Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
Masing-masing
spesies
memiliki
jumlah
kromosom
yang
khas.
Kebanyakan organisme tingkat tinggi bersifat diploid, dengan dua set kromosom
homolog: salah satu set kromosom disumbangkan oleh induk jantan, sedangkan set
satu nya lagi disumbangkan oleh induk betina. Variasi dalam jumlah hal kromosom
(ploidi) umum ditemukan di alam. Diperkirakan satu pertiga dari angiospermae
(tanaman berbunga) memiliki lebih dari dua set kromosom (poliploid). Istilah
euploid silepaskan bagi organisme-organisme yang jumlah kromosomnya
merupakan kelipatan satu angka dasar (n), sedangkan aneuploidi mengacu pada
jumlah kromosom yang bukan merpakan kelipatan (n).
Organisme hidup pada umumnya memiliki sepasang set kromosom pada
sebagian besar tahap hidupnya. Organisme ini disebut diploid (disingkat 2n).
Namun demikian, sejumlah organisme pada tahap yang sama memiliki lebih dari
sepasang set. Gejala semacam ini dinamakan poliploidi (dari bahasa Yunani,
berganda). Organisme dengan kondisi demikian disebut poliploid. Tipe poliploid
dinamakan tergantung banyaknya set kromosom. Jadi, triploid (3n), tetraploid (4n),
pentaploid (5n), heksaploid (6n), oktoploid, dan seterusnya. Dalam kenyataan,
organisme dengan satu set kromosom (haploid, n) juga ditemukan hidup normal di
alam.
euploid
dilepaskan
bagi
organisme-organisme
yang
jumlah
e. Poliploid
Poliploid diterapkan bagi semua sel manapun yang jumlah kromosomnya lebih
dari dua set (2n) tingkat ploidi yang lebih tinggi dari tetraploid tidak umum
ditemukan dalam populasi alamiah, tapi tanaman pangan yang paling penting
merupakan poliploid. Contohnya gandum roti umumnya heksaploid (6n),
sejumlah strawberry meupakan oktaploid (8n), dan laim-lain. Sejumlah triploid
dan tetraploid menunjukkan fenotip yang lebih kuat daripada diploid. Seringkali
triploid dan tetraploid memiliki daun, bunga, dan buah yang lebih besar
(gygantisme)
4.2 Aneuploidi
Bila terjadi variasi dalam hal jumlah kromosom yang tidak melibatkan
seluruh set kromosom, tapi hanya bagian dari satu set. Istilah aneuploidi diberikan
pada variasi-variasi semacam itu, dan akhiran somic biasanya mengacu pada
suatu organisme tertentu dan jumlah kromosomnya (yang mungkin saja dalam
keadaan abnormal)
a. Monosomic (2n-1)
Organism-organisme diploid yang kekurangan satu kromosom dari salah satu
pasangan disebut monosomic dengan rumus (2n-1). Kromosom tunggal tanpa
pasangannya bisa pergi ke salah satu kutub pada meiosis, tapi yang lebih sering
terjadi adalah kromosom tersebut akan tertinggal pada saat anafase dan tidak
bergabung
dengan
nukleus
manapun.
Karenanya
monosomicpun
dapat
membentuk dua macam gamet (n) dan (n-1). Pada tumbuhan gamet-gamet (n-1)
jarang berfunsi, pada hewan hilangnya satu set kromosom utuh seringkali
menghasilkan ketidakseimbangan genetik, yang terwujud dalam bentuk mortalitas
yang tinggi atau fertilitas yang tereduksi.
b. Trisomic (2n+1)
Diploid yang memiliki satu set kromosom ekstra direpresentasikan dengan rumus
(2n+1). Salah satu pasang kromosom yang memiliki anggota tambahan, sehingga
dapat terbentuk struktur trivalen pada saat profase meiosis. Jika dua kromosom
dari trivalen tersebut bergerak ke salah satu kutub, sedangkan kromosom yang
genom
DAFTAR PUSTAKA
OLEH
NAMA
AFIF AULIYA
NIM
0910483127
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG
2010