You are on page 1of 29

BAB IV

KARAKTERISTIK POMPA
4.1. Tujuan Percobaan

Menentukan hubungan antara efisiensi kerja pompa terhadap laju alir.

Menentukan hubungan antara daya pompa terhadap laju alir.

Menentukan hubungan antara tinggi tekan terhadap laju alir.

4.2. Tinjauan Pustaka


Pompa adalah mesin atau alat untuk memindahkan fluida incompressible
(Geankoplis,1997). Selama bertahun-tahun pompa dengan banyakdesain telah banyak
dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan dengan kondisi yang berbeda-beda. Hal
yang perlu diperhatikan dalam menentukan aplikasi perpompaan adalah tekanan hisap
dan keluar pompa,tekanan yang hilang akibat adanya friksi dalam pipa, dan laju aliran.
Pompa terbagi menjadi 4 jenis utama:

Pompa perpindahan positif (positive displacement),


Pompa kinetik (dynamic)
Lift pump
Pompa elektromagnetik (Perry, 1999).

Menurut prinsip kerjanya, pompa diklasifikasikan menjadi:


1. Positive Displacement Pump
Pompa yang menghasilkan kapasitas intermitten karena fluidanya ditekan dalam
elemen-elemen pompa dengan volume tertentu. Jadi, fluida yang masuk kemudian
dipindahkan ke sisi buang sehingga tidak ada kebocoran (aliran balik) dari sisi buang
ke sisi masuk. Pompa jenis ini menghasilkan head yang tinggi dengan kapasitas yang
rendah. Perubahan energi yang terjadi pada pompa ini adalah energi mekanik yang
diubah langsung manjadi energi potensial. Macam-macam positive displacement
pump:
a. Pompa Piston
Prinsip kerja dari pompa ini adalah berputarnya selubung putar akan
menyebabkan piston bergerak naik-turun sesuai dengan ujung piston di atas
piring dakian. Fluida terisap ke dalam silinder dan kemudian ditukar ke saluran
buang akibat gerakan turun-naiknya piston. Bertemunya rongga silindris piston

73

74

pada selubung putar dengan saluran isap dan tekan yang terdapat pada alat
berkatup. Pompa ini diproduksi untuk memenuhi kebutuhan head yang
sangat tinggi dengan kapasitas aliran rendah. Dalam aplikasinya pompa
piston banyak digunakan untuk keperluan pemenuhan tenaga hidrolik
pesawat angkat.

Gambar 4.1. pompa piston

b. Pompa Roda Gigi


Prinsip kerjanya adalah berputarnya dua buah roda gigi berpasangan yang
terletak antara rumah pompa dan menghisap serta menekan fluida yang
mengisi ruangan antar roda gigi (yang dibatasi oleh gigi dan rumah pompa)
ditekan ke sisi buang akibat terisinya ruang anatara roda gigi pasangannya.
Pompa ini biasanya digunakan untuk memenuhi kebutuhan head tinggi
dengan kapasitas aliran sangat rendah. Dalam aplikasinya, pompa ini
digunakan untuk pelumas.

Gambar 4.2. pompa roda gigi

c. Pompa Torak
Prinsip kerjanya adalah torak melakukan gerakan isap terbuka dan katup
tekan tertutup. Sedangkan pada saat torak mulaimelakukan gerakan tekan,
katup isap tertutup dan katup tekan terbuka. Kemudian fluida yang tadinya
terisap dibuang pada katup tekan. Pompa ini biasa digunakan untuk
memenuhi head tinggi dengan kapasitas rendah. Dalam aplikasinya pompa
torak banyak digunakan untuk pemenuhan tenaga hidrolik.

75

Gambar 4.3. pompa torak

2. Pompa Dinamik
Pompa dinamik adalah pompa yang ruang kerjanya tidak berubah selama pompa
bekerja. Pompa ini memiliki elemen utama sebuah rotor dengan satu impeller
yang berputar dengan kecepatan tinggi. Fluida masuk dipercepat oleh impeller
yang menaikkan kecepatan absolut fluida maupun tekanannya dan melemparkan
aliran melalui volut (Rudianto,2009). Yang tergolong pompa dinamik antara lain:
a. Pompa Aksial
Pompa aliran aksial berbeda dari aliran radial dalam cairan masuk dan keluar
sepanjang arah sejajar sama denganberputar poros. Cairan tidak dipercepat
melainkan "diangkat" oleh aksi impeller . Mereka dapat disamakan dengan
baling-baling berputar dalam panjang tabung . Pompa aliran aksial beroperasi
pada tekanan jauh lebih rendah dan tingkat aliran tinggi dari pompa aliran
radial. Prinsip kerja pompa ini adalah sebagai berikut: Dalam aplikasinya
pompa jenis ini banyak digunakan untuk irigasi (http:/ / creativecommons. org/
licenses/ by-sa/ 3. 0/.)

Gambar 4.4. pompa aksial

b. Pompa Sentrifugal
Sebuah pompa sentrifugal adalah pompa rotodynamic yang menggunakan
impeller yang berputar untuk meningkatkan tekanan dan tingkat dari aliran
cairan. Pompa sentrifugal adalah jenis yang paling umum dari pompa
digunakan untuk

76

memindahkan cairan melalui sistem perpipaan. Cairan memasuki impeller


pompa bersama atau dekat dengan sumbu berputar dan dipercepat oleh
impeller, mengalir secara radialluar atau secara aksial ke diffuser atau volute
ruang, dari mana ia keluar kedalam sistem perpipaan hilir. Pompa sentrifugal
biasanya digunakan untuk debit besar melalui kepala lebih kecil. Pompa
sentrifugal yang paling sering dikaitkan dengan jenis aliran radial. Namun,
istilah "pompa sentrifugal" dapat digunakan untuk menggambarkan semua
jenis impeller pompa rotodynamic termasuk radial, aksial dan variasi aliran
campuran (http:/ / creativecommons. org/ licenses/ by-sa/ 3. 0/.).

Gambar 4.5. pompa sentrifugal

Klasifikasi pompa sentrifugal:

Pompa Volut
Aliran yang keluar dari impeller pompa volut ditampung dalam volut, yang
selanjutnya akan dialirkan memalui nozzle untuk keluar (Rudianto, 2009).

Gambar 4.6. pompa volut

Pompa Hydraulic Ramp


Sebuah ram hidrolik adalah pompa air didukung oleh tenaga air .Ini
berfungsi sebagai transformator hidrolik yang mengambil air di salah satu
"pusat hidrolik" (tekanan dan aliran rate dan output air pada tinggi hidrolikkepala dan

77

bawah aliran-tingkat). Perangkat ini menggunakan efek water hammer


untuk mengembangkan tekanan yang memungkinkan sebagian air masukan
yang kekuatan pompa yang akan diangkat ke titik yang lebih tinggi dari
manaair awalnya dimulai. Ram hidrolik kadang-kadang digunakan di daerah
terpencil, di mana ada baik sumber rendah kepala tenaga air, dan perlu
untuk memompa air ke tujuan yang lebih tinggi di ketinggian dari sumber.
Dalam situasi ini, ram sering berguna, karena tidak memerlukan sumber luar
kekuasaan selain energi kinetik air yang mengalir campuran (http:/ /
creativecommons. org/ licenses/ by-sa/ 3. 0/.).

Gambar 4.7. Hydraulic Ramp

Pompa Benam
Pompa benam menggunakan daya listrik untuk menggerakkan motor. Motor
itu mempunyai poros yang tegak lurus dengan impeller. Karena kedudukan
impeller satu poros dengan motor, maka bila motor bekerja, impeller akan
berputar dan air yang berada pada bak isapan terangkat oleh sudu yang
terdapat pada impeller. Untuk menahan air yang telah diisap oleh impeller,
supaya tidak bocor kembali ke bak isapan, air ditahan oleh lower difusser
yang berada di bagian bawah pompa (Rudianto, 2009).

Gambar 4.8. pompa benam

78

Tabel 4.1. Data yang diperlukan dalam pemilihan pompa


(http://www.pumpschool.com)
No

Data Yang

Diperlukan

1.

Kapasitas

2.

3.

4.
5.
6.

Kondisi Isap
(suction)

Diperlukan juga keterangan mengenai kapasitas maksimum dan


minimum
Tinggi isap dari permukaan air isap ke level pompa. Tinggi
flukstuasi permukaan air isap. Tekanan yang bekerja pada

Kondisi

permukaan air isap. Kondisi pipa isap.


Tinggi permukaan air keluar ke level pompa. Tinggi fluktuasi

Tekan

permukaan air keluar. Besarnya tekanan pada permukaan air

(discharge)
Head total

keluar. Kondisi pipa keluar.

pompa
Jenis zat cair
Jumlah
pompa

7.

Kondisi kerja

8.

Penggerak
Poros tegak

9.

atau

10.

Keterangan

Harus ditentukan berdasarkan kondisi-kondisi diatas


Air tawar, air laut, minyak, zat cair khusus (zat kimia),
temperatur, berat jenis, viskositas, kandungan zat padat.
Ditentukan berdasarkan kebutuhan
Kerja terus-menerus, terputus-putus, jumlah jam kerja
seluruhnya dalam setahun
Motor listrik, motor bakar torak, turbin uap.
Hal ini kadang ditentukan oleh pabrik pompa yang
bersangkutan berdasarkan instalasinya.

mendatar
Tempat

Pembatasan-pembatasan pada ruang instalasi, ketinggian diatas

instalasi

permukaan air, diluar atau di dalam gedung, flukstuasi suhu.

79

Gambar 4.9 Kurva karakteristik pompa sentrifugal (Geankoplis,1997).

Efisiensi pompa adalah rasio antara daya fluida dengan total daya yang
masuk MCabe, 1986). Efisiensi pompa juga didefinisikan sebagai rasio
kekuatan disampaikan pada fluida oleh pompa dalam kaitannya dengan
kekuasaandisediakan untuk menggerakkan pompa (http:/ / creativecommons.
org/ licenses/ by-sa/ 3. 0/.).
Fitting adalah alat penyambung yang digunakan untuk merubah arah aliran
atau memperkecil jalur pipa. Macam-macam Fitting antara lain:
1. Siku (Elbow)
Siku dalam system perpipaan digunakan untuk mengubah arah aliran fluida
dengan menyambungkan sebuah pipa dengan pipa yang lain. Siku adalah pipa
Fitting dipasang antara dua batang pipa atau tabung untuk memungkinkan
perubahan arah, biasanya 90 atau 45 .
2. Pemerkecil (Reducer)
Reducer adalah komponen dalam pipa yang mengurangi pipa ukuran dari yang
lebih besar untuk menanggung yang lebih kecil (dalam diameter). Panjang
pengurangan biasanya sama dengan rata-rata diameter pipa yang lebih besar dan
lebih kecil. Ada dua jenis utama dari consentric reducer dan eccentric reducer.
Reducer dapat digunakan baik sebagai nozzle atau diffuser tergantung pada
jumlah mach aliran.
3. Fitting Tee
Sambungan T (Fitting tee) merupakan jenis sambungan yang paling umum
digunakan. Jenios Fitting T yaitu tee equal dan Fitting tee non equal. Digunakan
untuk menggabungkan dua aliran fluida (split) dari arah yang berlawanan.

79

80

4. Sambungan Silang (Cross)


5. Biasa

juga

disebut

dengan

sambungan

empat

arah

(4-way

Fittings).Sambungan silang memiliki satu masukan (inlet) dan tiga keluaran


(outlet) atau sebaliknya. Sambungan silang dapat menghasilkan tegangan yang
besar pada pipa dan perubahan temperature, karena Fitting silang merupakan titik
pertemuan empat koneksi saluran.
6. Tutup (Cup)
7. Salah satu jenis sambungan pipa, biasanya digunakan untuk menutup aliran
aliran fluida cair atau gas pada ujung saluran pipa. Sambungan ini dapat berupa
sambungan dengan las, ulir maupun solder.
8. Kopling (Coupling)
9. Sebuah kopling menghubungkan dua pipa untuk satu sama lain. Jika ukuran
pipa tidak sama, pas dapat disebut kopling mengurangi atau Reducer, atau
Full.Dengan konvensi, istilah "ekspander" umumnya tidak digunakan untuk
coupler yang meningkatkan ukuran pipa, melainkan istilah "Reducer" digunakan.
10. Union
11. Sambungan union hampir mirip dengan sambungan kopling, kecuali
designnya

dibuat

untuk

memungkinkan

kecepatan

mempermudah dalam hal maintenance system perpipaan.

aliran

fluida

dan

81

12.
13. Gambar 4.10. Macam-macam Fitting

14.

Valve (Katup) adalah sebuah perangkat yang mengatur, mengarahkan

atau mengontrol aliran dari suatu cairan (gas, cairan, padatan terfluidisasi) dengan
membuka, menutup, atau menutup sebagian dari jalan alirannya.
15. Macammacam Valve (katup) yang sering digunakan adalah sebagai
berikut :
1. Gate Valve
16. Gate Valve adalah jenis katup yang digunakan untuk membuka aliran dengan
cara mengangkat gerbang penutupnya yang berbentuk bulat atau persegi panjang.
Gate Valve tidak untuk mengatur besar kecil laju suatu aliran fluida dengan cara
membuka setengah atau seperempat posisinya, Jadi posisi Gate pada Valve ini
harus benar benar terbuka (fully open) atau benar-benar tertutup (fully close).
2. Globe Valve
17. Globe Valve adalah jenis Valve yang digunakan untuk mengatur laju aliran
fluida dalam pipa. Prinsip dasar dari operasi Globe Valve adalah gerakan tegak
lurus disk

82

18. dari dudukannya. Hal ini memastikan bahwa ruang berbentuk cincin antara
disk dan cincin kursi bertahap sedekat Valve ditutup.[5]
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.

Gambar 4.11. Globe Valve

Gambar

4.12. Gate Valve

28.

Hubungan antara kecepatan putar pompa yang berbeda tertera pada

persamaan:

29.

Q1 N 1

Q 2 N 2 ...........................................................................(4.1)

30. Volume tabung dapat dicari dari rumus


31. V = r2 h ..........................................................................................
(4.2)
32. Kerja pompa dapat dirumuskan:
33. Wp =

Ws
.......................................................................(4.3)

34. Daya untuk pompa dapat dirumuskan:


35. Brake Kw =

Wp m
Ws m

1000
1000 ....................................(4.4)

36. Persamaan energi mekanik dapat dirumuskan:


37.

p p1
1 2
2
( 2av 1av
) g(z 2 z 1 ) 2
F Ws 0
2

.......(4.5)

38. Flow rate dapat dirumuskan:


39.

V
t ...............................................................................(4.6)

40. Rumus mencari laju alir:

82

41.
42.
43.
44.

Q
A ...............................................................................(4.7)

83

45. Mencari bilangan Reynold:


46...NRe

Dv

...................................................................................................

(4.8)

47. Macam-macam head loss:


1. Head loss karena pipa lurus
48.............................................................................................................
v2
2D ...........................................................................(4.9)
2. Head loss karena adanya pengecilan diameter pipa (sudden contraction losses)
49.............................................................................................................
Hf 4 f L

K c 0,55 (1

A2
)
A 1 ..........................................................................(4.10)

50.............................................................................................................
v 22
2 .....................................................................................(4.11)
3. Head loss karena adanya pembesaran diameter pipa (sudden enlargement losses)
51.............................................................................................................
hc Kc

K ex (1

A2 2
)
A 1 .................................................................................(4.12)

52.............................................................................................................
v 22
2 ...................................................................................(4.13)
4. Head loss karena adanya sambungan pipa (Fitting)dan Valve(Geankoplis,1997).
53.............................................................................................................
h ex K ex

hf Kf
54.

v12
2 .....................................................................................(4.14)

Hubungan antara efisiensi kerja pompa terhadap laju alir, memiliki

hubungan yang berbanding lurus yakni semakin besar efisiensi kerja pompa maka
akan semakin besar pula daya pompa yang dikeluarkan oleh adanya input daya yang
diberikan oleh listrik, apabila daya yang diberikan semakin besar maka tekanan

83

pompa akan semakin besar juga, karena berlaku asas bernaulli maka kecepatan aliran
fluida akan semakin cepat (M.Cabe, 1986).
4.3. Variabel Percobaan
A.

Variabel Tetap.
55.

Waktu kalibrasi laju alir

: 1,2,3, dan 4

menit
56.
B.

Putaran KWH meter

: 3 putaran

Bukaan valve

: 1; 1,5; 2 dan 2,5

Variabel Berubah.
57.
58.

84

4.4. Alat dan Bahan


A.

Alat-alat yang digunakan:


-

KWH meter

manometer pipa U

manometer pressure gauge

pompa sentrifugal

saklar

stopwacth

sistem perpipaan

tangki reservoir

tangki supply

valve

B.

Bahan yang digunakan:


-

Air (H2O)

4.5. Prosedur Percobaan


A.

Kalibrasi laju alir berdasarkan bukaan valve


-

Mengisi tangki suply sampai overflow

Mengatur bukaan valve dan menyalakan pompa

Menyalakan stopwatch ketika air pertama kali keluar ke tangki supply


dan mengukur volume air setelah 1 menit

B.

Mengulangi langkah 1-3 di atas untuk variabel 2, 3, 4 menit.


Membuat Kurva Karakteristik Pompa

Mengisi tangki suply sampai overflow

Mengatur valve yang digunakan sampai variabel sesuai dengan


variabel laju alir

Pada saat yang bersamaan, membuka valve tangki supply (valve ke


vessel dalam keadaan tertutup) dan mencatat waktu yang diperlukan KWHmeter selama 3 kali putaran

Pada saat pompa dalam keadaan berjalan, mencatat tekanan dan


ketinggian air raksa pada manometer pipa U dan pressure gauge
(manometer)

Mencatat ketinggian air yang dipindahkan ke tangki supply

85

Mengulangi langkah-langkah di atas sebanyak 2 kali run dengan bukaan


valve sesuai variabel (berbeda-beda).

4.6. Gambar Alat

Gambar 4.6.1. Gambar alat percobaan karakteristik pompa

Keterangan gambar:

1. tangki supply
2. pompa
3. manometer pipa U
4. KWH meter
5. pressure gauge (manometer)
6. saklar pompa
7. gate valve
8. tangki reservoir
9. globe valve
10. vessel
11. sight glass

86

Detail rangkaian alat:


-

Beda tinggi Tangki reservoir dengan Tangki supply (z): 4,67 m

1. Sistem perpipaan
ukuran
: in 40 sch
bahan
: commercial steel
panjang
: 736 cm
gate valve
: 2 buah
globe valve
: 1 buah
tee
: 2 buah
elbow 90
: 4 buah
2. Discharge heat manometer
skala
: 6 kg/cm3
3. Tangki supply
diameter
: 59 cm
jari-jari
: 29,5 cm
tinggi
: 88 cm
4. Tangki reservoir
diameter
: 59 cm
jari-jari
: 29,5 cm
tinggi
: 88 cm
5. Pompa
speed
: 2850 rpm
such head
:9m
disc head
: 24 m
total head
: 33 m
6. Electric source
daya sebesar 220 volt / 50 Hz
kapasitas maksimal sebesar 42 L/menit
output power sebesar 125 watt
1 KWH setara dengan 900 putaran, 50 Hz, 230 Volt.
-

88

4.7. Data Pengamatan


A. Kalibrasi Laju Alir
5.

Tabel 4.2. Data pengamatan kalibrasi laju alir berdasarkan bukaan

valve
7. t

6. Buk
aan
Valv
e
(put
aran
)

9. h

i
r

8. (

m
e

13. Debit
11. V air
3

12. (m )

10. (

air
3

(m /m
enit)

14. Debit
Air
(m3/
menit
)

t
)
17. 0
.
16. 1

0
6

18. 0.017
5

19. 0.017
5

4
23. 0
.
22. 2

1
2

15. 1

24. 0.034
7

25. 0.017
4

7
29. 0
28. 3

.
1

30. 0.051
9

31. 0.017
3

9
35. 0
34. 4

.
2
6

20. 0.017

36. 0.071
0

37. 0.017
8

88

41. 0
.
40. 1

0
6

42. 0.017
9

43. 0.017
9

5
5
47. 0
.
1
46. 2

3
7

39. 1.5

48. 0.037
6

49. 0.018
8

44. 0.018
5

7
5
53. 0
52. 3

.
2

54. 0.057
4

55. 0.019
1

1
59. 0
.
58. 4

2
6

60. 0.072
7

61. 0.018
2

6
65. 0

63. 2

.
64. 1

0
6

68. 0.019
66. 0.018
3

67. 0.018
3

7
71. 0
.
70. 2

1
4

72. 0.040
6

73. 0.020
3

8
76. 3

5
77. 0

78. 0.062

79. 0.020

88

.
2

3
83. 0
.
82. 4

84. 0.074

85. 0.018

2
89. 0
.
88. 1

90. 0.019

91. 0.019

1
95. 0
.
94. 2

87. 2.5

96. 0.041

97. 0.020

92. 0.020
2

3
101.
100.

0.2

106.
4

102.
3

5
107.
0.2
8

103.

0.0642

0.0214

108.

109.

0.0765

0.0191

111.

B. Karakteristik Pompa
112.

Tabel 4.3. Data pengamatan karakteristik pompa


113.
Bukaan
Valve
(putar
an)
124.
1

114.
t air
115.
(detik)
125.
51.38
131.

116.
Pressur
e
gau
ge
117.
(psig)
126.
0.6
132.

122.
118.
h air
119.
(m)

120.
V air
121.
(m3)

127.
0.048
133.

128.
0.0131
134.

H pipa
U
123.
(m)
129.
0.005
135.

88

142.
1.5

160.
161.
2

179.
2.5

51.065
137.
50.75
143.
53.585
149.
53.507
5

0.625
138.
0.65
144.
0.485

155.
53.43
162.
55.79
168.
55.95
174.
56.11
180.
59.68
186.
58.98
192.
58.29

156.
0.525
163.
0.37
169.
0.385
175.
0.4
181.
0.27
187.
0.26
193.
0.25

0.046
5
139.
0.045
145.
0.044
151.
0.042
7
157.
0.041
5
164.
0.04
170.
0.039
176.
0.038
182.
0.05
188.
0.045
194.
0.04

150.
0.505

0.0065
0.0127
140.
0.0123
146.
0.0120
152.
0.0117
158.
0.0113
165.
0.0109
171.
0.0107
177.
0.0104
183.
0.0137
189.
0.0123
195.
0.0109

141.
0.008
147.
0.01
153.
0.012
159.
0.014
166.
0.015
172.
0.0175
178.
0.02
184.
0.03
190.
0.035
196.
0.04

197.

4.8. Data Perhitungan


198.

Tabel 4.4. Debit alir (Q) pada bukaan valve tertentu

199.

h air

201.

rata-rata
200.

(m)

209.

t ratarata

202.

0,0465

(detik)

51,07
215.

0,0427
219.

53,51
220.

0,0390
224.

55,95
225.

0,0450
229.

230.

205.

v air

204.

Q ratarata

rata-rata

210.

214.

203.

(m3)

206.

2850

207.

rata-rata
208.

1750

211.

(m3/s)
(m3/s)
212. 0,00024 213.

0,0127
216.

217.

9
0,0001528
0,00021 218.

0,0117
221.

222.

8
0,0001340
0,00019 223.

227.

0
0,0001170
0,00020 228.

0,0107
226.

58,98
0,0123
8
0,0001280
Tabel 4.5. Data perhitungan pembuatan kurva karakteristik

pompa
231.

232.

233.

234.

235.

236.

237.

238.

88

Debit
ai
r
Debit
air
(m
3

/s)

- Ws

(J/

al

g)

m
i

Wp

H
W

(
m
)

n
)
243.

244.

74,1

0,44

5
251.

1
252.

1
254.

67,6

0,39

3
259.

7
260.

1
262.

62,4

0,34

2
267.

1
268.

6
270.

65,7

0,37

6
Tabel 4.6. Data perhitungan heat loss

239.

240.

0,0001

3,944

52

1
248.

0,0001

3,459

34

8
256.

0,0001

3,019

17

7
264.

0,0001

3,304

28

hc (J/Kg)

249.
5

250.
21,82
82

257.
4

258.
16,62
81
6

263.

273.

75

255.

272.

28,37
1

247.

271.

241.

242.

265.
4

266.
19,91
96
4

274.
hv

275.
hf

276.
Hf

246.
245.

0,5

0,

253.

0,4

0,

261.

0,3

0,

269.

0,3

0,

277.
hex

278.
F

88

(J/
Kg

(J/K

(J/K

(J/K

g)

g)

g)

)
279.
0,44278
285.
0,34059
291.
0,25945
297.
0,31081

280.
5,1040
0
286.
3,9260
5
292.
2,9907
5
298.
3,5827
6

281.
4,02524
287.
3,09625
293.
2,35864
299.
2,82552
303.
304.

305.
306.
307.
308.

282.
18,0004
5
288.
13,8461
3
294.
10,5475
9
300.
12,6354
5

283.
0,80505
289.
0,61925
295.
0,47173
301.
0,56510

(J/
Kg
)
284.
28,377
51
290.
21,828
27
296.
16,628
16
302.
19,919
64

89

4.9. Grafik
4.50
4.00

f(x) = 1.08x - 1.99


R = 0.99

3.50
3.00
2.50
(% ) 2.00
1.50
1.00
0.50
0.00
4.60

4.70

4.80

4.90

5.00

5.10

5.20

5.30

5.40

5.50

5.60

Q (gal/menit)

5.
6.

Grafik 4.1. Hubungan Laju Alir (Q) dan Efisiensi ()


0.5
0.45

f(x) = 0.12x - 0.01


R = 1

0.4
0.35
0.3
Wp (hp)

0.25
0.2
0.15
0.1
0.05
0
3

3.2

3.4

3.6

3.8

Q (gal/menit)
7.
8.

Grafik 4.2. Hubungan Laju Alir (Q) dan Daya Pompa (hp)

9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.

90

17.

5000
4500
4000

f(x) = 2179.79x - 4420.69


R = 0.61

3500
3000
P (N/m2)

2500
2000
1500
1000
500
0
2.5

3.5

4.5

Q (gal/menit)
18. Grafik 4.3. Hubungan Laju Alir (Q) dan Tinggi tekan (P)
0.01000
0.00950
0.00900
0.00850

f(x) = - 0x + 0.01
R = 0.83

0.00800
Wp/s

0.00750
0.00700
0.00650
0.00600
0.00550
0.00500
0.8

1.2

1.4

1.6

1.8

2.2

2.4

2.6

Besar bukaan
19.
20. Grafik 4.4. Hubungan Besar bukaan dan Wp/s (hp/s)

4.10. Pembahasan
Hubungan antara efisiensi kerja pompa terhadap laju alir secara teori
dijelaskan bahwa semakin besar laju alir (Q) maka efisiensi akan semakin
besar pula. Pada percobaan diperoleh bahwa laju alir dan efisiensi

90

berbanding lurus. Pada laju alir 3,02 gal/menit efisiensi pompa adalah
4,65%, efisiensi pompa akan meningkat sampai laju alir pada 3,94 gal/menit
dengan efisiensi 5,50%. Pada percobaan diperoleh bahwa laju alir dan
efisiensi berbanding lurus. Hal ini dapat dilihat pada grafik 4.1.

91

Hubungan antara daya pompa dan laju alir secara teori yaitu makin
besar laju alir (Q) maka daya pompa akan semakin besar pula. Pada
percobaan diperoleh bahwa laju alir dan daya berbanding lurus. Pada laju
alir 3,02 gal/menit daya pompa sebesar 0,342 hp. Daya pompa akan semakin
besar sampai pada laju alir 3,94 gal/menit dengan daya pompa 0,449 hp.
Hubungan antara laju alir dan daya pompa yang berbanding lurus dapat

dilihat pada grafik 4.2.


Hubungan antara tinggi tekan terhadap laju alir secara teori
disebutkan bahwa makin besar laju alir (Q) maka tinggi tekan (P) akan
semakin kecil, karena tinggi tekan yang didapatkan adalah tinggi tekan pada
manometer sebelum valves. Yaitu semakin besar bukaan valve maka akan
semakin kecil tinggi tekan (P). Namun, pada percoban diperoleh tinggi
tekan yang tidak konstan. Pada tinggi tekan 2654,48 N/m 2 diperoleh besar
laju alir 3,02 m, sedang pada saat tinggi tekan 1792,64 N/m 2 diperoleh besar
laju alir 3,30 m. Didapatkannya laju alir yang tidak konstan dikarenakan
besarnya head loss yang terjadi pada friksi-friksi dalam pipa. Hubungan

antara tinggi tekan terhadap laju alir dapat dilihat pada grafik 4.3.
Hubungan antara besar bukaan dan daya pompa persatuan waktu
secara teori yaitu semakin semakin besar bukaan maka daya pompa
persatuan waktu (Wp/s) akan semakin kecil. Dari hasil percobaan
didapatkan pada bukaan 1 daya pompa persatuan waktu sebesar 0,00879
hp/s, nilai daya pompa tersebut akan mengalami penurunan sampai daya
pompa sebesar 0,00635 hp/s pada besar bukaan 2,5. Nilai daya pompa
persatuan waktu yang menurun dengan semakin besarnya bukaan
diakibatkan karena dengan semakin besarnya bukaan maka tekanan akan
semakin kecil sehingga besar daya pompa pada satuan waktu juga akan
berkurang. Hubungan antara besar bukaan terhadap daya pompa persatuan

waktu dapat dilihat pada grafik 4.4.


4.11. Kesimpulan

Hubungan antara laju alir terhadap efisiensi adalah berbanding lurus,


dimana harga (4,90% 5,50%) dan harga Q (3,30-3,94 gal/menit).

91

Hubungan antara laju alir terhadap daya pompa adalah berbanding lurus.
Pada praktikum dengan laju alir 3,30 gal/menit sampai 3,94 gal/menit,
didapatkan besar dayanya 0,374 hp, 0,342 hp, 0,395 hp, dan 0,449 hp.

92

Hubungan antara laju alir dengan tinggi tekan adalah berbanding terbalik
dimana harga H dalam praktikum mengalami penurunan pada tinggi tekan
(4309,23; 3481,85; 2654,48 dan 1792,64) didapatkan besar laju alir sebesar
(3,94 gal/menit, 3,46 gal/menit, 3,02 gal/menit, dan 3,30 gal/menit).

You might also like