Professional Documents
Culture Documents
Streptococal conjunctivitis
Diphtheria
1
: - Glaucoma acute
: Tidak perlu
: Dokter Umum
Tidak
perlu
dirawat
kecuali
Conjunctivitis
14. Output
Biasanya baik
: Tidak perlu
: 1. Glaucoma acuta
: Baik
: Tidak perlu
# Gejala objektif :
- Biasanya bilateral, sekret kuning kental
Inclusion
Perforasi cornea yang terjadi dapat menjadi Endophthalmitis yang akhimya dapat
menyebabkan kebutaan.
10. Informed Consent
: Tidak perlu
: 3 - 5 hari
Output
15.
Patologi Anatomi
16.
Autopsi
C. CONJUNCTIVITIS DIPTHERICA
: Biasanya baik
: Tidak perlu
Tidak perlu
8.
Standard Rumah Sakit : Semua Rumah Sakit
dapat menangani
9. Penyulit : - Keraatitis
- Symblepharon
10.
Informed Consent
: Tidak perlu
11.
Standard Tenaga
12.
Lama Perawatan
13.
Masa Pemulihan
14.
Output
15.
Patologi Anatomi
16.
Autopsi
: Tidak perlu
D. KERATOCONJUNCTIVITAS EPIDEMICA
1. Nama Penyakit/Diagnosa : KERATOCONJUNCTIVITIS EPIDEMICA Adalah
peradangan conjunctiva dan cornea
yang disebabkan oleh virus
2. Kriteria Diagnosa Berdasarkan gejala dan tanda klinis : Gejala :
- mata merah, sakit sedikit/sedang, mata berair - setelah 5 - 14 hari silau
- pada anak disertai gejala umum seperti demam, pharyngitis dan diarhea.
- pada orang dewasa terbatas pada mata Iuar.
Tanda klinis :
Dapat terjadi symblepharon, epithelial keratitis Kekeruhan cornea dapat dilihat pada bagian sentral menyebar ke pinggir, dapat
menetap berbulan - bulan dan dapat sembuh tanpa bekas.
3. Diferensial Diagnosa
Allergica
: Tidak perlu
: Tidak perlu
: Biasanya baik
: Tidak perlu
Informed Consent
Tidak perlu
11.
Standard Tenaga
12.
Lama Perawatan
13.
Mata Pemulihan
: 2 - 3 minggu
14.
Output
15.
Patologi Anatomi
16.
Autopsi
F. CONJUNCTIVITIS VERNALIS
: Biasanya balk
Tidak perlu
: Tidak perlu
3. Diferensial Diagnosa
1. Kompress dingin
Menghindari allergen
Bila tindakan diatas tidak berhasil dapat diberikan
obat-obatan :
'` Steroid topical dan systemik
( Dexamethasone tetes mata )
"` Cyclosporin I % topical drop
4.
Operatif -- > Bila ada Giant papil dapat dilakukan
coagulasi cryo CO2 atau dengan excisi.
8. Standard Rumah Sakit Dapat ditangani semua rumah sakit\
9. Penyulit
: Keratitis
14. Output
: Biasanya baik
10
- stadium established
- stadium parut
- stadium sembuh
Stadium Insipien :
- Terdapat hypertrophi papil dengan follikel kecil - kecil
di conjunctiva tarsalis superior
Penebalan dan congesti pembuluh darah conjunctiva
- Sekret sedikit jernih bila tidak ada infeksi sekunder.
- Jarang ada kelainan cornea
Stadium Established :
: - Inclusion Conjunctivitis
Psittachasis
Lymphogranuloma Venerum
Conjunctivitis
9. Penyulit : - Entropion
Trichiasis - Symblepharon
Kekeruhan cornea
- Xerosis/Keratitis sicca
0. Informed Consent
: Tidak perlu
Nyeri otot
Irritasi conjunctiva
Demam
- Malaise
Photophobia
* Tanda Klinis :
- Kelainan khas pada kulit seperti macula, papula, vesicula.
12
Pada stadium akut : Conjunctivitis pseudomembran
Symblepharon
9. Informed Consent
: Tidak perlu
10.
Standard Tenaga
11.
12.
13.
14.
Patologi Anatomi
15.
Autopsi
I. PTERYGIUM
: Tidak perlu
: Tidak perlu
13
- Pterygium dapat berhenti pertumbuhan dengan tanda pucat dan tipis tetapi
tidak pemah hilang sama sekali.
3. Diferensial Diagnosa
: Pinguecula
Progressif
Reynolds
Dokter
Laboratorium
Gejala :
Ulcus cornea pada stadium aktif/progresif : - Lacrimasien/banyak air mata
Photophobia
Blepharospasme
sakit
Tanda Klinis :
14
Ciliary injection
b.
: Berminggu - berbulan
Ulcus cornea
16
- Candida
- Fussarium
- Aspsergilus
- Penisillium
- Chepalosphorium
5. Konsultasi : Tidak perlu
6. Perawatan Rumah Sakit : Tergantung beratnya penyakit
7. Terapi
: - Amphothericin B salep & tetes mata 3 x sehari sampai sembuh Miconazole salep & tetes mata
8. Standard Rumah Sakit Rumah Sakit Matti
9. Penyulit
Autopsi
17
10.
Informed Consent
11.
Standard Tenaga
12.
Lama Perawatan
13.
Masa Pemulihan
: Bulanan
14.
Output
15.
Patologi Anatomi
18
16.
Autopsi
: Tidak perlu
M. KERATITIS PHLYCTENULARIS
1. Nama Penyakit/Diagnosa : KERATITIS PHLYCTENULARIS
Adalah radang cornea suatu reaksi Hypersinsitivity terutama tuberculosis basil,
yang lain : Staphylococcus Aureus. Coccidioides Immitest. Ascariasis
2. Kriteria Diagnosa : Ditandai dengan adanya Phlycten terutama dilimbus
akhirnya dapat menyebar ke Conjunctiva dan Cornea.
Phlycten adalah akumulasi dari :
- Lymphosit
- Monocyt
- Macrophage
- Neutrophyl
Phlycten pads cornea berbentuk nodule abuabu dan apabila epithel cornea lepas
terbentuk Ulcus yang berwarna kekuningan. Gejala : Sakit, Photophobia
3. Diferensial Diagnosa
: Ulcus Cornea
10.
Informed Consent
: Tidak perlu
11.
Standard Tenaga
12.
Lama Perawatan
13. Masa Pemulihan
14. Output
: Tidak perlu
Beberapa had
: Balk
: Tidak perlu
19
N. EPISCL.ERITIS
1. Nama Penyakit/Diagnosa EPISCLERITIS
Adalah peradangan Subconjunctival tissue dan Superficial Sclera lamella.
Biasanya mengenai kedua mata.Wanita lebih banyak dari pria
2. Kriteria Diagnosa Berdasarkan gejala klinis dikenal dua bentuk; - Simple
Episcleritis - Nodular Episcleritis
Penyakit ini ditandai dengan adanya Nodule setempat (Leucocyte infiltration) 2 3 mm dari limbus, keras, tidak bergerak dan nyeri tekan. Conjunctiva diatasnya
bergerak babas dilalui pembuluh darah Episclera yang lebih dalam sehingga
warna pembuluh darah kelihatan lebih ungu, tidak merah, cerah, sakit,
photopobia, lakrimasi.
Penyebab : Rheumatism dan Gout
- Reaksi alergl terhadap Endogenous toxin - Penyakit Collagen
- Coccidiodomycosis
- Syphilis
- Herpes Zoster
3. Diferensial Diagnosa
Pingueclitis
10.
11.
12.
Informed Consent
Standard Tenaga
Lama Perawatan
: Tidak perlu
: Dokter Umum/Mata
: Tidak perlu
13.
Masa Pemulihan
: Beberapa hari
14.
Output
15.
16.
Patologi Anatomi
: Tidak perlu
Autopsi
: Tidak perlu O. SCLERITIS
: Baik
20
21
: Gumma Sclera
4. Pemeriksaan Penunjang
Informed Consent
11.
Standard Tenaga
12. Lama Perawatan
: Bulanan
14. Output
22
: Jelas
23
14. Output
: Tidak perlu
: Jelas
24
Oral
(
Amoxicillin,
Cephalosporin,
Quinolon)
Topikal
( Choramphenicol/gentamisin totes mata 3-6 x gtt I )
- ATS Prophylactis : 1500 unit/hr 1 X
- Luka lebar dan COA (Camera Oculi
Anterior) kolaps lakukan tindakan operatif
- Luka sayat cornea dengan prolapsus iris lakukan tindakan operatif dengan
reposisi iris kalau mungkin Aidictomi jika tidak mungkin refosisi
- Luka sayat cornea dengan prolaps dar kelainan - kelainan lensa, vitreus,
corpus citiare -- > biasanya visus buruk, tunggu 7 - 1C hari setelah dilakukan
penjahitan > di lakukan Episcerasi/jika terjadi tanda Endophhalmitis.
TRAUMA CHEMIS/KIMIA
1. Nama Penyakit/Diagnosa : TRAUMA CHEMIS / KIMIA Merupakan keadaan "
emergency ".
Dibagi atas 2 jenis: 1. Trauma asam
2. Trauma basa
* Trauma asam :
- Oleh bahan kimia bersifat asam (PH < 7 ) Misalnya asam organik - Asam citrat
- Maleat
- Formiat
- Asetat/cuka dll
Asam an-organik - Asam chlorida
Asam nitrat
- Asam sulfat
- Asam carbonat
- Air baterai, dll
Klasifikasi keparahan :
- Ringan = Mild injury
- Sedang/berat = Moderatoly/Severe Burn.
- Sangat berat = Very Severe Burn.
* Trauma basa :
-Bahan basa seperti NaOH,KOH,(NH4) OH, kapur, di!
2. Kriteria Diagnosa :
- Berdasarkan Anamnese
- Gambaran kiinis :
* Conjunctiva oedema, necrosis dengan cepat
* Dyscharge mucopurulent
* Proliferasi jaringan Fibrous dan terjadi Symblepharon
* Cornea
# Dysintegrasi dan pelepasan epithel # Oedema
# Pembengkakan stroma terjadi infiltrasi, fibrosis, vascularisasi dan kekeruhan,
sehingga terjadi ulcerasi dan kemudian terjadi poliferasi endothel.
* Iris
# Imflamasi berat
# Granu Iasi
3. Diferensial Diagnose
: Trauma Thermis
4. Pemeriksaan Penunjang : Pemeriksaan PH mata dengan kertas
25
26
14. Output : Tergantung berat ringannya penyakit, trauma Bisa lebih berat dari
trauma Asam.
15. Patologi Anatomi
: Tidak perlu
16. Autopsi : Tidak perlu
TRAUMA THERMS
1. Nama Penyakit/Diagnosa : TRAUMA THERMIS
Dapat mengenai palpebra, cornea dan bola mata
2. Kriteria Diagnosa : Berdasarkan - Anamnese
- Gejala ktinis
- Sakit
- Luka bakar
3. Diferensial Diagnose
: Luka baker
: - Symblepharon - Katarak
: Tidak perlu
27
: KPS
: Tidak ada
: Tidak perlu
28
14. Output
: Biasa balk
: Tak perlu
29
30
31
Perdarahan vitreous
32
Dengan aspirasi cairan bola mata dan vitreous untuk mencari sel-sel
retinoblastoma dan dapat dibedakan dengan sel-sel Pseudo Retinoblastoma.
5. Konsultasi : Perlu dalam rangka persiapan operasi dan therapi.
1.
SMF, Kesehatan Anak
2.
Instalasi Anestesi
3.
Instalasi Radiologi
4.
Instalasi Patologi Anatomi
6. Perawatan Rumah Sakit : Perlu dalam rangka konsultasi dan pelaksanaan
operasi.
7. Penatalaksanaan : 1. Enukleasi :
Pada stadium dini meningkat angka kelangsungan hidup.
- Dilakukan pada kasus :
Unilateral :
*Dengan bola mata penuh berisi massa tumor (intraokuler, kelompok V).
*Sebagian besar daerah retina telah terkena tumor (intra okular, kelompok IV ).
*Visus tidak mungkin dipertahankan lagi. - Dilakukan pada kasus bilateral :
*Enukleasi pada mata yang lebih parah, sedang terhadap meta yang satu lagi
diberi penyinaran atau pengobatan lain.
*Jika pads mata yang satu lagi tidak dapat dilakukan penyinaran, juga dilakukan
enukleasi.
2. Penyinaran :
- Retino blastoma sensitif terhadap penyinaran/radiasi
- Pre operatif (Enukleasi)
- Post operatif (enukleasi).
- Tumor lebih kecil dari 1/3 luas retina
- Tumor multiple atau sudah meluas ke vitreous
-Tumor terdapat pada kedua belah mata seluas 1/2 retina
- Pada kekambuhan tumor
3. Plokat Cobalt :
- Dijahitkan pada episclera tepat di daerah lokasi tumor
Indikasi :
Tumor sebesar 6 - 15 mm yang terletak sedikitnya 3 mm diluar saraf optik atau
fovea.
- Bisa pada tumor unilateral maupun yang bilateral.
4. Foto koagulasi :
-Terapi pilihan untuk tumor yang berukuran kecil
-Sebagai therapi primer atau sebagai therapi tambahan
Indikasi :
Tumor yang kecil dan tidak mengenai papil atau fovea
33
: 1 - 2 minggu
Prognosis
kehidupan
:
Menurut
klasifikasi
Retinoblastoma Intra Okuler (Reese dan Ellsworth : 1958 ).
Kelompok I : prognosis sangat baik Kelompok II : prognosis baik
Kelompok III : prognosis meragukan Kelompok IV : prognosis tidak balk
Kelompok V : prognosis sangat tidak baik
Menurut klasifikasi retinoblastoma extra okular dari retinoblastoma Study
Commiteem, angka rata - rata kematian sebagai berikut :
Kelompok I : diduga cukup tinggi
34
35
36
12. Lama Perawatan : Rawat jalan : - Bila tekanan bola mata tinggi, maka pasien
kontrole seminggu sekali.
-Bila tensi telah mencapai normal maka kontrole sebulan sekali, kemudian 3
bulan sekali.
Rawat inap : Dua hari sebelum operasi dan satu minggu sesudah operasi pasien
harus opname
13. Masa Pemulihan : Rawat jalan : Tergantung kepada keadaan cepat dan
lambatnya pasien datang berobat
Rawat inap : Lebih kurang satu minggu
14. Output : Rawat jalan : Bila pasien cepat datang berobat biasanya tekanan
bola mata dapat segera terkontrole dan kerusakan dari N. opticus selanjutnya
dapat ditekan.
Rawat inap : Sesudah operasi
biasanya
tekanan bola mata dapat diturunkan mendekati normal, sehingga keluhan pasien
hilang dan kerusahan N.opticus selanjut nya dapat dicegah.
15. Patologi Anatomi
: Tidak perlu
37
38
: a. Katarak Kongenital
Katarak Juvelis - Seusiopupilae
c.
39
* Glaukoma
* Hypema
* Makula oedema
* Ablatis retinal
1 0. Informed Consent
: Sangat diperlukan
: Tidak perlu
4. Pemeriksaan Penunjang Bila telah diobati dengan obat non spesifik tidak ada
kemajuan, maka diperlukan pemeriksaan : - Skin test T.B.0
- Fiksasi komplemen
Toxoplasmosis
- Laboratorium klinik
5. Konsultasi : -Bagian Penyakit Dalam : DM, Rheumatoid -Bagian Penyakit Paru
: T.B.0
-Bagian Penyakti T.H.T : Sinusitis Tonsilitis -Bagian Penyakit Gigi : Karies
dentis/abses gigi
6. Perawatan Rumah Sakit : - Out patient( rawat jalan)
- In patient tergantung penyulit (rawat inap)
7. Terapi : - Midriatikum : sulfas atropin 0,5 % /homatropin 2 % (untuk
anak,anak )tetes mata: 2X 1 tetes - Preparat kortikosteroid :
Prednison : 1- 4 tab/ hr tappering off Anak-anak : 1-2 mg/kgBB/hr dibagi dosis.
Max : 80 mg /hr
40
- Antibiotika :
Oral:
Amoxicyllin,
Cepahlosporin,
Quinolon
Topikal
+
steroid
( Neomycine+Polymicin B + dexamethason)
Tergantung hasil pemeriksaan klinis dan pemeriksaan penunjang, terapinya
menjadi spesifik.
8. Standard Rumah Sakit : Semua Rumah Sakit yang ada SMF Mata
9. Penyulit : - Glaukoma komplikata - Endopthalmitis
- Occulusio pupilae - Sympatise uveitis
10. Informed Consent
: Tidak pernah
41
: Tidak perlu
6. Perawatan
7. Terapi
- Anti biotika topikal dan sistemik
- Bila tidak berhasil operasi eviserasi
8. Standard Rumah Sakit : Semua Rumah Sakit yang ada SMF Penyakit Mate
9. Penyulit Pada abses yang sedikit terjadi sikatrik korpus vitreus yang
akhirnya Phthysis bulbi.
10.
Informed Consent
Lama Perawatan
: Tergantung penyebab/penyakit
Masa Pemulihan
: 1 bulan sampai 6 bulan
Output : Tergantung pada penyebab/penyakit
Patologi Anatomi
: Tidak perlu
42
V. CORPUS VITREUS
1. Nama Penyakit/Diagnosa : Kekeruhan corpus vitreus ( Vitreus Opacity )
2. Kriteria Diagnosa : - Floaters
- Vitreus Opacity ec perdarahan
3. Diferensial Diagnosa
4. Pemeriksaan Penunjang : Laboratorium
perdarahan,Glukosa,Fungsi Ginjal)
Klinik
(Screening
: 2 bulan - 6 bulan
: Tidak perlu
43
: Asthenopia Akomoditif
: Tidak perlu
: Tidak perlu
: Tidak perlu
44
Coa dalam,pupil agak dilatasi, melihat jauh kabur, dapat dikoreksi dengan lensi
spheris negatif.
3. Diferensial Diagnosa
Asthenopia Muscularis
4. Pemeriksaan Penunjang : - Red green test - Retinoscope
- Auto Refraktometer
5. Konsultasi : Tidak perlu
6. Perawatan Rumah Sakit : Tidak perlu
7. Terapi
: - Dikoreksi dengan lensa spheris negatif. - Radial keratotomi,
excimer user
8. Standard Rumah Sakit : Dapat ditangani di semua Rumah Sakit bile ada
tenaga Refraksionis dan trial lens set.
9. Penyulit : - Strabismus Divirgen - Ablatio Retino
10. Informed Consent
: Perlu bila dilakukan tindakan operasi
11. Standard Tenaga
: - Refraksionis - Dokter Umum
- Myopia tinggi oleh Spesialis Mata
12. Lama Perawatan
: Tidak perlu
: - Myopia
45
retinoscope
fogging laps
- auto refraktometer
0. Konsultasi : Tidak perlu
1. Perawatan Rumah Sakit : Tidak perlu
7. Terapi
: - Dikoreksi dengan lensa silindris - Excimer lase
8. Standard Rumah Sakit : Dapat ditangani di Rumah Sakit dimana ada tenaga
Refraksionis dan Trial lens set
9.
Penyulit
Strabismus
10.
Informed Consent Perlu
dilakukan tindakan operasi
11. Standard Tenaga
- Dokter Spesialis Meta
: - Refraksionis
bila
Tidak perlu
: Tidak perlu
1. Nama Penyakit
2. Definisi
: Oklusi arteri retina sentral adalah penyumbatan
pembuluh darah retina yang mensuplai darah ke
1 /2 lapisan sebelah dalam retina. Oklusi sering
terjadi pada level lamina kribrosa
3. Etiologi
: -Embolus (terutama dari arteri karotid dan jantung) -Thrombosis
-Giant cell arterities
-Penyakit kolagen (Sistemik lupus eritematosus, poll arteritis nodosa ).
-Kelainan hiperkoagulasi ( Polisitemia, Pemakaian pil KB)
- Trauma
- Perdarahan retrobulbar akut
46
9. Terapi : Karena merupakan suatu kondisi emergensi pada mate, make harus
segera dilakukan setelah diagnose ditegakkan, sebelum dilakukan pemeriksaan
penunjang lainnya, bile timbul < 24 jam:
a.
Pasien dibaringkan datar
47
b.
3. Etiologi
- Atherosklerosis
- Hipertensi
- Optik disk edema - Glaukoma
- Optik disk drusen - Diabetes mellitus
- Retrobulbar external corn - Keadaan Hyperkoagulasi
pression (Thyroid, Orbital (polycythemia, lymphoma,
tumor dil)
leukemia, sickle cell,multiple myeloma, cryoglobulinemia,Walden
srome macroglobulinemia)
- Migrain
- Obat-obatan (pit KB,diuretik)
- Vasculitis (Sarcoiditis,
- Fungsi platelet yang abnormal Syphilis)
Klinis
a. Non Ischemic
Perubahan pada fundus ringan
= Partial CRVO = Venous Statis Retinopathy
b. Ischemic : Multiple cotton wool spot (>10) perdarahan retinal yang luas
Kapiler non-perfusi yang luas pada FFA = Todal CRVO = Hemorrhagic
Retinopathy
c. Optic disc vasculitis : papilophlebitis
= Young adult CRVO =
4. Kriteria Diagnostik : - Hilangnya penglihatan (biasanya unilateral )
48
- Perdarahan retina yang luas di semua kuadran balk superfisial maupun dalam
- Vena retian dilatasi dan berkelok-kelok - Cotton wool spot
- Disc Oedema dan perdarahan
- Optociliary shunt pads disk
- Neovaskularisasi pada optik disk, retina dan iris
5. Pemeriksaan Penunjang : - Laboratorium :
KGD Puasa erythrocyte, leukosit, thrombosit, DFF, tell, Serum electroporesis,
lipid profile, FTA-ABS,ANA (Pemeriksaan lain perlu dipertimbangkan seperti : Hb
electro foresis, PT, PTT,ESR, VDRL, Cryoglobulin)
- Foto Thoraks
- Pengukuran tekanan intra okular, Gonioscopy - FFA
-Bila diagnosa tidak pasti : lakukan oculopneumoplethysmography
opthalmodynamometry (tekanan arteri ophthalmic menurun pada penyakit
karotid dan normal atau meninggi pada okiusi vena
sentral retina)
5.Diferential Diagnosis : - Ocular Ischemic Syndrome (Carotid Occlusive
Disease)
- Diabetic Retinopathy
- Papilldema
- Hipertensi Retinopathy
- Hyperviscosity Syndrome (Monoglobulinemia) leukemia, polycithemia, bbrp.
macam hyperlipidemia
7. Konsultasi : Penyakit Dalam
8. Perawatan Rumah Sakit : Tidak diperlukan
9. Terapi
: - Singkirkan obat-obatan yang menginduce seperti pil KB,
diuretics
- Bila tekanan intra okular meninggi ---> diberikan Asetazolamide 3x 1
- Obati penyakit dasarnya
- Bila dijumpai Neovascularisasi pada iris, retina dan optic disc atau OVRC type
ischemic, dilakukan terapi Laser (Pan Retinal Photocoagulation)
- Aspirin 80 mg per oral per hari
- Bila dijumpai Macular Edema dapat diberikan Corticosteroid sistemik
( Dexamethason injeksi 1 ampul/hr selama 3 hari)
10. Penyulit : - Neovascular Glaucoma - Chronic Macular Edema
11. Informed Consent
:
dilakukan Terapi Laser
12. Lama Perawatan
Bila
akan
:-
49
.-
16. Otopsi/Risalah/Rapat:1.
Nama Penyakit
: c. Hipertensi Retinopathy
2. Defenisi : Hipertensi sistemik bila Diastolik > 90 mmHg Systolik > 160 mmHg
menimbulkan efek pada pembuluh darah retina choroid dan optic nerve
3. Etiologi
: - Essential Hipertension (Penyebabnya tidak terlihat )
- Secondary Hypertension ( Berhubungan dengan Pre-eklampsia/ Eklampsia,
Phaechromocytoma, Perry. Ginjal, Penya, Adrenal, dan Coarctatio Aorta)
4.. Kriteria Diagnostik : Gejala :
-Biasanya asymptomatik, walaupun dapat menurunkan Visual Acquity.
-Penyempitan vasokostriksi arteriole retina balk lokal atau menyeluruh, hampir
selatu bilateral - Perubahan arteri venous crossing
-Sclerosis arteriole (berupa silver wire & cooper wire )
- Cotton wool spots
- Hard exudate (macular star)
- Flame shape Hemorrhage
- Retinal Edema
Pada malignant Hipertensi dijumpai adanya :
- Optic disc oedema disertai tanda - tanda lainnya
5. Diferensial Diagnosa : 1. Diabetic Retinopati
2.
Collagen Vascular Disease
3.
Anemia
4.
Radiation retinopathy
5.
CRVO atau BRVO (Central/Branch Retinal Vena Occlusion)
6. Pemeriksaan penunjang : - Riwayat hipertensi, DM dan radiasi adnexa Pemeriksaan mata lengkap - Check TD
7.
Konsultasi : Penyakit Dalam
Sub Bagian Nefrologi, Anak
8.
Rawatan di Rumah Sakit Sesuai
Penyakit Dalam
9.
Terapi - Kontrol hipertensi
- Laser bila terjadi perdarahan di retina -Vitrektomi bila terjadi perdarahan yang
hebat di Corpus Vitreus
10.
Penyulit
microaneurysma
Arterial
50
-Chorioretinal atrophy ("Elsching Spot " merupakan choroid yang non perfusi ) Retinal Detachment
- Vitreus Hemorrhage
- CRAO atau BRAO, BVRO atau CRVO - Neovaskularisasi di Retina
11.
Informed Consent
12.
Lama Rawatan
: Tergantung
keadaan dan kondisi
13.
Follow Up
: Setiap 2 -3 bulan,
kemudian 6 - 12 bulan
14.
PA
15.
OtopsilRisalahlRapat : 1. Nama Penyakit : d. Diabetic retinopathy
2. Defenisi : Merupakan suatu kelainan berupa retinopathy yang berhubungan
dengan kondisi hiperglikemia yang kronis ( Diabetes Mellitus )
3. Kriteria Diagnosis: - Penurunan tajam Penglihatan - Distorsi Penglihatan
- Berkuranglhilangnya penglihatan wama - Microaneurysma
- Hemorrhage (flame shape, dot, blot) - Soft exudate ( cotton wool spot )
- Hard exudate
-IRMA ( Intra Retinal Microvascular Abnormalities) berupa : a. Arterio - venous
shunt
b. Venous banding,multiple Cotton Wool Spot
- Macular edema
- Pembuluh darah yang abnormal pada retina\ - Neovaskularisasi pada optic disc
dan retina
4.
Diffrential Diagnosa : 5.
Pemeriksaan Penunjang : KGD
Indirect Ophthalmoscope
FFA (Foto Flourescence Angiografi)
51
11. Lama rawatan : 12. Masa Pemulihan13. Output : - Cegah terjadinya Proliferative DR - Mencegah timbulnya
kebutaan
14. P.A
: tidak diperlukan
15. Otopsi/Risalah/Rapat : -
52