Professional Documents
Culture Documents
Jenis makanan
Komposisi nutrien
Distribusi kalori
Kuantitas
cukup/kurang/lebih
terhadap RDA energi/protein/vitamin/mineral dll
PEMERIKSAAN FISIS
1.
Tanda/gejala penyakit gizi:
MEP: wajah, rambut, otot, jaringan lemak
subkutis, edema, dsb.
Defisiensi vitamin A (Xerophthalmia): bercak
Bitot, xerosis konjungtiva, ulkus kornea, dsb
Anemia defisiensi: pucat (organomegali (-))
GAKI: pembesaran kelenjar tiroid, kretin, dll
Defisiensi
vitamin
B1:
beri-beri/edema,
polineuritis, refleks fisiologis
Defisiensi vitamin B2: stomatitis angularis
Defisiensi vitamin C: skorbut
Dan lain-lain
Created by Dedy Rahmat
2.
1. Terapi nutrisi:
- Oral/enteral/parenteral
Dukungan terhadap penyakit utama:
saluran cerna, DM, dsb
2. Menentukan dosis obat
3. Pemantauan respon terapi keseluruhan
-
ginjal,
PROGNOSIS
1. Perbaikan/kemunduran:
- Perbaikan penyembuhan: nafsu makan , BB
- Kemunduran perburukan: nafsu makan , BB
2. Memperkirakan (berdasarkan status gizi):
- Daya tahan tubuh
- Kemungkinan komplikasi/penyembuhan
PREVENSI
1. Keadaan defisiensi
2. Penyakit gizi iatrogenik
Pengkajian Status Nutrisi Anak
Status nutrisi merupakan aspek penting dan perlu
diperhatikan pada individu sakit dan sehat. Penilaian status
nutrisi menunjukkan keadaan gizi (baik/kurang/buruk).
Status nutrisi berperan dalam mempengaruhi perjalanan
dan prognosis penyakit.
Keadaan gizi juga berpengaruh terhadap status imunologi,
misalnya pada malnutrisi energi protein sedang/berat
terdapat defisiensi / defek imunologi seluler maupun
humoral.
Hospital malnutrition sering terjadi akibat asupan nutrisi
yang tidak memadai dan akhirnya akan memperlambat
proses penyembuhan penyakit.
Langkah-langkah penilaian status gizi:
1. Pemeriksaan klinis
2. Analisis diet
3. Pemeriksaan antropometri
4. Pemeriksaan laboratorium
Pendekatan dalam mengidentifikasi masalah gizi
Tujuan
Screening
Midlevel,
tambahkan:
In depth,
tambahkan:
Klinik
Anamnesis, PF,
maturasi
seksual,
penggunaan
obat
PF
lebih
ekstensif (kulit,
rambut,
kuku
dsb)
Antropometri
BB,
TB,
LK,
BB/TB
Laboratorik
Hb, Ht
Analisis diet
Pola
makan,
suplementasi
vitamin, mineral
MCV,
albumin,
protein
total,
limfosit total
Mineralisasi
tulang
(pelebaran
epifisis, cranial
bassing, dsb)
Vitamin
dan
mineral serum,
delayed
hypersensitivity
test
Recall diet 24
jam dan 3-7 hari
pencatatan
makan, evaluasi
perkembangan
ketrampilan
makan
Rawat di RS
Kehilangan BB:
BB (%) = [BB / BB awal] x 100%
Penilaian:
2.
baku (%):
2.
Interpretasi LLA/U:
Interpretasi LLA/TB:
Indeks
BB/U
Rendah
Normal
Normal
Rendah
Rendah
Normal
Tinggi
Normal
Tinggi
TB/U
Rendah
Normal
Tinggi
Tinggi
Normal
Tinggi
Rendah
Rendah
Normal
0
4
6
1
3 bulan = 2 cm
6 bulan = 1 cm
12 bulan = 0,5 cm
3 tahun = 1 cm/tahun
1,2
1 g Protein = 4 kalori
Protein dalam aminofusin 5% = 5 g / 100 cc
1 g Nitrogen = 6,25 g protein
1 g Asam amino = 0,833 g protein 1 g protein = 1,2 g asam amino
BB
BMR SCHOFIELD
Laki-laki
Umur
(thn)
03
3 10
10 18
> 18
Perempuan
Umur
(thn)
03
3 10
10 18
> 18
Rumus
0,167W +
617,6
19,49W +
414,9
16,25W +
515,5
15,057W +
705,8
15,174H
1,303H
1,372H
1,004H +
Rumus
16,252W + 10,232H
413,5
16,969W + 1,618H +
371,2
8,365W + 4,65H + 200
13,623W + 23,8H + 98,2
Rumus BMR
Umur
(thn)
03
:
:
3 10
:
:
Rumus
(0,249
(0,244
(0,095
(0,085
x
x
x
x
BB)
BB)
BB)
BB)
0,127
0,13
+ 2,110
+ 2,033
10 18
Laki-laki
110 120
100
90
80 90
50 70
40 50
perempuan
110 120
100
90
60 80
40 65
40
BMI = BB / TB2
< P5 underweight
> P85 at risk of overweight
> 95 overweight
Energi
Basal metabolism = 50 70%
Termogenesis = 10%
Aktivitas spontan = 20 40%
Jadwal pemberian makanan
mendapat ASI
Makanan
ASI
2 mg2 bl
On demand
2-4 bl
On
demand
Buah
Bubur susu
dan
4-6 bl
On
demand
2x
11.00
15.00
1x
09.00
Nasi Tim
minuman
6-8 bl
On
demand
2x
11.00
15.00
1x
09.00
1x
17.00
***)
pada
bayi
8-10 bl
On
demand
2x
11.00
15.00
1x
09.00
2x
13.00
17.00
yang
10-12 bl
On
demand
2x
11.00
15.00
3x
09.00
13.00
17.00
Jadwal pemberian
mendapat PASI
Makanan
ASI
Buah
2 mg2 bl
6x
100-120
06.00
09.00
12.00
15.00
18.00
21.00
makanan
dan
minuman
pada
bayi
yang
2-4 bl
5x
120-160
06.00
09.00
13.00
17.00
20.00
4-6 bl
4x
160-200
06.00
13.00
17.00
20.00
6-8 bl
3x
200-220
06.00
13.00
20.00
8-10 bl
2x
200-250
06.00
20.00
10-12 bl
2x
200-250
06.00
20.00
2x
2x
2x
2x
2x
11.00
15.00
Bubur susu
11.00
15.00
1x
09.00
11.00
15.00
1x
09.00
1x
17.00
***)
Nasi Tim
11.00
15.00
1x
09.00
2x
13.00
17.00
11.00
15.00
3x
09.00
13.00
17.00
Kalori (kal)
65 70
66,6
66,6
61
80
217
155
155
267
1000
1000
2000
66,9
81
5 takar = 225 kal, 1 takar = 45
cc
66
280/100 cc
81
Nutrilon Soya
Isomil
SGM BBLR
Protein (gram)
1,1 1,4/100 cc
1,7/100 cc
2,8/100 cc
3,1/100 cc
3
7
8
12
10,2
33
32
88
2
2,4
0
3
6
9
3 bln
6 bln
9 bln
12 bln
:
:
:
:
750
600
400
200
1000 g/bln
750 g/bln
500 g/bln
300 g/bln
Pertumbuhan
120 g
90 g
100 g
25 g
Telur
butir
Tepung beras20 g
Minyak jagung
4-5
20 cc
Jumlah cairan
cc
2000
100
Maizena
Minyak jagung
Jumlah cairan
cc
10 g
5 cc
1000
Tepung beras10 g
Minyak jagung
Gula pasir
100 g
Jumlah cairan
cc
Nilai gizi:
Energi
Protein
Lemak
Karbohidrat
2000 kal
83,2 g
74,2 g
235,7 g
Susu LLM
Gula pasir
Telur
butir
135 g
50 g
1
Nilai gizi:
Energi
Protein
Lemak
Karbohidrat
Laktosa
1000 kal
33 g
20 g
64 g
9,5 g
Telur ayam
butir
Kacang hijau
Wortel
Sari jeruk
Energi
Protein
Lemak
Karbohidrat
1
100 g
50 g
50 cc
Nilai gizi:
1000 kal
32 g
18 g
172 g
Tepung
Susu cair
Gula pasir
1,5 sdm/15 g
1 gelas/200 g
1 sdm/10 g
Nilai gizi:
Energi
Protein
Lemak
217 kal
7g
7g
10 cc
2000
Tepung
LLM
Gula pasir
20 g
1 gelas/200 cc
1 sdm/10 g
Nilai gizi:
Energi
Protein
238,2 kal
4,8 g
Banyaknya
Ukuran rumah tangga
2 sdm
1 potong kecil
1 potong kecil
gelas
3 4 gelas
Berat (gr)
20
25
10
25
800
pilih salah satu atau dua macam sayuran seperti bayam, kangkung,
daun singkong muda, wortel, labu kuning atau sayuran lain yang tersedia
setempat.
Nilai gizi:
Energi
kal
Protein
Lemak
Karbohidrat
Kalsium
Tepung beras
Air
Garam dapur
155
8g
4g
22 g
47,4 g
Besi
mg
Vitamin A
Tiamin
Vitamin C
2,2
1895 SI
0,1 mg
11,6 mg
Air Tajin
Bahan:
8 g/2 sdm
1 L/5 gelas
4 5 g (1 sdt)
Cara membuat:
Campur semua bahan dan aduk sampai rata. Masak bahan
tersebut sampai mendidih dan teruskan masak sampai 45
60 menit.
Larutan Gula Garam
Bahan:
Garam dapur
Gula pasir
Air matang
Tepung beras
Tepung maizena
1 g (1/4 sdt)
5 g (1 sdt munjung)
200 ml (1 gelas)
Cara membuat:
Masukkan gula pasir dan garam ke dalam 1 gelas air
matang, kemudian aduk sampai gula dan garam larut.
Bubur Breda
Bahan:
15 g/1,2 sdm
15 g/ 1,2 sdm
Nilai gizi:
Energi
Protein
Lemak
Karbohidrat
267,4 kal
10,2 g
14,6 g
24,8 g
Cara membuat:
1. Rebus daging ayam sampai empuk dan potong kecilkecil
2. Daging ayam dan kuahnya sebanyak 200 cc diblender
bersama minyak kelapa dan minyak kacang
3. Campuran ayam tersebut dibuat bubur bersama tepung
beras dan tepung maizena sampai masak
4. Tambahkan garam, kemudian angkat dari api
Hepatosol
Aminoleban
Protein 13,5 g
Energi 210 kal
1 sachet = 50 g, ditambahkan 180 ml air hangat air hangat jadi 200 ml
larutan ~ 210 kal
Vitaplus
Lemak 8 g
Laktosa 10,5 g
DHA 12,6 g
L-Karnitin 3,4 g
Energi 197,8 kal
4 sendok takar = 42 g, ditambah 180 ml air jadi 200 ml larutan ~ 198
kal. 1 ml = 0,99 kal
-
Vitalac BL
-
Lemak 5,38 g
Fruktooligosakarida 500 g
Energi 520 kal/100 g
Diet Khusus
1. Sesak nafas (Frekuensi < 60 x/mnt)
2. Kesadaran menurun
menggunakan NGT
Created by Dedy Rahmat
dapat
digunakan
dalam
Na (mEq/l)
Rehidrasi
WHO-ORS
90
20
Rehidralyte
75
20
Rumatan
Infalyte
50
25
Ricelyte
50
25
Pedialyte
45
20
Resol
50
20
Sumber: AAP News vol. 5, p. 5, 1989
K
(mEq/l)
Cl
(mEq/l)
Karbohidrat
(g/l)
Osmolalitas
(mOsm/l)
80
65
20
25
310
310
45
45
35
50
0
20
25
20
200
290
270
269
diet
yang
Parenteral Nutrition
Definisi: pemberian nutrisi termasuk air, karbohidrat,
protein, lemak elektrolit, vitamin, mineral dan trace elemen
melalui vena yang utuh.
Tujuan: untuk memberikan nutrien yang dibutuhkan agar
anak dapat tumbuh kembang seperti anak lain yang
mendapat dukungan nutrisi enteral.
PN diberikan sebagai dukungan nutrisi bagi pasien yang
tidak dapat mengkonsumsi atau menyerap sejumlah
makanan secara adekuat melalui traktus gastrointestinal
selama paling sedikit 5-7 hari.
Yang termasuk dalam kelompok ini adalah pasien yang
karena sesuatu sebab atau keadaan tidak dapat, tidak boleh
atau tidak mau makan sehingga tidak mampu memenuhi
kebutuhan bila hanya mendapat masukan peroral.
Kontra indikasi pemberian PN adalah pasien yang dapat
mengkonsumsi nutrisi enteral sesuai atau melebihi
kebutuhan atau pemberian nutrisi parenteral memberikan
Created by Dedy Rahmat
Kenaikan kalori
12% untuk setiap kenaikan suhu 10C diatas 370C
15-25%
20-30%
Sampai 100%
40-50%
50-100%
Sampai 2x BEE
Kebutuhan protein
Golongan umur (tahun)
0 1 (+BBLR)
17
7 12
12 18
> 18
Protein (g/kg/hari)
2,0 3,5
2,0 2,5
2,0
1,5
1,0
Akses Vaskular
Bergantung lamanya terapi, kebutuhan nutrisi dan volume
cairan yang akan diberikan.
- Akses vena perifer
Maksimal konsentrasi dextrose 12,5%, osmolaritas <900
mOsm/L. Lama pemakaian < 2 minggu. Komplikasi
flebitis (bila osmolaritas >900 mOsm/L)
- Akses vena sentral
Indikasi: terapi nutrisi jangka panjang atau home PN.
Sangat aman untuk TPN karena high blood flow
rapidly dilutes the hypertonic solution. Komplikasi
berhubungan dengan letak akses, infeksi dan trombosis.
Fungsinya untuk PN, kemoterapi, prolonged antibiotic
therapy dan komponen darah. Akses vena sentral
permanen bila > 3 minggu.
Lipid
Nutrisi dengan densitas kalori tinggi (9 kal/g), pada PN
memasok 30-50% energi non nitrogen.
Created by Dedy Rahmat
over/undernutrition
o
Metabolik gangguan elektrolit, hipoglikemia,
hiperglikemia, jaundice, defisiensi vitamin, asam
lemak, asidosis metabolik
o
Mekanik pneumotoraks, hematotoraks, emboli
udara dall.
o
Infeksi sepsis dan flebitis
Pemberian emulsi lipid harus hati-hati bila diberikan
pada:
o
Neonatus dengan hiperbilirubinemia
o
Neonatus yang sedang fototerapi
Created by Dedy Rahmat
o
Mengalami gagal nafas
o
Sepsis berat
o
Trombositopenia
Komplikasi yang terjadi akibat pemberian emulsi ini
antara lain reaksi hipersensitivitas akut,bradikardia
transient, TPN related cholestasis, risiko kolelitiasis,
pankreatitis, gangguan pertukaran gas pernafasan,
gangguan fungsi imun, trombositopenia, lepasnya ikatan
bilirubin dari albumin.
Prematur/KMK
0,5 1
Aterm
12
Anak
1
Peningkatan/hari
Maksimum
5 ml/kg/h
0,25 1
2,5 ml/kg/h
34
30 ml/kg/h
10 ml/kg/h
0,5 1
5 ml/kg/h
4
40 ml/kg/h
10 ml/kg/h
0,5 1
5 ml/kg/h
2
20 ml/kg/h
D40% = 135 cc
9. Buat cairan dalam 1 kolf (500 cc)
KaEN 1B = 425 / 560 x 500 = 380 cc
D40% = 135 / 560 x 500 = 120 cc
KaEN 1B (380) + D 40% (120) + KCl 10 mEq/kolf
Kalori cairan yang diberikan:
Karbohidrat : 50 60%
Protein : 12 22%
Lemak : 38%
Gizi baik
80 100%
95 100%
Gizi kurang
60 - < 80%
85 - < 95%
Gizi buruk
< 60%
< 85%
BB / TB
LLA / U
LLA / TB
90 100%
85 100%
85 100%
70 - < 90%
70 - < 85%
70 - < 85%
< 70%
< 70%
< 70%
Klinis
Tampak sangat kurus dan atau edema
pada kedua punggung kaki sampai seluruh
tubuh
Tampak kurus
Antropometri
< -3 SD
> -3 SD (dengan edema berat)
-3 SD s/d < -2 SD
-2 SD s/d +2 SD
> +2 SD
Gizi Buruk
Tata laksana gizi buruk di ruangan perawatan meliputi 10
langkah utama (WHO) yaitu:
1.
Pengobatan dan pencegahan hipoglikemia
Bila kadar GDS < 54 mg/dL atau < 3 mmol/L pada
pemeriksaan dextrostick, maka:
- Diberikan sesegera mungkin cairan F75 dan
dilanjutkan pemberian tiap 2 3 jam
- Jika sulit mendapatkan cairan F75 dalam waktu
singkat, maka dapat diberikan 50 ml cairan D 10%
atau sukrosa (1 sendok teh gula dalam 3,5 sendok
teh air) diberikan secara oral atau melalui NGT dan
kemudian dilanjutkan dengan pemberian makanan
sesegera mungkin.
- Pemantauan dilakukan dengan melakukan:
Kalium: 3 4 mmol/kg/hr
Protein 4 6 g/kg/hr
3.
4.
5.
6.
7.
RTA
Koreksi :
HCO3 x BB x 0,3
HCO3 = 26 - X
Evaluasi AGD dan anion gap
Koreksi Albumin
Created by Dedy Rahmat
0 6 bl
375
7,5
3
30
0,3
0,3
0,4
6 bl 1 th
375
10
4
35
0,5
0,4
0,5
1 3 th
400
10
6
40
0,7
0,7
0,8
4 6 th
500
10
7
45
1
0,9
1,1
7 10 th
700
10
7
45
1,5
1
1,2
5
0,3
10
2
6
0,6
15
3
9
1
20
3
12
1,1
25
3-4
13
1,4
30
4-5
25
35
50
75
100
5
400
300
40
10
600
500
60
15
800
800
80
20
800
800
120
30
800
800
170
6
5
115-350
350-925
275-700
40
10
10
5
250-750
425-1275
400-1200
50
15
10
10
325-975
550-1650
500-1500
70
20
10
10
450-1350
775-2325
700-2100
90
30
10
10
600-1800
1000-3000
925-2775
120
30
Trophic Feeding
Trophic feeding:
Cara pemberian asupan nutrisi dalam jumlah yang
sangat sedikit kepada neonatus sebagai sumber nutrisi
dan
secara
langsung
akan
merangsang
dan
mengembangkan
sistem
saluran
cerna
tanpa
memperberat penyakit.
Untuk mengatasi efek yang terjadi akibat kelaparan
usus. Termasuk didalam trophic feeding adalah nutrisi
enteral dini, pemberian awal asupan pada usus, dan
asupan hipokalori dini.
Bayi preterm yang sulit menerima asupan nutrisi enteral
dan harus mendapat nutrisi parenteral dalam jangka waktu
lama, ternyata ditemukan bahwa vili-vili ususnya menjadi
lebih pendek, deoxy ribonucleic acids (DNA) mukosa
menghilang, jumlah protein dan aktifitas enzim berkurang.
Pemberian trophic feeding pada bayi berat lahir rendah
(BBLR) menggunakan ASI yang telah dimodifikasi atau
Created by Dedy Rahmat
LCT
Tidak ada
Minimal
Minimal
MCT
Lebih cepat
Sebagian kecil masuk V. porta
Bermakna
Bermakna
Distimulasi LCT
Minimal
Tidak ada
Penting untuk transport
Tidak
ada
penglepasan
Bermakna
stimulasi
Bermakna,
terutama
bila
dengan LCT
Tidak mengalami reesterifikasi
Metabolisme
Hipertrigliseridemia
Efek ketogenesis
Efek terhadap metabolisme
glukosa
Ada
Meningkat
Glukoneogenesis
Metabolisme
Dioksidasi sebagian
Tidak ada
Meningkat, dewasa > bayi
Glukoneogenesis
(bayi),
hipoglikemia
oleh
karena
insulin (dewasa)
Seluruhnya dioksidasi di hati,
metabolic
rate
dan
termogenesis (-)
Tidak disimpan
Transport
Rute transport
Kelebihan
MCT
atau
campuran
MCT
/
LCT
dibandingkan LCT:
MCT atau campuran MCT / LCT dioksidasi dan
dibersihkan dari darah lebih cepat dibanding LCT saja.
MCT mengandung sumber energi yang lebih cepat dan
tidak mengalami reesterifikasi dan tidak disimpan di
dalam hepar.
Oksidasi MCFA tidak bergantung pada sistem karnitinasil transferase.
MCT merangsang ketogenesis dan meningkat suplai
energi.
Oksidasi MCT lebih besar dibandingkan LCT pada
keadaan hiperinsulinemia yang berkaitan dengan stress
katabolik dan tidak menyebabkan hipertrigliseridemia
seperti yang terlihat pada LCT.
MCT memiliki protein sparring effet yang leih besar
dibanding LCT
MCT tidak menekan sistem pertahanan tubuh
(mengganggu sistem retikuloendotelial dan faktor-faktor
lain pada sistem imun).
Tujuan tatalaksana: mencapai BB sesuai dengan usia ratarata dan status perkembangan.
Evaluasi obesitas serta dampaknya
Pastikan apakah kriteria obesitas telah terpenuhi secara
klinis maupun antropometris.
Telusuri faktor risiko obesitas serta dampak yang
mungkin terjadi, riwayat obesitas dalam keluarga serta
pola makan dan aktifitas.
Dampak obesitas yang dievaluasi adalah faktor risiko
kardiovaskular, OSAS, gangguan fungsi hati, masalah
ortopedik, kelainan kulit serta potensi gangguan
psikiatri.
Faktor risiko kardiovaskular antara lain riwayat anggota
keluarga dengan penyakit jantung vaskular atau
kematian dini (<55 tahun), dislipidemia (LDL > 160
mg/dL, HDL < 35 mg/dL), hipertensi, merokok, DM, dan
rendahnya aktifitas. Bila terdapat 3 faktor risiko
dianggap berisiko tinggi.
OSAS sering terjadi pada obesitas dengan gejala
mengorok sampai mengompol. Penyebabnya adalah
penebalan jaringan lemak di daerah faringeal yang
seringkali
diperberat
oleh
adanya
hipertrofi
adenotonsilar. Obstruksi saluran nafas intermiten di
malam
hari
menyebabkan
tidur
gelisah
serta
menurunkan oksigenasi. Gejala akan berkurang seiring
dengan penurunan BB dan atau adenotonsilektomi serta
pemakaian CPAP.
Non alcoholic steatohepatitis (NASH) ditemukan pada
anak obesitas melalu skring USG hati. Kadar SGOT dan
SGPT dapat meningkat.
Kelebihan BB dapat berisiko terhadap gangguan
ortopedik yaitu torsi tibial dan kaki pengkar,
tergelincirnya epifisis kaput femoris dan gejala tekanan
BB pada persendian di ekstremitas bawah.
Manifestasi klinis
Anamnesis:
- Riwayat pertumbuhan / pertambahan berat badan,
kapan mulai gemuk.
- Riwayat masukan makanan
Created by Dedy Rahmat
Energi
(kal/100
cc)
75
100
67
Protein (g)
Laktosa (g)
Lemak (g)
MCT (g)
0,9
2,9
2
1,3
4,2
0,1
3,7
1,85
81
100
67
67
67
67
72
2,2
3
1,7
1,7
2,8
1,8
1
5,5
4,3
4,98
2,8
3,3
2,5
3,7
3,1
5,4
67
67
1,5
3,1
3,4
2,7
68
66
65-70
70
76
1,56
2,6
1,1-1,4
1,6
1,7
3,64
2,6
3-5,5
3,7
4,5
0,9
0,8
Osmolarita
s
(mOsm/L)
413
419
190