You are on page 1of 79

KEBIJAKAN & STRATEGI PERTAMINA

DALAM KONSERVASI ENERGI

HSSE Corporate
Maret 2012

OUTLINE
Dasar Hukum & Kebijakan Konservasi Energi
Konservasi Energi dalam PROPER
KPI Energy Efficiency Improvement
MUSIcool :

Refrigeran Ramah Lingkungan & Hemat Energi

Pembudayaan Hemat Energi

DASAR HUKUM DAN KEBIJAKAN


KONSERVASI ENERGI

DASAR HUKUM
UU No. 30 Tahun 2007 tentang Energi
UU No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup
Peraturan Pemerintah No. 70 tahun 2009 tentang Konservasi Energi
Inpres No. 2 Tahun 2008 tentang Penghematan Energi dan Air
Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 0002
Tahun 2004 tentang Kebijakan Pengembangan Energi Terbarukan
dan Konservasi Energi (Pengembangan Energi Hijau)
Peraturan Menteri ESDM No. 0031 Tahun 2005 tentang Tata Cara
Pelaksanaan Penghematan Energi
Permen LH 5 Tahun 2011 tentang Program Penilaian Peringkat
Kinerja
Perusahaan Dalam
Pengelolaan Lingkungan Hidup
(PROPER)
Kontrak Manajemen Direksi 2011 & 2012 : Energy Efficiency
Improvement
KPI Direksi Tahun 2011 dan 2012 : Energy Efficiency Improvement

Kep Menteri ESDM No 0002/2004 :


Kebijakan Pengembangan Energi Terbarukan &
Konservasi Energi (Pengembangan Energi Hijau)
Pasal 7 (1) Pengusaha sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2
bertanggung jawab:
a. melaksanakan konservasi energi dalam setiap tahap
pelaksanaan usaha; dan
b. menggunakan teknologi yang efisien energi; dan/atau
c. menghasilkan produk dan/atau jasa yang hemat energi.
Pelaksanaan konservasi energi meliputi :
a. perencanaan yang berorientasi pada penggunaan teknologi
yang efisien energi;
b. pemilihan prasarana, sarana, peralatan, bahan, dan proses
yang secara langsung ataupun tidak langsung menggunakan
energi yang efisien; dan
c. pengoperasian sistem yang efisien energi.

KEBIJAKAN HSE / K3LL

KOMITMEN PERTAMINA MENUJU GREEN BUSINESS

Manajemen Energi

Integrasi Aspek Lingkungan pada operasi dan bisnis


Pertamina

Berbagai Teknologi Ramah Lingkungan terus diaplikasikan

Reduksi emisi CO2

Co2
Removal
Unit

Enclosed
Flare System
tipe HTF

emisi Nox dan CO rendah

Recyccles
water
Cooling

Substitusi
HSD menjadi
gas sebagai
bahan bakar
generator

Reduksi emisi CO2


Zero Flaring

Bottom
Loading pada
tank truck
filling

Efisiensi konsumsi air

Reduksi emisi 5000


ton Co2e/thn

Green
Business
Optimasi Air
Preheating

Efisiensi refinery fuel

Reduksi emisi hidrokarbon

Subtitusi TEL
menjadi
MTBE

Flare Gas
Recovery

Reduksi kadar polutan


Floating Roof
Tank
Reduksi emisi VOC 60 80%

Otimasi
Boiler &
Furnace

Efisiensi refinery fuel

Utilisasi gas buang

KONSERVASI ENERGI DALAM


PROPER-LH

Definisi PROPER

PROPER merupakan instrumen


penaatan alternatif yang
dikembangkan untuk
bersinergi dengan instrumen
penaatan lainnya guna
mendorong penaatan perusahan
terhadap pengelolaan lingkungan
melalui penyebaran informasi
kinerja kepada masyarakat

Tujuan dan Sasaran PROPER


Tujuan
Peningkatan penataatan
perusahaan dalam
pengelolaan lingkungan.
Peningkatan komitmen
stakeholder dalam kelesetarian
lingkungan.
Peningkatan kesadaran pelaku
usaha pada penaatan
ketentuan pengelolaan
lingkungan.
Penerapan prinsip 3R (Reuse,
Recycle dan Recovery) dalam
pengelolaan lingkungan.

Sasaran
Peningkatan kualitas
lingkungan.
Pembangunan berkelanjutan
Sumber daya alam yang
terjaga
Terciptanya iklim kegiatan
usaha yang ramah lingkungan
dengan mengutamakan
penerapan produksi bersih

Penyebaran Informasi menyebabkan


reaksi dan interaksi antara
pihak-pihak yang terkait

Penyebaran kinerja
tingkat penaatan
Perusahaan pada
skala nasional dapat
meningkatkan tingkat
penaatan perusahaan

Penyebaran informasi kinerja


penaatan perusahaan ke publik menciptakan
insentif dan disinsentif reputasi
tekanan kepada perusahan dengan
kinerja jelek, dan penghargaan
bagi yang berkinerja baik.
Penyebaran tingkat penaatan basal
nasional lebih efektif dibandingkan
pada skala lokal

Dasar Hukum Pelaksanaan PROPER


UU No. 32 Tahun 2009 tentang Pengelolaan dan Perlindungan
Lingkungan hidup
Permen LH No. 5 Tahun 2011 tentang Program Penilaian
Peringkat Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan
Hidup
PROPER bersifat mandatory, artinya wajib untuk dilaksanakan dan
ditaati bagi semua perusahaan termasuk Pertamina
PROPER merupakan salah satu mekanisme Penegakan Hukum
Lingkungan melalui instrumen Non Hukum.
PROPER berorientasi kepada Hasil Akhir Pengelolaan Lingkungan
(Output Control Oriented) hal ini berbeda dengan ISO-14001 yang
berorientasi kepada proses
Peringkat kinerja PROPER berorientasikan kepada hasil yang telah
dicapai perusahaan dalam pengelolaan lingkungan.

Bidang (minimal) yang dinilai dalam


PROPER

PENGELOLAAN
B3/Limbah B3

PENGELOLAAN LIMBAH
CAIR (TERMASUK
LIMBAH YANG
DIBUANG DI LAUT)

PENGELOLAAN EMISI
UDARA

PENERAPAN AMDAL

PROPER dalam bingkai UU PPLH


(UU No. 32/2009)

Adanya unsur pidana jika


melebihi standard baku
mutu lingkungan hidup

PROPER
PENGAWASAN

Adanya atuan aturan lain


yang tidak boleh dilanggar
(dumping, pembakaran lahan,
informasi palsu dll)

Pelanggaran-konsekuensi
UU 32/2009

Area Penilaian
Ref. Permen LH No. 5 Tahun 2011

Area Penilaian

Compliance
Level

Disclosure
Impact

Sistem Manajemen Lingkungan


Konservasi Air
Pengurangan Pencemar Udara
Efisiensi Energi
Perlindungan Keanekaragaman
Hayati
Pengurangan dan Pemanfaatan
Limbah B3
3R (Reuse, Reduce, Recycle)
Limbah Padat Non B3
Community Development

Lebih Taat

Insentif Reputasi

Taat

Disincentive
Reputation

Peringkat

Emas

Hijau

Biru

Merah
Hitam

AMDAL
Pengendalian Pencemaran Air
dan Laut
Pengendalian Pencemaran Udara
Pengelolaan Limbah B3

Mekanisme Penilaian PROPER

EMAS
Penerapan
Sistem
Manajemen
Lingkungan

Pemanfaatan
Sumber Daya

Corporate
Social
Responsibility
/
Community
Development

Passing Grade
HIJAU

Passing Grade

Beyond Compliance

Pengendalian Pencemaran Laut


Pengelolaan Limbah B3
Pengendalian Pencemaran Udara
Pengendalian Pencemaran Air
Pelaksanaan AMDAL

TAAT
KURANG
TAAT
TIDAK TAAT

Aspek Penaatan

BIRU

MERAH

HITAM

Kriteria PROPER
Ref. Permen LH No. 5 Tahun 2011
PERINGKAT

EMAS

HIJAU
BIRU

MERAH
HITAM

KETERANGAN
Telah secara konsisten menunjukkan keunggulan lingkungan (environmental
excellency) dalam proses produksi dan/atau jasa, melaksanakan bisnis yang
beretika dan bertanggung jawab terhadap masyarakat.
Telah melakukan pengelolaan lingkungan lebih dari yang dipersyaratkan dalam
peraturan (beyond compliance) melalui pelaksanaan sistem pengelolaan
lingkungan, pemanfaatan sumberdaya secara efisien melalui upaya 4R (Reduce,
Reuse, Recycle dan Recovery), dan melakukan upaya tanggung jawab sosial
(CSR/Comdev) dengan baik.
Telah melakukan upaya pengelolaan lingkungan yang dipersyaratkan sesuai
dengan ketentuan dan/atau peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Upaya pengelolaan lingkungan yang dilakukan belum sesuai dengan persyaratan
sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan dan dalam tahapan
melaksanakan sanksi administrasi
Sengaja melakukan perbuatan atau melakukan kelalaian yang mengakibatkan
pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan serta pelanggaran terhadap
peraturan perundang-undangan yang berlaku atau tidak melaksanakan sanksi
administrasi

LAMA (2010)

Permen LH 5/2011

Mekanisme Penilaian Hijau dan Emas

PERKEMBANGAN PERINGKAT PROPER PERTAMINA


TAHUN 2003 S/D 2010
PERINGKAT
Emas
Hijau
Biru
Biru Minus
Merah
Merah Minus
Hitam
Jumlah peserta PERTAMINA
Jumlah peserta PROPER (seluruh
perusahaan)
Jumlah unit/area Pertamina vs Total
Peserta PROPER (%)

2003
1
2
1

Periode Penilaian PROPER


2004
2005
2007
2009
2
3
3
10
15
23
25
14
27
7
12
4
5
2
3
1
1

2010
9
50
6
-

18

29

46

64

65

85

251

466

516

627

650

4.71

7.17

6.22

8.91

10.27

10.00

Keterangan :
Tahun 2005 - 2006 tidak ada penilaian PROPER
Tahun 2006-2007 dan 2007 - 2008 ditetapkan perubahan kategori peringkat dimana terdapat peringkat
Biru Minus dan Merah Minus. Namun pada penilaian 2009-2010 kategori peringkat kembali seperti semula

PERINGKAT PROPER UNIT/AREA OPERASI PERTAMINA


TAHUN 2009 s/d 2011
Terdapat peningkatan yang cukup signifikan peringkat PROPER
tahun 2019, 2010 dan 2011
Tahun 2009
Peringkat Jumlah
Emas
0
Hijau
3
Biru
25
Biru Minus
27
Merah
5
Merah
minus
3
Hitam
1

Tahun 2010
Peringkat Jumlah
Emas
0
Hijau
9

Tahun 2011
Peringkat Jumlah
2
Emas
25
Hijau

Biru

50

Biru

58

Merah

Merah

Hitam

Hitam

Tahun 2006-2007 dan 2007 - 2008 ditetapkan perubahan kategori peringkat


dimana terdapat peringkat Biru Minus dan Merah Minus. Namun pada penilaian
2009-2010 kategori peringkat kembali seperti semula

TARGET PROPER 2012


Tahun 2010
Peringkat Jumlah
Emas
0
Hijau
9
Biru
50

Tahun 2011
Jumlah
Peringkat
2
Emas
25
Hijau
58
Biru

Target 2012
Peringkat Jumlah
7
Emas
58
Hijau
61
Biru

Merah

Merah

Merah

Hitam
Jumlah

0
65

Hitam
Jumlah

0
92

Hitam
Jumlah

0
126

KEY PERFORMANCE INDICATOR


ENERGY EFFICIENCY IMPROVEMENT

KPI ENERGY EFFICIENCY


IMPROVEMENT

Mengukur efisiensi yang dilakukan dalam penggunaan


energi di gedung
Efisiensi penggunaan listrik di gedung perkantoran
Pertamina yang dihitung berdasarkan persentase
pengurangan jumlah energi listrik (dalam KWh/m2)
dibandingkan dengan tahun sebelumnya
2011 : Target penurunan 5% dari pemakaian 2010
2012 : Target penurunan 7.5% dari pemakaian 2010
Program energy efficiency sangat terkait dengan
program emission reduction, khususnya emisi gas
rumah kaca.

Kontrak Manajemen Tahun 2011


Strategic / Inisiatif Stratejik
OPM 8.

OPM 9.

RKAP 2011
20.00 T

BOBOT
%

a. Emission Reduction

0.07

% Reduction

2.00

b. Energy Efficiency Improvement

5.00

% Reduction

2.00

Number of Major Oil Spill

0 Jumlah Insiden

2.00

Supporting / Enabler (SEN)


SEN 1.

Score Assesment GCG Pertamina

SEN 2.

Rasio jumlah pekerja Non Operasi terhadap


Operasi

SEN 3.

87.00
1:5

3.00

Rasio

3.00

PKBL
a. Efektifitas Penyaluran

95.00

2.00

b. Efektifitas Pengembalian

90.00

2.00

Sumber : Town Hall Meeting, 18 Februari 2011

Page 32

Page 33

Page 34

Pencapaian KPI EEI Tahun 2011

REALISASI KPI ENERGY EFFICIENCY IMPROVEMENT


Target 2011 : Efisiensi energi perkantoran sebesar 5%
dibandingkan konsumsi 2010
Konsumsi listrik 2010 : 56,645,635 KWh
Konsumsi listrik 2011 : 52,721,007 KWh
Terjadi penurunan konsumsi sebesar 3,924,628 KWh atau sebesar
6.93 % atau 138% diatas target 2011
KwH

No.

Lokasi

PERKANTORAN JAKARTA (GENERAL SUPPORT)

30,278,216

29,095,011

3.91

PERKANTORAN DIREKTORAT REFINING

17,209,253

15,008,531

12.79

PERKANTORAN DIREKTORAT M&T

9,158,166

8,617,465

5.90

56,645,635

52,721,007

6.93

TOTAL

Konsumsi 2010

Konsumsi 2011

2010 vs 2011

Berbagai upaya yang telah dilakukan :

5,000,000
4,500,000
4,000,000
3,500,000
3,000,000
2,500,000
2,000,000
1,500,000
1,000,000
500,000
0

TOTAL

Kantor Pusat

Perkantoran Dit.
Refining
Jan-11
Feb-11
Mar-11
Apr-11
Mei-11
Juni-11
Juli-11
Agst-11
Sep-11
Okt-11
Nov-11
Des-11

kWh

Konsumsi Listrik Perkantoran Bulanan


(Jan - Des 2011)

Perkantoran Dit.
M&T

Retrofit MUSIcool sebagai refrigerant AC di


Gedung Utama & Annex Kantor Pusat, RU IV
Cilacap, RU V Balikpapan, Kantor M&T Jakarta,
Semarang, Palembang dan Jayapura.
Pengaturan dan perubahan jam operasional AC,
semula jam 04.30 21.00 menjadi 06.00 18.00
Perubahan setting temperatur AC, semula 18-21
celcius menjadi 25-26 celcius.
Pengaturan switch dan sambungan lampu (regrouping) di lantai 1, 6, 8, 9 dan14 Gedung Utama
Pertamina.
Pemasangan automatic sensor lamp pada toilet
gedung Annex lantai 1 sampai 9.
Pemakaian lampu hemat energi.
Kampanye Budaya Hemat Energi

Bulan

Konsumsi Listrik Perkantoran Tahun


2010

8,617,465
16%

9,158,166
16%

17,209,253
30%

Konsumsi Listrik Perkantoran (Jan-Des 2011)

30,278,215
54%

PERKANTORAN
JAKARTA (GENERAL
SUPPORT)
15,008,531
29%

29,095,011
55%

PERKANTORAN
DIREKTORAT REFINING
PERKANTORAN
DIREKTORAT M&T

KPI EEI TAHUN 2012

Juknis for General Affairs 2012


Energy efficiency Improvement
Division/Function

Asset Management

Attachment

Position

VP

Date

February 2012

Page

KPI
KPI definition
Formula

Energy Efficiency Improvement


Upaya efisiensi yang dilakukan dalam penggunaan energi di perusahaan
Efisiensi penggunaan listrik di gedung-gedung perkantoran Pertamina yang dihitung berdasarkan
persentase pengurangan jumlah energi listrik (dalam KWh) dibandingkan dengan tahun sebelumnya
(basis perhitungan tahun 2010 yaitu sebesar 56.65 Juta kWh)

Unit of measure

% Reduction

Rational for
Target Setting

Base: 7.5
Stretch : 8.25

Polarity

Objective
Reporting
frequency
Data source
KPI owner
Remarks

Lebih besar lebih baik


Untuk mengetahui tingkat penghematan penggunaan listrik di gedung-gedung perkantoran Pertamina
dengan basis perhitungan tahun 2010
Triwulan
Seluruh Unit Operasi
Direktur Utama, Direktur Umum, VP Asset Management, Manager General Support

General Affairs: Proposed KPIs and targets for 2012


Weight

UoM

Base
Target

GA OPEX1

15%

Rp.Bn

2,035

From budget 2012

1,109

Last year realization


*110%

Land certification

5%

Mil sqm

12.77

Set by Asset Management

15.33

20% improvement vs.


base

Asset utilization and


divestment
Rental yield
Divestment income

10%

Rp.Bn

338
240

50% improvement vs.


base
20% improvement vs.
base

Info Capital Readiness


ICT Master Plan
CSS SLA
Utilisation of ERP
Key ICT project2
completion within time
and budget
HSSE Compliance
Training
CSMS
Audit close-out

10%

Customer
satisfaction
People
Management

KPI
Financial

Operational
excellence

Boundary KPIs

Other
operational
metrics

Base Target Selection


Rationale

Stretch
Target

Stretch Target Selection


Rationale

Set by Asset Management


225
200

20%

%
%
%
%

95%
92%
97%
95%

20%

95%

95% compliance by the


units

100

Maximum performance

User satisfaction

15%

Scale

3.5

Above average
expectation

4.5

90% of maximum score

Employee engagement

5%

75

BOD input

90%

90% of subordinates
agree on the statements

TRIR (company-level)
NOA (company-level)
GCG compliance

Score
# cases
%

0.61
0
80

From KM
HSE overall target
80% GCG compliance
implementation

No stretch for boundary


KPIs

# of asset utilization
partnerships
# of asset spin-off 3
Knowledge sharing
Emission reduction

Set by GA

#
%
%
%
Days
%

42
10
3
7.5
6.5
80%

No stretch for other


operational metrics

Energy efficiency
Learning day
Follow up audit
findings

From KM
From KM
From KM
From KM

Set by GA
Set by GA
From KM
From KM
From KM
From KM

100%
100%
100%
100%

Maximum performance
Maximum performance
Maximum performance
Assume every project ontime, on-budget

1. Opex number to be finalized with Finance ; 2. Key ICT projects: (i) IFRS, (ii) ICoFR, (iii) BOD Control Room, (iv) E-Correspondence, (v) Business Object Planning & Consolidation (BPC), (vi) PMS Online; 3. Proposed to BUMN
Source: 2012 Kontrak Manajemen; 2012 RKAP; 2011- 2015 RJPP; Team analysis

Target Nilai IKE 2012


230
220

219
210

IKE kWh/m2/year

210

194

200
190
180
170
160
150
2010

2011

2012

Data IKE Gedung Perkantoran Pertamina

IKE 2010 = 219 kWh/m2/year (Avg IKE 2010)


Pencapaian 2011 = 210 kWh/m2/year (Avg IKE 2011)
Target 2012 = Menurunkan nilai IKE 7,5% 2011
--- Batas Gedung Hemat Energy ASEAN = 200 kWh/m2/year (EMI, 2010)

CONTOH GEDUNG EFISIEN ENERGI


GEDUNG ESDM LT.5
(IKE 100 KWH/M2/YEAR)

Improvement yang Dilaksanakan


Peninggian ceiling dan mengurangi partisi (open space) untuk
meningkatkan cahaya alami dan pemerataan distibusi udara
Penggunaan Variable Refrigerant Flow (VRF) untuk menghemat energi
30-40%.
Pengngontrolan fresh air dengan pengukuran condensed water.
Pengontrolan level CO2.
Penggunaan lampu T5 dengan lighting control dan occupancy sensors.
Penggunaaan light reflectors di jendela.
Penggunaan material ramah lingkungan seperti lantai berbahan bambu
dan cat yang rendah VOC.

MUSICOOL
REFRIGERAN RAMAH LINGKUNGAN DAN
EFISIEN ENERGI

PERMASALAHAN DI DALAM NEGERI


Terkait Lingkungan & Energi

PROFIL PENGGUNAAN ENERGI


CONTOH PENGGUNAAN ENERGI PADA BANGUNAN HOTEL

(Sumber buku : SNI 03-6196-2000 Prosedur


audit energi pada bangunan gedung)
NO

JENIS PERALATAN

PENGGUNAAN
ENERGI
(%)

AIR CONDITIONING

66.0

PENCAHAYAAN

17.4

LIFT

3.0

POMPA AIR

4.9

LAIN-LAIN

8.7

Dengan MUSIcool, penggunaan energi tsb dapat dihemat 20 %

LINGKUNGAN ATMOSFIR BUMI

Refrigerant sintetik Freon (yang mengandung unsur Chlor dan Fluor)


harus dihentikan penggunaannya karena memiliki potensi merusak
lapisan ozon dan penyebab pemanasan global.

Menunjang kebijakan pemerintah :


1. Di bidang Energi
- Inpres No. 10 / 2005 tentang penghematan energi
- Peraturan Menteri ESDM No. 031 / 2005 tentang tata cara
sanaan penghematan energi.
- Inpres No. 2 / 2008 tentang penghematan energi dan air
2. Penghapusan BPO & GRK
- Keppres RI No. 23 / 1992 (perlindungan lapisan ozon)
- UU No. 17 / 2004 (Pemanasan Global)
- Peraturan Menteri Perdagangan No. 24/2006 tentang
ketentuan impor BPO
- Peraturan Men Perin. No 33/2007 (larangan produksi BPO
dan barang yang menggunakan BPO
- Peraturan Men KLH No. 2/2007 (mengatur teknisi AC)
3. Pengutamaan penggunaan produk dalam negeri
- Nota Nesepakatan antara Menteri Perindustrian & Menteri
Negara BUMN No. 581/MBU/2005
- Surat edaran Meneg BUMN kepada Direksi BUMN hal
penggunaan produk lokal

Pemilihan bahan refrigerant

Rusak O3
Tidak ada bahan pendingin yang sempurna, masing-masing
memiliki keunggulan dan kelemahan

Global Warming

KEUNGGULAN MUSIcool
a. Ramah Lingkungan (Atmosfir Bumi)
b. Dapat menghemat energi sampai rata-rata 20 %
c. Lebih irit pemakaiannya (30 % dari berat Freon)
d. Memperpanjang usia kompresor dan komponen
utama lainnya pada mesin AC
e. Produksi dalam negeri

Penyerahan Piagam penghargaan

Ozon Award 2008


dari Meneg LH kepada Pertamina tgl 26 Maret 2008

Produk Musicool

MC-12 Pengganti R-12


MC-22 Pengganti R-22
MC-134 Pengganti R-134a

Memenuhi Spesifikasi dan persyaratan


SNI sebagai bahan refrigerant

60

SNI TERKAIT REFRIGERAN


HIDROKARBON
(APLIKASI, HANDLING & PRODUK)

SNI 06-6500-2000

Refrigeran :
Pemakaian pada Instalasi Tetap

SNI 06-6501.1-2000

Refrigeran Kelompok A3 : Istilah Hidrocarbon dalam SNI


(Flamable) Keamanan Pengisian, Penyimpanan dan
Transportasi.

SNI 06-6501.2-2000

Refrigeran Kelompok A3 :
Pemakaian pada Mesin Tata Udara Kendaraan Bermotor.

SNI 7647 : 2010

Refrigeran Hidrokarbon

FILLING PLANT MUSIcool

Retrofit MUSIcool di lapangan

Sosialisasi & Pelatihan Teknisi

Bangunan yang sudah menggunakan


MUSIcool

Perkantoran Pertamina

Gedung Utama Kantor Pusat Pertamina


Gedung Annex Kantor Pusat Pertamina
Gedung Kwarnas
Gedung M&T Jakarta
Gedung M&T Semarang
Gedung M&T Palembang
RU IV Cilacap
Dll

MUSIcool telah diterima oleh KLH dan secara internasional sebagai


alternatif pengganti refrigeran sintetik yang merusak ozon.
MUSIcool, merupakan Refrigeran Hidrokarbon memiliki sifat ramah
lingkungan dan bisa menghemat energi.
Refrigeran Musicool, memiliki Kinerja yang lebih baik dibandingkan
refrigerant sintetik.
Refrigeran Musicool kompatibel dengan komponen & pelumas yang
ada pada mesin AC & Refrigerasi.
Dalam mengaplikasikan refrigeran hidrokarbon harus selalu
memperhatikan SOP, SMP dan Instruksi Kerja (IK)
Teknisi Pelaksana Retrofitting dengan MUSIcool harus oleh Teknisi
yang kompeten

PEMBUDAYAAN HEMAT ENERGI

TERIMA KASIH

You might also like