You are on page 1of 5

ENAMELOPLASTY

2.1

Definisi Enameloplasty
Enameloplasty adalah prosedur menghilangkan tepi yang tajam dan irreguler

pada permukaan enamel dengan membulatkan dan membentuk menjadi groove


yang halus, sehingga membuatnya memiliki kemampuan self-cleansing, permukaan
yang halus, dan memungkinkan untuk dilakukan perawatan konservatif pada tepi
enamel. Enameloplasty tidak hanya bertujuan untuk mencegah karies pada pit, fisur,
dan groove yang dalam, namun juga dilakukan apabila terdapat karies pada bagian
superfisial enamel atau fisur yang kedalamannya kurang dari sepertiga ketebalan
enamel. Enameloplasty tidak memperluas outline form, selain itu enameloplasty
umumnya dibatasi pada satu permukaan saja dan tidak digunakan pada daerah yang
telah dilakukan recontouring (Garg & Garg, 2013; Heymann et al., 2013).

Gambar 1. Enameloplasty: (A) Gigi dengan pit dan fisur yang dalam; (B) Bagian
superfisial dari enamel dihilangkan untuk menghasilkan pit dan fisur yang lebih
membulat sehingga memiliki kemampuan self cleansing (Garg & Garg, 2013).
2.2

Indikasi Enameloplasty
Enameloplasty diindikasikan untuk gigi posterior dengan pit dan fissure yang

dalam dimana pasien beresiko tinggi terhadap karies (Maria et al. 2006).
Enameloplasty diaplikasikan untuk fissure dengan kedalaman < atau 1/3 enamel

namun sering terjadi kegagalan karena adanya edge strength. Enameloplasty juga
dapat digunakan untuk gigi anterior yang berkaitan dengan estetika.
2.3

Teknik Enameloplasty

Tatalaksana Enameloplasty
1. Sebelum mulai mengurangi enamel, sebaiknya terlebih dahulu
mempersiapkan jaringan lunak atau gingiva dengan laser gingivectomy
sehingga mahkota gigi terlihat lebih proporsional dan panjang (Sarver, 2011).

Gambar . Pengukuran Mahkota gigi insisif dan


level gingiva, didapat hasil yaitu mahkota gigi
insisif kiri lebih panjang (Sarver, 2011).

Gambar .Setelah dilakukan Laser


gingivectomy untuk memperbaiki level
gingiva (Sarver, 2011).
2. Setelah gingiva sembuh dan membentuk kembali posisi vertikal, kemudian
prerarasi pengurangan enamel dapat dilakukan. Alat yang digunakan yaitu
Fine Carbide Bur, preparasi dimulai dari bagian mesial dari gigi insisif, pada
bagian kontak antara kedua gigi insisif, sehingga mahkota gigi terlihat lebih
panjang. Proses preparasi dilakukan dengan meletakkan bur pada enamel
dengan gerakan vertikal yang cepat sehingga tidak terjadi akumulasi panas
pada gigi. Tidak disarankan menggunakan anestesi lokal, sehingga dapat
diketahui jika pasien mengalami ketidaknyamanan (Sarver, 2011).

Gambar . Preparasi bagian mesial mahkota gigi


insisif sehingga mahkota tampak lebih panjang.

3. Langkah selanjutnya yaitu membulatkan inciso proximal angle, dengan


menggunakan Fine diamond bur dimulai dari bagian mesial diantara kontak
kedua gigi ke arah insisal.
4. Langkah terakhir yaitu memperhalus atau membentuk kembali embrasure
dengan menggunakan cone-shaped bur mengikuti garis senyum pasien
(Sarver, 2011).

Gambar . Hasil akhir setelah enameloplasty


dan polishing.

5. Setelah preparasi selesai, kemudian mahkota dipoles menggunakan carbide


long flame bur (braessler), diikuti dengan Rubber polishing tip untuk
memperhalus permukaan enamel (sarver, 2011).
2.4

Fungsi Enameloplasty
Enameloplasti adalah prosedur membentuk kembali kontur permukaan enamel

dengan ukuran dan enamel yang diubah secara permanen. Prinsip perlakuan
enameloplasti ialah merubah bentuk enamel sehingga enamel memiliki groove halus
dan mudah dibersihkan. Perawatan ini mudah dilakukan serta memiliki tindakan
invasif yang minimal. Metode ini merupakan teknik yang paling konservatif dengan
hasil maksimal pada struktur gigi sehat agar terbebas dari kerusakan gigi.
Enameloplasti dapat diberikan pada gigi anterior maupun posterior. Perawatan pada
gigi anterior bertujuan untuk meningkatkan estetika gigi atau sebagai persiapan untuk
perawatan lanjutan seperti veneer. Sedangkan enameloplasti yang dilakukan pada lesi

di permukaan pit dan fissure sealant gigi permanen molar dan premolar diberikan
untuk mencegah karies. Selain itu perawatan ini juga dapat dilakukan pada margin
enamel yang ireguler dan tajam agar gigi memiliki bentuk seperti yang diharapkan
(Roberson & Sturdevant, 2002)

DAFTAR PUSTAKA

Garg N, Garg A. 2013. Textbook of Operative Dentistry. New Delhi: Jaypee Brothers
Medical Publishers. p.154.
Heymann HO, Swift EJ, Ritter AV. 2013. Sturdevants Art and Science of Operative
Dentistry. 6th Ed. St. Louis: Mosby Elsevier. p. 146.
Maria A, Cristea I, Andrei I, Andrei M. 2006. Value of enameloplasty as diagnosis
and treatment method of stained occlusal fissures in the first permanent molar.
Bucharest, Romania

Roberson TM, Sturdevant CM. 2002. Fundamentals in Tooth Preparation in


Sturdevants Art & Science of Operative Dentistry. Fourth Edition. St. Louis:
Mosby. p. 289
Sarver D M. 2011. Enameloplasty and Esthetic Finishing in Orthodontics
identification and Treatment on Microesthetic Features in Orthodontics.
Journal of Esthetic Restorative Dentistry. Wiley Periodicals inc. V

You might also like