You are on page 1of 12

SATUAN ACARA PEMBELAJARAN

Tugas Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Keperawatan Anak


Dosen Pengampu Amalia Senja S.Kep,. Ns

Disusun Oleh :
Adhy Prasetyo (P13001)

PRODI DIII KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
2015

SATUAN ACARA PENGAJARAN


Pokok Bahasan

: Kebutuhan cairan pada anak

Sub Pokok Bahasan

: Pemenuhan kebutuhan cairan pada anak

Tempat

: Wilayah Surakarta

Waktu

: 30 Menit

A. Tujuan
1. Tujuan instruksional Umum
Setelah mengikuti penatalaksanaan ini, orangtua anak mampu memahami
pentingnya kebutuhan cairan pada anak.
2. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan ini, orangtua anak diharapkan :
a. Mampu mengetahui bagaimana cara memenuhi kebutuhan cairan pada
anaknya
b. Mampu mengetahui apa dampak jika anaknya kelebihan maupun
kekurangan cairan
B. Sasaran

: Orangtua anak dan anak

C. Kegiatan Penyuluhan Kesehatan


No
1

Tahap
Pembukaan

Pelaksanaan

Waktu
5 menit

Kegiatan
Media
Lisan
Memberi salam
Memperkenalkan diri
Menjelaskan
pengertian

cairan
15 menit Menanyakan

kepada Leaflet

orangtua

anak

pentingnya

cairan

tubuh
Menanyakan

apa
bagi

kepada

orangtua bagaimana cara


memenuhi

kebutuhan

cairan pada anaknya.


Menanyakan
kepada
orangtua apa dampak jika

Penutup

anaknya

kelebihan

maupun

kekurangan

cairan.
10 menit Evaluasi
Orangtua

Lisan
memahami

pengertian cairan.
Orangtua
memahami
bagaimana cara memenuhi
cairan pada anaknya.
Orangtua
memahami
dampak
maupun

dari

kelebihan
kekurangan

cairan.
Memberi salam penutup
Berpamitan
D. Metode
1. Simulasi

E. Setting Tempat
PENYAJI
NOTULEN

MODERATOR
S

S
S
S
PENGAWAS
PENGAWAS
S
S
F. Evaluasi
S
S
S
S
1. Standar persiapan S
a. Alat simulasi dipersiapkan 1 hari sebelum penatalakasanaan
b. Tempat
: berkoordinasi kepada kepala RT terkait tempat
pelaksanaan 1 hari sebelumnya
c. Waktu
: Pukul 09.00 WIB
d. Hari dan tanggal : Sabtu, 26 Maret 2015
2. Standar proses : simulasi pentingnya cairan pda anak
3. Standar hasil : tes lisan pada orangtua anak
a. Mampu mengetahui bagaimana cara memenuhi kebutuhan cairan pada
anaknya
b. Mampu mengetahui apa dampak jika anaknya kelebihan maupun
kekurangan cairan
G. Lampiran
a. Materi dan Leaflet

LAMPIRAN

MATERI KEBUTUHAN CAIRAN


A. PENGERTIAN CAIRAN

Cairan adalah volume air bisa berupa kekurangan atau kelebihan air. Air
tubuh lebih banyak meningkat tonisitus adalah terminologi guna perbandingan
osmolalitas dari salah satu cairan tubuh yang normal. Cairan tubuh terdiri dari
cairan eksternal dan cairan internal. Volume cairan intrasel tidak dapat diukur
secara langsung dengan prinsip difusi oleh karena tidak ada bahan yang hanya
terdapat dalam cairan intrasel. Volume cairan intrasel dapat diketahui dengan
mengurangi jumlah cairan ekternal, terdiri dari cairan tubuh total.

Cairan Eksternal terdiri dari cairan tubuh total :


1. Cairan Interstitiel: bagian cairan ekstra sel yang ada diluar pembuluh
darah.
2. Cairan Transeluler, cairan yang terdapat pada rongga khusus seperti
dalam pleura, perikardium, cairan sendi, cairan serebrospinalis.
Merupakan suatu proses dinamik karena metabolisme tubuh
membutuhkan perubahan yang tetap dalam berespon terhadap stressor
fisiologis dan lingkungan. Cairan dan elektrolit saling berhubungan,

ketidakseimbangan yang berdiri sendiri jarang terjadi dalam bentuk


kelebihan atau kekurangan.
Kebutuhan cairan dan elektrolit adalah suatu proses dinamik
karena metabolisme tubuh membutuhkan perubahann yang tetap dalam
berespons terhadap stressor fisiologis dan lingkungan.
B. KONSEP DASAR

1. Volume dan Distribusi Cairan Tubuh


Volume cairan
Total jumlah volume cairan tubuh (Total Body Water = TBW) kira2 60%
dari BB pria dan 50% dari BB wanita. Usia juga berpengaruh terhadap TBW
di mana makin tua usia maka sedikit kandungan airnya. Jadi jumlah volume
ini tergantung pada kandungan lemak badan dan usia.
Contoh: BBL-TBW nya 70-80 %, usia pubertas sampai dengan 39 th
untuk pria 60% dari BB dan untuk wanita 52 % dari BB. Usia 45-60 th untuk
pria usia 55% dari BB dan wanita 47 % dari BB. Usia diatas 60 tahun untuk
pria 52 % dari BB dan wanita 46 % dai BB.
Lemak jaringan sangat sedikit meyimpan cairan, dimana lemak pada
wanita lebih banyak daripada pria sehingga volume cairan lebih rendah dari
pria.
b. Distribusi cairan
Cairan tubuh didistribusikan diantara 2 kompartemen yaitu pada intra
seluler dan ekstraselular. Cairan Intraseluler (CIS) kira-kira 2/3 atau 40% dari
BB, sedangkan Cairan Ekstraseluler (CES) 20% dari BB. Cairan ini terdiri
atas plasma (Cairan Intravaskuler) 5%, Cairan Interstisial CIT (Cairan
disekitar tubuh seperti limfe) 10-15 % dan Cairan Transeluler (CTS)
(misalnya cairan cerebrospinalis, sinovial, cairan dalam peritoneum, cairan
dalam rongga mata, dan lain-lain) 1-3 %.
a.

2. Fungsi Cairan
a.
b.
c.
d.
e.
f.
3.

Mempertahankan panas tubuh dan pengaturan temperature tubuh.


Transport nutrient ke sel
Transport hasil sisa metabolism
Transport hormone
Pelumas antar organ
Memperthanakan tekanan hidrostatik dalam system kardiovaskuler.

Keseimbangan Cairan
Keseimbangan cairan ditentukan oleh intake dan output cairan. Intake
cairan berasal dari minuman dan makanan. Kebutuhan cairan setiap hari antara

1.800 2.500 ml/hari. Sekitar 1.200ml berasal dari minuman dan 1.000 ml dari
makanan.
Sedangkan pengeluaran cairan melalui ginjal dalambentuk urine 1.200-1.500
ml/hari, paru-paru 300-500 ml, dan kulit 600-800 ml.

4. Pergerakan Cairan Tubuh

Mekanisme pergerakan cairan tubuh melalui 3 proses yaitu :


a. Difusi
Merupakan proses dimana partikel yang terdapat dala cairan bergerak rai
konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah sampai terjadi keseimbangan. Cairan
dan elektrolit didisfusikan menembus membrane sel. Kecepatan difusi
dipengaruhi oleh ukuran moleku, konsentrasi larutan, dan temperature.
b. Osmosis
Merupakan bergeraknya pelarut bersih seperti air, melalui membrane
semipermeabel dari larutan yang berkonsentrasi lebih rendah ke kkonsentrasi
yang lebih tinggi yang sifatnya menarik.
c. Transpor aktif
Merupakan proses partikel bergerak dari konsentrasi rendah ke tinggi
karena adanya daya aktif dari tubuh seperti pompa jantung.
5. Pengaturan Keseimbangan Cairan
a.

b.
c.

d.

e.

Rasa dahaga
Mekanisme rasa dahaga : Penurunan fungsi ginjal merangsang pelepasan
renin, yang pada akhirnya menimbulkan produksi angiotensin II yang dapat
merangsang hipotalamus untuk melepaskan substrat neuron yang
bertanggungjawab terhadap sensasi haus.
Osmoreseptor di hipotalamus mendeteksi penigkatan tekanan osmotic dan
mengaktivasi jaringan saraf yang dapat mengakibatkan sensasi rasa dahaga.
Anti Diuretik Hormon (ADH) : ADH dibentuk di hipotalamus dan disimpan
dalam neurohipofisisi dari hipofisis posterior. Stimuli utama untuk sekresi
ADH adalah peningkatan osmolaritas dan penurunan cairan ekstrasel.
Hormone ini meningkatkan rearbsorbsi air pada duktus koligentes, dengan
demikian dapat menghemat air.
Aldosteron : Hormone ini disekresi oleh kelenjar adrenal yang bekerja pada
tubulus ginjal untuk meningkatkan absrsorsi natrium. Pelepasan aldosteron
dirangsang konsentrasi kalium, natrium serum dan system angiotensin rennin
serta sangat efektif dalam mengendalikan hiperkalemia.
Prostaglandin adalah asam lemak alami yang terdapat dalam banyak jaringan
dan berfungsi dalam merespn radang, pengendalian tekanan darah, kontraksi

uterus dan mobilitas gastro intestinal. Dalam ginjal, prostaglandin bereran


mengatur sirkulasi ginjal, respons natrium dan efek ginjal pada ADH.
f. Glukokortikoid : Meningkatkan rearbsorbsi natrium dan air, sehingga volume
darah naik dan terjadi retensi natrium. Perubahan kadar glukokortikoid
menyebabkan perubahan pada keseimbangan cairan (volume darah).

6. Cara Pengeluaran Cairan

Pengeluaran cairan terjadi melalui organ-organ seperti :


a. Ginjal : Merupakan pengatur utama keseimbangan cairan yang menerima 170
liter darah untuk disaring setiap hari. Produksi urine untuk semua usia 1
ml/kg/jam. Pada orang dewaasa produksi urine sekitar 1,5 liter/hari.
Jumlah urine yang dipprosuksi oleh ADH dan Aldosteron.
b. Kulit : Hilangnya cairan melalui kulit diatur oleh saraf simpatis yang
menerima rangsang aktivitas kelenjar keringat. Rangsangan kelenjar keringat
dapat dihasilkan dari aktivitas otot, temperature lingkungan yang meningkat
dan demam. Disebut Insensible Water Loss (IWL) sekitar 15 20 ml/24 jam.
c. Paru paru : Menghasilkan IWL sekitar 400 ml/hari. Meningkatkan cairan
yang hilang sebagai respon terhadap perubahan kecepatan dan kedalaman
nafas akibat pergerakan atau demam.
d. Gastrointestinal : Dalam kondisi normal cairan yang hilang dari
gastrointestinal setiap hari sekitar 100 200 ml. Perhitungan IWL secara
keseluruhan adalah 10 15 cc/kg BB/24 jam, dengan kenaikan 10 % dari
IWL pada setiap kenaikan suhu 1O C.
7. Masalah keseimbangan cairan

Hipovolemik adalah kondisi akibat kekurangan volume Cairan Ekstraseluler


(CES), dan dapat terjadi kehilangan melalui kulit, ginjal, gastrointestinal,
pendarahan sehingga menimbulkan syok hipovolemik. Mekanisme
kompensasi pada hipovolemik adalah peningkatan rangsangan saraf simpatis
(peningkatan frekuensi jantung, kontraksi jantung, dan tekanan vaskuler),
rassa haus, pelepasan hormone ADH dan aldosteron. Hipovolemik yang
berlangsung lama dapat menimbulkan gagal ginjal akut.
Gejala : pusing, lemah, letih, anoreksia, mual, muntah, rasa haus, gangguan
mental, konstipasi dan oliguri, penurunan tekanan darah, suhu meningkat,
turgor kulit menurun, lidah kering dan kasar, mukosa mulut kering. Tanda
tanda penurunan brat badan akut , mata cekung pengosongan vena jugularis.
Pada bayi dan anak anak adanya penurunana jumlah air mata.
b. Hipervolemia adalah penambahan/kelebihan volume cairan CES dapat terjadi
pada saat :
- Stimulasi kronis ginjal untuk menahan natrium dan air
a.

- Fungsi ginjal abnormal, dengan penurunan ekskresi natrium dan air


- Kelebihan pembarian cairan
- Perpindaha CIT ke plasma.
Gejala : sesak nafas, peningkatan dan penurunan tekana darah, nadi kuat,
asietes, edema, adanya ronchi, kulit lembab, distensi vena leher dan irama
gallop.
8. Ketidakseimbangan asam basa

Asidosis respiratorik : Disebabkan karena kegagalan system pernafasan dalam


membuang CO2 dari cairan tubuh. Kerusakan pernafasan, peningkatan
PCO2 arteri diatas 45 mmHg dengan penurunan pH < 7,35. Penyebab :
penyakit obstruksi, retraksi paru, polimielitis, penurunan aktivitas pusat
pernafasan (trauma kepala, pendarahan, narkotik, anestesi, dll).
b. Alkalosis respiratorik : Disebabkan karena kehilangan CO2 dari paru-paru
pada kecepatan yang lebih tinggi dari produksinya dalam jaringan. Hal ini
menimbulkan PCO2 arteri < 35 mmHg, pH > 7,45. Penyebab : hiperventilasi
alveolar, anxietas, demam, meningitis, keracunan aspirin, pneumonia dan
emboli paru.
c. Asidosis metabolic : Terjadi akibat akumulasi abnormal fixed acid atau
kehilangan basa. pH arteri < 7,35, HCO3 menurun diawah 22 mEq/lt. Gejala
: pernafasan kusmaul (dalam dan cepat), disorientasi dan koma.
d. Alkalosis metabolic : Disebabkan oleh kehilangan ion hidrigen atau
penambahan basa pada cairan tubuh. Bikarbonat plasma meningkat > 26
mEq/ltd an pH arteri > 7,45. Penyebab : mencerna sebagian besar basa
( missal : BaHCO3 antasid, soda kue) untuk mengatasi ulkus peptikumatau
rasa keembung. Gejala : apatis, lemah, gengguan mental, kram dan pusing.
a.

9. Kebutuhan Cairan Menurut Umur dan Berat Badan.

NO

UMUR

BB (KG)

1
2
3
4
5
6
7

3 hari
1 tahun
2 tahun
6 tahun
10 tahun
14 tahun
18 tahun (Adult)

3,0
9,5
11,8
20
28,7
45
54

CAIRAN (ML/24
JAM)
250 300
1150 1300
1350 1500
1800 2000
2000 2500
2200 2700
2200 - 2700

C. PENGERTIAN ELEKTROLIT

Elektrolit adalah substansi yang menyebabkan ion kation (+) dan anion (-).
Ada tiga cairan elektrolit yang paling esensial yaitu :
1. Natrium (sodium)
Merupakan kation paling banyak yang terdapa pada Cairan
Ekstrasel (CES). Na+ mempengaruhi keseimbangan air, hantaran
implus saraf dan kontraksi otot. Sodium diatur oleh intake garam
aldosteron, dan pengeluaran urine. Normalnya sekitar 135-148 mEq/lt.
2. Kalium (potassium)
Merupakan kation utama dalam CIS. Berfungsi sebagai excitability
neuromuskuler dan kontraksi otot. Diperlukan untuk pembentukan
glikkogen, sintesa protein, pengaturan keseibangan asam basa, karena
ion K+ dapat diubah menjadi ion H+. Nilai normalnya sekitar 3,5-5,5
mEq/lt.
3. Kalsium
Berguna untuk integritas kulit dan struktur sel, kondusi jantung,
pembekuan darah serta pembentukan tulang dan gigi. Kalsium dalam
cairan ekstrasel diatur oleh kelenjar paratiroid dan tiroid. Hormone
paratiroid mengarbsobsi kalsium melalui gastrointestinal, sekresi
melalui ginjal. Hormon thirocaltitonim menghambat penyerapan
Ca+ tulang.
4. Magnesium
Merupakan kation terbanyak kedua pada cairan intrasel. Sangat
penting untuk aktivitas enzim, neurocemia, dn muscular excibility.
Nilai normalnya 1,5-2,5 mEq/lt.
5. Klorida
Terdapat pada CES dan CIS, normalnya 95-105 mEqlt.
6. Bikarbinat
HCO3 adalh buffer kimia utama dalam tubuh dan terdapat pada
cairan CES dan CIS. Bikarbonat diatur oleh ginjal.
7. Fosfat
Merupakan anion buffer dalam CIS dan CES. Berfungsi untuk
meningkatkan kegiatan neuromuskuler, metabolism karbohidrat, dan
pengaturan asam basa. Pengaturan oleh hormone paratiroid

Gejala klinis kekurangan elektrolit :


1. Haus
2. Anoreksia
3. Perubahan tanda-tanda vital
4. Lemas atau pucat
5. Anak rewel
6. Kejang-kejang
7. Kulit dingin
8. Rasa malas

D. FAKTOR-FAKTOR
YANG
CAIRAN DAN ELEKTROLIT

MEMPENGARUHI

KESEIMBANGAN

1. Usia : Variasi usia berkaitan dengan luas perkembangan tubuh,


metabolisme yang diperlukan dan berat badan.
2. Temperature lingkungan : Panas yang berlebihan menyebabkan
berkeringat. Seseorang dapat kehilangan NaCl melalui keringat sebanyak
15-30 g/hari.
3. Diet : Pada saat tubuh kekurangan niutrisi, tubuh akan memecah cadangan
energi, proses ini menimblkan pergerakan carian dari interstitial ke
intraseluler.
4. Stres : Stres dapat menimbulkan paningkatan metabolism sel, konsentrasi
darah dan glikolisis otot, mekanisme ini dapat menimbulkan retensi
sodium dan air. Proses ini dapat meningkatkan produksi ADH dan
menurunkan produksi urine.
5. Sakit : Keadaan pembedahan, trauma jaringan, kelainan ginjaldan jantung,
gangguan hormone akan mengganggu keseimbangan cairan.

You might also like