Professional Documents
Culture Documents
HC = O H2C OH
HC OH C=O
HO C H HO C H
H C OH H C OH
H C OH H C OH
CH2OH CH2OH
D-Glukosa D-Frukrosa
Oligosakarida
Oligosakarida adalah polimer derajat polimerisasi 2 sampai 10 dan biasanya bersifat
larut dalam air. Oligosakarida yang terdiri dari 2 molekul disebut disakarida, dan bila
terdiri dari 3 molekul disebut triosa. Bila sukrosa (sakarosa atau gula tebu). Terdiri
dari molekul glukosa dan fruktosa, laktosa terdiri dari molekul glukosa dan
galaktosa.
Polisakarida
Polisakarida merupakan polimer molekul-molekul monosakarida yang dapat
berantai lurus atau bercabang dan dapat dihidrolisis dengan enzim-enzim yang
spesifik kerjanya.
Labu ukur
Bulp / pipet filler Sample Cracker Beras
Aquadest
CH3COOH 3%
Luff Schrool
KI 20%
Na2S2O3 0,1 N
Amilum
NaOH 30%
H2SO4 25%
HCl 3%
Es batu
PROSEDUR
Sample ditimbang dengan seksama kurang lebih 5 gram kedalam Erlenmeyer 500
mL
HCl 3% ditambahkan sebanyak 200 mL dan didihkan selama 3 jam dengan
pendingin tegak
Larutan didinginkan dan dinetralkan dengan larutan NaOH 30% (uji kualitatif
dengan kertas lakmus atau Phenolphthalein) dan ditambahkan sedikit CH3COOH 3%
agar suasana larutan agak sedikit asam.
Pindahkan isinya kedalam labu ukur 500 mL, dan aquadest ditambahkan sampai
tanda batas, kemudian saring.
Filtrate dipipet sebanyak 10 mL kedalam Erlenmeyer 500 mL dan ditambahkan
larutan luff school sebanyak 25 mL, kemudian ditambahkan air suling sebanyak 15
mL dan beberapa batu didih.
Campuran tersebut dipanaskan dengan nyala yang tetap. Diusahakan agar larutan
dapat mendidih dalam waktu 3 menit (menggunakan stopwatch) didihkan terus
sampai 10 menit.
Dinginkan dengan es batu dalam bak
Setelah dingin ditambahkan KI 20% sebanyak 15 mL dan H2SO4 25% sebanyak 25
mL perlahan-lahan
Titrasi secepatnya dengan larutan Na2S2O3 0,1 N (gunakan indicator amilum 0,5%)
Kerjakan blanko
DATA PENGAMATAN
Standarisasi larutan tiosulfat 0,1 N
Gram KIO3 mL Na2S2O3 N Na2S2O3
0,1006 26,7 0,1056
Penentuan kadar karbohidrat
Sample Berat (g) Na2S2O3 (mL) % Kaarbohidrat
Cracker beras I 5,0132 4,3 67,1680
Neraca Analitik
Beaker Glass
Pipet Tetes
Corong Glass
Kertas Saring
Erlenmeyer
Refluks
Hot Plate
Gelas Ukur
Buret
-Bahan :
Aquades
Na3PO4 10%
Na2HPO4 10%
Batu Didih
Na2S2O3 0,1N
Indikator Amylum 1%
V. Prosedur Kerja :
1. Menimbang 2-3 gram sampel uji di dalam beaker glass
2. Menambahkan 50 ml aquades
3. Menambahkan Timbal Asetat Basis tetes demi tetes hingga endapan tidak terjadi lagi
saat ditetesi dengan Timbal Asetat Basis tersebut
4. Menambahkan 6-7 tetes Na3PO4 10% agar air menjadi jernih
Beaker Glass
Pipet Tetes
Corong Glass
Erlenmeyer
Refluks
Hot Plate
Gelas Ukur
Buret
Water Bath
-Bahan :
Aquades
HCl 30%
NaOH 20%
Batu Didih
Na2S2O3 0,1N
Indikator Amylum 1%
% Gula Setelah Inversi = (AT x Faktor Pengenceran) / (Bobot Sampel Uji (mg)) x
100%
Dari kedua hasil analisa tersebut (Analisa Gula Sebelum Inversi dan Analisa Gula Setelah
Inversi), dapat dihitung pula Kadar Sakarosa sampel uji tersebut dengan menggunakan rumus :
Kadar Sakarosa = (% Gula Setelah Inversi % Gula Sebelum Inversi) x 0,95
ML Na2S2O3
Glukosa
Galaktosa
Laktosa
Maltose
2,4
2,7
3,6
3,9
4,8
5,5
7,3
7,8
7,2
8,3
11,0
11,7
9,7
11,2
14,7
15,6
12,2
14,1
18,4
19,6
14,7
17,0
22,1
23,5
17,2
20,0
25,8
27,5
19,8
23,0
29,5
31,5
22,4
26,0
33,2
35,5
10
25,0
29,0
37,0
39,5
11
27,6
32,0
40,8
43,5
12
30.0
35,0
44,6
47,5
13
33,0
38,1
48,4
51,6
14
35,7
41,2
52,2
55,7
15
38,5
44,4
56,0
59,8
16
41,3
47,6
59,9
63,9
17
44,2
50,8
63,8
68,0
18
47,1
54,0
67,7
72,2
19
50,0
57,3
71,7
76,5
20
52,1
60,7
75,7
80,9
21
56,1
64,2
79,8
85,4
22
59,1
67,7
83,9
90,0
23
62,2
71,3
88,0
94,6
Bobot Sampel
Normalitas Na2S2O3
= 0,105 N
Faktor Pengenceran
=4
= 2,3455 gr = 2345,5 mg
= 18 ml
= 24 ml
ML Na2S2O3
Glukosa
14,7
17,2
% Gula Sebelum Inversi = (AT x Faktor Pengenceran) / (Bobot Sampel Uji (mg)) x 100%
= (15,45 x 4) / (2345,5 mg) x 100%
= (61,8) / (2345,5 mg) x 100%
= 0,0263 x 100% = 2,63%
Jadi, Kadar Gula Sebelum Inversi sampel uji produk syrup tersebut adalah 2,63%.
Karbohidrat adalah polihidroksi aldehid (aldosa) atau polihidroksi keton (ketosa) dan
turunannya atau senyawa yang bila dihidrolisa akan menghasilkan salah satu atau kedua
komponen tersebut di atas. (Anonimus, 2010). Karbohidrat yang terasa manis, biasa disebut gula.
Molekul dasar dari karbohidrat disebut monosakarida atau monosa. Dua monosa dapat saling
terikat, membentuk disakarida atau triosa. Ikatan dari lebih tiga monosakarida disebut
polisakarida atau poliosa. Polisakarida yang mengandung jumlah monosakarida yang tidak
begitu banyak disebut oligosakarida (Sediaoetama, 1985). Karbohidrat merupakan sumber kalori
utama bagi hampir seluruh penduduk dunia,khususnya bagi penduduk Negara yang sedang
berkembang . Walaupun jumlah kalori yang dapat dihasilkan oleh 1 gram karbohidrat hanya 4
Kal (kkal) bila dibanding protein dan lemak, karbohidrat merupakan sumber kalori yang murah
(Anonimus, 2010).
Banyak cara yang dapat digunakan untuk menentukan banyaknya karbohidrat dalam suatu
bahan yaitu dengan cara kimiawi, cara fisik, cara enzimatik atau biokimia, dan cara kromatografi
(Anonimus, 2010). Dalam ilmu dan teknologi pangan, analisa yang biasa dilakukan adalah
analisa kuantitatif, yaitu analisa karbohidar secara kimiawi yaitu dengan metode Luff Schroll.
Kemudian biasanya menggunakan cara optic ( fisis ), cara ini menggunakan alat yang disebut
refraktometer. Tiap jenis gula memiliki indeks bias tertentu (Sudarmadji, 1989).
II.
Tujuan
1. Mengetahui kandungan gula pada bahan makanan
2. Mengetahui metode yang digunakan untuk menganalisa kandungan gula dalam bahan makanan
III.
Tinjauan Pustaka
3.1. Karbohidrat
Karbohidrat merupakan
sumber
kalori
utama
bagi
hampir
seluruh
penduduk
dunia,khususnya bagi penduduk Negara yang sedang berkembang . Walaupun jumlah kalori yang
dapat dihasilkan oleh 1 gram karbohidrat hanya 4 Kal (kkal) bila dibanding protein dan lemak,
karbohidrat merupakan sumber kalori yang murah. Dalam tubuh manusia dapat dibentuk dari
beberapa asam amino dan sebagian dari gliserol lemak. Tetapi sebagian besar karbohidrat
diperoleh dari bahan makanan yang dimakan sehari- hari, terutama bahan makanan yang berasal
dari tumbuh tumbuhan (Anonimus, 2010) .
Karbohidrat dibagi menjadi beberapa klas atau golongan sesuai dengan sifat-sifatnya
terhadap zat-zat penghidrolisis. Karbohidrat atau gula dibagi menjadi empat klas pokok yaitu
gula yang sederhana atau monosakarida, oligosakarida, senyawa berisi dua atau lebih gula
sederhana, polisakarida, di mana di dalamnya terikat lebih dari satu gula sederhana yang
dihubungkan dalam ikatan glikosida, glikosida, dibedakan dari oligo dan polisakarida yaitu oleh
kenyataan bahwa mereka mengandung molekul bukan gula yang dihubungkan dengan gula oleh
ikatan glikosida (Anonimus, 2010).
Molekul glukosa mempunyai rumus kimia C6H12O6.Glukosa adalah salah satu aldoheksosa
yang sering disebut dekstrosa karena mempunyai sifat dapat memutar cahaya terpolarisasi
kearah kanan. Di alam, glukosa terdapat didalam buah buahan dan madu lebah. Darah
manusia normal mengandung glukosa dalam jumlah atau konsentrasi yang tetap, yaitu antara 70100 mg tiap 100 ml darah (Anonimus, 2011). Dalam bahan pangan kandungan glukosa ini yang
menimbulkan rasa manis.
3.2. Analisis Kadar Glukosa
Cara yang paling sering digunakan untuk menganalisa gula pada bahan pangan adalah
mengukur kadar gula bahan dengan alat yang disebut refraktometer, selain itu juga menggunakan
metode luff schrool. Pada uji refraktometer, bahan yang mengandung glukosa diteteskan pada
alat tersebut lalu diamati angka yang menunjukkan kadar gula pada bahan yang ditunjukkan
dengan derajat brix. Semakin besar angka indeks bias ini maka semakin besar kadar gula yang
ada pada bahan makanan. Pada pengujian dengan refraktometer yaitu untuk mengetahui mutu
dari produk yang diamati.
Metode
luff
Schoorl adalah merupakan suatu metode atau cara penentuan monosakarida dengan cara
kimiawi. Pada penentuan metode ini, yang ditentukan bukannya kuprooksida yang mengendap
tapi dengan menentukan kuprioksida dalam larutan sebelum direaksikan dengan gula reduksi
( titrasi blanko) dan sesudah direaksikan dengan sampel gula reduksi ( titrasi sampel). Penentuan
titrasi dengan menggunakan Na-tiosulfat. Selisih titrasi blanko dengan titrasi sampel ekuivalen
dengan kuprooksida yang terbentuk dan juga ekuivalen dengan jumlah gula reduksi yang ada
dalam bahan / larutan. Reaksi yang terjadi selama penentuan karbohidrat cara ini mula- mula
kuprooksida yang ada dalam reagen akan membebaskan iod dari garam K-iodida. Banyaknya iod
yang dibebaskan ekuivalen dengan banyaknya kuprioksida. Banyaknya iod dapat diketahui
dengan titrasi dengan menggunakan Na-tiosulfat. Untuk mengetahui bahwa titrasi sudah cukup
maka diperlukan indikator amilum. Apabila larutan berubah warnanya dari biru menjadi putih,
adalah menunjukkan bahwa titrasi sudah selesai (Anonimus, 2011). Kemudian dihitung kadar
gula dengan menggunakan tabel dibawah ini
IV.
V.
Prosedur Kerja
Total Gula
Ulangan I
1,0739%
4,581%
5,28%
5,3828%
Blanko 1 = 3,25
Blanko 2 = 3,00
Berat sampel oky jelly ulangan 1 = 5,028 g
Berat sampel oky jelly ulangan 2 = 5,19 g
=
= 1,0739 %
Total Gula
Ulangan II
1,1576%
5,332%
5,97%
5,3846%
Rata-rata
(%)
1,1158%
4,9565%
5,625%
5,38374%
=
=
=
X (tabel)
% gula
= 1,525
= tabel + (tabel x sisa)
= 2,4 entalpi 2,4
= 2,4 + (0,525 x 2,4)
= 2,4 + 0,604
= 3,004
=
=
= 1,1576%
= 20
b. Pembahasan
Pada pratikum analisis total gula pada minuman oky jelly drink terdapat beberapa
tahapan pada untuk menentukan kadar gula pada bahan pangan yaitu : pada proses penambahan
HCl pada sampel dimaksudkan untuk menghidrolisis karbohidrat. Polimer karbohidrat sulit
untuk bereaksi sehingga dengan penambahan asam, polimer akan terpecah menjadi monomermonomer yang akan lebih mudah untuk bereaksi dengan senyawa lain. Hidrolisis pada sampel
dapat memisahkan karbohidrat dalam sampel. Setelah ditambahkan HCl, campuran sampel dan
HCl dipanaskan selama 15 menit. Lalu penambahan PP dan NaOH dimaksudkan untuk
menetralkan karena tadi ditambahkan senyawa yang bersifat asam. Jadi larutan tersbut akan
berubah menjadi netral. Penambahan dengan senyawa luffschrool Larutan luff schrool akan
bereaksi dengan sampel yang mengandung gula pereduksi:
R COH + CuO Cu2O + R COOH
Penentuan kadar gula ini dilakukan dengan titrasi menggunakan Na-tiosulfat. Untuk
mengetahui bahwa titrasi sudah cukup (titik akhir titrasi) maka diperlukan penambahan H2SO4,
KI dan amilum. Agar perubahan warna dari hitam kebiru-biruan menjadi putih susu. Jika larutan
yang dititrasi sudah berubah warna menjadi putih susu, maka proses titrasi dapat dihentikan dan
dapat dicatat berepa dari hasil melakukan titrasi. Hasil titrasi yang didapat sebesar 1,6 ml. Hasil
perhitungan dengan menggunakan blanka didapatkan hasil 1,1576%.
Pada analisis total gula pada minuman oky jelly drink mendapatkan hasil pengujian yang
sangat baik ini di buktikan dengan hasil pengujian ulangan I dan II tidak mengalami perbedaan
data yang cukup besar. Data tersebut pada total gula ulangan I mendapatkan hasil 1,0739 % dan
total gula ulangan II mendapatkan hasil 1,1576% dengan rata rata 1,1158%. Jadi pada sampel
oky jelly drink sebanyak 5 gram terdapat 1,1158% gula.
VII. Kesimpulan
1.
Total gula pada kelompok kami menghasilkan 1,1576 % pada 5,19 gram sampel. Pada hasil
seluruh pengujian total gula pada sample oky jelly drink didapatkan dengan ulangan I
mendapatkan hasil 1,0739 % dan total gula ulangan II mendapatkan hasil 1,1576% dengan rata
rata 1,1158%.
2. Pada pengujian total gula pada oky jelly drink yang dilakukan adalah analisa kuantitatif, yaitu
analisa karbohidrat secara kimiawi yaitu dengan metode Luff Schroll..
DAFTAR PUSTAKA
Anonimus. (2010). Dipetik Juni 9, 2014, dari http://file.upi.edu/Direktori/FPTK/JUR.
PEND._KESEJAHTERAAN_KELUARGA/197807162006042-AI_MAHMUD
ATUSSA%27
ADAH/karbohidrat. pdf
Anonimus. (2010, April 1). Dipetik Juni 9, 2014, dari http://repository.usu.ac.id/
bitstream/123456789/20101/4/Chapter%20II.pdf
Anonimus. (2011). Dipetik Juni 9, 2014, dari file:///G:/MATERI%20%26%20TUGAS
/Semester%204/Analisis%20Bahan%20Pangan/Chapter%20II.pdf
Sediaoetama, A. D. (1985). Ilmu Gizi untuk Mahasiswa dan Profesi. Jakarta: Dian Rakyat.
Sudarmadji, S., Haryono, B., & Suhardi. (1989). Analisa Bahan Makanan dan Pertanian.
Yogyakarta: Liberty
Dalam ilmu marketing kita mengenal STP dan 4P sebagai strategi pemasaran produk ataupun
jasa. STP adalah singkatan dari Segmentation, Targeting dan Positioning sedangkan 4P adalah
singkatan dari keempat unsur dalam marketing mix, yakni Product, Price, Place dan Promotion.
STP dan 4P akan selalu muncul dalam marketing, apa pun konteksnya.
Targeting: Setelah memetakan pasar, tahap targeting seperti namanya adalah membidik
kelompok konsumen mana yang akan kita sasar.
Positioning: Apabila target pasar sudah jelas, positioning adalah bagaimana kita
menjelaskan posisi produk kepada konsumen. Apa beda produk kita dibandingkan
kompetitor dan apa saja keunggulannya.
Dalam rangkaian proses marketing, STP ini ada di tahap awal yang paling penting yakni
mengidentifikasikan customer value. STP ada di level strategis karena menentukan bagaimana
kita menggarap pasar.
Product: Pertama-tama, untuk masuk ke pasar, kita harus memiliki produk yang bagus
sesuai dengan target pasarnya
Price: Produk tersebut harus memiliki harga yang sesuai dengan target pasar.
Place: Lokasi atau tempat yang kita masuki juga menentukan keberhasilan menggarap
target pasar.
Promotion: Ketiga P yang lain tak akan berarti tanpa promosi, yakni
mengkomunikasikan produk kita kepada target pasar. Jika STP ada di level strategis, 4P
bermain di level eksekusi.
Dalam proses marketing, 4P ini ada pada tahap menyalurkan customer value dan
mengkomunikasikan customer value kepada pasar.
Analisa produk : KRATINGDAENG
Kratingdaeng adalah nama dagang sebuah minuman energi dari Austria/Thailand. Minuman ini
dipasarkan sebagai penangkal kelelahan. Mengandung 27 gram of gula (glukosa, sukrosa), 1000
mg taurine, 600 mg glucuronolactone, vitamin B-complex dan 80 mg kafein dalam satu porsi
250 ml. Jumlah kafein ini sedikit di bawah kandungan satu cangkir kopi (100 mg) atau dua kali
kandungan 1 kaleng Coca Cola. Minuman ini juga dikenal di berbagai negara sebagai Red Bull.
Kratingdaeng adalah pemimpin pasar di kategori Minuman Energi Cair. Beragam perhargaan
baik ICSA dan IBBA telah diperoleh dari tahun ke tahun. Kandungannya yang mampu
memulihkan stamina terbukti aman untuk dikonsumsi setiap hari.
PT.Asiasejahtera Perdana Pharmaceutical adalah nama terpercaya sebagai distributor unggul di
bidang minuman energi dan kesehatan.
Sebagai distributor tunggal produk Kratingdaeng, You C1000 Vitamin, You C1000 Water,
Torpedo, Red Bull, yang lebih dikenal sebagai produk minuman energi dan kesehatan yang
beredar di pasaran Indonesia, PT. Asiasejahtera Perdana Pharmaceutical selalu siap untuk
memberikan pelayanan dan perhatian khusus yang dibutuhkan oleh semua mitra dagang dan
pelanggan dengan kualitas yang memuaskan.
Segmentasi :
Demografi, penjualan produk kratingdaeng ditujukan untuk para penduduk di Negara maju
maupun berkembang yang mulai memberikan perhatian lebih terhadap minuman suplemen guna
meningkatkan daya tahan. Kratingdaeng tidak menetapkan wilayah sasaran geografik. Dapat
melayani semua segmen pasar. Untuk mendukung keberadaan barang kratingdaeng banyak
menyebar dipasar-pasar eceran dibandingkan pedagang besar.
Targeting
Pria dan wanita. Berusia remaja sampai dewasa. Atlet, eksekutif, pelajar, yang menghendaki
stamina prima. Banyak bertempat tinggal di daerah urban dan sub urban. Berpola pikir dinamis
dan energik. Lalu merambah ke pasaran anakmuda sebagai selingan lifestyle anak muda masa
kini. Dulu minuman berenergi cuma dicitrakan untuk orang yang mau begadang atau pekerja
keras. Dalam perjalanan waktu, orang tahu, minuman ini juga cocok untuk siapa saja yang
menghendaki stamina prima, dari eksekutif, pelajar hingga pekerja pria dan wanita. Bahkan, kini
semakin banyak konsumen yang mengonsumsi minuman ini rutin, setiap hari, sesuai anjuran
produsen Kratingdaeng itu, tiga botol/hari.
Berani menembus semua segmen pasar dari mulai aktivitas olah raga, fun bike, basket, bulu
tangkis, sponsor Olah raga, pargelaran music, acara dansa hingga klub malam. dulu minuman
berenergi cuma dicitrakan untuk orang yang mau begadang atau pekerja keras. Dalam perjalanan
waktu, orang tahu, minuman ini juga cocok untuk siapa saja yang menghendaki stamina prima,
dari eksekutif, pelajar hingga pekerja pria dan wanita. Bahkan, kini semakin banyak konsumen
yang mengonsumsi minuman ini rutin, setiap hari, sesuai anjuran produsen Kratingdaeng itu, tiga
botol/hari.
Positioning :
Dari contoh produk yang tersedia, kratingdaeng memberikan manfaat untuk manambah vitalitas.
Kratingdaeng cenderung lebih unggul dibandingkan merek sejenis pada unsur rasa, kandungan
dan efeknya pada kebugaran tubuh pada akhirnya perilaku konsumen sebagai pengguna
minuman tersebut.
Penerapan 4 P
Produk:
Produk Kratingdaeng merupakan produk liquid menggunakan kemasan botol kecil netto 125
ml. setiap kemasan mengandung berbagai multivitamin seperti vitamin B, taurin, inostol,
caffeine, calcium pantothene, nicotinamide, tartrazine, dan lain-lain. Dan konsumen tidak mau
mengkonsumsinya tanpa mengetahui manfaat dan efek sampingnya yang dapat merugikan
kesehatan.
Produk kratingdaeng memiliki jenis kratingdaeng biasa (Kratingdaeng) dan premium
(Kratingdaeng-S) yang masing-masing memiliki kandungan yang agak berbeda. Untuk jenis
premium caffeinnya lebih tinggi dan ada tambahan vitamin.
Price:
Harga kratingdaeng kemasan botol dalam negeri berkisar antara Rp4.000 untuk Kratingdaeng
dan Rp5.500 untuk Kratingdaeng-S. Harga yang ditawarkan memang cukup mahal
dibandingkan pesaingnya (Extra joss). Harga bukan sebagai penentu dalam persaingan.
Konsumen kembali lagi yang menentukan akan membeli produk yang mana.
Place:
All Convenience store, Caf, Hotel, Restauran, Pusat kebugaran, warung, kantin, kaki lima, toko
kelontong, lapangan golf dan Klub Malam. Kekuatan distribusi kratingdaeng banyak terbantu
karena jaringan distribudi kelompok PT. ABC Artha Boga Cemerlang yang terkenal tangguh.
Promotion:
Bagi produk yang perputarannya cepat seperti minuman berenergi cair ini, iklan memang
merupakan faktor yang amat penting. Minuman energi cair tergolong produk low involvement.
Artinya, pengambilan keputusan tidak didasari oleh pemahaman atau pemikiran yang mendalam.
Akibatnya, iklan memberi pengaruh yang sangat tinggi. Jadi, kalau TOM Ad-nya tinggi, brand
share-nya tinggi. Hal ini akan semakin positif jika ditunjang distribusi yang luas. Akibatnya,
produk tersebut akan meraih share yang sama atau bahkan lebih besar dari TOM Ad-nya.
Periklanan menjadi salah satu hal yang penting dalam proses mambangun merek
/branding. Mengenalkan produk kepada konsumen adalah salah satu tujuan dalam promosi.
Periklanan yang efektif akan mengubah pengetahuan public mengenai ketersediaan dan
karakteristik sebuah produk (product knowledge).
Periklanan adalah permainan kalah atau menang. Jika slogan tanpa arti, itu tidak membantu
mereknya. Seperti slogan kratingdaeng mengembalikan stamina yang loyoyang merupakan
tag line yang bisa diterima konsumen.
Deskripsi advertisment Kratingdaeng
Seorang wanita disini memakai endorser titik puspa yang usianya lebih dari 60 tahun, wanita
yang dikatakan sudah tidak berusia muda ini mengkonsumsi kratingdaeng sudah sejak lama
sehingga memiliki kondisi yang masih prima sampai saat ini.
Diduetkan dengan para anak muda dewasa yang energik boys band project pop mengambarkan
sekelompok anak muda dewasa yang selalu energik dan berkretivitas setelah mengkonsumsi
kratingdaeng. Dengan slogan yang didenggungkannya isinya pas, manfaatnya gak mainmain dengan jinggel lagunya yang cukup popular. Dengan slogannya, para anak muda tersebut
mengajak konsumen untuk mengkonsumsi kratingdaeng karena untuk memberikan manfaat yang
juga tidaklah main-main. Isinya pas, ini pun bias dijelaskan kalau produk ini terjangkau untuk
dibeli oleh para konsumen.
Tonality.
Bila Kratingdaeng adalah sosok manusia super, dia adalah seorang wonderwomen bukan
catwomen. Dalam perbandingan lain adalah banteng bukan kerbau.
Mandatory.
Brand personification.
Brand ide.
Merek dan logo Kratingdaeng. Minuman sebagai penambah tenaga. Dengan simbolnya
dua banteng yang saling berhadapan mangartikan kuatnya tenaga setelah mengkonsumsi
kratingdaeng.
Advertising Requirment.
Even promotion.
Dikegiatan lini bawah , Kratingdaeng aktif berpromosi. Tahun 1994 menjadi sponsor tunggal
siaran pertandingan Thomas dan Uber cup. Sejak itu Awareness terhadap poduk meningkat pesat.
-Di kegiatan aktivitas olah raga menggelar acara fun bike, juga pergelaran musik, acara dansa
hingga klub malam.
-Kratingdaeng berusaha masuk kesemua kegiatan yang membutuhkan energy.
KESIMPULAN
Dari analisa singkat terhadap STP dan 4P terhadap produk minuman suplemen cair
Kratingdaeng, dapat kita ketahui kekuatan Kratingdaeng yang membuat produk ini menguasai
pangsa pasar minuman sejenis di indonesia lebih dari 50 % pangsa pasar.
Kratingdaeng cenderung lebih unggul dibandingkan dengan dengan merek sejenis pada
unsur kualitas produk.
Unsur rasa taste kandungan dan efek pada kebugaran tubuh menjadi faktor yang
menentukan konsumen memilih produknya. Setiap Negara memilki taste yang berbeda
dipengaruhi factor budaya, geografis, perilaku konsumen.
Berani menembus semua segmen pasar dari mulai aktivitas olah raga, fun bike, basket, bulu
tangkis, sponsor Olah raga, pargelaran music, acara dansa hingga klub malam.
I am an ANALYST
Beranda
Home
Business
o Internet
o Market
o Stock
Downloads
o Dvd
o Games
o Software
Office
Parent Category
o Child Category 1
o Child Category 2
o Child Category 3
o Child Category 4
Featured
Health
o Childcare
o Doctors
music
Uncategorized
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
SAMPLE SIRUP ABC
Pengertian Sirup adalah sediaan pekat dalam air dari gula
atau pengganti gula dengan atau tanpa bahan penambahan bahan
pewangi, dan zat obat. Sirup merupakan alat yang menyenangkan
untuk pemberian suatu bentuk cairan dari suatu obat yang rasanya
tidak enak, sirup efektif dalam pemberian obat untuk anak-anak,
karena rasanya yang enak biasanya menghilangkan keengganan pada
anak-anak untuk meminum obat.
Menurut SNI (1994), Sirup didefinisikan sebagai larutan gula
pekat (Sakarosa: High Fructose syrup dan atau gula inverse lainnya)
dengan atau tanpa penambahan bahan tambahan makanan yang
diijinkan. Definisi sirup yang lain yaitu sejenis minuman ringan berupa
larutan kental dengan citarasa beraneka ragam, biasanya mempunyai
1.
1.1
1.2
2.
3.
3.1
3.2
3.3
4.
4.1
4.2
4.3
5.
6.
6.1
6.2
6.3
6.4
6.5
6.6
6.7
6.8
PENETAPAN SAMPLE
A. KADAR AIR
Kadar air merupakan banyaknya air yang terkandung dalam
bahan, yang dinyatakan dalam persen (%).
Kadar air adalah perbedaan antara berat bahan sebelum dan
sesudah dilakukan pemanasan. Setiap bahan bila diletakan dalam
udara terbuka kadar airnya akan mencapai keseimbangan dengan
kelembaban udara di sekitarnya. Kadar air bahan ini disebut dengan
kadar air seimbang. Penentuan kadar
air dalam bahan dapat ditentukan dengan beberapa cara,yaitu: Metode
pengeringan (Thermogravimetri), metode destilasi (Thermovolumetri),
metode khemis, metodefisis,
dan metode khususmisalnya dengan kromatografi, Nuclear Magnetic
Resonance (Sudarmadji et al 1989).
Metode pengeringan atau metode oven biasa merupakan suatu
metode untuk mengeluarkan atau menghilangkan sebagian air dari
suatu bahan dengan cara menguapkan air tersebut dengan
menggunakan energi panas. Prinsip dari metode oven pengering
adalah bahwa air yang terkandung dalam suatu bahan akan menguap
bila bahan tersebut dipanaskan pada suhu 105 o C selama waktu
tertentu. Perbedaan antara berat sebelum dan sesudah dipanaskan
adalah kadar air(Astuti 2007).
B. KADAR ABU
Kadar abu merupakan campuran dari komponen anorganik atau
mineral yang terdapat pada suatu bahan pangan. Bahan pangan terdiri
dari 96% bahan anorganik dan air, sedangkan sisanya merupakan
unsur-unsur mineral. Unsur juga dikenal sebagai zat organik atau kadar
abu. Kadar abu tersebut dapat menunjukan total mineral dalam suatu
bahan pangan. Bahan-bahan organik dalam proses pembakaran akan
terbakar tetapi komponen anorganiknya tidak, karena itulah disebut
sebagai kadar abu. Produk perikanan memiliki kadar abu yang
berbeda-beda. Standar mutu ikan segar berdasar SNI 01-2354.1-2006,
ialah memiliki kadar abu kurang dari 2%. Produk olahan hasil
diversifikasi dari jelly fish product (kamaboko) yang tidak diolah
menjadi surimi dahulu memiliki standar kadar abu antara 0,44 0,69%
menurut SNI 01-2693-1992. Contoh jelly fish product, yakni otak-otak,
bakso dan kaki naga.
Penentuan kadar abu total dapat digunakan untuk berbagai tujuan,
antara lain untuk menentukan baik atau tidaknya suatu pengolahan,
mengetahui jenis bahan yang digunakan, dan sebagai penentu
C. KADAR GULA
Gula adalah suatu karbohidrat sederhana yang menjadi sumber energi
dan merupakan oligosakarida, polimer dengan derajat polimerisasi 210 dan biasanya bersifat larut dalam air yang terdiri dari dua molekul
yaitu glukosa dan fruktosa. Gula memberikan flavor dan warna melalui
reaksi browning secara non enzimatis pada berbagai jenis makanan.
Gula paling banyak diperdagangkan dalam bentuk kristal sukrosa
padat. Gula digunakan untuk mengubah rasa menjadi manis dan
keadaan makanan atau minuman. Dalam industri pangan, sukrosa
diperoleh dari bit atau tebu (Winarno 1997).
Inversi Sukrosa
Inversi sukrosa menghasilkan gula invert atau gula reduksi (glukosa
dan fruktosa). Gula invert akan mengkatalisis proses inversi sehingga
kehilangan gula akan berjalan dengan cepat. Menurut Parker (1987)
dkk. Dalam kuswurj (2008) laju inersi sukrosa akan semakin besar
pada kondisi pH rendah dan temperatur tinggi dan berkurang pada pH
tinggi (pH 7) dan temperatur rendah. Laju inversi yang paling cepat
adalah pada kondisi pH asam (pH 5) (Winarno 2007).
Luff Schoorl
Penentuan kadar glukosa dilakukan dengan cara menganalisis sampel
melalui pendekatan proksimat. Terdapat beberapa jenis metode yang
dapat dilakukan untuk menentukan kadar gula dalam suatu sampel.
Salah satu metode yang paling mudah pelaksanaannya dan tidak
memerlukan biaya mahal adalah metode Luff Schoorl. Metode Luff
Schoorl merupakan metode yang digunakan untuk menentukan
kandungan gula dalam sampel. Metode ini didasarkan pada
pengurangan ion tembaga (II) di media alkaline oleh gula dan
kemudian kembali menjadi sisa tembaga. Ion tembaga (II) yang
diperoleh dari tembaga (II) sulfat dengan sodium karbonat di sisa
alkaline pH 9,3-9,4 dapat ditetapkan dengan metode ini. Pembentukan
(II)-hidroksin dalam alkaline dimaksudkan untuk menghindari asam
sitrun dengan penambahan kompleksierungsmittel. Hasilnya, ion
tembaga (II) akan larut menjadi tembaga (I) iodide berkurang dan juga
oksidasi iod menjadi yodium. Hasil akhirnya didapatkan yodium dari
hasil titrasi dengan sodium hidroksida (Anonim 2010).
Gula Pereduksi
Gula pereduksi yaitu monosakarida dan disakarida kecuali sukrosa
dapat ditunjukkan dengan pereaksi Fehling
atau Benedict
menghasilkan endapan merah bata (Cu2O). selain pereaksi Benedict
dan Fehling, gula pereduksi juga bereaksi positif dengan pereaksi
22
59,1
67,7
83,9
23
62,2
71,3
88,0
Sumber : Standard Industri Indonesia, Departemen
Perindustrian Republik Indonesia (1975)
90,0
94,6
BAB III
METODE ANALISIS
1. Kadar Air Metode Pemanasan
Tujuan:
Alat
Cawan
Eksikator
Tanur
Kasa
Gegep
Hotplate
Neraca digital
Pipet tetes
Bahan
Sample Sirup ABC Squash Delight Rasa leci.
Cara Kerja:
Di timbang 2 g sampel ke dalam Cawan porselin yang sudah kering
dan di ketahui bobot kosongnya. kemudian di perarang di atas hot
plate lalu di abukan di dalam tanur pada suhu 550 oC selama 6 jam,
kemudian didinginkan dalam desikator dan ditimbang (d gram).
3. KADAR GULA
Tujuan:
Untuk mengetahui kadar gula pada sample sirup ABC Squash
Delight Rasa leci.
Dasar prinsip:
Gula biasanya dihitung sebagai sakarosa, dari kedua penetapan
diatas dapat dihitung juga kadar gula non-pereduksi (sakarosa) yaitu
kadar gula sesudah inverse dikurangi gula sebelum inversi.
Reaksi:
C12H22O11 + H2O 2 C6H12O6
C12H12O6 + 2CuO Cu2O + C5H11O5-COOH
Sisa CuO + 2KI + H2SO4 CuI2 + K2SO4 + H2O
2CuI2 Cu2I2 + I2
I2 + 2Na2S2O3 2NaI + Na2S4O6
Termometer
Stopwatch
Penangas air
Pipet volume 25 ml, 50 ml, 10 ml
Erlenmeyer asah 250 ml
Corong
Standar corong
Buret
Labu semprot
Bahan
Sirup ABC Squash Delight Rasa leci
Pb-Asetat setengah basa
Na2HPO4 10%
(NH4)2HPO4 10%
Larutan luff
KI 20%
H2SO4 25%
Tio 0,1034 N
Aquadest
HCl 25%
NaOH 30%
Indikator kanji
Indikator PP
Kertas saring
Batu didih
Cara kerja:
Persiapan contoh:
1. Ditimbang 10 gram contoh sirup DHT kedalam gelas piala 100ml
2. Memasukkan kedalam labu ukur 100ml lalu dihimpitkan
3. Memipet 50ml larutan tersebut lalu dimasukkan kedalam labu ukur
250ml
4. Menambahkan kedalamnya 10ml Pb-asetat setengah basa
(berlebih). Setelah dikocok, diuji dengan meneteskan larutan NaHPO 4
10% bila telah cukup kelebihan Pb-asetat diendapkan sempurna
dengan ammonium hydrogen phosfat( 15ml) lalu dihimpitkan.
5. dikocok dan disimpan di air dingin selama 30menit sampai endapan
telah turun semua baru disaring. Saringn dipakai sebagai larutan
induk.
A. Kadar gula sebelum inverse
Memipet 10ml larutan induk kedalam Erlenmeyer asah berbatu didih.
Menambahkan 25ml larutan luff dan 15ml air (jumlah cairan 50ml)
Reaksi:
Abu + HCl Larut
Abu + HCl(p) + NaHCO3 Terbentuk gas CO2
Abu + HCl(p) + NaHCO3 + K4Fe(CN6)6 Jernih, tak berwarna.
Alat dan bahan:
Alat
Cawan
Pipet tetes
Pengaduk
Tabung reaksi
Standar corong
Neraca kasar
Kertas saring
Kasa
Gegep kayu
Bahan
Sirup ABC Squash Delight Rasa leci
HCl pekat 37%
Aquadest
NaHCO3
Kalium ferrosianida 1N
Cara kerja:
a) Abu bekas penetapan kadar abu dilarutkan dengan 15 tetes HCl pekat
b) Kemudian diencerkan dengan 10 ml aquadest
c) Menambahkan dengan 0,1 gram bikarbonat dan 1 tetes
kaliumferrosianida 1N
d) Mengamati perubahan yang terjadi, endapan dan kekeruhan
menandakan adanya logam berbahaya.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Dari hasil pengamatan dan perhitungan dapat di simpulkan
bahwa:
Kadar Air dalam sample sirup ABC
= 56,97 %
Kadar Abu dalam sample sirup ABC= 0,69 %
Kadar gula dalam sample sirup ABC
Sebelum inverse: 1,90 %
Sesudah inverse: 6,76 %
Uji logam berbahaya dalam sample sirup ABC:
Tidak mengandung logam berbahaya.
B. SARAN
Untuk mencapai praktikum yang lebih baik, waktu harus
dipergunakan sebaik-baiknya serta para pembimbing lebih
memperhatikan keaktifan para praktikan dalam melakukan praktek
agar hasil praktikumnya tidak asal-asalan.
Jika masih ada yang kurang dalam Laporan ini, mohon diberi
petunjuk agar pada praktikum selanjutnya bisa lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
I am an ANALYST
Beranda
Home
Business
o
Internet
Market
Stock
Downloads
o
Dvd
Games
Software
Office
Parent Category
o
Child Category 1
Child Category 2
Child Category 3
Child Category 4
Featured
Health
o
Childcare
Doctors
music
Uncategorized
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
2.
3.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
SAMPLE SIRUP ABC
Pengertian Sirup adalah sediaan pekat dalam air dari gula
atau pengganti gula dengan atau tanpa bahan penambahan bahan
Keadaan:
1.1
Aroma Normal
1.2
Rasa Normal
2.
3.
3.1
3.2
3.3
4.
Cemaran logam:
4.1
4.2
4.3
5.
6.
Cemaran Mikroba:
6.1
6.2
6.3
6.4
6.5
S.aureus koloni/ml 0
6.6
6.7
6.8
PENETAPAN SAMPLE
A. KADAR AIR
Kadar air merupakan banyaknya air yang terkandung dalam
bahan, yang dinyatakan dalam persen (%).
B. KADAR ABU
Kadar abu merupakan campuran dari komponen anorganik atau
mineral yang terdapat pada suatu bahan pangan. Bahan pangan terdiri
dari 96% bahan anorganik dan air, sedangkan sisanya merupakan
unsur-unsur mineral. Unsur juga dikenal sebagai zat organik atau kadar
abu. Kadar abu tersebut dapat menunjukan total mineral dalam suatu
bahan pangan. Bahan-bahan organik dalam proses pembakaran akan
terbakar tetapi komponen anorganiknya tidak, karena itulah disebut
sebagai kadar abu. Produk perikanan memiliki kadar abu yang
berbeda-beda. Standar mutu ikan segar berdasar SNI 01-2354.1-2006,
ialah memiliki kadar abu kurang dari 2%. Produk olahan hasil
diversifikasi dari jelly fish product (kamaboko) yang tidak diolah
menjadi surimi dahulu memiliki standar kadar abu antara 0,44 0,69%
menurut SNI 01-2693-1992. Contoh jelly fish product, yakni otak-otak,
bakso dan kaki naga.
Gula Pereduksi
Gula pereduksi yaitu monosakarida dan disakarida kecuali sukrosa
dapat ditunjukkan dengan pereaksi Fehling
atau Benedict
menghasilkan endapan merah bata (Cu2O). selain pereaksi Benedict
dan Fehling, gula pereduksi juga bereaksi positif dengan pereaksi
Tollens (Apriyanto et al 1989). Penentuan gula pereduksi selama ini
dilakukan dengan metode pengukuran konvensional seperti metode
osmometri, polarimetri, dan refraktrometri maupun berdasarkan reaksi
gugus fungsional dari senyawa sakarida tersebut (seperti metode LuffSchoorl, Seliwanoff, Nelson-Somogyi dan lain-lain). Hasil analisisnya
adalah kadar gula pereduksi total dan tidak dapat menentukan gula
pereduksi secara individual. Untuk menganalisis kadar masing-masing
dari gula pereduksi penyusun madu dapat dilakukan dengan
menggunakan metode Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCTK). Metode
ini mempunyai beberapa keuntungan antara lain dapat digunakan
pada senyawa dengan bobot molekul besar dan dapat dipakai untuk
senyawa yang tidak tahan panas (Gritter et al 1991 dalam Swantara
1995).
Glukosa
Galaktosa
Laktosa
Maltose
2,4
2,7
3,6
3,9
4,8
5,5
7,3
7,8
7,2
8,3
11,0
11,7
9,7
11,2
14,7
15,6
12,2
14,1
18,4
19,6
14,7
17,0
22,1
23,5
17,2
20,0
25,8
27,5
19,8
23,0
29,5
31,5
22,4
26,0
33,2
35,5
10
25,0
29,0
37,0
39,5
11
27,6
32,0
40,8
43,5
12
30.0
35,0
44,6
47,5
13
33,0
38,1
48,4
51,6
14
35,7
41,2
52,2
55,7
15
38,5
44,4
56,0
59,8
16
41,3
47,6
59,9
63,9
17
44,2
50,8
63,8
68,0
18
47,1
54,0
67,7
72,2
19
50,0
57,3
71,7
76,5
20
52,1
60,7
75,7
80,9
21
56,1
64,2
79,8
85,4
22
59,1
67,7
83,9
90,0
23
62,2
71,3
88,0
94,6
Arsens (As)
ARSENS adalah suatu zat kimia yang sering terdapat pada makanan
,minuman dan kosmetik. Arsens dapat merusak ginjal,jika
keracunannya kuat sekali. Senyawa arsens sulit dideteksi karena tidak
memiliki rasa yang mennjol. Sering digunakan sebagai bahan dalam
kosmetik dan pada insektisida. Gejala gejala keracunan yaitu sakit di
kerongkongan sukar menelan,menyusul rasa nyeri lambung serta
muntah-muntah.
Timah hitam (Pb)
Timah hitam ini umumnya terdapat dalam makanan,air dan obatobatan terutama apabila kemasannya menggunakan unsur timah.
Bersifat kumulatif artinya keracunan dapat timbtl bila kadar Pb
menumpuk
dalam
tubuh.
Gejaka yang timbul jika terjadi keracunan Pb adalah,muntah muntah
secresi menyerupai susu,sakit perut dan nyeri perut yang sangat
Adalah,pusing kepala,kejang
kematian dalam waktu 24 jam.
otot,shock
sampai
mengakibatkan
BAB III
METODE ANALISIS
1. Kadar Air Metode Pemanasan
Tujuan:
Untuk mengetahui kadar air dalam sirup ABC Squash Delight
Rasa leci dengan metode pemanasan.
Dasar prinsip:
Sample dipanaskan dalam oven pada suhu 100-105C dimana
air menguap pada suhu 100C sehingga bobot yang hilang pada
pemanasan selama 1jam dianggap sebagai bobot air dalam contoh.
Reaksi:
Sample sirup
Alat dan bahan:
Alat
Petridish
Sample + H2O
Oven
Eksikator
Gegep
Kasa
Neraca
Pipet tetes
Bahan
Sample Sirup ABC Squash Delight Rasa leci
Kertas saring
Cara Kerja:
a)
Timbang dengan seksama 1-2 gram bahan pada sebuah botol
timbang bertutup yang sudah diketa
hui bobotnya. Untuk contoh berupa cairan, botol timbang dilengkapi
dengan pengaduk dan kertas saring berlipat.
b)
c)
d)
2. Kadar Abu
Tujuan:
Untuk mengetahui kadar abu dalam sample sirup ABC Squash
Delight rasa leci.
Dasar Prinsip:
3. KADAR GULA
Tujuan:
Penangas air
Pipet volume 25 ml, 50 ml, 10 ml
Erlenmeyer asah 250 ml
Corong
Standar corong
Buret
Labu semprot
Bahan
Sirup ABC Squash Delight Rasa leci
Pb-Asetat setengah basa
Na2HPO4 10%
(NH4)2HPO4 10%
Larutan luff
KI 20%
H2SO4 25%
Tio 0,1034 N
Aquadest
HCl 25%
NaOH 30%
Indikator kanji
Indikator PP
Kertas saring
Batu didih
Cara kerja:
Persiapan contoh:
1. Ditimbang 10 gram contoh sirup DHT kedalam gelas piala 100ml
2. Memasukkan kedalam labu ukur 100ml lalu dihimpitkan
3. Memipet 50ml larutan tersebut lalu dimasukkan kedalam labu ukur
250ml
4. Menambahkan kedalamnya 10ml Pb-asetat setengah basa
(berlebih). Setelah dikocok, diuji dengan meneteskan larutan NaHPO 4
10% bila telah cukup kelebihan Pb-asetat diendapkan sempurna
dengan ammonium hydrogen phosfat( 15ml) lalu dihimpitkan.
5. dikocok dan disimpan di air dingin selama 30menit sampai endapan
telah turun semua baru disaring. Saringn dipakai sebagai larutan
induk.
A. Kadar gula sebelum inverse
Memipet 10ml larutan induk kedalam Erlenmeyer asah berbatu didih.
Menambahkan 25ml larutan luff dan 15ml air (jumlah cairan 50ml)
kemudian dipasang pendingin tegak dan panaskan dengan api kecil.
Tepat pada 3 menit cairan harus sudah mulai mendidih. Dibiarkan
mendidih selama 10 menit tepat . didinginkan cepat-cepat. Lalu
ditambahkan 10 berlebih larutan KI 30% dan 25ml H 2SO4 25%. Dititar
dengan larutan tio 0,1034N sampai larutan berwarna kuning.
Ditambahkan indicator kanji dan dititar lagi sampai larutan berwarna
putih susu. Dilakukan penetapan blanko dengan 25ml aquadest dan
25ml larutan luff.
B. kadar gula sebelum inverse
Memipet 10 ml larutan induk kedalam labu ukur 100ml. menambahkan
5ml HCL 25% kemudian labu dimasukkan kedalam penangas air,
dipanaskan pada suhu 68 C-70 C (dalam labu dimasukkan
termometer). Diinversi selama 10 menit. Setelah diangkat dan
didinginkan dinetralkan dengan NaOH 30% (dipakai indicator PP) dan
dihimpitkan lalu dihomogenkan lalu dihomogenkan lalu memipet 10ml
Reaksi:
Abu + HCl Larut
Abu + HCl(p) + NaHCO3 Terbentuk gas CO2
Abu + HCl(p) + NaHCO3 + K4Fe(CN6)6 Jernih, tak berwarna.
Alat dan bahan:
Alat
Cawan
Pipet tetes
Pengaduk
Tabung reaksi
Standar corong
Neraca kasar
Kertas saring
Kasa
Gegep kayu
Bahan
Sirup ABC Squash Delight Rasa leci
HCl pekat 37%
Aquadest
NaHCO3
Kalium ferrosianida 1N
Cara kerja:
a) Abu bekas penetapan kadar abu dilarutkan dengan 15 tetes HCl pekat
b) Kemudian diencerkan dengan 10 ml aquadest
c) Menambahkan dengan 0,1 gram bikarbonat dan 1 tetes
kaliumferrosianida 1N
d) Mengamati perubahan yang terjadi, endapan dan kekeruhan
menandakan adanya logam berbahaya.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
= 56,97 %
B. SARAN
Untuk mencapai praktikum yang lebih baik, waktu harus
dipergunakan sebaik-baiknya serta para pembimbing lebih
memperhatikan keaktifan para praktikan dalam melakukan praktek
agar hasil praktikumnya tidak asal-asalan.
Jika masih ada yang kurang dalam Laporan ini, mohon diberi
petunjuk agar pada praktikum selanjutnya bisa lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Sirup
Dewan Standardisasi Nasional. 1998. SNI Sirup (SNI 01-3544-1994).
Dewan Standardisasi Nasional, Jakarta.
Posted in:
Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda
3 komentar:
Poskan Komentar
Search
Videos
Tags
Blog Archives
Statisik Blog`
Digital clock
.1 Latar Belakang
Gula sering kita jumpai pada kehidupan sehari hari dan biasanya
digunakan sebagai pemanis dalam membuat minuman seperti teh, kopi, susu dan
lain sebagainya gula juga bisa digunakan dalam pemanis untuk jajanan pasar
seperti dadar gulung, kelanting dan lain sebagainya. Gula banyak sekali macamnya
ada gula aren atau gula merah, gula pasir yang sering kita konsumsi, gula halus
untuk
pembuatan
roti.
Dari peryataan itulah maka kita dapat mempelajari kandungan gula pada suatu
makanan maupun minuman agar tidak terjadi kelebihan kadar gula dalam suatu
makanan atau minuman karena apa bila pada suatu makanan maupun minuman
terjadi kelebihan kadar gula dapat menyebabkan penyakit seperti diabetes,
penyakit jantung, merusak kekebalan tubuh, merusak hati, kencing manis dan lain
lain . Apa bila kita kekurangan gula kita juga dapat terkena penyakit seperti pusing,
lemas tidak ada tenaga.
menentukan kadar gula pada suatu zat makanan atau pun minuman dengan
menggunakan metode fehling dan metode luffI.2 Tujuan Percobaan
Adapun tujuan dari melakukan percobaan atau kegiatan ini adalah sebagai berikut:
Kita dapat mengunakan alat alat kimia yang tidak pernah kita ketahui
sebelumnya
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1
Secara Umum
Gula adalah suatu karbohidrat sederhana yang menjadi sumber energi. Gula
biasanya
dalam
bentuk
padat.
Gula
digunakan
untuk
mengubah rasa menjadi manis dalam makanan atau minuman. Gula sederhana,
seperti glukosa merupakan menyimpan energi yang akan digunakan oleh sel.
Gula sebagai sukrosa diperoleh dari nira tebu, bit gula, atau aren. Meskipun
demikian, terdapat sumber-sumber gula minor lainnya, seperti kelapa. Proses untuk
menghasilkan gula mencakup tahap ekstrasi (pemerasan) diikuti dengan pemurnian
melalui distilasi (penyulingan).
Negara-negara penghasil gula terbesar adalah negara-negara dengan iklim hangat
seperti Australia, Brasil, dan Thailand. Indonesia pernah menjadi produsen gula
utama dunia pada tahun 1930-an, namun kemudian tersaingi oleh industri gula
baru yang lebih efisien. Pada tahun 2001/2002 gula yang diproduksi di negara
berkembang dua kali lipat lebih banyak dibandingkan gula yang diproduksi negara
maju. Penghasil gula terbesar adalah Amerika Latin, negara-negara Karibia, dan
negara-negara Asia Timur.
[http://id.wikipedia.org/wiki/Gula]
HCOH HC--OH
HO- C ----H HO C----H Merah Bata
H---COH HC--OH
H-- C-- OH HC--OH
CH2OH CH2OH
Glukosa Asam Glukonat
(Gula Reduksi)
C. Dasar Analisa kadar Gula Reduksi
Pada prinsipnya penetapan kadar gula reduksi dengan metoda Munson
Walker secara Gravimetri adalah dengan menentukan banyaknya Kupro oksida
(Cu2O) yang terbentuk dari oksidasi reduksi Kupri Hidroksida (Cu(OH)2 dari
penguraian reagen Fehling dengan Gula reduksi , dengan dilakukan penimbangan
Kemudian bobot Cu2O yang diperoleh ekuivalen/ setara dengan gula reduksi
, yang ada dalam l;arutan sampel , dan dapat dilihat dalam Tabel Hammond
Adapun tahapan/langkah analisanya adalah sebagai berikut :
1. Persiapan Sampel
Tujuan perlakukan ini untuk memperluas permuakaan bahan, Sampel dihaluskan
dengan menggunakan Mortar sampai halus kemudian ditimbang dengan teliti
2. Hidrolisa
Sampel halus yang telah ditimbang dimasukkan ke dalam labu Erlenmeyer 300 ml,
dan ditambah dengan larutan HCl 30 % kemudian dipanaskan dalam water batch .
Kreteria yang digunakan untuk mendeteksi bahwa Hidrolisa berakhir (sempurna)
atau semua Sukrosa telah terhidrolisa sempurna adalah dilakukan pengecekan
dengann menggunakan reagen Selliwanof , jika larutan sampel menjadi berwarna
merah darah berarti hidrolisa dapat telah sempurna Jadi tujuan tahap ini adalah
untuk menghidrolisa Sukrosa menjadi Gula reduksi
Jadi tujuan tahap ini adalah untuk menghidrolisa Pati menjadi Gula reduksi
HCl
C12H22O11 C6H12O6 + C6H12O6.
Sukrosai Gula Reduksi
3. Penetralan
Tujuan tahap Netralisasi adalah untuk mentralkan sisa Asam Chlrida (HCl) dalam
sampel hasil hidrolisa. Penetralan digunakan larutan Natrium Hidroksida (NaOH)
konsentrasinya setara dengan konsentrasi HCl yang digunakan ndalam tahap
Hidrolisa. Sampel dikatakan telah netral, jika dilakukan pengecekan dengann Kertas
Indikator Universal (pH), akan menunjukkan pH 7,0
Adapun reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut :
HCl (sisa ) + NaOH NaCl + H2O
4. Redoks 1
Larutan sampel netral dilakukan Redoks dengan reagen Fehling dan dipanaskan
secara refluk selama 10 menit. Dalam tahap ini akan terjadi endapan merah bata
(Cu2O ) dan larutan berwarna biru
COOK COOK
H-C-O---Cu + H2O H-C-OH + Cu(OH)2
H-C-O H-C-OH Biru
COONa COONa
OO
C H + 2 Cu( OH )2 COH + 2 H2O +.Cu2O
HCOH HC--OH
HO- C ----H HO C----H Merah Bata
H---COH HC--OH
H-- C-- OH HC--OH
CH2OH CH2OH
Glukosa Asam Glukonat (Gula Reduksi)
5. Penyaringan
Endapan Kupro Oksida (Cu2O) yang diperoleh dari tahap Redoks, dilakukan
penyaringan dengan menggunakan kertas saring yang telah ditimbang terlebih
dahulu, penyaringan dapat dipercepat dengan menggunakan pompa vakum dalam
Corong (Krus) Gooch.
6 . Perlakuan blanko, pelaksanaannya sama dengan perlakuan sampel, tetapi hal ini
tidak menggunakan sampel, jadi cukup reagen Fehling dilakukan pemanasan secara
refluk, kemudian disaring dengann kertas saring yang telah ditentukan bobotnya
7. Gravimetri Endapan Cu2O dalam kertas saring , baik perlakuan sampel maupun
blanko dikeringkan dalam oven dengan suhu 105 oC , kemudian didinginkan dalam
Eksikator , Selanjutnya ditimbang dengan Neraca analitik yang sama dengan
penimbangan sampel maupun kertas saring. Selanjutnya banyaknya gula reduksi
dicari dalam Tabel Hammond berdasarkan bobot Cu2O (mg) yang diperoleh
[file://localhost/C:/Users/Lenovo/Downloads/ko%204%20gula/Dewi%20Barida
%20F..htm]
Gula sangat berguna bagi kehidupan kita sehari hari. Banyak sekali macam macam gula, berikut ini adalah gula yang bisa jadi penambah rasa manis. Berikut
beberapa di antaranya:
- Gula merah
Dibuat dari pemekatan nira bunga kelapa, aren, atau siwalan. Kandungan gula
merah adalah sukrosa 50 persen, glukosa, dan fruktosa.
- Gula alkohol
Disebut demikian karena dalam struktur kimianya mengandung banyak gugus
hidroksi (-OH). Gula alkohol juga merupakan bahan pembuat permen. Umumnya
nilai kalori gula alkohol lebih rendah daripada gula pasri, tapi jika dikonsumsi terlalu
berlebihan dapat menimbulkan efek laksatif atau sering buang air besar.
- Aspartam
Kemanisannya 200 kali sukrosa, sehingga penggunaannya sedikit sekali. Aspartam
terbuat dari dua jenis asam amino (protein), yaitu fenilalanin dan asam aspartat.
Gula ini sebaiknya tidak digunakan pada suhu tinggi karena asam aminonya akan
rusak.
- Sakarin
Merupakan pemanis nonnutrisi yang memiliki kemaniasn 300-400 kali sukrosa.
Kemampuan sakarin untuk membentuk larutan pekat dan kemanisannya sangat
tinggi, sehingga cenderung pahit.
- Siklamat
Pemanis buatan yang sering digunakan untuk membuat permen karet atau es krim.
Menurut beberapa studi, khususnya sakarin dan siklamat merupakan senyawa yang
bersifat karsinogenik (pemicu kanker).
- Gula stevia
Diperoleh dari ekstrak daun Stevia rebaudiana dan merupakan pemanis tidak
berkalori alami, sehingga aman dikonsumsi. Sayangnya, gula stevia meninggalkan
rasa pahit, meski dapat berkurang dengan meningkatnya kemurnian.
- Madu
Ini adalah sirop alami yang berasal dari sari bunga dan diisap oleh lebah yang
kemudian disimpan di sarangnya. Madu cukup menyehatkan dengan kandungan
gizi cukup kompleks seperti karbohidrat, protein asam amino, vitamin, dan mineral,
serta mudah diserap oleh sel-sel dan jaringan tubuh. Komposisi madu terdiri atas 34
persen glukosa, 41 persen fruktosa, 2,4 persen sukrosa, dan 18,3 persen air. Unsur
gula madu yang utama adalah fruktosa.
- Gula buah
Buah-buahan yang manis mengandung fruktosa. Konsumsi berlebihan juga dapat
meningkatkan kadar gula darah.
[http://oraboo.com/showthread.php?1323-Macam-Gula]
biasa
digunakan
menentukan
konsentrasi
dari reaktan. Karena pengukuran volum memainkan peranan penting dalam titrasi,
maka teknik ini juga dikenali dengan analisa volumetrik. Analisis titrimetri
merupakan satu dari bagian utama dari kimia analitik dan perhitungannya
berdasarkan hubungan stoikhiometri dari reaksi-reaksi kimia.
[http://id.wikipedia.org/wiki/Titrasi]
Kadar gula =
x 100%
Keterangan :
M sample setelah ditirasi dalam satuan gram
M sample dalam satuan gram
[http://id.wikipedia.org/wiki/Sirup]
Asam sulfat
Bentuk cair
tidak berwarna
tidak berbau
BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
a.
Minyak / lemak
b.
Alcohol 95 %
c.
KOH
d.
Indicator PP
e.
KOH alkoholis
f.
HCl 0,5 N
a.
Erlenmeyer
b.
Pendingin Tegak
c.
Buret
d.
Pemanas
e.
Pendingin balik
Setelah itu sambung dengan pendingin tegak dan panaskan sampai mendidih, dan
kocok kuat kuat untuk melarutkan asam lemak bebasnya.
Setelah dingin, titrasi dengan larutan KOH 0,1 N dengan memakai indicator PP.
Setelah itu disambung dengan pendingin balik dan didihkan selama 30 menit.
Pendahuluan
a.
Karbohidrat
Karbohidrat telah menjadi sumber energi utama untuk metabolisme pada manusia dan
alami maupun bahan yang ditambahkan. Karbohidrat meliputi lebih dari 90% dari berat kering
tanaman. Karbohidrat banyak tersedia dan murah. Penggunaannya sangat luas dan jumlah
penggunaannya cukup besar (Fennema 1996) baik untuk pemanis, pengental, penstabil, gelling
agents dan fat replacer (Christian dan Vaclavik 2003). Karbohidrat dapat dimodifikasi baik
secara kimia dan biokimia dan modifikasi itu digunakan untuk memperbaiki sifat dan
memperluas penggunaannya.
b.
. Struktur karbohidrat
Karbohidrat digunakan dalam kimia untuk senyawa dengan formula Cm(H2O)n, tetapi
kini rumus molekul itu tidak secara kaku digunakan untuk mendefinisikan karbohidrat (Kennedy
dan White 1988). Sebelumnya beberapa ahli kimia memasukkan formaldehid dan glikoaldehid
sebagai karbohidrat, namun sekarang istilah karbohidrat dalam biokimia, tidak mengikutsertakan
senyawa yang kurang dari tiga atom karbon. Southgate (1978) menggunakan definisi karbohidrat
sebagai senyawa yang tersusun oleh polihidroksi aldehid, keton, alkohol, asam dan turunan
sederhananya serta polimernya yang memiliki ikatan polimer tipe asetal. Menurut strukturnya
karbohidrat dapat dibagi menjadi kelompok sakarida: monosakarida, oligosakarida dan
polisakarida. Monosakarida adalah gula sederhana yang tidak dapat dipecah lagi menjadi
molekul yang lebih kecil dan monosakarida inilah yang menjadi unit penyusun dari oligosakarida
dan polisakarida. Oligosakarida dan polisakarida tersusun dari monosakarida yang dihubungkan
dengan ikatan glikosidik.5
a. Monosakarida
Monosakarida terdiri dari tiga sampai delapan karbon atom, tetapi umumnya hanya lima
atau enam yang biasa ditemukan. Biasanya monosakarida digolongkan berdasarkan jumlah atom
karbonnya, misalnya triosa (C3H6O3), tetrosa (C4H8O3), pentosa (C5H10O5) dan heksosa
(C6H12O6).
Dari golongan tersebut dapat dibagi lagi berdasarkan gugus fungsional yang ada, misalnya dari
golongan heksosa ada aminoheksosa (C6H13O5N), deoksiheksosa (C6H12O5) dan asam
heksuronat (C6H10O7). Contoh monosakarida adalah glukosa dan fruktosa.
b. Oligosakarida
Oligosakarida terdiri dari beberapa monosakarida (2-10) yang saling terikat oleh ikatan
glikosidik. Tetapi ada juga yang mengklasifikasikan sendiri karbohidrat dengan dua gugus gula
sebagai disakarida. Menurut Christian dan Vaclavik (2003) disakarida terdiri dari dua molekul
monosakarida yang bergabung dengan ikatan glikosidik. Contoh disakarida di pangan adalah
maltosa, selubiosa, dan sukrosa. Oligosakarida yang memiliki lebih dari tiga gugus gula
contohnya adalah rafinosa dan stakiosa.
c. Polisakarida
Polisakarida merupakan polimer dari gula sederhana yang tersusun atas lebih dari
sepuluh monomer gula sederhana. Contoh polisakarida di makanan adalah pati, pektin dan gum.
Ketiganya adalah polimer karbohidrat kompleks dengan sifat yang berbeda, tergantung unit gula
penyusunnya, tipe ikatan glikosidik dan derajat percabangan molekul.
II.
x 0.95 x 100 %
Bobot contoh (mg)
Keterangan:
Fp
III.
= Faktor Pengenceran
Refractometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur kadar / konsentrasi bahan
terlarut misalnya : Gula, Garam, Protein dsb. Refractometer bekerja berdasarkan prinsip
pemanfaatan refraksi cahaya. Kita disuguhkan dengan suatu pemandangan yang menurut kita
ajaib yaitu jika sebuah pensil dimasukkan dalam suatu air maka pensil tersebut akan kelihatan
bengkok. Kemudian jika air tersebut kita ganti dengan larutan gula maka pensil yang kita
celupkan tersebut akan semakin kelihatan berbengkok (berbengkok lebih tajam).
Hal tersebut diatas merupakan penjelasan secara singkat pengaruh refraksi cahaya,
dimana sudut refraksi ini dipengaruhi oleh besarnya konsentrasi larutan. Pensil dalam larutan
yang lebih besar rapat jenisnya / konsentrasinya akan berbengkok lebih tajam. Sudut
pembengkokan inilah yang kita kenal sebagai relative index. Untuk aplikasinya, suatu alat
refractometer akan ditera berdasarkan skala sesuai dengan penggunaannya. Misalnya :
Refractometer akan ditera dengan larutan gula jika digunakan untuk mengukur konsentrasi gula.
IV. Pembahasan
Gula
Gula adalah suatu karbohidrat sederhana yang menjadi sumber energi dan merupakan
oligosakarida, polimer dengan derajat polimerisasi 2-10 dan biasanya bersifat larut dalam air
yang terdiri dari dua molekul yaitu glukosa dan fruktosa. Gula memberikan flavor dan warna
melalui reaksi browning secara non enzimatis pada berbagai jenis makanan. Gula paling banyak
diperdagangkan dalam bentuk kristal sukrosa padat. Gula digunakan untuk mengubah rasa
menjadi manis dan keadaan makanan atau minuman. Dalam industri pangan, sukrosa diperoleh
dari bit atau tebu (Winarno 1997).
Inversi Sukrosa
Inversi sukrosa menghasilkan gula invert atau gula reduksi (glukosa dan fruktosa). Gula
invert akan mengkatalisis proses inversi sehingga kehilangan gula akan berjalan dengan cepat.
Menurut Parker (1987) dkk. Dalam kuswurj (2008) laju inersi sukrosa akan semakin besar pada
kondisi pH rendah dan temperatur tinggi dan berkurang pada pH tinggi (pH 7) dan temperatur
rendah. Laju inversi yang paling cepat adalah pada kondisi pH asam (pH 5) (Winarno 2007).
Luff Schoorl
Penentuan kadar glukosa dilakukan dengan cara menganalisis sampel melalui pendekatan
proksimat. Terdapat beberapa jenis metode yang dapat dilakukan untuk menentukan kadar gula
dalam suatu sampel. Salah satu metode yang paling mudah pelaksanaannya dan tidak
memerlukan biaya mahal adalah metode Luff Schoorl. Metode Luff Schoorl merupakan metode
yang digunakan untuk menentukan kandungan gula dalam sampel. Metode ini didasarkan pada
pengurangan ion tembaga (II) di media alkaline oleh gula dan kemudian kembali menjadi sisa
tembaga. Ion tembaga (II) yang diperoleh dari tembaga (II) sulfat dengan sodium karbonat di
sisa alkaline pH 9,3-9,4 dapat ditetapkan dengan metode ini. Pembentukan (II)-hidroksin dalam
alkaline
dimaksudkan
untuk
menghindari
asam
sitrun
dengan
penambahan
kompleksierungsmittel. Hasilnya, ion tembaga (II) akan larut menjadi tembaga (I) iodide
berkurang dan juga oksidasi iod menjadi yodium. Hasil akhirnya didapatkan yodium dari hasil
titrasi dengan sodium hidroksida (Anonim 2010).
Gula Pereduksi
Gula pereduksi yaitu monosakarida dan disakarida kecuali sukrosa dapat ditunjukkan
dengan pereaksi Fehling atau Benedict menghasilkan endapan merah bata (Cu2O). selain
pereaksi Benedict dan Fehling, gula pereduksi juga bereaksi positif dengan pereaksi Tollens
(Apriyanto et al 1989). Penentuan gula pereduksi selama ini dilakukan dengan metode
pengukuran konvensional seperti metode osmometri, polarimetri, dan refraktrometri maupun
berdasarkan reaksi gugus fungsional dari senyawa sakarida tersebut (seperti metode LuffSchoorl, Seliwanoff, Nelson-Somogyi dan lain-lain). Hasil analisisnya adalah kadar gula
pereduksi total dan tidak dapat menentukan gula pereduksi secara individual. Untuk
menganalisis kadar masing-masing dari gula pereduksi penyusun madu dapat dilakukan dengan
menggunakan metode Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCTK). Metode ini mempunyai
beberapa keuntungan antara lain dapat digunakan pada senyawa dengan bobot molekul besar dan
dapat dipakai untuk senyawa yang tidak tahan panas (Gritter et al 1991 dalam Swantara 1995).
ANGKA TABEL Penetapan Kadar gula menurut Luff-Schoorl:
ML Na2S2O3
Glukosa
Galaktosa
Laktosa
Maltose
1
2,4
2,7
3,6
3,9
2
4,8
5,5
7,3
7,8
3
7,2
8,3
11,0
11,7
4
9,7
11,2
14,7
15,6
5
12,2
14,1
18,4
19,6
6
14,7
17,0
22,1
23,5
7
17,2
20,0
25,8
27,5
8
19,8
23,0
29,5
31,5
9
22,4
26,0
33,2
35,5
10
25,0
29,0
37,0
39,5
11
27,6
32,0
40,8
43,5
12
30.0
35,0
44,6
47,5
13
33,0
38,1
48,4
51,6
14
35,7
41,2
52,2
55,7
15
38,5
44,4
56,0
59,8
16
41,3
47,6
59,9
63,9
17
44,2
50,8
63,8
68,0
18
47,1
54,0
67,7
72,2
19
50,0
57,3
71,7
76,5
20
52,1
60,7
75,7
80,9
21
56,1
64,2
79,8
85,4
22
59,1
67,7
83,9
90,0
23
62,2
71,3
88,0
94,6
Sumber : Standard Industri Indonesia, Departemen Perindustrian Republik Indonesia (1975)
V. Hasil Pengamatan
Bobot sampel
= 2.0039 gr
mL Blanko
= 40 mL
ml Sampel
= 36.30 mL
Faktor pengenceran
= 25 X
Perhitunagn :
Mg gula inverse :
(ml blanko ml sampel)=40-36.30 = 3.70 (lihat tabel luff)
Konversi mg gula (gula invertsi ) =(7.2-4.8)x(2.4-2.0)+4.8=5.76 mg gula inverstsi
Kadar karbohidrat :
KH = mg gula x fp x 100%
Mg sampel
KH = 5.76 x 25 x 100%
(2.0039x1000)
KH = 7.19%
Kadar Pati :
Kadar Pati = Kadar karbohidrat x 0.90
Kadar Pati = 7.19 x 0.90
Kadar Pati = 6.46%
VI. Kesimpulan
Dari hasil pengamatan Konversi mg gula (gula invertsi ) =(7.2-4.8)x(2.4-2.0)+4.8=5.76 mg gula
inverstsi. Kadar Karbohidrat diperoleh = 7,19%, sedangkan kadar pati diperoleh 6,46%.