You are on page 1of 10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
2.1.

Tinjauan Pustaka

2.1.1. Perkembangan Kota


Branch (1996), mengatakan bahwa perkembangan suatu kota
dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor eksternal dan faktor internal. Faktor
eksternal merupakan suatu kekuatan yang terbentuk akibat kedudukan kota
dalam konstelasi regional atau wilayah yang lebih luas, sehingga memiliki
kemampuan untuk menarik perkembangan dari daerah sekitarnya. Faktor
internal adalah kekuatan suatu kota untuk berkembang dan ditentukan oleh
keuntungan letak geografis atau fungsi kota. Sementara Reksohadiprojo (2001),
menyatakan bahwa perkembangan suatu kota juga dipengaruhi oleh
perkembangan dan kebijakan ekonomi. Reksohadiprojo (2001) menyebutkan
bahwa hal ini disebabkan karena perkembangan kota pada dasarnya adalah
wujud fisik perkembangan ekonomi. Beberapa aspek yang dapat menentukan
pertumbuhan dan perkembangan suatu kota, yaitu:
1. Perkembangan penduduk perkotaan menunjukan pertumbuhan dan
intensitas kegiatan kota,
2. Kelengkapan fasilitas yang disediakan oleh kota dapat menunjukan
adanya tingkat pelayanan bagi masyarakatnya,
3. Tingkat investasi yang hasilnya dapat menunjukan tingkat pertumbuhan
kota hanya dapat tercapai dengan tingkat ekonomi yang tinggi.
Dalam konteks penelitian ini, Bandar Udara Internasional Kualanamu
merupakan wujud fisik perkembangan Kota Medan yang memiliki intensitas
kegiatan kota yang tinggi sehingga keberadaan fasilitas bandara terdahulu,
yaitu Bandar Udara Internasional Polonia Medan tidak lagi ideal berada di
pusat kota. Kota Medan yang merupakan kota terbesar ketiga di Indonesia

dengan perannya sebagai pintu gerbang wilayah Indonesia bagian barat harus
memenuhi kelengkapan fasilitas seperti yang disebutkan di atas termasuk
fasilitas prasarana transportasi publik. Dengan demikian, pembangunan
Bandar Udara Internasional Kualanamu di daerah Kabupaten Deli Serdang
yang berbatasan langsung dengan Kota Medan menjadi solusi pemindahan
bandara lama.
Perkembangan kota juga dapat ditinjau dari peningkatan aktivitas
kegiatan sosial ekonomi dan pergerakan arus mobilitas penduduk kota yang
pada gilirannya menuntut kebutuhan ruang bagi permukiman, karena dalam
lingkungan perkotaan, perumahan menempati persentase penggunaan lahan
terbesar dibandingkan dengan penggunaan lainnya, sehingga merupakan
komponen utama dalam pembentukan struktur suatu kota (Yunus, 2000).
Menurut Zahnd (2006:28), dinamika perkembangan sebuah kota
tergantung pada tiga kenyataan berikut ini:
1.

Perkembangan kota tidak terjadi secara abstrak. Artinya, setiap


perkembangan kota berlangsung di dalam tiga dimensi; rupa massa dan
ruang berkaitan erat sebagai produknya.

2.

Perkembangan kota tidak terjadi secara langsung. Artinya, setiap


perkembangan kota berlangsung di dalam dimensi keempat; dibutuhkan
waktu sebagai prosesnya.

3.

Perkembangan kota tidak terjadi secara otomatis. Artinya, setiap


perkembangan kota membutuhkan manusia yang bertindak. Keterlibatan
orang tersebut dapat diamati di dalam dua skala atau perspektif, yaitu dari
atas serta dari bawah. Skala dari atas memperhatikan aktivitas
ekonomi politis (sistem keuangan, kuasa, dan lain-lain) yang bersifat agak
abstrak, sedangkan skala dari bawah berfokus secara konkret pada
perilaku manusia (cara kegiatan, pembuatannya, dan lain-lain)

Berdasarkan teori tersebut, maka adanya pembangunan Bandar Udara


Internasional Kualanamu akan menyebabkan dampak peningkatan aktivitas
kegiatan dan pergerakan dari dan menuju bandara. Pada penelitian ini, dampak
tersebut diamati pada wilayah sekitar bandara yang menjadi wilayah antara
pusat Kota Medan dan bandara itu sendiri, yaitu Kecamatan Beringin dan
Kecamatan Tanjung Morawa, Kabupaten Deli Serdang, Sumatra Utara, dalam
dimensi-dimensi yang berkaitan dengan dinamika perkembangan kota.
2.1.2. Bandar Udara
Miro (2002) menyebutkan transportasi adalah kegiatan untuk
memindahkan, menggerakkan, atau mengalihkan objek, baik itu barang
maupun manusia, dari tempat asal ke tempat tujuan. Tamin (1997:5)
mengungkapkan bahwa, prasarana transportasi mempunyai dua peran utama,
yaitu: (1) sebagai alat bantu untuk mengarahkan pembangunan di daerah
perkotaan; dan sebagai prasarana bagi pergerakan manusia dan/atau barang
yang timbul akibat adanya kegiatan di daerah perkotaan tersebut. Sementara
berdasarkan Nasution (1996), sifat jasa, operasi dan biaya membedakan alat
transportasi menjadi angkutan kereta api, angkutan motor dan jalan raya,
angkutan laut, angkutan udara, dan angkutan pipa. Setiap jenis angkutan
tersebut memiliki keunggulan dan karakteristik masing masing.
Bandar Udara Internasional Kualanamu adalah bandar udara yang
terletak di Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara, sekitar 39 km
dari kota Medan. Bandara ini adalah Bandara terbesar kedua di Indonesia
setelah Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta. Lokasi Bandara ini
dulunya bekas areal perkebunan PT. Perkebunan Nusantara II Tanjung Morawa
yang terletak di Kecamatan Beringin, Deli Serdang, Sumatera Utara. Seiring
dengan perkembangan pembangunan, kebutuhan transportasi semakin beragam
dan merambah pada angkutan udara dengan sarana pesawat terbang dan
prasarana utamanya yaitu bandar udara. Berdasarkan hal tersebutlah,
pembangunan bandara ini dilakukan untuk menggantikan Bandar Udara

Internasional Polonia yang sudah berusia 85 tahun (http://kualanamuairport.co.id).

2.1.3. Dampak - Dampak Pembangunan


Dampak suatu pembangunan mencakup aspek-aspek wilayah perkotaan
yaitu:
2.1.3.1. Aspek Fisik
1. Penggunaan Lahan
Menurut Chapin dan Kaiser (1979, dalam Priyandono, 2001:5)
kebutuhan penggunaan lahan dalam struktur tata ruang kota dan wilayah
berkaitan dengan tiga sistem yang ada:
a. Sistem kegiatan, manusia dan kelembagaannya untuk memenuhi
kebutuhannya yang berinteraksi dalam waktu dan ruang.
b. Sistem pengembangan lahan yang berfokus untuk kebutuhan manusia
dalam aktivitas kehidupan.
c. Sistem lingkungan berkaitan dengan kondisi biotik dan abiotik dengan air,
udara dan material.
Sutanto (1977), menyatakan bahwa penggunaan lahan diklasifikasikan
menjadi: (a) lahan permukiman, (b) lahan perdagangan/jasa, (c) lahan
pertanian/perkebunan, (d) lahan industri, (e) lahan rekreasi, (f) lahan ibadah dan
(g) lahan lainnya.
Pembangunan suatu fasilitas publik seperti bandara tentu melibatkan
alih fungsi atau konversi guna lahan. Seperti pada konteks penelitian ini, alih
fungsi terjadi dari fungsi lahan perkebunan menjadi lahan terbangun
peruntukan fasilitas publik. Sementara perubahan guna lahan tersebut juga
memiliki dampak lanjutan.

10

2. Sarana dan Prasarana


Menurut Gunawan (1996:135), pengadaan sarana dan prasarana
adalah segala kegiatan untuk menyediakan semua keperluan barang,
benda dan jasa bagi keperluan pelaksanaan tugas. Upaya meningkatkan
kondisi lingkungan sebagai tempat hidup manusia yang layak akan
bertitik tolak pada pembangunan dan kemudian pembangunan
menuntut adanya penyediaan sarana dan prasarana. Menurut
Organization for Economic Coorporation and Development (dalam
Sihono, 2003), komponen dari prasarana perkotaan terdiri dari tujuh
macam yaitu air bersih, drainase, air kotor/sanitasi, sampah, jalan kota,
jaringan listrik dan jaringan telepon dimana tiap-tiap komponen
mempunyai karakteristik yang berbeda.
Dari segi kuantitas, penyediaan sarana prasarana perlu seimbang dengan
jumlah penduduk kota yang ada. Sedangkan dari segi kualitas, sarana prasarana
yang disediakan tersebut harus bisa melayani masyarakat secara baik, dengan
sebaran jangkauan pelayanan yang dapat dan mudah dijangkau seluruh
masyarakat (Ilhami, 1988).
Pembangunan Bandar Udara Internasional Kualanamu juga turut
memicu adanya penyediaan sarana dan prasarana penunjang seperti sistem
jaringan jalan baru dimana penyediaan tersebut berlokasi pada wilayah sekitar
bandara. Hal ini kemudian menjadi indikasi utama adanya dampak fisik yang
terjadi pada wilayah sekitar bandara yang berpengaruh terhadap perkembangan
wilayah tersebut.

3. Lingkungan Hidup
Setiap proses pembangunan tentu akan mempengaruhi keseimbangan
lingkungan (Tjahyadi dalam Supriyanta, 2002). Pembangunan Bandar Udara
Internasional Kualanamu sendiri telah mengakibatkan penurunan ruang terbuka
hijau di Kabupaten Deli Serdang, dimana hal ini mengindikasikan adanya
dampak pada lingkungan hidup di wilayah sekitar bandara.

11

2.1.3.2. Aspek Sosial


1. Penduduk
Adanya pembangunan fasilitas bandara sekelas internasional kemudian
menyebabkan perkembangan pada wilayah sekitar bandara. Umumnya
perkembangan wilayah yang diasumsikan memiliki prospek ekonomi yang
baik merupakan daya tarik tersendiri bagi masyarakat untuk melakukan
migrasi masuk. Namun Khairuddin (2000), menyatakan bahwa urbanisasi
selain berdampak positif juga berdampak negatif. Dampak positif dari
urbanisasi itu diantaranya: (1) urbanisasi merupakan faktor penting dalam
peningkatan pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan, (2) urbanisasi
merupakan suatu cara untuk menyerap pengetahuan dan kemajuan yang ada di
kota, (3) urbanisasi yang menyebabkan terjadinya perkembangan kota.
Urbanisasi juga menimbulkan dampak negatif. Urbanisasi telah menimbulkan
kelebihan penduduk sehingga melebihi daya tampung kota. Permasalahan ini
akan berkembang pada sektor kehidupan lainnya, seperti perumahan,
pencemaran lingkungan, penganguran, kriminalitas dan sebagainya, sehingga
menimbulkan persoalan yang semakin rumit dan saling berkaitan satu sama
lain.
Pembangunan telah memunculkan berbagai aktivitas ekonomi ikutan
(sektor informal), terutama di wilayah perkotaan dan dampak dari
perkembangan

tersebut

menyebabkan

timbulnya

permasalahan

kependudukan, permukiman, penataaan lingkungan perkotaan dan lahan hijau


(Kuncoro, 2003). Apabila permasalahan pembangunan di wilayah perkotaan
tergambar dari dampak ikutan dari pembangunan itu sendiri seperti terjadinya
pertumbuhan penduduk yang tinggi, penyediaan utilitas publik dan lapangan
kerja, berkembangnya permukiman liar dan sektor informal yang tidak tertata,
degradasi lahan tangkapan air hujan dan ekosistem lainnya, merangsang
terjadinya lonjakan angka kriminalitas dan kemungkinan konflik berbasis
ekonomi dan sosial.

12

Fandeli (2004), mengatakan bahwa pertambahan penduduk yang terus


terjadi dengan cepat meyebabkan beberapa masalah lingkungan yaitu: (a)
proses urbanisasi akan terjadi sehingga menyebabkan persoalan pencemaran di
wilayah perkotaan, (b) tekanan penduduk terhadap lahan akan semakin tinggi,
akibatnya terjadi sedimentasi dan erosi, dan (c) tekanan penduduk terhadap
kawasan hutan, meyebabkan menurunnya kualitas hutan yang menyebabkan
erosi dan banjir pada musim hujan dan kekeringan di musim kemarau.
Berdasarkan teori-teori tersebut, dampak sosial kependudukan
pembangunan Bandar Udara Internasional Kualanamu pada wilayah sekitarnya
akan diamati lewat pertumbuhan jumlah penduduk sebelum dan sesudah
pembangunan, dengan turut serta mengidentifikasi asal pertumbuhan jumlah
penduduk tersebut.

2. Tenaga Kerja
Pembangunan

Bandar

Udara

Internasional

Kualanamu

akan

menimbulkan adanya lapangan kerja baru. Pembangunan tersebut tidak hanya


memusatkan

perhatian

pada

pertumbuhan

ekonomi,

namun

juga

mempertimbangkan bagaimana distribusi dari pembangunan tersebut. Ini


dapat diwujudkan dengan kombinasi strategi seperti peningkatan kesempatan
kerja, investasi modal usaha, perhatian pada sektor informal dan ekonomi
lemah (Kuncoro, 2003).

2.1.3.3.Aspek Ekonomi
1. Pertumbuhan Ekonomi
Arsyad (1999) mengatakan bahwa pendapatan per kapita digunakan
sebagai indikator pembangunan selain untuk membedakan tingkat kemajuan
ekonomi antara negara maju dengan negara sedang berkembang. Faktor
ekonomi juga mempunyai kontribusi yang besar dalam menjadikan suatu kota
kecil menjadi kota besar karena pertumbuhan ekonomi suatu kota tentu saja
tidak terlepas dari potensi dan aktivitas ekonomi yang berjalan di kota tersebut.

13

Pembangunan ekonomi adalah usaha-usaha untuk meningkatkan taraf


hidup suatu bangsa yang seringkali diukur dengan tinggi rendahnya
pendapatan riil perkapita. Jadi tujuan pembangunan ekonomi disamping untuk
menaikkan pendapatan nasional riil juga untuk meningkatkan produktivitas
(Irawan dan Suparmoko, 2002).
Jamaludin, A (1997), mengatakan bahwa perkembangan ekonomi suatu
daerah umumnya ditunjukkan oleh indikator ekonomi makro, yaitu perubahan
PDRB dari tahun ke tahun guna mengetahui pertumbuhan ekonomi yang
dicapai suatu daerah, dan kemudian perkembangan perekonomian juga akan
menyebabkan peningkatan pendapatan dari hasil pajak.
Dalam konteks penelitian ini, dampak ekonomi pembangunan Bandar
Udara Internasional Kualanamu diamati dari perkembangan dan pertumbuhan
ekonomi wilayah sekitarnya, sebelum dan sesudah adanya pembangunan.
2.2.

Kerangka Teori
Berdasarkan tinjauan pustaka yang telah dipaparkan di atas, kerangka
teori akan disusun berdasarkan kerangka penelitian yang menjadi acuan
sistematika berpikir dalam pelaksanaan penelitian ini. Kerangka penelitian
tersebut dapat diamati pada bagan berikut ini :

Bagan 1. Kerangka Penelitian


Sumber: Analisis Data Peneliti, 2015

Pada bagan di atas, bagian yang di arsir menunjukkan perubahan yang


terjadi karena adanya pembangunan Bandar Udara Internasional Kualanamu

14

di Kecamatan Beringin. Perubahan yang dimaksud adalah perubahan yang


terjadi di wilayah antara pusat Kota Medan dengan lokasi bandara yang
meliputi Kecamatan Tanjung Morawa dan sebagian Kecamatan Beringin non
lokasi bandara.
Hal ini berdasarkan tinjauan pustaka yang berkaitan dengan fakta bahwa
Kota Medan tidak lagi ideal memiliki fasilitas bandara di tengah kota dan
perkembangannya menuntut adanya fasilitas bandara yang lebih memadai
sehingga terjadi relokasi bandara lama dengan pembangunan Bandar Udara
Internasional Kualanamu.
Perubahan yang dimaksud pada bagan diatas kemudian ditinjau
berdasarkan teori yang ada, yang telah dijabarkan pada tinjauan pustaka.
Perubahan dalam kerangka penelitian tersebut kemudian jika dikaitkan dengan
kerangka teori maka akan menghasilkan bagan seperti berikut:

Bagan 2. Kerangka Teori dan Keterkaitannya dengan Kerangka Penelitian


Sumber: Analisis Data Peneliti, 2015

15

a. GL

: Guna lahan (Persentase fungsi lahan)

b. SP

: Sarana dan prasarana (Jumlah dan kualitas)

c. LH

: Lingkungan hidup (Jumlah RTH dan kualitasnya)

d. PD

: Penduduk (Jumlah penduduk)

e. TK

: Tenaga Kerja (Jumlah tenaga kerja)

f. PDRB

: Produk Domestik Regional Bruto (Persentase PDRB)

Perubahan

yang

terjadi

akibat

pembangunan

Bandar

Udara

Internasional Kualanamu menimbulkan dampak pada perkembangan wilayah


Kecamatan Tanjung Morawa dan Kecamatan Beringin. Berdasarkan teori,
dampak-dampak pembangunan tersebut sangat luas dan komprehensif, dimana
dampak tersebut mencakup aspek fisik dan lingkungan, aspek sosial, serta
aspek ekonomi.
Analisis dampak yang terjadi akibat pembangunan bandara kemudian
dilakukan dengan membandingkan data masing-masing indikator aspek. Data
yang dibandingkan berupa data awal sebelum adanya pembangunan Bandar
Udara Internasional Kualanamu dan data saat ini setelah adanya
pembangunan. Dengan demikian data yang diperlukan bersifat time series
karena melibatkan identifikasi perubahan.
Perbandingan yang kemudian disebut dengan delta () tersebut menjadi
hasil penelitian yang dapat menjawab pertanyaan pertama (1) pada rumusan
masalah. Selain itu, pada delta () juga diteliti faktor-faktor yang
mempengaruhi setiap delta () atau perubahan masing-masing indikator.
Faktor-faktor tersebut kemudian menjadi hasil penelitian sebagai pemecahan
rumusan masalah pada pertanyaan kedua (2).
Pada akhirnya, penelitian yang dilaksanakan menurut acuan kerangka
teori akan keterkaitannya dengan kerangka penelitian diharapkan dapat
menjawab isu atau masalah dari penelitian ini disertai dengan toleransi
kesalahan yang kecil.

16

You might also like