Professional Documents
Culture Documents
2012 JUNE 12
Posted by vivi_indahseptiyani
Pengukuran
atas
kebangkrutan
perusahaan
juga
dapat
dilakukan
Model Univariate
Menurut Hanafi (2004:655), analisis univariate dilakukan dengan melihat variabel
keuangan yang diperkirakan mempengaruhi atau berkaitan dengan kebangkrutan dengan
menganalisis terpisah. Sedangkan menurut Bappepam (2005), analisis rasio merupakan
salah
satu
cara
ini
yang
pada
umumnya
digunakan investor untuk menghitung dan menganalisis berbagai macam rasio keuangan
seperti modal kerja, rasio-rasio profitabilitas, tingkat hutang atau leverage, dan likuiditas
untuk mendeteksi tanda-tanda kebangkrutan suatu perusahaan, tetapi timbul suatu
permasalahan yaitu masing-masing rasio mempunyai kegunaan dan memberikan indikasi
yang berbeda mengenai kesehatan keuangan perusahaan.
Kadang-kadang rasio-rasio tersebut juga terlihat berlawanan satu sama lain. Oleh
karena itu, jika hanya bergantung pada perhitungan rasio secara individual maka
parainvestor akan mendapat kesulitan dan kebingungan untuk memutuskan apakah
perusahaan dalam kondisi sehat atau sebaliknya.
Pendekatan tunggal (univariate) bisa dipakai untuk memprediksi kesulitan keuangan
dengan asumsi bahwa distribusi variable keuangan untuk perusahaan yang mengalami
kesulitan keuangan berbeda dengan distribusi variable keuangan untuk perusahaan yang
tidak mengalami kebangkrutan.
Penggunaan metode tersebut akan dijelaskan dengan menggunakan contoh berikut
pada tahun 1970, beberapa perusahaan kereta api AS yang cukup besar mengalami
kebangkrutan. Apakah rasio rasio keuangan pada tahun tahun sebelumnya bisa
memperkirakan kebangkrutan tersebut? Berikut ini dua rasio keuangan yang dipilih untuk
melihat apakah kebangkrutan perusahaan kereta api tersebut bisa dilihat melalui rasio
rasio
keuangan
pada
tahun
tahun
sebelumnya.
(1) Rasio biaya transportasi terhadap pendapatan operasional (BT/ PO). Biaya
transportasi merupakan komponen biaya yang terbesar yang terjadi pada perusahaan
kereta api , yang meliputi biaya operasional angkutan kerta, biaya gaji pegawai kereta dan
biaya bahan baker. Pendapatan operasional terutama berasal dari karcis kereta yang terjual
dan juga pendapatan dari beberapa sumber yang lain seperti pendapatan angkutan barang
dan
surat
pos.
(2) Rasio timed interst earned (TIE) yang merupakan rasio EBIT (Earning Before
Taxes)/Interst. Bunga atau interest disini adalah bunga dari kewajiban obligasi. Apabila
diperoleh angka negatif, berarti perusahaan mempunyai earning atau pendapatan yang
negatif.
Teknik penelitian titik cut off mengandung bahaya bahwa karakteristik spesifik
perusahaan perusahaan dalam sample akan sanagat mempengaruhi nilai cut off, dan
dengan demikian titik cut off tersebut tidak representaif untuk perusahaanperusahan
lainnya. Untuk menghindari kemungkinan semacam tersebut, akuirisititik cut off bisa
menggunakan perusahaan perusahaan diluar sampel. Empat variableyang menunjukkan
perbedaaan antara perusahaan yang bangkrut dengan yang tidak bangkrut secara
konsisten adalah:
tingkat retun (rate of return),Perusahaan yang bangkrut mempunyai tingkat return yang lebih
rendah.
Penggunaan hutang. Perusahaan yang bangkrut menggunakan hutang yang lebih tinggi.
Perhintungan terhadap biaya tetap (fixed payment coverage), perusahaan yang bangkrut
mempunyai perlindungan terhadap biaya tetap yang lebih kecil.
Fluktuasi retun saham, perusahaan yang bangkrut mempunyai rata rata return yang lebih
rendah dan mempinyai fluktuasi return saham yang lebih tinggi.
tingkat
pengganguran.
Dengan
bukti
makro
semacam
untuk
ini
multivariate
memprediksi
kebangkrutan.
2)
bisa
kemungkinan
Analisis multivariate menggunakan dua variabel atau lebih secara bersama-sama dalam
satu
persamaan
(Hanafi
2004:656).
Di
bagian
lain
Bappepam
(2005:
19)
mengatakan analisis ini dapat mempermudah analisis atas kondisi keuangan perusahaan
daripada menghitung sekian banyak rasio keuangan secara individuallalu menginterpretasi
masing-masing rasio satu per satu.
Salah satu contoh analisis multivariate yang cukup terkenal adalah model kebangkrutan
yang dikembangkan oleh Edward Altman seorang professor of finance dari New York
University School of Business pada akhir 1960-an yang dikenal dengan Altman Z-score.
Model ini menggunakan analisis keuangan yang dibuat dengan mengkombinasikan lima
rasio keuangan yang berbeda-beda, yaitu (Rasio Modal Kerja/Total Aktiva, Laba
Ditahan/Total Aktiva, Earning Before Income and Tax/Total Aktiva, Nilai Pasar Modal/Nilai
Buku Hutang, Penjualan/Total Aktiva) untuk menentukan potensi atau kemungkinan
bangkrutnya sebuah perusahaan. Dari nilai Z-nya, berdasarkan titik cut-off yang dilaporkan
Altman.
Multiple Discriminant Analysis Altman atau yang biasa disebut Z-score Model Altman
menggunakan rasio keuangan yang mencakup rasio likuiditas perusahaan seperti rasio
lancar, rasio leverage perusahaan seperti rasio hutang terhadap modalnya, rasio
profitabilitas seperti rasio laba bersih terhadap modal atau akumulasi laba ditahan. Dengan
mendasarkan rasio kepada rasio keuangan tersebut, Z-score Model Altman berhasil
dipergunakan untuk mengklasifikasikan perusahaan kedalam kelompok yang mempunyai
kemungkinan yang tinggi untuk bangkrut atau kelompok perusahaan yang kemungkinan
mengalami bangkrut rendah. Z-score Model Altman memungkinkan untuk memperkirakan
kebangkrutan sampai dua tahun sebelum tiba saatnya.
Z-score Model Altman adalah sebagai berikut:
logistik (kadang
disebut
model
logistik
atau
model logit),
2.
Mereduksi sejumlah rasio keuangan kemudian memilih rasio yang paling baik, yang
membedakan perusahaan yang bangkrut dan yang tidak bangkrut.
3.
1.
2.
Aktiva lancar kurang kewajiban lancar terhadap total aktiva ( Current Assets Current
Liabilities to Total Assets)
3.
4.
Terbukanya dunia global diantara bangsa-bangsa bukan merupakan hal positif saja
yang dapat diperoleh, melainkan dampak negatif pun harus dinikmati. Bermula
dengan meluasnya ekonomi dan bisnis internasional dan terbuka lebar di belahan
dunia, semakin mendorong terjadinya resiko bisnis yang semakin besar. Hal
tersebut tidak dapat dipungkiri karena memang transaksi atas kegiatan ekonomi
dan bisnis global banyak dipengaruhi oleh banyak faktor yang tidak pasti, misalnya
saja kurs mata uang. Kurs mata uang merupakan faktor penting yang menetukan
harga sebuah transaksi antar Negara yang melakukan kegiatan ekonomi dan bisnis.
Ketika nilai kurs (dollar) menguat, maka akan memberikan sinyak bagi negaranegara yang melakukan transaksi dengan mata uang dollar akan mengurangi
impornya atau transaksinya, kondisi ini akan merugikan bagi importir.
Kurs mata uang memang krusial posisinya dalam transaksi internasional sehingga
beberapa pelaku bisnis memberikan solusi dengan melakukan kontrak derevatif,
dimana hal ini akan menjawab ketidakpastiaan bisnis yang selama ini menjadi
polemik diantara mereka. Kontrak derevatif melalui lindung nilai akan mengurangi
resiko bisnis karena kontrak ini akan memberikan jaminan bagi pelaku bisnis atas
pergerakan kurs mata uang yang terjadi.
1. B.
APA DEREVATIF?
1. C.
JENIS DEREVATIF?
Derevatif Komoditas
Derevatif Keuangan
1. D.
Menurut Madura (2006) peran dari ekonomi dalam pasar derevatif adalah sebagai
berikut, yaitu;
1)
Risk Transfer
Salah satu fungsi ekonomi derevatif adalah sebagai alat pemindahan resiko
pasar(transfer of market risk) yaitu pemindahan resiko akibat perubahan harga
asset secara drastis atau perubahan harga portofolio asset yang tidak rasional oleh
pihak lain yang ingin menghindari (hedgers) kepada pihak lain yang bersedia dan
mampu mengendalikannya dengan lebih baik (speculators). Derevatif memperbaiki
efisiensi perekonomian dengan memungkinkan pemakai mengenal secara pasti,
mengisolir, dan mengelolah resiko harga dasar.
2)
Prince Discovery
Maksud price discovery dalam hal ini adalah proses terjadinya harga suatu asset
dimana seseorang bersedia membelinya dan orang lain bersedia untuk menjual
asset pada harga tersebut. Jika pasar berjangka (futures) digunakan secara
kompetitif, harga-harga yang terjadi pada bursa berjangka dianggap dan
dipertimbangkan masyarakat sebagai refleksi penawaran dan permintaan suatu
komoditi.
3)
Transaction Integrity
1. E.
Munculnya pasar derevatif merupakan dampak dari kebutuhan pelaku bisnis, yang
sering disebut dengan pengguna pasar deravatif, terdiri dari:
1. Commercial users, adalah pengguna komersial futures dan options meliputi
partisipan pasar tunai (komoditi dan keuangan) yang menggunakan
derevatif untuk melindungi dirinya dari resiko pasar, mengalokasikan
assetnya sehingga dapat melaksanakan operasi usahanya yang utama.
2. Speculator, yang termasuk speculator adalah para peserta yang aktif
dalam perdagangan futures dan options untuk mendapatkan keuntungan
karena adanya pergerakan harga. Kelompok ini terdiri dari pengelola dan
berjangka pelanggan besar dan kecil pada perusahaan efek, pedagang
harta benda di bank komersial, dan perusahaan efek. Seorang speculatordi
dalam perdagangan kontrak berjangka mempunyai satu tujuan, yaitu
mendapatkan keuntungan (profit) dari keberhasilannya mengantisipasi
pergerakan harga.
3. Professional user, kelompok yang termasuk dalam pengguna professional
adalah meliputi perusahaan pialang, perusahaan pembuat harga dan
perusahaan yang melakukan operasi arbitrase (Madura: 2006).
1. F.
INSTRUMENT DEREVATIF
1)
Forward Contract
Menurut Siahaan (2008) definisi dari forward contract atau kontrak penyerahan
kemudian adalah perjanjian antara dua pihak, dimana satu pihak diwajibkan
menyerahkan sejumlah asset tertentu pada tanggal tertentu yang akan datang dan
pihak lainnya wajib membayar sesuai dengan jumlah tertentu yang dikenakan atas
asset pada tanggal penyerahan. Sebagai kesepakatan pribadi antara dua
pihak,forward contract diatur secara khusus untuk memenuhi kebutuhan masingmasing pihak, oleh karena itu sifatnya disebut private (bergantung pada pribadi
kedua belah pihak). Tujuan dari kontrak ini adalah untuk melindungi kedua belah
pihak dari fluktuasi nilai asset yang mungkin terjadi selama kurun waktu tertentu,
yaitu sejak kontrak ditandatangani hingga penyerahan atau pembayaran yang
dilakukan.
2) Future Contract
Menurut Hull (2006) kontrak berjangka merupakan perjanjian atau kesepakatan
untuk membeli atau menjual asset tertentu pada saat tententu dengan atau pada
harga tertentu dalam kurun waktu tertentu di masa yang akan datang. Hal ini
senada dengan definisi menurut Eiteman, dkk (2010) Kontrak future adalah sebuah
alternatif dari kontrak forward yang menuntut penyerahan suatu jumlah faluta
asing standar di masa depan dengan waktu, tempat, dan harga yang sudah
ditentukan.
Future contract berbeda dengan forward contract dimana future contractbentuknya
sudah standard (sudah dibuat baku), telah disekuritisasi dan diperdagangkan di
pasar tententu, di tengah-tengah masyarakat. Kontrak tidak dilakukan secara
pribadi oleh dua pihak, tetapi dilakukan melalui bursa yang terorganisir.
3) Kontrak Opsi
Kontrak opsi pada dasarnya dibedakan menjadi dua macam, yaitu calls sebagai hak
beli dan puts sebagai hak jual. Pembeli calls atau pemilik calls memiliki hak
membeli asset tertentu pada harga tertentu dan tanggal tertentu di masa yang
akan datang. Sebaiknya pembeli put atau pemilik put memiliki hak menjual asset
tertentu pada harga tertentu dan pada tanggal tertentu di masa yang akan
datang. Harga dalam kontrak disebut strike price atau exercise price, dan tanggal
pada kontrak disebut maturity date. Gaya opsi ini ada dua, gaya Eropa dan gaya
Amerika. Opsi eropa dapat diexercise hanya persis pada tanggal jatuh tempo saja,
sedangkan opsi Amerika dapat diexercise kapan saja sepanjang hidup opsi atau
selama opsi belum jatuh tempo maupun persis pada tanggal jatuh tempo.
4) Swaps Contract
Merupakan kesepakatan antara dua pihak atau perusahaan untuk saling
mempertahankan arus kas di masa tertentu (selama kurun waktu tertentu) yang
akan datang. Kesepakatan ini ditentukan secara spesifik tanggal pembayaran tunai
dan cara menghitung jumlah tunai yang akan saling dipertukarkan (dibayarkan
masing-masing pihak). Biasanya di dalam perhitungan telah dipertimbangkan nilai
yang akan datang, tingkat bunga, kurs mata uang, dan variabel-variabel lainnya
yang relevan.
1. G.
Menurut PSAK 55 Derivatif adalah suatu instrumen keuangan atau kontrak lain
dengan tiga karakteristik berikut ini:
1. Memiliki:
1.
a.
dan
2.
b.
4.
2.
Pada awal timbulnya lindung nilai atas nilai wajar komitmen pasti,
entitas harus menyusun dokumentasi formal yang mencakup
penetapan metode pengakuan laba/rugi yang timbul dari komitmen
3.
Baik pada awal timbulnya lindung nilai maupun selama periode lindung
nilai, hubungan lindung nilai diharapkan efektif untuk saling
menghapuskan perubahan nilai wajar yang disebabkan oleh risiko yang
dilindung nilai selama periode dimana lindung nilai berlaku. Penilaian
terhadap efektivitas diperlukan pada saat laporan keuangan atau
laporan rugi laba disajikan, dan paling tidak dilakukan setiap tiga bulan.
Apabila instrumen lindung nilai (seperti kontrak opsi atthe-money)
memungkinkan saling menghapuskan satu sisi laba/ rugi dari risiko
yang dilindung nilainya, kenaikan (atau penurunan) nilai wajar
instrumen lindung nilai diharapkan efektif dalam mengoffset penurunan
(atau kenaikan) nilai wajar transaksi/saldo yang dilindung nilainya.
Seluruh penilaian efektivitas harus konsisten dengan strategi
pengelolaan risiko yang didokumentasikan untuk hubungan lindung
nilai tertentu.
4.
2.
1)
Persentase tertentu dari seluruh aktiva atau kewajiban (atau dari seluruh
portofolio)
2)
Satu atau lebih arus kas kontraktual tertentu (seperti bagian dari aktiva atau
kewajiban yang merupakan nilai sekarang dari pembayaran bunga selama dua
tahun pertama dari instrumen pinjaman untuk periode empat tahun)
3)
Opsi jual (put option), opsi beli (call option), tingkat bunga
Apabila seluruh aktiva atau kewajiban merupakan instrumen dengan arus kas
variabel, transaksi/saldo yang dilindung nilai tidak dapat dianggap sebagai arus kas
tetap yang dituliskan dengan arus kas variabel secara implisit (implicit fixed-tovariable swap).
1. Aktiva/kewajiban yang dilindungi mengandung risiko perubahan nilai wajar
yang dapat mempengaruhi pendapatan yang dilaporkan.
2. Aktiva/kewajiban yang dilindungi bukan (1) aktiva atau kewajiban yang
dinilai kembali berdasarkan perubahan nilai wajar yang diakibatkan risiko
yang dilindungi yang dilaporkan pada pendapatan periode berjalan
(contoh, apabila risiko valuta asing dilindung nilainya, aktiva dalam valuta
asing dimana laba atau rugi transaksi valuta asing diakui sebagai
pendapatan), (2) suatu investasi dicatat dengan metode ekuitas sesuai
dengan persyaratan dalam PSAK 14, (3) ke-laba atau rugi atas nilai wajar
yang memenuhi persyaratan lindung nilai harus diperhitungkan sebagai
berikut:
1)
Laba atau rugi instrumen lindung nilai harus diakui dalam pendapatan periode
berjalan.
2)
Laba atau rugi (perubahan nilai wajar) dari aktiva/kewajiban yang dilindungi
PENURUNAN NILAI
Persyaratan untuk penurunan nilai diterapkan setelah akuntansi lindung nilai
diterapkan selama periode tertentu dan nilai tercatat dari aktiva atau kewajiban
yang dilindung nilainya telah disesuaikan menurut paragraph 33 pernyataan ini.
Karena instrumen lindung nilai diakui secara terpisah dari aktiva atau kewajiban,
nilai wajar atau arus kas yang diharapkan tidak dipertimbangkan dalam penerapan
persyaratan penurunan nilai terhadap aktiva atau kewajiban yang dilindungi
nilainya.
1. a.
Suatu entitas dapat memperlakukan instrumen derivatif sebagai lindung nilai atas
risiko fluktuasi jumlah arus kas pada masa yang akan datang yang diakibatkan
risko tertentu, dan dapat dikaitkan dengan aktiva dan kewajiban yang diakui.
Secara spesifik, lindung nilai arus kas yang memenuhi syarat dapat di
pertanggungjawabkan sebagai berikut:
1. Jika strategi manajemen yang ditentukan oleh entitas untuk suatu
hubungan maka komponen laba atau rugi yang dikecualikan akan diakui
dalam laporan laba atua rugi periode berjalan
2. Laba atau rugi harus diakui dalam laporan laba rugi atas sisa laba atau
rugi
Akumulasi pendapatan komprehensif lain yang diakui sebagai bagian ekuitas secara
terpisah yang berhubungan dengan transaksi yang dilindungi harus disesuaikan ke
saldo yang paling rendah dari hal berikut ini:
1. Laba atau rugi kumulatif dari transaksi derivatif
2. Bagian dari laba atau rugi kumulatif diakui sebagai bagian ekuitas terpisah
ke laporan laba rugi
3. b.
Suatu entitas dapat melakukan lindung nilai atas risiko valuta asing, seperti:
1. Lindung nilai atas nilai wajar dari suatu komitmen yang belum diakui atau
dari surat berharga yang tersedia untuk dijual
2. Lindung nilai arus kas dari transaksi dalam valuta asing yang diperkirakan
akan terjadi
3. Lindung nilai atas nilai investasi bersih dalam kegiatan usaha di luar negeri.
PENGUNGKAPAN
Suatu entitas yang memiliki atau menerbitkan instrument derivatif (atau nonderivatif yang ditujukan untuk dan memenuhi syarat sebagai instrumen lindung
nilai harus mengungkapkan tujuan pemilikan atau penerbitan instrumen tersebut,
latar belakang yang diperlukan untuk memahami tujuan tersebut, dan strategi
untuk mencapai tujuan tersebut. Penjelasan yang dibuat harus dapat membedakan
antara instrumen derivatif (dan instrumen nonderivatif) yang ditujukan sebagai
instrumen lindung nilai wajar, instrument derivatif yang ditujukan sebagai
instrumen lindung nilai arus kas, instrumen derivatif (dan instrumen non-derivatif)
yang ditujukan sebagai instrumen lindung nilai atas risiko valuta asing dari investasi
bersih pada kegiatan usaha di luar negeri, dan derivatif yang lain.
Penjelasan tersebut juga harus mengindikasikan kebijakan manajemen risiko
entitas yang bersangkutan untuk setiap jenis lindung nilai, termasuk penjelasan
mengenai aktiva/kewajiban dan jenis transaksi yang dilindungi. Untuk instrumen
derivatif yang tidak ditujukan sebagai instrumen lindung nilai, penjelasan yang
dibuat harus menyatakan tujuan dari aktivitas derivatif yang dilakukan.
Pengungkapan kualitatif mengenai tujuan dan strategi entitas tersebut untuk
penggunaan instrumen derivatif akan lebih bermanfaat jika tujuan dan strategi
dijelaskan sehubungan dengan profil manajemen risiko keseluruhan dari entitas
menimbulkan laba atau rugi transaksi valuta asing sesuai dengan PSAK 10, yang
ditujukan untuk dan telah memenuhi syarat sebagai instrumen lindung nilai wajar
untuk masing-masing aktiva/kewajiban yang dilindungi Laba/rugi bersih yang diakui
dalam periode pelaporan yang mencerminkan :
Jumlah laba/rugi bersih yang diakui pada saat komitmen yang dilindungi tidak
a)
(a) ketidakefektifan suatu lindung nilai dan (b) komponen laba atau rugi instrumen
derivatif, jika ada, yang dikecualikan dari penilaian efektivitas suatu lindung nilai
dan penjelasan mengenai dimana laba atau rugi bersih dilaporkan, dalam laporan
laba/rugi atau dalam laporan kinerja keuangan yang lain.
b)
Jangka waktu maksimum lindung nilai atas risiko fluktuasi arus kas pada
masa yang akan datang untuk transaksi yang diperkirakan akan terjadi kecuali
perkiraan transaksi yang berhubungan dengan pembayaran beban bunga
mengambang atas instrumen keuangan yang ada.
d)
Jumlah laba atau rugi yang direklasifikasi sebagai laba/ rugi akibat dari
dihentikannya lindung nilai arus kas, karena terdapat kemungkinan bahwa transaksi
yang diperkirakan, tidak akan terjadi. Lindung nilai atas investasi bersih pada
kegiatan usaha di luar negeri
1. Untuk instrumen derivatif, dan instrumen non-derivatif yang dapat
menimbulkan laba atau rugi transaksi valuta asing, yang ditujukan untuk
dan memenuhi persyaratan sebagai instrument lindung nilai risiko valuta
asing atas investasi bersih pada kegiatan usaha luar negeri, jumlah bersih
laba/rugi yang dimasukkan dalam penyesuaian penjabaran kumulatif
(cumulative translation adjustments) selama periode pelaporan
diungkapkan.
Pengungkapan kuantitatif atas transaksi derivatif akan lebih bermanfaat, dan
kemungkinan terjadinya salah pengertian dapat dikurangi, jika informasi serupa
mengenai instrumen keuangan lainnya atau aktiva dan kewajiban non-keuangan
yang berkaitan dengan instrumen derivatif karena suatu aktivitas, juga
diungkapkan.
Sehubungan dengan hal tersebut, dalam situasi demikian, suatu entitas disarankan,
namun tidak diharuskan untuk memberikan suatu gambaran yang lebih lengkap
mengenai aktivitasnya dengan mengungkapkan informasi yang dibutuhkan.
Marwan Batubara Anggota DPD RI Sewaktu posisi Dirut Indosat kosong karena
diangkatnya Widya Purnama menjadi Dirut Pertamina (2004), pemerintah berupaya
menempatkan pengganti. Namun Temasek menolak. Komisaris Utama Indosat,
Peter Seah, mengatakan, Posisi Dirut Indosat dikosongkan karena calon-calon
yang ada tidak memenuhi kualifikasi. Kita paham itu memang hak Temasek
sebagai pemegang saham mayoritas. Tapi hal ini dapat juga dianggap menistakan
kemampuan SDM Indonesia.
Sadarkah kita bahwa asing telah sedemikian menentukan pada sektor strategis
negara? Meskipun divestasi Indosat pada bulan Desember 2002 telah dilakukan
dengan melanggar aturan, kita belum melihat upaya menyeluruh untuk
menuntaskannya. Justru kita tersentak dengan temuan Anggota DPR Dradjad H
Wibowo yang menyatakan bahwa transaksi derivatif Indosat berpotensi merugikan
negara hingga Rp 323 miliar. Kita khawatir temuan terbaru tentang Indosat inipun
akhirnya akan hilang tanpa penyelidikan yang tuntas. Me! Mengapa semua ini bisa
terjadi? Kita khawatir memang ada oknum yang terus melindungi dan bekerja
untuk kepentingan Temasek. Selalu mentok Saat Iluni UI Jakarta melaporkan kasus
divestasi Indosat ke Kejaksaan Agung pada awal 2003, kita menaruh harapan besar
mengingat antusiasnya Tim Kejasaan Agung meminta keterangan dan informasi.
Namun setelah dua kali diundang ke Kejaksaan Agung, Iluni justru diminta
mendengarkan presentasi hasil penyidikan yang menyimpulkan tidak adanya
pelanggaran dan kerugian negara. Yang mengagetkan, Tim Kejagung menolak
untuk menyerahkan hasil penyelidikan tersebut kepada Iluni. Kejagung pun tidak
pernah menyampaikan kesimpulan penyelidikannya kepada publik. Selain kepada
Kejagung, Iluni UI juga mengajukan gugatan actio popularis 133 tokoh nasional ke
Pengadilan Negeri Jakarta Pusat pada 2004. Gugatan ini ditolak dengan alasan
konsep gugatan actio popularis tidak diatur dalam perundang-undangan Indonesia.
Gugatan kembali ditolak dengan alasan yang sama saat banding diajukan ke
Pengadilan Tinggi Jakarta (2005) dan kasasi ke Mahkamah Agung (2006).
Ketiga lembaga peradilan tersebut tidak pernah memeriksa esensi materi gugatan
berupa pelanggaran hukum dan kerugian negara, kecuali menolak karena tidak
adanya aturan perundangan. Padahal bentuk gugatan actio popularis sudah pernah
(2002) diajukan oleh suatu kelompok masyarakat dalam kasus TKI Nunukan, dan
pengadilan memenangkan gugatan tersebut. Sekarang KPPU sedang giat-giatnya
menyelidiki dugaan pelanggaran terhadap UU No 5 Tahun 1999 tentang Larangan
Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat oleh Temasek di Indosat dan
Telkomsel. Kita mencatat banyaknya penolakan pakar dan pengamat atas langkah
itu. Ada pula yang menuduh KPPU ditunggangi oleh pihak tertentu. Bahkan ada
pula sejumlah berita yang menunjukkan pembelaan kepada Temasek. Mudahmudahan KPPU tetap tegar untuk menuntaskan tugasnya dan menghasilkan
keputusan yang mengutamakan kepentingan nasional. Kita tidak anti-investor asing
dan tidak pula mengabaikan proses tender yang telah dilakukan. Kita justru
mendukung langkah-langkah tersebut demi perbaikan ekonomi, sepanjang itu
dilakukan sejalan dengan amanat konstitusi. Kita menolak keras oknum-oknum
yang melindungi investror asing yang telah melanggar hukum, termasuk yang
bekerja menjadi antek asing. Kita tidak sependapat dengan pernyataan tokoh dan
beberapa tulisan yang mengatakan pembelian saham Telkomsel dan Indosat telah
melalui proses tender, dan harus dihormati. Apakah disadari bahwa justru Temasek
telah melakukan konspirasi jahat dan berbagai pelanggaran hukum dalam divestasi
Indosat? Saat ini tindakan manipulatif juga masih berlangsung di perusahaan
tersebut. Penggunaan ICL sebagai SPV dalam pembelian saham Indosat jelas
melanggar Pasal 90 UU No 8/1995. Mengapa para tokoh ini diam? Jangan-jangan
memang banyak orang-orang Indonesia yang bekerja untuk asing dengan
berlindung di balik berbagai alasan yang sengaja ditiupkan oleh investor asing
bersama kompradornya untuk mengamankan kepentingan. Dalam kasus transaksi
derivatif Indosat, management letter dari auditor eksternal Indosat (Earnst &
Young) kepada manajemen Indosat, pada 2004 dan 2005, telah menyatakan bahwa
Indosat tidak memiliki kebijakan formal manajemen risiko atas transaksi derivatif
yang dilakukan perusahaan. Akibatnya auditor tidak dapat menemukan adanya
dokumentasi formal atas analisis keefektifan aktivitas lindung nilai yang diklaim
telah dilakukan. Atas temuan tersebut, Earnst & Young sudah dua kali
mengingatkan manajemen Indosat untuk membenahi kebijakan formal manajemen
risiko atas instrumen derivatif. Aktivitas hedging Indosat yang tidak memenuhi
persyaratan PSAK, tidak dapat dikategorikan sebagai hedging. Oleh sebab itu, kita
mempertanyakan pernyataan Ketua Bapepam, Fuad Rahmany, yang mengatakan
bahwa berdasarkan keterangan manajemen Indosat dan akuntan publik,
disimpulkan tidak ada pelanggaran (Investor Daily, 8 Juni 2007). Fuad mengatakan
Bapepam akan menelaah kasus tersebut. Kalau memang masih menelaah,
mengapa dikatakan kesimpulan yang berisi tidak ada pelanggaran? Apakah ini
dilakukan dalam rangka menggiring opini untuk kepentingan Temasek? Apakah
Bapepam menilai wajar jika auditor sekelas Earnst & Young sampai setiap
tahun harus mengingatkan manajemen Indosat mengenai kelemahan material yang
terjadi dalam transaksi derivatif ini? Apakah Bapepam sudah memeriksa Earnst
& Young dalam kasus ini? Kita meminta Bapepam bekerja objektif dan
independen dari pengamanan kepentingan Temasek atas nama keamanan investasi
asing. Meskipun Earnst & Young sudah menyimpulkan bahwa transaksi
derivatif Indosat bukan hedging, Direktur Keuangan Indosat, Wong Heang Tuck,
berkali-kali mencoba meyakinkan publik dan Bapepam bahwa itu adalah hedging.
Padahal kasus-kasus seperti ini telah membangkrutkan Bank Exim akibat kerugian
2,23 miliar dolar AS (sekitar Rp 20 triliun), juga membangkrutkan Bank Duta pada
tahun 1991. Oleh sebab itu tidak salah jika banyak pakar menyatakan bahwa
transaksi derivatif seperti ini merupakan pelanggaran hukum berat yang pelakunya
harus dipidanakan. Prospek buram Kita perhatikan cukup banyak oknum yang
secara sadar atau tidak, telah bekerja untuk kepentingan asing dengan melanggar
berbagai aturan dan mengabaikan kepentingan negara. Hasilnya, berbagai sektor
strategis kita sudah dukuasai asing, sehingga tidak dapat mendatangkan
keuntungan yang sebesar-besarnya bagi kesejahteraan rakyat. Di sisi lain, tidak
sedikit elemen masyarakat yang melakukan advokasi agar lembaga-lembaga terkait
melakukan perbaikan dan para oknum penyeleweng diusut tuntas dan dituntut
secara hukum. Namun, oknum-oknum yang memiliki jaringan luas, serta didukung
oleh si penjajah itu demikian kuat untuk dihadapi. Akibatnya, penjajahan tersebut
akan terus berlangsung dan kita hanya akan menjadi pekerja dan kuli di negeri
sendiri. Bagaimanakah prospek penyelesaian kasus derivatif dan penggelapan pajak
Indosat? Tampaknya, kalau kita tidak punya harga diri kasus tersebut akan lenyap
seiring dengan berjalannya waktu. Ikhtisar Penyelesaian dugaan pelanggaran
hukum yang terj!
adi dalam penjualan Indosat belum terlihat bakal diselesaikan dengan serius.
Beberapa upaya hukum yang ditempuh banyak pihak selalu menemukan jalan
buntu. Masuknya investor asing sebenarnya tidak jadi soal jika berlangsung sesuai
hukum. Kita melihat banyak oknum yang secara sadar atau tidak telah bekerja
untuk kepentingan asing.
https://mikoedoankz.wordpress.com/2013/11/14/derivatif-lindung-nilai/