Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Sebagai ibukota Provinsi Jawa Timur,
BAB 1 -
sudah dibangun lebih dulu, sehingga menyebabkan banjir di daerahdaerah yang lebih rendah dan menggenang.
yang
sangat
cepat.
Kawasan
perkotaan
yang
terbangun
Prasarana
akan
menimbulkan
permasalahan-permasalahan
yang
lingkungan, pencemaran,
berwawasan
lingkungan
menghadapi
berbagai
tantangan
Di sisi masyarakat
BAB 1 -
sarana
beberapa
hal,
dan
prasarana
dimana
pendukung
Kementerian
tersebut
Pekerjaan
menyangkut
Umum
Republik
kualitas
air
yang
berasal
dari
kegiatan
rumah
BAB 1 -
1.3. MAKSUD
DAN
TUJUAN
PENYUSUNAN
BUKU
PUTIH
SANITASI
Maksud utama penyusunan Buku Putih Sanitasi Kota Surabaya Tahun
2010 adalah untuk memberikan informasi awal secara lengkap tentang
situasi dan kondisi sanitasi Kota Surabaya pada saat ini, dan sebagai
dasar untuk melakukan perencanaan pembangunan sanitasi di masa
yang akan datang.
Adapun tujuan dari penyusunan dokumen ini adalah sebagai berikut :
Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP)
Kelompok Kerja Sanitasi Kota Surabaya
Tahun Anggaran 2010
1.
2.
3.
Memberi
bahan
dasar
penetapan
kebijakan
daerah
dalam
Health
Risk
Assesment
(EHRA)
dengan
jumlah
digunakan
adalah
analisa
kualitatif
dengan
BAB 1 -
Analisa
di
pembangunan
bidang
sesuai
sanitasi
dengan
kota,
untuk
Rencana
menjalankan
agenda
Pembangunan
Jangka
bersama
dari
segenap
pemangku
kepentingan
dokumen
6.
7.
Daerah.
Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan
8.
BAB 1 -
Rencana
Panjang
(RPJP/RPJD).
Rencana
Pembangunan
Jangka
tentang
Penanggulangan Kemiskinan.
18. Peraturan Presiden Nomor 15 Tahun 2010 tentang Percepatan
Penanggulangan Kemiskinan.
19. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 5 Tahun 2007 tentang
Kemasyarakatan.
20. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 7 Tahun 2007 tentang
Pemberdayaan Masyarakat.
21. Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor : 050 / 2020 / SJ Tahun
RPJM Daerah.
22. Peraturan Gubernur Nomor 41 Tahun 2008 tentang Sistem
Manajemen Pambangunan Parsitipatif.
23. Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun
2000
tentang
Retribusi
Pelayanan Kebersihan/Persampahan.
24. Peraturan Daerah Kota Surabaya Nomor 02 Tahun 2004 tentang
BAB 1 -
Bab I Pendahuluan
Menguraikan tentang Latar Belakang, Pengertian Dasar Sanitasi,
Maksud dan Tujuan Penyusunan Buku Putih Sanitasi, Metode
Penyusunan, Kedudukan Buku Putih Sanitasi, Dasar Hukum
Penyusunan serta Sistematika Dokumen.
Demografi
(Jumlah dan
Penduduk,
Kepadatan
Persebaran
Penduduk),
Penduduk, Pertumbuhan
Profil
Geografis,
Kondisi
Hidrooceanografi,
Hidrologi,
Klimatologi,
Kawasan
Indeks
Pembangunan
Manusia
(IPM),
Kondisi
Sepanjang
Perairan),
Pengelolaan
Limbah
Cair
Air
Transportasi),
Pengelolaan
Sumber
Sampah,
Limbah
Kondisi
Domestik,
Persampahan
Sumber
Pengelolaan
(Daerah
Sampah,
BAB 1 -
Sarana
Pelayanan
Timbulan
dan
dan
Distribusi,
Sistem
Penyediaan
Air
Minum
Perumahan
Pengelolaan
Pembiayaan,
Sanitasi
(Belanja
Rencana
Daerah
Alokasi
Bidang
Pembiayaan
Surabaya,
Strategi
Penanganan
Sanitasi
(Rencana
Pengelolaan
Drainage
Lingkungan,
Rencana
(Kepadatan
Penduduk,
Bantuan
Langsung
Tunai,
BAB 1 -
tentang
Kesimpulan
dan
Rekomendasi
terkait
GAMBARAN UMUM
DAN KONDISI WILAYAH
KOTA SURABAYA
Dalam
lingkup
Gerbangkertosusilo,
pengembangan
Surabaya
BAB 1 -
pusat
kegiatan
komersial,
finansial,
perdagangan,
sanitasi
adalah
kondisi
administrasi,
demografis,
Gambar 2.1.
Batas Wilayah Kota Surabaya
BAB 1 -
10
BAB 1 -
11
Tabel 2.1.
Pembagian Wilayah Administratif Pemerintahan Kota Surabaya Tahun 2009
KECAMATAN
Kode
Nama
ADMINISTRASI
PEMERINTAHAN
LUAS
(Km2)
(Ha)
(%)
Kelurahan
RW
RT
SURABAYA PUSAT
01. Tegalsari
4.29
429
1.30
52
333
02. Genteng
4.04
404
1.22
62
318
03. Bubutan
3.86
386
1.17
53
405
04. Simokerto
2.59
259
0.78
61
367
6.80
680
2.06
52
322
06. Semampir
8.76
876
2.65
69
552
07. Krembangan
8.34
834
2.52
47
401
08. Kenjeran
7.64
764
2.31
35
363
09. B u l a k
6.78
678
2.05
22
111
8.99
899
2.72
74
642
SURABAYA UTARA
SURABAYA TIMUR
10. Tambaksari
11. G u b e n g
7.99
799
2.42
63
518
21.08
2,108
6.38
68
370
5.52
552
1.67
25
153
9.71
971
2.94
29
162
15. S u k o l i l o
23.69
2,369
7.17
64
352
16. Mulyorejo
14.21
1,421
4.30
54
278
17. S a w a h a n
6.93
693
2.10
71
554
18. Wonokromo
8.47
847
2.56
58
512
19. Karangpilang
9.23
923
2.79
29
183
9.94
994
3.01
31
154
21. W i y u n g
12.46
1,246
3.77
30
149
22. Wonocolo
6.78
678
2.05
43
225
23. Gayungan
6.07
607
1.84
33
166
24. Jambangan
4.19
419
1.27
24
113
11.07
1,107
3.35
12
51
306
12. R u n g k u t
BAB 1 -
SURABAYA SELATAN
SURABAYA BARAT
25. T a n d e s
26. Sukomanunggal
9.23
923
2.79
34
362
27. Asemrowo
15.44
1,544
4.67
18
117
28. B e n o w o
26.78
2,678
8.10
25
140
29. Lakarsantri
20.43
2,043
6.18
30
152
30. P a k a l
19.01
1,901
5.75
33
168
31. Sambikerep
16.05
1,605
4.86
38
212
163
1,378
9,160
JUMLAH
12
dari
tahun
1980-1990,
pertumbuhan
penduduk
Kota
jumlah
penduduk Kota
Surabaya
BAB 1 -
0,5%.
Kepadatan Penduduk
Kepadatan penduduk dapat dilihat dari jumlah penduduk yang tersebar
dalam suatu kawasan tertentu, sehingga apabila jumlah penduduk
tersebut tersebar dalam suatu kawasan yang sempit tentunya akan
membuat terjadi kepadatan penduduk yang tinggi, dibanding apabila
tersebar di suatu kawasan yang luas. Angka kepadatan penduduk
tersebut kemudian dikategorikan dalam 3 (tiga) kategori yaitu :
1.
2.
3.
Kepadatan Tinggi
Kepadatan Sedang
Kepadatan Rendah
13
Tabel 2.2.
Jumlah dan Persebaran Penduduk Kota Surabaya Tahun 2008
KECAMATAN
Kode
Nama
JENIS KELAMIN
PENDUDUK
LUAS
(Km2)
(Ha)
(%)
JUMLAH PENDUDUK
Laki-Laki Perempuan
(jiwa)
(%)
SURABAYA PUSAT
01. Tegalsari
4.29
429
1.30
59,422
60,049
119,471
4.12
02. Genteng
4.04
404
1.22
34,308
03. Bubutan
3.86
386
1.17
57,960
35,383
69,691
2.40
57,918
115,878
3.99
04. Simokerto
2.59
259
0.78
52,896
53,634
106,530
3.67
6.80
680
2.06
47,552
46,303
93,855
3.23
06. Semampir
8.76
876
2.65
97,330
95,856
193,186
6.66
SURABAYA UTARA
07. Krembangan
8.34
834
2.52
63,138
62,021
125,159
4.31
08. Kenjeran
7.64
764
2.31
59,088
57,659
116,747
4.02
09. B u l a k
6.78
678
2.05
17,614
17,501
35,115
1.21
10. Tambaksari
8.99
899
2.72
110,930
112,219
223,149
7.69
11. G u b e n g
7.99
799
2.42
77,827
79,427
157,254
5.42
SURABAYA TIMUR
12. R u n g k u t
21.08
2,108
6.38
45,786
45,716
91,502
3.15
5.52
552
1.67
27,754
27,726
55,480
1.91
9.71
971
2.94
23,312
23,315
46,627
1.61
15. S u k o l i l o
23.69
2,369
7.17
49,779
49,583
99,362
3.42
16. Mulyorejo
14.21
1,421
4.30
39,608
39,771
79,379
2.73
17. S a w a h a n
6.93
693
2.10
111,140
112,117
223,257
7.69
18. Wonokromo
8.47
847
2.56
93,637
93,176
186,813
6.44
19. Karangpilang
9.23
923
2.79
34,939
34,470
69,409
2.39
9.94
994
3.01
30,104
29,826
59,930
2.06
21. W i y u n g
12.46
1,246
3.77
29,944
29,846
59,790
2.06
22. Wonocolo
6.78
678
2.05
40,359
40,268
80,627
2.78
23. Gayungan
6.07
607
1.84
22,665
22,484
45,149
1.56
24. Jambangan
4.19
419
1.27
21,689
21,272
42,961
1.48
11.07
1,107
3.35
47,232
47,015
94,247
3.25
BAB 1 -
SURABAYA SELATAN
SURABAYA BARAT
25. T a n d e s
26. Sukomanunggal
9.23
923
2.79
48,923
48,440
97,363
3.35
27. Asemrowo
15.44
1,544
4.67
19,579
18,908
38,487
1.33
28. B e n o w o
26.78
2,678
8.10
21,363
21,220
42,583
1.47
29. Lakarsantri
20.43
2,043
6.18
23,333
22,956
46,289
1.59
30. P a k a l
19.01
1,901
5.75
18,537
18,180
36,717
1.27
31. Sambikerep
16.05
1,605
4.86
25,387
25,113
50,500
1.74
JUMLAH
14
BAB 1 -
Gambar 2.2.
Grafik Persebaran Penduduk Di Kota Surabaya Tahun 2008
Gambar 2.3.
Grafik Jumlah Penduduk Di Wilayah Kota Surabaya Tahun 2008
Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP)
Kelompok Kerja Sanitasi Kota Surabaya
Tahun Anggaran 2010
15
BAB 1 -
Tabel 2.3.
Peningkatan Jumlah Penduduk di Kota Surabaya Tahun 2002 - 2008
Gambar 2.4.
Grafik Pertambahan Penduduk di Kota Surabaya Tahun 2002 - 2008
16
BAB 1 -
Tabel 1.10.
Kepadatan Penduduk di Kota Surabaya Tahun 2008
17
keseluruhan
yaitu
8.783
jiwa/Km
atau
88
jiwa/Ha.
Sedangkan
Kepadatan Tinggi
2.
dan Tegalsari.
Kepadatan Sedang : Kecamatan
3.
Tambaksari,
Wonokromo,
Sukomanunggal,
Mejoyo,
Karangpilang,
Jambangan,
Tandes,
Gayungan,
Kenjeran,
Dukuh
Pakis,
Asemrowo,
Lakarsantri,
dan
Benowo.
BAB 1 -
Gambar 2.5.
Grafik Kepadatan Penduduk di Wilayah Kota Surabaya Tahun 2008
18
Sebelah
Sebelah
Sebelah
Sebelah
Utara :
Timur :
Selatan
Barat :
perairan
Surabaya
berdasarkan
kondisi
Adapun
fisik
dan
BAB 1 -
1. Daratan
Alluvium
2. Formasi
Kabuh
KARAKTERISTIK
LOKASI
19
3. Formasi
Pucangan
4. Formasi
Lidah
5. Formasi
Madura
6. Formasi
Sonde
Sukomanunggal, Benowo
dan Dukuh Pakis.
Terletak di Kecamatan
Benowo yang berbatasan
dengan Kabupaten
Gresik.
Terletak di perbatasan
Kecamatan Lakarsantri
dengan Kabupaten
Gresik
BAB 1 -
2.6. Morfologi
20
untuk
menentukan
jenis-jenis
penggunaan
lahan.
2.8. Hidrooceanografi
Kondisi hidrooceanografi Kota Surabaya, dapat digambarkan sebagai
berikut :
1.
BAB 1 -
banyak
dipengaruhi
oleh
kondisi
sekitarnya,
seperti
21
dari
limpasan
sekitamya
cair
daerah
ditambah
dengan
limbah
BAB 1 -
yang
banyak
mengandung/tercampur
Iumpur.
Kondisi
Dasar
laut
terdalam
di
sekitar
bentang
tengah
22
BAB 1 -
2.9. Hidrologi
Kalimas
Kalimas ini merupakan sungai utama yang berada di Kota
Surabaya yang berasal dari Sungai Brantas dan mengalir melalui
Kota Mojokerto. Di kota ini, Sungai Brantas terbagi menjadi dua
yakni Sungai Porong dan Sungai Surabaya yang dimensinya lebih
kecil. Di Wonokromo Sungai Surabaya terpecah menjadi dua anak
23
Ngagel,
Kelurahan
Darmo,
Kelurahan
Keputran,
BAB 1 -
24
Beberapa
keadaan
lingkungan
yang
dapat
menggambarkan
air
taut
di
kawasan
tersebut
menyebabkan
BAB 1 -
kondisinya
kumuh
adalah
di
kawasan
Dinoyo,
25
Sungai Surabaya
Sungai Surabaya sebagai salah satu dari tiga sungai yang
mengalir di Kota Surabaya merupakan sumber daya alam dengan
potensi air tawar cukup besar. Saat ini, Sungai Surabaya mulai
memperlihatkan
indikasi
adanya
tekanan
yang
berlebihan
telah
beralih
ke
sejumlah
fungsi
lahan.
Mulai
dari
besar.
Sungai Surabaya yang mengalir dari DAM Mlirip Mojokerto sampai
DAM Jagir Surabaya, sepanjang 41 km, berperan panting bagi
BAB 1 -
sungai
produksinya.
sebagai
salah
satu
komponen
Sungai
dalam
proses
Surabaya
oleh
26
masyarakat
Surabaya
sebagai
pengkonsumsinya
pun
akan
terancam.
Disinyalir saat ini, terdapat Iebih dari 250 industri pada DAS
Brantas, yang salah satu subnya adalah Sungai Surabaya.
Besarnya jumlah industri ini, mengilustrasikan betapa besar
tekanan terhadap Sungai Surabaya. Sementara itu, tidak banyak
industri yang dilengkapi fasilitas pengolah Iimbah memadai,
sehingga
memanfaatkan
Sungai
Surabaya
sebagai
tempat
membuang Iimbahnya.
3.
Sungai Wonokromo
Sungai Wonokromo merupakan salah satu anak Sungai Brantas
yang mengalir di Kota Surabaya, terletak di sepanjang JI. Jagir
Wonokromo. Jaman dahulu, konon Sungai Wonokromo berair
jernih, sehingga banyak juga dimanfaatkan masyarakat untuk
MCK, atau sekedar berenang. Namun sayang, akibat pencemaran
air Sungai Wonokromo berwarna keruh, dan saat ini Pemerintah
Kota Surabaya telah memulai membersihkan Sungai Wonokromo.
Di sungai ini juga terdapat Pintu Air peninggalan Penjajah Belanda
yang saat ini masih dipergunakan untuk pengaturan debit air
Sungai Wonokromo. Letak pintu air tersebut tepat di sebelah
Stasiun Kereta Api Wonokromo dan PDAM Surabaya. Air dari
Wonokromo
juga
diolah
menjadi
Air
PDAM
dan
BAB 1 -
Sungai
2.10. Klimatologi
Kondisi klimatologi Kota Surabaya secara makro memiliki kesamaan
dengan beberapa wilayah lain di Indonesia yang berada di bagian
selatan garis katulistiwa. Iklim di wilayah ini dipengaruhi oleh
perbedaan yang signifikan antara musim hujan dan kemarau. Musim
hujan berlangsung antara bulan November sampai April dan musim
kemarau berlangsung antara bulan Mei dan Oktober. Bulan November
sampai Februari, musim angin dari utara menjadi sebab naiknya curah
hujan tinggi selama musim hujan. Angin pasat dari arah tenggara
27
2.
3.
Perak II
1. Kelembaban
(%)
2. Tekanan
Udara (Mbs)
Rata-rata : 930,4
1014,1
Maks. : 1015,2
(September)
Min. : 1002,5
(Desember)
Rata-rata : 1007,9
1011,7
Maks. : 1013,2
(Agusuts)
Min. : 1006,1
(Desember)
3. Temperatur
(C)
Rata-rata : 22,7
34,9.
Maks. : 36,8
(Nopember)
Min. : 20,2 (Juli)
Rata-rata : 25,3
33,6.
Maks. : 35,1
(Nopember)
Min. : 23,8
(Agustus)
4. Penyinaran
Matahari (%)
Rata-rata : 76%
Maks. : 95%
(September)
Min. : 46% (Maret)
Rata-rata : 74%
Maks. : 95%
(Agustus)
Min. : 41%
(Desember)
Rata-rata : 114
Maks. : 341
(Desember)
Rata-rata : 152
Maks. : 315,1
(Pebruari)
5. Curah Hujan
(mm)
Juanda
Rata-rata :
44% - 97%.
Maks. : 97%
(PebruariApril, Juli, dan
Desember)
Min. : 23%
(Nopember)
Rata-rata :
1007,9
1012,6
Maks. :
1032,2
(Agusuts)
Min. : 1005
(Desember)
Rata-rata :
22,2 34.
Maks. : 35,3
(Oktober Nopember)
Min. : 19,8
(Agustus)
Rata-rata :
69,5%
Maks. :
96,8%
(Agustus)
Min. : 4,3%
(April)
Rata-rata :
126,3
Maks. : 517,4
BAB 1 -
JENIS
28
(Pebruari)
Min. : 0
(Agustus September)
Rata-rata :
9,2
Maks. : 25
(Maret)
Min. : 0
(Agustus September)
Min. : 0
(September)
Min. : 0
(September)
Rata-rata : 12
Maks. : 26
(Desember)
Min. : 0
(September)
Rata-rata : 13
Maks. : 27
(Desember)
Min. : 0
(September)
Arah
Timur kecuali
pada bulan
Pebruari dan
desember ke
arah Barat.
Kecepata
n RataRata
(Knot)
Rata-rata : 6
Maks. : 7 (Juli Agustus)
Min. : 4 (April &
Desember)
Rata-rata : 3
Maks. : 4 (Juli Oktober)
Min. : 2 (Pebruari,
April, Nopember
& Desember)
Rata-rata : 6
Maks. : 7 (Juli
- Agustus)
Min. : 4 (April
& Desember)
6. Hari Hujan
(hari)
7. Angin :
Rata-rata : 148,1
Maks. : 201,6
(Oktober)
Min. : 110,9
(Pebruari)
8. Penguapan
Panci
Terbuka
hutan
produksi,
peruntukan
pertanian,
peruntukan
permukiman,
kawasan
kawasan
peruntukan
kawasan
pertambangan,
peruntukan
industri,
hutan
peruntukan
kawasan
kawasan
rakyat,
BAB 1 -
perikanan,
peruntukan
peruntukan
Kawasan Pertanian
Kawasan Pertanian yang terdiri dari bidang pertanian tanaman
pangan, dan tersebar di wilayah Surabaya Barat, seperti di
Kecamatan Lakarsantri, Pakal, Sambikerep, dan beberapa wilayah
29
di
Surabaya
Timur,
seperti
di
Kecamatan
Gununganyar,
Surabaya
Pusat
yang
sudah
tidak
ada
kawasan
pertaniannya.
2.
Kawasan Perikanan
Kawasan Perikanan di wilayah Kota Surabaya terbagi dalam 2
kategori
yaitu
Perikanan
Darat
(perikanan
budidaya)
dan
Kawasan Penggaraman
Kebijaksanaan yang ditetapkan untuk kawasan penggaraman
adalah mengalihfungsikan ke penggunaan lahan fungsi yang
lainnya terutama untuk kawasan Pelabuhan. Kawasan tersebut
berada di 3 kecamatan yaitu Kecamatan Benowo, Asemrowo, dan
Tandes. Perkembangan fisiknya makin lama makin menyusut.
Perkembangan kawasan industri yang pesat di sekitar wilayah
fungsi menjadi kawasan industri.
4.
Kawasan Perindustrian
Kawasan Perindustrian untuk Kota Surabaya terdiri dari 2 (dua)
kategori yaitu :
1.
BAB 1 -
30
d. Surabaya
2.
Barat,
seperti
di
kompleks
industri
5.
dengan
sarana
sebagai
dan
prasarana
lingkungan.
Jenis
2.
wilayah
Kota
Surabaya
(lihat
Tabel
2.7),
dengan
Kawasan Perdagangan
Kawasan Perdagangan di Kota Surabaya memiliki karakteristik
BAB 1 -
antara lain :
1.
grosir
dengan
tingkat
pelayanan
regional
tersebut
secara
historis
memiliki
fungsi
dan
31
3.
dan
bersifat
pasar
Pabean,
pasar
Blauran
dan
kawasan
diharapkan
agar
tetap
dipertahankan
karena
BAB 1 -
32
1.
2.
merupakan
pemanfaatan
ruang
Teknologi
Sepuluh
Nopember
(ITS)
Surabaya,
BAB 1 -
33
BAB 1 -
Tabel 2.7.
Pola Ruang Daratan Kota Surabaya Tahun 2009
3.
34
yang
juga
penyediaan
berfungsi
fasilitas
sebagai
ibukota
perkantoran
provinsi
maka
hanya
untuk
bukan
Kantor
Dinas
Provinsi
dan
Kantor
Wilayah
Yani;
Fasilitas Peribadatan, berupa masjid, mushola/langgar,
gereja, vihara, klenteng, dengan skala pelayanan tingkat kota
sampai dengan lingkungan yang penyebarannya tersebar di
sekitar kawasan permukiman;
Tabel 2.8.
Perkembangan Jumlah Fasilitas Pendidikan di Kota Surabaya
STATUS
1
.
2
.
3
.
4
.
5
.
Nege
ri
Swas
ta
JUMLA
H
1.250
687
512
1.250
685
379
1.064
133
135
43
381
424
39
354
393
27
31
31
185
216
30
182
212
Perguruan Tinggi :
29
34
a
.
25
28
a
Sekolah Dasar (SD)
.
b
Madarasah Ibtidaiyah (MI)
.
Sekolah Lanjutan Tingkat
Pertama (SLTP) :
a
Sekolah Menengah Pertama (SMP)
.
b
Madarasah Tsanawiyah (MTs)
.
Sekolah Lanjutan Tingkat Atas
(SLTA) :
a
Sekolah Menengah Atas (SMA)
.
b
Madarasah Aliyah (MA)
.
Universitas
BAB 1 -
35
b
.
c
.
d
.
e
.
Institut
Sekolah Tinggi
31
31
Akademi
11
11
Politeknik
5.
6.
7.
(berupa
GOR)
dan
ruang
terbuka/out
door
9.
Kawasan Khusus
Kawasan Khusus kawasan ini memiliki fungsinya yang khusus dan
BAB 1 -
Kawasan
Militer,
yang
keberadaan
dikaitkan
dengan
itu
juga
terdapat
kawasan
di
Kecamatan
Karangpilang;
Kawasan Pelabuhan, yaitu di pelabuhan Tanjung Perak.
Kawasan ini termasuk sebagai kawasan khusus karena
36
2.
3.
5.
BAB 1 -
4.
37
2.
Agar lebih jelasnya pada ruang daratan Kota Surabaya dapat dilihat
BAB 1 -
Tabel 2.10.
Klasifikasi Ruang Terbuka Hijau Kota Surabaya Tahun 2008
38
BAB 1 -
Gambar 2.6.
Pola Ruang Wilayah Kota Surabaya Tahun 2009
39
Struktur Ekonomi
PDRB
atas
dasar
harga
berlaku,
sedangkan
jika
BAB 1 -
40
Tabel 2.11.
Perkembangan PDRB Kota Surabaya Tahun 2006 - 2008
BAB 1 -
Gambar 2.7.
Grafik Perkembangan PDRB Kota Surabaya Tahun 2006 - 2008
41
suatu daerah
dapat
BAB 1 -
Tabel 2.11.
Agregat PDRB Kota Surabaya Tahun 2006 - 2008
B.
kemampuan
biaya
Pemerintah
pembangunan
Daerah
wilayah
sampai
dalam
tersebut
42
pada tahun 2007 menjadi 7,5 trilyun di tahun 2008. Namun, tidak
semua anggaran tersebut dapat terealisasi secara sempurna.
Pada tahun 2007, realisasinya hanya sekitar 27,75%, sedangkan
tahun 2008 sekitar 26,78% (lihat Tabel 2.12, Tabel 2.13 dan
Gambar 2.8).
BAB 1 -
Tabel 2.12.
Rekapitulasi Realisasi APBD Program Pembangunan Kota Surabaya
Tahun 2007 - 2008
43
BAB 1 -
Tabel 2.13.
Detail Realisasi APBD Program Pembangunan kota Surabaya Tahun 20072008
44
Gambar 2.8.
Grafik Rekapitulasi Realisasi APBD Program Pembangunan Kota Surabaya
Tahun 2007 - 2008
C.
Pertumbuhan Ekonomi
Surabaya
dapat
dilihat
pada
kinerja
laju
BAB 1 -
ekonomi
45
TAHUN
WILAYAH
1
.
2
.
3
.
2002
2003
2004
2005
2006
2007
SURABAYA
3,99
4,29
6,00
6,33
6,35
6,31
JAWA TIMUR
3,80
4,78
5,83
5,84
5,80
6,11
NASIONAL
4,50
4,78
5,05
5,60
5,48
6,28
200
8
6,2
6
5,9
0
6,1
0
Komunikasi
BAB 1 -
Tabel 2.15.
Kontribusi PDRB Kota Surabaya Terhadap PDRB Provinsi Jawa Timur
Tahun 2006 - 2007
46
2.12.2.
INVESTASI
1
.
2
.
Jumlah
Perusahaan
Nilai Investasi
:
a
.
(Rp. 000)
b
.
($)
PMDN
2006
2007
2008
2006
2007
2008
68
62
92
13
13
15
275.075.5
40
682.144.17
2
234.164.02
4
2.427.822.4
79
2.868.490.1
47
133.543.198
247.034.775
941.386.0
00
2.12.3.
BAB 1 -
PMA
URAIAN
INFLASI
47
Tingkat Kesejahteraan
dan Gambar
2.20). Sedangkan
jumlah keluarga miskin yang menerima BLT di Kota Surabaya pada tahun
2007 sebesar 125.871 KK, dan terbanyak terdapat di Kecamatan Semampir
sedangkan secara kewilayahan terdapat di wilayah Surabaya Utara sebanyak
36.676 KK (29%). Persebaran keluarga miskin yang menerima BLT di Kota
Surabaya pada tahun 2008 dapat dilihat pada Tabel 2.19. dan Gambar 2.9.,
Gambar 2.10 serta Gambar 2.11.
2005
424.464
2006
377.832
-10,99
-5,81
2007
431.331
14,16
6,61
2008
550.783
27,69
12,16
2009 *)
440.601
-20,00
-11,11
2010 *)
356.710
-19,04
-10,52
BAB 1 -
Tabel 2.18.
Perkembangan Jumlah Penduduk Miskin di Kota Surabaya Tahun 2005 2008
JUMLAH
PENINGKATAN
TAHUN
(jiwa)
(%)
Laju (%)
48
BAB 1 -
Tabel 2.19.
Jumlah Keluarga Miskin Penerima BLT di Kota Surabaya Tahun 2008
49
BAB 1 -
Gambar 2.10.
Grafik Persebaran Keluarga Miskin Penerima BLT di Kota Surabaya
Tahun 2008
Gambar 2.11.
Persebaran Keluarga Miskin Penerima BLT di Wilayah Kota Surabaya
Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP)
Kelompok Kerja Sanitasi Kota Surabaya
Tahun Anggaran 2010
50
Tahun 2008
Pembangunan
Manusia.
Menurut
United
Nations
Development
BAB 1 -
51
Kondisi sanitasi yang tidak baik juga ditandai dengan angka kejadian
penyakit yang terjadi akibat buruknya kondisi sanitasi. Air yang telah
tercemar akan berbahaya bagi kesehatan, utamanya akibat penyakitpenyakit yang bisa ditularkan oleh air tersebut. Secara tradisional terdapat 4
(empat) penggolongan penyakit yang berkaitan dengan air, yaitu sebagai
berikut :
1.
2.
3.
4.
adalah
Schistosomiasis.
Water Related Diseases
Adalah penyakit yang ditularkan oleh vektor penyakit yang
sebagian atau seluruhnya perindukannya berada di air. Penyakit
dan
BAB 1 -
2007
juga
mengalami
peningkatan
sebesar
3%.
52
2.
sumur
pompa
tangan
1,32
%,
sumur
gali
15,46
%,
Keluarga
Sedangkan KK yang
BAB 1 -
53
%.
Institusi Dibina
Beberapa institusi di Kota Surabaya yang mendapat pembinaan
kesehatan lingkungan oleh Puskesmas dan Dinas Kesehatan Kota
Surabaya tahun 2007 antara lain : sarana kesehatan sebesar
28,72 % dari 1.048 sarana kesehatan yang ada, sarana kesehatan
sebesar 48,60 % dari 1.526 sarana pendidikan yang ada, sarana
ibadah sebesar sebesar 40,60 % dari 1.601 jumlah sarana ibadah
6.
penurunan
Penurunan
sebesar
jumlah
rumah
3,95
atau
disbanding
bangunan
(29,21 %),
tahun
yang
2006.
diperiksa
yang
memeriksa
terbatas.
Sedangkan
hasil
BAB 1 -
yang
demokratis,
bermartabat
dalam
tatanan
54
akan dijalankan dan menjadi sasaran bagi segala bentuk kegitan yang
akan dilaksanakan oleh seluruh pelaku pembangunan baik oleh
penyelenggara pemerintahan maupun masyarakat selama lima tahun
ke depan adalah :
1.
Mewujudkan
pemerintahan
yang
demokratis,
berkeadilan,
2.
berwibawa;
Terwujudnya kenyamanan, ketertiban dan kepatuhan warga
kota (stakeholders);
yang
terintegritas
didukung
infrastruktur,
system
(UMKM),
serta
teknologi
usaha
menciptakan
mikro,
informasi
kecil
keterpaduan
dan
antara
BAB 1 -
3.
4.
tenaga kerja
Meningkatnya
ketahanan
pangan
dan
pendapatan
masyarakat
Meningkatkan kesejahteraan masyarakat khususnya masyarakat
miskin
melalui
fasilitasi
kebutuhan
dasar,
penataan
dan
55
Meningkatnya
pelayanan
penyandang
masalah
5.
kesejahteraan sosial
Terwujudnya penataan dan pembinaan usaha sector informal
6.
global
yang
terjangkau
bagi
warga
kota
serta
Meningkatnya
kualitas
pendidikan
sesuai
dengan
7.
warga kota
Meningkatnya
kualitas
ketrampilan
generasi
muda
dan
prestasi olahraga
Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan yang terjangkau bagi
tentang lingkungan sehat dan perilaku sehat.
Adapun tujuan yang akan diwujudkan dari misi ke 7 ini, adalah :
8.
masyarakat
BAB 1 -
kerukunan
antar
kelompok
terhadap
56
BAB 1 -
2.16.1.
57
dan
kemungkinan
pengembangan
daerah
permukiman.
Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Surabaya, maka telah terjadi
perubahan morfologis bentuk pesisir pantai timur akibat sedimentasi. Kondisi
ini secara fisik mengakibatkan penambahan luasan wilayah Kota Surabaya.
Fasilitas komersil seperti perkantoran, perdagangan dan jasa masih
cukup banyak terkonsentrasi di pusat kota meskipun saat ini mulai
berkembang di kawasan pinggiran kota. Daerah industri berpusat di wilayah
timur
kota.
Penyebaran
pusat-pusat
kegiatan
baik
permukiman,
sanitasi
Kota
Surabaya.
Termasuk
dalam
rencana
BAB 1 -
I 58