You are on page 1of 27

BAB III

EKSPANSI ADIABATIK
3.1. Tujuan Percobaan
Mengetahui

hubungan

antara

tekanan

dan

temperatur,

serta

besarnya

penyimpangan yang terjadi pada proses Ekspansi Adiabatik berdasarkan Hukum


Termodinamika I melalui proses:

- Ekspansi udara dari tangki bertekanan (A) ke tangki vakum (B).


- Ekspansi udara dari tangki bertekanan (B) ke atmosfer.
Ekspansi udara dari tangki bertekanan (B) ke atmosfer melalui tangki bertekanan
(C).
3.2. Tinjauan Pustaka
Hukum pertama Termodinamika disebut juga hukum kekekalan tenaga/ energi. Isi

hukum tersebut menyatakan bahwa energi tidak dapat diciptakan atau dihilangkan,
energi hanya dapat diubah dalam bentuk lain, yaitu kalor dan kerja. Dalam hubungan
antara sistem dan sekeliling, maka jumlah energi yang dilepaskan oleh sistem adalah
sama besar dengan energi yang diterima sekeliling, begitu juga sebaliknya
(Sukardjo,2002).
Kalor (Q) bernilai positif apabila sistem menerima kalor dari lingkungan.
Sebaliknya Q bernilai negatif apabila sistem melepaskan kalor. Begitu juga kerja (W),
akan bernilai positif apabila sistem menerima kerja, sedangkan bernilai negatif apabila
sistem melakukan kerja.
Dimana:
U Energi sistem = Q + W........................................(3.1)

(Imam, 2006)
Hukum kedua menyatakan bahwa kerja merupakan energi yang siap untuk dirubah
ke bentuk energi lain, contohnya adalah menjadi energi potensial dengan perbedaan
ketinggian dari suatu massa tertentu, menjadi energi kinetik dengan perubahan
percepatan dari suatu massa, atau menjadi energi listrik dengan mengoperasikan
generator.
Ada dua pernyataan yang paling umum dari Hukum Termodinamika II, yaitu yang
pertama bahwa tidak ada alat yang dapat bekerja untuk merubah seluruh panas menjadi

57

58

kerja, dan yang kedua bahwa tidak ada proses yang dapat mentransfer panas dari
suhu rendah ke suhu tinggi (Van Ness, 1996).
Proses adiabatik adalah proses yang muncul tanpa perpindahan panas dan
massa antara sistem dan lingkungannya, dimana dalam hal ini Q = 0. (wikipedia)
Integrasi dengan Cv dan Cp konstan akan relasi T, P dan V:
dT
R dV

T
Cv V ..................................................(3.2)
Jika ratio Cp/Cv dinyatakan dengan konstanta adiabatis () maka:
R
1
Cv
.........................................................(3.3)
Integrasi dengan Cv konstan:
T2 V1

T1 V2

T2 P2

T1 P1

.....................................................(3.4)
.....................................................(3.5)

Jadi, persamaannya:

Cp
Cp

Cv Cp R ..............................................(3. 6)

Keterangan :
CV

= Kapasitas panas volume konstan (J/mol.K)

Cp

= Kapasitas panas tekanan konstan (J/mol.K)

P1

= Tekanan awal tangki (kg/cm2)

P2

= Tekanan akhir tangki (kg/cm2)

T1

= Suhu awal tangki (K)

T2

= Suhu akhir tangki (K)

V1

= Volume awal tangki (liter)

V2

= Volume akhir tangki (liter)

Berdasarkan atas dasar perpindahan panas, baik yang masuk atau keluar dari sistem
proses ekspansi dibagi menjadi dua yaitu:
1.

Ekspansi adiabatik reversibel


Apabila tidak ada perpindahan panas antara sistem dan lingkungan atau
sekelilingnya dalam hal ini q = 0 sehingga
U =Q+W
U =W

59

Keterangan : U = Energi gas ideal


Q

= Kalor (Panas)

W = Kerja
2.

Ekspansi adiabatik irreversibel


Apabila terjadi perpindahan panas antara sistem dan lingkungan atau
sekelilingnya dalam hal ini q 0 sehingga
U=Q+W

Aplikasi ekspansi adiabatik dalam kehidupan sehari-hari, yaitu:


1.

Turbin
Ekspansi gas dalam nozzle akan menghasilkan aliran berkecepatan tinggi yang
merupakan proses konversi dari internal energi menjadi energi kinetik

1
H

P1

(H)S

2
2
P2

S
S

Gambar 3.2.1. Pembangkit listrik tenaga uap sederhana

Langkah-langkah:
12 : Proses ekspansi adiabatik irreversibel
12 : Proses ekspansi adiabatik reversible
2.

Siklus Carnot
Siklus carnot adalah suatu proses yang berturutan, dan pada akhir proses
dikebailkan lagi ke keadaan awal. (Sukardo, 2002)

60

TH

T
TC

4
S

Gambar 3.2.2. Siklus carnot pada diagram T, S

Langkah langkah penjelasan pada Gambar Siklus Carnot, adalah:


Langkah 1 2:
Proses pemanasan dengan tekanan konstan di dalam boiler.
Langkah 2 3:
Proses reversibel, dimana ekspansi adiabatik pada keadaan uap jenuh
menghasilkan campuran zat cair jenuh dan uap jenuh pada TC (Proses ekspansi
adiabatik reversibel) di dalam kondensor.
Langkah 3 4:
Proses kondensasi dimana tidak terjadi panas pada TC (Proses kondensasi
isothermal)
Langkah 4 1:
Kembali pada proses dalam keadaan jenuh (Proses kompresi isentropi) (Van
Ness,1996)
3.3. Variabel Percobaan
A.

Ekspansi udara dari tangki bertekanan (A) ke tangki vakum (B)


-

Variabel berubah

: Tekanan (PA) 1 ; 1,5 ; 2 ; 2,5 (kg/cm2)

Variabel tetap

: Tekanan tangki vakum 0 kg/cm2

B.

Ekspansi udara dari tangki bertekanan (B) ke atmosfer


- Variabel berubah

Tekanan udara ke tangki

(B) sampai tekanan 1 ; 1,5 ; 2


-

Variabel tetap

: Tekanan udara luar 0,4 kg/cm2

; 2,5 (kg/cm2)

61

C.

A.

Ekspansi udara dari tangki bertekanan (B) ke atmosfer melalui tangki


bertekanan (C)
- Variabel berubah
:
Tekanan
udara
dari
tangki (B) ke atmosfer melalui tangki bertekanan C
sampai tekanan: 1 ; 1,5 ; 2 ; 2,5 kg/cm2)
- Variabel tetap
: Tekanan udara luar 0,4 kg/cm2

3.4. Alat dan Bahan


Alat-alat yang digunakan:

B.

Bahan-bahan

yang

digunakan:
-

barometer

kompresor udara

pompa vakum

stopwatch

tangki adiabatik

thermometer

- Udara

3.5. Prosedur Percobaan


A. Ekspansi udara dari tangki bertekanan (A) ke tangki vakum (B).
-

Membuka valve 1 dan 3 serta menutup valve 2 dan 4

Menghidupkan motor kompresor dan mengalirkan udara dari tangki A


sampai tekanan tertentu (sesuai variabel)

Mematikan kompresor bila tekanan yang diinginkan telah tercapai dan tetap
membuka valve 1

Menghampakan tangki B dengan pompa vakum, kemudian menutup valve 3


dan mematikan pompa vakum

Membaca suhu dan tekanan awal pada tangki A dan tangki B, lalu membuka
valve 2 dan menyalakan stopwatch

Menutup valve dengan cepat apabila tekanan kedua tangki telah sama dan
mematikan stopwatch, mencatat waku yang diperlukan serta mencatat suhu
dan tekanan pada masing masing tangki

Mengulangi prosedur diatas masing masing sebanyak 5 kali sesuai run,


yaitu 1 ; 1,5 ; 2 ; 2,5 (kg/cm2).

62

B. Ekspansi udara dan tangki bertekanan (B) ke atmosfer.


-

Membuka valve 1 dan 2 serta menutup valve 3 dan 4

Menghidupkan motor kompresor dan mengalirkan udara ke dalam


tangki B sampai mencapai tekanan tertentu (sesuai variabel)

Mematikan motor kompresor bila tekanan yang diinginkan tercapai


dan menutup valve 2

Membaca suhu dan tekanan awal pada tangki B dan atmosfer

Membuka valve 4 dan menyalakan stopwatch

Menutup valve 4 dengan cepat apabila tekanan tangki B dan atmosfer


telah sama dan mematikan stopwatch, mencatat waktu yang diperlukan serta
mencatat suhu dan tekanan pada masing masing tangki

Mengulangi percobaan masing masing sebanyak 5 kali sesuai run,


yaitu 1 ; 1,5 ; 2 ; 2,5 ( kg/cm2).

C. Ekspansi udara dari tangki bertekanan (B) ke atmosfer melalui tangki


bertekanan (C).
D. -

Membuka valve 1, 2, 4 ,5 serta menutup valve 3 dan 6

E. -

Menghidupkan motor kompresor dan mengalirkan udara ke dalam

tangki B dengan tekanan 1 ; 2 ; 3 dan 4 (kg/cm2) dan mengalirkannya ke


tangi C sampai mencapai tekanan 0,5 kg/cm2
F. -

Mematikan motor kompresor apabila mencapai tekanan yang

diinginkan dan menutup valve1, 2, 4, 5


G. -

Membaca suhu dan tekanan awal pada tangki B, tangki C dan

atmosfer
H. -

Membuka valve 4, 5, dan 6 secara bersamaan, dan menyalakan

stopwatch
I.- Mencatat tekanan pada tangki B dan C pada saat tekanan kedua tangki sama
J. -

Mencatat waktu yang dibutuhkan sampai tekanan pada tangki C sama

dengan atmosfer
K. -

Mengulangi prosedur diatas untuk 1 ; 1,5 ; 2 ; 2,5 (kg/cm2) masing-

masing sebanyak 5 kali.


L.
M.

62

N.
O.
P.
Q.
R.
S.

63

3.6. Gambar Peralatan


2B

1C

2E

3.7.3C
c

3B

2D

1B

2C
4

3A

5
2A
1A

Gambar 2.4.2. Instrumen Ekspansi Adiabatik

3.8.

Keterangan:

1. Chanel peenguat
A. Kompresor
B. Tangki adiabatik dengan isolasi
C. Tangki adiabatik dengan isolasi
2. Valve
A. Valve 1
B. Valve 2
C. Valve 3
D. Valve 4
E. Valve 5
3. Manometer

63

A. Manometer tangki A
B. Manometer tangki B
C. Manometer tangki C
4. Pipa penyangga
5. Dasar penyangga
6. Pompa vakum
7. Thermometer

64

3.9. 3.7.
Data Pengamatan
A Tabel 3.7.1. Data pengamatan proses ekspansi dari tangki bertekanan (A) ke tangki vakum (B)

3.10.
Ru
n

3.30.
1

3.11.
PA1
(
k
g
/
c
m

3.12.
PB1
(
k
g
/
c
m

3.14.
TB1
(

C
)

C
)

3.15.
PA2
(
k
g
/
c
m

3.16.
PB2
(
k
g
/
c
m

3.31.
3.32.
1

3.33.
0

3.41.
2
3.52.
1,5
3.51.
1
3.61.
2

3.13.
TA

3.34.
23

3.35.
26

3.36.
0,5

3.37.
0,5

3.19.
Wa
k
t
u
3.17.
TA2
(

3.18.
TB2
(

C
)

C
)

3.38.
25

3.39.
28,
5

3.44.
23

3.45.
26

3.46.
0,5

3.47.
0,5

3.48.
26

3.49.
28,
5

3.54.
23
3.64.
23,

3.55.
27
3.65.
27

3.56.
0,7
3.66.
0,6

3.57.
0,7
3.67.
0,6

3.58.
26
3.68.
26,

3.59.
31
3.69.
30

3.53.
0

(
d
e
t
i
k
)
3.40.
24,
8
7
3.50.
26,
8
4
3.60.
24,
6
9
3.70.
26,

64

3.74.
23,
5

3.75.
27

3.76.
1,1

3.77.
1,1

3.78.
26,
5

3.79.
33,
5

3.81.
2

3.84.
24

3.85.
28

3.86.
1

3.87.
1

3.88.
26,
5

3.89.
32

3.91.
1

3.94.
24

3.95.
28

3.96.
1,3

3.97.
1,3

3.98.
26,
5

3.99.
33

3.104.
24

3.105.
28

3.106.
1,4

3.107.
1,4

3.108.
27

3.109.
33,
5

4
1
3.80.
22,
4
5
3.90.
29,
4
3
3.100.
22,
8
6
3.110.
29,
0
5

3.122.
TA2

3.123.
TB2

5
3.71.
1

3.72.
2

3.92.
2,5

3.101.
2
3.111.
3.112. 3.113.
3.114. 3.115.
R
PA1
P
TA
(
k
N
/
m

3.73.
0

3.93.
0

3.116.
TB1

3.117.
PA2
(
k
N
/
m

3.118.
PB2
(
k
N
/
m

3.119.
TA2

3.120.
TB2

3.121.
Wa
k
t
u
(
D
e
t

3.124.
%

3.125.
%

3.126. 3.127. 3.128. 3.12


lo
L
L
L

64

3.148.
1
3.149.
98,0
6
6
5
3.166.
2

3.151.
29
3.150.
0

3.184.
1
3.185.
147,
1
3.202.
2
3.221.
196,
3.220.
1
1
3
3
3.238.

3.152.
29

3.169.
29

3.170.
29

3.187.
29

3.188.
30

3.186.
0
3.205.
29

3.206.
30

3.222.
0
3.223.
29

3.224.
30

3.241.

3.242.

3.153.
49,0
3
3
3
3.171.
49,0
3
3
3
3.189.
68,6
4
6
6
3.207.
58,8
3
9
9
3.225.
107,
8
7
3
3.243.

3.154.
49,0
3
3
3
3.172.
49,0
3
3
3
3.190.
68,6
4
6
6
3.208.
58,8
3
9
9
3.226.
107,
8
7
3
3.244.

3.155.
29

3.156.
30

3.173.
29

3.174.
30

3.191.
29

3.192.
30

3.209.
29

3.210.
30

3.227.
29

3.228.
30

3.245.

3.246.

i
k
3.157.
24,
8
7
3.175.
26,
8
4
3.193.
24,
6
9
3.211.
26,
4
1
3.229.
22,
4
5
3.247.

3.158.
24

3.159.
29

3.176.
24

3.177.
29

3.194.
23

3.195.
29

3.212.
22

3.213.
29

3.230.
27

3.231.
29

3.248.

3.249.

3.160.
22,6
6
8
%
3.178.
23,0
7
9
%
3.196.
25,5
2
4
%
3.214.
31,1
6
0
%
3.232.
10,3
4
8
%
3.250.

3.161.
1,7
0
3
%
3.179.
2,1
3
7
%
3.197.
2,6
4
1
%
3.215.
2,3
0
1
%
3.233.
3,4
8
2
%
3.251.

3.163. 3.164. 3.16


1,
2
2
3.162.
3,

3.181. 3.182. 3.18


1,
2
2

3.199. 3.200. 3.20


1,
2
2
3.198.
4,

3.217. 3.218. 3.21


1,
2
2

3.234.
4,
3.235. 3.236. 3.23
2,
2
2

3.253. 3.254. 3.25

64

3.256.
1
3.257.
245,
1
6
6
3.274.
2

29

30

3.259.
29

3.260.
30

3.258.
0
3.277.
29

3.278.
30

98,0
6
6
5
3.261.
127,
4
8
6
3.279.
137,
2
9
3

98,0
6
6
5
3.262.
127,
4
8
6
3.280.
137,
2
9
3

29

30

3.263.
29

3.264.
30

3.281.
30

3.282.
30

29,
4
3
3.265.
22,
8
6
3.283.
29,
0
5

24

29

3.266.
24

3.267.
29

3.284.
25

3.285.
29

22,8
7
0
%
3.268.
21,5
0
4
%
3.286.
19,1
6
3
%

2,4
1
4
%
3.269.
2,7
5
0
%
3.287.
3,1
3
6
%

1,

3.271. 3.272. 3.27


2,
2
2
3.270.
4,

3.289. 3.290. 3.29


2,
2
2

65

B Tabel 3.7.2. Data pengamatan proses ekspansi dari tangki bertekanan (B) ke atmosfer
F
C Ru
n

D PA1
(kg/
cm2)

E PB1
(kg/
cm2)
Y 1

W 1

X 1
AI 1

AG2

AS 1,5

AQ1

AR 1,5
BC 1,5

BA 2
BK 1

BM

BW

BL 2

BU 2

CG 2,5

CE 1

CF 2,5
CQ 2,5

CO 2

TA
1

(oC
)

G TB1
(oC
)

H PA2
(kg/
cm2)

Z 26

AA31

AB 762

AJ 26

AK29

AL 766

AT 26

AU33

BD 26

PB2
(kg/
cm2)

TA2
(oC
)

AD26

AV 767

AC 0,5
AM 0
,5
AW 0
,5

BE 33

BF 782

BG 0,5

BH 31

BN 26

BO 35

BP 786

BQ 0,5

BR 33

BX 26

BY 34

BZ 790

CA 0,5

CB 32

CH 26

CI 35

CJ 779

CK 0,5

CL 32

CR 26

CS 32

CT 782

CU 0,5

CV 33

DHTB2
(K
)

AN28
AX30

L Wa
K TB2
ktu
(oC
(det
)
ik)
AF 12,
AE 24
87
AP 11,
AO24
42
AZ 12,
AY 24
01
BJ 14,
BI 24
04
BT 9,7
BS 24
8
CD 9,7
CC 24
5
CM 2 CN 4,6
3
2
CW 2 CX 4,6
3
3

CY
CZ R DAPA1 DB PB1 DC TA1 DDTB1
u
kN
kN
(K
(K
n
/m2
/m2
)
)

DE PA2
kN/
m2

DF PB2
kN/
m2

DGTA2
(K)

EJ 1 EK 98,
06

EO 101,
591

EP 49,0
333

EQ 299
,15

EL 98, EM
06 299,15

EN 30
4,1

DI Wa DJ TA2 DKTB2
ktu
teo
teo
De
riti
riti
tik
s
s
ER 29 ES 12, ET 24 EU 30
7,1
87
9,6
4,1

DL %

DNlo
g
%
P

DM

A1

EV 19,8
42%

EW
,30

2 EX 3,
9

DOLo
g
PB2

DP Lo
g
TB1

DQLo
g
TB

EY 2,0
06

EZ 2,4
75

FA 2,3
97

65

6
FB 2
FT 1 FU 14
7,1
GL 2
HE 19
HD1
6,1
3
HV2
IO 24
IN 1
5,1
6
JF 2

FE 29
9,1
5

FW
FV 14 299,15
7,1 GO29
9,1
5
HG29
9,1
HF 19
5
6,1
HY29
3
9,1
5
IQ 29
9,1
IP 24
5
5,1
JI 29
6
9,1
5
JX

5
FF 30
2,1
5
FX 30
6,1
5
GP 30
6,1
5
HH30
8,1
5
HZ 30
7,1
5
IR 30
8,1
5
JJ 30
5,1
5

FG 102,
125

FH 49,0
333

FI 301
,15

FY 102,
258

FZ 49,0
333

GA303
,15

GQ104,
258

GR 49,0
333

GS 304
,15

HI 104,
791

HJ 49,0
333

HK306
,15

IA 105,
324

IB 49,0
333

IC 305
,15

IS 103,
858

IT 49,0
333

IU 305
,15

JK 104,
258

JL 49,0
333

JM 306
,15

5
FJ 29
7,1 FK 11,
5
42
GB 29
7,1 GC 12,
5
01
GT 29
7,1 GU14,
5
04
HL 29
7,1 HM
5
9,78
ID 29
7,1 IE 9,7
5
5
IV 29
6,1 IW 4,6
5
2
JN 29
6,1 JO 4,6
5
3

2
5
FL 24 FM29
7,9
9,6
8
0
GD22 GE 30
3,8
1,0
4
2
GV22
GW
3,8
299,76
4
HN20 HO29
7,5
9,2
6
1
IF 20 IG 29
6,8
9,4
9
8
IX 19 IY 30
4,7
0,4
7
6
JP 19 JQ 29
2,8
6,3
7
0

FN 21,4
42%
GF 35,4
33%
GX35,8
80%
HP 47,4
99%
IH 47,4
96%
IZ 56,6
72%
JR 58,7
31%

1%
FO 0,8
17
%
GG1,2
84
%
GY0,8
70
%
HQ0,6
88
%
II 0,7
79
%
JA 1,4
33
%
JS 0,0
49
%

8
3

GH4,
1
5
9
HR 4,
2
8
4
JB 4,
3
8
1

9
FQ 2,0
09
1
GI 2,0
09
7
HA2,0
18
1
HS 2,0
20
3
IK 2,0
22
5
JC 2,0
16
4
JU 2,0
18
1

9
FR 2,4
75
9
GJ 2,4
75
9
HB 2,4
75
9
HT 2,4
75
9
IL 2,4
75
9
JD 2,4
75
9
JV 2,4
75
9

3
FS 2,3
94
4
GK2,3
49
9
HC 2,3
49
9
HU2,3
17
1
IM 2,3
15
7
JE 2,2
89
5
JW 2,2
85
3

66

JY Tabel 3.7.3. Data Pengamatan Proses ekspansi dari tangki bertekanan (B) ke atmosfer melalui tangki bertekanan (C)
JZ Ru
n

KAPB1

LB 1

KB PC1

KC P

KDTB1

atm1

KI P

KF T

KE TC1

KGPB2

atm1

KHPC2

KJ TB2

mmH
g

LD 0,5

LE 0,5

LF 28

LG 29

LH 22

LI 0,5

LJ 0,2

LK 771

LR 0,5

LS 0,5

LT 28

LU 29

LV 22

LW0,5

LX 0,2

LY 774

MI 29

MJ 22

LC 1
LP 2
MD

MR

ME

1,
5

NF 1

MF0,5
MT

0,5

NH0,5
NG2

MG

0 MH
,5

MU

2
8

0 MV

2 MW

3 MX

NI 0,5

NJ 29

NK30

NL 22

NX28

NY29

NZ 22

NW

NV0,5

OH1

OJ 0,5

OK0,5

OL 29

OX0,5

OY0,5

OZ 28

PA 29

PO TB1

PP TC1

,5

OI 2,5
OV2

OM

3
0

0 ML
,5

2 MY

,5

NT 2

MK

0 MM
,3

0 MZ
,5

NM

0
,1

7
84

NA787

NN0,1

NO782

OA0,5

OB 0,1

OC 789

ON22

OO0,5

OP 0,1

OQ791

PB 22

PC 0,5

PD 0,1

PE 790

,5

KKTC2

KL T

KM

akt
u
LM
2
LO 5,0
LL 27
LN 25
8
5
MA 2 MB 2 MC 6
LZ 27
8
5
,6
MN 2 MO 2
MQ 3
MP26
6
9
,57
NE 2,4
NB 26 NC 29 ND25
8
NS 2,5
NP 26 NQ28 NR 25
5
OF 25, OG1,1
OD26 OE 29
5
3
OU2,0
OR 26 OS 28 OT 25
8
PI 1,6
PF 26 PG 28 PH 25
9
atm2

PJ
PK Ru
n

QM

PL PB1

QN98,06
65

PMPC1

PN P
atm1

QO49,0332 QP 49,0 QQ301


5
333
,15

PQ T

PR PB2

PS PC2

QR 302 QS 295 QT 49,0


,15
,15
333

QU19,
613
3

atm1

PT P
mmHg

PU TB2
QW

QV102,
791

PV TC2

PW

T PX Wa
ktu
atm2

3
00,
15

QX301 QY298
,15
,15

QZ 5,0
5

66

RA 2

RC 49,0332 RD 49,0 RE 301


5
333
,15

RF 302 RG 295 RH 49,0


,15
,15
333

RO 1

RQ 49,0332 RR 49,0 RS 301


5
333
,15

RT 302 RU 295 RV 49,0


,15
,15
333

SC 2

SE 49,0332 SF 49,0 SG 302


5
333
,15

SQ 1

SS 49,0332 ST 49,0 SU 302


5
333
,15

SH 303 SI 295 SJ 49,0


,15
,15
333
SW
2
SV 303
95, SX 49,0
,15
15
333

RP 147,0
998

SR 196,1
330

TE 2
TS 1
UG2
UU
UV

TT 245,1
663

TG 49,0332 TH 49,0 TI 301 TJ 302 TK 295 TL 49,0


5
333
,15
,15
,15
333
TW 3
TU 49,0332 TV 49,0
02, TX 303 TY 295 TZ 49,0
5
333
15
,15
,15
333
UM 2
UI 49,0332 UJ 49,0 UK301 UL 302
95, UN49,0
5
333
,15
,15
15
333

RI 19,
613
3
RW 2
9,4
2
SK 9,8
066
5
SY 9,8
066
5
TM
9
,80
665
UA9,8
066
5
UO9,8
066
5

RM
RJ 103, RK 300 RL 301
191
,15
,15

2
98,
15

RX 104, RY 299 RZ 302 SA 299


524
,15
,15
,15
SL 104, SM299 SN 302 SO 298
924
,15
,15
,15
SZ 104, TA 299 TB 301 TC 298
258
,15
,15
,15
TN 105, TO 299 TP 302 TQ 298
191
,15
,15
,65
UB 105, UC 299 UD301 UE 298
458
,15
,15
,15
UP 105, UQ299 UR 301 US 298
324
,15
,15
,15

RN 6,6

SB 3,5
7

SP 2,4
8

TD 2,5
5

TR 1,1
3

UF 2,0
8

UT 1,6
9

67

UW

UXTB1

UYPB1

UZ TB2

VA PB2

rata"

rata"

rata''

rata''

VB Teo
ritis

VM 7
VL 301
3,54 VN300 VO34,3 VP 247
,65
99
,65
233
,16
VW 2
VS 301 VT 24,5 VU300 VV34,3
47,
,65
166
,65
233
16
WA 9 WB 3 WC 3 WD 2
VZ 301
8,06
00,
9,22
20,
,65
65
65
66
18
WG 3 WH 2
WK 2
02,
4,51 WI 300 WJ 29,4
20,
65
66
,65
2
91
WN 3 WO 1 WP
3
WR 2
02,
22,5
00, WQ 2
03,
65
83
15
9,42
52
WU 3 WV 2 WW 3
WY 2
01,
4,51
00, WX 2
02,
65
66
65
9,42
85
XB 302 XC 147, XD300 XE 29,4 XF 190
,65
1
,15
2
,98
XM 1
XI 301 XJ 24,5 XK300 XL 29,4
90,
,65
166
,15
2
34
XP
XQ

VC %

VDLo
g
TB2

VQ21,44
07%

VR 2,3
930

VY2,3
VX21,44
930
07%
WE 35 WF
2
,8657
,34
%
28
WL 35 WM 2
,4160
,34
%
42
WS
46 WT 2
,9887
,30
%
86
WZ 47
XA2,3
,4768
072
%
XG56,64 XH2,2
20%
810
XN57,16
21%

XO2,2
795

67

XR
XS
XT
XU
XV
XW
XX
XY
XZ

68

YA 3.8.

Grafik
YB

P (kN/m2)
300
f(x) = 0.01x + 297.45
TA 1R = 0.85
Linear (TA 1)

299

Linear (TA 1)

TA2

298
297
f(x) = 0x + 295.75
Linear (TA2)
R = 0.6

296
295
294
80

YC

95

110

125

140

155

170

Grafik 3.8.1. Hubungan antara

185

PA1

200

dengan

215

TA1

dan

230

TA 2

pada proses ekspansi adiabatikdari tangki bertekanan (A) ke tangki


bertekanan (B)

YD

245

260

68

P (kN/m2)
305
304
TB1
f(x)
= 0.01x + 300.2 Linear (TB1)
R = 0.54

303

Linear (TB1)

302
301
300

f(x) = 0.01x + 298.25


RTB2
= 0.8
Linear (TB2)

299
298
297

YE

296
80

YF

95

110

125

140

155

170

Grafik 3.8.2. Hubungan antara

185

200

PA1

dengan

215

TB1

230

dan

245

TB 2

pada proses ekspansi adiabatik dari tangki bertekanan (A) ke tangki


bertekanan (B)

YG
YH

260

69

P (kN/m2)
3.0000%
2.5000%

f(x) = 0x + 0.01
R = 0.58

2.0000%
1.5000%
1.0000%
0.5000%

YI

0.0000%
80

YJ

95

110

125

140

155

170

Grafik 3.8.3.Hubungan antara

185

PA1

200

215

230

245

260

dengan % Kesalahan pada

proses ekspansi adiabatik dari tangki bertekanan (A) ke tangki


bertekanan (B)

YK

P (kN/m2)
308
306

TB1
f(x)
= 0.02x + 301.15Linear (TB1)
R = 0.45

304

Linear (TB1)

302
300
298

TB2
Linear (TB2)
f(x) = - 0x + 297.15
R = 0

296
294

YL

292
80

YM

95

110

125

140

155

170

Grafik 3.8.4.Hubungan antara

185

PB1

200

dengan

215

230

TB1

dan

245

TB 2

pada proses ekspansi adiabatik dari tangki bertekanan (B) ke atmosfer

YN

260

70

YO

P (kN/m2)
350.00
300.00
250.00

Tatm 1 f(x) = - 0.02x + 305.25


Linear (Tatm 1)
R = 0.52

Linear (Tatm 1)

Tatm 2

f(x) = - 0.21x + 271.84


R = 0.82

200.00
150.00
100.00

Linear (Tatm 2)

50.00
0.00
80

95

YP

110

125

140

155

Grafik 3.8.5. Hubungan antara

170

PB1

185

200

dengan

215

Tatm1

dan

230

245

Tatm 2

pada proses ekspansi adiabatik dari tangki bertekanan (B) ke atmosfer

YQ

P (kN/m2)
2.5000%
2.0000%
f(x) = - 0x + 0.03
R = 0.52

1.5000%
1.0000%
0.5000%

YR

0.0000%
80

95

110

125

140

155

170

185

200

215

230

245

260

260

70

YS
YT

Grafik 3.8.6. Hubungan antara

PB1

dengan % Kesalahanpada

prosesekspansi adiabatik dari tangki bertekanan (B) ke atmosfer

71

P (kN/m2)
302.5
302
TB1= 0.01x + 300.35
Linear (TB1)
f(x)
R = 0.6

301.5
301

Linear (TB1)

300.5
300

f(x) = - 0.01x + 301.05


R = 0.8
TB2
Linear (TB2)

299.5
299
298.5
298

YU

297.5
80

YV

95

110

125

140

155

170

Grafik 3.8.7. Hubungan antara

185

PB1

200

dengan

215

TB1

230

dan

245

260

TB 2

pada proses ekspansiadiabatik dari tangki bertekanan (B) ke Atmosfer


melalui tangki bertekanan (C)

YW
YX

P (kN/m2)
40.0000%
35.0000%

f(x) = 0x + 0.09
R = 0.79

30.0000%
25.0000%
20.0000%
15.0000%
10.0000%
5.0000%
0.0000%
80

95

110

125

140

155

170

185

200

215

230

245

260

71

YY

Grafik 3.8.8. Hubungan antara

PB1

dengan % kesalahan pada

proses ekspansiadiabatik dari tangki bertekanan (B) ke Atmosfer


melalui tangki bertekanan (C)

YZ
ZA
ZB
ZC
ZD
ZE

72

ZF

3.9.

Pembahasan

ZG

ZH

Proses ekspansi dari tangki bertekanan (A) ke tangki vakum (B)

Pada grafik 3.8.1 dan 3.8.2 menunjukkan hubungan antara P A1 terhadap

TA1 dan TA2 serta antara PA1 terhadap TB1 dan TB2 berbanding lurus antara suhu
dan tekanannya, semakin naik tekanannya maka suhu juga semakin naik. Hal
ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa suhu berbanding lurus dengan
tekanan. Pada grafik 3.8.3 dilihat dari % kesalahan TB2, pada tangki B
didapatkan % kesalahan pada proses ekspansi adibatik berbanding lurus
-

terhadap tekanan.
Proses ekspansi dari tangki bertekanan (B) ke atmosfer
ZI
Pada grafik 3.8.4. menyatakan hubungan antara PB1 terhadap TB1 dan
TB2. PB1 dan TB1 berbanding lurus. Semakin tinggi suhu maka semakin
tinggi pula nilai TB1. PB1 dan TB2 berbanding terbalik karena adanya
perbedaan tekanan. Pada grafik 3.8.5. menyatakan hubungan antara PB1
dengan Tatm1 dan Tatm2 berbanding terbalik antara tekanan dan suhu
dikarenakan perbedaan tekanan sebelum dan sesudah diekspansi pada tangki B.
Pada grafik 3.8.6 pada % kesalahan PB1 berbanding terbalik dengan

tekanannya.
Proses ekspansi dari tangki bertekanan (B) ke atmosfer melalui tangki
bertekanan (C)
ZJ Pada grafik 3.8.7. menyatakan hubungan antara PB1 terhadap TB1 dan
TB2. PB1 dan TB1 berbanding lurus sedangkan PB1 dan TB2 berbanding
terbalik. Pada grafik 3.8.8. dilihat dari % kesalahan TB2, pada tangki B
didapatkan % kesalahan pada proses ekspansi adibatik berbanding lurus
terhadap tekanan.

ZK 3.10.
ZL
-

Kesimpulan
Dari percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa:

Hubungan antara tekanan dan temperatur adalah berbanding lurus, jika tekanan
semakin tinggi maka suhu akan semakin tinggi juga, begitu pula jika tekanan

semakin rendah maka suhu akan semakin rendah juga.


Penyimpangan temperatur setelah proses ekspansi sebanding dengan variabel
tekanan. Persen (%) kesalahan semakin besar jika variabel tekanan semakin
besar.

You might also like