You are on page 1of 52

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Dalam melaksanakan operasi penambangannya tersebut, PT. INCO telah
menggunakan alat-alat berat mekanis, seperti Bulldozer sebagai alat gali
dan dorong, Power Shovel dan Back Hoe sebagai alat muat, serta Haul
Truck sebagai alat angkut. Kinerja alat-alat tersebut dapat diukur
melalui parameter biaya operasi yang salah satu unsurnya adalah biaya
bahan bakar solar.
Pengeluaran dari bahan bakar solar untuk kegiatan penambangan yang
mengalami kenaikan sebesar 53,8% dari tahun 2004 ke 2005 (Sumber :
Production and Cost Report) membuat PT.INCO mulai mengevaluasi
konsumsi bahan bakar pada alat produksinya dengan tujuan untuk
menurunkan biaya operasi. Cara yang dipakai oleh PT. INCO adalah
dengan membandingkan konsumsi bahan bakar tiap jam antara alat
produksi yang sejenis dalam hal ini adalah HD785-5 buatan Komatsu
dengan 777D buatan Caterpillar tanpa melihat kondisi kerja kedua jenis
truk tersebut. Padahal hal ini tidak dapat serta merta disimpulkan demikian
karena adanya beberapa hal yang harus dipertimbangkan antara lain
kondisi jalan, jarak tempuh, kecepatan mesin dan sebagainya.
Karena adanya permasalahan di atas dan perbedaan lokasi operasi antara
777D dan HD785-5 maka penelitian ini hanya difokuskan untuk mengevaluasi
kinerja alat HD785-5 dengan cara menunjukkan hubungan antara kondisi
lapangan dan dan kondisi kerja alat terhadap konsumsi bahan bakar. Pada
penelitian ini, pengaruh kondisi lapangan akan difokuskan pada tahanan

kemiringan dan pengaruh kondisi kerja alat difokuskan pada kecepatan alat.
B. Identifikasi Masalah
Faktor yang mempengaruhi dalam perencanaan produksi suatu bahan
galian ialah:
1. Pertimbangan ekonomis (Econimic Consideration)
a. Cut off Grade (kadar endapan bahan galian terendah yang masih
memberikan keuntungan apabila ditambang).
b. Break Even Stripping ratio (BESR)
2. Pertimbangan teknis
a. Penentuan ultimate pit limit
b. Pertimbangan struktur geologi yang dominan
c. Pertimbangan geometri penambangan
Berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhi perencanaan produksi
tersebut maka hal ini sangat berpengaruh besar terhadap revenue dan cost
penambangan.
B. Batasan Masalah
Adapun pembatasan masalah dalam penelitian ini yaitu :
1. Penelitian difokuskan pada revenue dan cost.
2. Penelitian dilakukan dengan menggunakan bantuan NPV scheduler
dan sebuah program sederhana (based and runs on fortran) yang akan
mensimulasikan beberapa skenario.
3. Variabel baik laju produksi dan parameter geoteknik dianggap tetap
ketika dilakukan simulasi.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah dan batasan masalah yang telah
diuraikan, maka rumusan masalah dari penelitian ini adalah sebagai
berikut:

1. Bagaimana bentuk atau model simulasi dari hasil simulasi NPV


scheduler?
2. Bagaimana hasil analisa dan perbandingan dari simulasi skenario
pada NPV scheduler?
3. Bagaimana hasil analisis hasil simulasi NPV scheduler VS program
sederhana dengan teknik Lerchs Grossman ?
D. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah
1. Mengetahui pengaruh optimasi pit pada kegiatan perencanaan tambang.
2. Mengetahui dampak perubahan parameter ekonomi baik revenue
maupun cost terhadap pit.
3. Mensimulasikan optimasi pit di dalam perencanaan produksi
tambang terbuka pada dengan menggunakan bantuan software NPV
Scheduler dan program yang dijalankan pada fortran.
E. Kegunaan Penelitian
1. Menambah ilmu dan wawasan tentang pengoptimalan

pit serta

parameter parameter yang mempengaruhi revenue dan cost dalam


penambangan serta dapat membuat suatu pemodelan pit

yang

optimal.
2. diharapkan dapat membantu mencari dan mendapat kan bentuk
ultimate pit, pushback, perkiraan umur tambang, dan NPV proyek
tambang.
3. Memberikan saran dan masukan kepada perusahaantentang bentuk
model pit yang optimal dari segi revenue dan cost setelah dilakukan
beberapa simulasi dan analisis data.

BAB II
KAJIAN TEORITIS

A. Dasar Teori
1. Pengertian Perencanaan Tambang
Optimasi merupakan proses menjadikan sesuatu keluaran lebih
efektif atau lebih sempurna dengan melakukan penyesuaian pada masukkan.
Jika optimasi itu merupakan proses, maka hasil dari optimasi pit merupakan
pit yang telah menjadi lebih efektif dan memiliki keuntungan terbesar
(keuntungan = pendapatan ongkos).

Perencanaan tambang dapat dijelaskan dengan membuat suatu


rancangan tambang untuk mencapai ultimate pit limit dalam jangka waktu
tertentu secara aman dan menguntungkan. Dimana di dalamnya berisikan
juga perancangan batas akhir penambangan, tahapan (pushback), urutan
penambangan, penjadualan produksi, dll (hal yang berkaitan dengan
geometri). Sementara aspek perencanaan tambang lainnya meliputi
perhitungan kebutuhan alat dan tenaga kerja perkiraan biaya modal dan
ongkos operasi.
Perencanaan tambang memiliki tujuan membuat suatu rencana
produksi tambang untuk sebuah cebakan yang akan menghasilkan aliran kas
dan memaksimalkan kriteria ekonomi (NPV atau ROR) dan menghasilkan
tonase pada tingkat produksi yang telah ditentukan dengan biaya serendah
mungkin.
Kegiatan perencanaan tambang berawal dari diperolehnya data
utama

sebagai masukkan berupa data geologi, kualitas, geoteknik,

infrastruktur, metallurgi, pemasaran (marketing). Berikutnya dengan


petunjuk dan batasan dari bagian manajemen perusahaan tambang
dikembangkan desain penambangan kemudian rancangan penambangan
(geometri tambang) dimana di dalamnya terdapat produksi alat, penjadualan
produksi. Sementara aspek yang tidak berkaitan dengan geometri tambang
berupa perkiraan pembiayaan baik itu ongkos modal maupun ongkos
operasi. Penggabungan dari seluruh aspek tersebut akan menghasilkan
keluaran berupa alternatif - alternatif tambang dan dapat dijadikan acuan

untuk langkah berikutnya. Berikut merupakan suatu siklus perencanaan


tambang pada gambar 1 di bawah ini.

Gambar 1. Siklus Perencanaan Tambang

2. Penaksiran Cadangan
Penaksiran cadangan merupakan salah satu tugas terpenting dan
memiliki tanggung jawab yang berat dalam mengevaluasi
proyek

suatu

penambangan. Hasil dari penaksiran cadangan ini berupa

suatu taksiran. Seperti model yang dibuat adalah pendekatan dari


realitas

berdasarkan

tentunya

masih

diperlukan

data atau informasi


memiliki

yang

kita

ketidakpastian. Data

miliki,
utama

dan
yang

untuk menentukan taksiran cadangan dapat berupa data

geologi, data kadar, data lokasi, peta topografi. Metoda metoda yang
digunakan untuk menaksir cadangan dapat berupa metoda poligon,

metoda jarak terbalik , dan lain lain.


Metoda poligon dibuat dengan cara membagi dua jarak antara
dua titik conto dengan satu garis sumbu, kadar pada suatu luasan di
dalam poligon ditaksir dengan nilai data yang berada di tengah -tengah
poligon. Umumnya diterapkan pada endapan - endapan yang relatif
homogen dan mempunyai bentuk yang sederhana. Metoda ini bekerja
dengan terlebih dahulu mendapatkan data - data lubang bor yang berisi
kadar beserta volumenya. Pada gambar 2 berikut merupakan contoh
metoda poligon.

Gambar 2. Contoh Metoda Poligon


Metoda jarak terbalik merupakan suatu cara penaksiran cadangan
dengan memperhitungkan adanya hubungan letak ruang (jarak) atau
merupakan penaksiran harga rata - rata terbobot dari data - data lubang

bor disekitar titik tersebut. Data yang berada di dekat titik yang
ditaksir memperoleh bobot lebih besar, sedangkan data yang jauh dari
tit ik yang ditaksir bobotnya lebih kecil. Untuk mendapatkan efek
data dilakukan faktor pangkat (ID1, ID2, ID3,) dan

pemerataan

semakin tinggi pangkat yang digunakan hasilnya akan semakin mendekati


metode nearest point.

Z * (v)

i 1

i 1

z(xi)

d1
n

d
i 1

r
1

Keterangan:
Z * (v)
= Kadar yang ditaksir
1 = faktor pembobotan berisi jarak
Z(xi) = Kadar sample disekitar
di

= Jarak antara titik bor dengan titik yang hendak di taksir

= Pangkat atau power yang digunakan

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari gambar 3 berikut ini yang
berisikan beberapa titik bor lengkap dengan kadar dan jarak dengan suatu
titik yang kadarnya hendak diketahui.

Gambar 3. Contoh Metoda Jarak Terbalik


Hubungan jarak ( spacing) antar titik bor dengan ukuran blok model
dapat digunakan rule of thumb jarak antar titik bor ialah grid blok
model. Penjelasan berupa contoh lebih lengkapnya seperti Gambar 4
berikut ini
(jika jarak antar titik bor 25 m maka grid blok model 10 m x 10 m ).
10 m
10 m

Jarak antar titik bor : 25m

10

Gambar 4 Rule Of Thumb Hubungan Jarak


Antar Titik Bor Vs Grid Blok M odel

3. Kadar Batas, Nisbah Pengupasan, dan Kadar Ekivalen


Pengertian kadar rata rata batas terendah dari yang masih dapat
menghasilkan keuntungan apabila ditambang disebut kadar batas (cut
off grade). Sementara apabila diinginkan kadar yang menghasilkan angka
yang sama antara pendapatan yang diperoleh dari penjualan tadi dengan
biaya yang dikeluarkan untuk menambang serta memprosesnya kadar
ini dikenal dengan nama kadar batas pulang pokok (break even cut off
grade ). Pengertian kadar batas yang lainnya dapat berupa internal cut
off grade yaitu kadar minimum suatu keadaan yang menghasilkan
kerugian

lebih

kecil dari dua keadaan berikut, yaitu mengirimkan

material hasil penambangan ke tempat pemrosesan, atau mengirimkan


material tersebut ke tempat pembuangan.
Nisbah pengupasan ( Stripping Ratio) didefinisikan sebagai nisbah
dari jumlah material penutup (waste) terhadap jumlah material (ore).
Untuk tambang digunakan ton waste/ton ore, sementara untuk tambang
batubara sering digunakan m3 waste/ton batubara. Lebih lanjut jika kadar
diketahui, dan jika semua keuntungan bersih dari enambang tersebut
dipakai untuk mengupas tanah penutup merupakan konsep break even
stripping ratio .
Konsep kadar ekivalen lahir dari evaluasi dimana keadaan yang

11

ditemukan berupa cebakan

yang didapati lebih dari satu mineral

(utama dan ikutan ). Net Smelter Return (NSR) merupakan konsep awal
sebelum menuju kadar ekivalen, NSR didefinisikan sebagai nilai kotor
dari satu ton setelah dikurangi dengan ongkos - ongkos smelting,
refining, freight (SRF). Kadar yang menghasilkan gabungan nilai NSR
dari semua mineral yang ada merupakan kadar ekivalen.
4. Dasar Rencana Penambangan
Ketika suatu tambang akan dibuka akan ada banyak faktor
yang berperan dalam menentukan berjalan/tidaknya suatu tambang.
Secara

garis

besar

pertimbangan

yang

menjadi

dasar

rencana

penambangan dibagi menjadi dua, yaitu :


a. Pertimbangan Ekonomis.
1) Kadar Batas (Cut Off Grade)
Pengertian dari kadar batas itu sendiri yaitu kadar rata -rata
terendah

dari endapan bahan galian yang masih memberikan

keuntungan apabila endapan tersebut ditambang. Kadar batas inilah


yang akan menentukan batas - batas atau besarnya cadangan. Tabel
1 berikut ialah perhitungan besarnya kadar batas:

12

Tabel 1
Contoh Perhitungan Kadar Batas (COG)

Catatan :
( ) : Nilai di dalam kolom negatif
(1) : Kadar batas (x) didapat dari dari interpolasi
(ketika net value = $ 0) berikut :
$ 0,4 0

0,80% Cu (x)

0 - ($ 0,45)

(x) - 0,70% Cu

2) Nisbah Pengupasan ( Stripping Ratio)


Nisbah pengupasan ialah perbandingan waste yang harus
dipindahkan

untuk

mendapatkan

ore.

Sementara

nisbah

pengupasan untuk inkrement terakhir sepanjang dinding pit ialah


breakeven stripping ratio.

13

BESR =

Pendapatan per ton(ongkos produksi per )


ongkos pengupasan per tonwaste

Dimana pendapatan per tonne

apabila dikurangi ongkos

produksi per tonne akan menghasilkan pendapatan bersih. Pada


Tabel 2 berikut ditampilkan contoh penggunaan BESR.
Tabel 2 Contoh Perhitungan
Nisbah Pengupasan Pulang Pokok (BESR)

14

Catatan :
( )
: Nilai di dalam kolom negatif
*
: Tidak termasuk ongkos pengupasan
BESR (1), (2), (3), (4) : Nisbah Pengupasan pada saat ongkos pengupasan
$ 0.95 per tonne waste.

b. Pertimbangan teknik
1) Geoteknik
Pertimbangan

geoteknik

disini

(tambang

terbuka)

termasuk uji kekuatan batuan (uji kuat tekan, uji kuat tarik,

15

uji geser, pemetaan bidang lemah, dll) yang diperlukan untuk


menentukan kestabilan lereng. Dari sini lereng berikut sudutnya
dapat didesain. Desain lereng melibatkan analisis tiga komponen
penting pada lereng tambang (Kennedy, 1990) yaitu :
a) Konfigurasi jenjang ( bench configuration ).
Didalamnya terdapat komponen : tinggi jenjang, lebar
jenjang, beserta su dut muka (face angle).
b) Sudut lereng antar jalan ( interramp angle ).
Sudut lereng gabungan beberapa jenjang diantara dua jalan
angkut.
c) Sudut lereng keseluruhan ( overral slope angle ).
Sudut sebenarnya dari dinding pit keseluruhan.
Penjelasan lebih lengka pnya dapat dilihat pada Gambar 5
berikut ini :

16

Gambar 5 jenjang, sudut lereng antar jalan, sudut lereng


keseluruhan

2) Batas Akhir Pit (Ultimate Pit Slope )


Pengertian ultimate pit slope merupakan batas akhir atau
paling

luar

dari

suatu

tambang

terbuka

yang

masih

diperbolehkan, dan pada kemiringan ini jenjang masih tetap


mantap. Dalam menentukan kemiringan lereng suatu tambang
harus ditinjau dari dua segi, yaitu :
a) Dari segi ekonomis, kemiringan lereng tersebut masih
menguntungkan.
b) Dari segi teknis keamanannya, kemiringan lereng
tersebut masih bisa dijamin.

17

3) Sistem penirisan
a) Sistem penirisan langsung.
Sistem penirisan ini dilakukan dengan cara mengeluarkan
air yang sudah terlebih dahulu masuk kedalam tambang.
b) Sistem penirisan tidak langsung.
Sistem penirisan ini dilakukan dengan cara mencegah
masuknya air ke dalam tambang.
5. Perancangan Batas Akhir Penambangan
Perancangan tambang biasanya dimaksudkan sebagai bagian
dari proses perencanaan tambang yang berkaitan dengan masalah masalah geometri. Di dalam nya terdapat
penambangan,

pushback,

urutan

perancangan

penambangan

penjadualan produksi, dan waste dump. Sementara


perencanaan

tambang

yang

tidak

memiliki

batas akhir

tahunan/bulanan,
bagian dari proses
hubungan

dengan

permasalahan geometri meliputi kebutu han alat dan tenaga kerja,


perkiraan biaya, dan biaya operasi.
Dalam menentukan batas penambangan, terdapat tujuan yang
hendak dicapai yaitu menentukan batas batas penambangan pada suatu
cebakan (jumlah cadangan dan kadarnya) yang akan memaksimalkan
nilai bersih total dari cebakan tersebut sebelum memasukkan faktor
nilai waktu dan uang. Dimana tidak diperhitungkannya nilai waktu dari
uang akan menghasilkan bentuk pit yang paling besar untuk suatu set
parameter ekonomik tertentu. Dan dengan menambahkan faktor bunga
(interest) besar pit akan berkurang, Metoda yang sering digunakan dalam
merancang batas akhir penambangan dan telah menjadi standar pada
tambang terbuka yaitu metoda kerucut mengambang dan metoda Lerchs

18

Grossman.
a. Metoda Kerucut Mengambang
Metoda kerucut mengambang

ini

umum digunakan untuk

menentukan geometri batas akhir penambangan karena mudah


dimengerti. Awal dikembangkannya metoda kerucut mengambang
didasari fakta bahwa selama masih ditemukannya nilai blok yang
positif pada blok model, maka nilai dari blok model tersebut masih
mungkin untuk diperbaiki. Penjelasan secara umum dari metoda
kerucut mengambang yaitu metoda ini akan mencari dan mengangkat
produk berharga yaitu produk yang nilainya lebih tinggi dari ongkos
untuk menambang berikut mengolah dengan terlebih dahulu
mengangkat batuan yang menutupi produk berharga tesebut dan arah
bergerak metode ini yaitu straight forward.
Keuntungan dari metoda ini ialah metoda ini mudah untuk
dimengerti dan mudah untuk diterapkan pada operasi penambangan
sementara kekurangan dari metoda ini yaitu metoda ini tidak dapat
mencoba semua kemungkinan kombinasi dari blok .
Algoritma dari metoda kerucut mengambang yaitu :
1) Langkah pengerjaan berawal dari pencarian blok yang memiliki
nilai ekonomi blok positif dan berada di permukaan.
2) Berikutnya dengan membentuk suatu kerucut minimum yang
dapat dipindahkan pada blok tersebut.
3) Jika jumlah nilai ekonomik blok dari blok -blok termasuk nilai
blok yang ditanyakan berada di dalam kerucut bernilai positif,

19

maka kerucut tersebut harus diangkat.


4) Berikutnya meneruskan kembali pencarian blok hingga semua
blok yang berada di dalam blok model telah diperiksa.
5) Bentuk tersisa dari blok model setelah pengangkatan keru cut
yang bernilai positif dilakukan merupakan ultimate pit.
pada Gambar 6 di bawah ini akan ditampilkan algoritma dari
metoda kerucut mengambang dalam bentuk diagram alir :

Mulai

Memulai dari
level permukaan

Mencari nilai ekonomik


blok yang positif

20

Membentuk suatu krucut


terbalik

Nilai blok
dalam

Mencoba level
berikutnya

Kembali mencari nilai


blok positif

Tidak
Ya
Memperbaharui
topografi pit

Cek blok positif pada


permukaan

Tidak

Ya
Cek blok positif
pada semua level
Ya
Topografi pit hasil
optimasi

Mulai

Gambar 6 Diagram Alir Metoda Kerucut Mengambang


(Wright, 1990)

Penjelasan dari metoda optimasi pit kerucut mengambang juga


disertai contoh penggunaannya seperti berikut ini :
Berikut pada Tabel 3 yang merupakan penampang melintang
dari suatu blok model berisikan informasi berupa nilai ekonomik
blok, dengan bentuk (sudut) lereng yang masih diijinkan yaitu satu

21

blok ke kanan atau kiri dan satu blok ke atas atau bawah atau 450.
Asumsi Blok (i,j) ialah blok (baris, kolom). Pencarian blok positif
dimulai dari bagian kiri level permukaan sepanjang baris pertama
kemudian dilanjutkan ke baris berikutnya dan seterusnya.
Tabel 3
Nilai Ekonomik Blok Mula -Mula
1

-1

-1

-1

-1

-1

-1

-1

-1

-2

-1

-1

-1

-1

-1

-2

-3

-3

-1

-1

-1

-3

-3

-4

-4

-4

-1

-4

-4

-4

Hasil pencarian blok dapat dilihat pada Tabel 4 yaitu berada pada baris
ke-2 kolom ke-5 (2,5). Dimana nilai kerucut (blok yang diarsir) yang
terbentuk dari blok (2,5) = -1 + -1 + -1 + 2 = -1
Tabel 4
Nilai Ekonomik B lok Hasil Pencarian Blok Pada Blok (2,5)
1

-1

-1

-1

-1

-1

-1

-1

-1

-2

-1

-1

-1

-1

-1

-2

-3

-3

-1

-1

-1

-3

-3

-4

-4

-4

-1

-4

-4

-4

Hasil pencarian blok berikutnya seperti terlihat pada Tabel 5


berada pada baris ke -3 kolom ke-4 (3,4). Dimana nilai kerucut (blok
yang diarsir) yang terbentuk dari blok (3,4) = -1 + -1 + -1 + -1 + -1 + -1
+ -1 + 2 +7 = +2.
Tabel 2.5
Nilai Ekonomik Blok Hasil Pencarian Blok Pada Blok (3,4)

22

-1

-1

-1

-1

-1

-1

-1

-1

-2

-1

-1

-1

-1

-1

-2

-3

-3

-1

-1

-1

-3

-3

-4

-4

-4

-1

-4

-4

-4

Hasil pencarian blok berikutnya seperti terlihat pada Tabel 6


berada pada baris ke -4 kolom ke-4 (4,4). Dimana nilai kerucut (blok
yang diarsir ) yang terbentuk dari blok (4,4) = -1 + -1 + -1 + -1 + -1 +
-1 + -1 + -1 + -1 + -1 +2 + -1 + -1 +7 + -1 +5 = -1.
Tabel 6
Nilai Ekonomik Blok Hasil Pencarian Blok Pada Blok (4,4)
1

-1

-1

-1

-1

-1

-1

-1

-1

-2

-1

-1

-1

-1

-1

-2

-3

-3

-1

-1

-1

-3

-3

-4

-4

-4

-1

-4

-4

-4

Karena tidak ditemukan kembali blok setelah blok (4,4), maka


pencarian berakhir pada blok (4,4). Dengan hasil akhir optimasi pit
menggunakan kerucut mengambang seperti pada Tabel 5 yaitu +2.
b. Metoda Lerchs Grossman
Metoda Lerchs Grossman pertama kali di kembangkan oleh
Helmut Lerchs and Ingo F. Grossman dengan papernya yang
berjudul Optimum Design of Open Pit Mines. Pertama kali
dipublikasikan pada pertemuan asosiasi peneliti Amerika dan Kanada

23

di Montreal (Mei, 1964). Dan kembali dipublikasikan pada bulletin


CIMM (Januari,1965).
Prosedur dasar dari penggunaan metoda Lerchs Grossman
untuk mendesain batas akhir pit penambangan ( ultimate pit design )
dengan terlebih dahulu menentukan bentuk ataupun sudut lereng
sebesar satu blok ke kanan atau kiri dan satu blok ke atas atau
bawah atau 450 dan asumsi nilai awal ekonomik blok (m ij).
Penjelasan lebih lengkap sebagai berikut :
1) Mengasumsikan nilai ekonomik blok (BEV) sebagai m ij.
2) Berikutnya yaitu pembuatan satu baris berupa air blocks pada
baris ke-0 yang berisikan angka nol.
3) Menjumlahkan seluruh nilai ekonomik blok (BEV) pada
kolom j pada penampang melintang dari suatu blok model.
Kemudian nilai hasil penjumlahan untuk setiap kolom (nilai
ekonomik kolom) tersebut diasumsikan (M ij).
n

M ij M ij
i 0

untuk J= 1,2,..dst

(1)

4) Kemudian untuk setiap blok dihitung nilai optimal dari pit (P


ij) dari i,j =1,1 dimulai dari kolom pertama (j) bergerak ke arah
baris berikutnya (i+1) hingga mencapai dasar kemudian
berpindah kolom (j+1) untuk k emudian menghitung P ij hingga
mencapai dasar dan seterusnya dengan gerakan forward pass
hingga pada kolom terakhir penampang melintang blok

24

model.

i 1,

Pij M ij max i
i 1,

j 1

j i
j 1

Untuk J=1,2,..dst (2)


5) Nilai maksimum dari pit ialah blok pada kolom tera khir dan
baris yang ada dipermukaan P ij.
Kelebihan dari metoda Lerchs Grossman, yaitu metodanya
mudah digunakan untuk diproses komputer dan dapat lebih
akurat

melihat nilai

menggunakan

optimum

suatu

pit dari pada

metoda kerucut mengambang. Kekurangan dari

metoda Lerchs Grossman yaitu metoda ini tidak melihat adanya


factor waktu

sebagai parameter. Untuk lebih jelasnya berikut

disajikan algoritma dari metoda Lerchs Grossman dalam bentuk


diagram alir :

Mulai

Mengasumsikan nilai ekonomik


blok sebagai mij

Membuat air blocks


pada baris ke-0

Menentukan nilai ekonomik kolom


(M ij) dengan menjumlahkan m ij
per

25

Menentukan topografi optimal dari pit


(Pij) dimana Pij = Mij + Max ((P i-1,j1), (Pi,j-1), (Pi+1,j-1)) dengan arah
gerakan forward pass dari kolom
pertama hingga kolom terakhir

Nilai maksimum pit merupakan P ij pada


kolom
terakhir
yang
berada
dipermukaan

Selesai

Gambar 7
Algoritma Lerchs Grossman

Penjelasan dari

metoda optimasi pit Lerchs Grossman

beserta contoh penggunaannya seperti berikut ini :


Seperti terlihat

pada

Tabel

merupakan

penampang

melintang dari suatu blok model berisikan informasi berupa


nilai ekonomik blok mula -mula (mij). Asumsi bentuk atau sudut
lereng yang masih diijinkan yaitu satu blok ke kanan dan satu
blok ke kiri atau 45 0.
Tabel 7
Nilai Ekonomik Blok Mula -Mula (mij)

26

-2

-2

-2

-2

-2

-2

-2

-2

-6

-6

-7

-2

-2

-2

-2

-2

-2

-7

-8

-8

-8

-8

-8

-8

-8

Seperti terlihat pada Tabel 8 nilai ekonomik blok beserta air


blocks (blok yang diarsir) berisikan angka nol sebagai penyusunnya.
Tabel 8
Nilai Ekonomik Blok (Bersama air blocks)
0

-2

-2

-2

-2

-2

-2

-2

-2

-6

-6

-7

-2

-2

-2

-2

-2

-2

-7

-8

-8

-8

-8

-8

-8

-8

Seperti terlihat pada Tabel 9 berikut yang berisikan air


blocks (blok yang diarsir) dan nilai kumulatif per kolom M ij.
Tabel 9
Nilai Ekonomik Kolom (M ij)
0

-2

-2

-2

-2

-8

-15

-23

-7

-2

-2

-2

-2

-8

-15

-7

-7

-7

-7

-23

9
0

27

Pada Tabel 10 berikut ini ialah pit yang berisikan nilai yang
optimal (P ij) hasil dari optimasi Lerchs Grossman dengan nilai
maksimum pit ialah 14 (blok yang diarsir).
Tabel 10
Nilai Pit Optimal (P ij)
0

0
9

11

-2

-2

-1

11

14

10

13

16

11

8
14

Pada Tabel 11 berikut ini maka yang terlihat ialah nilai pit yang
optimal (Pij), dan arah gerakan

backward pass

dari blok yang

memiliki nilai maksimum menuju blok awal perhitungan dilakukan.


Tabel 11
Nilai Pit Optimal (P ij) beserta backward pass
0

11

-2

-2

-1

11

14

10

13

16

11

14

28

6. Perancangan Pit dan Pushback


Tahapan tambang atau biasa disebut pushback adalah bentuk bentuk penambangan yang menunjukkan bagaimana suatu pit akan
ditambang, dari titik awal hingga ke bentuk akhir pit. Adapun tujuan dari
pembuatan pushback ini, yaitu : untuk membagi seluruh volume yang
ada dalam pit ke dalam unit -unit

perencanaan yang lebih

kecil

sehingga lebih mudah ditangani. Tahapan tahapan penambangan yang


dirancang secara baik akan memberikan akses ke semua daerah kerja
yang cukup untuk operasi peralatan yang efisien.
Dalam merancang tahapan tambang

adanya suatu kriteria - kriteria

(Irwandy Arif, 2002) diantaranya seperti di bawah berikut :


a. Harus cukup lebar agar peralatan tambang dapat bekerja dengan
baik. Lebar pushback minimum 10-100 m.
b. Memperhatikan sekurang -kurangnya memiliki sat u jalan angkut
untuk setiap pushback, dengan memperhitungkan jumlah material
yang terlibat dan memungkinkannya akses keluar. Jalan angkut ini
harus menunjukkan pula akses ke seluruh permukaan kerja.
c. Penambahan jalan pada suatu pushback akan mengurangi lebar
daerah kerja.
d. Tambang tidak akan pernah sama bentuknya dengan rancangan
tahap -tahap penambangan, karena dalam kenyataanya beberapa
pushback dapat saja dikerjakan secara bersamaan.
7. Penjadualan Produksi
Suatu penjadualan produksi tambang yang dinyata kan dalam

29

periode waktu (misalnya tahun) untuk atribut berupa tonase, kadar, dan
pemindahan material total yang
tersebut.

Tujuan

yang

akan

diinginkan

dihasilkan

oleh

tambang

ialah menghasilkan suatu jadual

untuk mencapai beberapa kriteria ekonomik seperti memaksimumkan


NPV atau ROR.
Prosedur yang biasa digunakan untuk mendapatkan penjadualan
tambang yang optimal dapat dibagi ke dalam tiga langkah.

Langkah

pertama dengan mendefinisikan urutan penambangan. Berikutnya dengan


menjelaskan strategi kadar batas (cut off grade ) yang berbeda terhadap
waktu. Dan terakhir menetapkan kombinasi dari laju produksi baik itu
menambang, mengolah, dan memurnikan yang akan optimal.
Banyaknya tanah penutup yang harus dikupas selama masa pra
produksi sekurang kurangnya adalah jumlah material tanah

penutup

yang harus dipindahkan dari pushback tahap pertama, dan masih mungkin
dilakukan pengupasan pra-produksi pada pushback kedua, dan seterusnya.
Material yang ditambang selama pra-produksi biasanya ditempatkan
didekat crusher dan menjadi bagian dari untuk tahun pertama.
8. Waste Dump Dan Stockpile
Waste dump adalah suatu daerah dari tambang terbuka tempat
pembuangan material kadar rendah atau material bukan yang harus digali
dari pit untuk memperoleh material kadar tinggi. Langkah pertama dalam
mendesain waste dump ialah bagaimana menyeleksi tempat yang tepat
untuk menangani waste rock selama umur tambang. Seleksi tempat sendiri

30

dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti berikut : lokasi dan ukuran


pit, topografi, volume

waste rock yang akan dipindahkan, kondisi

tanah/batuan sekitar, peralatan yang akan digunakan. Setelah berbagai


pertimbangan diseleksi, dilanjutkan dengan pemilihan alternatif -alternatif
lokasi yang ada. Setelah memilih alternatif yang terbaik dan yang
mungkin maka desain dapat dibuat.
Pada

umumnya

ongkos

pemindahan

material

merupakan

komponen utama termahal pada ongkos penambangan maka desain


tempat pembuangan memiliki peran penting. Dua hal parameter terpenting
yang mempenga ruhi

desain tempat pembuangan ialah lokasi dan

ukuran pit untuk kurun waktu tertentu dan penjadualan produksi waste
beserta lokasi asalnya.
Lokasi dari tempat pembuangan sendiri

tidak harus diluar

tambang, tetapi memungkinkan juga untuk ditempatkan didalam (interna


dumping). Tempat pembuangan tersebut juga harus dijaga kestabilannya
Dimana kestabilan dari tempat pembuangan bergantung dari beberapa
faktor seperti : topografi tempat pembuangan, metode pembuatan tempat
pembuangan, parameter geoteknik dari tempat pembuangan dan material
penyusunnya, gaya dari luar yang bekerja (gempa bumi, air hujan).
Kesemuanya itu ditambah pengalaman praktis dan pengambilan keputusan
yang tepat merupakan campuran yang diperlukan untuk mendapatkan
solusi yang ekonomis, prakti s, dan keselamatan tetap terjaga.
Stockpile digunakan sebagai tempat untuk menyimpan material

31

yang akan digunakan pada saat yang akan datang (tempat menyimpan
berkadar rendah yang dapat diproses pada saat yang akan datang, dan
tempat

menyimpan

tanah penutup atau tanah pucuk yang dapat

digunakan untuk reklamasi).


9. Analisis Investasi Tambang
Ciri atau karakteristik industri pertambangan itu sendiri dapat
berupa : padat modal, masa pra produksi yang panjang, risiko tinggi,
dan sumber daya tak terbaharui. Suatu usaha bisnis termasuk
pertambangan mempunyai tujuan yaitu memberikan

pengembalian

finansial kepada para pemilik usaha, konsisten dengan tujuan dari


perusahaan. Tujuan dari evaluasi finansial sendiri adalah untuk
menentukan apakah pengembalian finansial yang cukup dapat diperoleh
dari suatu proyek. Berikut merupakan ukuran kinerja dalam menetukan
layak/tidak layaknya suatu proyek :
a) Net Present Value
Secara sederhana NPV dapat diartikan sebagai jumlah dari aliran kas
hingga akhir proyek. Dimana umumnya ketika didapat NPV > 0,
proyek dapat diterima, Tabel 12 berikut merupakan contoh dari
perhitungan NPV :
Tabel 12
Contoh Aliran Kas Vs Tahun

32

Dengan mengambi l laju bunga 10 %, maka :


NPV = - 30.000 1.000 (P/F,1,10%) + 5.000 (P/F,2,10%) + 5.500
(P/F,3,10%) + 4.000 (P/F,4,10%) + 17.000 (P/F,5,10%) +
20.000
(P/F,6,10%) + 20.000 (P/F,7,10%) 2.000 (P/F,8,10%) +
10.000 (P/F,9,10%)
NPV = - 30.000 1.000 * 0,9091 + 5.000 * 0,8264 + 5.500 * 0,7513
+ 4.000 * 0,6830 + 17.000 * 0,6209 + 20.000 * 0,5645 +
20.000 * 0,5132 2.000 * 0,4665 + 10.000 * 0,4241
NPV = - 30.000 909,1 + 4.132 + 4.132,15 + 2.732 + 10.555,3 +
11.290 + 10.264 933 + 4241
NPV = $ 15.504,35

b) Rate of Return (ROR)


Definisi rate of return yaitu : perbandingan antara uang masuk atau
keluar (gain/loss) terhadap uang (assets, capital) yang diinvestasikan

33

yang dinyatakan dalam %. Tabel 13 berikut merupakan contoh dari


perhitungan ROR :
Tabel 13
Contoh Rate Of Return
Tahun
1
3

Tahun
2
4

Tahun
3
5

Tahun
4
6

Depresiasi

Pendapatan yang akan dikenai


pajak

2.5

500

1.5

1.25

500

1.5

1.25

Pendapatan bersih dari operasi

pajak@50%

Keuntungan bersih
Total Investasi = 6000

Rate of return = (1250/6000) * 100%


= 12.5%

Tabel 14
Contoh Payback Period

Rata rata
4.5

34

Ada beberapa alasan yang mendorong mengapa pemberi pinjaman


perlu memberikan bunga kepada peminjam, alasan tersebut ialah :
1) Risiko. Ketika pemberi pinjaman memberikan pinjaman ia juga
berhadapan dengan kemungkinan jika peminjam tidak mampu
membayar pinjaman.
2) Inflasi. Uang yang dibayarkan dimas adepan akan memiliki nilai
intrinsik lebih kecil akibat dari inflasi.
3) Biaya Transaksi. Akan ada pengeluaran ketika mempersiapkan
pinjaman, pencatatan pembayaran, penagihan hutang.
4) Biaya akibat kehilangan peluang. Dengan memberi pinjaman
maka, pemberi pinjaman tidak dapat menggunakan uang
tersebut untuk dimanfaatkan.

5) Penundaan kepuasan. Dengan memberi pinjaman, pemberi


pinjaman telah menunda manfaat yang dapat memuaskan dari
uang tersebut.

35

Pada analisis investasi tambang sendiri dikenal istilah aliran


kas ( cash flow). Secara singkat aliran kas dapat dijelaskan sebagai
selisih uang masuk dengan uang yang keluar pada suatu kurun
waktu tertentu. Penjelasan lebih lengkap dari aliran kas seperti yang
telah dijelaskan di atas diuraikan seperti pada Tabel 15 berikut,
yaitu

komponen -komponen

penyusun aliran kas (dimulai dari

pendapatan produk yang dapat dijual * harga komoditas/unit hingga


didapat aliran kas bersih) pada sisi kanan dan operasi (+/ -/=)
yang hendak dilakukan pada sisi kiri.
Tabel 15
Contoh Aliran Kas

Aliran kas sendiri memiliki hubungan dengan formula bunga


( interest formulas ) yang bermula dari lima variabel berikut :
F = Jumlah uang di masa yang akan datang.

36

P = Jumlah uang saat ini.


A = Seri pembayaran untuk n kali.
i = Laju bunga efektif per periode.
n = Banyaknya periode bunga.
Adapun formula yang digunakan berikut ini :

F P * (1 i) n

(3)

1)

P F*

1
(i ) n

2)

(4)

FA*
3)

A F*

(1 1) 1
i

(5)

1
(i ) n 1

4)

(6)

P A*

(1 i) 1
i(1 i) n

5)

(7)

A P*

i(1 i) n
(1 i) n 1

6)

(8)

Permasalahan bunga dapat disederhanakan dengan menggunakan


salah satu dari dua langkah berikut :
1) Meringkas masalah.
Meringkas masalah dengan menetukan variabel - variabel yang
diketahui terlebih dahulu, dan mendefinisikan variabel yang
hendak ditanya.

37

2) Menjelaskan ke dalam diagram aliran kas.


Dengan
aliran

mengkonstruk sikan

masalah

ke

dalam

diagram

kas. Yaitu plot diagram aliran kas vs waktu, dimana

pemasukkan

diplot vertikal keatas dan pengeluaran diplot

vertikal kebawah, seperti gambar berikut ini :

Gambar 8 Diagram Garis Aliran Kas

Ongkos modal merupakan biaya investasi yang diperlukan


untuk melakukan persiapan umum kegiatan penambangan hingga
mencapai tahap produksi. Ongkos modal sendiri masih dibedakan
menjadi dua, yaitu :
1) Modal Tetap.
Pengeluaran yang dibutuhkan untuk mendirikan site, membeli
peralatan, persiapan fasilitas serta berbagai pengeluaran yang
terkait dengan persiapan dimulainya proyek.
Contoh:

Akuisisi

tanah,

tahapan

pra

produksi

maupun

pembangunan sarana dan prasarana tambang, studi dan izin


lingkungan,

bangunan

dan

fasilitas

penambangan

dan

38

pengolahan, fasilitas penunjang, pengeluaran ketika mendesain


tambang.
2) Modal Kerja.
Pengeluaran selain modal tetap yang dibutuhkan untuk memulai
operasi penambangan pada bulan awal produksi.
Contoh : Inventaris (bahan mentah, suku cadang, penyediaan,
material yang sedang diproses, produk akhir), dll.
Selain dari ongkos modal (modal tetap dan modal kerja) dikenal juga
biaya operasi (operating costs ) yaitu semua biaya yang diperlukan
untuk dapat melakukan kegiatan penambangan dan atau pengolahan.

10. Program NPV Scheduler


a. Pengenalan NPV Scheduler
NPV Scheduler merupakan piranti lunak buatan Earthworks
juga salah satu piranti

lunak

yang

dapat

digunakan

untuk

merencanakan suatu tambang terbuka dengan memasukkan faktor


-faktor ekonomi sebagai batasan d alam merancang suatu tambang
terbuka. NPV Scheduler digunakan pada tambang di negara-negara
berikut chile (tembaga), afrika selatan (berlian, besi, dan platina),
brazil (fosfat), juga dapat digunakan untuk kasus batubara, seperti
pada tambang batubara miller mining di inggris.
Ketika program telah diisi dengan berbagai masukkan dan
menghasilkan ultimate pit maka otomatis blok -blok yang berada

39

didalam daerah pit akan memberi harga optimal yang mungkin


diraih. Simulasi model pengangkutan dapat dijelas kan dengan
membuat

tujuan

ore

dan

waste

untuk

optimisasi

rencana

pengangkutan pada tambang dengan hasil keluaran berupa waktu


kerja truk. Jadual yang telah keluar sebagai keluaran dari scheduling
model dapat dijadikan jawaban akhir suatu kasus perencanaan
tambang atau juga dapat dievaluasi kembali dengan menggunakan
parameter

parameter

variabel

ekonomi

berupa

alternatif

menggunakan stockpile untuk optimasi stokpile dan variabel cut off


grade untuk optimasi kadar batas. Baik itu optmasi scheduling atau
optimasi kadar batas akan menghasilkan NPV yang lebih baik
daripada NPV keluaran scheduling model .
Penggunaan simulasi harga probabalistik pada NPV Scheduler
memungkinkan dengan menggunakan datamine studio sebagai alat
bantu. Hanya saja hasil NPV Scheduler tersebut yang dapat
digunakan dari model masukkan s/d model pushback generator, dan
tidak akan sampai kepada model penjadualan atau model optimasi
stockpile/optimasi kadar batas, karena alat bantu (datamine studio)
hanya menerima masukkan dari NPV Scheduler berupa pushback
tambang.
Untuk memudahkan penjelasan mengenai NPV Scheduler
berikut disajikan penjelasan model - model yang ada pada NPV
Scheduler sebagai penyusun utama :

40

1) Model masukkan ( Input Model)


Merupakan model untuk memasukkan blok model, satuan mata
uang, dan tipe penyusun batuan.
2) Model Ekonomi ( Economic Model )
Merupakan model untuk memasukkan harga blok untuk produk
yang diinginkan, metode pemrosesan yang akan digunakan,
biaya penambangan, biaya pengolahan, dan perolehan.
3) Batas Pit Akhir (Ultimate Pit)
Merupakan model untuk menghasilkan ultimate pit dan pit phase
dengan menggunakan metoda Lerchs Grossman atau kerucut
mengambang. Juga modul untuk mengisi keadaan lereng
(azimuth, sudut lereng), besarnya laju produksi dari tambang,
discount rate, batasan pit yang akan ditambang. Hasil keluaran
berupa bentuk

ultimate pit, phase menuju suatu batas akhir

pit, dan menghasilkan suatu kisaran NPV yang optimal.


4) Tahapan Penambangan ( Pushback Generator )
Merupakan

model

untuk

mendapatkan

pushback

praktis,

urutannya, be serta batasannya.


5) Penjadualan (Scheduling)
Merupakan model untuk menjadualkan tambang dengan melihat
batasan, dan menghasilkan estimasi NPV yang lebih akurat.
6) Optimasi Stokpile dan Kadar Batas ( Stockpile And Mineflow
Optimizer )
Merupakan model yang bertuju an melihat kembali jadual

41

penambangan dan mempertimbangkan kombinasi dari


pencampuran target pada stockpile atau mineflow optimizer
yang pada akhirnya berguna untuk memaksimalkan NPV.
Gambar berikut Gambar 9 merupakan bentuk flow chart dari
model- model yang ada pada NPV Scheduler :

Mulai

Model masukan
(Input model)

42

Model Ekonomi
(econic model)

Batas pit akhir


(untimate pit)

Tahapan Penambangan
(Pushback generator)

Pilihan
Optimasi Stockpile
(stockpile optimizer)

Pilihan
Optimasi Kadar batas
(Mineflow optimizer)

Selesai

Gambar 9 Model Yang Ada Pada NPV Scheduler

b. Masukkan dan keluaran NPV Scheduler


NPV Scheduler sebagai piranti lunak yang diciptakan
untuk membuat suatu perencanaan
diisi

berbagai

keluaran.

masukkan

Berikut

aga r

data -data

tambang

tentunya

harus

dapat mengeluarkan suatu


yang

diperlukan

sebagai

masukkan untuk NPV Scheduler :


1) Blok model yang berisi data geologi dan geokimia sumber daya.
2) Keadaan harga, biaya, dilusi, perolehan, kondisi lereng,

43

tingkat suku bunga, produksi rata-rata yang diinginkan,


dll.
Berikut merupakan data -data keluaran dari NPV Scheduler :
1)
2)
3)
4)

Permukaan ultimate pit, dan pit phase


Permukaan pushback.
Permukaan Periode (jadual).
Laporan kerja yang berisi Profit, NPV, Nisbah Pengupasan,

ongkos Penambangan dan Pengolahan, Umur Tambang.


5) Tampilan grafis dan kurva -kurva.
c. Langkah-Langkah Pengerjaan NPV Scheduler
Dengan menggunakan NPV Scheduler dapat dihasilkan erencanaan
tambang yang optimal dengan langkah - langkah berikut :
1) Langkah pertama dalam

menjalankan

program

NPV

Scheduler ialah pada model impor model dengan member input


(mengimport) suatu blok model dengan ekstensi datamine,
medsystem, vulcan, surpac, micromine, dll.
2) Langkah kedua yaitu pada model ekonomi dengan memberi
input berupa harga logam, komponen - komponen biaya baik
itu biaya penambangan, biaya untuk pengolahan, perolehan dan
sebagai keluaran akan didapat nilai bersih untuk keseluruhan
blok.
3) Langkah ketiga yaitu pada model

ultimate pit dengan

memberi masukkan berupa metode pencarian ultimate pi yang


diinginkan,

optimasi yang diharapkan, keadaan lereng dimana

tambang berada ( azimuth dan slope), suku bunga yang


digunakan, tonase yang diharapkan keluar untuk suatu kurun
waktu. Program akan mencari bentuk ultimate pit serta

44

maksimasi NPV.
4) Langkah keempat yaitu pada model pushback dengan memberi
berbagai input untuk mencari NPV optimal pada suatu ultimate pit
ke dalam bentuk geometri ruang pushback yang terbaik dan
praktis.
5) Langkah

kelima

yaitu

pada

pada

model

scheduling.

Menjadualkan bagaimana menambang pushback yang telah ada


dengan batasan -batasan tertentu. Seperti mempertahankan jumlah
hasil keluaran tambang dan nisbah pengupasan pada tingkat
tertentu, waktu kerja truk. Untuk menghasilkan perkiraan NPV
yang

lebih realistik.

Hasil

dari

model penjadualan

dapat

dianggap sebagai hasil akhir.


6) Langkah pilihan pada NPV Scheduler yaitu model stockpile
merupakan melihat kembali jadual penambangan untuk parameter
parameter ekonomi, hasilnya berupa strategi penyimpanan
yang optimal melalui tempat penyimpanan atau mendapatkan
material dari sumber luar dan hasilnya akan memperlihatkan
hasil perkiraan NPV secara lebih detail. Langkah berikut ( mine
flow optimizer ) juga merupakan pilihan yang memiliki kekuatan
untuk mendapatkan hasil NPV yang lebih maksimal dari optimasi
penyimpanan, mekanismenya yaitu mengkombinasikan kegunaan
optimasi penyimpanan dengan optimasi kadar batas lebih
lanjutnya

dengan meningkatkan laju penambangan dan kadar

batas sehingga didapat nilai NPV maksimum.


Keenam langkah mengerjakan NPV Scheduler diatas disajikan

45

pula dalam bentuk diagram alir untuk memudahkan pengenalan akan


NPV Scheduler seperti pada Gambar 10 berikut :

Mulai

Menghasilkan keluaran
berupa laporan

Mengimport blok model


sebagai masukan untuk
model masukan.

Menghasilkan keluaran
berupa laporan dan
kontur awal pit

Memberi masukan untuk


model ekonomi

Menghasilkan keluaran
berupa laporan, bentuk
ultimate pit dan pit phase

Memberi masukan untuk


model batas pit

Menghasilkan keluaran
berupa laporan dan
bentuk pushback

Memberi masukan untuk


model tahapan
penambangan

Dengan bantuan
Datamine Studio
menjadikan salah
satu pushback
sebagai masukan
mula - mula

46

Menghasilkan keluaran
berupa bentuk scheduling
surface dan laporan akhir

Memberi masukan pada


model penjadualan

Memberi masukan untuk


model stockpile (stockpile
optimizer)
Selesai

Memberi masukan untuk


model optimasi kadar batas
(stockpile optimizer)

Menghasilkan keluaran berupa laporan akhir


dengan maximized NPV
Gambar 10. Langkah Pengerjaan NPV Scheduler

B. Pengamatan Lapangan
Sebelum melakukan perhitungan pengoptimasian pit terlebih
dilakukan pengamatan di lapangan yakni melihat keadaan topografi dan
bentuk bahan galian tersebut guna untuk memberikan masukan untuk
pembutan blok model nantinya. Serta melihat kondisi penambangan pada
lokasi penelitian.
C. Data Yang Diambil
Data-data yang diperlukan adalah :
1. Data utama, yaitu data penting yang digunakan untuk membahas masalahmasalah yang dihadapi. Data utama yang perlu diambil adalah data yang
mempengaruhi naik dan turunnya nilai ekonomi suatu bahan galian dan yang di
perlukan untuk proses komputerisasi nantinya.

47

2. Data pendukung, yaitu data yang dapat mendukung data-data dari lapangan guna
menganalisis permasalahan yang ada untuk mencari alternatif penyelesaian
masalah. Data pendukung dapat diambil dari laporan penelitian terdahulu dari
perusahaan, brosur perusahaan, dari data instansi yang terkait dan juga dari
literatur-literatur, seperti:
a. Data litologi
b. Peta topografi
c. Peta geologi
d. Curah hujan
e. Data harga jual bahan galian.
f. Data biaya produksi
D. Analisis Penyelesaian Masalah
Dalam menganalisa penyelesaian masalah digunakan bantuan
program NPV scheduler dan sebuah program sederhana (based and runs
on fortran) yang akan mensimulasikan beberapa skenario. Adapun
langkah - langkah dalam penyelesaina masalah menggunakan program
NPV scheduler dapat dilihat seperti pada gambar 10 di atas.
Kemudian setelah melakukan pengamatan dan perhitungan optimasi
pit maka di dapatkan bentuk ultimate pit, penjadualan produksi, model pit
yang optimal serta nilai ekonomi yang di peroleh setelah dilakuakn beberapa
skenario perhitungan ekonomi, kemudian memberi masukan dan kesimpulan
kepada perusahaan untuk menerapkan perencanaan produksi.

48

BAB III
METODELOGI PENELITIAN
Dalam menyusun rencana Tugas Akhir ini penyusun akan menggunakan
beberapa simulasi perhitungan ekonomi yang di bantu dengan program NPV
scheduler dan sebuah program sederhana (based and runs on fortran) yang akan
mensimulasikan beberapa skenario. Dan denngan melihat literature dan buku
acuan yang telah ada dengan keadaan yang ada dilapangan, sehingga dari
keduanya akan didapatkan pendekatan masalah yang baik.
Adapun aturan penelitiannya adalah sebagai berikut :
1.

Studi literatur
Studi ini dilakukan dengan mencari bahan-bahan pustaka yang
menunjang diperoleh dari:
a. Instansi yang terkait
b. Perpustakaan
c. Brosur-brosur, buletin
d. Informasi-informasi
e. Peta, grafik dan tabel

2.

Penelitian di lapangan
Dalam melaksanakan penelitian dilapangan akan dilakukan beberapa
tahap, yaitu:
a. Observasi lapangan dengan melakukan pengamatan secara langsung
dilapangan yang akan dibahas yang terjadi dan mencari informasi-informasi
pendukung yang berkaitan dengan masalah.

49

b. Penentuan batas lokasi pengamatan.


c. Mencocokkan dengan perumusan masalah, yang bertujuan agar penelitian
yang dilakukan tidak meluas, data yang diambil dapat digunakan secara
efektif.
3.

Pengambilan data
a. Mencatat keadaan yang terjadi, melakukan wawancara dan pemotretan.
b. Melakukan pengukuran-pengukuran

4.

Pengolahan data
Pengolahan dilakuak dengan menggunakan bantuan program NPV
scheduler dan sebuah program sederhana (based and runs on fortran) yang
akan mensimulasikan

beberapa

skenario. dan beberapa perhitungan,

penggambaran, selanjutnya disajikan dalam bentuk tabel-tabel, grafik, gambar


atau rangkaian perhitungan dalam menyelesaikan suatu proses tertentu.
5.

Analisis pengolahan data


Analisis hasil pengolahan data dilakukan dengan tujuan memperoleh
kesimpulan sementara. Selanjutnya kesimpulan sementara tersebut akan diolah
lebih lanjut dalam bagian pembahasan.

6.

Kesimpulan
Kesimpulan

diperoleh

setelah

dilakukan

korelasi

antara

hasil

pengolahan data yang telah dilakukan dengan permasalahan yang teliti.


Kesimpulan ini merupakans uatu hasil akhir dari semua aspek yang telah
dibahas.

50

RENCANA DAFTAR PUSTAKA

Arif, Irwandy & Adisoma Gatut S. 2002. Buku Ajar Perencanaan Tambang.
ITB, Bandung.
Blank, T. Leland & Tarquin J. Anthony.1989. Engineering Economy. Mc Graw
-Hill, Inc., Texas.
Earthworks.2007. NPV Scheduler Help. Earthworks.
Gentry, Donald W. & Oneil, Thomas J. 1984. Mine Investment Analysis. Society Of
Mining Engineers, New York.
Kennedy, B.A. 1990. Surface Mining. Society for Mining, Metallurgical & Exploration,
Inc., Littletown, Colorado.

Raimon Kopa. 2010. Panduan Pelaksanaan PLI. Padang: Universitas Negeri


Padang.
Tim Penyusun. 2011. Buku Panduan Penulisan Tugas Akhir/Skripsi. Padang:
Universitas Negeri Padang.
Tim Penyusun. 2013. Buku Pedoman Pengalaman Lapangan Industri
Mahasiswa FT UNP Padang. Padang: Fakultas Teknik Universitas
Negeri Padang.
Wright, Alaphia. E. 1990. Open Pit Mine Design Model. Vol.8, Trans Tech Publication,
Germany.

RENCANA DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

51

DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTA R TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Identifikasi Masalah
C. Perumusan Masalah
D. Batasan Masalah
E. Maksud Dan Tujuan Penelitian
F. Kegunaan Penelitian
BAB II KAJIAN TEORITIS
A. Dasar Teori
B. Pengamatan Lapangan
C. Data yang Diambil
D. Analisis Penyelesaian Masalah
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Diagram Alir Penelitian
B. Pengambilan Sampel
C. Perhitungan Data
BAB IV DATA DAN ANALISIS DATA
BABV KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan

52

B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

You might also like