Professional Documents
Culture Documents
Disusun Oleh :
Meylia Astrid Monica (4112110018)
2 DIV Jalan Tol
2) Klasifikasi Tiang
Tiang pancang beton pracetak, dibuat dengan variasi panjang sesuai dengan
tabel 1.
3) Persyaratan Struktur
Dimensi tiang dapat dilihat pada tabel 2.
Ruang Lingkup:
Tata cara perencanaan teknis pondasi tiang untuk jembatan yang membahas
tentang persyaratan dan ketentuan ketentuan perenanaan teknis pondasi tiang
dengan cara ultimit, terdiri dari, pemilihan jenis tanah, daya dukung axial dan lateral,
kemantapan terhadap penurunan, guling, dan geser serta struktur tiang dan
sambungan tiang dengan balok pondasi.
RINGKASAN:
Jembatan adalah bangunan pelengkap jalan yang terputus oleh sungai, saluran,
lembah, selat, atau laut, jalan raya, dan jalan kereta api. Pondasi tiang adalah
bagian dari struktur jembatan dengan mekanis pelimpahan beban dan gaya-gaya
melalui strutur tiang pondasi.
Persyaratan kondisi geoteknik, pondasi tiang untuk jembatan dapat digunakan:
1. Sampai kedalaman 10,00 m atau lebih dari permukan tanah, terdiri dari
lapisan:
a. Tanah kohesif yang sifatnya bervariasi dari sangat lembek, lembek, teguh,
atau kenyal.
b. Tanah non kohesif yang sifatnya bervariasi dari sangat lepas, lepas, atau
agak padat
2. Lapisan tanah keras dengan sondir q, 15000 kPa atau penetrasi standar N
50 terletak pada kedalaman lebih dari 10,00 m
Persyaratan keawetan tiang, struktur tiang pondasi harus memenuhi keawetan
sebagai berikut:
1. Tiang beton
a. Pada lingkungan korosif, tiang harus dibuat dengan menggunakan
rencana campuran beton kedap air sesuai ketentuan yang berlaku.
b. Tebal minimum selimut beton adalah 45 mm untuk kondisi non korosif dan
55 mm pada kondisi korosif
2. Tiang baja dan komposif baja beton
a. Bagian tiang yang terletak menonjol di atas dasar sungai harus di proteksi
terhadap korosi, terutama bagian yang terletak di sekitar fluktuasi muka
air.
b. Tiang terletak pada aliran sungai yang pada waktu banjir banyak
mengalirkan benda-benda hanyutan maka mutu baja yang digunakan
harus tahan aus terhadap abrasi pada permukaannya
Ketentuan, untuk daya dukung aksial ultimit tiang vertikal tunggal harus dihitung
berdasarkan tahanan ultimit pada ujung tiang dan tahanan gesek ultimit pada
permukaan selimut tiang (lihat gambar dibawah ini)
berdampingan dipasang tumpangan tidak kurang dari 10 cm pada arah lebar dan
30 cm pada arah memanjang. Pemasangan harus hati-hati untuk mencegah
sobeknya lembaran.
4. Pemasangan Acuan Pondasi.
Acuan yang digunakan harus cukup kuat untuk menahan beban peralatan
pelaksanaan, acuan tidak lendut melebihi 6 mm bila diuji sebagai balok biasa
dengan bentang 3,00 m dan beban yang sama dengan berat mesin penghampar
yang akan bergerak diatasnya. Tebal baja yang digunakan 6 mm dan 8 mm. Bila
acuan harus mendukung alat penghampar beton yang berat, tebal baja tidak
boleh kurang dari 8 mm. Dianjurkan agar acuan mempunyai tinggi yang sama
dengan tebal rencana plat beton semen dan lebar dasar acuan sama dengan
0,75 kali tebal plat beton tapi tidak kurang dari 20 cm. Lebar flens penguat yang
dipasang pada acuan harus menonjol dan keluar dari acuan tidak kurang dari 2/3
tinggi acuan.
Variasi kerataan bidang acuan tidak boleh lebih dari 3 mm untuk setiap 3 m.
Panjang dan kerataan dalam acuan tidak boleh melebihi 6 mm untuk setiap 3 m.
Ujung acuan harus mempunyai sitem pengunci yang erat. Rongga acuan harus
diupayakan sekecil mungki sehingga air semen tidak keluar. Pada lengkungan
jari-jari 30 m atau kurang dianjurkan menggunakan flexible form (acuan
melengkung)
1. Ruang Lingkup
Spesifikasi ini meliputi mutu dan gradasi campuran lempung beipasir; kerikil; batu
atau slag basil penyaringan; atau pasir; sirtu pecah yang terdiri atas kerikil, batu
pecah atau slag dengan atau tanpa tanah pengikat atau kombinasi dari bahan
tersebut untuk digunakan pada bahan lapis pondasi bawah, lapis pondasi, dan lapis
permukaan. Syarat-syarat pada spesifikasi ini terbatas hanya untuk bahan-bahan
yang mempunyai sifat-sifat berat jenis, penyerapan air, dan gradasi yang normal.
Bila digunakan bahan-bahan lain, batas-batas spesillkasi yang sesuai harus
ditentukan.
2. Acuan
AASHTO M 147-65 (1990). Standard Specification for Materials for Aggregate
and Soil-Aggregate Subbase, Base and Surface Course
SNI 03-2417-1991. Metode Pengujian Keausan Agregat Den-an Mesin Abrasi
Los Angeles
SNI 06-4170-1996. Spesifikasi Kalsium Klorida
3. Persyaratan Umum
A. Agregat Kasar
Agregat kasar tertahan pada saringan 2,00 mm (no.10) harus terdiri atas
butiran-butiran atau pecahan-pecahan batu, kerikil atau slag yang keras
dan awet.
Nilai keausan agregat kasar, sesuai dengan SNI 03-2417-1991, tidak lebih
dari 50 persen.
Catatan : Persyaratan nilai keausan yang lebih tinggi atau lebih rendah dapat
ditentukan oleh Direksi Teknik sesuai dengan bahan yang tersedia.
B. Agregat Halus
Agregat halus, lolos saringan 2,00 mm (no. 10) harus terdiri atas pasir
alam atau abu batu, dan mineral yang lolos saringan 0,075 mm (no. 2"00).
Fraksi yang lolos saringan 0.075 mm (no.200) harus tidak lebih dari dua
pertiga fraksi yang lolos saringan 0,425 mm (no. 40). Fraksi yang lolos
sarin(-,an 0,425 mm tidak boleh memiliki batas cair lebih besar dari 25 dan
batas pl,astis tidak boleh lebih dari 6.
C. Gradasi bahan agregat-tanah
Harus memenuhi persyaratan gradasi yang ditunjukkan dalam Tabel I
Persyaratan gradasi untuk agregat gabungan akan ditetap'kan oleh Direksi
Tekreik. Semua bahan harus bebas dari tumbuh-tumbuhan dan gumpalan
lempung.
TEKNIS
PONDASI
SUMURAN
UNTUK
RUANG LINGKUP
Tata cara ini meliputi persyaratan dan ketentuan tentang perencanaan pondasi
sumuran berdasarkan kondisi ultimit terdiri dari daya dukung tanah, kemantapan
terhadap deformasi lateral, deformasi vertikal, geser, dan guling, keawetan bahan
serta kekuatan struktur sumuran.
RINGKASAN
Tata cara ini sebagai acuan dan pegangan untuk merencanakan pondasi
sumuran yang berfungsi sebagai pendukung jembatan dengan tujuan untuk
menyeragamkan cara perencanaan pondasi sumuran untuk jembatan sehingga
memenuhi tuntutan kekuatan, kemantapan, keawetan, dan efisien untuk
pembangunan jembatan.
Tata cara perencanaan ini antara lain:
1. Hitung semua gaya vertikal dan lateral ultimit yang berasal dari bangunan
bawah berdasarkan ketentuan
2. Siapkan data geoteknik pada lokasi sumuran, meliputi stratigrafi, dan semua
parameter tanah yang diperlukan.
3. Tentukan bentuk dan dimensi sumuran
4. Hitung daya dukung tanah ultimit dan faktor keamanan.
5. Hitung kemantapan lateral pondasi
6. Hitung kemantapan terhadap guling dan faktor keamanan.
7. Hitung deformasi vertikal
8. Hitung kekuatan struktur balok pondasi, dinding sumuran, dan sambungan
sumuran dengan balok pondasi
9. Buat gambar rencana