You are on page 1of 11

1.

Diagram Fasa
Fasa (phase) dalam terminology/istilah dalam mikrostrukturnya adalah
suattu daerah (region) yang berbeda struktur atau komposisinya dari daerah lain
Diagram fasa (phase diagram) adalah:
suatu diagram yang menunjukkan fasa dalam suatu sistem material diberbagai suhu,
tekanan dan komposisi.
Diagram ini banyak digunakan oleh para insinyur dan peneliti untuk
memahami dan memperkirakan banyak aspek perilaku dari material.
Menunjukkan fasa yang ada pada komposisi dan temperatur yang berbeda
dalam kondisi pendinginan lambat.
Menunjukkan kesetimbangan pemadatan dari suatu elemen (atau
campuran/compound) dalam unsur lain.
Menunjukkan temperatur dari suatu paduan yang didinginkan dalam
kondisi
kesetimbangan mulai membeku dan menginformasikan interval suhu saat
pembekuan terjadi.
Menunjukkan suhu dari suatu fasa yang berbeda mulai mencair.

p = jumlah phase yang terdapat dalam sistem


c = jumlah komponen dalam sistem
f = derajat kebebasan, jumlah variabel (tekanan, suhu, dan komposisi)
yang masing-masing dapat diubah tanpa mengubah jumlah phase yang
ada pada kondisi setimbang
Sistem Diagram Phase

Sistem Unary : Diagram Phase yang terdiri dari satu komponen, contoh pada
air dan logam murni.
Sistem Binary : Diagram Phase yang terdiri dari dua komponen, contoh pada
campuran dan logam paduan. Umumnya diagram phase binary yang
digunakan dalam ilmu material adalah kurva temperatur vs komposisi dengan
tekanan dipertahankan (1 atm), sehingga aturan phase Gibbs menjadi:

P+F=C+1
Sistem binary terdiri dari:
1. Binary Isomorphous
2. Binary eutektik

Sistem Ternary : Diagram Phase yang terdiri dari tiga komponen, contoh
pada logam paduan (baja stainless steel Fe-Cr-Ni)dengan tiga unsur.

2. Heat Treatment
Proses laku-panas atau Heat Treatment adalah kombinasi dari operasi
pemanasan dan pendinginan dengan kecepatan tertentu yang dilakukan terhadap
logam atau paduan dalam keadaan padat,sebagai suatu upaya untuk memperoleh
sifat-sifat tertentu.

Proses heat treatment terdiri dari beberapa tahapan,


1. Pemanasan sampai ketemperatur tertentu
2. Penahanan selama beberapa saat
3. Pendinginan dengan kecepatan tertentu.
Pengerjaan panas dan pengerjaan dingin.
Pengerjaan panas, gaya deformasi yang diperlukan adalah lebih rendah dan
perubahan sifat mekanik tidak seberapa.
Pengerjaan dingin. Diperlukan gaya yang lebih besar, akan tetapi kekuatan
logam tersebut akan meningkat dengan cukup berarti.
Suhu rekristalisasi logam menentukan batas antara pengerjaan panas dan
dingin (Tr= Tm).
Pengerjaan panas logam dilakukan diatas suhu rekristalisasi atau diatas
daerah pengerasan kerja.
Pengerjaan dingin dilakukan dibawah suhu rekristalisasi dan kadangkadang berlangsung pada suhu ruang.
Proses heat treatment terdiri dari 2 pendekatan.
1. Near equilibrium (mendekati kesetimbangan)
Tujuan dari perlakuan panas Near Equilibrium adalah :
Melunakkan struktur kristal
Menghaluskan butir
Menghilangkan tegangan dalam
Memperbaiki machineability
Jenis yang diperlakuan panas near equilibrium,
Full annealing: Proses perlakuan panas untuk menghasilkan
perlite yang kasar (coarse pearlite) tetapi lunak dengan
pemanasan sampai austenitisasi dan didinginkan dalam
furnace.
Tujuan untuk memperbaiki ukuran butir dan machinibility.
Stress relief annealing: untuk menghilangkan tegangan sisa
akibat proses sebelumnya.
Spheroidizing:
process
perlakuan
panas
untuk
menghasilkan
struktur
carbidaber
bentuk
bulat
(spheroid) pada matriks ferrite.
Tujuan memperbaiki machinibility baja paduan Carbon
tinggi.
4

Normalizing: menghasilkan perlite halus.


2. Non equilibrium (tidak setimbang)
Tujuan panas Non Equilibrium adalah untuk mendapatkan kekerasan dan
kekuatan yang lebih tinggi.
Jenis dari perlakukan panas Non Equibrium, misalnya:
Hardening: Hardening atau pengerasan dan disebut juga penyepuhan
merupakan salah satu proses perlakuan panas yang sangat penting
dalam produksi komponen-komponen mesin.
Martempering
Austempering
Surface Hardening (Carburizing, Nitriding, Cyaniding, Flame
hardening, Induction hardening)

3. Surface Hardening
Case Hardening dapat dikatakan sebagai suatu proses HT untuk memperoleh
pengerasan hanya pada lapisan permukaan saja, atau dg kata lain lap permukaan
mempunyai kekerasan yg lebih tinggi sedangkan bagian yg lbh dalam tetap spt
semula (kekerasan rendah ttp keuletannya tinggi).
Ada5 cara yg banyak dilakukan dalam CH:
1. Carburising: Pada baja dg keuletan tinggi, kadar karbon =< 0.2%.
2. Nitriding: Nitriding dilakukan dg memanaskan baja di dlm dapur dg
atmosfer yg mengandung atom nitrogen aktif yg akan berdifusi ke dlm
baja dn bereaksi dg unsur dlm membtk nitrida.
3. Cyaniding/ carbonitriding: Cyaniding menyerap karbon dan nitrogen dg
perbandingan yg lbh seimbang. Proses cyaniding mrpkn modifikasi
liquid carburising, proses dg mggnkn saltbath ttp dg konsentrasi garam
cyanide yg lbh rendah dn temp pemanasan yg lbh rendah, shg diffusi
nitrogen ckp banyak.
4. Pengerasan api (flame hardening): Pada flame hardening dan induction
hardening komposisi kimia dr permukaan benda kerja tdk berubah.
Pengerasan dlkkn dg memanaskan hanya bag permukaan.
5. Pengerasan induksi (induction hardening): Pd prinsipnya sama dg flame
hardening, hanya saja pemanasan ditimbulkan oleh arus induksi yg
terjadi krn adanya medan magnet yg berubah2 dg sgt cepat (di sekitar

konduktor yg dialiri arus listrik akan timbul medan magnet yg besar dn


arahnya trgtg pd besar dan arah arus yg mengalir).

4. Diagram TTT Dan CCT


Diagram TTT
Digunakan untuk mengetahui mikrostuktur yang terbentuk pada pendinginan
non-ekuilibrium

Diagram CCT
Transformasi fasa dan pembuatan dari microstruktur menggunakan waktu.

5. Hardenability
Hardenability adalah Kemampuan logam atau paduan melalui proses
pengerasan secara keseluruhan. Dikatakan keseluruhan karna Bagian tengah benda
yang seharusnya mengalami pendinginan lambat juga harus bersifat keras.
Hardenability adalah kemampuan logam atau paduan untuk membentuk martensite
pada pendinginan yang lambat.

Faktor yang mempengaruhi,


%C (carbon)
Jumlah panduan
Ukuran butir austenit.

Jominy Hardenability Test / Jominy End Quench Test. Pengujian yang Tiap
bagian sampel baja didinginkan dengan laju yang berbeda.

Soft
est

Har
des
t
1) Batang diameter 1 in
2) Letakkan pada standar sampel Jominy dengan bagian ujungnya didinginkan
dengan air
3) Setelah pendinginan, sampel di amplas rata pada satu sisi, dan diukur
kekerasan sepanjang batang sampel.
4) Sampel dipotong untuk dianalisa struktur mikronya
5) Hubungkan struktur mikro dengan kekerasan.
Didapat bahwa laju pendinginan mempengaruhi sifat mekanisnya.
Dapat dibuat diagram CCT dengan mengetahui jumlah struktur mikro dan
kekerasannya.

6. Mekanisme Kekuatan Logam


Mekanisme penguatan pada material logam merupakan hubungan antara
pergerakan dislokasi dan sifat mekanik dari logam. Kemampuan suatu material
logam untuk diubah secara plastis tergantung pada kemampuan dislokasi untuk
dapat bergerak.

Penghalusan butir adalah salah satu cara yang efektif bagi penguatan yang
dihasilkan dengan menghalangi pergerakan dislokasi di sekitar batas butir. Dengan
mengecilnya ukuran dari butir akan meningkatkan batas butir per unit volume dan
mengurangi garis edar bebas dari slip yang berkelanjutan.

Pada baja, penghalusan butir adalah mekanisme penguatan yang paling diinginkan
karena merupakan satu-satunya mekanisme penguatan yang dapat meningkatkan
kekuatan dan ketangguhan Charpy.

Pada logam polikristalin seperti pada baja, ukuran butir memiliki pengaruh
yang sangat besar terhadap sifat-sifat mekanis. Material logam dengan butir yang
halus memiliki kemampuan menahan pergerakan dislokasi lebih baik dibandingkan
butir kasar (besar), dikarenakan butir halus memiliki area batas butir total yang
lebih luas. Untuk sebagian besar material logam, kekuatan tarik ( y) didefinisikan
sebagai fungsi dari ukuran butir (d) dalam persamaan Hall Petch[4]:

Dimana 0 adalah tegangan geser yang berlawanan arah


dengan pergerakan dislokasi pada butir, d adalah diameter butir

10

dan k adalah suatu konstanta yang merepresentasikan tingkat


kesulitan untuk menghasilkan suatu dislokasi baru pada butir
berikutnya Walaupun demikian, pengaruh ukuran butir terhadap
sifat mekanis memiliki batasan dimana butir yang terlalu halus
(<10nm) akan menurunkan sifat mekanis akibat grain boundary
sliding.
Struktur butir dengan kehalusan tinggi pada material baja
dapat diperoleh dengan kombinasi dari proses pengerjaan panas
dan pendinginan terkendali serta pengaruh penambahan paduan.
Dalam hal ini ukuran butir dikendalikan melalui pengaturan
temperatur dan besar deformasi dalam suatu konsep perlakuan
thermomekanik atau TMCP.

11

You might also like