You are on page 1of 25

Fibrilasi Atrial

Ventrikel Ekstra
Sistol

Atrium Fibrilasi
(AF)

Fibrilasi Atrial (AF) adalah aritmia kardiak

yang paling sering dan melibatkan kedua


atrium jantung.
Karakteristik utama dari AF adalah tidak
adanya gelombang P pada
elektrokardiogram (EKG).
Pada AF, impuls listrik normal yang dicetuskan
oleh nodus SA dibanjiri oleh impuls-impuls
listrik yang tidak teratur yang berasal dari
atrium dan vena pulmonalis kemudian
menyebabkan impuls irregular untuk
ventrikel.

Penyakit jantung yang berhubungan dengan FA:


Penyakit jantung koroner
Kardiomiopati dilatasi
Kardiomiopati hipertrofik
Penyakit katup jantung: reumatik maupun non
reumatik
Aritmia jantung
Perikarditis
Penyakit di luar jantung yang berhubungan

dengan FA:

Hipertensi sistemik
Diabetes melitus
Hipertiroidisme
Penyakit paru: PPOK, hipertensi pulmonal primer
Neurogenik : sistem saraf autonom dapat

mencetuskan FA pada pasien yang sensitif melalui


peninggian tonus vagal atau adrenergik.

Elektrofisiologi FA

Pada AF, impuls reguler yang diproduksi nodus SA untuk membuat kontraksi ritmik dari

jantung dibanjiri oleh impuls-impuls listrik yang tidak teratur yang diproduksi oleh daerah
luas dari jaringan atrium, terutama di daerah vena pulmonalis.

Berbeda dengan atrial flutter yang mempunyai karakteristik gelombang gigi gergaji pada

EKG dan muatannya bersirkulasi dengan kecepatan 300 denyut per menit.

Manifestasi Klinik AF
Berdebar-debar
Sakit dada terutama saat beraktivitas
Sesak napas
Cepat lelah
Sinkop atau gejala tromboemboli

Evaluasi Klinik AF
Anamnesis
Pemeriksaan Fisis
Tanda vital: denyut nadi (kecepatan dan
regularitasnya), tekanan darah
Tekanan vena jugularis
Ronki pada paru gagal jantung kongestif
Irama gallop S3 pada auskultasi jantung gagal
jantung kongestif, bising peny. Katup jantung
Hepatomegali gagal jantung kanan
Edema perifer gagal jantung kongestif
Laboratorium
Hematokrit (anemia), TSH (peny.gondok), enzim
jantung bila curiga iskemia jantung

Frekuensi: Frekuensi atrium 350-600 denyut

permenit; respon ventrikuler biasanya 120- 200


denyut permenit.
Gelombang P: tidak terdapat gelombang P yang
jelas; tampak undulasi yang ireguler, dinamakan
gelombang fibrilasi atau gelombang f, interval PR
tidak dapat diukur.
Komplek QRS: biasanya normal
Hantaran: biasanya normal melalui ventrikel ireguler,
karena nodus AV tidak berespon terhadap frekuensi
atrium yang cepat, maka impuls yang dihantarkan
menyebabkan ventrikel berespon ireguler.
Irama: ireguler dan biasanya cepat, kecuali bila
terkontrol. Iregularitas irama di akibatkan oleh
perbedaan hantaran pada nodus AV.

Pemeriksaan EKG

Gambar yang di atas merupakan gambar fibrilasi atrial

sedangkan gambar yang di bawah adalah sinus rhythm.


Pada gambar FA tidak terdapat gelombang P seperti
tanda panah ungu di sinus rhythm, dan terjadi
irregularity R-R interval karena impuls2 yang irregular
pada ventrikel.

An ECG strip shows the presence of atrial fibrillation, which involves rapid
uncoordinated contraction of the atria. Atrial fibrillation is indicated by a very
rapid (350 to 450 beats per minute) rate and an erratic rhythm. The ventricular
(QRS) rate is normal. A normal ECG strip is shown at the bottom for
comparison.

Penatalaksanaan
Bebaskan jalan nafas dan berikan bantuan ABC

jika diperlukan
Beri oksigen
Cari penyebab yang reversibel dan atasi
Apabila pasien tidak stabil (penurunan kesadaran,
nyeri dada, hipotensi, tanda syok lain) lakukan
segera kardioversi dengan dimulai dari 50 joule,
dapat ditingkatkan secara berjenjang 100 J, 200J,
dan 360 J
Apabila pasien stabil, pasang jalur iv, buat EKG 12
sadapan
Kontrol denyut jantung
Konsultasi dokter ahli

Komplikasi: Stroke

Ventrikel Ekstra Sistol


(VES)
Prematur Ventricular Contraction
(PVC)
Prematur Ventricular Beat
(PVB)

VES merupakan aritmia ventrikel yang paling sering

kita temukan.
Gk/: sesak napas, berdebar-debar, detak jantung
yang kuat, ada detak jantung yang hilang (missing
beat), nyeri dada, gelisah atau ketakutan akibat
adanya hentakan kuat di dinding dada.
Penyebab : penyakit jantung koroner, hipertensi,
penyakit jantung rematik, kardiomiopati, prolaps
katup mitral, pengaruh obat-obatan (terutaman pd
intoksikasi digitalis), kelainan elektrolit, hipoksia,
alkohol, kafein, merokok, hiperkapnia, stres
emosional, obat antidepresan trisiklik, kelelahan
berlebihan dll.

Ventrikel extra sistole

Gelombang P tidak ada, jika depolarisasi atrium terjadi gelombang P


tersembunyi di dalam kompleks QRS
Kompleks QRS lebar dengan perubahan skunder segmen ST-T
Komples QRS muncul prematur dibandingkan irama dasar sebelumnya.
Komplek QRS tampak lebar dan aneh, > 0,12 detik

VES unifokal : terdapat satu tempat dalam

ventrikel tampak serupa


VES multifokal: berasal dari banyak tempat di
ventrikel bentuk dan ukuran berbeda
Penyebab:bertambahnya iritabilitas ventrikel
penyakit jantung, infark miokard, gangguan
elektrolit, stimulan: kafein atau nikotin
Tx: meningkatkan oksigenasi, mengembalikan
status asam basa darah, amiodaron, lidokain
Harus diobati:
VES > 6x/m
bigemini (setiap selang 1 kompleks ada VES)
Run VT (terdapat >3x VES berturut-turut)
Penderita tidak stabil

VES Unifocal

Bentuk dari satu VES sama dengan VES

lainnya.

VES Multifocal

Bentuk dari PVC bervariasi

Ves Bigemini

Pada VES bigemini komplek QRS normal

berselang-seling teratur dengan VES.


Dengan kata lain, VES ini diapit oleh 2
kompleks QRS normal.

VES Trigemini

VES trigemini merupakan kompleks QRS ketiga

setelah 2 kompleks QRS normal.


Dengan kata lain, VES diapit oleh masing-masing 2
kompleks QRS normal.

VES Quadrigeminy

VES diapit oleh masing-masing 3 kompleks

QRS normal.

VES Couplet

VES berpasangan

Thank you..

You might also like