Professional Documents
Culture Documents
DISUSUN OLEH
HENDRA WAHYU SETIONO
131411123004
NUR ISMAIL
131411123019
LULUK ANGGARANI
131411123035
SIWI SABDASIH
131411123052
AZIZS NURULHUDA
131411123068
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Empat faktor yang memengaruhi status kesehatan seseorang, yaitu herediter
(keturunan), layanan kesehatan, lingkungan, dan perilaku. Dari keempat faktor tersebut,
yang mempunyai andil besar dalam derajat kesehatan adalah faktor lingkungan (45%)
dan faktor perilaku (30%). Kedua faktor tersebut sangat berkaitan erat. Lingkungan bisa
sehat jika perilaku masyarakatnya sehat. Status kesehatan akan tercapai secara optimal
jika keempat factor secara bersama-sama memiliki kondisi yang optimal pula (Asmadi,
2008). Dalam penyelenggaraan upaya kesehatan, ibu dan anak merupakan anggota
keluarga yang perlu mendapatkan prioritas. Oleh karena itu, upaya peningkatan
kesehatan ibu dan anak mendapat perhatian khusus. Penilaian terhada status kesehatan
dan kinerja upaya kesehatan ibu penting untuk dilakuka pemantauan. Hal tersebut
dikarenakan Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator yang peka
dalam menggambarkan kesejahteraan masyarakat di suatu negara.
Kematian ibu adalah kematian selama kehamilan atau dalam periode 42 hari
setelah berakhirnya kehamilan, akibat semua sebab yang terkait dengan atau diperberat
oleh kehamilan atau penanganannya, tetapi bukan disebabkan oleh kecelakaan / cidera.
WHO memperkirakan 800 perempuan meninggal setiap harinya akibat komplikasi
kehamilan dan proses kelahiran. Sekitar 99% dari seluruh kematian ibu terjadi di negara
berkembang. Sekitar 80% kematian maternal merupakan akibat meningkatnya
komplikasi selama kehamilan, persalinan, dan setelah persalinan (WHO, 2014).
Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012,
angka kematian ibu di Indonesia masih tinggi sebesar 359 per 100.000 kelahiran hidup.
Angka ini sedikit menurun jika dibandingkan dengan SDKI tahun 1991, yaitu sebesar
390 per 100.000 kelahiran hidup. Angka ini sedikit menurun meskipun tidak terlalu
signifikan. Target global MDGs (Millenium Development Goals) ke-5 adalah
menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) menjadi 102 per 100.000 kelahiran hidup pada
tahun 2015.
Selain AKI, salah satu masalah yang masih tinggi dialami oleh negara
Indonesia ialah masalah gizi kurang terutama dalam pemberian Air Susu Ibu (ASI),
angka kesakitan dan kematian pada bayi (ABI) dan anak-anak. Kendala dalam
pemberian ASI telah diidentifikasi, diantaranya mencakup faktor-faktor seperti
kurangnya informasi, praktik-praktik rumah sakit yang kurang tepat seperti
memberikan air dan suplemen untuk bayi tanpa ada kebutuhan medis, kurangnya
perawatan tindak lanjut pada awal periode pasca melahirkan, ibu bekerja, kurangnya
dukungan sosial yang luas. Pada awal kehidupan sampai bayi berusia enam bulan,
ASI eksklusif tanpa bahan makanan lain sangat penting bagi pertumbuhan dan
perkembangan baik fisik maupun psikologis bayi karena dalam ASI mengandung
banyak zat-zat gizi yang mencukupi kebutuhan kelangsungan hidup bayi. Setelah
enam bulan ASI hanya berfungsi sebagai sumber protein vitamin dan mineral utama
untuk bayi yang mendapat makanan tambahan yang tertumpu pada beras.
. Mengacu dari kondisi saat ini, potensi untuk mencapai target MDGs ke-5
untuk menurunkan AKI adalah off-track, artinya diperlukan kerja keras dan sungguhsungguh untuk mencapainya.Pemerintah bersama masyarakat bertanggung jawab
untuk menjamin bahwa setiap ibu memiliki akses terhadap pelayanan kesehatan ibu
yang berkualitas, mulai dari saat hamil, pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan
terlatih, dan perawatan pasca persalinan bagi ibu dan bayi, perawatan khusus dan
rujukan jika terjadi komplikasi, serta akses terhadap keluarga berencana. Promosi
kesehatan pada ibu hamil dan busui/buteki bertujuan untuk meningkatkan kesadaran
dan kemampuan hidup sehat bagi ibu hamil dan bayi agar terwujud derajat kesehatan
yang optimal. Diharapkan dengan penyuluhan dan informasi dari petugas/pelayanan
kesehatan, setiap ibu hamil dapat menjalani kehamilannya dengan tenang serta siap
menghadapi persalinan. Dan bayi dapat memperoleh nutrisi dan zat-zat gizi untuk
mencapai derajat kesehatan yang optimal.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Mahasiswa mampu mengerti dan memahami tentang promosi kesehatan pada ibu
1.2.2
2.1
cemas apakah bayinya dapat lahir lancar, sehat atau cacat. Ibu juga amat bahagia
menyongsong kelahiran bayinya yang di idam-idamkannya.
Disamping itu ibu merasakan takut terhadap darah, takut sakit, takut terjadi
gangguan waktu melahirkan, bahkan takut mati. Kecemasan ayah juga tidak
boleh diabaikan. Kecemasan ayah hampir sama besarnya dengan kecemasan ibu
yang melahirkan, hanya berbeda sang ayah tidak secara langsung merasakan
efeknya dari kehamilan.
B. Tanda-Tanda Permulaan Persalinan
Sebelum terjadi persalinan sebenarnya beberapa minggu sebelumnya wanita
memasuki bulannyaatau minggunya atau harinya yang di sebut kala
pendahuluan (prepatory stage of labord). Ini memberikan tanda-tanda sebagai
berikut :
1. Lightening atau settling atau dropping yaitu kepala turun memasuki pintu atas
panggul terutama pada primigravida. Pada multipara tidak begitu terlihat.
2. Perut kelihatan lebih melebar,fundus uteri turun.
3. Perasaan sering-sering atau susah kencing (polakisuria) karena kandung kemih
tertekan oleh bagian terbawah janin.
4. Perasaan sakit di perut dan di pinggang oleh adanya kontraksi-kontraksi lemah
dari uterus kadang-kadang di sebut false labor pains
5. Serviks menjadi lembek,mulai mendatar dan setresinya bertambah bisa
bercampur darah (bloody show).
C. Tanda-Tanda Inpartu
Rasa sakit oleh adanya his yang datang lebih kuat sering dan teratur.Keluarnya
lendir bercampur darah yang labih banyak karena robekan-robekan kecil pada
serviks.Kadang-kadang ketuban pecah dengan sendirinya. Pada pemeriksaan dalam:
serviks mendatar dan pembukaan telah ada. Seperti telah di kemukakan
terdahulu,faktor-faktor yang berperan dalam persalinan adalah :
1. His (kontraksi uterus)
2. Kontraksi otot-otot dinding perut
3. Kontraksi diafragma
4. Faktor janin
5. Faktor jalan lahir
D. Persiapan Persalinan
Beritahu ibu mengenai persiapan persalinan meliputi: biaya persalinan,
rencana tempat bersalin (di bidan atau rumah sakit), siapa yang akan menolong
(bidan atau dokter spesialis kandungan), sarana transportasi. Dipersiapkan juga satu
buah tas yang berisi perlengkapan bayi seperti: popok,baju bayi, minyak telon, kayu
putih, talk, selimut, selendang, dan perlengkapan untuk ibu seperti: baju ganti,
pakaian dalam, pembalut, kain panjang, dan lain-lain.
E. Pelaksanaan Komunikasi Pada Ibu Melahirkan
Melihat berbagai bentuk kecemasan yang muncul pada ibu yang akan
melahirkan dan juga pada suami yang menunggunya maka orientassi pelayanan
bukan hanya ditujukan pada sang ibu juga sekaligus iatan-kegiatan kepada sang
suami. Ibu di tuntun untuk melakukan kegiatan yang menunjang proses pelontaran/
kelahiran bayi. dalam kelahiran normal ada dua faktor yang harus dipertimbangkan
yaitu: Status resiko kehamilan dan kemajuan persalinan dan pelahiran.
F. Tujuan Perawatan & Tugas Pemberian Perawatan Dalam Kelahiran Normal
Tujuan perawatan adalah mendapatkan ibu dan anak yang sehat dengan
tingkat intervensi sedikit mungkin yang memperhatikan keselamatan. Pendekatan
ini menyiratkan bahwa dalam kelahiran normal, harus ada alasan yang sahih jika
akan mencampuri proses alami. Ada empat tugas pemberian perawatan yaitu:
1. Mendukung wanita, pasangannya, dan keluarga selama persalinan, saat ia
melahirkan dan pada periode selanjutnya.
2. Mengobservasi wanita yang bersalin, memantau kondisi janin dan kondisi bayi
setelah lahir, mengkaji faktor resiko, mendeteksi masalah sedini mungkin.
3. Melakukan intervensi minor jika diperlukan, seperti amniotomi, dan episiotomi,
perawatan bayi baru lahir.
4. Merujuk ke tingkat perawatan yang lebih tinggi jika faktor resiko menjadi jelas
atau terjadi komplikasi yang memperkuat perujukan
G. Aspek-Aspek Promosi Kesehatan Pada Ibu Hamil Dan Melahirkan
1. Imunisasi
Pada masa kehamilan ibu hamil diharuskan melakukan imunisasi tetanus
toksoid (TT). Gunanya pada antenatal dapat menurunkan kemungkinan
kematian bayi karena tetanus. Selain itu juga dapat mencegah kematian ibu
yang disebabkan oleh tetanus. Menurut WHO seorang ibu tidak pernah
diberikan imunisasi tetanus, sedikitnya 2x injeksi selama kehamilan (I pada saat
kunjungan antenatal I dan II pada 2 minggu kemudian). Karena imunisasi ini
sangat penting, maka setiap ibu hamil hendaknya mengetahui dan mendapat
informasi yang benar tentang imunisasi TT. Petugas kesehatan harus berusaha
program ini terlaksana.
2. Senam Hamil
gizi
diperlukan
untuk
menunjang
pertumbuhan
dan
mandi, sentuhan dan pijatan. Ada pula wanita yang memngatasi nyeri dengan
cara relaksasi yang di lakukan secara verbal, menjauhkan wanita dari nyerinya
secara hipnotis, musik dan umpan balik biologis.
Semua budaya mempunyai cara masing-masing untuk membantu dan
memimpin persalinan. Beberapa budaya tersebut menjelaskan kebiasaannya
dengan cara sihir, yang lain mencoba memberi penjelasan yang lebih masuk
akal yentang sistem yang di terapkan. Ciri umum dari metode-metode ini adalah
pemberian perhatian yang intens kepada wanita selama persalinan dan
melahirkan. Mengkin inilah alasan mengapa begitu banyak wanita hamil merasa
metode ini nyaman dan banyak membantu. Laporan yang menyebut bahwa
wanita merasa metode tersebut membuat nyaman baru merupakan hasil
observasi. Meskipun wanita yang mengalami peredaan nyeri dengan metodemetode tersebut dapat di benarkan. Pelatihan dalam melakukan konseling atau
promosi kesehatan dan keterampilan komunikasi interpersonal sangat penting
untuk semua yang merawat wanita usia reproduktif
9. Memantau Janin Selama Persalinan
Memantau kesejahteraan janin adalah bagian bagian perawatan yang penting
selama persalinan. Metode pilihan untuk pemantauan janin selama persalinan
normal adalah auskultasi intermiten. Perawatan secara individual pada wanita
melahirkan sangat esensial dan bisa dilakukan dengan lebih mudah melalui
kontak pribadi saat melakukan auskultasi secara teratur. Hanya pada wanita
dengan peningkatan resiko mesalnya pada persalinan yang diinduksi atau
diaugmentasi, komplikasi oleh cairan amnion yang tercemar oleh mekonium,
atau oleh faktor resiko lain. Maka pemantauan elktronik dan dan konseling
menjadi bermanfaat.
10. Kebersihan
Di manapun proses persalinan dan melahirkan ditangani, kebersihan adalah
kebutuhan yang paling penting dan utama. Sterilisasi yang biasa di gunakan di
kamar operasi tidak diperlukan tetapi kuku harus pendek dan bersih serta tangan
harus di cuci dengan air sabun secara cermat. Beberapa tindakan harus diambil
selama persalinan untuk mencegah kemungkinan infeksi pada wanita dan atau
penolong persalinan. Tindakan ini meliputi penghindaran kontak langsung
dengan darah dan cairan tubuh lain, penggunaan sarung tangan selama
pemeriksaan vagina, selama pelahiran bayi, dan dalam penanganan plasenta.
Penting
untuk
mengurangi
kemungkinan
terjadinya
infeksi
dengan
Fasilitas
Pelayanan
Kesehatan
Ibu.
Tahun
1990
3.
merangsang
pertumbuhan
mikroorganisme
yang
dapat
e. Proses pemberian ASI dapat menjalin hubungan psikologis antara ibu dan
bayi.
Selain memberikan kebaikan bagi bayi, menyusui dengan bayi juga dapat
memberikan manfaat bagi ibu, yaitu:
a. Suatu rasa kebanggaan dari ibu, bahwa ia dapat memberikan kehidupan
kepada bayinya
b. Hubungan yang lebih erat karena secara alamiah terjadi kontak kulit yang
erat, bagi perkembangan psikis dan emosional antara ibu dan anak
c. Dengan menyusui bagi rahim ibu akan berkontraksi yang dapat
menyebabkan pengembalian keukuran sebelum hamil
d. Mempercepat berhentinya pendarahan post partum
4.
5.
Membersihkan puting susu dengan air atau minyak, sehingga epitel yang
lepas tidak menumpuk.
b.
7.
8.
9.
b. Keluarga
Melengkapi pengetahuan seputar pemberian ASI dan kegiatan menyusui,
memberikan pujian, semangat dan dorongan agar ibu bisa percaya diri
untuk menyusui, membantu dalam perawatan bayi.
c. Tenaga Kesehatan
Tidak mempromosikan susu formula, memberi informasi yang tepat tentang
ASI dan seputar kegiatan menyusui, memberikan semangat dan dorongan
agar para ibu memberikan ASI Eksklusif kepada bayi mereka, dan
menyusui diteruskan sampai bayi berusia 2 tahun atau lebih, dan memahami
ciri-ciri tumbuh kembang bayi/anak ASI.
d. Lingkungan Kerja / Kantor
Menerapkan kebijakan kantor yang ramah terhadap pegawai perempuan
yang menyusui, menyediakan ruang menyusui, memberikan waktu untuk
memerah/menyusui langsung bila menyusui harus dilakukan selama waktu
kerja.
e. Sesama Ibu Menyusui
Saling berbagi pengalaman, bertukar informasi, memberi semangat dan
dukungan seputar kegiatan menyusui dan pemberian ASI, agar ASI
Eksklusif berhasil diberikan kepada bayi selama 6 bulan pertama, dan ASI
diteruskan hingga anak berusia 2 tahun atau lebih.
f. Pemerintah
Senantiasa
mensosialisasikan
keunggulan
ASI
kepada
masyarakat,
Penelitian menunjukkan bahwa IQ pada bayi yang diberi ASI memiliki IQ point
4.3 point lebih tinggi pada usia 18 bulan, 4-6 point lebih tinggi pada usia 3
tahun, dan 8.3 point lebih tinggi pada usia 8.5 tahun, dibandingkan dengan bayi
yang tidak diberi ASI.
5. Aspek Neurologis
Dengan menghisap payudara, koordinasi syaraf menelan, menghisap dan
bernafas yang terjadi pada bayi baru lahir dapat lebih sempurna
6. Aspek Ekonomis
Dengan menyusui secara eksklusif, ibu tidak perlu mengeluarkan biaya untuk
makanan bayi sampai bayi berumur 4 bulan. Dengan demikian akan menghemat
pengeluaran rumah tangga untuk membeli susu formula dan peralatannya.
7. Aspek Penundaan Kehamilan
Dengan menyusui secara eksklusif dapat menunda haid dan kehamilan,
sehingga dapat digunakan sebagai alat kontrasepsi alamiah yang secara umum
dikenal sebagai Metode Amenorea Laktasi (MAL).
C. Berbagai Masalah Dalam Menyusui
1. Payudara Bengkak
Payudara
bengkak
biasanya
terjadi
atau
hari
pasca
2. Payudara Meradang
Gangguan ini bias disebut sebagai mastitis. Radang ini akan terjadi karena ibu
tidak menyusui atau puting payudaranya lecet karena mernyusui. Kondisi ini
biasa terjadi pada 1 atau kedua payudara sekaligus, umumnya radang terjadi 2-6
minggu pasca persalinan akibat adanya infeksi bakteri serta pemakaian BH yang
terlalu ketat.
Untuk mencegah mastitis,ibu harus menyusui bayi segera dan sesering
mungkin, bila payudara terasa penuh, segera keluarkan dengan cara menyusui
langsung pada bayi. Pengobatan yang tepat adalah dengan pemberian antibiotic
yang baik dan aman untuk ibu menyusui.
3. Puting Datar Atau Tenggelam
Kelainan ini terjadi karena pelekatan mengakibatkan saluran lebih pendek dan
menarik puting susu ke dalam. Tarik puting susu keluar dengan jari tangan,
tahan selama beberapa waktu. lakukan ini selama 2 hari sekali.
4. Puting Lecet
Puting lecet ini tidak tepatnya posisi mulut bayi saat menyusui.umumnya terjadi
pada hari pertama menyusui.bila tidak terlalu nyeri ,teruskan menyusui si kecil
agar nyeri berkurang oleskan sedikit ASI pada puting susu dan sekitarnya atau
kompres payudara dengan Air hangat sebelum menyusui.
5. Gangguan Volume Asi
Menyusui melibatkan proses menghasilkan dan mengeluarkan ASI. Biarkan
pemberian ASI lancar, kedua proses itu harus berjalan dengan seimbang. Jika
tidak terjadi keseimbangan maka proses menyusuipun tidak akan berjalan
lancar.
6. Bingung Puting
Adalah masalah menyusui yang timbul karena bayi yang masih terlalu kecil
mengalami kebingungan antara meghisap puting dengan botol susu. Solusinya
ibu harus memulai membiasakan bayi diberi ASI perah dengan sendok, bukan
botol susu. Berikan dengan cara menyuapinya dengan sendok agar bayi tidak
binggung puting.
Masyarakat serta meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, dan dengan
promosi kesehatan yaitu melalui penyuluhan kesehatan atau pendidikan
kesehatan kita sebagai perawat dapat mencegah berbagai penyakit. Perlu
dukungan pihak terkait khususnya dukungan dari keluarga agar ibu tetap
memberikan ASI eksklusif pada bayinya sampai usia bayi 6 bulan. Perlunya
intervensi melalui pemberdayaan kepada petugas kesehatan (Dokter, Perawat
dan Paramedis lainnya), diantaranya dengan meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan petugas dalam rangka peningkatan penggunaan ASI.
BAB 3
ANALISIS KASUS
CONTOH KASUS
Mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitan Airlanga sedang melaksanakan KKN- BBM di
RW 05 Kelurahan Made Surabaya. Pada saat melakukan SMD (Survey Mawas Diri)
ditemukan ada beberapa ibu hamil yang kurang memperhatikan pentingnya mengontrol
kehamilannya (ANC) ke bidan atau fasilitas kesehatan lainnya. Selain itu juga terdapat
beberapa ibu menyusui yang kurang mengetahui pentingnya ASI ekslusif, tidak mendapat
dukungan dari suaminya untuk menyusui. Kebanyakan dari para ibu kadang menggantinya
dengan susu formula. Berdasarkan Masalah yang ditemukan tersebut, maka mahasiswa yang
sedang KKN akan memberikan edukasi tentang ANC dan ASI ekslusif.
ANALISIS KASUS
1.
Pengkajian
Sasaran: Kelompok ibu hamil dan menyusuo
NO
Anggota
Status
Masalah
Ny. D
Usia
(tahun)
21
Ny. K
22
Ny. O
23
Ibu menyusui
Ny. N
21
bayi
mereka
dan
kurang
Ibu menyusui
Ny. L
20
formula.
Ibu baru melahirkan, namun malas untuk
Ibu menyusui
2.
Analisis Kasus
DATA
Ibu menanyakan permasalahan terkait Air Susu
MASALAH/DIAGNOSA KEPERAWATAN
Kurangnya dukungan keluarga berhubungan dengan
namun
malas
untuk
formula
Ibu sering
kehamilannya
Ibu mengatakan tidak pernah memeriksakan
bertanya
tentang
permasalahan
3.
Diagnosa Keperawatan
a. Kurangnya dukungan keluarga berhubungn dengan support system ineffective
b. Kurang pengeahuan berhubungan dengan kurangnya informasi yang didapat
4.
Perencanaan
a. Tujuan
Memberikan pengetahuan dan pemahaman kepada para ibu tentang pemeriksaan
kehamilan yag secara teratur dan rutin untuk kesehatan dan keselamatan janinnya
Memberikan pengetahua dan pemahaman kepada para ibu tentang pentingnya ASI
b. Sasaran
Para ibu hamil dan ibu menyususi RW 05 Kelurahan Made Surabaya
c. Metode
Metode yang dipakai untuk menangani masalah diatas adalah dengan penyuluhan
yang dibimbing oleh mahasiswa atau fasilitator
d. Media
LCD dan Projector
Leaflet
Maniken
e. Materi
Pengertian ANC
Tujuan dan Manfaat ANC
Jadwal Kunjungan ANC
Tempat Kunjungan ANC
Pemeriksaan yang dilakukan saat ANC
Tanda bahaya kehamilan
Pengertian ASI eksklusif
Tujuan dan Manfaat ASI eksklusif
Jenis dan Komposisi ASI
Upaya memperbanyak ASI
f. Tempat
Sasaran
Pelaksana : Penyuluh
Kegiatan
disampaikan sebelumnya.
2) Evaluasi Jangka Panjang
Waktu
Sasaran
Pelaksana
Kegiatan
Jadwal Kegiatan
Kegiatan
Pembukaan
Pelaksanaan
Waktu
2 menit
20 menit
Keterangan
Penyuluh
Penyuluh
6 menit
Terminasi (doa)
2 menit
: Keperawatan Komunitas
: ASI Eksklusif & Perawatan Payudara
: Ibu post partum dan menyusui di RW 05 Kelurahan Made Surabaya
: Balai RW 05 Kelurahan Made Surabaya
: Senin, 05 September 2015
: 1 x 30 menit
A. Analisa Situasional
1. Penyuluh
Mahasiswa Program Studi NERS Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga
2.
Surabaya
Peserta
Ibu post partum dan menyusui di RW 05 Kelurahan Made Surabaya
B. Tujuan Instruksional
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah diberikan penyuluhan selama 40 menit peserta mengetahui pentingnya ASI
Eksklusif & perawatan payudara
2. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah kegiatan penyuluhan dilakukan peserta dapat :
a.
Mengetahui pengertian ASI Eksklusif.
b.
Mengetahui tujuan dan manfaat ASI Eksklusif.
c.
Menjelaskan tentang jenis ASI.
d.
Menjelaskan tentang upaya memperbanyak ASI.
e.
Mengetahui manfaat perawatan payudara
f.
Mengetahui cara melakukan perawatan payudara
C. Materi
1.
2.
3.
4.
5.
D. Metode
1.
2.
3.
4.
Ceramah
Tanya Jawab
Demonstrasi
Simulasi
3. Pantom payudara
F. Susunan Acara Penyuluhan
NO
1
TAHAP
Pembukaan
2 menit
KEGIATAN
Penyuluh
1. Menyampaikan salam pembuka.
2. Memperkenalkan diri.
3. Menyampaikan tujuan
Peserta
1. Menjawab Salam.
2. Mendengarkan.
3. Memperhatikan.
penyuluhan.
4. Kontrak waktu.
2
Pelaksanaan
20 menit
1. Menjawab
ASI eksklusif.
2. Menyampaikan materi tentang:
a.
Pengertian ASI Eksklusif.
b.
Tujuan dan manfaat ASI
pertanyaan.
2. Memperhatikan
c.
Eksklusif.
Tentang jenis dan komposis
dan mendengarkan.
3. Mempraktekkan
demonstrasi
ASI.
d.
Tentang upaya
memperbanyak ASI.
e.
Tentang perawatan
3
Diskusi dan
payudara
1. Tanya jawab tentang materi yang telah
Evaluasi
8 menit
diberikan.
2. Menanyakan kepada peserta.
Terminasi
1 menit
G. Pengorganisasian
Pembimbing
: Eka Misbahatul, S.Kep.Ns., M.Kep
Moderator
: Siwi Sabdasih
Penyaji
: Azizs Nurulhuda & Luluk Anggarani
Observer
: Hendra Wahyu Setiono
Fasilitator
: Nur Ismail
H. Deskripsi Pengorganisasian
1. Moderator
1. Bertanya dan
menjawab
pertanyaan.
1. Mendengarkan.
2. Menjawab salam.
Tugas:
a. Mengatur jalannya penyuluhan.
b. Menyampaikan judul materi.
c. Mengatur kontrak waktu.
d. Menjelaskan tujuan umum dan tujuan khusus.
e. Memperkenalkan penyaji materi, fasilitator, memberi salam pembuka.
2. Penyaji
Tugas:
a.
b.
3. Observer
Tugas: Mengamati dan menilai proses penyuluhan.
4. Fasilitator
Tugas: Menstimulasi peserta yang tidak aktif.
I.
Setting Tempat
LAYAR LCD
Keterangan Gambar:
: Audience
: Fasilitator
: Moderator
: Observer
: Penyuluh
J.
Evaluasi
1. Evaluasi struktur
a. Peserta hadir di tempat penyuluhan.
b. Penyelenggaraan penyuluhan di balai RW 05 Kelurahan Made Surabaya.
c. Pengorganisasian penyelenggara dilakukan sebelum peserta penyeluhan diseleksi.
d. SAP dan leaflet dibuat 3 hari sebelum penyuluhan.
2. Evaluasi proses
a. Peserta antusias terhadap materi penyuluhan.
b. Peserta mengikuti jalannya penyuluhan sampai selesai.
c. Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara benar.
d. Peserta yang hadir minimal 4 orang.
2.
Evaluasi Hasil
a.
b.
c.
d.
e.
f.
MATERI PENYULUHAN
ASI EKSKLUSIF
1.
ASI adalah emulsi lemak dalam larutan protein, lactose dan garam-garam organis yang
disekresi oleh kedua buah kelenjar payudara ibu, sebagai makanan utama ASI. ASI
Eksklusif adalah bayi diberi ASI saja pada 0-6 bulan tanpa pemberian apapun, termasuk
susu formula, air gula, madu, air putih atau makanan tambahan apapun.
2.
Bagi bayi
Pemberian ASI membantu bayi memulai kehidupannya dengan baik. Kolostrum, susu
jolong atau susu pertama, mengandung antibodi yang kuat untuk mencegah infeksi
dan membuat bayi menjadi kuat. Penting sekali untuk segera memberi minum ASI
bayi dalam jam pertama sesudah lahir dan kemudian setidaknya setiap dua atau tiga
jam. ASI mengandung campuran yang tepat dan berbagai bahan makanan yang baik
untuk bayi. ASI mudah dicerna oleh bayi. ASI saja, tanpa mkanan tambahan lain
merupakan cara terbaik untuk memberi makan bayi dalam empat sampai enam bulan
pertama kehidupannya. Sesudah enam bulan, beberapa bahan makanan yang baik lain
harus ditambahkan kedalam menu bayi. Pemberian ASI pada umumnya harus
b.
c.
mencurahkan kasih sayangnya pada bayi dan membuat bayi merasa nyaman.
Bagi semua orang
ASI selalu bersih dan bebas hama yang dapat mnyebabkan infeksi. Pemberian ASI
tidak menuntut prsiapan khusus. ASI selalu tersedia, dan gratis. Bila ibu memberi ASI
bayinya pada waktu diminta (on demand), tanpa memberikan makanan tambahan,
maka kecil kemungkinannya ia akan menjadi hamil dalam enam bulan pertama
sesudah melahirkan. Ibu menyusui yang siklus menstruasinya belum pulih kembali,
memperoleh perlindungan dari kemungkinan menjadi hamil. Utami (2005)
menyimpulkan bahwa pemberian ASI sangat bermanfaat untuk:
1) ASI sebagai nutrisi.
2) ASI sebagai bahan makanan yang berkhasiat meningkatkan daya tahan tubuh.
d.
3.
Colostrum
Adalah cairan yang pertama disekresi oleh kelenjar payudara dari hari pertama sampai
hari ke-4. Colostrum yang sifatnya kental dan berwarna kekuningan karena
mengandung beta karoten dan dibutuhkan oleh bayi baru lahir. Colostrum merupakan
pencahar (pembersih usus bayi) yang membersihkan mekonium sehingga mukosa
usus bayi yang baru lahir segera bersih dan siap menerima ASI. Hal ini menyebabkan
bayi yang mendapat ASI pada minggu pertama sering defekasi dan feces berwarna
hitam. Kandungan tertinggi dalam kolostrum adalah antibodi yang siap melindungi
bayi ketika kondisi bayi masih sangat lemah. Kandungan protein dalam kolostrum
lebih tinggi dibandingkan dengan kandungan protein dalam ASI matur. Jenis protein
globulin membuat konsistensi kolostrum menjadi pekat/padat sehingga bayi lebih
lama merasa kenyang meskipun hanya mendapat sedikit kolostrum. Kandungan hidrat
arang dalam kolostrum lebih rendah dibanding ASI matur. Ini disebakan oleh aktivitas
bayi pada tiga hari pertama masih sedikit dan itdak terlalu banyak memerlukan kalori.
Mineral terutama natrium, kalium, dan klorida dalam kolostrum lebih tinggi
dibanding ASI matur. Vitamin yang larut di air lebih sedikit. Lemak kolostrum yang
lebih banyak mengandung kolesterol dan lisatin sehingga bayi sejak dini sudah
terlatih mengolah kolesterol. Kolesterol ini di dalam tubuh bayi membangun enzim
yang mencerna kolesterol. Karena adanya tripsin inhibitor, hidrolisis protein di dalam
usus bayi menjadi kurang sempurna. Hal ini sangat menguntungkan karena dapat
melindungi bayi bila ada protein asing yang masuk akan terhambat dengan volume
colostrum yang meningkat, akibat isapan bayi baru lahir secara terus-menerus. Hal ini
yang mengharuskan bayi segera setelah lahir diberikan kepada ibunya untuk
b.
pemenuhan terhadap aktivitas bayi yang mulai aktif karena bayi sudah beradaptasi
terhadap lingkungan. Pada masa ini, pengeluaran ASI mulai stabil begitu juga kondisi
fisik ibu. Keluhan nyeri pada payudara sudaj berkurang. Oleh karena itu, yang perlu
c.
4.
Sebelum menyusui ASI dikeluarkn sedikit, kemudian dioleskan pada puting & sekitar
b.
c.
bokong
2) bayi ditahan dengan telapak tangan ibu.
3) Satu tangan bayi diletakkan dielakang badan ibu dan yang satu didepan.
4) Perut bayi menempel badan ibu, kepala bayi menghadap payudara.
5) Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus.
6) Ibu menatap bayi dengan kasih sayang.
Tangan kanan menyangga payudara kiri dan keempat jari dan ibu jari menekan bagian
d.
atas areola.
Bayi diberi rangsangan untuk membuka mulut ( rooting refleks) dengan cara
e.
5.
MATERI PENYULUHAN
PERAWATAN PAYUDARA
: Keperawatan Komunitas
: Antenatal Care (ANC)
: Ibu hamil di RW 05 Kelurahan Made Surabaya
: Balai RW 05 Kelurahan Made Surabaya
: Senin, 05 September 2015
: 1 x 30 menit
A. Analisa Situasional
1. Penyuluh
Mahasiswa Program Studi NERS Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga
Surabaya
2. Peserta
Ibu hamil di RW 05 Kelurahan Made Surabaya
B. Tujuan Instruksional
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah diberikan Penyuluhan selama 20 menit, ibu hamil dan keluarga mengetahui
pentingnya kunjungan ANC.
2. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah kegiatan penyuluhan dilakukan peserta dapat :
a. Mengetahui pengertian ANC.
b. Mengetahui tujuan dan manfaat ANC.
c. Menjelaskan tentang jadwal kunjungan ANC.
d. Menjelaskan tentang tempat kunjungan ANC.
e. Menjelaskan tentang pemeriksaan yang dilakukan saat ANC.
f. Menjelaskan tanda bahaya kehamilan.
C. Materi
1. Pengertian ANC.
2. Tujuan dan manfaat ANC
3. Jadwal Kunjungan ANC
4. Tempat Kunjungan ANC
5. Pemeriksaan yang dilakukan saat ANC.
6. Tanda bahaya kehamilan.
D. Metode
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
E. Alat Dan Media
1.
2.
Leaflet
Powe Point
NO
KEGIATAN
TAHAP
Penyuluh
Menyampaikan salam pembuka.
Memperkenalkan diri.
Menyampaikan tujuan penyuluhan.
Kontrak waktu.
Peserta
4. Menjawab Salam
5. Mendengarkan
6. Memperhatikan
Pembukaan 5.
2 menit
6.
7.
8.
Diskusi dan
saat ANC.
f.
Tanda bahaya kehamilan
3. Tanya jawab tentang materi yang telah
Evaluasi
8 menit
diberikan.
4. Menanyakan kepada peserta.
Terminasi
1 menit
G. Pengorganisasian
Pembimbing
: Eka Misbahatul, S.Kep.Ns., M.Kep
Moderator
: Siwi Sabdasih
Penyaji
: Azizs Nurulhuda & Luluk Anggarani
Observer
: Hendra Wahyu Setiono
Fasilitator
: Nur Ismail
H. Deskripsi Pengorganisasian
1. Moderator
Tugas:
a. Mengatur jalannya penyuluhan.
b. Menyampaikan judul materi.
c. Mengatur kontrak waktu.
2. Bertanya dan
menjawab
pertanyaan.
3. Mendengarkan.
4. Menjawab
salam.
3. Observer
Tugas: Mengamati dan menilai proses penyuluhan.
4. Fasilitator
Tugas: Menstimulasi peserta yang tidak aktif.
I.
Setting Tempat
LAYAR LCD
Keterangan Gambar:
: Audience
: Fasilitator
: Moderator
: Observer
: Penyuluh
J.
Evaluasi
1. Evaluasi struktur
a. Peserta hadir di tempat penyuluhan.
b. Penyelenggaraan penyuluhan di balai RW 05 Kelurahan Made Surabaya.
c. Pengorganisasian penyelenggara dilakukan sebelum peserta penyeluhan diseleksi.
d. SAP dan leaflet dibuat 3 hari sebelum penyuluhan.
2. Evaluasi proses
a. Peserta antusias terhadap materi penyuluhan.
b. Peserta mengikuti jalannya penyuluhan sampai selesai.
c. Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara benar.
d. Peserta yang hadir minimal 4 orang.
3.
Evaluasi Hasil
a.
b.
c.
d.
e.
MATERI PENYULUHAN
ANTENATAL CARE
1.
Pengertian ANC
Pemeriksaan
Antenatal
Care
(ANC)
adalah
pemeriksaan
kehamilan
untuk
mengoptimalkan kesehatan mental dan fisik ibu hamil, hingga mampu menghdapi
persalinan, kala nifas, persiapan pemberiaan ASI dan kembalinya kesehatan reproduksi
secara wajar (Manuaba, 2008).
2.
Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, maternal dan sosial ibu dan bayi.
b.
Mengenal secara dini adanya komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil,
termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan pembedahan.
c.
d.
Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI Eksklusif.
e.
Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar dapat
tumbuh kembang secara normal.
f.
Menurut Depkes RI (2004) tujuan Antenatal Care (ANC) adalah untuk menjaga agar ibu
hamil dapat melalui masa kehamilannya, persalinan dan nifas dengan baik dan selamat,
serta menghasilkan bayi yang sehat.
3.
4) Menentukan kehamilan normal atau abnormal, serta ada/ tidaknya faktor risiko
b.
kehamilan.
5) Menentukan rencana pemeriksaan/penatalaksanaan selanjutnya.
Minimal satu kali pada trimester II (14-28 minggu)
Pada kunjungan di trimester ini ibu hamil akan lebih mendapatkan informasi yang
lebih dalam mengenai kehamilan di trimester kedua dan kewaspadaan khusus
c.
4.
5.
a.
b.
c.
Posyandu.
d.
e.
f.
jarak 1 jam atau tekanan darah > 140/90 mmHg , maka ibu hamil mengalami
preeklamsi.
c.
Pemberian tablet zat besi minimal 90 tablet selama hamil, mulai diberikan pada
usia kehamilan 20 minggu diminum 1 hari 1 tablet.
Pemberian tablet tambah darah dimulai setelah rasa mual hilang satu tablet setiap hari,
minimal 90 tablet. Tiap tablet mengandung FeSO4 320 mg (zat besi 60 mg) dan asam
folat 500 g. Tablet besisebaiknya tidak minum bersama kopi, teh karena dapat
mengganggu penyerapan.
f.
g.
6.
DAFTAR PUSTAKA
Bobak, Irene M; DL Lowdermilk; Perry. (2004). Buku Ajar Keperawatan Maternitas Edisi
Jakarta: EGC.
Farrer, Helen.(2001). Perawatan Maternitas. Jakarta: EGC.
Manuaba, I.B.G.(2008). Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta: EGC.
Mary Hamilton, Persis. (1995). Dasar-Dasar Keperawatan Maternitas. Jakarta: EGC.