You are on page 1of 1

ABSTRAK

Metode pembuatan biodiesel yang paling umum digunakan adalah melalui reaksi
transesterifikasi, yaitu konversi minyak dan lemak mengunakan alkohol dan
bantuan katalis. Dilanjutkan dengan proses pemisahan fase ester dan gliserol
secara dekantasi atau sentrifugasi. Namun pada tahap ini fase ester yang telah
dipisahkan masih mengandung kontaminan seperti sabun, sisa katalis, alkohol
yang tidak habis bereaksi dan sisa gliserol. Usulan penelitian ini merupakan
bagian dari upaya pemurnian biodiesel dengan teknik pemisahan
yang
menggunakan membran ultrafiltrasi. Membran yang digunakan berupa membran
flat dari bahan polietersulfon. Secara detail tujuan penelitian ini adalah untuk
melihat pengaruh konsentrasi polimer terhadap morfologi membran polietersulfon
dalam pemurnian biodiesel. Membran akan dibuat secara inversi fasa dengan
konsentrasi polietersulfon sebesar 10, 12,5, 15 dan 17,5 % berat serta tekanan
operasi sebesar 1; 1,25; 1,5; 1,75 dan 2 bar, selanjutnya karakteristik membran
dilakukan dengan mengukur nilai permeabilitas (Lp), Scanning Electron
Microscopy (SEM), Molecular Weight Cut-Off (MWCO) dan Water Contact
Angle. Hasil penelitian menunjukkan bahwa membran yang dihasilkan dapat
menghasilkan rejeksi terhadap dekstran di atas 90 %, khususnya membran dengan
konsentrasi polimer 15 dan 17,5 % menghasilkan rejeksi paling tinggi.
Berdasarkan nilai koefisien permeabilitas (Lp), maka diperoleh semua konsentrasi
polimer pembentuk membran merupakan jenis proses membran ultrafiltrasi. Fluks
tertinggi dihasilkan pada membran tanpa perlakuan annealing yaitu sebesar
112,89 ml/det.m2

Keyword

:Biodiesel, Membran ultrafiltrasi,


Polietersulfon, Annealing

16

Transesterifikasi,

Membran

You might also like