK YOU