You are on page 1of 42

PROMOSI KESEHATAN

PADA KELOMPOK IBU HAMIL DAN MENYUSUI

DISUSUN OLEH
HENDRA WAHYU SETIONO

131411123004

NUR ISMAIL

131411123019

LULUK ANGGARANI

131411123035

SIWI SABDASIH

131411123052

AZIZS NURULHUDA

131411123068

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2015

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Empat faktor yang memengaruhi status kesehatan seseorang, yaitu herediter
(keturunan), layanan kesehatan, lingkungan, dan perilaku. Dari keempat faktor tersebut,
yang mempunyai andil besar dalam derajat kesehatan adalah faktor lingkungan (45%)
dan faktor perilaku (30%). Kedua faktor tersebut sangat berkaitan erat. Lingkungan bisa
sehat jika perilaku masyarakatnya sehat. Status kesehatan akan tercapai secara optimal
jika keempat factor secara bersama-sama memiliki kondisi yang optimal pula (Asmadi,
2008). Dalam penyelenggaraan upaya kesehatan, ibu dan anak merupakan anggota
keluarga yang perlu mendapatkan prioritas. Oleh karena itu, upaya peningkatan
kesehatan ibu dan anak mendapat perhatian khusus. Penilaian terhada status kesehatan
dan kinerja upaya kesehatan ibu penting untuk dilakuka pemantauan. Hal tersebut
dikarenakan Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator yang peka
dalam menggambarkan kesejahteraan masyarakat di suatu negara.
Kematian ibu adalah kematian selama kehamilan atau dalam periode 42 hari
setelah berakhirnya kehamilan, akibat semua sebab yang terkait dengan atau diperberat
oleh kehamilan atau penanganannya, tetapi bukan disebabkan oleh kecelakaan / cidera.
WHO memperkirakan 800 perempuan meninggal setiap harinya akibat komplikasi
kehamilan dan proses kelahiran. Sekitar 99% dari seluruh kematian ibu terjadi di negara
berkembang. Sekitar 80% kematian maternal merupakan akibat meningkatnya
komplikasi selama kehamilan, persalinan, dan setelah persalinan (WHO, 2014).
Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012,
angka kematian ibu di Indonesia masih tinggi sebesar 359 per 100.000 kelahiran hidup.
Angka ini sedikit menurun jika dibandingkan dengan SDKI tahun 1991, yaitu sebesar
390 per 100.000 kelahiran hidup. Angka ini sedikit menurun meskipun tidak terlalu
signifikan. Target global MDGs (Millenium Development Goals) ke-5 adalah
menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) menjadi 102 per 100.000 kelahiran hidup pada
tahun 2015.
Selain AKI, salah satu masalah yang masih tinggi dialami oleh negara
Indonesia ialah masalah gizi kurang terutama dalam pemberian Air Susu Ibu (ASI),
angka kesakitan dan kematian pada bayi (ABI) dan anak-anak. Kendala dalam
pemberian ASI telah diidentifikasi, diantaranya mencakup faktor-faktor seperti
kurangnya informasi, praktik-praktik rumah sakit yang kurang tepat seperti

memberikan air dan suplemen untuk bayi tanpa ada kebutuhan medis, kurangnya
perawatan tindak lanjut pada awal periode pasca melahirkan, ibu bekerja, kurangnya
dukungan sosial yang luas. Pada awal kehidupan sampai bayi berusia enam bulan,
ASI eksklusif tanpa bahan makanan lain sangat penting bagi pertumbuhan dan
perkembangan baik fisik maupun psikologis bayi karena dalam ASI mengandung
banyak zat-zat gizi yang mencukupi kebutuhan kelangsungan hidup bayi. Setelah
enam bulan ASI hanya berfungsi sebagai sumber protein vitamin dan mineral utama
untuk bayi yang mendapat makanan tambahan yang tertumpu pada beras.
. Mengacu dari kondisi saat ini, potensi untuk mencapai target MDGs ke-5
untuk menurunkan AKI adalah off-track, artinya diperlukan kerja keras dan sungguhsungguh untuk mencapainya.Pemerintah bersama masyarakat bertanggung jawab
untuk menjamin bahwa setiap ibu memiliki akses terhadap pelayanan kesehatan ibu
yang berkualitas, mulai dari saat hamil, pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan
terlatih, dan perawatan pasca persalinan bagi ibu dan bayi, perawatan khusus dan
rujukan jika terjadi komplikasi, serta akses terhadap keluarga berencana. Promosi
kesehatan pada ibu hamil dan busui/buteki bertujuan untuk meningkatkan kesadaran
dan kemampuan hidup sehat bagi ibu hamil dan bayi agar terwujud derajat kesehatan
yang optimal. Diharapkan dengan penyuluhan dan informasi dari petugas/pelayanan
kesehatan, setiap ibu hamil dapat menjalani kehamilannya dengan tenang serta siap
menghadapi persalinan. Dan bayi dapat memperoleh nutrisi dan zat-zat gizi untuk
mencapai derajat kesehatan yang optimal.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Mahasiswa mampu mengerti dan memahami tentang promosi kesehatan pada ibu
1.2.2

hamil dan ibu menyusui.


Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu memberikan promosi kesehatan kepada ibu hamil dan
menyusui melalui penyuluhan
b. Mahasiswa mampu memberikan promosi kesehatan berupa perawatan payudara
pada ibu menyusui
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1

Pengertian Promosi Kesehatan

Promosi Kesehatan ( Health Promotion ) adalah ilmu dan seni membantu


masyarakat menjadikan gaya hidup mereka sehat optimal. Kesehatan yang
optimaldidefinisikan sebagai keseimbangan kesehatan fisik, emosi, sosial, spiritual, dan
intelektual. Ini bukan sekedar pengubahan gaya hidup saja,namun berkaitan dengan
pengubahan lingkungan yang diharapkan dapat lebih mendukung dalam membuat
keputusan yang sehat.
Promosi kesehatan pada ibu hamil biasanya dilakukan oleh perawat, bidan atau
dokter sebagai pihak medis yang berkaitan erat dengan keadaan dan perkembangan dari
ibu hamil serta janin yang di kandung. Promosi kesehatan ini untuk memberikan
pemahaman kepada ibu hamil mengenai hal apa saja yang sebaiknya dilakukan dan
juga dihindari agar tidak terjadi hal buruk yang tidak diinginkan. Serta untuk
mendukung terjadinya proses persalinan yang sehat dan lancar dari ibu. Terdapat
beberapa hal yang menjadi poin penting dalam promosi kesehatan pada ibu hamil.
Upaya kesehatan dalam pelayanan keperawatan secara promotif sangat penting
untuk mengurangi AKI, AKA dan AKB. Pendekatan pemeliharaan pada ibu hamil
merupakan upaya kesehatan yang pari purna dan berkesinambungan melalui upaya
peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan (preventif), dimulai sejak awal
kehamilan sampai dekat persalinan, deteruskan oleh upaya penyembuhan (kuratif)
sebagai pertolongan persalinan yang memadai seswuia dengan tingkat resikonya, dan
pemulihan kesehatan (rehabilitatif) dengan masa nifas, laktasi / pemberian ASI dan
Keluarga Berencana.
2.2

Promosi Kesehatan Pada Ibu Hamil & Melahirkan


A. Perubahan Pada Ibu Melahirkan
1. Perubahan Fisiologis Pada Ibu Melahirkan
Semakin meningkat umur kehamilan, ibu semakin merasakan pergerakanpergerakan bayi. Perut ibu semakin besar, pergerakan ibu semakin tidak bebas,
ibu merasakan tidak nyaman. Kadang-kadang ibu mengalami gangguan
kencing, kaki bengkak. Kondisi-kondisi otot otot apnggul dan otototot jalan
lahir mngalami pemekaran.
Keluarnya bayi itu sebagian besar disebabkan oleh kekuatan-kekuatan
kontraksi otot, dan sebagian lagi oleh tekanan dari perut. Kontraksi dari otototot uterus dan pelontaran bayi keluar amat dipengaaruhi oleh: Sistem saraf
simpatis, parasimpatis dan saraf lokal pada otot uterus.
2. Perubahan Psikologis
Pada minggu-minggu terakhir menjelang kelahiran bayinya, ibu banyak di
pengaruhi oleh perasaan-perasaan/ emosi-emosi dan ketegangan. Ibu merasa

cemas apakah bayinya dapat lahir lancar, sehat atau cacat. Ibu juga amat bahagia
menyongsong kelahiran bayinya yang di idam-idamkannya.
Disamping itu ibu merasakan takut terhadap darah, takut sakit, takut terjadi
gangguan waktu melahirkan, bahkan takut mati. Kecemasan ayah juga tidak
boleh diabaikan. Kecemasan ayah hampir sama besarnya dengan kecemasan ibu
yang melahirkan, hanya berbeda sang ayah tidak secara langsung merasakan
efeknya dari kehamilan.
B. Tanda-Tanda Permulaan Persalinan
Sebelum terjadi persalinan sebenarnya beberapa minggu sebelumnya wanita
memasuki bulannyaatau minggunya atau harinya yang di sebut kala
pendahuluan (prepatory stage of labord). Ini memberikan tanda-tanda sebagai
berikut :
1. Lightening atau settling atau dropping yaitu kepala turun memasuki pintu atas
panggul terutama pada primigravida. Pada multipara tidak begitu terlihat.
2. Perut kelihatan lebih melebar,fundus uteri turun.
3. Perasaan sering-sering atau susah kencing (polakisuria) karena kandung kemih
tertekan oleh bagian terbawah janin.
4. Perasaan sakit di perut dan di pinggang oleh adanya kontraksi-kontraksi lemah
dari uterus kadang-kadang di sebut false labor pains
5. Serviks menjadi lembek,mulai mendatar dan setresinya bertambah bisa
bercampur darah (bloody show).
C. Tanda-Tanda Inpartu
Rasa sakit oleh adanya his yang datang lebih kuat sering dan teratur.Keluarnya
lendir bercampur darah yang labih banyak karena robekan-robekan kecil pada
serviks.Kadang-kadang ketuban pecah dengan sendirinya. Pada pemeriksaan dalam:
serviks mendatar dan pembukaan telah ada. Seperti telah di kemukakan
terdahulu,faktor-faktor yang berperan dalam persalinan adalah :
1. His (kontraksi uterus)
2. Kontraksi otot-otot dinding perut
3. Kontraksi diafragma
4. Faktor janin
5. Faktor jalan lahir
D. Persiapan Persalinan
Beritahu ibu mengenai persiapan persalinan meliputi: biaya persalinan,
rencana tempat bersalin (di bidan atau rumah sakit), siapa yang akan menolong
(bidan atau dokter spesialis kandungan), sarana transportasi. Dipersiapkan juga satu
buah tas yang berisi perlengkapan bayi seperti: popok,baju bayi, minyak telon, kayu

putih, talk, selimut, selendang, dan perlengkapan untuk ibu seperti: baju ganti,
pakaian dalam, pembalut, kain panjang, dan lain-lain.
E. Pelaksanaan Komunikasi Pada Ibu Melahirkan
Melihat berbagai bentuk kecemasan yang muncul pada ibu yang akan
melahirkan dan juga pada suami yang menunggunya maka orientassi pelayanan
bukan hanya ditujukan pada sang ibu juga sekaligus iatan-kegiatan kepada sang
suami. Ibu di tuntun untuk melakukan kegiatan yang menunjang proses pelontaran/
kelahiran bayi. dalam kelahiran normal ada dua faktor yang harus dipertimbangkan
yaitu: Status resiko kehamilan dan kemajuan persalinan dan pelahiran.
F. Tujuan Perawatan & Tugas Pemberian Perawatan Dalam Kelahiran Normal
Tujuan perawatan adalah mendapatkan ibu dan anak yang sehat dengan
tingkat intervensi sedikit mungkin yang memperhatikan keselamatan. Pendekatan
ini menyiratkan bahwa dalam kelahiran normal, harus ada alasan yang sahih jika
akan mencampuri proses alami. Ada empat tugas pemberian perawatan yaitu:
1. Mendukung wanita, pasangannya, dan keluarga selama persalinan, saat ia
melahirkan dan pada periode selanjutnya.
2. Mengobservasi wanita yang bersalin, memantau kondisi janin dan kondisi bayi
setelah lahir, mengkaji faktor resiko, mendeteksi masalah sedini mungkin.
3. Melakukan intervensi minor jika diperlukan, seperti amniotomi, dan episiotomi,
perawatan bayi baru lahir.
4. Merujuk ke tingkat perawatan yang lebih tinggi jika faktor resiko menjadi jelas
atau terjadi komplikasi yang memperkuat perujukan
G. Aspek-Aspek Promosi Kesehatan Pada Ibu Hamil Dan Melahirkan
1. Imunisasi
Pada masa kehamilan ibu hamil diharuskan melakukan imunisasi tetanus
toksoid (TT). Gunanya pada antenatal dapat menurunkan kemungkinan
kematian bayi karena tetanus. Selain itu juga dapat mencegah kematian ibu
yang disebabkan oleh tetanus. Menurut WHO seorang ibu tidak pernah
diberikan imunisasi tetanus, sedikitnya 2x injeksi selama kehamilan (I pada saat
kunjungan antenatal I dan II pada 2 minggu kemudian). Karena imunisasi ini
sangat penting, maka setiap ibu hamil hendaknya mengetahui dan mendapat
informasi yang benar tentang imunisasi TT. Petugas kesehatan harus berusaha
program ini terlaksana.
2. Senam Hamil

Senam hamil bukan merupakan keharusan, namun dengan melakukan senam


hamil akan memberikan banyak manfaat dalam membantu kelancaran proses
persalinan, antara lain dapat melatih cara mengedan yang benar. Kesiapan ini
merupakan bakal bagi calon ibu pada saat persalinan.
Senam hamil bertujuan untuk memberikan dorongan serta melatih jasmani
dan rohani ibu secara bertahap agar ibu dapat menghadapi persalinan dengan
tenang, sehingga proses persalinan dapat berjalan lancar dan mudah,
membimbing wanita menuju suatu persalinan yang fisiologis, melonggarkan
persendian yang berhubungan dengan proses persalinan, cara memperoleh
kontraksi dan relokasi yang sempurna, menguasai teknik-teknik pernapasan
dalam persalinan, dapat ketenangan.
Manfaat senam hamil yang dilakukan secara teratur dapat memperbaiki
sirkulasi darah, mengurangi pembengkakan, memperbaiki keseimbangan otot,
mengurangi kram / kejang pada kaki, menguatkan otot-otot perut, mempercepat
proses penyembuhan setelah melahirkan.
Ibu hamil yang mengikuti senam hamil harus melakukan pemeriksaan
kesehatan dan kehamilan oleh dokter / Perawat, melakukan latihan setelah
kehamilan 22 minggu, melakukan latihan secara teratur dan disiplin.
3. Kunjungan Pemeriksaan Kehamilan
Setiap wanita hamil menghadapi reaksi komplikasi yang bisa mengancam
jiwanya. Oleh karena itu, setiap wanita hamil memerlukan sedikitnya empat kali
kunjungan selama periode antenatal :
a. 1x kunjungan selama Trimester I (sebelum 14 minggu)
b. 1x knujungan selama Trimester II (antara minggu 14-28)
c. 2x kunjungan selama Trimester III (antara minggu 28-36 dan sesudah
minggu 36)
4. Mengkaji Kesejahteraan Wanita Selama Persalinan
Ketika awitan persalinan spontan, biasanya wanita tersebutlah yang memulai
perawatan, baik dengan meminta penolong kelahiran datang atau dengan
melakukan atau dengan melakukan persiapan ke fasilitas kesehatan. Tanggung
jawab penolong persalinan untuk mengkaji perawatan yang paling tepat pada
awal persalinan telah dibicarakan dan pentingnya pemberian dukungan
sepanjang persalinan. Di manapun kelahiran terjadi, terbinanya hubungan yang
baik antara wanita dan pemberi perawatan sangat penting baik mereka pernah
atau belum bertemu sebelumnya. Kualitas penerimaan yang di tawarkan kepada
wanita yang mencari perawatan institusi akan sangat menentukan tingkat

kepercayaan yang di berikan oleh wanita tersebut dan keluarganya kepada


pemberi perawatan.
Selama perasalinan dan melahirkan, kesejahteraan fisik dan emosional
wanita harus di kaji secara teratur, meliputi pengukuran suhu, nadi, dan tekanan
darah, memeriksa asupan cairan dan haluaran urine, mengkaji nyeri dan
kebutuhan akan dukungan. Pemantauan ini harus di pertahankan sampai proses
kelahiran berakhir.
Pengkajian kesejahteraan wanita juga di lakukan dengan memperhatikan
privasi selama persalinan, menghormati orang yang di pilih untuk menyertainya,
dan menghindari kehadiran orang yang tidak perlu dalam ruang bersalin.
5. Prosedur Rutin
Persiapan kelahiran saat masuk rumah sakit atau pusat kesehatan sering kali
meliputi beberapa prosedur rutin . Seperti mengukur suhu, nadi dan tekanan
darah, enema dan di ikuti dengan mencukur semua atau sebagian rambut pubis.
Prosedur rutin ini tidak boleh di hilangkan meskipun hal tersebut harus di
perkenalkan dan di jelaskan kepada wanita dan pasangannya karena untuk
mencegah aatau mendeteksi secara dini komplikasi yang kemungkinan dapat
terjadi.
6. Nutrisi
Nutrisi adalah subjek yang sangat penting dan pada saat yang sama sangat
bervariasi. Pendekatan yang tepat tampaknya tidak menghambat keinginan
wanita untuk makan dan minum selama persalinan dan melahirkan., karena
dalam kelahiran normal harus ada alasan yang shahih jika ingin mencampuri
proses alami. Namun sangat ketakutan yang sangat sulit lenyap dan rutinitas di
seluruh dunia, yang masing-masing membutuhkan penanganan dengan cara
berbeda. Dengan dilakukan promosi kesehatan tentang niutrisi pada ibu bersalin
inilah di harapkan akan mampu mengurangi rutinitas pemenuhan nutrisi dengan
ketakutan makan makanan tertentu.
Selama kehamilan ibu membutuhkan tambahan asupan makanan untuk
pertumbuhan janin dan pertahanan dirinya sendiri. Sebagai tenaga kesehatan
sebaiknya melakukan upaya untuk mempromosikan tentang kebutuhan nutrisi
ibu hamil tersebut.
1) Jenis-jenis makanan:
a) Makanan pokok : karbohidrat sebagai sumber energi
b) Makanan pembangun : protein untuk tumbang janin
c) Makanan pelengkap : vitamin dan mineral

d) Makanan penunjang : lemak


2) Tambahan gizi yang diperlukan ibu hamil adalah :
a) Protein : dari 6 gr/hari menjadi 10 gr/hari
b) Energi / kalori : yang dapat diperolieh dari karbohidrat dan lemak
c) Vitamin : sebagai pengatur dan pelindung
Penambahan

gizi

diperlukan

untuk

menunjang

pertumbuhan

dan

perkembangan janin, persiapan persalinan dan untuk melakukan aktivitas.


Penambahan ini pada trimester pertama belum diperlukan, tetapi pada
trimester dua dan tiga dibutuhkan penambahan nutrisi karena terjadi
pertumbuhan dan perkembangan janin yang cepat.
3) Tiga jenis makanan yang penting setiap hari dikonsumsi ibu hamil :
a) Zat besi : Untuk mencegah anemia sehingga tidak akan terjadi BBLR,
perdarahan,dll.
b) Kalsium : Untuk pertumbuhan tulang
c) Yodium : Untuk mencegah pembesaran kelenjar gondok pada ibu,
perkembangan lambat sehingga akan terjadi retardasi mental, cebol.
4) Perubahan yang perlu dipahami ibu hamil :
a) Tahap I (2 minggu setelah konsumsi)
Gizi yang diperlukan seperti biasa harus terpenuhi, tapi belum
membutuhkan penambahan
b) Tahap II (minggu ke 2 - minggu ke 8)
Sudah dibutuhkan nutrisi karena pada tahap ini sudah terbentuk jaringanjaringan dan organ-organ tubuh janin
c) Tahap III (minggu ke 8 lahir)
Untuk persiapan persalinan, laktasi dan kesempurnaan janin
7. Tempat Melahirkan
Praktik persalinan dirumah dibantu yang benar memerlukan beberapa
persiapan yang esensial. Penolong persalinan harus memastikan bahwa tersedia
air bersih dan ruangan untuk tempat melahirkan yang hangat. Mencuci tangan
harus di lakukan dengan cermat. Pakaian atau handuk hangat harus di siapkan
untuk membungkus bayi agar tetap hangat. Jadi paling tidak harus ada beberapa
bentuk peralatan melahirkan yang bersih sesuai rekomendasi WHO, yang
bertujuan menciprkan lapangan persalinan sebersih mungkin dan memberi
perawatan tali pusat yang adekuat.
8. Nyeri Persalinan
Hampir semua wanita mengalami nyeri selama persalinan, tetapi respon
setiap wanita terhadap nyeri persalinan berbeda-beda. Ada beberapa metode
non-invasif sekaligus non-farmakologis untuk mengurangi rasa nyeri yang dapat
di gunakan selama persalinan. Banyak wanita merasa nyeri berkurang dengan

mandi, sentuhan dan pijatan. Ada pula wanita yang memngatasi nyeri dengan
cara relaksasi yang di lakukan secara verbal, menjauhkan wanita dari nyerinya
secara hipnotis, musik dan umpan balik biologis.
Semua budaya mempunyai cara masing-masing untuk membantu dan
memimpin persalinan. Beberapa budaya tersebut menjelaskan kebiasaannya
dengan cara sihir, yang lain mencoba memberi penjelasan yang lebih masuk
akal yentang sistem yang di terapkan. Ciri umum dari metode-metode ini adalah
pemberian perhatian yang intens kepada wanita selama persalinan dan
melahirkan. Mengkin inilah alasan mengapa begitu banyak wanita hamil merasa
metode ini nyaman dan banyak membantu. Laporan yang menyebut bahwa
wanita merasa metode tersebut membuat nyaman baru merupakan hasil
observasi. Meskipun wanita yang mengalami peredaan nyeri dengan metodemetode tersebut dapat di benarkan. Pelatihan dalam melakukan konseling atau
promosi kesehatan dan keterampilan komunikasi interpersonal sangat penting
untuk semua yang merawat wanita usia reproduktif
9. Memantau Janin Selama Persalinan
Memantau kesejahteraan janin adalah bagian bagian perawatan yang penting
selama persalinan. Metode pilihan untuk pemantauan janin selama persalinan
normal adalah auskultasi intermiten. Perawatan secara individual pada wanita
melahirkan sangat esensial dan bisa dilakukan dengan lebih mudah melalui
kontak pribadi saat melakukan auskultasi secara teratur. Hanya pada wanita
dengan peningkatan resiko mesalnya pada persalinan yang diinduksi atau
diaugmentasi, komplikasi oleh cairan amnion yang tercemar oleh mekonium,
atau oleh faktor resiko lain. Maka pemantauan elktronik dan dan konseling
menjadi bermanfaat.
10. Kebersihan
Di manapun proses persalinan dan melahirkan ditangani, kebersihan adalah
kebutuhan yang paling penting dan utama. Sterilisasi yang biasa di gunakan di
kamar operasi tidak diperlukan tetapi kuku harus pendek dan bersih serta tangan
harus di cuci dengan air sabun secara cermat. Beberapa tindakan harus diambil
selama persalinan untuk mencegah kemungkinan infeksi pada wanita dan atau
penolong persalinan. Tindakan ini meliputi penghindaran kontak langsung
dengan darah dan cairan tubuh lain, penggunaan sarung tangan selama
pemeriksaan vagina, selama pelahiran bayi, dan dalam penanganan plasenta.
Penting

untuk

mengurangi

kemungkinan

terjadinya

infeksi

dengan

mempertahankan teknik invasif misalnya episiotomi seminimal mungkin dan


jika melakukan perawatan tambahan, setelah digunakan instrumen yang tajam di
buang.
2.3

Promosi Kesehatan Pada Ibu Menyusui


A. Pengertian Promosi Kesehatan Pada Ibu Menyusui
Ibu menyusui adalah pemberian susu kepada bayi atau anak kecil dengan air
susu ibu (ASI) dari payudara ibu.Promosi kesehatan pada ibu menyusui adalah
upaya perubahan atau perbaikan perilaku yang dapat berpengaruh terdapat perilaku
dan kualitas kesehatan terhadap ibu menyusui.
Hak seorang bayi adalah menyusu kepada ibunya. Sebagai promotor kesehatan,
Perawat diharapkan mampu memberikan pendidikan pada ibu menyusui.
Pendidikan lebih baik diberikan sebelum ibu bersalin, sehingga ibu dapat
melakukan persiapan-persiapan ibu menyusui.
Lingkup promosi kesehatan yang diberikan kepada ibu menyusui meliputi
kebersihan diri, istirahat, seksual, pemberian ASI, nutrisi bagi bayi, pendidikan
kesehatan gizi ibu menyusui, dan meyakinkan pada ibu menyusui bahwa tidak ada
pantangan makan selama menyusui. Sebagai contoh terdapat mitos yang sudah
beredar sejak dulu bahwa ibu menyusui tidak boleh makan makanan yang berbau
amis karena akan menyebabkan ASInya amis. Disinilah tugas Perawat untuk
meluruskan mitos tersebut. bahwa justru makanan yang amis dibutuhkan oleh ibu
menyusui karena mengandung protein tinggi melalui promosi kesehatan.
Penyelenggaraan Pekan ASI Sedunia adalah suatu gerakan yang dilaksanakan
secara serentak di seluruh dunia pada setiap minggu pertama bulan Agustus.
Tujuannya adalah agar setiap negara, secara terus menerus bersama-sama
melaksanakan upaya-upaya yang nyata untuk membantu ibu agar berhasil
menyusui. "Menyusui : Sepuluh Langkah Menuju Sayang Bayi" adalah tema Pekan
ASI Sedunia tahun 2010 dengan slogan Sayang Bayi, Beri ASI, adalah suatu
komitmen nyata dari fasilitas kesehatan untuk mendukung keberhasilan menyusui,
melalui pemberian perlindungan dan memberikan informasi serta dukungan kepada
ibu agar dapat menyusui bayinya secara eksklusif. Sepuluh langkah menuju
keberhasilan menyusui merupakan promosi kesehatan pada ibu menyusui yaitu:
1. Mempunyai Kebijakan Tertulis Tentang Pemberian ASI

Pada tahun 1989, UNICEF bersama WHO memperkenalkan Sepuluh


Langkah Keberhasilan Menyusui dengan mengeluarkan sebuah Pernyataan
Bersama mengenai Perlindungan, Promosi, dan Dukungan Menyusui: Peran
Khusus

Fasilitas

Pelayanan

Kesehatan

Ibu.

Tahun

1990

Deklarasi Innocenti menghimbau dunia agar mendukung pelaksanaan Sepuluh


Langkah di semua fasilitas kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan
ibu.
2.

Memberikan Pelatihan Bagi Petugas Kesehatan


Keberhasilan komunikasi antara petugas kesehatan dan pasien pada
umumnya akan melahirkan kenyamanan dan kepuasan bagi kedua belah pihak,
khususnya timbulnya empati atau ikut merasakan apa yang sedang dialami
oleh pasien. Pada promosi kesehatan pada ibu menyusui petugas kesehatan
diberi pelatihan mengenai berkomunikasi yang baik secara efektif dengan ibuibu (ibu menyusui) dan keluarganya sehingga dapat membantu menumbuhkan
kepercayaan diri khususnya pada ibu menyusui dan meningkatkan
kepercayaan terhadap tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan
kesehatannya serta keterampilan mengenai menyusui yang baik.

3.

Menjelaskan Manfaat Menyusui


ASI sebagai makanan bayi mempunyai kebaikan/sifat sebagai berikut:
a. ASI merupakan makanan alamiah yang baik untuk bayi, praktis, ekonomis,
mudah dicerna untuk memiliki komposisi, zat gizi yang ideal sesuai dengan
kebutuhan dan kemampuan pencernaan bayi.
b. ASI mengadung laktosa yang lebih tinggi dibandingkan dengan susu
buatan. Didalam usus laktosa akan dipermentasi menjadi asam laktat. yang
bermanfaat untuk menghambat pertumbuhan bakteri yang bersifat
pathogen,

merangsang

pertumbuhan

mikroorganisme

yang

dapat

menghasilkan asam organik dan mensintesa beberapa jenis vitamin,


memudahkan terjadinya pengendapan calsium-cassienat. memudahkan
penyerahan herbagai jenis mineral, seperti calsium, magnesium.
c. ASI mengandung zat pelindung (antibodi) yang dapat melindungi bayi
selama 5-6 bulan pertama, seperti: Immunoglobin, Lysozyme, Complemen
C3 dan C4, Antistapiloccocus, lactobacillus, Bifidus, Lactoferrin.
d. ASI tidak mengandung beta-lactoglobulin yang dapat menyebabkan alergi
pada bayi.

e. Proses pemberian ASI dapat menjalin hubungan psikologis antara ibu dan
bayi.
Selain memberikan kebaikan bagi bayi, menyusui dengan bayi juga dapat
memberikan manfaat bagi ibu, yaitu:
a. Suatu rasa kebanggaan dari ibu, bahwa ia dapat memberikan kehidupan
kepada bayinya
b. Hubungan yang lebih erat karena secara alamiah terjadi kontak kulit yang
erat, bagi perkembangan psikis dan emosional antara ibu dan anak
c. Dengan menyusui bagi rahim ibu akan berkontraksi yang dapat
menyebabkan pengembalian keukuran sebelum hamil
d. Mempercepat berhentinya pendarahan post partum
4.

Melaksanan Inisiasi Menyusui Dini (IMD)


Inisiasi Menyusu Dini (IMD) adalah bayi lahir tanpa dimandikan terlebih
dahulu langsung diletakkan pada perut ibu. Secara naluri bayi akan mencapai
dan dapat menghisap puting ibu dalam waktu 30 menit. Dengan demikian,
kolostrum atau ASI yang berwarna kekuning-kuningan, ASI yang pertama
keluar akan langsung dihisap oleh sang bayi. Sebagaimana kita ketahui
kolostrum mengandung zat kekebalan yang lebih banyak dari Air Susu yang
keluar pada hari-hari berikut setelah kelahiran bayi. Kontak fisik pertama
antara ibu dan bayi akan semakin merekatkan rasa kasih sayang ibu dan bayi.
Lalu dilanjutkan dengan pemberian ASI eksklusif. ASI eksklusif adalah
pemberian ASI tanpa makanan dan minuman tambahan lain pada bayi berumur
nol sampai enam bulan. Bahkan air putih tidak diberikan dalam tahap ASI
eksklusif ini.

5.

Menunjukkan Teknik Menyusui Yang Benar


Persiapan memberikan ASI dilakukan bersamaan dengan kehamilan. Pada
kehamilan, payudara semakin padat karena retensi air, lemak serta
berkembangnya kelenjar-kelenjar payudara yang dirasakan tegang dan sakit.
Bersamaan dengan membesarnya kehamilan, perkembangan dan persiapan
untuk memberikan ASI makin tampak. Payudara makin besar, puting susu
makin menonjol, pembuluh darah makin tampak, dan aerola mamae makin
menghitam. Persiapan memperlancar pengeluaran ASI dilaksanakan dengan
jalan:
a.

Membersihkan puting susu dengan air atau minyak, sehingga epitel yang
lepas tidak menumpuk.

b.

Puting susu ditarik-tarik setiap mandi, sehingga menonjol untuk

memudahkan isapan bayi.


c. Bila puting susu belum menonjol dapat memakai pompa susu.
Terdapat berbagai macam posisi menyusui. Cara menyusui yang tergolong
biasa dilakukan adalah dengan berdiri, duduk, atau rebahan. Teknik menyusui
yang benar yaitu:
a. Cuci tangan yang bersih dengan sabun, perah sedikit ASI dan oleskan
disekitar putting, berdiri, duduk, atau berbaring dengan santai (sesuai
keinginan).
b. Bayi diletakkan menghadap ke ibu dengan posisi sanggah seluruh tubuh
bayi, jangan hanya leher dan bahunya saja, kepala dan tubuh bayi lurus,
hadapkan bayi ke dada ibu, sehingga hidung bayi berhadapan dengan
puting susu, dekatkan badan bayi ke badan ibu, menyetuh bibir bayi ke
puting susunya dan menunggu sampai mulut bayi terbuka lebar.
c. Segera dekatkan bayi ke payudara sedemikian rupa sehingga bibir bawah
bayi terletak di bawah puting susu. Cara melekatkan mulut bayi dengan
benar yaitu dagu menempel pada payudara ibu, mulut bayi terbuka lebar
dan bibir bawah bayi membuka lebar.
d. Menyusui dengan teknik yang tidak benar dapat mengakibatkan puting
susu menjadi lecet, ASI tidak keluar optimal sehingga mempengaruhi
produksi ASI selanjutnya atau bayi enggan menyusu. Apabila bayi telah
menyusui dengan benar maka akan memperlihatkan tanda-tanda yaitu bayi
tampak tenang, badan bayi menempel pada perut ibu, mulut bayi terbuka
lebar, dagu bayi menmpel pada payudara ibu, sebagian areola masuk
kedalam mulut bayi, areola bawah lebih banyak yang masuk, bayi nampak
menghisap kuat dengan irama perlahan, puting susu tidak terasa nyeri,
telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus, kepala bayi agak
menengadah.
6.

Tidak Memberikan Makanan Dan Atau Minuman Selain ASI


ASI tak dapat digantikan oleh makanan ataupun minuman manapun,
karena ASI mengandung zat gizi yang paling tepat, lengkap dan selalu
menyesuaikan dengan kebutuhan bayi setiap saat. ASI dalam jumlah cukup
merupakan makanan terbaik pada bayi dan dapat memenuhi kebutuhan gizi
bayi selama 6 bulan pertama. ASI merupakan makanan alamiah yang pertama
dan utama bagi bayi sehingga dapat mencapai tumbuh kembang yang optimal.

7.

Melaksanakan Rawat Gabung


Rawat gabung merupakan satu cara perawatan dimana ibu dan bayi yang
baru dilahirkan tidak dipisahkan, melainkan ditempatkan bersama dalam
sebuah ruangan. Manfaat dilakukannyan rawat gabung yaitu:

8.

Membantu Ibu Menyusui Sesering Mungkin Dan Semau Bayi


Sebaiknya dalam menyusui bayi tidak dijadwal, sehingga tindakan
menyusui bayi dilakukan di setiap saat bayi membutuhkan, karena bayi akan
menentukan sendiri kebutuhannya. Ibu harus menyusui bayinya bila bayi
menangis bukan karena sebab lain (kencing, kepanasan/kedinginan atau
sekedar ingin didekap) atau ibu sudah merasa perlu menyusui bayinya. Bayi
yang sehat dapat mengosongkan satu payudara sekitar 5-7 menit dan ASI
dalam lambung bayi akan kosong dalam waktu 2 jam. Pada awalnya, bayi
tidak memiliki pola yang teratur dalam menyusui dan akan mempunyai pola
tertentu setelah 1 2 minggu kemudian.
Menyusui yang dijadwal akan berakibat kurang baik, karena isapan bayi
sangat berpengaruh pada rangsangan produksi ASI selanjutnya. Dengan
menyusui tanpa jadwal, sesuai kebutuhan bayi akan mencegah timbulnya
masalah menyusui. Ibu yang bekerja dianjurkan agar lebih sering menyusui
pada malam hari. Bila sering disusukan pada malam hari akan memicu
produksi ASI.

9.

Tidak Memberikan Dot Atau Kempeng


Oleh karena pemberian susu formula kadang tidak disertai dengan
botol/dot yang cukup terjamin kebersihannya sehingga bayi menjadi diare.
Dan pengenceran atau perbandingan bubuk susu dan air kadang tidak sesuai
dengan ketentuan pada label yang berakibat bayi kurang gizi.

10. Membina Kelompok Pendukung ASI


Dukungan lainnya dari pihak-pihak yang terkait dengan ibu menyusui
menjadi penentu keberhasilan pemberian ASI diantaranya:
a. Suami
Bentuk dukungan yang dapat diberikan antara lain menemani istri ketika
sedang menyusui, ikut merawat bayi, memberikan kata-kata pujian/pemberi
semangat sehingga istri terus merasa percaya diri, melengkapi pengetahuan
seputar pemberian ASI dan kegiatan menyusui, serta bangga dengan istri
yang sedang dalam masa pemberian ASI kepada sang buah hati.

b. Keluarga
Melengkapi pengetahuan seputar pemberian ASI dan kegiatan menyusui,
memberikan pujian, semangat dan dorongan agar ibu bisa percaya diri
untuk menyusui, membantu dalam perawatan bayi.
c. Tenaga Kesehatan
Tidak mempromosikan susu formula, memberi informasi yang tepat tentang
ASI dan seputar kegiatan menyusui, memberikan semangat dan dorongan
agar para ibu memberikan ASI Eksklusif kepada bayi mereka, dan
menyusui diteruskan sampai bayi berusia 2 tahun atau lebih, dan memahami
ciri-ciri tumbuh kembang bayi/anak ASI.
d. Lingkungan Kerja / Kantor
Menerapkan kebijakan kantor yang ramah terhadap pegawai perempuan
yang menyusui, menyediakan ruang menyusui, memberikan waktu untuk
memerah/menyusui langsung bila menyusui harus dilakukan selama waktu
kerja.
e. Sesama Ibu Menyusui
Saling berbagi pengalaman, bertukar informasi, memberi semangat dan
dukungan seputar kegiatan menyusui dan pemberian ASI, agar ASI
Eksklusif berhasil diberikan kepada bayi selama 6 bulan pertama, dan ASI
diteruskan hingga anak berusia 2 tahun atau lebih.
f. Pemerintah
Senantiasa

mensosialisasikan

keunggulan

ASI

kepada

masyarakat,

memperbaiki dan melengkapi perangkat yang mendukung kegiatan


menyusui dan pemberian ASI, menindak dengan tegas segala bentuk
pelanggaran pihak ketiga yang bertentangan dengan kebijakan pemberian
ASI Eksklusif serta pemberian ASI bagi bayi Indonesia.
B. Keunggulan & Manfaat Menyusui
Keunggulan dan manfaat menyusui dapat dilihat dari beberapa aspek yaitu:
aspek gizi, aspek imunologik, aspek psikologi, aspek kecerdasan, neurologis,
ekonomis dan aspek penundaan kehamilan.
1. Aspek Gizi
Manfaat Kolostrum : Kolostrum mengandung zat kekebalan terutama Ig
untuk melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi terutama diare.

Jumlah kolostrum yang diproduksi bervariasi tergantung dari hisapan bayi


pada hari-hari pertama kelahiran. Walaupun sedikit namun cukup untuk
memenuhi kebutuhan gizi bayi. Oleh karena itu kolostrum harus diberikan
pada bayi. Kolostrum mengandung protein,vitamin A yang tinggi dan
mengandung karbohidrat dan lemak rendah, sehingga sesuai dengan
kebutuhan gizi bayi pada hari-hari pertama kelahiran. Membantu
mengeluarkan mekonium yaitu kotoran bayi yang pertama berwarna hitam
kehijauan.
Komposisi ASI : ASI mudah dicerna, karena selain mengandung zat gizi
yang sesuai, juga mengandung enzim-enzim untuk mencernakan zat-zat gizi
yang terdapat dalam ASI tersebut. ASI mengandung zat-zat gizi berkualitas
tinggi yang berguna untuk pertumbuhan dan perkembangan kecerdasan
bayi/anak. Selain mengandung protein yang tinggi, ASI memiliki
perbandingan antara Whei dan Casein yang sesuai untuk bayi. Rasio Whei
dengan Casein merupakan salah satu keunggulan ASI dibandingkan dengan
susu sapi. ASI mengandung whey lebih banyak yaitu 65:35. Komposisi ini
menyebabkan protein ASI lebih mudah diserap. Sedangkan pada susu sapi
mempunyai perbandingan Whey :Casein adalah 20 : 80, sehingga tidak
mudah diserap.
Komposisi Taurin, DHA dan AA pada ASI : Taurin adalah sejenis asam
amino kedua yang terbanyak dalam ASI yang berfungsi sebagai neurotransmitter dan berperan penting untuk proses maturasi sel otak. Percobaan
pada binatang menunjukkan bahwa defisiensi taurin akan berakibat
terjadinya gangguan pada retina mata. Decosahexanoic Acid (DHA) dan
Arachidonic Acid (AA) adalah asam lemak tak jenuh rantai panjang
(polyunsaturated fatty acids) yang diperlukan untuk pembentukan sel-sel
otak yang optimal. Jumlah DHA dan AA dalam ASI sangat mencukupi
untuk menjamin pertumbuhan dan kecerdasan anak. Disamping itu DHA
dan AA dalam tubuh dapat dibentuk/disintesa dari substansi pembentuknya
(precursor) yaitu masing-masing dari Omega 3 (asam linolenat) dan Omega
6 (asam linoleat).
2. Aspek Imunologik

ASI mengandung zat anti infeksi, bersih dan bebas kontaminasi.


Immunoglobulin A (Ig.A) dalam kolostrum atau ASI kadarnya cukup tinggi.
Sekretori Ig.A tidak diserap tetapi dapat melumpuhkan bakteri patogen E.
coli dan berbagai virus pada saluran pencernaan.
Laktoferin yaitu sejenis protein yang merupakan komponen zat kekebalan
yang mengikat zat besi di saluran pencernaan.
Lysosim, enzym yang melindungi bayi terhadap bakteri (E. coli dan
salmonella) dan virus. Jumlah lysosim dalam ASI 300 kali lebih banyak
daripada susu sapi.
Sel darah putih pada ASI pada 2 minggu pertama lebih dari 4000 sel per
mil. Terdiri dari 3 macam yaitu: Brochus-Asociated Lympocyte Tissue
(BALT) antibodi pernafasan, Gut Asociated Lympocyte Tissue (GALT)
antibodi saluran pernafasan, dan Mammary Asociated Lympocyte Tissue
(MALT) antibodi jaringan payudara ibu.
Faktor bifidus, sejenis karbohidrat yang mengandung nitrogen, menunjang
pertumbuhan bakteri lactobacillus bifidus. Bakteri ini menjaga keasaman
flora usus bayi dan berguna untuk menghambat pertumbuhan bakteri yang
merugikan.
3. Aspek Psikologis
Rasa percaya diri ibu untuk menyusui : bahwa ibu mampu menyusui
dengan produksi ASI yang mencukupi untuk bayi. Menyusui dipengaruhi
oleh emosi ibu dan kasih saying terhadap bayi akan meningkatkan produksi
hormon terutama oksitosin yang pada akhirnya akan meningkatkan
produksi ASI.
Interaksi Ibu dan Bayi: Pertumbuhan dan perkembangan psikologik bayi
tergantung pada kesatuan ibu-bayi tersebut.
Pengaruh kontak langsung ibu-bayi : ikatan kasih sayang ibu-bayi terjadi
karena berbagai rangsangan seperti sentuhan kulit (skin to skin contact).
Bayi akan merasa aman dan puas karena bayi merasakan kehangatan tubuh
ibu dan mendengar denyut jantung ibu yang sudah dikenal sejak bayi masih
dalam rahim.
4. Aspek Kecerdasan
Interaksi ibu-bayi dan kandungan nilai gizi ASI sangat dibutuhkan untuk
perkembangan system syaraf otak yang dapat meningkatkan kecerdasan bayi.

Penelitian menunjukkan bahwa IQ pada bayi yang diberi ASI memiliki IQ point
4.3 point lebih tinggi pada usia 18 bulan, 4-6 point lebih tinggi pada usia 3
tahun, dan 8.3 point lebih tinggi pada usia 8.5 tahun, dibandingkan dengan bayi
yang tidak diberi ASI.
5. Aspek Neurologis
Dengan menghisap payudara, koordinasi syaraf menelan, menghisap dan
bernafas yang terjadi pada bayi baru lahir dapat lebih sempurna
6. Aspek Ekonomis
Dengan menyusui secara eksklusif, ibu tidak perlu mengeluarkan biaya untuk
makanan bayi sampai bayi berumur 4 bulan. Dengan demikian akan menghemat
pengeluaran rumah tangga untuk membeli susu formula dan peralatannya.
7. Aspek Penundaan Kehamilan
Dengan menyusui secara eksklusif dapat menunda haid dan kehamilan,
sehingga dapat digunakan sebagai alat kontrasepsi alamiah yang secara umum
dikenal sebagai Metode Amenorea Laktasi (MAL).
C. Berbagai Masalah Dalam Menyusui
1. Payudara Bengkak
Payudara

bengkak

biasanya

terjadi

atau

hari

pasca

persalinan.Bengkaknya payudara ini di sebabkan oleh penggumpalan air susu


dalam kelenjar susu di payudara yang lama kelamaan dapat menyebabkan
tersumbatnya kelenjar susu sehingga pengeluaran volume ASI berkurang.
Desakan ASI yang tak lancar menimbulkan rasa nyeri pada payudara ibu.
Penggumpalan air susu biasa terjadi karena bayi enggan menyusui pada
Ibunya kemungkinan karena derasnya aliran air susu yang keluar sehingga bayi
tak nyaman saat menyusui. Produksi Air susu yang melimpah tanpa disusukan
atau dipompa lambat laun akan menyebabkan penggumpalan yang pada
akhirnya menyumbat kelenjar susu.
Jika ibu mengalami bengkak pada panyudara, atasilah dengan memijat
daerah payudara yang sakit sehari 2 kali kearah puting susu. Gunakan baby oil
atau minyak kelapa murni untuk melemaskan dan membuat daerah sekitar
payudara tidak kaku.

2. Payudara Meradang
Gangguan ini bias disebut sebagai mastitis. Radang ini akan terjadi karena ibu
tidak menyusui atau puting payudaranya lecet karena mernyusui. Kondisi ini
biasa terjadi pada 1 atau kedua payudara sekaligus, umumnya radang terjadi 2-6
minggu pasca persalinan akibat adanya infeksi bakteri serta pemakaian BH yang
terlalu ketat.
Untuk mencegah mastitis,ibu harus menyusui bayi segera dan sesering
mungkin, bila payudara terasa penuh, segera keluarkan dengan cara menyusui
langsung pada bayi. Pengobatan yang tepat adalah dengan pemberian antibiotic
yang baik dan aman untuk ibu menyusui.
3. Puting Datar Atau Tenggelam
Kelainan ini terjadi karena pelekatan mengakibatkan saluran lebih pendek dan
menarik puting susu ke dalam. Tarik puting susu keluar dengan jari tangan,
tahan selama beberapa waktu. lakukan ini selama 2 hari sekali.
4. Puting Lecet
Puting lecet ini tidak tepatnya posisi mulut bayi saat menyusui.umumnya terjadi
pada hari pertama menyusui.bila tidak terlalu nyeri ,teruskan menyusui si kecil
agar nyeri berkurang oleskan sedikit ASI pada puting susu dan sekitarnya atau
kompres payudara dengan Air hangat sebelum menyusui.
5. Gangguan Volume Asi
Menyusui melibatkan proses menghasilkan dan mengeluarkan ASI. Biarkan
pemberian ASI lancar, kedua proses itu harus berjalan dengan seimbang. Jika
tidak terjadi keseimbangan maka proses menyusuipun tidak akan berjalan
lancar.
6. Bingung Puting
Adalah masalah menyusui yang timbul karena bayi yang masih terlalu kecil
mengalami kebingungan antara meghisap puting dengan botol susu. Solusinya
ibu harus memulai membiasakan bayi diberi ASI perah dengan sendok, bukan
botol susu. Berikan dengan cara menyuapinya dengan sendok agar bayi tidak
binggung puting.
Masyarakat serta meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, dan dengan
promosi kesehatan yaitu melalui penyuluhan kesehatan atau pendidikan
kesehatan kita sebagai perawat dapat mencegah berbagai penyakit. Perlu
dukungan pihak terkait khususnya dukungan dari keluarga agar ibu tetap

memberikan ASI eksklusif pada bayinya sampai usia bayi 6 bulan. Perlunya
intervensi melalui pemberdayaan kepada petugas kesehatan (Dokter, Perawat
dan Paramedis lainnya), diantaranya dengan meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan petugas dalam rangka peningkatan penggunaan ASI.

BAB 3
ANALISIS KASUS
CONTOH KASUS
Mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitan Airlanga sedang melaksanakan KKN- BBM di
RW 05 Kelurahan Made Surabaya. Pada saat melakukan SMD (Survey Mawas Diri)
ditemukan ada beberapa ibu hamil yang kurang memperhatikan pentingnya mengontrol
kehamilannya (ANC) ke bidan atau fasilitas kesehatan lainnya. Selain itu juga terdapat
beberapa ibu menyusui yang kurang mengetahui pentingnya ASI ekslusif, tidak mendapat
dukungan dari suaminya untuk menyusui. Kebanyakan dari para ibu kadang menggantinya
dengan susu formula. Berdasarkan Masalah yang ditemukan tersebut, maka mahasiswa yang
sedang KKN akan memberikan edukasi tentang ANC dan ASI ekslusif.
ANALISIS KASUS
1.

Pengkajian
Sasaran: Kelompok ibu hamil dan menyusuo

NO

Anggota

Status

Masalah

Ny. D

Usia
(tahun)
21

hamil 3 bulan G1P0A0

Tidak pernah ANC

Ny. K

22

hamil 7 bulan G1P0A0

Tidak pernah ANC

Ny. O

23

Ibu menyusui

(istri yang tidak didukung suaminya untuk


menyusui

Ny. N

21

bayi

mereka

dan

kurang

mengetahui pentingnya ASI bagi bayinya


Ibu baru melahirkan dengan ASI yang tidak

Ibu menyusui

lancar, usia bayi satu minggu di berikan susu


5

Ny. L

20

formula.
Ibu baru melahirkan, namun malas untuk

Ibu menyusui

memberikan asi dan mengganti dengan susu


formula

2.

Analisis Kasus

DATA
Ibu menanyakan permasalahan terkait Air Susu

MASALAH/DIAGNOSA KEPERAWATAN
Kurangnya dukungan keluarga berhubungan dengan

Ibu yang harus diberikan kepada bayinya


Ibu mengatakan tidak memiliki rekanan atau orang

support system ineffective

terdekat yang mendukung aktivitas memberikan


-

ASI kepada bayinya


Ibu baru melahirkan,

namun

malas

untuk

memberikan asi dan mengganti dengan susu


-

formula
Ibu sering

kehamilannya
Ibu mengatakan tidak pernah memeriksakan

bertanya

tentang

permasalahan

Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya


informasi yang didapat

kehamilannya ke bidan atau puskemas

3.

Diagnosa Keperawatan
a. Kurangnya dukungan keluarga berhubungn dengan support system ineffective
b. Kurang pengeahuan berhubungan dengan kurangnya informasi yang didapat

4.

Perencanaan
a. Tujuan
Memberikan pengetahuan dan pemahaman kepada para ibu tentang pemeriksaan
kehamilan yag secara teratur dan rutin untuk kesehatan dan keselamatan janinnya
Memberikan pengetahua dan pemahaman kepada para ibu tentang pentingnya ASI
b. Sasaran
Para ibu hamil dan ibu menyususi RW 05 Kelurahan Made Surabaya
c. Metode
Metode yang dipakai untuk menangani masalah diatas adalah dengan penyuluhan
yang dibimbing oleh mahasiswa atau fasilitator
d. Media
LCD dan Projector
Leaflet
Maniken
e. Materi

Pengertian ANC
Tujuan dan Manfaat ANC
Jadwal Kunjungan ANC
Tempat Kunjungan ANC
Pemeriksaan yang dilakukan saat ANC
Tanda bahaya kehamilan
Pengertian ASI eksklusif
Tujuan dan Manfaat ASI eksklusif
Jenis dan Komposisi ASI
Upaya memperbanyak ASI

f. Tempat

Balai RW 05 Kelurahan Made Surabaya


g. Langkah-Langkah
Prioritas Masalah
1) Kurangnya pengetahuan ibu tentang ANC
2) Kurangnya pengetahuan ibu dan kurangnya dukungan keluarga tentang
pentingnya ASI eksklusif
Kriteria Yang Diharapkan
Ibu diharapkan memiliki pengetahuan yang baik tentang ANC
Ibu diharapkan mengerti tentang pemberian ASI eksklusif pada bayi dan
mengaplikasikannya dengan benar
Rencana Evaluasi
1) Evaluasi Jangka Pendek
Waktu

: Setelah penyuluhan selesai

Sasaran

: Ibu hamil dan menyusui yang mengikuti penyuluhan

Pelaksana : Penyuluh
Kegiatan

: Penyuluh menanyakan kembali terkait informasi myang telah

disampaikan sebelumnya.
2) Evaluasi Jangka Panjang

Waktu
Sasaran
Pelaksana
Kegiatan

: Dalam rentang waktu satu minggu setelah penyuluhan


: Ibu hamil dan Menyusui di RW 05 Kelurahan Made
: Petugas Puskesmas/Kader
; Observasi adanya peningkatan ANC

Jadwal Kegiatan
Kegiatan
Pembukaan
Pelaksanaan

Waktu
2 menit
20 menit

Keterangan
Penyuluh
Penyuluh

Diskusi dan evaluasi

6 menit

Penyuluh dan peserta

Terminasi (doa)

2 menit

Penyuluh dan peserta

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)


Bidang Studi
Topik
Sasaran
Tempat
Hari/Tanggal
Waktu

: Keperawatan Komunitas
: ASI Eksklusif & Perawatan Payudara
: Ibu post partum dan menyusui di RW 05 Kelurahan Made Surabaya
: Balai RW 05 Kelurahan Made Surabaya
: Senin, 05 September 2015
: 1 x 30 menit

A. Analisa Situasional
1. Penyuluh
Mahasiswa Program Studi NERS Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga
2.

Surabaya
Peserta
Ibu post partum dan menyusui di RW 05 Kelurahan Made Surabaya

B. Tujuan Instruksional
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah diberikan penyuluhan selama 40 menit peserta mengetahui pentingnya ASI
Eksklusif & perawatan payudara
2. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah kegiatan penyuluhan dilakukan peserta dapat :
a.
Mengetahui pengertian ASI Eksklusif.
b.
Mengetahui tujuan dan manfaat ASI Eksklusif.
c.
Menjelaskan tentang jenis ASI.
d.
Menjelaskan tentang upaya memperbanyak ASI.
e.
Mengetahui manfaat perawatan payudara
f.
Mengetahui cara melakukan perawatan payudara
C. Materi
1.
2.
3.
4.
5.

Pengertian ASI Eksklusif.


Tujuan dan manfaat ASI Eksklusif.
Tentang jenis dan komposisi ASI.
Tentang upaya memperbanyak ASI.
Tentang Perawatan Payudara

D. Metode
1.
2.
3.
4.

Ceramah
Tanya Jawab
Demonstrasi
Simulasi

E. Alat Dan Media


1. Leaflet
2. Power Point

3. Pantom payudara
F. Susunan Acara Penyuluhan
NO
1

TAHAP
Pembukaan
2 menit

KEGIATAN
Penyuluh
1. Menyampaikan salam pembuka.
2. Memperkenalkan diri.
3. Menyampaikan tujuan

Peserta
1. Menjawab Salam.
2. Mendengarkan.
3. Memperhatikan.

penyuluhan.
4. Kontrak waktu.
2

Pelaksanaan
20 menit

1. Menggali pengetahuan peserta tentang

1. Menjawab

ASI eksklusif.
2. Menyampaikan materi tentang:
a.
Pengertian ASI Eksklusif.
b.
Tujuan dan manfaat ASI

pertanyaan.
2. Memperhatikan

c.

Eksklusif.
Tentang jenis dan komposis

dan mendengarkan.
3. Mempraktekkan
demonstrasi

ASI.
d.

Tentang upaya

memperbanyak ASI.
e.
Tentang perawatan
3

Diskusi dan

payudara
1. Tanya jawab tentang materi yang telah

Evaluasi
8 menit

diberikan.
2. Menanyakan kepada peserta.

Terminasi
1 menit

1. Menyimpulkan kegiatan penyuluhan.


2. Mengucapkan terima kasih atas peran
serta peserta.
3. Menyampaikan salam penutup.

G. Pengorganisasian
Pembimbing
: Eka Misbahatul, S.Kep.Ns., M.Kep
Moderator
: Siwi Sabdasih
Penyaji
: Azizs Nurulhuda & Luluk Anggarani
Observer
: Hendra Wahyu Setiono
Fasilitator

: Nur Ismail

H. Deskripsi Pengorganisasian
1. Moderator

1. Bertanya dan
menjawab
pertanyaan.
1. Mendengarkan.
2. Menjawab salam.

Tugas:
a. Mengatur jalannya penyuluhan.
b. Menyampaikan judul materi.
c. Mengatur kontrak waktu.
d. Menjelaskan tujuan umum dan tujuan khusus.
e. Memperkenalkan penyaji materi, fasilitator, memberi salam pembuka.
2. Penyaji
Tugas:
a.
b.

Menyajikan materi penyuluhan.


Menjawab pertanyaan dari peserta.

3. Observer
Tugas: Mengamati dan menilai proses penyuluhan.
4. Fasilitator
Tugas: Menstimulasi peserta yang tidak aktif.

I.

Setting Tempat
LAYAR LCD

Keterangan Gambar:
: Audience

: Fasilitator

: Moderator

: Observer

: Penyuluh
J.

Evaluasi
1. Evaluasi struktur
a. Peserta hadir di tempat penyuluhan.
b. Penyelenggaraan penyuluhan di balai RW 05 Kelurahan Made Surabaya.
c. Pengorganisasian penyelenggara dilakukan sebelum peserta penyeluhan diseleksi.
d. SAP dan leaflet dibuat 3 hari sebelum penyuluhan.
2. Evaluasi proses
a. Peserta antusias terhadap materi penyuluhan.
b. Peserta mengikuti jalannya penyuluhan sampai selesai.
c. Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara benar.
d. Peserta yang hadir minimal 4 orang.
2.

Evaluasi Hasil
a.
b.
c.
d.
e.
f.

Peserta dapat menjelaskan Pengertian ASI Eksklusif.


Peserta dapat menjelaskan Tujuan dan manfaat ASI Eksklusif.
Peserta dapat menjelaskan jenis dan komposis ASI.
Peserta dapat menjelaskan upaya memperbanyak ASI.
Peserta dapat menjelaskan tentang perawatan payudara
Peseta dapat mempraktikkan perawatan payudara

MATERI PENYULUHAN
ASI EKSKLUSIF
1.

Pengertian ASI Eksklusif

ASI adalah emulsi lemak dalam larutan protein, lactose dan garam-garam organis yang
disekresi oleh kedua buah kelenjar payudara ibu, sebagai makanan utama ASI. ASI
Eksklusif adalah bayi diberi ASI saja pada 0-6 bulan tanpa pemberian apapun, termasuk
susu formula, air gula, madu, air putih atau makanan tambahan apapun.
2.

Tujuan dan manfaat ASI Eksklusif


a.

Bagi bayi
Pemberian ASI membantu bayi memulai kehidupannya dengan baik. Kolostrum, susu
jolong atau susu pertama, mengandung antibodi yang kuat untuk mencegah infeksi
dan membuat bayi menjadi kuat. Penting sekali untuk segera memberi minum ASI
bayi dalam jam pertama sesudah lahir dan kemudian setidaknya setiap dua atau tiga
jam. ASI mengandung campuran yang tepat dan berbagai bahan makanan yang baik
untuk bayi. ASI mudah dicerna oleh bayi. ASI saja, tanpa mkanan tambahan lain
merupakan cara terbaik untuk memberi makan bayi dalam empat sampai enam bulan
pertama kehidupannya. Sesudah enam bulan, beberapa bahan makanan yang baik lain
harus ditambahkan kedalam menu bayi. Pemberian ASI pada umumnya harus

b.

disarankan selama setidaknya satu tahun pertama kehidupan anak.


Bagi ibu
Pemberian ASI membantu ibu memulihkan diri dari proses persalinannya. Pemberian
ASI selama beberapa hari pertama membuat rahim berkontraksi dengan cepat dan
memperlambat perdarahan (hisapan pada puting susu merangsang dikeluarkannya
oksitosin alami yang akan membantu kontraksi rahim). Wanita yang menyusui
bayinya akan lebih cepat pulih turun berat badannya dari berat badan yang bertambah
semasa kehamilan. Ibu yang menyusui, yang haidnya belum muncul kembali akan
kecil kemungkinannya untuk menjadi hamil (kadar prolaktin yang tinggi menekan
hormon FSH dan ovulasi). Pemberian ASI adalah cara yang penting bagi ibu untuk

c.

mencurahkan kasih sayangnya pada bayi dan membuat bayi merasa nyaman.
Bagi semua orang
ASI selalu bersih dan bebas hama yang dapat mnyebabkan infeksi. Pemberian ASI
tidak menuntut prsiapan khusus. ASI selalu tersedia, dan gratis. Bila ibu memberi ASI
bayinya pada waktu diminta (on demand), tanpa memberikan makanan tambahan,
maka kecil kemungkinannya ia akan menjadi hamil dalam enam bulan pertama
sesudah melahirkan. Ibu menyusui yang siklus menstruasinya belum pulih kembali,
memperoleh perlindungan dari kemungkinan menjadi hamil. Utami (2005)
menyimpulkan bahwa pemberian ASI sangat bermanfaat untuk:
1) ASI sebagai nutrisi.
2) ASI sebagai bahan makanan yang berkhasiat meningkatkan daya tahan tubuh.

d.

3) ASI meningkatkan kecerdasan.


4) Menyusui meningkatkan jalinan kasih sayang.
Bagi negara:
1) Penghematan untuk subsidi anak sakit dan pemakaian obat-obatan.
2) Penghematan devisa dalam hal pembelian susu formula dan perlengkapan
menyusui.
3) Mengurangi polusi.
4) Mendapatkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas.

3.

Tentang jenis ASI


a.

Colostrum
Adalah cairan yang pertama disekresi oleh kelenjar payudara dari hari pertama sampai
hari ke-4. Colostrum yang sifatnya kental dan berwarna kekuningan karena
mengandung beta karoten dan dibutuhkan oleh bayi baru lahir. Colostrum merupakan
pencahar (pembersih usus bayi) yang membersihkan mekonium sehingga mukosa
usus bayi yang baru lahir segera bersih dan siap menerima ASI. Hal ini menyebabkan
bayi yang mendapat ASI pada minggu pertama sering defekasi dan feces berwarna
hitam. Kandungan tertinggi dalam kolostrum adalah antibodi yang siap melindungi
bayi ketika kondisi bayi masih sangat lemah. Kandungan protein dalam kolostrum
lebih tinggi dibandingkan dengan kandungan protein dalam ASI matur. Jenis protein
globulin membuat konsistensi kolostrum menjadi pekat/padat sehingga bayi lebih
lama merasa kenyang meskipun hanya mendapat sedikit kolostrum. Kandungan hidrat
arang dalam kolostrum lebih rendah dibanding ASI matur. Ini disebakan oleh aktivitas
bayi pada tiga hari pertama masih sedikit dan itdak terlalu banyak memerlukan kalori.
Mineral terutama natrium, kalium, dan klorida dalam kolostrum lebih tinggi
dibanding ASI matur. Vitamin yang larut di air lebih sedikit. Lemak kolostrum yang
lebih banyak mengandung kolesterol dan lisatin sehingga bayi sejak dini sudah
terlatih mengolah kolesterol. Kolesterol ini di dalam tubuh bayi membangun enzim
yang mencerna kolesterol. Karena adanya tripsin inhibitor, hidrolisis protein di dalam
usus bayi menjadi kurang sempurna. Hal ini sangat menguntungkan karena dapat
melindungi bayi bila ada protein asing yang masuk akan terhambat dengan volume
colostrum yang meningkat, akibat isapan bayi baru lahir secara terus-menerus. Hal ini
yang mengharuskan bayi segera setelah lahir diberikan kepada ibunya untuk

b.

ditempelkan ke payudara, agar bayi dapat sesering mungkin menyusui.


ASI Transisi
Diproduksi pada hari ke-4 sampai hari ke-10. ASI transisi memilki protein makin
rendah, sedangkan lemak dan hidrat arang makin tinggi. Hal ini merupakan

pemenuhan terhadap aktivitas bayi yang mulai aktif karena bayi sudah beradaptasi
terhadap lingkungan. Pada masa ini, pengeluaran ASI mulai stabil begitu juga kondisi
fisik ibu. Keluhan nyeri pada payudara sudaj berkurang. Oleh karena itu, yang perlu
c.

ditingkatkan adalah kandungan protein dan kalsium dalam makanan ibu.


ASI matur
Yaitu ASI yang disekresi dari hari ke-10 sampai seterusnya. ASI matur merupakan
nutrisi yang terus berubah disesuiakan dengan perkembangan bayi sampai usia 6
bulan. ASI matur merupakan cairan yang berwarna kekuning-kuningan yang
diakibatkan waran garam dan kalsium casenat, riboflamin dan karoten. ASI matur ini
mengandung antibodi, enzim dan hormon dan memiliki sifat biokimia yang khas yaitu
kapasitas buffer yang rendah dan adanyan faktor bifidus.

4.

Teknik Menyusui Dengan Benar


Teknik menyusui yang tidak benar dapat mengakibatkan puting susu menjadi lecet, ASI
tidak keluar optimal sehingga mempngaruhi produki ASI selanjutnya atau bayi enggan
menyusu.
a.

Sebelum menyusui ASI dikeluarkn sedikit, kemudian dioleskan pada puting & sekitar

b.

areola sebagai desinfektan & menjaga kelembaban puting susu.


Gunakan bantal atau selimut untuk menopang bayi , bayi ditidurkan diatas pangkuan
ibu dengan cara:
1) Bayi dipegang dengan satu lengan kepala bayi diletakkan pada lengkung siku ibu
dan bokong baui diletakkan pada lengan. Kepala bayi tidak boleh tertengadah atau

c.

bokong
2) bayi ditahan dengan telapak tangan ibu.
3) Satu tangan bayi diletakkan dielakang badan ibu dan yang satu didepan.
4) Perut bayi menempel badan ibu, kepala bayi menghadap payudara.
5) Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus.
6) Ibu menatap bayi dengan kasih sayang.
Tangan kanan menyangga payudara kiri dan keempat jari dan ibu jari menekan bagian

d.

atas areola.
Bayi diberi rangsangan untuk membuka mulut ( rooting refleks) dengan cara

e.

menyentuh pipi dengan puting susu atau menyentuh mulut bayi.


Setelah bayi membuka mulut dengan cepat kepala bayi didekatkan ke payudara ibu
dengan puting serta areola dimasukkan ke mulut bayi. usahakan sebagian besar areola
dapat masuk mulut bayi, sehingga puting susu berada dibawah langit langit dan lidah
bayi akan menekan asi keluar daritempat penampungan asi yang terletak dibawah
areola.

5.

Tentang upaya memperbanyak ASI

ASI tidak mencukupi biasanya disebabkan ibu/bayinya/keduanya. Untuk menambah


kesediaan isi maka:
a.
Ibu :
1) Sarankan ibu beristirahat cukup.
2) Pengaturan makanan yang baik.
3) Makanan pokok tidak hanya nasi, gunakanlah makanan pengganti seperti mie,
jagung, ubi, kentang, roti, dan sebagainya.
4) Lauk-pauk gunakanlah dari jenis hewani dan nabati seperti telur, daging, ayam,
ikan segar, hati, ikan asin, tempe, tahu, kacang-kacangan dan sebagainya.
5) Sayuran lebih baik yang berwarna seperti bayam, kangkung, sawi, daun katuk,
wortel, buncis, dan sebagainya. Karena sayuran tersebut dapat membantu
merangsang produksi ASI.
6) Pilihlah buah-buahan yang berwarna seperti papaya, jeruk, apel, tomat, dan
sebagainya yang banyak mengandung vitamin dan mineral.
7) Perlu minum dalam jumlah lebih banyak kurang lebih 6 gelas dalam 1 hari akan
lebih bermanfaat bila ibu menyusui minuman cairan bergizi seperti susu, air,
kacang-kacangan, sari buah-buahan, air sayuran daun hijau dan sebagainya.
8) Hindarilah makanan yang merangsang terlalu pedas, terlalu dingin, terlalu panas,
mengandung alkohol untuk menjaga alat-alat pencernaan.
9) Tidak disarankan untuk minum jamu setelah melahirkan.
10) Yang penting tidak ada makanan pantangan untuk ibu menyusui.
11) Yakinkan kembali pada ibu bahwa ia dapat memproduksi ASI lebih banyak.
b.
Untuk bayi, bayi harus :
1) Menyusui bayinya setiap 2 jam, siang, dan malam hari, sementara hal ini akan
2)
3)
4)
5)

menambah ketersediaan ASI (menyusui selama 10-15 menit di setiap payudara)


Bangunkan bayi jika sudah waktunya untuk disusui.
Susui bayi ditempatkan yang tenang dan nyaman.
Tidurkan bayi di samping ibu.
Berikan hanya ASI pada bayi bukan makanan tambahan lainnya.

MATERI PENYULUHAN
PERAWATAN PAYUDARA

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)


Bidang Studi
Topik
Sasaran
Tempat
Hari/Tanggal
Waktu

: Keperawatan Komunitas
: Antenatal Care (ANC)
: Ibu hamil di RW 05 Kelurahan Made Surabaya
: Balai RW 05 Kelurahan Made Surabaya
: Senin, 05 September 2015
: 1 x 30 menit

A. Analisa Situasional
1. Penyuluh
Mahasiswa Program Studi NERS Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga
Surabaya
2. Peserta
Ibu hamil di RW 05 Kelurahan Made Surabaya
B. Tujuan Instruksional
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah diberikan Penyuluhan selama 20 menit, ibu hamil dan keluarga mengetahui
pentingnya kunjungan ANC.
2. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah kegiatan penyuluhan dilakukan peserta dapat :
a. Mengetahui pengertian ANC.
b. Mengetahui tujuan dan manfaat ANC.
c. Menjelaskan tentang jadwal kunjungan ANC.
d. Menjelaskan tentang tempat kunjungan ANC.
e. Menjelaskan tentang pemeriksaan yang dilakukan saat ANC.
f. Menjelaskan tanda bahaya kehamilan.
C. Materi
1. Pengertian ANC.
2. Tujuan dan manfaat ANC
3. Jadwal Kunjungan ANC
4. Tempat Kunjungan ANC
5. Pemeriksaan yang dilakukan saat ANC.
6. Tanda bahaya kehamilan.
D. Metode
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
E. Alat Dan Media
1.
2.

Leaflet
Powe Point

F. Susunan Acara Penyuluhan

NO

KEGIATAN

TAHAP

Penyuluh
Menyampaikan salam pembuka.
Memperkenalkan diri.
Menyampaikan tujuan penyuluhan.
Kontrak waktu.

Peserta
4. Menjawab Salam
5. Mendengarkan
6. Memperhatikan

Pembukaan 5.
2 menit
6.
7.
8.

Pelaksanaan 1. Menggali pengetahuan peserta tentang


4. Menjawab
10 menit
ANC
pertanyaan.
2. Menyampaikan materi tentang :
5. Memperhatikan
a.
Pengertian ANC.
dan
b.
Tujuan dan manfaat ANC.
c.
Jadwal kunjungan ANC.
mendengarkan.
d.
Tempat kunjungan ANC.
e.
Pemeriksaan yang dilakukan

Diskusi dan

saat ANC.
f.
Tanda bahaya kehamilan
3. Tanya jawab tentang materi yang telah

Evaluasi
8 menit

diberikan.
4. Menanyakan kepada peserta.

Terminasi
1 menit

4. Menyimpulkan kegiatan penyuluhan.


5. Mengucapkan terima kasih atas peran
serta peserta.
6. Menyampaikan salam penutup.

G. Pengorganisasian
Pembimbing
: Eka Misbahatul, S.Kep.Ns., M.Kep
Moderator
: Siwi Sabdasih
Penyaji
: Azizs Nurulhuda & Luluk Anggarani
Observer
: Hendra Wahyu Setiono
Fasilitator

: Nur Ismail

H. Deskripsi Pengorganisasian
1. Moderator
Tugas:
a. Mengatur jalannya penyuluhan.
b. Menyampaikan judul materi.
c. Mengatur kontrak waktu.

2. Bertanya dan
menjawab
pertanyaan.
3. Mendengarkan.
4. Menjawab
salam.

d. Menjelaskan tujuan umum dan tujuan khusus.


e. Memperkenalkan penyaji materi, fasilitator, memberi salam pembuka.
2. Penyaji
Tugas:
c.
d.

Menyajikan materi penyuluhan.


Menjawab pertanyaan dari peserta.

3. Observer
Tugas: Mengamati dan menilai proses penyuluhan.
4. Fasilitator
Tugas: Menstimulasi peserta yang tidak aktif.

I.

Setting Tempat
LAYAR LCD

Keterangan Gambar:
: Audience

: Fasilitator

: Moderator

: Observer

: Penyuluh
J.

Evaluasi
1. Evaluasi struktur
a. Peserta hadir di tempat penyuluhan.
b. Penyelenggaraan penyuluhan di balai RW 05 Kelurahan Made Surabaya.
c. Pengorganisasian penyelenggara dilakukan sebelum peserta penyeluhan diseleksi.
d. SAP dan leaflet dibuat 3 hari sebelum penyuluhan.
2. Evaluasi proses
a. Peserta antusias terhadap materi penyuluhan.
b. Peserta mengikuti jalannya penyuluhan sampai selesai.
c. Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara benar.
d. Peserta yang hadir minimal 4 orang.
3.

Evaluasi Hasil
a.
b.
c.
d.
e.

Peserta dapat menejelaskan pengertian ANC.


Peserta dapat menejelaskan tujuan dan manfaat ANC.
Peserta dapat menyebutkan jadwal kunjungan ANC.
Peserta dapat menyebutkan tempat kunjungan ANC.
Peserta dapat menejelaskan pemeriksaan yang dilakukan saat ANC.

MATERI PENYULUHAN
ANTENATAL CARE
1.

Pengertian ANC

Pemeriksaan

Antenatal

Care

(ANC)

adalah

pemeriksaan

kehamilan

untuk

mengoptimalkan kesehatan mental dan fisik ibu hamil, hingga mampu menghdapi
persalinan, kala nifas, persiapan pemberiaan ASI dan kembalinya kesehatan reproduksi
secara wajar (Manuaba, 2008).
2.

Tujuan dan manfaat ANC


Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang
janin.
a.

Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, maternal dan sosial ibu dan bayi.

b.

Mengenal secara dini adanya komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil,
termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan pembedahan.

c.

Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat ibu maupun


bayinya dengan trauma seminimal mungkin.

d.

Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI Eksklusif.

e.

Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar dapat
tumbuh kembang secara normal.

f.

Menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan perinatal.

Menurut Depkes RI (2004) tujuan Antenatal Care (ANC) adalah untuk menjaga agar ibu
hamil dapat melalui masa kehamilannya, persalinan dan nifas dengan baik dan selamat,
serta menghasilkan bayi yang sehat.
3.

Jadwal kunjungan ANC


Kunjungan antenatal care adalah kontak antara ibu hamil dan petugas kesehatan yang
memberi pelayanan antenatal untuk mendapatkan pemeriksaan kehamilan. Istilah
kunjungan tidak mengandung arti bahwa selalu ibu hamil yang datang ke fasilitas
pelayanan tetapi dapat juga sebaliknya yaitu ibu hamil yang dikunjungi petugas kesehatan
dirumahnya.Selama kehamilan keadaan ibu dan janin harus selalu dipantau jika terjadi
penyimpangan dari keadaan normal dapat dideteksi secara dini dan diberikan penanganan
yang tepat. Oleh karena itu ibu hamil diharuskan memeriksakan diri secara berkala selama
kehamilannya.
Dalam pelaksanaan ANC terdapat kesepakatan adanya standar minimal yaitu dengan
pemeriksaan ANC 4 kali selama kehamilan dengan distribusi sebagai berikut :
a.

Minimal satu kali pada trimester I (< 14 minggu)


Tujuan pada kunjungan pertama adalah:
1) Menentukan diagnosis ada/tidaknya kehamilan.
2) Menentukan usia kehamilan dan perkiraan persalinan.
3) Menentukan status kesehatan ibu dan janin.

4) Menentukan kehamilan normal atau abnormal, serta ada/ tidaknya faktor risiko

b.

kehamilan.
5) Menentukan rencana pemeriksaan/penatalaksanaan selanjutnya.
Minimal satu kali pada trimester II (14-28 minggu)
Pada kunjungan di trimester ini ibu hamil akan lebih mendapatkan informasi yang
lebih dalam mengenai kehamilan di trimester kedua dan kewaspadaan khusus

c.

terhadap komplikasi yang mungkin terjadi pada trimenster ini.


Minimal dua kali pada trimester III (28-36 minggu dan sesudah minggu
ke-36)
Biasanya pada kunjungan pertama pada trimester ini akan mendeteksi ada/tidaknya
kehamilan ganda sedangkan pada kunjungan keduanya akan memeriksa dan
mendeteksi ada/tidaknya kelainan letak janin (Saifuddin, 2005).

4.

Tempat kunjungan ANC


Menurut Dep Kes RI, tempat pemberian pelayanan antenatal care dapat bersifat statis dan
aktif meliputi :

5.

a.

Puskesmas/ puskesmas pembantu.

b.

Pondok bersalin desa.

c.

Posyandu.

d.

Rumah sakit pemerintah/ swasta.

e.

Rumah sakit bersalin.

f.

Tempat praktek swasta (bidan dan dokter).

Pemeriksaan yang dilakukan saat ANC


Pelayanan antenatal care selengkapnya mencakup anemnesis, pemeriksaan fisik (umum
dan kebidanan), pemeriksaan laboratorium atas indikasi dasar dan intervensi khusus sesuai
dengan tingkat resiko. Dengan penerapan operasionalnya dikenal standar minimal 7T
untuk pelayanan antenatal yang terdiri atas:
a.

Timbang berat badan


Penimbangan dilakukan setiap kali ibu hamil memeriksakan diri, karena
hubungannnya erat dengan pertambahan berat badan lahir bayi. Berat badan ibu hamil
yang sehat akan bertambah antara 10-12 Kg sejak sebelum hamil.

b. Ukuran tekanan darah, diukur setiap kunjungan


Pengukuran tekanan darah harus dilakukan secara rutin dengan tujuan untuk
melakukan deteksi dini terhadap terjadinya tiga gejala preeklamsi. Tekanan darah
tinggi, protein urin positif, pandangan kabur atau oedema pada ekstremitas. Apabila
tekanan darah mengalami kenaikan 15 mmHg dalam dua kali pengukuran dengan

jarak 1 jam atau tekanan darah > 140/90 mmHg , maka ibu hamil mengalami
preeklamsi.
c.

Ukur tinggi fundus uteri


Dilakukan setiap kunjungan dimana fundus uteri mulai teraba setelah usia kehamilan
> 12 minggu. Pengukuran tinggi fundus uteri dilakukan secara rutin untuk mendeteksi
secara dini terhadap berat badan janin. Indikator pertumbuhan janin intrauterin, tinggi
fundus uteri juga dapat digunakan untuk mendeteksi terhadap terjadinya

molahidatidosa, janin ganda atau hidramnion.


d. Pemberian imunisasi Tetanus Toxoid atau TT lengkap
Mulai diberikan usia kehamilan 16 minggu dengan interval pemberian selanjutnya 4
minggu. Pemberian imunisasi TT ini untuk mencegah terjadinya penyakit tetanus.
e.

Pemberian tablet zat besi minimal 90 tablet selama hamil, mulai diberikan pada
usia kehamilan 20 minggu diminum 1 hari 1 tablet.
Pemberian tablet tambah darah dimulai setelah rasa mual hilang satu tablet setiap hari,
minimal 90 tablet. Tiap tablet mengandung FeSO4 320 mg (zat besi 60 mg) dan asam
folat 500 g. Tablet besisebaiknya tidak minum bersama kopi, teh karena dapat
mengganggu penyerapan.

f.

Tes laboratorium (rutin dan khusus).


Pemeriksaan laboratorium rutin mencakup pemeriksaanhemoglobin, protein urine,
gula darah, dan hepatitis B. Pemeriksaankhusus dilakukan didaerah prevalensi tinggi
dan atau kelompok perilakuterhadap HIV, sifilis, malaria, tubercolusis, cacingan dan
thalasemia.

g.

Temu wicara (konseling).


Memberikan penyuluhan sesuai dengan kebutuhan sepertiperawatan diri selam hamil,
perawatan payudara, gizi ibu hamil, tanda-tandabahaya kehamilan dan janin sehingga
ibu dan keluarga dapatsegera mengambil keputusan dalam perawatan selanjutnya
danmendengarkan keluhan yang disampaikan (Prawirohardjo, 2006).

6.

Tanda bahaya kehamilan


a.
b.
c.
d.
e.

Sakit kepala yang hebat


Pendarahan
Pandangan kabur
Muntah yang berlebihan
Jika ibu hamil mendapatkan tanda-tanda tersebut harus segera periksa/ dating
ke tenaga kesehatan.

DAFTAR PUSTAKA
Bobak, Irene M; DL Lowdermilk; Perry. (2004). Buku Ajar Keperawatan Maternitas Edisi
Jakarta: EGC.
Farrer, Helen.(2001). Perawatan Maternitas. Jakarta: EGC.
Manuaba, I.B.G.(2008). Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta: EGC.
Mary Hamilton, Persis. (1995). Dasar-Dasar Keperawatan Maternitas. Jakarta: EGC.

You might also like