You are on page 1of 18

Judul Buku

: Sains dan Teknologi Islam

Pengarang

: DR. Akhmad Alim, M. A

Penerbit

: PT Remaja Rosdakarya, Bandung

Tahun Terbit

: 2014

Ukuran Dimensi Buku

: 24 x 16 cm

Tebal

: 138 halaman

1. Keutamaan Ilmu
Ilmu mempunyai kedudukan yang paling tinggi disisi Allah. Banyak ayat, hadist, atsar
dan qaul ulamayang berkenaan dengan keutamaan ilmu, antara lain:
a. Kedudukan orang berilmu jauh lebih mulia daripada orang yang tidak berilmu.
di dalam surat Al Mujadilah ayat 11, berbunyi:


Artinya: Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan
kepadamu:

"Berlapang-lapanglah

dalam

majlis",

Maka

lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu.


dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah,
niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di
antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa
.derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan
1

b. Mencari ilmu adalah wajib bagi setiap muslim sebagaimana didalam hadist
yang diriwayatkan Ibnu Majah
c. Ilmu hanya didapat oleh orang yang jiwanya suci dari kesombongan. Mujahid
ibn Jubair al-Thabii berkata:


Artinya: Pemalu dan orang sombong, keduanya tidak akan mau belajar.
2. Pengertian Ilmu
Secara bahasa ilm berkaitan dengan alam menurut pengamatan Rosenthal.
Ilmu juga merupakan kata-kata yang diulang pada tingkat ketiga sesudah Allah dan
Rabb.
Secara Istilah ilmu dipandang dua perspektif yaitu barat dan islam. Menurut
perspektif barat ilmu dibagi menjadi dua yaitu science (ilmu diperuntukkan bagi
bidang-bidang ilmu fisik atau empiris) dan knowledge (ilmu diperuntukan
diperuntukkan bagi bidang-bidang ilmu nonfiksi seperti konsep mental dan
metafisika. Adapun ilmu didefinisikan pada oxford english dictionary bahwa ilmu
adalah informasi dan kecakapan yang diperoleh melalui pengalaman atau
pendidikan;keseluruhan dari apa yang diketahui;kesadaran atau kebiasaan yang
didapat melalui pengalaman akan suatu fakta atau keadaan. Menurut perspektif islam
ilmu menurut Ibn Taimiyah dalam Majmu Fatawa adalah pengetahuan yang berdasar
pada dalil. Dalil tersebut berupa penukilan wahyu dengan metode yang benar dan juga
bisa berupa penelitian ilmiah.
3. Cara memperoleh ilmu dengan taallum (proses belajar) yang gigih dan berusaha.
Dalam proses belajar diperlukan empat saluran ilmu yaitu:
a. Persepsi indrawi (indra pendengar, penglihatan, perasa, pencium, penyentuh,
dan indra keenam). Disini adanya daya ingat, daya khayal, dan daya estimasi.
b. Proses akal sehat mencakup nalar dan alur pikir. Disini manusia dapat
menyatakan pendapat, menganalogi dan sebagainya.
c. Intuisi hati. Disini sseorang dapat menangkp pesan ghaib,isyarat illahi, ilham.
d. Melalui informasi yang benar. Dari instrumen ketiga tersebut seseorang harus
mengkonfirmasi sumber ilmu yang sejati dan hakiki (benar).
Adapun dalil dari ke empat saluran tersebut terdapat dalam Al quran surah An
Nahl ayat 78 yang berbunyi:
2

Artinya: dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam Keadaan tidak
mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati,
agar kamu bersyukur.
4. Klasifikasi Ilmu
Islam tidak pernah mengenal dikotomi. Semua jenis pengetahuan diakui
sebagai sesuatu yang ilmiah. Islam hanya mengenal klasifikasi (pembedaan) bukan
dikotomi. Sebagaimana Al ghazali membagi ilmu dari aspek tujuan menjadi dua yaitu
ilmu syariah dan ghair syariah. Selanjutnya Syaikh Al Utsaimin membagi menjadi
dua juga yaitu imu syari dan nazhari. Kemudian menurut Oliver Leaman bahwa umat
islam membagi ilmu menjadi dua juga yaitu ilmu yang tampak dan yang ghaib.
Adapun menurut Konferensi Pendidikan Islam II di Islamabad membagi ilmu menjadi
dua yaitu perennial (Naqliyah) seperti ilmu Al quran, ushul fiqh dan lain-lain dan
acquired (Aqliyah) seperti pengetahuan sosial, bahasa, kedokteran, perdagangan dan
sebagainya.
Hierarki Ilmu
Hierarki pengetahuan adalah penilaian mana yang pokok dari semua pengetahuana
dan mana yang harus senantiasa berdasar pada ilmu-ilmu yang mendasar. MenurutIn
Taimiyah urutan ilmu dari yang paling pokok kepaa yang berstatus pelengkap adalah
a. Ilmu Akidah
b. Ilmu Syariat yang berkaitan dengan individu
c. Menghafal, memahami, dan mengamalkan Al Quran
d. Ilmu lain nya yang diperlukan oleh masing-masing individu.
5. Konsep Akal
Akal mempunyai makna menahan dan menjaga, hal itu karena akal adalah alat
yang berfungsi sebagai kendali yang mampu membentengi manusia dari hal yang
dapat melepaskannya dari kehinaan.

Kedudukan akal dalam khazanah Islam untuk memastikan, mengokohkan, dan


mengabsahkan suatu keyakinan. Ini tidak berarti bahwa sumber kebenaran wahyu
adalah akal atau akal dijadikan satu-satunya patokan untuk menilai salah benarnya
wahyu. Karena keterbatasan manusia, akal tidak dibebani mengenali hal ghaib seperti
interasi manusia kepada Rabb Nya. Oleh karena itu akal selalu diikat oleh nilai-nilai
wahyu. Maka di dalam Islam kedudukan akal dan wahyu harus seimbang dan terpadu.
Ada sebuah aliran yang menyakini bahwa akal diatas segala-galanya yaitu aliran
Muktazilah.
Konsep wahyu
Pengertian Wahyu menurut Al Maraghi yaitu pengetahuan yang diperoleh para
Nabi dengan penuh keyakinan bahwa datangnya dari Allah, baik dengan perantaraan
malaikat atau bukan, mendengar suara atau tidak mendengar suara. Konsep wahyu
dalam Islam mempunyai dua unsur yaitu pemberi berita (Allah) dan penerima berita
(Nabi). Nabi Muhammad merupakan salah satu contoh dari Nabi dan Rasul yang
mendapatkan wahyu dari Allah. Allah menurunkan Al quran pada beliau. Bukan
beliau yang membuat syair-syair yang ada dalam Al quran dengantangan sendiri
sebagaimana yang dituduhkan orang-orang barat. Mereka menolak kesucian dan
otoritas wahyu yang diterina Rasulullah SAW. Mereka menegaskan bahwa wahyu
tidak lain hanyalah hasil produksi oleh imajinasi dirinya sendiri dan sesuatu yang
dapat diusahakan secar sungguh-sungguh untuk dihasilkan oleh sipa sajayang mampu.
Hal ini ditolak Allah dalam Al quran Nya bahwa Allah menurunkan Al quran
dengan kata nazala yang berarti menurunkan atau diturunkan. Jadi secara otomatis
akan paham bahwa proses pewahyuan Al quran adalah ada unsur diluar Nabi
Muhammad SAW yang aktif sebagai pemberi yang otoritaf yaitu Allah SWT.
Integrasi Akal dan Wahyu
Integrasi antara wahyu dan akal adalah akal harus diposisikan dengan
posisinya, dan harus dikendalikan oleh wahyu agar akal berfungsi sesuai dengan

fitrahnya. Di bawah ini beberapa contoh isyarat yang dijelaskan oleh Al quran
tentang integrasi akal dan Wahyu
a. Kita harus tafakur dan tadabur terhadap Al quran, makhluk Allah, syariat
Allah,

kejadian

dan

keadaan

umat

terdahulu,

keadaan

dunia

dan

kenikmatanya. Hal ini dijelaskan dalam beberapa surat diantaranya :


Artinya: Apakah mereka tidak memperhatikan berapa banyak generasi yang
telah Kami binasakan sebelum mereka, Padahal (generasi itu) telah Kami
teguhkan kedudukan mereka di muka bumi, Yaitu keteguhan yang belum
pernah Kami berikan kepadamu, dan Kami curahkan hujan yang lebat atas
mereka dan Kami jadikan sungai-sungai mengalir di bawah mereka, kemudian
Kami binasakan mereka karena dosa mereka sendiri, dan Kami ciptakan
sesudah mereka generasi yang lain.
b. Islam melarang taklid dan mengecam orang yang tidak mempergunakan
akalnya serta hanya fanatik buta terhadap ajaran nenek moyangnya
sebagaimana dijelaskan dalam Al quran surah Al Baqarah ayat 170.
6. Integrasi Ilmu dan Adab
Dalam Islam Ilmu dan Adab adalah dua hal yang saling berintegrasi, yang
saling menguatkan satu sama lain. Ilmu dan adab harus bersinergi, tidak boleh
dipisahkan. berilmu tanpa adab adalah dimurkai, sementara beradab tanpa ilmu adalah
kesesatan. Ilmu dan adab adalah inti dari ilmu yang bermanfaat yang akan
5

mendatangkan iman. Realisasi iman akan membawa amal saleh. Integrasi keduanya
kan membawa ke jalan yang lurus. Ilmu yang bermanfaat juga akan mendatangkan
rasa takut kepada Allah, sehingga orang yang mempunyai ilmu adab nya akan dijaga
dari kejelekan karena takut kepada Allah.
Menurut Hasyim Asyari kaidah urgensinya ilmu dan adab adalah tauhid
mewujudkan adanya iman; iman mewajibkan syariat; syariat mewajibkan adanya
adab; maka barang siapa yang tidak beradab pada hakikatnya tiada syariat, iman dan
tauhid. Penting nya ilmu dan adab melahirkan karya para intelektua muslim
diantaranya Al zarnuji dalam Talim Al mutaalim ( adab al mutaallimin). Kajian para
ulama menelankan bahwa adab memiliki peran sentral pada dunia pendidikan. Para
akademisi harus punya adab dalam mencari ilmu agar mendapat ilmu yang berkah dan
bermanfaat. Jika adab hilang dalam para akademisi maka hilang fitrah
kemanusiaannya

yang

akan

memunculkan

penyimpangan,

kebodohan,

dan

sebagainya.
7. Internalisasi Adab dan Akademik
Pengertian Adab
Secara etimologi adab adalah bentuk masdar dari Addaba yang berarti
mendidik, melatih berdisiplin, memperbaiki, mengambil tindakan, beradabm sopan,
berbudi baik, mengikuti jejak akhlaknya. Sedang menurut Al Attas kata Al adab atau
tadib menggambarkan pengertian pendidikan, karena pada dasarnya pendidikan
islam bertujuan melahirkan manusia yang beradab. Menurut beliau juga adab adalah
pengenalan (ilmu) serta pengakuan (amal) akan hak keadaan sesuatu dan kedudukan
seseorang, dalam rencana susunan berperingkat martabat dan derajat, yang merupakan
suatu hakikat yang berlaku dalm tabiat semesta. Ilmu tidak dapat diajarkan kecuali
jika orang tersebut memiliki adab terhadap ilmu pengetahuan dalam berbagai
pendidikan. Konsep pendidikan islam yaitu tarbiyah dan taklim.
Menurut Al Qayyim adab adalah inti dalam akhlak. Jadi pendidikan yang
benar adalah pendidikan akhlak bukan pendidikan berkarakter karena dalam
6

pendidikan karakter anak hanya berdimensi pada nilai dan norma kemanusian saja
(makhluk) sedang pendidikan akhlak memerhatikan dimensi ketauhidan juga (khalik).
Sehingga orang berkarakter belum bisa disebut berakhlak, karena bisa jadi orang yang
berkarakter toleransi ia mengikuti paham pluralisme sehingga memukul rata semua
agama tanpa batasan norma syariat.
Adab Akademik berdasarkan kitab Tadzikrah al sami wa mutakallim fi adab
al ilm wa al mutaallim karya Ibn Jamaah, yaitu:
a. Adab Akademik Ilmuwan (al alim)
1) Adab ilmuwan terhadap dirinya sendiri, yaitu: senantiasa mendekatkan
diri kepada Allah, memelihara ilmunya, berperilaku zuhud dalam
urusan duniawi, tidak menjadikan ilmunya sebagai alat untuk
mencapai kepentingan duniawi, menghindari segala profesi yang
menurut syariat dan adat dipandang kurang bermartabat, menjaga
syiar-syiar keislaman, menjaga amalan sunnah, memiliki loyalitas yang
tinggi terhadap masyarakat dan memperlakukan nya dengan akhlak
mulia, dan lain sebagainnya.
2) Adab Ilmuwan dalam Proses Pengajaran, yaitu: Hendaknya setiap
ilmuwan menjelang berangkat mengajar menyucikan dirinya dari
hadast dan kotoran, merapikan diri, serta mengenaikan pakaian yang
layak.

Hendaknya

setiap

ilmuwan

memulai

perkuliahan

nya

membacakan beberapa ayat al Quran untuk mengambil hikmah dan


keberkahan. dan lain sebagainya.
3) Adan Ilmuwan Terhadap Peserta Didiknya, yaitu: dalam mendidik
murid nya hendaknya berniat semata-mata karena Allah, memilih
metodologi pengajaran yang mudah diterima, memotivasi peserta
didiknya agar mencintai ilmu dan antusias dalam memperolehnya, dan
lain sebagainya.
b. Adab Penuntut Ilmu (al mutaallim)

1) Adab Penuntut Ilmu terhadap dirinya sendiri, yaitu: meluruskan niat


dalam mencari ilmu, bersifat wara, menghindari diri dari segala
makanan yang dapat menyebabkan kebodohan dan lemahnya hafalan
seperti apel asam dan cuka, dan lain sebagainya.
2) Adab penuntut ilmu terhadap gurunya, yaitu: memilih guru yang
berkualitas, mentaati perintah dan nasihat guru, mengagungkan dan
menghormati guru, dan lain sebagainya.
3) Adab penuntut ilmu terhadap pelajarannya, yaitu: hendaknya para
penuntut ilmu memulai pembelajarannya dengan mempelajari Al
Quran

terlebih

dahulu,

memperbaiki

bacaan

sebelum

menghafalkannya, senantiasa menjaga adab majelis selama pelajaran


berlangsung, dan lain sebagainya.
4) Adab penuntut ilmu terhadap buku sebagai alat ilmiah, yaitu: ketika
membaca buku, hendaknya buku tidak dibiarkan berhamburan dilantai
dan terhampar secara berlebihan, hendaknya suci ketika membaca
buku, memastikan kesahihan rujukan yang ia ambil dari sebuah kitab,
dan lain sebagainya.
8. Faktor Pendorong Kemajuan IPTEK
Menurut Prof. Dr. Mulyadhi dan Dr. Syamsudin ada empat faktor yang
mendorong kemajuan ilmu dan teknologi didunia islam, yaitu:
a. Kemurnian dan keteguhan dalam mengimani, memahami, dan mengamalkan,
ajaran islam (firm adherence to understanding and practicing of true islamic
faith and teachings)
b. Dorongan motivasi agama
c. Apresiasi Masyarakat
d. Patronase (dukungan) penguasa
9. Prestasi Ilmuwan Muslim
Tahapan Lahirnya Ilmu dalam Islam
Menurut Hamid Fahmi Zarkasyi ada empat periodik tahapan kelahiran dalam
islam, yaitu: periode pertama, turunnya wahyu dan lahirnya pandangan hidup islam.
Periode kedua, lahirnya kesadaran bahwa wahyu yang turun tersebut mengandung

struktur ilmu pengetahuan. Periode ketiga, lahirnya tradisi keilmuwan dalam islam
yang ditunjukkan dengan adanya komunitas ilmuwan. Periode keempat, lahirnya
disiplin ilmu-ilmu islam.
Prestasi Ilmuwan Muslim
Dalam bidang matematika yaitu Al Khawarizmi yang merumuskan aljabar.
Dalam bidang kedolteran yaitu Ibn Sina dalam karya medisnya Al Qanun fi At-thibb.
Dalam bidang fisika yaitu Al Biruni, dia mendahului Newton dalam menemukan
hukum gravitasi. Dalam bidang optik yaitu Ibn Haitsam, dia membuat buku yang
berjudul Al-Manazhir (tujuh jilid). Dalam bidang Astronomi yaitu Al Battani, Al
Farghani, Ibn Syathir.
10. Islamisasi Ilmu dan Kampus
Islamisasi ilmu maksudnya mengislamkan ilmu pengetahuan barat, modern,
dan kontemporer, tidak termasuk turast islam. Jadi ketika digunakan ungkapan
Islamisasi ilmu pengetahuan yang dimaksud adalah ilmu pengetahuan kontemporer,
yang diproyeksikan melalui pandangan hidup budaya dan peradaban barat. Pengagas
ide ini adalah Syed Muhammad Naquib Al Attas dalam konferensi dunia pertama
mengenai Pendidikan Islam di Mekkah tahun 1997. Islamisasi menurut Al Attas
adalah pembebasan manusia dari unsur magic, mitologi, animisme, dan tradisi
kebudayaan kebangsaan serta dari penguasaan sekuler atas akal dan bahasanya.
Sekularisasi yang ada dalam ilmu pengetahuan barat telah melahirkan dikotomi yang
tidak mencakup keseluruhan fitrah manusia. Sementara dalam islam mengakui tidak
hanya rasio sebagai sumber pengetahuan, tetapi juga intuitif. Melalui Islamisai ilmu
pengetahuan bertujuan untuk mengembangkan kepribadian dengan sebenarnya,
sehingga menambah keimanan dan akan melahirkan keamanan, kebaikan dan
keadilan.
Proses Islamisasi Ilmu Pengetahuan Kontemporer
Ada dua proses yaitu yang pertama mengisolasi unsur-unsur dan konsepkonsep kunci yang membentuk budaya dan peradaban barat dari setiap bidang ilmu

pengetahuan modern saat ini, khususnya bidang ilmu pengetahuan humaniora. Yang
kedua memasukkan unsur-unsur islam beserta konsep-konsep kunci dalam setiap
bidang ilmu pengetahuan saat ini yang relevan.
Islamisasi Kampus
Kampus merupakan sarana utama dalam melakukan Islamisasi ilmu
pengetahuan. Ada empat upaya dalam Islamisasi Kampus yaitu penyatuan pendidikan
sekuler dan agama, penanaman visi islam, Islamisasi kurikulum, dan Islamisasi SainsIlmu sosial.
Aplikasi Islamisasi Melalui Budaya Akademik
a. Penguatan IPTEK, ada beberapa bentuk yaitu
1) Semangat Iqra
2) mengembangkan ilmu pengetahuan atas dasar nilai-nilai islam,
diantaranya mengadakan workshop islamic worldview, seminar
bulanan tentang pemikiran islam, dan lain-lain
3) Apresiasi ilmu, diantaranya memberikan

penghargaan

kepada

mahasiswa yang berprestasi, memberikan bantuan dana penelitian


dosen, dan lain-lain
4) Membangun islamic learning society
b. Penguatan Ruhiyah, antara lain:
1) Gerakan pemberdayaan Masjid
2) Gerakan sholat berjamaah
3) Gerakan berbusana islami
4) Gerakan Thaharah (lingkungan bersih dan sehat)
5) Gerakan keteladanan
11. Manusia Sebagai Penggerak Teknologi
Hakikat Manusia
Manusia terdiri dari dua jenis yaitu benda padat (tanah); tanah liat dan benda
cair (mani). Hal itu dijelaskan dalam QS. Al Hajj ayat 5. Selain itu manusia terdiri
dari dua unsur yaitu jasad dan ruh juga. Manusia pada hakikatnya adalah makhluk
ruhani yang esensinya bukan fisiknya dan bukan pula fungsi fisik melainkan jiwa
adalah identitas manusia yang tetap. Manusia merupakan substansi immaterial yang
berdiri sendiri dan merupakan subjek yang mengetahui.
Karakteristik Manusia
a. Karakter Positif

10

Karakter Manusia mempunyai keunikan dari makhluk lainnya yaitu


kemampuannya dalam melahirkan kebudayaan, kemampuan untuk bergerak
dalam ruang apapun darat, laut, dan udara. Manusia merupakan makhluk yang
paling mulia jika mereka mampu memanfaatkan tiga keistimewaan yaitu
spiritual, emosional, dan intelektual dalam diri mereka. Mereka juga diberi
akal dan hati sehingga mampu memahami ilmu yang ada dalam Al Quran dan
As Sunnah.
b. Karakter Negatif yang dimiliki oleh manusia yaitu tergesa-gesa, bertindak
bodoh dan mempersulit diri, labil dan tidak bertahan, keluh kesah, kikir, suka
berdebat dan membangkang, dan lain sebagainya.
Tujuan hidup manusia yaitu bertanggung jawab memanfaatkan nikmat Nya
secara baik dan tidak menyalahgunakan amanat yang diberikan oleh Nya. Tujuan
tersebut diungkapkan dalam Al Quran sebagai predikat manusia untuk menjadi
Ibadullah dan khalifatullah fil Ardhi (menjaga dan mengelola bumi).
Manusia Ulul Albab Sebagai Penggerak Teknologi
Ulul Albab berasal dari kata ( memiliki, mempunyai) dan ( akal). Jadi
ulul albab berarti manusia yang menggunakan akalnya untuk memikirkan dan
memahami ayat-ayat Allah baik ayat kauniyah maupun ayat kauliyah. Ada sepuluh
karakteristik yang dimiliki manusia ulul albab sebagai penegak hukum yaitu:
a. Mampu mentadzaburi ayat-ayat Allah baik ayat kauniyah maupun ayat
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.

kauliyah.
Memiliki ilmu yang mendalam
Mampu membedakan antara haq dan yang bathil
Senantiasa berbekal ketakwaan dalam hidupnya
Memiliki akidah yang kuat
Berorientasi ibadah dalam segala aktifitasnya
Memiliki hikmah
memiliki akhlak mulia
Memiliki amalan dengan cara yang terbaik
Menegakkan hukum Allah dimuka bumi
Konsep Ulul Albab ini sangat relevan jika diimplikasikan dalam dunia

teknologi kita saat ini, yaitu dengan memerhatikan hal-hal berikut ini:

11

a. Dari segi landasan ideologis, hendaknya teknologi dibangun atas dasar tauhid,
bukan dualisme.
b. Dari segi teknologi, hendaknya diarahkan untuk melahirkan konsep teknologi
yang memiliki visi keutamaan dan kemaslahatan bagi alam semesta.
c. Dari segi kurikulum teknologi, hendaknya kurikulum mengintegrasikan antara
akal dan wahyu.
d. Dari segi metodologi, hendaknya menggunakan metode tadabur yaitu
mengintegrasikan antara zikir dan pikir pada setiap kegiatan teknologi.
12. Al Quran dan IPTEK
Al Quran mencakup ilmu umat terdahulu dan umat yang akan datang. Al
Quran penuh dengan berbagai ilmu pengetahuan. Al Quran merupakan nasehat terbaik
yang mengembalikan para pendengarnya kepada kesadaran. Selain itu, A Quran juga
merupakan sistem teragung. Diantara sistem agung yang disebut dalam Al Quran
adalah sistem alam semesta ini.
Logam Besi sebagai Perangkat Teknologi
Di dalam QS Al Hadid ayat 25 di jelaskan tentang manfaat besi bagi manusia.
Besi tersebut dipanaskan akan mencair dan apabila didinginkan akan membeku. Besi
bisa dibuat untuk mobil, kereta api, kapal laut, dan lain lain.
Teknologi Angin
Angin mampu menghasilkan energi pendorong yang amat dahsyat. Hal itu
dijelaskan dalam QS As Syuura ayat 33 dan QS Yunus ayat 22. Agin sebagai
teknologi penerbangan dijelaskan dalam QS Al anbiya ayat 81. Teknologi angin
mampu mengawinkan hujan dijelaskan dalam QS Al Aaraaf ayat 57. Teknologi angin
membentuk salju dijelaskan dalam QS An Nur ayat 43.
Teknologi Ilmu Teknik Sipil
Geologi teknik yang mencakup gunung sebagai pasak bumi penahan gempa
dan rekayasa lalu lintas berupa sungai dan jalan sebagai penunjuk arah manusia
dijelaskan dalam QS An Nahl ayat 15. Bahan bangunan (teknologi rumah ringan dan
bahan kulit binatang) dijelaskan dalam QS An Nahl ayat 80. Arsitektur rumah (rumah
terkonsep alami pada dinding gunung) dijelaskan dalam QS As Syuaraa ayat 149.
12

Teknologi gedung dan kolam renang dijelaskan dalam QS Saba ayat 13. Teknologi
lampu bohlam penghias rumah dijelaskan dalam QS An Nur ayat 35. Dan Teknologi
pipa hidrolik untuk pengecoran beton pada pada lantai gedung tinggi.
Teknologi Supra Power
Teknologi super power terjadi pada peristwa isra miraj nya Rasulullah SAW
yang mengendarai buroq yang melakukan perjalanan horizontal dari Masjid Haram
Mekkah sampai Masjidil Aqsha Palestina kemudian perjalanan vertikal nya yaitu
melewati tujuh langit sampai di Sidratul Muntaha. Perjalanan ini hanya ditempuh
dalam waktu semalam saja. Hal ini dijelaskan dalam QS Al Isra ayat 1.
13. Netralitas Sains dan Teknologi
Sains dan Teknologi Tidak Netral
Muncul gerakan Islamisasi sains pada awal 80-an. Banyak pemikir muslim
melakukan eksperimen dan teori-teori. Teori tersebut berkaitan dengan hakikat ilmu
sementara penulis memberanikan bereksperimen dalam bidang ilmu tertentu sehingga
muncullah buku-buku seperti Ekonomi Islam. Saintek memang tidak bebas nilai, itu
bisa dibuktikan bahwa teori-teori ekonomi komunis maupun neoliberal. Saintek yang
bersandar pada sesuatu di luar islam terbukti islam, dan ilmuwan yang menekuninya
lebih sering dihitung sebagai ilmuwan sekuler, yaitu ilmuwan yang memandang
bahwa agama tidak perlu dilibatkan dalam pengaturan urusan kehidupan publik.
Menurut Prof. Didin Hafidhuddin, ketidaknetralan sains dapat dilihat dari dua
segi, pertama, keberpihakan pada teori yang berkembangnya pengetahuan logis,
empiris dan rasa manusia. Kedua, terdapatnya kecenderungan untuk memasukkan
unsur metafisika ke dalam pembahasan sains dengan berbagai tabiatnya. Proses
islamisasi sains memiliki beberapa dimensi. Pertama, pendalaman terhadap teori-teori
sains sebagai wujud dari sikap kritis ilmuwan muslim. Kedua, mewarnai pembahasan
sains dengan aspek-aspek metafisika yang selaras dengan nilai-nilai islam. Ketiga,
mengarahkan aplikasi sains ke dalam teknologi yang menjamin keberlangsungan
penghargaan terhadap nilai-nilai kemanusiaan.
Komparatif Ilmuwan Muslim dan Ilmuwan Sekuler
13

Ada tiga aspek Filsafat Islam dalam menguji ilmuwan muslim dan sekuler yaitu
Ontologi, epistomologi, dan aksiologi.
a. Ilmuwan islam akan berontologi dengan kebutuhan yang merupakan hajatul
udhawiyah (asasi) dan kewajiban syariyah, terinspirasi dan termotivasi suatu
ayat Al Quran yang bermuatan pertanyaan yang dapat dikaji lanjut secara
ilmiah. Sedang ilmuwan sekuler akan berontologi pada kepuasan batin
peneliti, kebutuhan dalam masyarakat kapitalis.
b. Dari sisi epistomologi ilmuwan muslim akan melakukan nya dengan cara
dibatasi syariat. Sedang ilmuwan sekuler pada dasarnya bebas dan tidak ingin
diatur, sekalipun oleh hukum.
c. Dari sisi aksiologi, produk saintek ilmuwan muslim dikembangkan
sedemikian rupa sehingga dapat bermanfaat sebesar-besarnya sesuai syariat,
dan tidak disalahgunakan untuk aktifitas yang tidak syari. Sementara
ilmuwan sekuler aksiologinya adalah yang memberi keuntungan sebanyakbanyaknya.
14. Menuju Sains Islam
Urgensi Filsafat Sains Islam
Dalam islam alam tidak dilihat sebagai entitas terpisah, melainkan sebagai
bagian integral dari pandangan holistik islam tentang Tuhan, manusia, dan alam
semesta. Alam semesta dalam Al Quran merupakan kumpulan ayat-ayat keberadaan
Tuhan. Umat islam membutuhkan filsafat sains islam yang menunjukkan bagaimana
konsep tauhid dalam memahami alam dan kerjanya.
Memahami Sains Kontemporer
Sains adalah suatu modus penelitian terorganisasi, sistematis, dan disiplin
berdasarkan eksperimentasi dan empirisme yang menghasilkan hasil yang berulang
dan berlaku universal untuk semua budaya. Memahami sains yang terpenting yaitu
memahami metode nya. Menurut Guessoum ada empat metode saintifik secara
sederhana diantaranya mengamati fenomena dan merekam sebanyak mungkin data
tentang hal yang diamati. Keyakinan berlebihan pada metode saintifik telah membuat

14

ilmuwan barat terjebak dalam saintisme, yang menjadi sains sebagai satu-satunya
sumber jawaban untuk setiap pertanyaan yang mereka hadapi. Menurut Guessoum
ada sepuluh keterbatasan sains kontemporer diantaranya sains memunculkan beberapa
pertanyaan yang relevan dengan pokok persoalannya, tapi penjelasannya berada diluar
jangkauan sains. Misalnya: Dari mana datangnya hukum-hukum fisika? Mengapa kita
bisa memahami hukum-hukum fisika? Mengapa harus ada alam semesta yang
didalamnya hukum-hukum fisika berlaku seperti itu?.
Menurut Syed Muhammad an Naquib mengungkapkan ada tiga model metode
saintifik yang berkembang di Barat dimana metode tersebut mengarah pada penolakan
terhadap eksistensi dan konsepsi Tuhan. Salah satu metodenya antara lain
rasionalisme sekuler yang cenderung lebih bersandar pada pengalaman atau persepsi
indrawi.
Definisi Sains Islam
Menurut Al Attas sains islam adalah kegiatan saintifik yang kerangka
utamanya berada dalam worldview islam. Golshani merinci empat ciri sains dalam
kerangka worldview islam, diantaranya: memandang Tuhan sebagai pencipta dan
pemelihara alam semesta, tidak membatasi alam semesta pada ranah materi saja,
menisbatkan tujuan pada alam semesta dan menerima tertib moral bagi alam semesta.
Untuk membedakan mana sains islam dan mana yang bukan menurut Ahmad
Annes ada sepuluh hal yang tidak bisa disebut sebagai sains islam.
a. Sains barat yang dilabeli islam
b. Reduktif (Paradigma tauhid menggabungkan semua pengetahuan dalam
sebuah organik)
c. Anakronistik (menyalahi zaman)
d. Terlalu didominasi metodologi tertentu
e. Terfragmentasi (terpisah-pisah)
f. Ketidakadilan
g. Sempit
h. Ada yang tidak relevan secara sosial
i. Bucaillism (kesalahan berfikir logis)
j. Kesektean
Sains Dalam Al Quran

15

Ada dua pandangan mengenai apakah Al Quran memuat seluruh ilmu


kealaman atau Al quran sebagai rujukan sains.
a. Al Quran sebagai sumber sains. Menurut As Suyuti

Al quran telah

melingkupi semua ilmu. Untuk mendukung pandangan As Suyuthi didalam Al


Quran di jelaskan pada Al Anam ayat 38 dan An Nahl ayat 89. Dan ayat yang
cukup fenomenal sebagai kemujizatan sains dalam Al Quran yaitu QS An
Naba ayat 7.
b. Al Quran sebagai sumber petunjuk. Apabila Al Quran dibaca secara saintifik
didalamnya mengungkapkan cara semi-tersurah kebenaran saintifik yang
ditemukan pada zaman modern ini.
Kontradiksi Antara Sains Dan Wahyu
Secara konseptual kontradiksi antara sains dan wahyu tidak mungkin terjadi.
Alam semesta raya seisinya dan Al Quran sama-sama berasal dari Allah. Keduanya
tidak bertentangan bahkan saling menjelaskan dan memperkuat fakta tentang
keberadaan Allah bagi mereka yang mengimaninya.
15. Teknokrat Rabani
Definisi dan Proses
Kata Rabbani artinya tinta dan pemilik ilmu, orang yang mengabdi kepada
Tuhan, orang yang berke Tuhanan mengenal Allah. Jadi Teknokrat Rabani
yaituTeknokrat yang senantiasa mengikat ilmunya dan akhlaknya dengan ketentuan
Allah SWT.
Proses dalam melahirkan teknokrat Rabani ada tiga yaitu
a. Afkar (pemikiran), memberi bekal akal dengan wawasan Allah, manusia,
alam, dan kehidupan yang diasaskan pada wahyu, ayat-ayat alam semesta, dan
jiwa manusia.
b. Athifah (perasaan), menyucikan jiwa dari berbagai penyakit yang dideritanya,
meninggikan cita-cita kalbu, mengikatnya dengan Allah serta memberinya gizi
dengan berbagai hakikat azaliah.
c. Suluk (sikap perilaku), memenuhi sikap perilakunya dalam perbuatanperbuatn yang diridhoi Tuhan nya melakukan kebaikan, mempropagandakan

16

reformasi kebenaran, dan meluruskan penyimpanagan dalam tatanan hukum


alam kehidupan.
Karakter Teknokrat Rabani
Menurut Ali Muhammad Al Shallabi merinci karakter Rabbaniyah dalam
empat rumpun yaitu:
a. Karakter Imaniyah (ikhlas, pencari akhlak)
b. Karakter Sulukiyah Akhlaqiyah (Shidiq, sabar, memberi dan berkorban)
c. Karakter Harakiyah Dawiyah (generasi yang disiplin, generasi dakwah dan
jihad)
d. Karakter Nafsiyah (kemauan yang teguh, banayk berkorban, mengetahui
prinsip)
Aplikasi Pengembangan Saintek Rabani
Dalam mengembangkan sains dan teknologi, teknokrat Rabani akan senantiasa
berpegang pada prinsip-prinsip: tauhid, integrated, pengamalan, pengajaran,
berpegang pada kebenaran, kesesuaian dengan agama, terbuka, dan manfaat.
16. Membangun Peradaban Ilmu dan Teknologi
Peradaban dibangun oleh pandangan hidup dan itu berakar pada ilmu
pengetahuan, khususnya tentang manusia dan alam semesta. Jadi ilmu adalah akar
dari peradaban dan peradaban adalah buah dari ilmu pengetahua. Menurut Abdul
Hamid Abu Sulaiman usaha-usaha untuk membangun kembali peradaban islam harus
terarah pada tiga pokok yaitu:
a. Menyiapkan kader muda umat yang tangguh, demi menyongsong peradaban
islam kedepan yang cemerlang
b. Mengaktifkan kembali peranan lembaga-lembaga ilmiah dalam mencapai
islamisasi dan pembangunan pandangan islam dalam lapangan ilmu, performa
peradaban yang efektif, dan pembangunan generasi yang dibekali dengan
beban risalah
c. bekerja menuju masa depan wujud manusia dan pembangunan peradaban.
Dari pandangan pakar di atas asas peradaban islam adalah ilmu pengetahuan,
yang bersumber pada Al Quran dan Sunnah. Dengan demikian, maka peranan ilmu
pengetahuan yang sangat sentral dalam keseluruhan struktur konsep peradaban islam

17

perlu dikembalikan sebagaimana mestinya. Maka umat muslim perlu melakukan


islamisasi ilmu pengetahuan kontemporer dan islamisasi kampus.

18

You might also like